Re: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
Assalamualaikum Saya banyak mendapatkan beberapa informasi tapi belum bisa membukanya ke milis terbuka. Mungkin Bung Fanny tertarik coba cari informasi tentang link IsLib. Anda pasti tidak akan kaget dengan gazhwul fikri yang ditebar jaringan Islib selama ini setelah melihat link mereka di Amerika. Wassalam, Iqbal--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkanquot; mozadeq dan Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel quality. Makasi deh atas tawarannya. Sampai jumpa. fany salamanya wrote: Richie.. kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak dihargai. Tidak ada landasan berpijak. Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) adalah naif, norak dan gila. Silahkan anda pergi ke kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak atau gila. Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar HMI dulu deh. hehe.. dari yg lagi kepingin, Fan GORONTALO --- Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] it wrote: [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Oleh: Ulil Abshar-Abdalla Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh Islam. Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat salah, jelas tak masuk akal. Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika doktrin ini dihilangkan. Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali menggelikan. Setiap agama, dengan caranya masing-masing, memandang dirinya sebagai pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. Doktrin ini tertanam kuat
Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
Itu tawaran ngongngoto lo nyawa nunu, abis babaca te Ulil pe artikel. Hehe Bagaimana mungkin ngoni so tua2 bagini mo iko LK Dasar. Bisa jadi pemateri dari anak-anak cabang bisa kalian patahkan argumennya. Lanjut Kidu. Salman Al-Fairisi dan Abu Darda adalah dua sahabat yang dipersaudarakan oleh Kanjeng Nabi. Dua sahabat ini kemana-mana selalu bersama, namun cara pandang dan rasionalitas mereka terhadap Islam sangat bertolak belakang. Abu Darda yang konservatif, senang mengikuti gerak gerik Nabi, bahkan ketika Nabi berjalan sambil membungkukkan badannya ketika melewati sebuah ranting pohon, maka Abu Darda yang selalu berada di belakang Nabi pun ikut membungkukkan badannya walau ranting tersebut tidak mengena kepalanya karena tubuhnya yg lebih pendek dari Nabi. Dia melakukan ini karena cinta terhadap Nabi. Beda dengan Salman yang berpikir Rasionalis. Beliau tidak akan membungkukkan badannya, jika ranting tersebut tidak akan mengena kepalanya. Maka Salman adalah seorang sahabat yang sangat pintar, jenius, berpikir maju, dan rasional. Nama Salman Al-Farisi diambil menjadi nama Masjid Kampus di IPB (?) (mohon klarifikasinya, karena saya agak lupa masjid tersebut dikampus mana), masjid tersebut bukan hanya tempat beribadah saja tetapi menjadi centre of exellence, banyak diskusi2 yang dilakukan di dalam masjid tersebut. Betapapun rasionalis dan kritisnya Salman, beliau tetap taat terhadap perintah Nabi. Jangankan meng-amandemen syahadat (pokok ISLAM), memandang wajah Nabi yang sementara berbicara saja mereka tidak mampu. Sayyidina Ali ketika ditanya oleh Abdurrahman bin 'Auf : Wahai Ali, aku akan membaiatmu, jikalau sekiranya engkau menjalankan perintah ALLAH, NabiNYA, dan kedua orang sebelumnya (Abu Bakar dan Umar). Ali menjawab : Tidak, aku hanya akan menjalankan perintah ALLAH, NabiNYa, dan menjalankan pemerintahan menurut caraku sendiri. Akhirnya Abdurrahman membaiat Utsman sebagai khalifah. Ali adalah orang Independen sekalipun mempunyai ketajaman pikiran yang tiada bandingannnya dari seluruh Sahabat Nabi. Baginya ALLAH dan RASULNYA adalah diatas segala-segalanya, itulah syahadat, yg dengan kalimat ini langit bumi dan seluruh isinya diciptakan, kalimat yang tidak akan berubah sampai akhir zaman. Lebih ekstrim lagi Mansur Al-Hallaj, perkataannya subhaanii, la jubbatii illallah (maha suci aku, tiada yg dalam jubahku selain ALLAH), Abu Yazid Al-Bustami, atau Siti Jenar, yang mengaku Pangeran Sejati atau Sejati Mulyo atau Pangeran Gusti atau ALLAH. Namun mereka ini tidak pernah meng-amandemen syahadat, tidak pernah mengaku sebagai khataman anbiya. Sunan Giri berkata : Siti Jenar kafir dalam pandangan manusia, tetapi dia beriman disisi ALLAH. Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, asma'ul husna saja tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala. Motivasinya apa? Pingin menghancurkan Islam dari dalam? Kalau ingin membangun umat, bukan begitu caranya. Masih banyak masjid-masjid kosong di pelosok desa, yg hanya terisi ketika sholat jum'at saja. Masih banyak saudara-saudara kita Muslim yang buta huruf, miskin, terkebelakang, tidak berdaya, tidak bermoral. Sudah apa yg dilakukan JIL terhadap umat ini, beraninya hanya mengkritisi para ulama, namun tidak punya solusi yg konkrit, tidak punya konsep yang jelas, tidak punya undang-undang yang jelas. Menurut si Ulil bahwa masing-masing individu (bukan hanya ALLAH, Nabi, Ulama, Negara) bisa membuat aturan sendiri, terus kalau antara aturan masing2 individu bertabrakan maka aturan mana yang menjadi pijakan sesungguhnya. Undang-undang saja saling tumpang tindih. Nanti dilanjutkan Kidu waa, masih basusun data for tesis. Fan GORONTALO - Pesan Asli Dari: Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Cc: gorontalomaju2020@yahoogroups.com gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 3:35:14 Topik: RE: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkan quot; mozadeq dan Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel
Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
Sejak dibukanya situs ini permulaan tahun 2000/01, saya memang mengikutinya terus. Awalnya situs ini bagus, artikel2 menarik, menambah iman, memperluas wawasan, memperkuat tolerasi antara sesama agama. Namun sejak si Ulil didekati Amerika, bahkan sampai disekolahkan disana (sampe sekarang), maka artikel-artikelnya berubah total, laksana air bah, inilah FITNAH AKHIR ZAMAN bung Iqbal. Makanya saya tidak kaget. Salam Damai tapi tangan ini ingin bapukul, Hehe Fan GORONTALO - Pesan Asli Dari: M. Iqbal Makmur [EMAIL PROTECTED] Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 11:41:39 Topik: Re: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Assalamualaikum Saya banyak mendapatkan beberapa informasi tapi belum bisa membukanya ke milis terbuka. Mungkin Bung Fanny tertarik coba cari informasi tentang link IsLib. Anda pasti tidak akan kaget dengan gazhwul fikri yang ditebar jaringan Islib selama ini setelah melihat link mereka di Amerika. Wassalam, Iqbal--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] . wrote: Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkan quot; mozadeq dan Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel quality. Makasi deh atas tawarannya. Sampai jumpa. fany salamanya wrote: Richie.. kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak dihargai. Tidak ada landasan berpijak. Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) adalah naif, norak dan gila. Silahkan anda pergi ke kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak atau gila. Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar HMI dulu deh. hehe.. dari yg lagi kepingin, Fan GORONTALO --- Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] it wrote: [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Oleh: Ulil Abshar-Abdalla Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh Islam. Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat salah, jelas tak masuk akal. Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin
FW: Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
K fany. Kemuliaan nabi terhadap sesama manusia adalah cahaya penuntun kebersamaan segala umat. Mempersaudarakan muhajirin dan ansor. Bahkan mau berunding dgn kaum yahudi. kita mendngar riwayat ketika nabi berdiri ketika iringan jenazah yahudi lewat di dpan beliau dan sahabatnya. Memberi makan dgn rutin pengemis yg selalu mencela beliau. Dan bnyak lgi. Sungguh ahlak yg tiada bandingannya. Para kafirun yg belum bertemu beliau selalu mencela langsung berubah anggapan ketika bertemu dgn baginda nabi. Tak kenal maka tak ngerti (^_^). Apakah pernah mempir kajian mereka? Atw hnya mndgar berbgai gunjngan xg sebgian secuil nan distorsif? Memang di artikel2 jil bnyak xg ekstrim. Disebkan stndpoint yg brbeda hingga membuat persepsi2 yg beragam. K fany, jil hanya dgn artikel tanpa gerakan membadak adalah sikap quot;kesantunanquot; islam yg merupakan agama rahmat seluruh alam. Mengedpankan bahwa islam adalah agama yg penuh kedamaian dan toleran. tdk pernah memaksa dan mngajak orng utk murtad ke kyakinan yg lain meski beqbicra pluralism. Karna islam percaya bahwa hidayah hanya dari Allah. Dan rasulullah pun hanya menyampaikan risalh. Kebenaran yg mutlak ada padaNYA. Tanpa memaksakan kbnaran dgn kekerasan dan penindasan. Islam adalah agama xang teduh penuh kdamaian. Brsmbng - Original Message - Subject: Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Date: Mon, 21 Jan 2008 11:42:51 From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Itu tawaran ngongngoto lo nyawa nunu, abis babaca te Ulil pe artikel. Hehe Bagaimana mungkin ngoni so tua2 bagini mo iko LK Dasar. Bisa jadi pemateri dari anak-anak cabang bisa kalian patahkan argumennya. Lanjut Kidu. Salman Al-Fairisi dan Abu Darda adalah dua sahabat yang dipersaudarakan oleh Kanjeng Nabi. Dua sahabat ini kemana-mana selalu bersama, namun cara pandang dan rasionalitas mereka terhadap Islam sangat bertolak belakang. Abu Darda yang konservatif, senang mengikuti gerak gerik Nabi, bahkan ketika Nabi berjalan sambil membungkukkan badannya ketika melewati sebuah ranting pohon, maka Abu Darda yang selalu berada di belakang Nabi pun ikut membungkukkan badannya walau ranting tersebut tidak mengena kepalanya karena tubuhnya yg lebih pendek dari Nabi. Dia melakukan ini karena cinta terhadap Nabi. Beda dengan Salman yang berpikir Rasionalis. Beliau tidak akan membungkukkan badannya, jika ranting tersebut tidak akan mengena kepalanya. Maka Salman adalah seorang sahabat yang sangat pintar, jenius, berpikir maju, dan rasional. Nama Salman Al-Farisi diambil menjadi nama Masjid Kampus di IPB (?) (mohon klarifikasinya, karena saya agak lupa masjid tersebut dikampus mana), masjid tersebut bukan hanya tempat beribadah saja tetapi menjadi centre of exellence, banyak diskusi2 yang dilakukan di dalam masjid tersebut. Betapapun rasionalis dan kritisnya Salman, beliau tetap taat terhadap perintah Nabi. Jangankan meng-amandemen syahadat (pokok ISLAM), memandang wajah Nabi yang sementara berbicara saja mereka tidak mampu. Sayyidina Ali ketika ditanya oleh Abdurrahman bin 'Auf : Wahai Ali, aku akan membaiatmu, jikalau sekiranya engkau menjalankan perintah ALLAH, NabiNYA, dan kedua orang sebelumnya (Abu Bakar dan Umar). Ali menjawab : Tidak, aku hanya akan menjalankan perintah ALLAH, NabiNYa, dan menjalankan pemerintahan menurut caraku sendiri. Akhirnya Abdurrahman membaiat Utsman sebagai khalifah. Ali adalah orang Independen sekalipun mempunyai ketajaman pikiran yang tiada bandingannnya dari seluruh Sahabat Nabi. Baginya ALLAH dan RASULNYA adalah diatas segala-segalanya, itulah syahadat, yg dengan kalimat ini langit bumi dan seluruh isinya diciptakan, kalimat yang tidak akan berubah sampai akhir zaman. Lebih ekstrim lagi Mansur Al-Hallaj, perkataannya subhaanii, la jubbatii illallah (maha suci aku, tiada yg dalam jubahku selain ALLAH), Abu Yazid Al-Bustami, atau Siti Jenar, yang mengaku Pangeran Sejati atau Sejati Mulyo atau Pangeran Gusti atau ALLAH. Namun mereka ini tidak pernah meng-amandemen syahadat, tidak pernah mengaku sebagai khataman anbiya. Sunan Giri berkata : Siti Jenar kafir dalam pandangan manusia, tetapi dia beriman disisi ALLAH. Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, asma'ul husna saja tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala. Motivasinya apa? Pingin menghancurkan Islam dari dalam? Kalau ingin membangun umat, bukan begitu caranya. Masih banyak masjid-masjid kosong di pelosok desa, yg hanya terisi ketika sholat jum'at saja. Masih banyak saudara-saudara kita Muslim yang buta huruf, miskin, terkebelakang, tidak berdaya, tidak bermoral. Sudah apa yg dilakukan JIL terhadap umat ini, beraninya hanya mengkritisi para ulama, namun tidak punya solusi yg konkrit, tidak punya konsep yang jelas, tidak punya undang-undang yang jelas. Menurut si Ulil bahwa masing-masing individu (bukan hanya ALLAH, Nabi, Ulama
Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
Richie.. kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak dihargai. Tidak ada landasan berpijak. Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) adalah naif, norak dan gila. Silahkan anda pergi ke kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak atau gila. Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar HMI dulu deh. hehe.. dari yg lagi kepingin, Fan GORONTALO --- Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] wrote: [EMAIL PROTECTED] ha scritto: IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Oleh: Ulil Abshar-Abdalla Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh Islam. Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam Katolik]) sebagai infallible, tidak bisa berbuat salah, jelas tak masuk akal. Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika doktrin ini dihilangkan. Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali menggelikan. Setiap agama, dengan caranya masing-masing, memandang dirinya sebagai pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. Doktrin ini tertanam kuat dalam psike dan mindset umat Islam. Doktrin ini tak lain adalah cerminan keangkuhan sebuah agama. Kehadiran agama tidak terlalu penting dipandang sebagai negasi atas agama lain. Agama-agama saling melengkapi satu terhadap yang lain. Kristen bisa belajar dari Islam, Islam bisa belajar dari Yahudi, Yahudi bisa belajar dari tradisi-tradisi timur, dan begitulah seterusnya. Lima, doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah dengan rajin kerap dipandang lebih Muslim ketimbang mereka yang bekerja untuk kemanusiaan, hanya karena mereka tidak beribadah secara rutin. Agama bisa ditempuh dengan banyak cara, antara lain melalui pengabdian kepada kemanusiaan. Enam, doktrin bahwa mereka yang tidak mengikuti jalan Islam atau agama orang berangkutan adalah kafir. Ini mekanisme yang nyaris standar dalam semua agama. Semua agama cenderung memandang bahwa mereka yang ada di luar lingkaran penyelamatan adalah domba-domba sesat. Doktrin ini, sekali lagi, cerminan dari arogansi sebuah agama tertentu. Sudah jelas bahwa jalan keselamatan adalah banyak sekali. Tujuh, berkaitan dengan doktrin sebelumya, ada doktrin lain yang biasanya bekerja dalam lingkaran internal masing-masing agama. Dalam Islam, ada doktrin tentang sekte yang diselamatkan, al-firqah al-najiyah. Kelompok yang menyebut dirinya ahlussunnah wal-jamaah memandang dirinya sebagai satu-satunya kelompok dalam Islam yang masuk sorga, sementara kelompok lain sesat. Begitu juga kelompok Syiah memandang dirinya sebagai satu-satunya kelompok yang selamat, selebihnya sesat. Doktrin ini
RE: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam
Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam amandemen syahadat yg quot;membenarkanquot; mozadeq dan Ghulam bersama ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak ada waktu buat bikin reorg di hotel quality. Makasi deh atas tawarannya. Sampai jumpa. fany salamanya wrote: Richie.. kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak dihargai. Tidak ada landasan berpijak. Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) adalah naif, norak dan gila. Silahkan anda pergi ke kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak atau gila. Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar HMI dulu deh. hehe.. dari yg lagi kepingin, Fan GORONTALO --- Balibudu Armstrong [EMAIL PROTECTED] it wrote: [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam Oleh: Ulil Abshar-Abdalla Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga aura agama itu agar tampak angker dan menakutkan di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh Islam. Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam Katolik]) sebagai infallible , tidak bisa berbuat salah, jelas tak masuk akal. Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini menjadi hallmark dari sekte Ahlussunnah waljamaah di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika doktrin ini dihilangkan. Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman. Doktrin ini jelas janggal dan sama sekali menggelikan. Setiap agama, dengan caranya masing-masing, memandang dirinya sebagai pamungkas, dan nabi atau rasulnya sebagai pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. Doktrin ini tertanam kuat dalam psike dan mindset umat Islam. Doktrin ini tak lain adalah cerminan keangkuhan sebuah agama. Kehadiran agama tidak terlalu penting dipandang sebagai negasi atas agama lain. Agama-agama saling melengkapi satu terhadap yang lain. Kristen bisa belajar dari Islam, Islam bisa belajar dari Yahudi, Yahudi bisa belajar dari tradisi-tradisi timur, dan begitulah seterusnya. Lima, doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah dengan