Re: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-21 Terurut Topik M. Iqbal Makmur
Assalamualaikum

Saya banyak mendapatkan beberapa informasi tapi belum bisa membukanya 
ke milis terbuka. Mungkin Bung Fanny tertarik coba cari informasi 
tentang link IsLib. Anda pasti tidak akan kaget dengan gazhwul fikri 
yang ditebar jaringan Islib selama ini setelah melihat link mereka di 
Amerika.

Wassalam,

Iqbal--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Balibudu Armstrong 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang 
pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan 
dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkanquot; mozadeq dan 
Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada 
tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream 
terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian 
seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah 
jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan 
segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir 
atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian 
sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? 
Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan 
pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma 
aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel 
quality. Makasi deh atas tawarannya.
  Sampai jumpa.
 
 fany salamanya wrote: 
  Richie.. 
  kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. 
  Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, 
  mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog 
  dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita 
  sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak 
  dihargai. Tidak ada landasan berpijak. 
  Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa 
  sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang 
  mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak 
  menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi 
  tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA 
  BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) 
  adalah naif, norak dan gila.  Silahkan anda pergi ke 
  kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : 
  TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti 
  orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak 
  atau gila. 
  Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, 
  apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun 
  Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. 
  Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan 
  Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka 
  uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak 
  semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. 
  Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas 
  apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam 
  sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar 
  HMI dulu deh. hehe.. 
  dari yg lagi kepingin, 
  Fan GORONTALO 
  --- Balibudu Armstrong  [EMAIL PROTECTED] it  wrote: 
  
  
  [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: 
  IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 
  
  Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam 
  
  Oleh: Ulil Abshar-Abdalla 
  
  
  Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya 
  tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. 
  Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru 
  terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga 
  aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan 
  di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh 
  Islam. 
  
  Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. 
  Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan 
  dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu 
  kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam 
  tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. 
  Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah 
  Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam 
  Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat 
  salah, jelas tak masuk akal. 
  
  Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada 
  empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini 
  menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah 
  di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini 
  sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi 
  Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum 
  jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. 
  Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika 
  doktrin ini dihilangkan. 
  
  Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir 
  zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali 
  menggelikan. Setiap agama, dengan caranya 
  masing-masing, memandang dirinya sebagai 
  pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai 
  pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang 
  perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika 
  setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? 
   
  
  Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau 
  bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah 
  yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. 
  Doktrin ini tertanam kuat 

Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-21 Terurut Topik fany salamanya
Itu tawaran ngongngoto lo nyawa nunu, abis babaca te Ulil pe artikel. 
Hehe
Bagaimana mungkin ngoni so tua2 bagini mo iko LK Dasar. Bisa jadi pemateri dari 
anak-anak cabang bisa kalian patahkan argumennya.
Lanjut Kidu.
Salman Al-Fairisi dan Abu Darda adalah dua sahabat yang dipersaudarakan oleh 
Kanjeng Nabi.  Dua sahabat ini kemana-mana selalu bersama, namun cara pandang 
dan rasionalitas mereka terhadap Islam sangat bertolak belakang. Abu Darda yang 
konservatif, senang mengikuti gerak gerik Nabi, bahkan ketika Nabi berjalan 
sambil membungkukkan badannya ketika melewati sebuah ranting pohon, maka Abu 
Darda yang selalu berada di belakang Nabi pun ikut membungkukkan badannya walau 
ranting tersebut tidak mengena kepalanya karena tubuhnya yg lebih pendek dari 
Nabi. Dia melakukan ini karena cinta terhadap Nabi.  Beda dengan Salman yang 
berpikir Rasionalis. Beliau tidak akan membungkukkan badannya, jika ranting 
tersebut tidak akan mengena kepalanya. Maka Salman adalah seorang sahabat yang 
sangat pintar, jenius, berpikir maju, dan rasional. Nama Salman Al-Farisi 
diambil menjadi nama Masjid Kampus di IPB (?) (mohon klarifikasinya, karena 
saya agak lupa masjid tersebut dikampus
 mana), masjid tersebut bukan hanya tempat beribadah saja tetapi menjadi 
centre of exellence, banyak diskusi2 yang dilakukan di dalam masjid tersebut.
Betapapun rasionalis dan kritisnya Salman, beliau tetap taat terhadap perintah 
Nabi.  Jangankan meng-amandemen syahadat (pokok ISLAM), memandang wajah Nabi 
yang sementara berbicara saja mereka tidak mampu.
Sayyidina Ali ketika ditanya oleh Abdurrahman bin 'Auf : Wahai Ali, aku akan 
membaiatmu, jikalau sekiranya engkau menjalankan perintah ALLAH, NabiNYA, dan 
kedua orang sebelumnya (Abu Bakar dan Umar).  Ali menjawab : Tidak, aku hanya 
akan menjalankan perintah ALLAH, NabiNYa, dan menjalankan pemerintahan menurut 
caraku sendiri. Akhirnya Abdurrahman membaiat Utsman sebagai khalifah. Ali 
adalah orang Independen sekalipun mempunyai ketajaman pikiran yang tiada 
bandingannnya dari seluruh Sahabat Nabi. Baginya ALLAH dan RASULNYA adalah 
diatas segala-segalanya, itulah syahadat, yg dengan kalimat ini langit bumi dan 
seluruh isinya diciptakan, kalimat yang tidak akan berubah sampai akhir zaman.
Lebih ekstrim lagi Mansur Al-Hallaj, perkataannya subhaanii, la jubbatii 
illallah (maha suci aku, tiada yg dalam jubahku selain ALLAH), Abu Yazid 
Al-Bustami, atau Siti Jenar, yang mengaku Pangeran Sejati atau Sejati Mulyo 
atau Pangeran Gusti atau ALLAH. Namun mereka ini tidak pernah meng-amandemen 
syahadat, tidak pernah mengaku sebagai khataman anbiya. Sunan Giri berkata : 
Siti Jenar kafir dalam pandangan manusia, tetapi dia beriman disisi ALLAH.
Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, asma'ul husna saja 
tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala.
Motivasinya apa? Pingin menghancurkan Islam dari dalam? Kalau ingin membangun 
umat, bukan begitu caranya. Masih banyak masjid-masjid kosong di pelosok desa, 
yg hanya terisi ketika sholat jum'at saja. Masih banyak saudara-saudara kita 
Muslim yang buta huruf, miskin, terkebelakang, tidak berdaya, tidak bermoral. 
Sudah apa yg dilakukan JIL terhadap umat ini, beraninya hanya mengkritisi para 
ulama, namun tidak punya solusi yg konkrit, tidak punya konsep yang jelas, 
tidak punya undang-undang yang jelas.  Menurut si Ulil bahwa masing-masing 
individu (bukan hanya ALLAH, Nabi, Ulama, Negara) bisa membuat aturan sendiri, 
terus kalau antara aturan masing2 individu bertabrakan maka aturan mana yang 
menjadi pijakan sesungguhnya. Undang-undang saja saling tumpang tindih.
Nanti dilanjutkan Kidu waa, masih basusun data for tesis.

Fan GORONTALO




- Pesan Asli 
Dari: Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Cc: gorontalomaju2020@yahoogroups.com gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 3:35:14
Topik: RE: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam









  



Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang 
pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam 
amandemen syahadat yg quot;membenarkan quot; mozadeq dan Ghulam bersama 
ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut 
arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar 
bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa 
kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum 
muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah 
berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian 
sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa 
perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson 
bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak 
ada waktu buat bikin reorg di hotel

Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-21 Terurut Topik fany salamanya
Sejak dibukanya situs ini permulaan tahun 2000/01, saya memang mengikutinya 
terus. Awalnya situs ini bagus, artikel2 menarik, menambah iman, memperluas 
wawasan, memperkuat tolerasi antara sesama agama.
Namun sejak si Ulil didekati Amerika, bahkan sampai disekolahkan disana (sampe 
sekarang), maka artikel-artikelnya berubah total, laksana air bah, inilah 
FITNAH AKHIR ZAMAN bung Iqbal. Makanya saya tidak kaget.

Salam Damai tapi tangan ini ingin bapukul, Hehe
Fan GORONTALO



- Pesan Asli 
Dari: M. Iqbal Makmur [EMAIL PROTECTED]
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 11:41:39
Topik: Re: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam









  



Assalamualaikum



Saya banyak mendapatkan beberapa informasi tapi belum bisa membukanya 

ke milis terbuka. Mungkin Bung Fanny tertarik coba cari informasi 

tentang link IsLib. Anda pasti tidak akan kaget dengan gazhwul fikri 

yang ditebar jaringan Islib selama ini setelah melihat link mereka di 

Amerika.



Wassalam,



Iqbal--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Balibudu Armstrong 

[EMAIL PROTECTED] . wrote:



 Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang 

pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan 

dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkan quot; mozadeq dan 

Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada 

tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream 

terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian 

seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah 

jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan 

segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir 

atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian 

sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? 

Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan 

pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma 

aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel 

quality. Makasi deh atas tawarannya.

  Sampai jumpa.

 

 fany salamanya wrote: 

  Richie.. 

  kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. 

  Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, 

  mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog 

  dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita 

  sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak 

  dihargai. Tidak ada landasan berpijak. 

  Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa 

  sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang 

  mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak 

  menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi 

  tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA 

  BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) 

  adalah naif, norak dan gila.  Silahkan anda pergi ke 

  kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : 

  TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti 

  orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak 

  atau gila. 

  Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, 

  apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun 

  Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. 

  Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan 

  Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka 

  uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak 

  semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. 

  Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas 

  apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam 

  sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar 

  HMI dulu deh. hehe.. 

  dari yg lagi kepingin, 

  Fan GORONTALO 

  --- Balibudu Armstrong  [EMAIL PROTECTED] it  wrote: 

  

  

  [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: 

  IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 

  

  Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam 

  

  Oleh: Ulil Abshar-Abdalla 

  

  

  Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya 

  tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. 

  Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru 

  terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga 

  aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan 

  di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh 

  Islam. 

  

  Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. 

  Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan 

  dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu 

  kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam 

  tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. 

  Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah 

  Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam 

  Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat 

  salah, jelas tak masuk akal. 

  

  Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada 

  empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini 

  menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah 

  di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin

FW: Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-21 Terurut Topik Balibudu Armstrong
K fany. Kemuliaan nabi terhadap sesama manusia adalah cahaya penuntun 
kebersamaan segala umat. Mempersaudarakan muhajirin dan ansor. Bahkan mau 
berunding dgn kaum yahudi. kita mendngar riwayat ketika nabi berdiri ketika 
iringan jenazah yahudi lewat di dpan beliau dan sahabatnya. Memberi makan dgn 
rutin pengemis yg selalu mencela beliau. Dan bnyak lgi. Sungguh ahlak yg tiada 
bandingannya. Para kafirun yg belum bertemu beliau selalu mencela langsung 
berubah anggapan ketika bertemu dgn baginda nabi. Tak kenal maka tak ngerti 
(^_^). Apakah pernah mempir kajian mereka? Atw hnya mndgar berbgai gunjngan xg 
sebgian secuil nan distorsif? Memang di artikel2 jil bnyak xg ekstrim. Disebkan 
stndpoint yg brbeda hingga membuat persepsi2 yg beragam. K fany, jil hanya dgn 
artikel tanpa gerakan membadak adalah sikap quot;kesantunanquot; islam yg 
merupakan agama rahmat seluruh alam.  Mengedpankan bahwa islam adalah agama yg 
penuh kedamaian dan toleran.  tdk pernah
 memaksa dan mngajak orng utk murtad ke kyakinan yg lain meski beqbicra 
pluralism. Karna islam percaya bahwa hidayah hanya dari Allah. Dan rasulullah 
pun hanya menyampaikan risalh. Kebenaran yg mutlak ada padaNYA.  Tanpa 
memaksakan kbnaran dgn kekerasan dan penindasan. Islam adalah agama xang teduh 
penuh kdamaian. Brsmbng


- Original Message -
Subject: Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam 
Islam
Date: Mon, 21 Jan 2008 11:42:51
From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED]
To:  gorontalomaju2020@yahoogroups.com

Itu tawaran ngongngoto lo nyawa nunu, abis babaca te Ulil pe 
artikel. Hehe Bagaimana mungkin ngoni so tua2 bagini mo iko LK Dasar. Bisa 
jadi pemateri dari anak-anak cabang bisa kalian patahkan argumennya. Lanjut 
Kidu. Salman Al-Fairisi dan Abu Darda adalah dua sahabat yang 
dipersaudarakan oleh Kanjeng Nabi.  Dua sahabat ini kemana-mana selalu bersama, 
namun cara pandang dan rasionalitas mereka terhadap Islam sangat bertolak 
belakang. Abu Darda yang konservatif, senang mengikuti gerak gerik Nabi, bahkan 
ketika Nabi berjalan sambil membungkukkan badannya ketika melewati sebuah 
ranting pohon, maka Abu Darda yang selalu berada di belakang Nabi pun ikut 
membungkukkan badannya walau ranting
 tersebut tidak mengena kepalanya karena tubuhnya yg lebih pendek dari Nabi. 
Dia melakukan ini karena cinta terhadap Nabi.  Beda dengan Salman yang berpikir 
Rasionalis. Beliau tidak akan membungkukkan badannya, jika ranting tersebut 
tidak akan mengena kepalanya. Maka Salman adalah seorang sahabat yang sangat 
pintar, jenius, berpikir maju, dan rasional. Nama Salman Al-Farisi diambil 
menjadi nama Masjid Kampus di IPB (?) (mohon klarifikasinya, karena saya agak 
lupa masjid tersebut dikampus mana), masjid tersebut bukan hanya tempat 
beribadah saja tetapi menjadi centre of exellence, banyak diskusi2 yang 
dilakukan di dalam masjid tersebut. Betapapun rasionalis dan kritisnya Salman, 
beliau tetap taat terhadap perintah Nabi.  Jangankan meng-amandemen syahadat 
(pokok ISLAM), memandang wajah Nabi yang sementara berbicara saja mereka tidak 
mampu. Sayyidina Ali ketika ditanya oleh Abdurrahman bin 'Auf : Wahai Ali, aku 
akan membaiatmu, jikalau
 sekiranya engkau menjalankan perintah ALLAH, NabiNYA, dan kedua orang 
sebelumnya (Abu Bakar dan Umar).  Ali menjawab : Tidak, aku hanya akan 
menjalankan perintah ALLAH, NabiNYa, dan menjalankan pemerintahan menurut 
caraku sendiri. Akhirnya Abdurrahman membaiat Utsman sebagai khalifah. Ali 
adalah orang Independen sekalipun mempunyai ketajaman pikiran yang tiada 
bandingannnya dari seluruh Sahabat Nabi. Baginya ALLAH dan RASULNYA adalah 
diatas segala-segalanya, itulah syahadat, yg dengan kalimat ini langit bumi dan 
seluruh isinya diciptakan, kalimat yang tidak akan berubah sampai akhir zaman. 
Lebih ekstrim lagi Mansur Al-Hallaj, perkataannya subhaanii, la jubbatii 
illallah (maha suci aku, tiada yg dalam jubahku selain ALLAH), Abu Yazid 
Al-Bustami, atau Siti Jenar, yang mengaku Pangeran Sejati atau Sejati Mulyo 
atau Pangeran Gusti atau ALLAH. Namun mereka ini tidak pernah meng-amandemen 
syahadat, tidak pernah mengaku sebagai khataman anbiya. Sunan
 Giri berkata : Siti Jenar kafir dalam pandangan manusia, tetapi dia beriman 
disisi ALLAH. Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, 
asma'ul husna saja tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala. 
Motivasinya apa? Pingin menghancurkan Islam dari dalam? Kalau ingin membangun 
umat, bukan begitu caranya. Masih banyak masjid-masjid kosong di pelosok desa, 
yg hanya terisi ketika sholat jum'at saja. Masih banyak saudara-saudara kita 
Muslim yang buta huruf, miskin, terkebelakang, tidak berdaya, tidak bermoral. 
Sudah apa yg dilakukan JIL terhadap umat ini, beraninya hanya mengkritisi para 
ulama, namun tidak punya solusi yg konkrit, tidak punya konsep yang jelas, 
tidak punya undang-undang yang jelas.  Menurut si Ulil bahwa masing-masing 
individu (bukan hanya ALLAH, Nabi, Ulama

Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-20 Terurut Topik fany salamanya
Richie..
kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam.
Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak,
mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog
dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita
sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak
dihargai. Tidak ada landasan berpijak.
Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa
sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang
mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak
menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi
tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA
BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4)
adalah naif, norak dan gila.  Silahkan anda pergi ke
kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca :
TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti
orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak
atau gila.
Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya,
apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun
Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu.
Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan
Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka
uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak
semua orang punya tingkat kefahaman yg sama.
Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas
apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam
sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar
HMI dulu deh. hehe..

dari yg lagi kepingin,
Fan GORONTALO


--- Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 [EMAIL PROTECTED] ha scritto:
 IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008
 
 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
 
 Oleh: Ulil Abshar-Abdalla
 
 
 Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya
 tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu.
 Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru
 terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga
 aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan
 di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh
 Islam. 
 
 Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah.
 Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan
 dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu
 kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam
 tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama.
 Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah
 Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam
 Katolik]) sebagai infallible, tidak bisa berbuat
 salah, jelas tak masuk akal.
 
 Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada
 empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini
 menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah
 di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini
 sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi
 Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum
 jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu.
 Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika
 doktrin ini dihilangkan. 
 
 Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir
 zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali
 menggelikan. Setiap agama, dengan caranya
 masing-masing, memandang dirinya sebagai
 pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai
 pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang
 perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika
 setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi?
  
 
 Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau
 bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah
 yang disebut sebagai doktrin supersesionisme.
 Doktrin ini tertanam kuat dalam psike dan mindset
 umat Islam. Doktrin ini tak lain adalah cerminan
 keangkuhan sebuah agama. Kehadiran agama tidak
 terlalu penting dipandang sebagai negasi atas
 agama lain. Agama-agama saling melengkapi satu
 terhadap yang lain. Kristen bisa belajar dari Islam,
 Islam bisa belajar dari Yahudi, Yahudi bisa belajar
 dari tradisi-tradisi timur, dan begitulah
 seterusnya.
 
 Lima, doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul
 ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah
 dengan rajin kerap dipandang lebih Muslim
 ketimbang mereka yang bekerja untuk kemanusiaan,
 hanya karena mereka tidak beribadah secara rutin.
 Agama bisa ditempuh dengan banyak cara, antara lain
 melalui pengabdian kepada kemanusiaan.
 
 Enam, doktrin bahwa mereka yang tidak mengikuti
 jalan Islam atau agama orang berangkutan adalah
 kafir. Ini mekanisme yang nyaris standar dalam
 semua agama. Semua agama cenderung memandang bahwa
 mereka yang ada di luar lingkaran penyelamatan
 adalah domba-domba sesat. Doktrin ini, sekali lagi,
 cerminan dari arogansi sebuah agama tertentu. Sudah
 jelas bahwa jalan keselamatan adalah banyak sekali.
 
 Tujuh, berkaitan dengan doktrin sebelumya, ada
 doktrin lain yang biasanya bekerja dalam lingkaran
 internal masing-masing agama. Dalam Islam, ada
 doktrin tentang sekte yang diselamatkan, al-firqah
 al-najiyah. Kelompok yang menyebut dirinya
 ahlussunnah wal-jamaah memandang dirinya sebagai
 satu-satunya kelompok dalam Islam yang masuk sorga,
 sementara kelompok lain sesat. Begitu juga kelompok
 Syiah memandang dirinya sebagai satu-satunya
 kelompok yang selamat, selebihnya sesat. Doktrin ini
 

RE: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam

2008-01-20 Terurut Topik Balibudu Armstrong
Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang pandangannya 
apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam amandemen syahadat 
yg quot;membenarkanquot; mozadeq dan Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. 
K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam 
mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian 
seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah jendral 
bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan segala 
ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir atas sikap2 
arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian sudah di forward. 
Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa perpecahan hmi, akbar 
tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg 
figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin 
reorg di hotel quality. Makasi deh atas tawarannya.
 Sampai jumpa.

fany salamanya wrote: 
 Richie.. 
 kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. 
 Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, 
 mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog 
 dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita 
 sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak 
 dihargai. Tidak ada landasan berpijak. 
 Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa 
 sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang 
 mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak 
 menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi 
 tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA 
 BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) 
 adalah naif, norak dan gila.  Silahkan anda pergi ke 
 kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : 
 TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti 
 orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak 
 atau gila. 
 Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, 
 apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun 
 Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. 
 Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan 
 Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka 
 uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak 
 semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. 
 Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas 
 apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam 
 sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar 
 HMI dulu deh. hehe.. 
 dari yg lagi kepingin, 
 Fan GORONTALO 
 --- Balibudu Armstrong  [EMAIL PROTECTED] it  wrote: 
 
 
 [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: 
 IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 
 
 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam 
 
 Oleh: Ulil Abshar-Abdalla 
 
 
 Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya 
 tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. 
 Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru 
 terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga 
 aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan 
 di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh 
 Islam. 
 
 Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. 
 Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan 
 dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu 
 kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam 
 tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. 
 Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah 
 Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam 
 Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat 
 salah, jelas tak masuk akal. 
 
 Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada 
 empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini 
 menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah 
 di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini 
 sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi 
 Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum 
 jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. 
 Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika 
 doktrin ini dihilangkan. 
 
 Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir 
 zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali 
 menggelikan. Setiap agama, dengan caranya 
 masing-masing, memandang dirinya sebagai 
 pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai 
 pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang 
 perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika 
 setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? 
  
 
 Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau 
 bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah 
 yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. 
 Doktrin ini tertanam kuat dalam psike dan mindset 
 umat Islam. Doktrin ini tak lain adalah cerminan 
 keangkuhan sebuah agama. Kehadiran agama tidak 
 terlalu penting dipandang sebagai negasi atas 
 agama lain. Agama-agama saling melengkapi satu 
 terhadap yang lain. Kristen bisa belajar dari Islam, 
 Islam bisa belajar dari Yahudi, Yahudi bisa belajar 
 dari tradisi-tradisi timur, dan begitulah 
 seterusnya. 
 
 Lima, doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul 
 ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah 
 dengan