Re: [iagi-net-l] CBM

2005-03-05 Terurut Topik ismail
Mengenahi CBM ini ada peraturan Mentamben tgl.18 September 1998 yang
implemantasinya  kurang lebih sbb :
- CBM adalah produksampingan dari proses pembentukan batubara,merupakan gas
methan yg terperangkap dalam lapisan batubara.
- Semua peraturan dan regulasi pertambangan migas berlaku sebagai landasan
hukum untuk pengembangan
- Administrasi, managemen dan supervisi pengembangan dilakukan oleh Dirjen
Migas.
Kemudian dalam Kebijakan Energi Nasional ( KEN 2003-2020) CBM ini
dikelompokan sebagai sumber energi Baru yg antara lain termasuk didalamnya
oil shale, coal liquifaction,coal gasification,dimethyl ether (DME) yang
harus dikembangkan secara intensif sampai tahap komersiel, disamping itu
perlu dilakukan alih teknologi dari negara yang telah melakukan pemanfaatan
secara komersiel disesuaikan dengan kondisi setempat.
Selama ini sumber energi primer lansung saja diekspor ( termasuk juga hasil
hutan / kayu glondongan), padahal seperti batubara misalnya dapat dilakukan
prosesing yang menghasilkan sumber energi sekunder yang nilai tambahnya bisa
berlipat lipat.
Potensi CBM ini yang besar ada di Sumatera selatan dan Kaltim - Kalsel, lha
kalau dua daerah tersebut sekarang ini  dieksploitasi besar besaran
batubaranya , apa ya akan dibiarkan  CBM nya menguap begitu saja . Mungkin
energi energi baru tsb saat ini masih tinggi biaya produksinya, namun dimasa
datang (mungkin tdk lama lagi ) sudah ekonomis untuk diproduksi, Begitu
sudah mencapai nilai ekonomisnya, jangan jangan  sumber sumber energi
primernya sudah habis., jadi ya tetep saja tidak bisa memproduksi./
memanfaatkan.
Di beberapa industri pengecoran logam di Jawa tengah ( salah satunya di
Ceper Klaten) saat ini memerlukan puluhan ton Kokas per bulannya, dan
ironisnya ternyata semuanya dipenuhi dari produk impor dengan harga saat ini
yg melambung  kurang lebih sudah mencapai 6000 Rp/Kg. padahal harga
batubaranya tidak lebih dari 500 Rp./ Kg dan celakanya teknologi kokas ini
tidak memerlukan teknologi yg canggih. Jadi kita mengekpor batubara kemudian
mengimpornya lagi ( dalam bentuk kokas) dg harga yang sudah lebih dari 1000
% nya.

ISM



  Rekan rekan



  Dari dulu saya sangat menyadari besarnya potensi CBM ini , tapi dibalik
  besarnya potensi maka eksplorasi dan juga eksploitasinya akan memerlukan\
  teknologi tinggi.
  Dari segi cadangan , tidak semua batubara dapat diekpsplotasi dengan tek-
  nologi yang ada ( ini saya baca dari beberapa reference yang sempat saya
  baca).
  Saya terkejut juga dengan informasi yang saya dapatkan dar Awang Satyana
 , kok begitu yaa ?
  Apa harus ada gedoran dari luarnegeri baru kita sadari betapa
sebenarnya
  kita memiliki potensi besar 
  Apa harus ekspert dari luar yang menghadap Menteri ESDM melalui calo
agar
  kita dapat memulai penelitian kearah itu ???Atau bakna mereka yang
 akhirnya menjadi the leader party dan kita kita hanya menjadi counter
 part ?
  Betapa menyedihkan dan menyebalkannya kalau perkiraan saya ini menjadi
ke-
  nyataan .

  Kalau profesional kita (baik secara mandiri maupun melaui asosiasi)
  mengusulkan sesuatu mengenai CBM bagaimana ya 

  Si - Abah.



  Abah,
 
  Lemigas baru sekedar lihat2 data-nya Medco. Saya sempat mengkoordinasi
  pertemuan Lemigas dengan Medco soal CBM ini sekitar 2 tahun lalu. Saat
itu
  semangat kedua belah pihak cukup tinggi. Realisasi-nya kelihatannya tak
  semudah yang dirapatkan. Izin dari Dirjen Migas untuk melihat2 data juga
  belum beres2 karena masalah kesalahan prosedur. Itu saja infonya. Baru
  sekitar 2 minggu lalu surat izin Lemigas untuk melihat data dilayangkan
  kembali oleh Medco ke BPMIGAS. Itu saja info sementara.
 
  Salam,
  awang
 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Rekan rekan
 
  Saya dapat info bahwa Medco mempunyai proyek riset CBM dengan
  Lemigas , bagaimana kemajuannya ? Mungkin teman teman di Medco bisa
  sharing ! Apa masih rahasia ???
  Si Abah thn 1995 pernah mengusulkan di PTM untuk melakukan semacam
  penelitian/pilot project dengan daerah Sumatera Selatan sebagai daerah
  penelitian, akan tetapi ditolak oleh Manajemen waktu itu, karena
dianggap
  belum menjadi prioritas.
  Selain Loussiana juga ada beberapa makalah yang menyebutkan Honggaria
  juga merupakan negara yang melakukan riset mengenai CBM.
  Beberapa makalah mengenai Honggaria ini saya dapatkan dari perpustakaan
  di Austin.
 
  Memang merupakan sumber energi yang besar, jadi kapan lagi kita mulai
  kalau bukan sekarang 
 
  Si Abah
 
 
 
 
  __
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
  http://mail.yahoo.com



 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy

[iagi-net-l] Jakarta lagi banjir, Jakarta banjir lagi ...

2005-03-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mega Mall Bekasi Kebanjiran, Basement Tenggelam, Ruko Hancur

Reporter: Ahmad Dani

detikcom - Bekasi, Mega Mall Bekasi yang terletak di Jl. Raya Ahmad
Yani, Bekasi juga kebanjiran. Akibatnya, ruang basement tenggelam.
Ruko-ruko yang ada di basement ini rusak. Barang-barang dagangan
hanyut.

Mega Mall Bekasi ini berseberangan dengan Metropolitan Mall. Sangat
mudah ditemui karena posisinya sangat dekat dengan pintu gerbang tol
Bekasi Barat. Menurut informasi yang didapatkan detikcom, air mulai
masuk ke basement mal ini sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu (6/3/2005).

Akibat kebanjiran, mal ini ditutup untuk sementara. Sampai pukul 12.00
WIB, banyak warga dan para karyawan yang bekerja di mal ini menonton
kejadian ini. Sekitar 3 unit mobil pemompa air dikerahkan ke lokasi
untuk menyedot air yang menggenangi basement.

Pemantauan detikcom, akibat banjir ini, ruko-ruko di basement
porak-poranda. Kaca-kaca ruko pecah. Di basement, sebagian besar ruko
ini menjajakan barang-barang elektronik, seperti handphone, televisi,
dan lain-lain. Juga banyak ruko yang menjajakan peralatan-peralatan
rumah tangga seperti sofa, kipas angin, dan lain-lain.

Akibat banjir, barang-barang dagangan itu jelas hanyut dan rusak.
Bahkan, sejumlah warga tampak menjarah baang-barang tersebut pada pagi
hari tadi.

Seorang pegawai Giant Electric, Dedi, mengaku kaget ketika mengetahui
rukonya terendam. Saya ke datang ke sini pukul 07.00 WIB, untuk
bekerja seperti biasa. Eh ternyata malah kebanjiran, ungkapnya.
Banyak karyawan yang bekerja di mal ini yang kecele, karena ternyata
mal ditutup. (asy)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/03/tgl/06/time/121924/idnews/311184/idkanal/10
-- 

Sekitar 11 Perumahan di Bekasi Terendam

Sekitar 11 perumahan di Bekasi, khususnya kawasan Pondok Gede hingga
Pekayon terendam banjir sejak Minggu (6/3) dini hari pukul 01.00 WIB.
Ribuan warga masih mengungsi.

Informasi yang dikumpulkan KCM, Minggu pagi, menunjukkan banjir
melanda perumahan seperti Kemang Ifi Graha dan Pondok Mitra Lestari.
Di Pondok Mitra Lestari banjirnya sekitar satu meter, kata
Sutaryani, warga kompleks, tersebut yang dihubungi KCM melalui telepon
genggamnya.

Kedua perumahan itu, termasuk Sinar Pondok Gede, Pondok Gede Permai,
Vila Jatirasa, Perumahan Depanaker, Mandosi, Perumahan Peduli Asih
(PPA), Vila Nusa Indah, Jaka Kencana, dan Kemang Pratama, menurut
catatan Antara, terendam banjir mulai sekitar 50 cm hingga dua meter.

Saya sedang ngungsi ke kampung di dekat kompleks, kata Reko
Simanjuntak, warga Kemang Ifi Graha, yang juga dihubungi KCM melalui
telepon genggamnya.
 
Baik Sutaryani dan Reko mengatakan banjir yang melanda kawasan
kompleks mereka disebabkan meluapnya Kali Bekasi yang terletak di
belakang perumahan-perumahan tersebut. Kata warga ada tanggul di
belakang kompleks rumah saya jebol. Makanya di sini banjir, kata
Sutaryani menambahkan.

Banjir terparah terjadi di perumahan Pondok Gede Permai dengan
ketinggian air mencapai tiga meter akibat jebolnya salah satu tanggul
di perumahan tersebul. Padahal, lokasi perumahan itu paling dekat
dengan Kali Bekasi yang menjadi titik pertemuan kali Cikeas dan kali
Cileungsi.
   
Hingga pukul 05.00 WIB, sejumlah warga yang tidak sempat meninggalkan
rumah mereka tampak masih terjebak di atap rumah dengan hanya berbekal
senter. Sementara, jalan Jatiasih Raya dipenuhi kendaraan warga yang
mengungsi.
   
Bantuan dari TNI AU berupa dua perahu karet didatangkan untuk membantu
mengevakuasi warga yang terjebak. Namun, usaha itu sempat terhambat
karena kondisi gelap gulita akibat padamnya aliran listrik.
   
Sementara itu, salah seorang warga yang bernama Tarsam menuturkan, air
meluap begitu cepat sehingga banyak warga yang tidak sempat
menyelamatkan barang-barangnya, terutama bagi warga yang masih tidur
ketika air naik.
   
Saya mendengar pengumuman dari masjid bahwa percepatan air sekitar
650 kubik per detik, kata Harry Aprianto, salah seorang warga
lainnya.
   
Sementara itu, kepanikan sempat melanda warga perumahan Kemang Ifi
Graha yang terendam hingga ketinggian dua meter. Tiga rumah yang
ditinggal kosong pemiliknya hangus terbakar.
   
Warga menduga kebakaran terjadi akibat lilin yang dibiarkan menyala
sejak dilakukannya pemadaman listrik pada Sabtu (5/3) malam pukul
22.00 WIB.  Namun, api dapat segera dipadamkan sebelum dua mobil
pemadam kebakaran datang ke lokasi.
   
Menurut Yuni yang tinggal di Kemang Ifi Graha, banjir kali ini lebih
parah dari banjir pada 2002 lalu. Sekarang lebih parah, rumah banyak
yang terendam hingga tinggal atapnya saja, ujarnya.
   
Pada pukul 06.00 WIB, air mulai surut, meski hanya sekitar 10 cm.
Saya tidak tahu kapan air akan turun, tetapi sepertinya masih lama,
ujar Tarsam dengan penuh rasa khawatir.
   
Pada banjir 2002 lalu, katanya, air baru surut sepenuhnya setelah 14
jam. Karena itu, ia meminta agar bantuan segera didatangkan.
   
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab meluapnya Kali Bekasi.
Sejumlah warga mengatakan, kali