Re: [iagi-net-l] BERGABUNG BERSAMA IAGI DI JCS 2005

2005-11-18 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra

Ralat:
PEMILU (Perhitungan Suara Ketua Umum IAGI)
Tanggal  : 30 November 2005
Waktu : 15.00 - 16.30 (bukan 16.00 - selesai)
karena jam 16.30 dijadwalkan closing ceremony

salam,
pr

At 01:52 PM 11/17/2005 +0700, Sekretariat Pengurus Pusat wrote:

BERGABUNGLAH BERSAMA IAGI
DI JCS 2005 SURABAYA

AGENDA :

1. MUSYAWARAH NASIONAL
(Andang Bachtiar - Ariadi Subandrio)

Tanggal  : 28 November 2005
Waktu : 09.00 - 16.00 WIB
Tempat   : Ruang Pelangi 1 & 2 Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 120 orang

2. LUNCHEON TALK
RISET GEMPA, TEKTONIK DAN BENCANA GEOLOGI
(JA Katili - Bona Situmorang - Danny Hilman Natawijaya)

Tanggal  : 29 November 2005
Waktu : 12.00 - selesai
Tempat   : Ruang Sulawesi Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 48 orang

3. LUNCHEON TALK
KNPGI : update kegiatan komisi dan pembahasan rencana program riset
gabungan perguruan tinggi Indonesia untuk migas dan mineral
(R.P. Koesoemadinata, Wartono Rahadjo, Soejoeno M. Harsono)

Tanggal  : 29 November 2005
Waktu : 12.00 - 14.30 WIB
Tempat   : Ruang Madura Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 30 orang

4. LUNCHEON TALK
Diskusi Krisis Energi dan Energi Alternatif : menjajaki rekomendasi
untuk diajukan ke pihak yang bersangkutan guna mengatasi Krisis Energi
dan mempercepat diversifikasi Energi
(Wimpy S. Tjetjep - Ismail)

Tanggal  : 29 November 2005
Waktu : 12.00 -   Selesai
Tempat   : Ruang Kalimantan Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 48 orang

5. Debat CATUM (Calon Ketua Umum IAGI)
SC Hayat - Prasidha

Tanggal  : 29 November 2005
Waktu : 19.00 -   Selesai
Tempat   : Ruang Kalimantan Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 48 orang

6. LUNCHEON TALK
SSI : update kegiatan komisi dan presentasi hasil Workshop Stratigrafi
Sumatra
(Habas Semimbar - Wikan Winderestra - Hendra Suhendar - Syaiful Umam)

Tanggal  : 30 November 2005
Waktu : 12.00 - 14.30 WIB
Tempat   : Ruang Kalimantan Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 48 orang

7. LUNCHEON TALK
Unconventional Geology  : presentasi dan diskusi tentang Geologi &
Tradisi Metafisik, Konservasi Geologi, Medical Geology, dll
(Heru Hendrayana - Agus Hendratno - Edy Haryono - Bandono)

Tanggal  : 30 November 2005
Waktu : 12.00 -  Selesai
Tempat   : Ruang Madura Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 30 orang

8. LUNCHEON TALK
Komisi Sertifikasi IAGI : update kegiatan komisi, sosialisasi, diskusi
dan brainstorming tentang profesionalisme ahli geologi Indonesia &
posisi tawar dalam pekerjaan
(Imam Sadisun - Chairul Nas)

Tanggal  : 30 November 2005
Waktu : 12.00 -  Selesai
Tempat   : Ruang Sulawesi Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 48 orang

9. PEMILU (Perhitungan Suara Ketua Umum IAGI)
(SC Hayat - Prasidha)

Tanggal  : 30 November 2005
Waktu : 16.00 -  Selesai
Tempat   : Ball Room B Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas  : 200 orang


Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
Sekretariat IAGI, Gedung Mineral dan Batubara Lt. 6
Jl. Prof. Dr. Supomo, SH. No. 10, Jakarta 12870
Telp. : 021-83702848, 83702577 Email :  
[EMAIL PROTECTED] (Lina/Ady/Sutarjo)
Atau IAGI Booth No. 19-20 di JCS 2005, Hotel Shangrila Surabaya
 (pada hari pelaksanaan)





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Balasan: [iagi-net-l] Krisis air

2005-11-18 Terurut Topik Sugeng Hartono
Mas Ferdi...
Belum lama saya mendapat ide "gila" dari mantan boss di LN. Kenapa saya namakan 
"gila" karena beliau melihat peluang untuk mengolah air yang diproduksi dari 
sumur-2 tua yang watercutnya sudah mencapai 99.2%. Daripada air ini hanya 
dibuang percuma (setelah di-treat) maka perlu diolah menjadi air bersih. Dalam 
hati saya katakan: Alangkah mahalnya untuk mengolah air formasi yang sebelumnya 
bercampur minyak mentah menjadi air bersih.
Untuk meyakinkan idenya, sampai beliau mengirimi saya sebuah buku berjudul : 
WATER, the fate of our most precious resource. Penulis: Marq De Villiers.
Apakah ide ini nanti bisa terlaksana? Mohon tanggapan rekan-rekan.
Wassalam,
Sugeng



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thu 11/17/2005 7:26 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Balasan: [iagi-net-l] Krisis air
 
Mas Agus

water cut...kalau sumurnya sudah tidak berproduksi (no hc )  dan fieldnya
sudah ditinggalkan , mungkin  ya...bisa dipakai
tapi apa lalu punya biaya untuk perforasi (karena umumnya fresh water zone
itu ditutup) , maintain well, water treatment  ..lalu penyaluran air ke
lingkungan sekitarnya...
kalau ngebor khusus untuk air dengan kedalaman 3000 m kayaknya enggak ada
yang mau deh...

problem air di balikpapan cenderung karena pemanfaatan air tadah hujan
sebagai sumber pdamjadi kalau enggak hujan ya enggak ada air...
sedang air tanah cenderung banyak Fenya sehingga pemrosesannya butuh biaya
yang lebih besar

Sekarang ada aturan tidak langsung bahwa perumahan harus punya instalasi
water treatment sendiri karena pdam tidak mampu menyediakannya

Kalau emang punya duit dan "mau"..kaltim kan dipinggir lautbikin aja
instalasi kayak di arab sana

emang balikpapan itu kaya minyak tapi miskin air...

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+>
| |   Agus Mochamad|
| |   Ramdhan  |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   o.co.id> |
| ||
| |   16/11/2005 07:36 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+>
  
>-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  [iagi-net-l] Balasan: [iagi-net-l] Krisis air   
|
  
>-|




Ikut nimbrung,

  Dari potongan artikel yang dikirimkan Pak Taufik:  "Kalimantan Timur,
yang memiliki pasokan air bersih relatif banyak, mengalami  ancaman krisis
air".

  Waktu saya mempelajari  kemungkinan adanya perangkap hidrodinamik di
Cekungan Kutai, saya baca paper Paterson dkk. (1997) yang menyatakan bahwa
di  lapangan Sanga-Sanga, Nilam, dan Tunu, s/d kedalaman 6000 ft ditemukan
fresh  water zone. Di Lapangan Semberah, fresh water zone ini ditemukan
sampai dengan kedalaman 3000 ft (IPA, 1994). Kalau fresh water ini
terproduksi  sebagai water cut, perlu dipikirkan pemanfaatannya sebagai
sumber air bersih. Waktu  tahun 2003/(2004?) ada ceramah ilmiah dari
hydrogeologist dari Texas di GL-ITB  yang menjelaskan bahwa di Texas, air
formasi dengan kandungan total  dissolved solid yang relatif tinggi
(brackish - saline), telah dimanfaatkan sebagai sumber air  bersih dengan
treatment terlebih dahulu.

  Buat rekan-rekan yang bekerja di  Kutai Basin mungkin bisa memberikan
informasi rinci mengenai kualitas dan  barrel water per day yang
terproduksi sebagai water cut . Mungkin data ini  dapat dianalisis untuk
pemikiran pemanfaatan water cut ini sebagai cara  menghadapi krisis air di
Kaltim.

  Salam,

  Agus MR


OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Seingat saya RDP beberapa waktu
lalu pernah menyinggung pemetaan/pendataan
cadangan air (untuk subsurface?), apakah ada informasi lanjutannya?
Menariknya kasus susah air di kaltim adalah karena prilaku masyarakt yg
suka
membuang limbah beracun ke sungai (masyarakat: mungkin terkait industri
pertambangan )
Susah Bensin Ya Jalan kaki, Susah air Ya Jalan di tempat





__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap
spam
http://id.mail.yahoo.com


This e-mail (including any attached documents) is intended only f

[iagi-net-l] FW: Govt drafts incentives for exploration

2005-11-18 Terurut Topik Putrohari, Rovicky
Ada hal menarik dalam berita ini.
Komitmen eksplorasi "tidak harus sampai melakukan pengeboran" dan waktu
komitmen lebih pendek (3 tahun dr yg sebelumnya 6 tahun). Ada beberapa
pro-con dalam ide bagus dari groupnya Pak Kardaya  ini (BPMigas). 
 
Waktu yg pendek akan memberikan cycle time yg lebih cepat. Tentunya
diharapkan akan memperpendek waktu penemuan.
Pada prinsipnya minyak itu harus "dibuktikan" dengan pengeboran. Tanpa
adanya pengeboran kita tidak bisa melakukan atau mengetahui dengan pasti
jumlah cadangan. Bahkan dalam sertifikasi cadangan diharuskan memiliki
testing produksi (deliverability).

Jadi dalam waktu cepat kita akan tahu potensi (resources) tetapi bukan
cadangan (reserves).

So Wahat do you think ?

RDP


From: Inaray, Jossy 
Sent: Thursday, November 17, 2005 5:52 PM
To: Putrohari, Rovicky
Subject: RE:

Di posting di IAGI milis aja kali ya Vick, supaya kita lihat komen2 dari
yg lain. What do you think?

 JCI 
Office:   +62 21 5725744 ext. 421
Cell:   +62 811 153 483
Email: [EMAIL PROTECTED]
 

Govt drafts incentives for exploration 

Business and Investment - October 31, 2005 

Leony Aurora, The Jakarta Post, Jakarta

In a bid to attract exploration efforts in the country's eastern
frontier, the government is drafting new incentives, which may involve a
shorter commitment period for exploration.

Chairman of the Upstream Oil and Gas Regulatory Agency (BP Migas)
Kardaya Warnika said the agency would propose to the Ministry of Energy
and Mineral Resources that the exploration commitment be limited to
geological studies and seismic testing only. 

"Drilling, usually conducted after successful seismic tests, will be
left as an option, not a commitment," Kardaya said on Friday, after
attending the inauguration of 13 oil and gas fields valued at US$1.2
billion by President Susilo Bambang Yudhoyono. 

"The commitment (period) can be halved from six years to three years,"
he said. "This proposal was based on inputs from investors and hopefully
can make the frontier area more attractive." 

In regular tender process to get an oil and gas block, the government
considers bidders' plans for geological and seismic tests, as well as
the number of wells to be drilled. 

Kardaya further said that the agency was still studying incentive
options for brown fields, which are fields that have passed their peak
period of production, to make them commercially viable. 

"We cannot generalize incentives for brown fields as the condition in
one area differs from the others," he said. 

Meanwhile, state oil and gas firm PT Pertamina, which has 41 brown
fields identified so far, has already started offering the aging oil
fields to investors. 

Pertamina's president director Widya Purnama said that four
multi-national investors, including the China Petroleum & Chemical
Corp., had shown interest in partnering up to develop brown fields. 

"We are ready to open the data room. They can choose the areas they want
to assist in developing," said Widya. 

Indonesia is in dire need for new oil discoveries, as crude and
condensate output decline by an average of 5 percent annually due to
aging fields. 

With current production at 1.075 million barrels per day (bpd), the
country still has to import 300,000 bpd of crude and 400,000 bpd of fuel
products to meet domestic demand. 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] BERGABUNG BERSAMA IAGI DI JCS 2005 - SURABAYA

2005-11-18 Terurut Topik Achmad Luthfi
Senang sekali komentar Bung Syaiful yg menggelitik, memang kita harus
lebih serius memanfaatkan/menghargai waktu utk meningkatkan daya saing
kita, kebetulan saya pernah mengikuti siding OPEC, setelah pembuatan
tanda pengenal ada beberapa wartawan asing menanyakan kepada secretariat
sidang tentang tata waktu kegiatan persidangan, jawabnya secretariat
sidang agendanya ini... waktunya mulai jam 10 am opec time dan
selesainya sore (tanpa menyebut jam)..dst. iseng2 saya Tanya kawan
Pertamina yg bekerja di OPEC Wina, apa maksudnya opec time, ternyata
yang dimaksud kalo disebut jam 10 biasa molor spi jam 11 atau 12. Teman
saya bilang maklumlah kan anggota opec: Nigeria, Indonesia, Aljazair,
Arab, Iran, dsb. Kayaknya ini budaya yang melemahkan daya saing
kita...gimana ya...bisa berubah...?


Salam,
Luthfi

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 18, 2005 9:55 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BERGABUNG BERSAMA IAGI DI JCS 2005 - SURABAYA


kok iagi kelihatannya enggak punya target, terutama target waktu ya?
semua acara selalu dimulai dg jam yg jelas dan diakhiri dg 'selesai'.
artinya, bisa satu jam, bisa sehari/semalam, dst. apakah tidak dapat
ditargetkan sejak awal? undangan resepsi pernikahan saja sekarang sudah
banyak diubah, misalnya 11:00 - 13:00 wib, tanpa embel2 'sampai selesai'
lagi.

sbg anggota panitia, pada jadwal panitia, utk acara2 diskusi yg dimulai
jam
12:00, selesainya sudah dijadwalkan jam 14:30 wib. utk munas iagi,
dijadwalkan jam 9:00 - 16:00, jadi hanya ada jadwal makan siang. kalau
mau
makan malam dan sahur, pasti kecele deh.

sekedar masukan.

salam,
syaiful



 

"Sekretariat

Pengurus To: "IAGI-NET"
, <[EMAIL PROTECTED]>,  
Pusat"<[EMAIL PROTECTED]>,
"Indo Energy" <[EMAIL PROTECTED]>
<[EMAIL PROTECTED]   cc:

et.id>   Subject: [iagi-net-l]
BERGABUNG BERSAMA IAGI DI JCS 2005 - SURABAYA   
 

11/18/2005

08:55 AM

Please respond

to iagi-net

 

 










-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Govt drafts incentives for exploration

2005-11-18 Terurut Topik Achmad Luthfi

Masalah komitmen dan waktu memang ibarat 2 sisi mata uang, tak bisa
dipisahkan, pemikiran ini memang untuk frontier/deep water. P' Kardaya
sebagai PE pernah berkomentar, pada waktu saya masih staf di Ditjen
Migas jumlah cekungan minyak kata para geologists ada 60 cekungan dan
yang berproduksi 15 cekungan. Sekarang saya (P' Kardaya) sudah jadi Ka
BPMIGAS jumlah cekungan minyak tetap 60 dan yang berproduksi juga gak
berubah (15 cekungan). Hayoo kita berbuat sesuatu utk menarik investor
ke laut dalam biar cekungan yang berproduksi bertambah kata beliau.
Sebetulnya pernah diberikan firm commitment kepada Shell waktu
mengoperasikan blok bukat dengan komitmen hanya sampai survey seismic
dengan jangka waktu firm commitment 2 tahun dan opsi member 1 well di
tahun ke 3 kalo hasil seismiknya bagus. Akhirnya Shell melakukan
pemboran juga tapi dry hole, kemudian blok ini diambil ENI dan pemboran
sumur aster berhasil menemukan hidrokarbon. Masalah komitmen seperti ini
perlu dikembangkan lebih lanjut utk memperkecil resiko pemboran wildcat
sehingga lebih menarik minat perusahaan minyak yg punya reputasi. P'
Kardaya hanya bisa kasih rekomendasi tapi keputusannya ada pada Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral.


Salam,
Luthfi

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 18, 2005 8:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Govt drafts incentives for exploration

Ada hal menarik dalam berita ini.
Komitmen eksplorasi "tidak harus sampai melakukan pengeboran" dan
waktu komitmen lebih pendek (3 tahun dr yg sebelumnya 6 tahun). Ada
beberapa pro-con dalam ide bagus dari groupnya Pak Kardaya  ini
(BPMigas).

Waktu yg pendek akan memberikan cycle time yg lebih cepat. Tentunya
diharapkan akan memperpendek waktu penemuan.
Pada prinsipnya minyak itu harus "dibuktikan" dengan pengeboran. Tanpa
adanya pengeboran kita tidak bisa melakukan atau mengetahui dengan
pasti jumlah cadangan. Bahkan dalam sertifikasi cadangan diharuskan
memiliki testing produksi (deliverability).

Jadi dalam waktu cepat kita akan tahu potensi (resources) tetapi bukan
cadangan (reserves).

So Wahat do you think ?

RDP
(resend,  server kantor lelet :)
___

From: Inaray, Jossy
Sent: Thursday, November 17, 2005 5:52 PM
To: Putrohari, Rovicky
Subject: RE:

Di posting di IAGI milis aja kali ya Vick, supaya kita lihat komen2
dari yg lain. What do you think?

 JCI
Office:   +62 21 5725744 ext. 421
Cell:   +62 811 153 483
Email: [EMAIL PROTECTED]


Govt drafts incentives for exploration

Business and Investment - October 31, 2005

Leony Aurora, The Jakarta Post, Jakarta

In a bid to attract exploration efforts in the country's eastern
frontier, the government is drafting new incentives, which may involve
a shorter commitment period for exploration.

Chairman of the Upstream Oil and Gas Regulatory Agency (BP Migas)
Kardaya Warnika said the agency would propose to the Ministry of
Energy and Mineral Resources that the exploration commitment be
limited to geological studies and seismic testing only.

"Drilling, usually conducted after successful seismic tests, will be
left as an option, not a commitment," Kardaya said on Friday, after
attending the inauguration of 13 oil and gas fields valued at US$1.2
billion by President Susilo Bambang Yudhoyono.

"The commitment (period) can be halved from six years to three years,"
he said. "This proposal was based on inputs from investors and
hopefully can make the frontier area more attractive."

In regular tender process to get an oil and gas block, the government
considers bidders' plans for geological and seismic tests, as well as
the number of wells to be drilled.

Kardaya further said that the agency was still studying incentive
options for brown fields, which are fields that have passed their peak
period of production, to make them commercially viable.

"We cannot generalize incentives for brown fields as the condition in
one area differs from the others," he said.

Meanwhile, state oil and gas firm PT Pertamina, which has 41 brown
fields identified so far, has already started offering the aging oil
fields to investors.

Pertamina's president director Widya Purnama said that four
multi-national investors, including the China Petroleum & Chemical
Corp., had shown interest in partnering up to develop brown fields.

"We are ready to open the data room. They can choose the areas they
want to assist in developing," said Widya.

Indonesia is in dire need for new oil discoveries, as crude and
condensate output decline by an average of 5 percent annually due to
aging fields.

With current production at 1.075 million barrels per day (bpd), the
country still has to import 300,000 bpd of crude and 400,000 bpd of
fuel products to meet domestic demand.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at