[iagi-net-l] Pseudo Sonic Log
Saya mau tanya dan berharap ada yang bisa sharing idea : Pada suatu daerah studi, katakanlah X di luar Indonesia Terdapat sekitar 38 well dengan data yang memilki GR dan RHOB log sekitar 15 well Tapi hanya 3 (tiga) well dari yang 15 well tsb yang punya Sonic log. Sedangkan well sisanya hanya memiliki Log SP dan Resistivity. Pertanyaan saya adalah bagaimana membuat Pseudo Sonic Log dengan data log yang ada ? Atau bisakah menggunakan metoda Neural Network atau menggunakan data atribut seismik. Terima kasih atas bantuannya. Taufik Manan - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Pseudo Sonic Log
kalau pakai Faust, formation agenya itu dalam satuan apa yah? Ma? -- paulus Fik, Kemarin ada diskusi yang mirip dengan concern-mu...kayaknya Frans juga udah janji mau membahas kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tsb, cuma, kelihatannya setoran-nya belum full ... jadi dia masih utang janji ama kita-kita. Kalau dari resistivity, kita secara teoritis bisa mengkonversikannya ke artificial (pseudo) sonic dengan metoda Faust, aku udah nyoba, not to bad lah ... Salam, Bambang - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Pseudo Sonic Log
bisa dengan neural network, yang dijadikan input gr, rhob dan resisitivity, problemnya selain datanya harus lengkap, modelnya juga harus lengkap (water zone dan gas zone, drilling phasenya 12.5, 8.5 etc) dan detail, kalau bisa toolnya juga sama mis res AIT maka harus pakai AIT juga, belum lagi kalau enggak punya programnya .. atau dengan cara regresi linier hitung porosity dari density, hitung porosity dari sonic di well yang complete datanya, cari relationnya dan lalu gunakan equationnya untuk well yang tidak punya sonic tapi punya density...ataupun sebaliknya. juga bisa dilakukan untuk well yang hanya punya gr saja. idenya adalah mencari hubungan antara porosity density, porosity sonic dan porosity gr. problemnya harus punya at least 1 well dengan data yang lengkap (GR,density,sonic ) untuk mencari relationshipnya...cukup simple dan hasilnya lumayan Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote:Saya mau tanya dan berharap ada yang bisa sharing idea : Pada suatu daerah studi, katakanlah X di luar Indonesia Terdapat sekitar 38 well dengan data yang memilki GR dan RHOB log sekitar 15 well Tapi hanya 3 (tiga) well dari yang 15 well tsb yang punya Sonic log. Sedangkan well sisanya hanya memiliki Log SP dan Resistivity. Pertanyaan saya adalah bagaimana membuat Pseudo Sonic Log dengan data log yang ada ? Atau bisakah menggunakan metoda Neural Network atau menggunakan data atribut seismik. Terima kasih atas bantuannya. Taufik Manan - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! Web Hosting - establish your business online
[iagi-net-l] PT KEM Sediakan Dana Abadi
ENV-NEWS : Dalam salah satu program tutup tambang, PT Kelian Equatorial Mining (PT KEM) menyedikan dana abadi. Dijelaskan Kasan Mulyono, Superintenden Komunikasi PT KEM, jumlah dan pengaturan Dana Abadi Pengakhiran Tambang KEM belum ditetapkan. Jumlah ini akan dihitung berdasarkan perkiraan biaya Rencana Pengakhiran Tambang yang akan diajukan kepada Direktur Jenderal Geologi Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan persetujuan pada Maret 2003. Ada tiga jenis dana abadi. Pertama, Remediation (Rehabilitation) Sinking Fund, dana ini untuk membayar biaya-biaya yang diperkirakan untuk kegiatan pengakhiran tambang dalam periode 2003-2008; kedua, monitoring Maintenance Endowment Fund, dana ini akan menutup biaya kegiatan-kegiatan pemantauan dan pemeliharaan jangka panjang pada kawasan tambang setelah pengakhiran tambang dan pengubahan status kawasan menjadi Hutan Lindung; dan ketiga, Community Transition Fund, dana ini akan menutup biaya-biaya sejumlah program kemasyarakatan dalam beberapa tahun mendatang dan akan mempersiapkan yayasan masyarakat untuk bisa menjalankan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Remediation Fund akan dikelola oleh KEM yang memiliki tanggung jawab atas pengakhiran tambang sesuai dengan Rencana Pengakhiran Tambang yang disetujui. Dana lainnya akan dikelola melalui Yayasan Pengakhiran KEM yang anggotanya, terdiri dari: Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Bupati Kutai Barat, Presiden Direktur KEM, Perwakilan Rio Tinto, Perwakilan LSM/Akademisi (Independen). Keanggotaan pengelola dana ini akan dikaji ulang apabila terjadi perubahan keadaan. Keanggotaan KEM bisa berangsur berakhir untuk mencerminkan perubahan dalam pengelolaan wilayah lokasi tambang. Selain itu, jelas Kasan seperti dikutip dari Minergynews.com, akan dibentuk sebuah badan pengelola hutan/lokasi tambang untuk mengatur kegiatan pemantauan dan pemeliharaan jangka panjang. Anggota badan pengelola ini terdiri dari: Kepala Dinas Kehutanan Kutai Barat, Koordinator Tim Perlindungan Lokasi, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kutai Barat, Direktur Eksekutif LKMTL, LSM Lingkungan/Lembaga Mitra, Perwakilan Masyarakat. Yayasan Rio Tinto yang ada sekarang akan diubah namanya dan akan mengelola pelaksanaan program masyarakat. Hal ini merupakan perluasan dari program masyarakat yang selama ini dilaksanakan oleh Yayasan yakni pertanian, pengamanan pangan, kesehatan, kapasitas masyarakat dan kebudayaan. Dukungan KEM akan berkurang dalam periode 2004-2006 saat Yayasan mulai mendapatkan sumber dana baru jangka panjang. Yayasan diharapkan akan mandiri secara pendanaan setelah 2006 dengan menarik dana dari lembaga donor luar dan dari proyek-proyek yang mendatangkan dana dan dengan pendapatan dari dana yang diberikan oleh KEM.* Sumber : www.env-news.com --- - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Lowstand reservoir
Mohon pencerahan Sebenarnya apa sih kriteria low stand dan high stand itukalau misnya kriterianya adalah muka air laut pada saat diendapkan mis high stand pada saat SLR dan low stand pada saat SLD, maka untuk menamakan rise atau drop tentu ada referencenya ..nah lalu dimanakah referencenya...? mis kita tentukan low stand di area kita diendapkan pada saat sea level 0, lalu sea level rise jadi +500 maka endapannya kita namakan high stand , dan lalu sea level drop jadi + 250 apakah kita namakan low stand juga ( lalu apa bedanya dengan low stand pada saat level 0) atau kita namakan high stand compared to low stand di +500...? dan lalu hubungan dengan pertanyaan mas Vicky ,gimana hubungan dengan low stand yang lain...? - Forwarded by Oka TAUFIK/BPN/ID/EP/Corp on 10/03/2003 04:01 PM - [EMAIL PROTECTED] 10/03/2003 12:49 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Lowstand reservoir Vick, present day Mahakam lagi highstand atau lowstand? Coba baca abstractnya Lambiase di TEctonics and Sedimentation of Indonesia mengenai present NW Borneo / Brunei. Untuk membayangkan lowstand,.. silahkan pasang coastline di present-day 200 meters bathymetry. Asumsikan pantai sekarang ini highstand. Ini yang dilakukan orang untuk mendapatkan Sunda Basin. Inget ceritanya 'thinking out of the box'-nya Gries? Kalau Tarakan sedang relative high, dibandingkan dengan delta yang diantara Bunyu Tarakan. HD -Original Message- From: PUTROHARI Rovicky [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 March 2003 12:00 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Lowstand reservoir Aku tambahkan sedikit background dari pertanyaanku kemaren. Ketika sea level drop (SLD) cukup besar sehingga shelf terekspose (aku ambil contoh saja SLD pada sekita 10.3 MYA), kalau aku lihat di chartnya Haq kira-kira 100-200 meter sea level drop -- maka shelf edgenya akan juga merupakan soreline (bener ga ? cmiiw). Nah pada saat ini tentunya akan memungkinkan terbentuk delta baru (seandainya ada sungai tentunya), dimana delta ini akan berada jauuh didepan dari present day shoreline (di brunei bisa sekitar 40 Km didepan presentday shoreline) -- apakah ini yg disebut Lowstand delta (lowstand wedge). Adakah syarat terbentuknya selain musti ada sungai sebagai pensuplai sedimen ?. Namun dalam penampang seismic (2D) saya juga melihat kenampakan mirip dengan kenampakan ini namun bentuk segitiga (progradasi ini) berada di slope yang jauuh dibawah perkiraan sea level-nya kira-kira 4-500 m dibawahnya. Slopenya sendiri kira-kira mulai dari kedalaman 200 (shelf) hingga 1000~2000 m (basin floor) (presentday sea level). Kalau saya gambarkan ujung shelf nya: ===\-\\ -- lowstand wedge (lowstand delta) =\ ==\-\ --- lowstand fan (=slope fan ?) how ? \ =\ ===\ \.. /--\.. --- basin floor fan Yang membuat sulit saya membayangkan proses lowstand ini karena adanya anggapan (termasuk aku juga) bahwa ssat ini kita sedang dalam dunia highstand (? cmiiw), sehingga kenampakan incised valey sulit dicari padanan untuk menggunakan uniformitarianism (the present day is the key to the past). Sepertinya ada dunia lain (dunia low stand yg mungkin prosesnya berbeda dengan proses highstand. Mungkin storm lebih besar atau curah hujan yg berbeda atau malah lebih arid dsb). Saat ini kalau saya melihat sebuah interpretasi incised valley fill dengan kedalaman hingga 300-500 meter menjadi sulit untuk menerimanya, karena aku ngga pernah melihatnya dalam dunia highstand saat ini. Dan dari chart eustacy, fluktiasi muka air laut ngga pernah nyampai lebih dari 300 m Saya hanya bisa membayangkan seandainya saya tahu bagaimana proses lowstand ini terjadi dari semua sisinya maka akan lebih mudah mencari dimana daerah yang paling prospek mencari reservoirnya . any idea ... info ... paper dll ? ... thx .. RDP Kebenaran Yg Esa itu warna-warni ... sayangnya aku hanya melihat satu sisi saja (rdp) = Apasih bedanya serta hubungan (terjadinya) antara ke empat Lowstand Facies ini ? 1. Lowstand wedge 2. Lowstand fan 3. Slope fan 4. Basinfloor fan Manakah yang paling bagus dari aspek reservoir qualitynya ? kalau ada referensi paper, web atau buku juga boleh dah. Trims RDP low stand is my lowest understand, is it becouse we lived in highstand world ? - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL
[iagi-net-l] Gulf's heritage Warim for sale
ConocoPhillips to Sell Indonesian Assets JAKARTA (Reuters) - U.S. oil giant ConocoPhillips will sell a large chunk of its Indonesian assets, including nine of its 13 production-sharing contracts (PSC) with the government, to rationalise operations, a senior official said on Tuesday. The Houston company - formed by the 2002 merger of Conoco Inc and Phillips Petroleum Company and which recently posted a $410 million net loss for the fourth quarter of last year - is in the process of selling assets that do not bring adequate returns. We will sell some assets in Indonesia...We have 15 working areas in Indonesia, including 13 areas under PSCs. We will sell nine areas under PSCs that are located from Sumatra to Papua, Dudung Natanegara, ConocoPhillips vice president of development and relations, told Reuters. Because of the merger we have to rationalise our assets and we have to follow sound portfolio management practices, he added. Papua and Sumatra are two of Indonesia's most resource-rich provinces. Despite the sale plan, the company remained committed to Indonesia, Natanegara said. We will continue to operate in Indonesia and we are looking at other promising areas in Indonesia. He declined to give a time frame for sales of the assets or how much they were expected to raise. ConocoPhillips was part of consortium of foreign oil firms which last year signed a $187.6 million deal to buy a 40 percent stake in an Indonesian natural gas pipeline system. ConocoPhillips also has a 20-year contract to supply 1.5 trillion cubic feet of natural gas to Malaysia's Petronas from south Sumatra. That deal was signed in August last year. (C) Reuters Limited 2003. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
FW: [iagi-net-l] Pseudo Sonic Log
Pak Mar dan Pak Taf., Saya kira Pak Mar dan Pak Taf orangnya yang bisa membantu ini. US -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 12, 2003 8:08 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Pseudo Sonic Log Saya mau tanya dan berharap ada yang bisa sharing idea : Pada suatu daerah studi, katakanlah X di luar Indonesia Terdapat sekitar 38 well dengan data yang memilki GR dan RHOB log sekitar 15 well Tapi hanya 3 (tiga) well dari yang 15 well tsb yang punya Sonic log. Sedangkan well sisanya hanya memiliki Log SP dan Resistivity. Pertanyaan saya adalah bagaimana membuat Pseudo Sonic Log dengan data log yang ada ? Atau bisakah menggunakan metoda Neural Network atau menggunakan data atribut seismik. Terima kasih atas bantuannya. Taufik Manan - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] JOINT CONVENTION JAKARTA 2003, IAGI AND HAGI
nanya aja : kemana ya rekan-rekan dari mining ? dikit sekali yang ikut partisipasi jadi committee ? apa masih di hutan ? salam buat yang masih di hutan (ss..t.. inul di undang gak ?) salam bondan brillianto -Original Message- From: PUTROHARI Rovicky [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 27 Februari 2003 9:38 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] JOINT CONVENTION JAKARTA 2003, IAGI AND HAGI Berhubung di IAGI-net tidak diperbolehkan dengan attachment aku fw dari milist HAGI buat temen-temen IAGI. Gutlak. RDP Kepada Yth. Bpb/Ibu/Sdr/i Seluruh Anggota HAGI (+IAGI, red). Ass. Wr. Wb. Dalam rangka Joint Convention antara HAGI dan IAGI, terlampir kami sampaikan first circular Joint Convention Jakarta 2003 (JCJ - 2003). Sebagai informasi kegiatan pertemuan ilmiah tahunan ini insya Allah akan dilaksanakan secara bersama-sama antara HAGI dan IAGI, bertempat di Hotel Mulia Jakarta, dari tanggal 15-17 Desember 2003, sedangkan kegiatan pra-convention dilaksanakan pada tanggal 8-15 Desember 2003. Kepantiaan/organizing committee JCJ - 2003 sudah terbentuk dan terdiri atas elemen HAGI dan IAGI yang ada di KOMWIL JAKARTA, dengan Chairperson Bp. Agus Guntoro (IAGI/USAKTI) dan Co-Chairperson Bp. Abdul Mutalib Masdar (HAGI/JOB Pertamina Petrochina East Java) serta Bp. Ezhar Manaf (HAGI/BP Indonesia), sedangkan untuk anggota kepanitiaan yang lain diambil dari berbagai elemen masyarakat/profesional geosains yang ada di jakarta baik yang berasal dari dunia perminyakan, mineral/pertambangan, institusi pendidikan, institusi penelitian, dan lain sebagainya. Topik yang diambil untuk JCJ 2003 ini adalah From The Earth Sciences To Prosperity, Sustainability and Integrity of Indonesia . Untuk informasi atau program selengkapnya dapat dilihat pada First Circular yang kami lampirkan. Hardcopy First Circular untuk seluruh anggota HAGI akan kami kirimkan paling lambat awal maret 2003. Juga terlampir kami informasikan list of member organizing committe JCJ-2003 yang sudah terbentuk.Terimakasih atas perhatiannya. Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i punya masukan/saran untuk acara JCJ-2003 ini dapat disampaikan langsung di forum mailing list ini atau dapat disampaikan langsung ke : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Wassalam Abdul Mutalib Masdar Organizing Committe JCJ 2003 === JOINT CONVENTION JAKARTA 2003, THE IAGI 32nd AND HAGI 28th Annual Convention FROM THE EARTH SCIENCE TO PROSPERITY, SUSTAINABILITY AND INTEGRITY OF INDONESIA STEERING COMMITTEE Amril Adnan, JOB PTM - Repsol Jambi Merang Dyah Tribuanawati, CNOOC Franciscus Sinartio, JASON GEOSCIENCE Redesmon Munir, BP MIGAS Sanggam Hutabarat, SCHLUMBERGER Slamet Riadhy, PERTAMINA ORGANIZING COMMITTEE CHAIRPERSON Agus Guntoro, USAKTI CO-CHAIRPERSON Abdul Mutalib Masdar, JOB PTM-PETROCHINA EAST JAVA SECRETARY Yosi Hirosiadi, PERTAMINA Afiat Anugrahadi, USAKTI Ray Nurianti, HAGI TREASURY Ezhar Manaf, BP Arinta Dewi, INDEPENDENT Angke Nuraini, BP TECHNICAL PROGRAM Elan Biantoro, BP MIGAS Ferry Hakim, ENI LASMO Abdrurrahman Assegaf, USAKTI Oral Presentation Leonard Lisapaly, UI Dedy Hendrawan, RIOTINTO Prasidha, ELNUSA Rudy Ryacudu, PERTAMINA Samsul Bahri, BPPT Taufik Manan, CONOCOPHILLIPS Syahrizal , EXSPAN Waluyo, PERTAMINA Wahyudi Suhardjo, ELNUSA GEOSAINS Field Trip Dedi Sukmara, EXSPAN Ali Jambak, USAKTI Poster Session Nanang Abdul Manaf, JOB PTM-PETROCHINA SALAWATI Abdul Cholik, ELNUSA GEOSAINS Taat Purwanto, USAKTI Tata M. Tavip, PERTAMINA Course Bob Wikan H. A., PERTAMINA Barlian Yulihanto, LEMIGAS Hendro Laksono, ELNUSA GEOSAINS M. Burhanuddin, USAKTI Photo Contest Bani Nugroho, USAKTI Agung Rahardjo, ELNUSA GEOSAINS Putri Sari Wisman, LANDMARK NON-TECHNICAL PROGRAM Edi Arus Sentani, ELNUSA GEOSAINS Adi Suprapto, UNPAK Yunita, NEWCREST Panel Discussion Ridwan Jamaluddin, BPPT Imam Setiadji, ELNUSA GEOSAINS Samsu Alam, PERTAMINA Opening Ceremony Dian Nugrahaningsih, ELNUSA GEOSAINS Aisyah Anita, CONOCOPHILLIPS Dini Purbani, BRKP Dwi Hendayanti, CONOCOPHILIPS Luncheon Talk Bernato Viratno, CNOOC Dicky Rahmadi, ELNUSA GEOSAINS M. Saiful, ENI LASMO Wasis Gunawa, DINAS PERTAMBANGAN Logistic Denny Suwanda, USAKTI TS. Winarso, ELNUSA GEOSAINS Exhibition Muhammad Fauzi, CONOCOPHILLIPS Denny Sulistiono, ELNUSA GEOSAINS Social Program Sofyan Rahman, USAKTI (Futsal) Ridwan Sulaeman, PERTAMINA (Golf) Sudarmono, CNOOC (Tennis) M. Sidik, ELNUSA GEOSAINS (Tennis) SPONSORSHIP MARKETING Anditya T. Ibrahim, BP MIGAS Agus Muharam, EXXONMOBIL Jauzi Arif, ELNUSA GEOSAINS Djumlati, BP MIGAS Ketut Wirabudi, NEWMONT Maryke P.Y, PETROCHINA Mailendra, SIGMA CIPTA UTAMA Satya Graha, ELNUSA GEOSAINS PUBLIC RELATION Alit N. Ascaria, PERTAMINA (International Affair, Europe) Yusuf Surachman, BPPT (International Affair, Asia and America) Barita Sihombing, PETRONUSA (Documentation) Arista Muhartanto, USAKTI (Publication) STUDENT FORUM Paulus Tangke A, CONOCOPHILLIPS Dewi Safitri, USAKTI REGISTRATION Budi
RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia
Wah, ini baru seorang pakar delta muncul kepermukaan. Saya yakin masih banyak pakar delta yang belum unjuk gigi. Speak-up please. Anyway, salah satu bagian delta yang mungkin terlupakan atau tidak tertarik untuk diteliti, yaitu delta-front dan prodelta. Alangkah baiknya kalau ukuran (luas) delta itu terukur dari delta-plain hingga prodelta, karena memang seharusnya begitu. Kenapa ? Sebagai contoh saja, misalnya apakah pernah terpikirkan hubungan antara luas delta-plain vs luas delta front vs luas prodelta terhadap stabilitas pengendapannya ? Di sini sebenarnya banyak faktor yang mungkin sangat berkaitan satu sama lain dengan kemungkinan kesempatan (opportunity) untuk menemukan endapan deepwater. Faktor apa ?? Misal: besaran sudut atau lereng bidang pengendapan. Misal lain: rate of deposition vs grain size distribution. Misal lain: perbedaan besaran charge untuk fluvial dominated-delta vs wave dominated-delta. Misal lain: bahas sendiri di sini Oleh karena itu apakah Anda lebih tertarik pada statistik semua bagian delta ? Atau Anda masih tetap hanya tertarik pada delta-plain saja ? Itu semua baru satu faktor, yaitu stabilitas pengendapan dalam kaitannya dengan opportunity untuk terbentuknya deepwater deposition. Dan masih banyak faktor lainnya. Does it make sense to you ?? If not, why ?? Thanks. Iman -Original Message- From: Hasan Sidi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 24, 2003 8:20 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: 'Iman Arga Koesoemah' Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Sorry telat nanggepin but beter late than never. Untuk modern delta, Orton Reading 1993 lumayan komprehensif. Intinya mereka coba develop ternary diagram Galloway (1975) dengan menambah komponen ke-4 yaitu grain size. Mereka juga tampilkan tabulasi geometry delta (plain) worldwide, termasuk beberapa Asian deltas seperti Mahakam, Mekong, Gangga, dan Irawadi, disamping drainage basin-nya dan Tapi sebenarnya publikasi yang spesifically membahas pertanyaan Mas Iman (delta front prodelta) memang relatif minim. Sedikit caution bagi mereka yang menggunakan modern system sebagai analog, usahakan sedapat mungkin apple-to-apple comparison. Untuk delta, hal yang umum terjadi adalah: 1) menganggap modern delta plain sebagai pelamparan dari keseluruhan delta tersebut. Simply karena delta plain yang ter-expose dan luasnya mudah dihitung dari foto udara/ SAR. Padahal deltanya lebih luas lagi karena prodelta tidak pernah ter-expose. 2) Cycle modern delta yang belum selesai. Sebagai contoh modern Mahakam yang sekarang RSL-nya masih stagnant (i.e. ongoing highstand). Jika kita diamkan another 1000-2000 th lagi, mungkin RSL akan naik (TST) dan mengakhiri satu cycle ter-modern. Implikasinya, luas delta akan bertambah, bahkan mungkin bisa mencapai present-day shelf-edge. Pitfalls yang lain mungkin bisa ditambahkan Pak Ketum. Sedikit promosi, awal-2 tahun ini SEPM bakal nerbitin Special Publication mengenai Tropical Deltas of SE Asia. FOSI contribute quite a lot dan di volume ini akan dibahas juga mengenai Quaternary Mekong, Fly (PNG), northern Australian deltas, Sunda Shelf disamping beberapa ancient case (mostly dari Kutai Basin). Moga-moga bisa lebih informatif dari Allen Chambers (1998) yang benernya best-seller IPA (heran petroleum geologist koq masih ada yang belum punya yach?) Anyway, that's my 2 cents. F. Hasan Sidi Jason Geosystems - Jakarta office Phone: +62 21 252.3785 Fax: +62 21 252.3784 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 22, 2003 6:10 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Untuk modern delta Kalimantan / Borneo bisa lihat tulisannya pak Tjia di majalah ilmiah ITB, tahunnya saya lupa. coba check ITB, pasti mereka punya. Isinya berupa summary dari semua delta disekeliling p. Kalimantan. Tapi khusus membahas delta plain dan drainage basin, jadi tidak masuk ke delta front / prodelta. Untuk modern delta di dunia, ada summary yang bagus dibuat oleh Orton Reading, 1993, diterbitkan di majalah Sedimentology, majalahnya IAS (International Association of Sedimentologists). Anggota IAS di Indonesia yang saya tau Hasan Sidi, dan Dr. Yahdi Zaim - ITB. Herman -Original Message- From: Iman Argakoesoemah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 21 January 2003 20:32 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Hi teman-teman, Apakah ada yang tahu tentang recent dan/atau ancient delta-delta di Indonesia ? Saya perlu informasi tentang (1) water depth average (atau maximum) untuk bagian delta-front dan prodelta dan (2) kira-kira luas delta (termasuk bagian delta plain dan prodelta). Kalau ada statistiknya itu lebih baik lagi. Kalau tahu ada literatur tentang informasi itu, atau literatur untuk delta-delta lainnnya di dunia, silahkan beritahukan saya juga. Terimakasih atas bantuannya. Bisa kirimkan informasi itu lewat japri. Thanks. Iman
RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia
Iyah yah Mas Adi, saya hengga apa-apa juga. Terimakasih Mas, US -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 12, 2003 2:18 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Sama Pak Ukat .. saya juga muncul .. namun itu sepertinya hanya untuk personal receiver sesuai nama alamat kita yang terdaftar .. so no problem -Original Message- From: Ukat Sukanta at CPI [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 12, 2003 3:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Iman Argakoesoemah Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Dear IAGI Members, Wah ini ada nama saya jadi nonghol di E-Mail yang tidak sebenarnya. Tolong dihapus yah. US -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 24, 2003 9:42 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Iman Argakoesoemah Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Wah, ini baru seorang pakar delta muncul kepermukaan. Saya yakin masih banyak pakar delta yang belum unjuk gigi. Speak-up please. Anyway, salah satu bagian delta yang mungkin terlupakan atau tidak tertarik untuk diteliti, yaitu delta-front dan prodelta. Alangkah baiknya kalau ukuran (luas) delta itu terukur dari delta-plain hingga prodelta, karena memang seharusnya begitu. Kenapa ? Sebagai contoh saja, misalnya apakah pernah terpikirkan hubungan antara luas delta-plain vs luas delta front vs luas prodelta terhadap stabilitas pengendapannya ? Di sini sebenarnya banyak faktor yang mungkin sangat berkaitan satu sama lain dengan kemungkinan kesempatan (opportunity) untuk menemukan endapan deepwater. Faktor apa ?? Misal: besaran sudut atau lereng bidang pengendapan. Misal lain: rate of deposition vs grain size distribution. Misal lain: perbedaan besaran charge untuk fluvial dominated-delta vs wave dominated-delta. Misal lain: bahas sendiri di sini Oleh karena itu apakah Anda lebih tertarik pada statistik semua bagian delta ? Atau Anda masih tetap hanya tertarik pada delta-plain saja ? Itu semua baru satu faktor, yaitu stabilitas pengendapan dalam kaitannya dengan opportunity untuk terbentuknya deepwater deposition. Dan masih banyak faktor lainnya. Does it make sense to you ?? If not, why ?? Thanks. Iman -Original Message- From: Hasan Sidi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 24, 2003 8:20 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: 'Iman Arga Koesoemah' Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Sorry telat nanggepin but beter late than never. Untuk modern delta, Orton Reading 1993 lumayan komprehensif. Intinya mereka coba develop ternary diagram Galloway (1975) dengan menambah komponen ke-4 yaitu grain size. Mereka juga tampilkan tabulasi geometry delta (plain) worldwide, termasuk beberapa Asian deltas seperti Mahakam, Mekong, Gangga, dan Irawadi, disamping drainage basin-nya dan Tapi sebenarnya publikasi yang spesifically membahas pertanyaan Mas Iman (delta front prodelta) memang relatif minim. Sedikit caution bagi mereka yang menggunakan modern system sebagai analog, usahakan sedapat mungkin apple-to-apple comparison. Untuk delta, hal yang umum terjadi adalah: 1) menganggap modern delta plain sebagai pelamparan dari keseluruhan delta tersebut. Simply karena delta plain yang ter-expose dan luasnya mudah dihitung dari foto udara/ SAR. Padahal deltanya lebih luas lagi karena prodelta tidak pernah ter-expose. 2) Cycle modern delta yang belum selesai. Sebagai contoh modern Mahakam yang sekarang RSL-nya masih stagnant (i.e. ongoing highstand). Jika kita diamkan another 1000-2000 th lagi, mungkin RSL akan naik (TST) dan mengakhiri satu cycle ter-modern. Implikasinya, luas delta akan bertambah, bahkan mungkin bisa mencapai present-day shelf-edge. Pitfalls yang lain mungkin bisa ditambahkan Pak Ketum. Sedikit promosi, awal-2 tahun ini SEPM bakal nerbitin Special Publication mengenai Tropical Deltas of SE Asia. FOSI contribute quite a lot dan di volume ini akan dibahas juga mengenai Quaternary Mekong, Fly (PNG), northern Australian deltas, Sunda Shelf disamping beberapa ancient case (mostly dari Kutai Basin). Moga-moga bisa lebih informatif dari Allen Chambers (1998) yang benernya best-seller IPA (heran petroleum geologist koq masih ada yang belum punya yach?) Anyway, that's my 2 cents. F. Hasan Sidi Jason Geosystems - Jakarta office Phone: +62 21 252.3785 Fax: +62 21 252.3784 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 22, 2003 6:10 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia Untuk modern delta Kalimantan / Borneo bisa lihat tulisannya pak Tjia di majalah ilmiah ITB, tahunnya saya lupa. coba check ITB, pasti mereka punya. Isinya berupa summary dari semua delta disekeliling p. Kalimantan. Tapi khusus membahas delta plain dan drainage basin, jadi tidak masuk ke delta front / prodelta. Untuk modern delta di dunia, ada summary yang bagus dibuat