Re: [iagi-net-l] Who is in charge ?(operatorship)
Pak Koesoema, kasus VICO, yang saya mengerti, setelah Huffco yg waktu itu menjadi operator menjual sahamnya ke CPC (Chinese Petroleum Company) pada tahun 1991 (?), maka dibuatkan satu company yg akan berperan sebagai operator yaitu VICO (Virginia Indonesia Company) dengan pemilik saham semua perusahaan yg mempunyai share di block Sanga-2. Jumlah share VICO sendiri di block ini memang kecil (5% ?), sementara major share holder-nya tetap Ultramar (yg diakuisisi oleh Lasmo dan selanjutnya oleh ENI) dan Union Texas Petroleum (yg diakuisi oleh Arco dan kemudian menjadi BP). Posisi share holder pada tahun 2000, kalau gak salah, 37.5% Lasmo-37.5% BP-20% CPC dan sisanya VICO + ada perusahan kecil lainnya. Dalam kasus ini, terjadi perpindahan operatorship dari salah satu pemegang saham (Huffco) ke perusahaan yg notabene dimiliki oleh seluruh pemegang saham yang ada dan jumlah sahamnya cuman 5%. salam. On 5/19/06, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai operatorship perusahaan yang melakukan farm-out biasanya mempertahankan operatorship, jarang yang mau menyerahkan operatorship ke perusahaan yang farm-in, bahkan konon Vico itu tetap operator walaupun participating interestnya sudah 0 (nol). Perpindahan operatorship itu biasanya terjadi karena perusahaan yang memegang kontrak PSC itu sahamnya dibeli oleh perusahaan lain (kemudian perusahaan itu ganti nama dengan nama pemilik perusahaan yang baru, contoh Maxus menjadi CNOOC) dan bukan karena participating interestnya dijual atau dialihkan. Jadi harus dibedakan antara saham perusahaan dengan participating/working interest. Oleh karena itu operator itu sewajarnya adalah pemegang kontrak PSC. Saya kira pada prinsipnya di mana-mana dan kontrak apapun tidak boleh dijual belikan (kalau boleh dijual belikan maka ini akan jadi lahan subur bagi para calo). Namun hal ini dapat saja diakali dengan menjual saham dari perusahaan pemegang blok kepada pemilik baru, sehingga perusahaan calo akhirnya subur juga. Ini dimungkinkan karena dengan dalih untuk menghindari cross-fencing, maka kontraktor harus membentuk suatu operating company tersendiri yang terpisah dari induknya tetapi memegang seluruh sahamnya. Saham perusahaan dari operating company ini yang dapat dialihkan sehingga seolah-olah operatorship dapat dipindah-tangankan. Jadi seharusnya operatorship tidak bisa dialihkan ke pemegang majority participating interest. Inipun dalam kenyataan bisa diakali juga dimana perusahaan pemegang majority participating interest menjadi operator untuk dan atas nama perusahaan pemegang blok/kontrak (to operate on behalf of ). Bahkan dalam hal peristiwa H. Patragas -Mobil Oil, Mobil Oil Cepu Ltd mengambil-alih operatorship karena participating interest-nya menjadi 100%, dan bukan karena membeli seluruh saham H. Patragas, dan hal ini kelihatannya disetujui oleh BPPKA dan pemerintah. Correct me if I am wrong! R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 16, 2006 9:01 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Who is in charge ? KKS Pertamina EP itu satu kontrak utk seluruh wkp di Indonesia, kalo KKS Pertamina EP itu dinilai masih identik dengan bentuk PSC maka berlaku prinsip undivided interest, maksudnya kalo Pertamina EP farm-out sekian % dari interest share-nya yha hrs berlaku seluruh blok, tidak bias partial (divided) misalnya di Jawa Barat saja. Lha kalo setelah farm-out kemudian operatorship-nya dialihkan maka seluruh blok Pertamina EP dioperasikan oleh Partner-nyayha.. kalo ini dilakukan maka Pertamina EP akan menjadi perusahaan portfolio saja...tentunya menyedikan kita semua.
[iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi
Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku Skinner et al. (2004) Dynamic Earth (edisi ke-5) - Jihn Willey Sons tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga di buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku Earth Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga. Periodisasi umur Bumi dibagi menjadi empat Eon (Kurun)(Gradstein et al., 2004; Skinner et al., 2004): (1) Hadean (beneath the Earth) 4550-4000 Ma - million years ago, (2) Archean (ancient) 4000-2500 Ma, (3) Proterozoic (earlier life) 2500-545 Ma, Phanerozoic (visible life) 545 Ma - sekarang. Batas bawah Kambrium sedikit berbeda antara 545 Ma sampai 542 Ma. Gradstein et al. (2004) mencantumkan 542 Ma sebagai batas bawah Kambrium. Dan, inilah hasil-hasil terbaru dating kerak kontinen. Mineral tertua yang berhasil ditera umurnya adalah detrital zircon yang diekstraksi dari sampel bernama W74 berupa metakonglomerat di Pegunungan Jack Hills Australia Barat dengan umur 4408 +/- 8 Ma berdasarkan dating absolut U-Pb (Wilde et al., 2001 Evidence from detrital zircons for the existence of continental crust and oceans on Earth 4.4 Gyr ago - Nature 409/6817 p. 175-178). Umur sampel batuan tertua yang berhasil di-dating : Acasta orthogneiss dari Slave Craton, Canada yang menghasilkan umur berdasarkan U-Pb setua 4031 +/- 3 Ma (Bowring and Williams, 1999, Priscoan orthogneiss from NW Canada - Contributions to Mineralogy and Petrology, 134, p. 3-16). Umur kompleks batuan tertua yang menerus dan well-mapped (bukan satu sampel seperti di atas) adalah kompleks Itsaq gneiss complex dan Isua greenstone belt di SW Greenland dengan umur 3806 +/- 13 Ma untuk Isua(Compston et al., 1986 The age and Pb loss behaviour of zircons from the Isua supracrustal belt as determined by ion microprobe - Earth and Planetary Science Letters, 80, p. 71-81) dan 3818 +/- 8 Ma untuk Itsaq gneiss complex yang diukur pada tonalit yang sedikit terdeformasi (Nutman et al., 1999 Non-gneissic tonalite and quartz-dirites from an extensive ca 3800 ma terrain south of the Isua supracrustal belt, SW Greenland : constraints on early crust formation - Contributions to Mineralogy and Petrology, 137, p. 364-388). Banyak ahli yang tidak percaya pada dating umur lebih tua dari 3900 Ma. Mengapa ? Sebab, pada sekitar 3900 Ma telah terjadi bombardemen meteor besar2an terhadap Bumi yang telah menghancurkan semia pre-existing terrestrial crust sehingga kerak Archean umur lebih tua dari 3900 Ma akan sulit ditemukan (Cohen et al., 2000 Support for the lunar cataclysm hypothesis from lunar meteoritic impact melt ages - Science 290, p. 1754-1756). Kalau Bumi terbentuk 4560 Ma, saya pikir batuan yang lebih tua dari 3900 Ma jelas ada, hanya akan sulit ditemukan sebab langka terawetkan, atau disaggregated (hancur), walaupun ada yah mungkin hanya sebagai detritus atau xenocrysts di dalam batuan yang lebih muda. Maka tak heran kalau umur kompleks batuan paling tua bermain di 3800 Ma, tetapi mineral zirkon sebagai xenocrysts di metaconglomerate di Jack Hills, West Australia bisa sampai 4408 Ma. Salam, awang -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/343 - Release Date: 5/18/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
Pak Slamet, Data sulfur, API, n-parafin, isoprenoid dari minyak2 di suatu kawasan kalau dihubungkan dan dipahami secara regional akan menggambarkan oil grouping serta karakteristiknya. Lalu, source facies-nya bisa kita duga-duga. Kalau lalu kita masukkan pemahaman geologic setting dan stratigrafinya akan membimbing kita ke pemahaman apa source-nya (formasi apa) dan di mana kitchen-nya. Akibatnya, kita akan tahu bagaimana gambaran migrasinya. Juga bisa untuk menaksir kawasan terbiodegradasi atau bebas biodegradasi bila kita libatkan struktur geologi di dalamnya. Kalau kita hubungkan data VR dan heatflow tiap sumur, atau dengan heatflow regional, kita bisa merekonstruksi sejarah pematangannya, di mana oil/gas/overmature window saat ini, dan di mana dulu. Geokimia akan nyaring berbunyi bila kita tiupkan nafas geologi ke dalamnya. Dan tanpa geokimia, semua hanya reka-reka. Kematangan atau oil grouping hanya ditunjukkan oleh geokimia, dan kembali ke tadi, geokimia akan sangat berguna kalau geologi jadi sokogurunya. Maka, tripartit geologi-geofisika-geokimia tak boleh diceraiberaikan. Salam, awang -Original Message- From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 19, 2006 8:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Terima kasih atas penjelasanya. Andaikata, kita punya 'trace elements' berupa data sulphur, vitrinite refelectance, API, n-parafin atau isoprenoid dan juga data heat-flow di setiap well yang ada di Kepulauan Sumatera. Lalu kita bermain-main dengan mem-plots dan menghubungkan masing-masing data tersebut dengan interpretasi isoline dan opposite-nya . . . dan cerita geology apa saja yang bisa menghubungkan semuanya itu secara specifik? Apakah bisa bercerita tentang trend of sediment environment, source facies/rocks, partial pressure (CO2), etc.? Menarik ya mengungkapkan trend secara regional?! Salaam, SLAMET RIYADI -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 4:26 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Pak Slamet dan Pak Hendro, Blockage lebih dikuatirkan terjadi semakin mendekati seabed karena pressure dan temperatur yang turun di bawah dew point. Kalau di reservoir jauh di bawah seabed, temperatur yang tinggi bisa mencegah blokage minyak parafinik. Dalam flow assurance study, kondisi ini akan disimulasi, apakah minyak parafiniknya cenderung membeku dan menyumbat pipa (blaockage). Sepanjang jalur pipa di atas sea bed pun kondisi menjadi rawan karena laut dalam tentu punya temperatur yang minimal (tak heran gas hydrate - biogenic gas yang terperangkap dalam kisi2 kristal es sering ditemukan tak jauh dari seabed). Seperti yang Pak Hendro sebutkan, saat ini caranya adalah dengan pemanasan di titik2 tertentu di sepanjang tubing dan di beberapa stasiun termal di sepanjang jalur pipa ke tempat pengumpul. Kalau ada booster pompa untuk mendorong minyak tetap punya tekanan agar mengalir di pipa yang menanjak pun, maka ini ada thermal booster agar minyak tak jadi membeku di pipa meskipun di luar temperatur drop. Cara lain adalah dengan membuat bio-enhanced buatan, yaitu menginjeksikan mikroba pemakan lilin. Atau, dengan injeksi uap/mikroba seperti pernah dicoba di lapangan2 di Sumatra Tengah. Bila ada minyaknya, kelihatannya minyak Antarktika tak akan parafinik, mungkin tipe yang diproduksi dari marine algae yang miskin lilin. Penyumbatan karena pembekuan lebih gampang diatasi daripada penyumbatan kimiawi karena kandungan lilin/parafin. Salam, awang -Original Message- From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 2:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Delete-- This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Re: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
Sehubungan dengan tripartid yang dikatakan Pa Awang. Di daerah Jabung pernah dilakukan studi geokimia secara detail, dan sangat membantu dalam pemahaman sistem petroleum. Sehingga benar yang dikatakan Pa Awang, tidak mereka-reka, tapi ada guidance untuk mencari prospek sampai drillable prospect. Salam, Lambok - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 19, 2006 3:48 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Pak Slamet, Data sulfur, API, n-parafin, isoprenoid dari minyak2 di suatu kawasan kalau dihubungkan dan dipahami secara regional akan menggambarkan oil grouping serta karakteristiknya. Lalu, source facies-nya bisa kita duga-duga. Kalau lalu kita masukkan pemahaman geologic setting dan stratigrafinya akan membimbing kita ke pemahaman apa source-nya (formasi apa) dan di mana kitchen-nya. Akibatnya, kita akan tahu bagaimana gambaran migrasinya. Juga bisa untuk menaksir kawasan terbiodegradasi atau bebas biodegradasi bila kita libatkan struktur geologi di dalamnya. Kalau kita hubungkan data VR dan heatflow tiap sumur, atau dengan heatflow regional, kita bisa merekonstruksi sejarah pematangannya, di mana oil/gas/overmature window saat ini, dan di mana dulu. Geokimia akan nyaring berbunyi bila kita tiupkan nafas geologi ke dalamnya. Dan tanpa geokimia, semua hanya reka-reka. Kematangan atau oil grouping hanya ditunjukkan oleh geokimia, dan kembali ke tadi, geokimia akan sangat berguna kalau geologi jadi sokogurunya. Maka, tripartit geologi-geofisika-geokimia tak boleh diceraiberaikan. Salam, awang -Original Message- From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 19, 2006 8:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Terima kasih atas penjelasanya. Andaikata, kita punya 'trace elements' berupa data sulphur, vitrinite refelectance, API, n-parafin atau isoprenoid dan juga data heat-flow di setiap well yang ada di Kepulauan Sumatera. Lalu kita bermain-main dengan mem-plots dan menghubungkan masing-masing data tersebut dengan interpretasi isoline dan opposite-nya . . . dan cerita geology apa saja yang bisa menghubungkan semuanya itu secara specifik? Apakah bisa bercerita tentang trend of sediment environment, source facies/rocks, partial pressure (CO2), etc.? Menarik ya mengungkapkan trend secara regional?! Salaam, SLAMET RIYADI -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 4:26 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Pak Slamet dan Pak Hendro, Blockage lebih dikuatirkan terjadi semakin mendekati seabed karena pressure dan temperatur yang turun di bawah dew point. Kalau di reservoir jauh di bawah seabed, temperatur yang tinggi bisa mencegah blokage minyak parafinik. Dalam flow assurance study, kondisi ini akan disimulasi, apakah minyak parafiniknya cenderung membeku dan menyumbat pipa (blaockage). Sepanjang jalur pipa di atas sea bed pun kondisi menjadi rawan karena laut dalam tentu punya temperatur yang minimal (tak heran gas hydrate - biogenic gas yang terperangkap dalam kisi2 kristal es sering ditemukan tak jauh dari seabed). Seperti yang Pak Hendro sebutkan, saat ini caranya adalah dengan pemanasan di titik2 tertentu di sepanjang tubing dan di beberapa stasiun termal di sepanjang jalur pipa ke tempat pengumpul. Kalau ada booster pompa untuk mendorong minyak tetap punya tekanan agar mengalir di pipa yang menanjak pun, maka ini ada thermal booster agar minyak tak jadi membeku di pipa meskipun di luar temperatur drop. Cara lain adalah dengan membuat bio-enhanced buatan, yaitu menginjeksikan mikroba pemakan lilin. Atau, dengan injeksi uap/mikroba seperti pernah dicoba di lapangan2 di Sumatra Tengah. Bila ada minyaknya, kelihatannya minyak Antarktika tak akan parafinik, mungkin tipe yang diproduksi dari marine algae yang miskin lilin. Penyumbatan karena pembekuan lebih gampang diatasi daripada penyumbatan kimiawi karena kandungan lilin/parafin. Salam, awang -Original Message- From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 2:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia Delete-- This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.
Re: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda]
Dear all Saya baca ,tapi ndak ngerti . Apa ada yang bisa memberikan informasi dengan lebih sederhana , 1. Rumus Helmholtz ? 2. Prinsip aplikasi rumus ini , dalam menemukan lokasi minyak bumi. Punten saya ini gatek tapi ingin tahu. Selamat wik - en S- Abah Original Message Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED] Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB * * Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi. Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini, termasuk NASA di Amerika. Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember 2005 lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan persamaan matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad silam. Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of Technology (DUT). Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz itu agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi. Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya. Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai contoh, program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer, dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya dengan 300 komputer. Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di DUT. Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat atau disebut *robust* (bisa dipakai di semua masalah). Selama ini, ungkap Yogi, Shell selalu memiliki masalah dengan rumus Helmholtz dalam menemukan sumber minyak di bumi. Persamaan Helmholtz yang digunakan oleh perusahaan minyak Belanda itu membutuhkan biaya tinggi, tak cuma dari perhitungan waktu tetapi juga penggunaan komputer serta memori. ''Shell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali. Bahkan, kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja. Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan *hardware*,'' ungkap Yogi kepada *Republika*. Karena itu, sambung pria yang lulus dengan nilai *cum laude* saat menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 itu, Shell meminta DUT melakukan penelitian yang mengarah pada persamaan Helmholtz agar bisa lebih efisien, cepat, dan kebutuhan *hardware* yang cukup kecil. Untuk proyek penelitian tersebut, Pemerintah Belanda membiayainya karena proyek ini dianggap sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda. Yogi yang memiliki hobi memasak, melukis, dan olah raga itu, memecahkan rumus Helmholtz setelah berkutat selama empat tahun. Yang membuat penelitian itu lama, ungkap dia, karena persamaan Helmholtz dalam matematika numerik yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan komputer. Karena itu, dalam melakukan penelitian, diperlukan beberapa tahapan yang masing-masing tak sebentar. Apalagi, sambung dia, persamaan ini memang sangat sulit. Ada dua cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu secara langsung (*direct*) dan literasi. ''Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit,'' kata pria kelahiran Tasikmalaya 32 tahun silam ini. Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan Prof Turkel, berasal dari Swiss dan Israel, masing-masing dengan caranya sendiri. Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisisnya beberapa waktu sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup cepat. ''Saya punya persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Yang saya lakukan untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan ini menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu saya
RE: [iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya
Wah mantab ulasan Mas Wahyu Budi. Makasih. Itu info bagus, karena amat sedikit saya ketahui. Dan kini Mas Wahyu, dan semua orang, sudah bisa nyuruh arah dan jarak jatuhnya debu Merapi (setidaknya relatif) terhadap tanggal di sepanjang tahun. Menariknya, walau 23 Juli adalah pas matahari di paling utara lintangnya, ternyata gaya terbesar angin malah Oktober (ke baratdaya), pada 4 bulan berikutnya (Oktober). Ini atau sebulan setelah matahari di katulistiwa (23 Sept). Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim kering di Jawa itu. Nah, banyak yang relatif merubah pola angin muson itu, misal el nino, juga la nina. Gimana Mas Wahyu perintah ke angin-angin di Jawa ini ? Peristiwa gerhana bulan dan matahari, telah di hitung hingga 1000 th kedepan, dengan deviasi hanya dalam ukuran menitan, apalagi kalau hanya soal terbit dan terbenam. Astronom ini, membuat banyak manusia (atau semua) bisa nyuruh matahari dan bulan dengan akurasi yang amat kecil itu. Debu Merapi bisa merepotkan pernafasan sekarang.. Angin tak dari utara ke selatan. Maka selatan Merapi lebih aman dari batuk. Sementara ini, ke-aktif-an Merapi mereda pada minggu low tide ini. Oh angin... ada kabar di sana ? beri tahu maunya alam ya Salam, Maryanto. -Original Message- From: wahyu budi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 8:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya Sekarang bulan Mei. Di Jawa, saat ini berlangsung musim peralihan dari Musim Barat (des - maret) ke musim timur (juni - sep). Pada saat ini di selatan Pulau Jawa (di Samudera Hindia) bertiup angin dengan arah umum dari selatan-tenggara, dan angin tersebut melemah di Pulau Jawa. Dengan kondisi angin yang demikian maka wajar bila debu dari Gunung Merapi dominan bertiup ke arah barat sampai utara. Karena tiupan angin relatif lemah, maka debu relatif tersebar tidak jauh. Bila erupsi terjadi di bulan Oktober, maka debu akan tertiup lebih jauh lagi dapa arah yang sama dengan arah sekarang (barat sampai utara)sampai Temanggung. Bila di bulan Januari ke arah timur ke Boyolali dan Sragen. Bila bulan Juli ke arah barat (magelang, Purworejo). Secara umum, di Jawa bagian tengah (yogya) tidak ada angin yang bertiup ke arah selatan dari utara. Salam, WBS --- Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote: Hujan abu: Kini matahari di utara katulistiwa. Dugakan angin dari tenggara ke arah barat laut. Wah tempat embah, yang di tenggara Merapi, lebih aman oleh bantuan angin ini. Lava kebanyakan ke arah barat-daya, maksimum 4 km. Kalau ke tenggara maksimum 1 km. Angin akan lebih banyak ke arah Magelang, Secang, Wonosobo, Dieng, Tegal, ... Tapi ya tak tahu kebenarannya, wong cuma duga-duga saja, tak punya data. Nah, kalau Kulonprogo, yang notabene di barat daya Merapi, jarak 25 km saja kena abu, mestinya yang barat laut akan lebih jauh dari 25 km. Atau di jarak 25 km akan lebih tebal, di banding abu di Kulonprogo. Begitu ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Dr. Premonowati ..bahkan sampai Kulonprogo (West Progo), kira-kira 25 kilometer arah barat daya Merapi. Hujan abu, eh masudnya abu berterbangan (walaupun air hujannya tak ada), menyebar hingga Umumbulhajo (Cangkringan), Kaliurang (Pakem), Dukun (Muntilan), Selo (Boyolali), radius 5 - 7 km dari puncak. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website:
[iagi-net-l] Helmholtz
Walaupun dengan berusaha beropenminded ria. dan dengan menjunjung respek yang besar kepada lembaga pendidikan dan penelitian Indonesia, saya tetap rada 'terganggu' dengan pemberitaan hiperbolik dibawah. Mencari minyak adalah kegiatan multidisiplin, tapi tetap pada dasarnya yang paling berperan didalamnya adalah ilmu/pengertahuan tentang bumi ini alias geologi. Mau pakai persamaan apa saja yang bisa dipecahkan dengan cara apa saja kalau buminya kita tidak kenal ya sama juga bohong. Ada banyak sekali persamaan dan transformasi yang dipakai misalnya untuk processing seismik ( berbagai metoda migrasi seismik yang memakan waktu bulanan walaupun sudah pakai komputer besar sebagai contoh). Dan juga segala simulasi reservoir dan lain sebagainya . tapi itu cuma sekedar pembantu... Kalau mencari minyak hanya 'sekedar' memecahkan rumus matematik maka ujung tombak oil company adalah komputer besar, dan ahli matematik |-+ | | [EMAIL PROTECTED]| | || | | 19/05/2006 05:30 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ --| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda] | --| Dear all Saya baca ,tapi ndak ngerti . Apa ada yang bisa memberikan informasi dengan lebih sederhana , 1. Rumus Helmholtz ? 2. Prinsip aplikasi rumus ini , dalam menemukan lokasi minyak bumi. Punten saya ini gatek tapi ingin tahu. Selamat wik - en S- Abah Original Message Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED] Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB * * Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi. Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini, termasuk NASA di Amerika. Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember 2005 lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan persamaan matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad silam. Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of Technology (DUT). Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz itu agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi. Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya. Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai contoh, program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer, dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya dengan 300 komputer. Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di DUT. Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat atau disebut *robust*
RE: [iagi-net-l] Who is in charge ? (Farm-out)
Pertamina tdk dilarang farm-out asal tdh divided interest, artinya kalo farm-out yha seluruh blok tapi tdk boleh partial blok. -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 18, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ? (Farm-out) Saya heran bahwa di satu pihak Pertamina itu sekarang dianggap sebagai salah satu perusahaan PSC yang harus bersaing dengan perusahaan PSC lainnya di Indonesia, di lain fihak Pertamina tidak boleh melakukan farm-out kepada perusahaan lain, sedangkan untuk perusahaan PSC lainnya melakukan farm-out dan farm-in itu adalah hal yang biasa. Ini sama saja dengan menganak-tirikan anak kandung sendiri. Mungkin ada perbedaan persepsi mengenai farm-in/farm-out ini. Pengertian saya melakukan farm-out itu tidak perlu harus untuk seluruh block, tetapi untuk satu prospect pun bisa, bahkan untuk satu well saja bisa. Contohnya kalau walaupun sudah ada perjanjian farm-out untuk seluruh block, suatu perusahaan yang melakukan farm-in bisa saja tidak ikut dalam pemboran explorasi salah satu prospect, tetapi ikut untuk prospect yang lainnya. Saya yakin ini yang terjadi juga di Indonesia. Farm-in/farm-out adalah business deal antar perusahaan dan tidak usah melibatkan pemerintah. Di zaman BPPKA suatu PSC yang akan melakukan farm-out tidak perlu izin, cukup dengan memberi tahukan saja. Farm-out biasanya dilakukan untuk membagi-bagi risiko. Perusahaan sebesar Exxon-Mobil atau Shell pun sering melakukan farm-in/farm-out, bahkan perusahaan seperti Inpex tidak pernah bertindak sebagai operator, cuma farm-in melulu di mana-mana di Indonesia, tetapi bisa menjadi perusahaan besar dan bisa merambah ke luar Indonesia. Yang saya ingat dulu H.Patragas dulu pernah menawarkan participating interest hanya untuk lapangan Kemuning/Nglobo Utara saja pada perusahaan selain Ampolex (Amerada Hess, Penzoil dsb), sedangkan untuk prospek lainnya pada Ampolex, walaupun pada akhirnya participating interest untuk seluruh blok diambil Ampolex (yang kemudian seluruh saham/kepemilikan Ampolex dibeli oleh Exxon-Mobil, sehingga seluruh participating interest atas blok Cepu dipegang Exxon-Mobil). Jadi mengapa diberlakukan prinsip undivided interest bagi Pertamina? Mengapa Pertamina di-anak-tirikan oleh orang tuanya sendiri? RPK - Original Message - From: Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 16, 2006 9:01 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Who is in charge ? KKS Pertamina EP itu satu kontrak utk seluruh wkp di Indonesia, kalo KKS Pertamina EP itu dinilai masih identik dengan bentuk PSC maka berlaku prinsip undivided interest, maksudnya kalo Pertamina EP farm-out sekian % dari interest share-nya yha hrs berlaku seluruh blok, tidak bias partial (divided) misalnya di Jawa Barat saja. Lha kalo setelah farm-out kemudian operatorship-nya dialihkan maka seluruh blok Pertamina EP dioperasikan oleh Partner-nyayha.. kalo ini dilakukan maka Pertamina EP akan menjadi perusahaan portfolio saja...tentunya menyedikan kita semua. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 15, 2006 12:59 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ? Pak Lutfi, Kalau PSC boleh dipindah tangankan operatorshipnya, sesuai aturan kalau ngga salah setelah 3-5 tahun awarded. Nah apakah KKS dengan Pertamina itu juga boleh dipindah tangankan juga operatorship-nya ? Nantinya yang in-charge siapa ? Suwun, sharing infonya. RDP On 5/15/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: PSC Indonesia menganut prinsip single operatorship, maksudnya bila di dalam parties itu ada lebih dari 1 perusahaan maka operatornya diserahkan pada kesepakatan di dalam parties itu sendiri, sehingga pemerintah tidak ikut campur tangan dalam joint operating agreement/joa diatara para pihak dalam parties itu. Pemerintah hanya terlibat satu agreement yaitu PSC atau Kontrak Kerjasama (KKS). Bila para pihak dalam parties itu sudah bersepakat maka kesepakatan itu disampaikan ke pemerintah melalui BPMIGAS dan kemudian pemerintah mengakui bahwa perusahaan yang disepakati oleh para pihak tersebut sebagai operator. Salam: LTH -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 15, 2006 11:16 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ? Rasanya sudah ada tuh... - 3 tahun masa eksplorasi operatorship tidak boleh dipindah tangankan - setelah itu terserah pemain.. partner puas ya operatorship diteruskan, tidak puas ya tinggal tergantung mayoritas sahamnya bisa ambil alih operatorship.. bisa juga ada pemain baruyang masuk via farm in dan syaratnya minta jadi operator Menjadi operator dan tidak menjadi operator itu urusan masing2 perusahaan sesuai dengan taktik dan strategi bisnis mereka. Salah satu KPS
RE: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda]
Hebat eui kang yogi ahmad.selamat -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 19, 2006 10:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda] -FYI Original Message Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED] Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB * * Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi. Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini, termasuk NASA di Amerika. Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember 2005 lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan persamaan matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad silam. Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of Technology (DUT). Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz itu agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi. Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya. Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai contoh, program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer, dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya dengan 300 komputer. Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di DUT. Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat atau disebut *robust* (bisa dipakai di semua masalah). Selama ini, ungkap Yogi, Shell selalu memiliki masalah dengan rumus Helmholtz dalam menemukan sumber minyak di bumi. Persamaan Helmholtz yang digunakan oleh perusahaan minyak Belanda itu membutuhkan biaya tinggi, tak cuma dari perhitungan waktu tetapi juga penggunaan komputer serta memori. ''Shell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali. Bahkan, kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja. Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan *hardware*,'' ungkap Yogi kepada *Republika*. Karena itu, sambung pria yang lulus dengan nilai *cum laude* saat menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 itu, Shell meminta DUT melakukan penelitian yang mengarah pada persamaan Helmholtz agar bisa lebih efisien, cepat, dan kebutuhan *hardware* yang cukup kecil. Untuk proyek penelitian tersebut, Pemerintah Belanda membiayainya karena proyek ini dianggap sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda. Yogi yang memiliki hobi memasak, melukis, dan olah raga itu, memecahkan rumus Helmholtz setelah berkutat selama empat tahun. Yang membuat penelitian itu lama, ungkap dia, karena persamaan Helmholtz dalam matematika numerik yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan komputer. Karena itu, dalam melakukan penelitian, diperlukan beberapa tahapan yang masing-masing tak sebentar. Apalagi, sambung dia, persamaan ini memang sangat sulit. Ada dua cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu secara langsung (*direct*) dan literasi. ''Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit,'' kata pria kelahiran Tasikmalaya 32 tahun silam ini. Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan Prof Turkel, berasal dari Swiss dan Israel, masing-masing dengan caranya sendiri. Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisisnya beberapa waktu sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup cepat. ''Saya punya persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Yang saya lakukan untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan ini menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu saya dapatkan, saya pecahkan dengan metode *direct* atau literasi,'' ujarnya. metode langsung, papar Yogi, bila dalam perjalanannya kemudian menemukan masalah yang
Re: [iagi-net-l] Helmholtz
Mbak Yuriza, tidak perlu terganggu dengan iklan itu. sorry saya sebut iklan karena memang saya pikir dibesar2kan oleh reporter nya. saya pernah ketemu dengan Pak Yogi nya, dan waktu menerangkan penemuan nya dia memang berapi-api tetapi sangat low profile. Awalnya, dia sebenarnya tidak tertarik dengan aplikasi penemuan metode numerik nya dalam memecahkan persamaan Helmholtz di dunia perminyakan (baca: geofisika), cuma dia kaget kenapa Shell sangat menggebu-gebu memakai penemuan tsb. Informasi ini sempat ditangkap oleh kawan2 yang gila akan penemuan baru dan bagaimana meng-aplikasi kan nya. maka dibuatlah suatu diskusi kecil2an di Bandung. saya sempat di biayai ke Bandung juga plus nginap makan dst. oleh salah satu kawan yang haus akan penemuan baru, yaitu: Ahyani. saya ingin sekedar share disini disksusi tsb untuk trigger kawan2 lain untuk ikutan pakai metode Yogi. (terus terang saja saya tidak tahu persis prosedur metode Yogi, ini, saya hanya ikut2 an mau pakai di geofisika) Waktu diskusi dengan Yogi dan bersama teman2 lain dari jurusan Nautika ITB dan ada juga beberapa alumni matematika dan geofisika (sorry saya sebut alumni karena mereka sebenarnya tidak mau di bilang matematician atau geophysicist, mungkin lebih cocok disebut businesman) anyway, step pertama yang dibicarakan adalah apa sebenarnya yang di pecahkan oleh rumus Yogi tsb. dan yang kedua bagaimana pemakaiannya di industri minyak. Metode Yogi itu sebenarnya adalah analisa numerik yang bisa dipakai untuk menyelesaikan dua masalah yaitu pertama: membuat algorithma yang meng effisien kan solusi persamaan linear (cocoknya disebut multi linear). Mislnya kalau Mbak Yuriza hanya pakai tiga parameter (Vp,Vs, dan Rho) dalam AVO inversion, maka metode Yogi ini bisa dipakai dalam pemecahan persamaan yang jumlah parameter nya cukup banyak (jadi anisotropy lateral dan vertical pun bisa dimasukkan, atau dipecahkan menjadi komponen yang lebih kecil misalnya rho, Mu, K, specific gravity () dst). dan kalau misalnya Mbak Yurita cukup puas dengan approximasi tiga parameter saja, maka bisa dipakai untuk menyelesaikan volume data yang cukup besar secara simultan lebih cepat. Metode ini bisa juga dipakai dalam 3D reservoir simulation, atau reservoir inversion (dari segi PE),( gimana Pak Ipung dari Caltex?, bisa tolong di forward ke beliau) (komentar: wah kalau bisa bikin automatic history match, bisa rame nih,atau paling nggak estimasi pertamanya), atau problem dgn forward modelling dan inverse modelling yang lain. atau mungkin di construction yang sangat terkenal dengan metode sparse matrix nya. pendeknya bisa dipakai untuk mempercepat perhitungan penyelesaian metode system persamaan linier (tentu saja pseudo linier juga bisa). jadi inti utamanya adalah perhitungan inverse matriks yang lebih cepat dan akurat. pemakaian pertama ini hanya intermediate proses dari keseluruhan, dan kalau yang kedua yang intinya adalah pemecahan persamaan Helmholtz tsb. Kata Yogi, Shell nya sendiri merahasiakan bagaimana mereka memakai persamaan ini. dari hasil diskusi weekend tsb. (wah capek juga melek satu weekend coba2 mengerti persamaan Helmholtz dan pemakaiannya, waktu habis telepon Pak Basuki P, saya ketiduran sampai hampir ketinggalan pesawat). ada beberapa yang kami coba gali yaitu: persamaan Helmholtz ini memungkinkan kita balik menyelesaikan persamaan gelombang secara lengkap. jadi tidak ada asumsi, kecuali bahwa asumsi persamaan gelombang tsb sudah cukup akurat dalam memodelkan perjalanan gelombang dibumi. Bisa juga dipakai untuk perambatan gelombang di media apa saja. nah kalau tidak salah Pak Yogi nya ini lagi bikin pemakaian nya dalam Compact Disc, jadi hasilnya nanti bisa bikin CD yang sangat besar kapasitasnya. (kalau yang ini detailnya saya tidak tahu). di Grup nya Pak Ahyani, sudah ada yang mulai bikin research dalam perambatan gelombang di bumi. ada grup yang bikin tomography, ada yang bikin 3D wave migration dan ada yang mau bikin seismic simulation (he.. he.. kalau yang ini belum saya mulai, sorry kawan2 yang di Bandung ). kalau ada yang mau join silahkan hubungi Pak Ahyani, saya kira dia juga ikut milis ini, yang penting datang dengan problem yang kemungkinan bisa di solve dengan metode Yogi. kalau tidak yakin boleh kita diskusikan dulu. di grupnya Pak Ahyani banyak programmer canggih. kalau biaya mari kita diskusi kan. jadi Ibu Yuriza, yang di solve adalah persamaan matematika yang sudah ada, bukan bikin persamaan matematika untuk menemukan minyak. jadi geologist dan geophysicist nya masih diperlukan. tapi kalau ada yang bisa bikin model matematika dari bumi yang cukup akurat. kita harus siap2 jadi komputer operator atau tenaga yang siapin database nya. karena kemungkinan besar bisa di solve persamaan nya memakai komputer yang sudah ada dengan metode Yogi atau derived Yogi methods. salam, frank nb: sorry Yani dan kawan-kawan yang lain di BDG, saya beberkan disini dan malah
Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ?
kalau bandingkan dengan pabrik ya pasti lain. kelihatannya perlu ada yang menerangkan ini ke publik. mungkin mulai dengan sifat unrenewable resources, lalu berapa lama nya untuk bikin minyak. kitakan tidak bikin minyak hanya cari. fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 19, 2006 6:32:09 AM Subject: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ? :) -- Forwarded message -- From: IndoExplo [EMAIL PROTECTED] Date: May 18, 2006 8:45 PM Subject: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ? To: [EMAIL PROTECTED] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ? JAKARTA – Produksi minyak mentah Indonesia pada lima tahun terakhir yang semakin menurun membuat miris semua pihak. Apalagi dalam kurun waktu yang sama jumlah biaya produksi minyak mentah justru semakin meningkat. Bagi para ekonom yang terbiasa dengan industri manufaktur, fenomena penurunan tingkat produksi yang dibarengi dengan peningkatan biaya produksi tersebut merupakan hal yang sulit untuk diterima akal sehat. Karena dalam logika ekonomi mikro, volume produksi mempunyai korelasi positif terhadap biaya produksi. Artinya, kalau volume produksi menurun maka seharusnya total biaya produksi juga harus menurun. Berdasarkan konsep pemahaman tersebut, maka para pakar menyimpulkan bahwa telah terjadi inefisiensi dalam industri perminyakan di Indonesia. Dan pihak yang, menurut mereka, patut dipersalahkan adalah para kontraktor minyak baik asing maupun domestik sebagai produsen serta BPMIGAS sebagai pemegang amanat pengendalian kegiatan usaha hulu migas di Indonesia. Tanpa berpretensi untuk menafikan pendapat para pakar tersebut, kiranya perlu digali lebih dalam mengenai karakteristik industri migas yang berdampak pada tingkat produksi dan tingkah laku biayanya. Sehingga fenomena penurunan produksi yang dibarengi dengan peningkatan biaya tidak lagi menjadi sebuah fenomena gaib yang membingungkan. Dalam industri manufaktur, produk yang dihasilkan biasanya merupakan hasil dari suatu proses produksi yang memproses bahan baku menjadi barang jadi. Namun tidak demikian halnya di industri hulu perminyakan. Para produsen minyak tidak pernah melakukan proses produksi seperti halnya yang berlaku di industri manufaktur, yaitu memproses bahan baku berupa hidrokarbon menjadi barang jadi berupa minyak mentah. Karena proses produksi minyak mentah telah dilakukan oleh alam didalam perut bumi selama ribuan atau bahkan jutaan tahun yang lalu. Kalaupun ada proses yang dilakukan oleh para produsen minyak mentah adalah proses pemisahan kandungan air dan mineral lain yang tidak diperlukan. Karena proses pembentukannya di alam yang memakan waktu jutaan tahun, maka minyak mentah dikategorikan sebagai non renewable resource. Sebagai sumber daya alam yang tidak terbarukan, maka semakin banyak yang diambil (dan dibakar) akan semakin sedikit yang tersisa di perut bumi. Jumlah yang semakin sedikit tersebut biasanya berada di cekungan yang sempit dan sulit dijangkau dengan tekanan subsurface yang semakin rendah. Kalau pada tahap awal produksi minyak mentah bisa mengalir sendiri (natural flows) karena adanya tekanan subsurface yang tinggi – sehingga biaya produksi relatif rendah, maka pada tahapan produksi selanjutnya diperlukan tambahan peralatan dan teknologi yang semakin canggih untuk dapat mengangkat minyak dari perut bumi – dengan konsekuensi ekonomisnya adalah semakin meningkatnya biaya yang diperlukan untuk memproduksi minyak mentah. Dan karena cadangan minyak yang tersedia juga semakin sedikit, maka walaupun dengan teknologi produksi yang lebih canggih ( = biaya produksi yang lebih tinggi ) belum tentu dapat menghasilkan minyak mentah yang lebih banyak. Jadi, kecenderungan umum dari suatu lapangan minyak yang semakin tua adalah produksi yang semakin turun dan biaya yang semakin tinggi. Batasan ekonomisnya adalah harga jual minyak mentah. Walaupun produksi semakin menurun dan biaya semakin meningkat, sepanjang biaya per barrelnya masih dibawah harga jual, maka biasanya lapangan minyak tersebut tetap diproduksikan. Sebagian besar lapangan produksi minyak di Indonesia adalah lapangan-lapangan yang sudah dieksploitasi selama puluhan tahun, sehingga kondisinya secara umum adalah tingkat produksi yang semakin menurun (natural decline) dan diperlukan peralatan dan teknologi pengangkatan yang lebih canggih – dengan biaya yang lebih besar. Kalaupun ada lapangan-lapangan baru yang ditemukan, lokasinya berada di remote area atau di laut dalam ( 1500 meter ! ). Sehingga biaya eksploitasi dan pengembangan lapangan tersebut menjadi sangat mahal, karena harus dimulai dengan membangun infrastruktur (grass root) dan diperlukan teknologi yang sangat canggih untuk pengembangan lapangan laut dalam. Faktor lain yang mendorong peningkatan biaya produksi minyak adalah tingkat harga minyak yang saat ini sedang meroket karena adanya
Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM
Vick, kalau mau masuk Bursa Saham, sebaiknya pelajari dulu kejadiannya YPF yang milik pemerintah Argentina. sekarang pemerintah tidak punya saham lagi di YPF, dan akibatnya penerimaan negara Argentina jadi sangat kecil. sampai2 exchange rate Peso yang sama dengan USD menjadi hanya setengah USD dalam waktu beberapa bulan saja dan kita kan tahu bahwa penghasilan negara cukup tinggi dari perminyakan, walaupun katanya sudah dibawah 50 % tetapi sudah cukup besar dari satu industri fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 19, 2006 11:22:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM RPK : Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak meng-anak-tirikan anak kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus diperlakukan sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat. RDP: Ketika jumpa RI-1 kemaren, saya juga bertanya policy beliau utk PSC. SBY juga menyadari bahwa kalau dibiarkan bersaing dg pemain luar Pertamina mungkin akan tersingkir, jadi beliau punya policy membesarkan pertamina dengan proteksi. Namun beliau juga menyadari kenakalan masa lalu Pertamina. Nah ini mungkin yg agaknya harus tarik ulur antara anak yg pernah nakal dan orangtua yg diwajibkan membesarkan anaknya. RPK: Pertama-tama prinsip 'undivided interest tidak diberlakukan untuk Pertamina. Yang jadi masalah utama bagi Pertamina adalah mendapatkan dana untuk mengembangkan lapangan-lapangannya, membor prospek2-nya bahkan mengexplorasi sebahagian daerah-daerahnya, untuk mana tidak mungkin untuk dibiayai bank. Pertamina harus diperbolehkan untuk mem-farm-out-kan sebahagian ladang2 minyaknya, prospek demi prospek, bahkan bahagian tertentu daerahnya, kepada perusahaan minyak nasional maupun internasional dengan memberikan participating/ working interest (termasuk reserves entitlement?) dan dibayar dengan hasil produksinya (in kind) sesuai dengan participating interestnya. Hal ini dilakukan oleh PSC lainnya, mengapa Pertamina tidak? Kesulitannya disini adalah bercampurnya usaha upstream-downstream di Pertamina (dulu). Pemisahan Pertamina-EP merupakan salah satu langkah untuk menuju Pertamina yg mandiri. Perusahaan minyak tidak akan berminat kalau sekedar jadi kontraktor dibayar dengan cost and fee saja. Supaya Pertamina tidak jadi perusahaan portfeuille saja, maka Pertamina harus tetap jadi operator tetapi dengan partisipasi aktif dari fihak investor. Untuk ini tidak perlu dibentuk perusahaan baru seperti PT Pertamina Cepu, tetapi Pertamina cukup membentuk management units seperti Strategic Business Units (yang mengelola keuangannya sendiri) yang langsung berada di bawah management Pertamina dan merupakan bagian integral dari Pertamina. Namun supaya bentuk KSO ini menarik bagi perusahaan minyak yang melakukan farm-in (partner), maka partner harus diberi hak untuk menempatkan personilnya pada SBU ini (seconded) untuk slot-slot tertentu sehingga mempunyai kontrol langsung terhadapa jalannya operation. Jadi sebenarnya sama dengan JOB atau JOA (yang nota bene bukan merupakan badan usaha/badan hukum tersendiri, tetapi lebih semacam panitya bersama). RDP: Open PERTAMINA ! Saat ini banyak yg ingin mengetahui Ada Apa Dengan Pertamina (AADP). Banyak yg tidak mengerti dengan cara kerja serta background kenapa Pertamina begini begitu. Masak perusahaan segede gitu hanya punya produksi 140 rbBOPD, masak ndak ada pemasukan ke Negara ? Semua dilatar belakangi ketidak-tahuan atau ketidak jelasan AADP. Banyak loh yg baru tahu kalau keuangan PTM itu masuk ke Kas Negara, ibarat kepala dibiarkan dan buntut dipegang. Saran saya cuman satu ... buka saja sahamnya ! ... Ya buka saja saham Pertamina ke publik atau buka sahamnya di BEJ sehingga dikontrol oleh pemilik saham ... Tentunya saham yang jual tidak harus banyak-banyak dan harus kurang dari 50%, mungkin 10-25% saja sudah cukup. Karena Pertamina masih dibawah payung hukum yg sulit ditembus, saya kira usaha memisahkan Pertamina EP merupakan langkah yang sangat bagus. Dengan demikian proses fam in-out dapat dilakukan oleh Pertamina-EP yg terpisah dengan pertamina holding. Cara ini sebenernya mirip dengan Petronas dengan CARIGALI-nya. Saat ini yg melakukan usaha eksplorasi keluar adalah Carigali, Namun bayang-bayang Nama Petronas selalu saja dibelakang Carigali. Aspek hukum di Petronas lebih sederhana ketimbang Pertamina, sehingga tidak juga bisa membandingkan petronas-pertamina jelas bukan jeruk vs jeruk Di luar malesa, semua tahunya Petronas walopun itu Carigali, padahal keduanya entity keungannya bisa berbeda, walopun membawa Brand image yg sama. So saran pertama terbuka. Semakin sensitif seharusnya semakin terbuka. Sehingga fungsi kontrol itu ada di publik. Jumatan sik .. hef e nais whik en ! RDP -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di
Re: [iagi-net-l] Helmholtz
Frank, Thank you atas pencerahannya, ini bikin melek kita kita yg lebih banyak bekerja dengan soft science. You have done a great job in bridging the real science and its application. keep it up my friend! -Sena --- Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Yuriza, tidak perlu terganggu dengan iklan itu. sorry saya sebut iklan karena memang saya pikir dibesar2kan oleh reporter nya. saya pernah ketemu dengan Pak Yogi nya, dan waktu menerangkan penemuan nya dia memang berapi-api tetapi sangat low profile. Awalnya, dia sebenarnya tidak tertarik dengan aplikasi penemuan metode numerik nya dalam memecahkan persamaan Helmholtz di dunia perminyakan (baca: geofisika), cuma dia kaget kenapa Shell sangat menggebu-gebu memakai penemuan tsb. Informasi ini sempat ditangkap oleh kawan2 yang gila akan penemuan baru dan bagaimana meng-aplikasi kan nya. maka dibuatlah suatu diskusi kecil2an di Bandung. saya sempat di biayai ke Bandung juga plus nginap makan dst. oleh salah satu kawan yang haus akan penemuan baru, yaitu: Ahyani. saya ingin sekedar share disini disksusi tsb untuk trigger kawan2 lain untuk ikutan pakai metode Yogi. (terus terang saja saya tidak tahu persis prosedur metode Yogi, ini, saya hanya ikut2 an mau pakai di geofisika) Waktu diskusi dengan Yogi dan bersama teman2 lain dari jurusan Nautika ITB dan ada juga beberapa alumni matematika dan geofisika (sorry saya sebut alumni karena mereka sebenarnya tidak mau di bilang matematician atau geophysicist, mungkin lebih cocok disebut businesman) anyway, step pertama yang dibicarakan adalah apa sebenarnya yang di pecahkan oleh rumus Yogi tsb. dan yang kedua bagaimana pemakaiannya di industri minyak. Metode Yogi itu sebenarnya adalah analisa numerik yang bisa dipakai untuk menyelesaikan dua masalah yaitu pertama: membuat algorithma yang meng effisien kan solusi persamaan linear (cocoknya disebut multi linear). Mislnya kalau Mbak Yuriza hanya pakai tiga parameter (Vp,Vs, dan Rho) dalam AVO inversion, maka metode Yogi ini bisa dipakai dalam pemecahan persamaan yang jumlah parameter nya cukup banyak (jadi anisotropy lateral dan vertical pun bisa dimasukkan, atau dipecahkan menjadi komponen yang lebih kecil misalnya rho, Mu, K, specific gravity () dst). dan kalau misalnya Mbak Yurita cukup puas dengan approximasi tiga parameter saja, maka bisa dipakai untuk menyelesaikan volume data yang cukup besar secara simultan lebih cepat. Metode ini bisa juga dipakai dalam 3D reservoir simulation, atau reservoir inversion (dari segi PE),( gimana Pak Ipung dari Caltex?, bisa tolong di forward ke beliau) (komentar: wah kalau bisa bikin automatic history match, bisa rame nih,atau paling nggak estimasi pertamanya), atau problem dgn forward modelling dan inverse modelling yang lain. atau mungkin di construction yang sangat terkenal dengan metode sparse matrix nya. pendeknya bisa dipakai untuk mempercepat perhitungan penyelesaian metode system persamaan linier (tentu saja pseudo linier juga bisa). jadi inti utamanya adalah perhitungan inverse matriks yang lebih cepat dan akurat. pemakaian pertama ini hanya intermediate proses dari keseluruhan, dan kalau yang kedua yang intinya adalah pemecahan persamaan Helmholtz tsb. Kata Yogi, Shell nya sendiri merahasiakan bagaimana mereka memakai persamaan ini. dari hasil diskusi weekend tsb. (wah capek juga melek satu weekend coba2 mengerti persamaan Helmholtz dan pemakaiannya, waktu habis telepon Pak Basuki P, saya ketiduran sampai hampir ketinggalan pesawat). ada beberapa yang kami coba gali yaitu: persamaan Helmholtz ini memungkinkan kita balik menyelesaikan persamaan gelombang secara lengkap. jadi tidak ada asumsi, kecuali bahwa asumsi persamaan gelombang tsb sudah cukup akurat dalam memodelkan perjalanan gelombang dibumi. Bisa juga dipakai untuk perambatan gelombang di media apa saja. nah kalau tidak salah Pak Yogi nya ini lagi bikin pemakaian nya dalam Compact Disc, jadi hasilnya nanti bisa bikin CD yang sangat besar kapasitasnya. (kalau yang ini detailnya saya tidak tahu). di Grup nya Pak Ahyani, sudah ada yang mulai bikin research dalam perambatan gelombang di bumi. ada grup yang bikin tomography, ada yang bikin 3D wave migration dan ada yang mau bikin seismic simulation (he.. he.. kalau yang ini belum saya mulai, sorry kawan2 yang di Bandung ). kalau ada yang mau join silahkan hubungi Pak Ahyani, saya kira dia juga ikut milis ini, yang penting datang dengan problem yang kemungkinan bisa di solve dengan metode Yogi. kalau tidak yakin boleh kita diskusikan dulu. di grupnya Pak Ahyani banyak programmer canggih. kalau biaya mari kita diskusi kan. jadi Ibu Yuriza, yang di solve adalah persamaan matematika yang sudah ada, bukan bikin persamaan matematika untuk menemukan minyak. jadi geologist dan geophysicist nya masih diperlukan. tapi kalau ada yang bisa bikin model matematika dari
[iagi-net-l] Course and Field Workshop : Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation
Dear Explorationist Following our successful ' Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation' and responding to inquiries from several oil and gas companies, GDA Consultant will conduct the similar theme which is now to be combined with one day rafting along Cimandiri River to examine superb outcrops along the river edges. The courses will be held on 12-15 June, 2006 in Augusta Hotel Pelabuhan Ratu with best instructor and course materials. Please find enclosed attachment for complete information. GDA Consultant would be glad if you could participate in these course. We thank you for your attention and cooperation. Best regards, GDA Consultant COURSE COMMITTEE -- COURSE TITLE Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation [ with full 1 (one) day rafting at Cimandiri river] OBJECTIVE COURSE ¨ To have concepts of sedimentology of fluvial-deltaic deposits ¨ To have Sedimentology characteristic on Talang Akar Fm. Equivalent by directly observing the rocks in analogue outcrops which are represented by the Bayah and Walat Formation in Sukabumi Area. ¨ To get general perspective of the stratigraphy and sedimentology of SW Java Basin THE INSTRUCTOR IS Dr. Ir Andang Bachtiar,MSc. 23-year working experience in oil gas exploration in Indonesia Basins (Kutai, South Sumatra, Central Sumatra, and East Java basins) has documented many examples of the said sedimentology and application in exploration, which he will intensively share with you. DATE June 12-15, 2006 [start at 8 : 00 am Monday, finish at 4 : 00 pm Thursday] (check in Hotel on Sunday, June 11th, 2006 after 3 : 00 pm) WHO SHOULD ATTEND? exploration geologists, development/production geologist, geophysicist, reservoir engineers, log analyst, petrophysicist coal geologist, and all geoscientist that long routine deal with Talang Akar Formation and its equivalent. COURSE VENUE HOTEL ACCOMODATION Augusta Hotel - Pelabuhan Ratu Jl. Pantai Citepus Tel: (0266) 43.2273 Fax: (0266) 43.2274 REGISTRATION FEE - Rp. 8.775.000/person - Registration Deadline: June 5th, 2006 - Discount 10% for registration 2 (two) weeks before June 11th, 2006. Fee includes the following: - Acommodation with one room for one individual - Convenient meeting room facilities - Course material: guidebook, stationary and note book - Package rafting, traverse outcrop Cimandiri river (13.7Km) - Field gadget: t-shirt, hat, bag and coat - Logistic: breakfast, lunch and dinner - Barbeque Party on day 3 (three) - Meals: snack, beverage and fruit - Certificate of completion. COURSE GENERAL INFORMATION - Language : Bahasa Indonesia or English - Text Guidebook : English - Duration : 4 (Four) days - Quota participants are : 10-15 persons - The amount of fee participants must be pay 4 (Four) days before implementation. DRESS CODE INDIVIDUAL EQUIPMENT - Casual Clothing is recommended. The Course atmosphere is informal - Participants prepare the individual equipments such as personal field equipments, sun block, sun glasses, mosquito protection, short-pants for rafting, etc. - For registration please reply this email, phone or fax more information please contact : GDA COURSE COMMITTEE Jl. Tebet Timur Dalam IV No.24 Jakarta 12820 Indonesia Phone : 021. 829 2539, 0815.864.34394, 0812.188.3138, 0817.843.733 Fax : 021. 829 2539 E-mail : [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED] Home Page : www.gda.co.id Contact Person : Johnson, Budi, Endra - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi
Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan berapa umurnya? udin,- Awang Harun Satyana wrote: Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku Skinner et al. (2004) Dynamic Earth (edisi ke-5) - Jihn Willey Sons tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga di buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku Earth Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya
Pak Mar, Masih tepatkah hitungan mongso itu di Jawa? Yogya (sekitar condongcatur) kemarin sore hujan lebat walau sebentar, menerus ke arah barat, Sleman. Tahun lalu bulan Junipun sesekali hujan. Salam Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim kering di Jawa itu. - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.
[iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya
Pak Mar, Masih tepatkah hitungan mongso itu di Jawa? Yogya (sekitar condongcatur) kemarin sore hujan lebat walau sebentar, menerus ke arah barat, Sleman. Tahun lalu bulan Junipun sesekali hujan. Salam Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim kering di Jawa itu. - Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better.