Re: [iagi-net-l] Who is in charge ?(operatorship)

2006-05-19 Terurut Topik Hendra Baskara

Pak Koesoema, kasus VICO, yang saya mengerti, setelah Huffco yg waktu itu
menjadi operator menjual sahamnya ke CPC (Chinese Petroleum Company) pada
tahun 1991 (?), maka dibuatkan satu company yg akan berperan sebagai
operator yaitu VICO (Virginia Indonesia Company) dengan pemilik saham semua
perusahaan yg mempunyai share di block Sanga-2. Jumlah share VICO sendiri di
block ini memang kecil (5% ?), sementara major share holder-nya tetap
Ultramar (yg diakuisisi oleh Lasmo dan selanjutnya oleh ENI) dan Union Texas
Petroleum (yg diakuisi oleh Arco dan kemudian menjadi BP). Posisi share
holder pada tahun 2000, kalau gak salah, 37.5% Lasmo-37.5% BP-20% CPC dan
sisanya VICO + ada perusahan kecil lainnya.

Dalam kasus ini, terjadi perpindahan operatorship dari salah satu pemegang
saham (Huffco) ke perusahaan yg notabene dimiliki oleh seluruh pemegang
saham yang ada dan jumlah sahamnya cuman  5%.

salam.


On 5/19/06, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:


Mengenai operatorship perusahaan  yang melakukan farm-out biasanya
mempertahankan operatorship, jarang yang mau menyerahkan operatorship ke
perusahaan yang farm-in, bahkan konon Vico itu tetap operator walaupun
participating interestnya sudah 0 (nol). Perpindahan operatorship itu
biasanya terjadi karena perusahaan yang memegang kontrak PSC itu sahamnya
dibeli oleh perusahaan lain (kemudian perusahaan itu ganti nama dengan
nama
pemilik perusahaan yang baru, contoh Maxus menjadi CNOOC) dan bukan karena
participating interestnya dijual atau dialihkan. Jadi harus dibedakan
antara
saham perusahaan dengan participating/working interest. Oleh karena itu
operator itu sewajarnya adalah pemegang kontrak PSC. Saya kira pada
prinsipnya di mana-mana dan kontrak apapun tidak boleh dijual belikan
(kalau
boleh dijual belikan maka ini akan jadi lahan subur bagi para calo). Namun
hal ini dapat saja diakali dengan menjual saham dari perusahaan pemegang
blok kepada pemilik baru, sehingga perusahaan calo akhirnya subur juga.
Ini
dimungkinkan karena dengan dalih untuk menghindari cross-fencing, maka
kontraktor harus membentuk suatu operating company tersendiri yang
terpisah
dari induknya tetapi memegang seluruh sahamnya. Saham perusahaan dari
operating company ini yang dapat dialihkan sehingga seolah-olah
operatorship
dapat dipindah-tangankan. Jadi seharusnya operatorship tidak bisa
dialihkan
ke pemegang majority participating interest. Inipun dalam kenyataan bisa
diakali juga dimana perusahaan pemegang majority participating interest
menjadi operator untuk dan atas nama perusahaan pemegang blok/kontrak (to
operate on behalf of ). Bahkan dalam hal peristiwa H. Patragas -Mobil Oil,
Mobil Oil Cepu Ltd mengambil-alih operatorship karena participating
interest-nya menjadi 100%, dan bukan karena membeli seluruh saham H.
Patragas, dan hal ini kelihatannya disetujui oleh BPPKA dan pemerintah.

Correct me if I am wrong!



R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]

- Original Message -
From: Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 16, 2006 9:01 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Who is in charge ?


 KKS Pertamina EP itu satu kontrak utk seluruh wkp di Indonesia, kalo KKS
 Pertamina EP itu dinilai masih identik dengan bentuk PSC maka berlaku
 prinsip undivided interest, maksudnya kalo Pertamina EP farm-out
 sekian % dari interest share-nya yha hrs berlaku seluruh blok, tidak
 bias partial (divided) misalnya di Jawa Barat saja. Lha kalo setelah
 farm-out kemudian operatorship-nya dialihkan maka seluruh blok Pertamina
 EP dioperasikan oleh Partner-nyayha.. kalo ini dilakukan maka
 Pertamina EP akan menjadi perusahaan portfolio saja...tentunya
 menyedikan kita semua.



[iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi

2006-05-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh bergeser sejak 
Claire Peterson menemukan metode dating absolut menggunakan isotop tahun 1956 
dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar tahun). Skala Waktu Geologi terbaru 
(Gradstein et al., 2004) mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi 
terbentuk. Perlu diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan 
referensi pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. 
Buku Skinner et al. (2004) Dynamic Earth (edisi ke-5) - Jihn Willey  Sons 
tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga di buku 
yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku Earth Dorling 
Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? Menurut buku Luhr (2003) 
adalah 13-14 Ga.

Periodisasi umur Bumi dibagi menjadi empat Eon (Kurun)(Gradstein et al., 
2004; Skinner et al., 2004): (1) Hadean (beneath the Earth) 4550-4000 Ma - 
million years ago, (2) Archean (ancient) 4000-2500 Ma, (3) Proterozoic 
(earlier life) 2500-545 Ma, Phanerozoic (visible life) 545 Ma - sekarang. 
Batas bawah Kambrium sedikit berbeda antara 545 Ma sampai 542 Ma. Gradstein et 
al. (2004) mencantumkan 542 Ma sebagai batas bawah Kambrium.

Dan, inilah hasil-hasil terbaru dating kerak kontinen. Mineral tertua yang 
berhasil ditera umurnya adalah detrital zircon yang diekstraksi dari sampel 
bernama W74 berupa metakonglomerat di Pegunungan Jack Hills Australia Barat 
dengan umur 4408 +/- 8 Ma berdasarkan dating absolut U-Pb (Wilde et al., 2001  
Evidence from detrital zircons for the existence of continental crust and 
oceans on Earth 4.4 Gyr ago - Nature 409/6817 p. 175-178).

Umur sampel batuan tertua yang berhasil di-dating : Acasta orthogneiss dari 
Slave Craton, Canada yang menghasilkan umur berdasarkan U-Pb setua 4031 +/- 3 
Ma (Bowring and Williams, 1999, Priscoan orthogneiss from NW Canada - 
Contributions to Mineralogy and Petrology, 134, p. 3-16).

Umur kompleks batuan tertua yang menerus dan well-mapped (bukan satu sampel 
seperti di atas) adalah kompleks Itsaq gneiss complex dan Isua greenstone belt 
di SW Greenland dengan umur 3806 +/- 13 Ma untuk Isua(Compston et al., 1986 
The age and Pb loss behaviour of zircons from the Isua supracrustal belt as 
determined by ion microprobe - Earth and Planetary Science Letters, 80, p. 
71-81) dan 3818 +/- 8 Ma untuk Itsaq gneiss complex yang diukur pada tonalit 
yang sedikit terdeformasi (Nutman et al., 1999 Non-gneissic tonalite and 
quartz-dirites from an extensive ca 3800 ma terrain south of the Isua 
supracrustal belt, SW Greenland : constraints on early crust formation - 
Contributions to Mineralogy and Petrology, 137, p. 364-388).

Banyak ahli yang tidak percaya pada dating umur lebih tua dari 3900 Ma. Mengapa 
? Sebab, pada sekitar 3900 Ma telah terjadi bombardemen meteor besar2an 
terhadap Bumi yang telah menghancurkan semia pre-existing terrestrial crust 
sehingga kerak Archean umur lebih tua dari 3900 Ma akan sulit ditemukan (Cohen 
et al., 2000 Support for the lunar cataclysm hypothesis from lunar meteoritic 
impact melt ages - Science 290, p. 1754-1756).

Kalau Bumi terbentuk 4560 Ma, saya pikir batuan yang lebih tua dari 3900 Ma 
jelas ada, hanya akan sulit ditemukan sebab langka terawetkan, atau 
disaggregated (hancur), walaupun ada yah mungkin hanya sebagai detritus atau 
xenocrysts di dalam batuan yang lebih muda. Maka tak heran kalau umur kompleks 
batuan paling tua bermain di 3800 Ma, tetapi mineral zirkon sebagai xenocrysts 
di metaconglomerate di Jack Hills, West Australia bisa sampai 4408 Ma.

Salam,
awang

 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/343 - Release Date: 5/18/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

2006-05-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Slamet,

Data sulfur, API, n-parafin, isoprenoid dari minyak2 di suatu kawasan kalau 
dihubungkan dan dipahami secara regional akan menggambarkan oil grouping serta 
karakteristiknya. Lalu, source facies-nya bisa kita duga-duga. Kalau lalu kita 
masukkan pemahaman geologic setting dan stratigrafinya akan membimbing kita ke 
pemahaman apa source-nya (formasi apa) dan di mana kitchen-nya. Akibatnya, kita 
akan tahu bagaimana gambaran migrasinya. Juga bisa untuk menaksir kawasan 
terbiodegradasi atau bebas biodegradasi bila kita libatkan struktur geologi di 
dalamnya.

Kalau kita hubungkan data VR dan heatflow tiap sumur, atau dengan heatflow 
regional, kita bisa merekonstruksi sejarah pematangannya, di mana 
oil/gas/overmature window saat ini, dan di mana dulu.

Geokimia akan nyaring berbunyi bila kita tiupkan nafas geologi ke dalamnya. Dan 
tanpa geokimia, semua hanya reka-reka. Kematangan atau oil grouping hanya 
ditunjukkan oleh geokimia, dan kembali ke tadi, geokimia akan sangat berguna 
kalau geologi jadi sokogurunya.

Maka, tripartit geologi-geofisika-geokimia tak boleh diceraiberaikan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, May 19, 2006 8:08 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia


Terima kasih atas penjelasanya.

Andaikata, kita punya 'trace elements' berupa data sulphur, vitrinite
refelectance, API, n-parafin atau isoprenoid dan juga data heat-flow di
setiap well yang ada di Kepulauan Sumatera.
Lalu kita bermain-main dengan mem-plots dan menghubungkan masing-masing
data tersebut dengan interpretasi isoline dan opposite-nya . . . dan
cerita geology apa saja yang bisa menghubungkan semuanya itu secara
specifik?
Apakah bisa bercerita tentang trend of sediment environment, source
facies/rocks, partial pressure (CO2), etc.?

Menarik ya mengungkapkan trend secara regional?!


Salaam,
SLAMET RIYADI


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, May 18, 2006 4:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

Pak Slamet dan Pak Hendro,

Blockage lebih dikuatirkan terjadi semakin mendekati seabed karena
pressure dan temperatur yang turun di bawah dew point. Kalau di
reservoir jauh di bawah seabed, temperatur yang tinggi bisa mencegah
blokage minyak parafinik. Dalam flow assurance study, kondisi ini akan
disimulasi, apakah minyak parafiniknya cenderung membeku dan menyumbat
pipa (blaockage). Sepanjang jalur pipa di atas sea bed pun kondisi
menjadi rawan karena laut dalam tentu punya temperatur yang minimal (tak
heran gas hydrate - biogenic gas yang terperangkap dalam kisi2 kristal
es sering ditemukan tak jauh dari seabed).

Seperti yang Pak Hendro sebutkan, saat ini caranya adalah dengan
pemanasan di titik2 tertentu di sepanjang tubing dan di beberapa
stasiun termal di sepanjang jalur pipa ke tempat pengumpul. Kalau ada
booster pompa untuk mendorong minyak tetap punya tekanan agar mengalir
di pipa yang menanjak pun, maka ini ada thermal booster agar minyak tak
jadi membeku di pipa meskipun di luar temperatur drop.

Cara lain adalah dengan membuat bio-enhanced buatan, yaitu
menginjeksikan mikroba pemakan lilin. Atau, dengan injeksi uap/mikroba
seperti pernah dicoba di lapangan2 di Sumatra Tengah.


Bila ada minyaknya, kelihatannya minyak Antarktika tak akan parafinik,
mungkin tipe yang diproduksi dari marine algae yang miskin lilin.
Penyumbatan karena pembekuan lebih gampang diatasi daripada penyumbatan
kimiawi karena kandungan lilin/parafin.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, May 18, 2006 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

Delete--

This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
disclosure of the information therein. If you have received this message in 
error please notify the sender immediately and delete the message.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia 

Re: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

2006-05-19 Terurut Topik Lambok Parulian Marpaung
Sehubungan dengan tripartid yang dikatakan Pa Awang. Di daerah Jabung pernah 
dilakukan studi geokimia secara detail, dan sangat membantu dalam pemahaman 
sistem petroleum. Sehingga benar yang dikatakan Pa Awang, tidak mereka-reka, 
tapi ada guidance untuk mencari prospek sampai drillable prospect.


Salam,
Lambok

- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 19, 2006 3:48 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia


Pak Slamet,

Data sulfur, API, n-parafin, isoprenoid dari minyak2 di suatu kawasan kalau 
dihubungkan dan dipahami secara regional akan menggambarkan oil grouping 
serta karakteristiknya. Lalu, source facies-nya bisa kita duga-duga. Kalau 
lalu kita masukkan pemahaman geologic setting dan stratigrafinya akan 
membimbing kita ke pemahaman apa source-nya (formasi apa) dan di mana 
kitchen-nya. Akibatnya, kita akan tahu bagaimana gambaran migrasinya. Juga 
bisa untuk menaksir kawasan terbiodegradasi atau bebas biodegradasi bila 
kita libatkan struktur geologi di dalamnya.


Kalau kita hubungkan data VR dan heatflow tiap sumur, atau dengan heatflow 
regional, kita bisa merekonstruksi sejarah pematangannya, di mana 
oil/gas/overmature window saat ini, dan di mana dulu.


Geokimia akan nyaring berbunyi bila kita tiupkan nafas geologi ke dalamnya. 
Dan tanpa geokimia, semua hanya reka-reka. Kematangan atau oil grouping 
hanya ditunjukkan oleh geokimia, dan kembali ke tadi, geokimia akan sangat 
berguna kalau geologi jadi sokogurunya.


Maka, tripartit geologi-geofisika-geokimia tak boleh diceraiberaikan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 19, 2006 8:08 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia


Terima kasih atas penjelasanya.

Andaikata, kita punya 'trace elements' berupa data sulphur, vitrinite
refelectance, API, n-parafin atau isoprenoid dan juga data heat-flow di
setiap well yang ada di Kepulauan Sumatera.
Lalu kita bermain-main dengan mem-plots dan menghubungkan masing-masing
data tersebut dengan interpretasi isoline dan opposite-nya . . . dan
cerita geology apa saja yang bisa menghubungkan semuanya itu secara
specifik?
Apakah bisa bercerita tentang trend of sediment environment, source
facies/rocks, partial pressure (CO2), etc.?

Menarik ya mengungkapkan trend secara regional?!


Salaam,
SLAMET RIYADI


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, May 18, 2006 4:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

Pak Slamet dan Pak Hendro,

Blockage lebih dikuatirkan terjadi semakin mendekati seabed karena
pressure dan temperatur yang turun di bawah dew point. Kalau di
reservoir jauh di bawah seabed, temperatur yang tinggi bisa mencegah
blokage minyak parafinik. Dalam flow assurance study, kondisi ini akan
disimulasi, apakah minyak parafiniknya cenderung membeku dan menyumbat
pipa (blaockage). Sepanjang jalur pipa di atas sea bed pun kondisi
menjadi rawan karena laut dalam tentu punya temperatur yang minimal (tak
heran gas hydrate - biogenic gas yang terperangkap dalam kisi2 kristal
es sering ditemukan tak jauh dari seabed).

Seperti yang Pak Hendro sebutkan, saat ini caranya adalah dengan
pemanasan di titik2 tertentu di sepanjang tubing dan di beberapa
stasiun termal di sepanjang jalur pipa ke tempat pengumpul. Kalau ada
booster pompa untuk mendorong minyak tetap punya tekanan agar mengalir
di pipa yang menanjak pun, maka ini ada thermal booster agar minyak tak
jadi membeku di pipa meskipun di luar temperatur drop.

Cara lain adalah dengan membuat bio-enhanced buatan, yaitu
menginjeksikan mikroba pemakan lilin. Atau, dengan injeksi uap/mikroba
seperti pernah dicoba di lapangan2 di Sumatra Tengah.


Bila ada minyaknya, kelihatannya minyak Antarktika tak akan parafinik,
mungkin tipe yang diproduksi dari marine algae yang miskin lilin.
Penyumbatan karena pembekuan lebih gampang diatasi daripada penyumbatan
kimiawi karena kandungan lilin/parafin.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, May 18, 2006 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia

Delete--

This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is 
the disclosure of the information therein. If you have received this message 
in error please notify the sender immediately and delete the message.



Re: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda]

2006-05-19 Terurut Topik yrsnki


   Dear all

   Saya baca ,tapi ndak ngerti .
   Apa ada  yang bisa memberikan informasi dengan lebih sederhana ,
   1. Rumus Helmholtz ?
   2. Prinsip aplikasi rumus ini , dalam menemukan lokasi minyak bumi.

Punten saya ini gatek  tapi ingin tahu.

Selamat wik - en

S- Abah





  Original Message 
 Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda
 From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED]
 Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am
 To:  [EMAIL PROTECTED]
 --


 Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB
 * *
 Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi
 minyak bumi.

 Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi
 perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini,
 termasuk NASA di Amerika.

 Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset
 PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember 2005
 lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan persamaan
 matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak
 bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad silam.

 Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia
 adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB),
 dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of Technology
 (DUT).

 Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk
 memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama
 ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz itu
 agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi.
 Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak
 dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat
 dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya.

 Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa
 mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai contoh,
 program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer,
 dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya
 dengan 300 komputer.

 Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai
 pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di
 DUT.
 Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta
 penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat atau
 disebut *robust* (bisa dipakai di semua masalah).

 Selama ini, ungkap Yogi, Shell selalu memiliki masalah dengan rumus
 Helmholtz dalam menemukan sumber minyak di bumi. Persamaan Helmholtz yang
 digunakan oleh perusahaan minyak Belanda itu membutuhkan biaya tinggi, tak
 cuma dari perhitungan waktu tetapi juga penggunaan komputer serta memori.

 ''Shell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali. Bahkan,
 kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja.
 Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan *hardware*,'' ungkap Yogi
 kepada *Republika*.

 Karena itu, sambung pria yang lulus dengan nilai *cum laude* saat
 menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 itu, Shell meminta DUT melakukan
 penelitian yang mengarah pada persamaan Helmholtz agar bisa lebih efisien,
 cepat, dan kebutuhan *hardware* yang cukup kecil. Untuk proyek penelitian
 tersebut, Pemerintah Belanda membiayainya karena proyek ini dianggap
 sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda.

 Yogi yang memiliki hobi memasak, melukis, dan olah raga itu, memecahkan
 rumus Helmholtz setelah berkutat selama empat tahun. Yang membuat
 penelitian itu lama, ungkap dia, karena persamaan Helmholtz dalam
 matematika numerik yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan
 komputer.

 Karena itu, dalam melakukan penelitian, diperlukan beberapa tahapan yang
 masing-masing tak sebentar. Apalagi, sambung dia, persamaan ini memang
 sangat sulit. Ada dua cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu
 secara langsung (*direct*) dan literasi. ''Banyak pakar yang menghindari
 penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit,'' kata
 pria kelahiran Tasikmalaya 32 tahun silam ini.

 Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan Prof
 Turkel, berasal dari Swiss dan Israel, masing-masing dengan caranya
 sendiri.
 Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisisnya beberapa waktu
 sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup cepat.

 ''Saya punya persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Yang saya
 lakukan untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan ini
 menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu saya 

RE: [iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya

2006-05-19 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Wah mantab ulasan Mas Wahyu Budi. Makasih. Itu info bagus, karena amat
sedikit saya ketahui. Dan kini Mas Wahyu, dan semua orang, sudah bisa
nyuruh arah dan jarak jatuhnya debu Merapi (setidaknya relatif)
terhadap tanggal di sepanjang tahun.  

Menariknya, walau 23 Juli adalah pas matahari di paling utara
lintangnya, ternyata gaya terbesar angin malah Oktober (ke baratdaya),
pada 4 bulan berikutnya (Oktober). Ini atau sebulan setelah matahari di
katulistiwa (23 Sept). 

Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th
ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana
mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim
kering di Jawa itu. Nah, banyak yang relatif merubah pola angin muson
itu, misal el nino, juga la nina. Gimana Mas Wahyu perintah ke
angin-angin di Jawa ini ?

Peristiwa gerhana bulan dan matahari, telah di hitung hingga 1000 th
kedepan, dengan deviasi hanya dalam ukuran menitan, apalagi kalau hanya
soal terbit dan terbenam. Astronom ini, membuat banyak manusia (atau
semua) bisa nyuruh matahari dan bulan dengan akurasi yang amat kecil
itu. 

Debu Merapi bisa merepotkan pernafasan sekarang.. Angin tak dari utara
ke selatan. Maka selatan Merapi lebih aman dari batuk. Sementara ini,
ke-aktif-an Merapi mereda pada minggu low tide ini. 

Oh angin...
ada kabar di sana  ?
beri tahu maunya alam ya 

Salam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: wahyu budi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 18, 2006 8:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya

Sekarang bulan Mei. Di Jawa, saat ini berlangsung musim peralihan dari
Musim Barat (des - maret) ke musim timur (juni - sep). Pada saat ini di
selatan Pulau Jawa (di Samudera Hindia) bertiup angin dengan arah umum
dari selatan-tenggara, dan angin tersebut melemah di Pulau Jawa. Dengan
kondisi angin yang demikian maka wajar bila debu dari Gunung Merapi
dominan bertiup ke arah barat sampai utara. Karena tiupan angin relatif
lemah, maka debu relatif tersebar tidak jauh. Bila erupsi terjadi di
bulan Oktober, maka debu akan tertiup lebih jauh lagi dapa arah yang
sama dengan arah sekarang (barat sampai utara)sampai Temanggung. Bila di
bulan Januari ke arah timur ke Boyolali dan Sragen. Bila bulan Juli ke
arah barat (magelang, Purworejo). Secara umum, di Jawa bagian tengah
(yogya) tidak ada angin yang bertiup ke arah selatan dari utara.

Salam,
WBS 


--- Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Hujan abu:
 Kini matahari di utara katulistiwa. Dugakan angin dari tenggara ke 
 arah barat laut. Wah tempat  embah, yang di tenggara Merapi, lebih 
 aman oleh bantuan angin ini. Lava kebanyakan ke arah barat-daya, 
 maksimum 4 km.
 Kalau ke tenggara maksimum 1 km.
 
 Angin akan lebih banyak ke arah Magelang, Secang, Wonosobo, Dieng, 
 Tegal, ...
 Tapi ya tak tahu kebenarannya, wong cuma duga-duga saja, tak punya 
 data.
 
 Nah, kalau Kulonprogo, yang notabene di barat daya Merapi, jarak 25 km

 saja kena abu, mestinya yang barat laut akan lebih jauh dari 25 km. 
 Atau di jarak 25 km akan lebih tebal, di banding abu di Kulonprogo.
 
 Begitu ?
 
 Salam,
 Maryanto.  
 
 -Original Message-
 From: Dr. Premonowati
 
 
   ..bahkan sampai Kulonprogo (West Progo), kira-kira
 25 kilometer arah
 barat daya Merapi.

   Hujan abu, eh masudnya abu berterbangan (walaupun air hujannya tak 
 ada), menyebar hingga Umumbulhajo (Cangkringan), Kaliurang (Pakem), 
 Dukun (Muntilan), Selo (Boyolali), radius 5 - 7 km dari puncak.
 
 

-
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to:
 [EMAIL PROTECTED]

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: 

[iagi-net-l] Helmholtz

2006-05-19 Terurut Topik Yuriza . NOOR
Walaupun dengan berusaha beropenminded ria. dan dengan menjunjung respek
yang besar kepada  lembaga pendidikan dan penelitian Indonesia, saya tetap
rada 'terganggu' dengan pemberitaan hiperbolik dibawah.
Mencari minyak adalah kegiatan multidisiplin, tapi tetap pada dasarnya yang
paling berperan didalamnya adalah ilmu/pengertahuan tentang bumi ini alias
geologi.
Mau pakai persamaan apa saja yang bisa dipecahkan dengan cara apa saja
kalau buminya kita tidak kenal ya sama juga bohong.
Ada banyak sekali persamaan dan transformasi yang dipakai misalnya untuk
processing seismik ( berbagai metoda migrasi seismik yang memakan waktu
bulanan walaupun sudah pakai komputer besar sebagai contoh). Dan juga
segala simulasi reservoir dan lain sebagainya . tapi itu cuma sekedar
pembantu...
Kalau mencari minyak hanya 'sekedar' memecahkan rumus matematik maka ujung
tombak oil company adalah komputer besar, dan ahli matematik  




|-+
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| ||
| |   19/05/2006 05:30 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+
  
--|
  | 
 |
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
 |
  |   cc:   
 |
  |   Subject:  Re: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses 
ITB di  Belanda]   |
  
--|






   Dear all

   Saya baca ,tapi ndak ngerti .
   Apa ada  yang bisa memberikan informasi dengan lebih sederhana ,
   1. Rumus Helmholtz ?
   2. Prinsip aplikasi rumus ini , dalam menemukan lokasi minyak bumi.

Punten saya ini gatek  tapi ingin tahu.

Selamat wik - en

S- Abah






  Original Message

 Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda
 From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED]
 Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am
 To:  [EMAIL PROTECTED]

--


 Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB
 * *
 Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi
 minyak bumi.

 Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi
 perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini,
 termasuk NASA di Amerika.

 Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset
 PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember
2005
 lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan
persamaan
 matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi
minyak
 bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad silam.

 Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia
 adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung
(ITB),
 dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of
Technology
 (DUT).

 Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk
 memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama
 ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz
itu
 agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi.
 Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak
 dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat
 dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya.

 Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa
 mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai
contoh,
 program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer,
 dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya
 dengan 300 komputer.

 Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai
 pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di
 DUT.
 Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta
 penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat
atau
 disebut *robust* 

RE: [iagi-net-l] Who is in charge ? (Farm-out)

2006-05-19 Terurut Topik Achmad Luthfi
Pertamina tdk dilarang farm-out asal tdh divided interest, artinya kalo
farm-out yha seluruh blok tapi tdk boleh partial blok.

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 18, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ? (Farm-out)

Saya heran bahwa di satu pihak Pertamina itu sekarang dianggap sebagai
salah 
satu perusahaan PSC yang harus bersaing dengan perusahaan PSC lainnya di

Indonesia, di lain fihak Pertamina tidak boleh melakukan farm-out kepada

perusahaan lain, sedangkan untuk perusahaan PSC lainnya melakukan
farm-out 
dan farm-in itu adalah hal yang biasa. Ini sama saja dengan
menganak-tirikan 
anak kandung sendiri.



Mungkin ada perbedaan persepsi mengenai farm-in/farm-out ini. Pengertian

saya melakukan farm-out itu tidak perlu harus untuk seluruh block,
tetapi 
untuk satu prospect pun bisa, bahkan untuk satu well saja bisa.
Contohnya 
kalau walaupun  sudah ada perjanjian farm-out untuk seluruh block, suatu

perusahaan yang melakukan farm-in bisa saja tidak ikut dalam pemboran 
explorasi salah satu prospect, tetapi ikut  untuk prospect yang lainnya.

Saya yakin ini yang terjadi juga di Indonesia. Farm-in/farm-out adalah 
business deal antar perusahaan dan  tidak usah melibatkan pemerintah. Di

zaman BPPKA suatu PSC yang akan melakukan farm-out tidak perlu izin,
cukup 
dengan memberi tahukan saja. Farm-out biasanya dilakukan untuk
membagi-bagi 
risiko. Perusahaan sebesar Exxon-Mobil atau Shell pun sering melakukan 
farm-in/farm-out, bahkan perusahaan seperti Inpex tidak pernah bertindak

sebagai operator, cuma farm-in melulu di mana-mana di Indonesia, tetapi
bisa 
menjadi perusahaan besar dan bisa merambah ke luar Indonesia.



Yang saya ingat dulu H.Patragas dulu pernah menawarkan participating 
interest  hanya untuk lapangan Kemuning/Nglobo Utara saja pada
perusahaan 
selain Ampolex (Amerada Hess, Penzoil dsb), sedangkan untuk prospek
lainnya 
pada Ampolex, walaupun pada akhirnya participating interest untuk
seluruh 
blok diambil Ampolex (yang kemudian seluruh saham/kepemilikan Ampolex
dibeli 
oleh Exxon-Mobil, sehingga seluruh participating interest atas blok Cepu

dipegang Exxon-Mobil).



Jadi mengapa diberlakukan prinsip undivided interest bagi Pertamina? 
Mengapa Pertamina di-anak-tirikan oleh orang tuanya sendiri?

RPK

- Original Message - 
From: Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 16, 2006 9:01 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Who is in charge ?


 KKS Pertamina EP itu satu kontrak utk seluruh wkp di Indonesia, kalo
KKS
 Pertamina EP itu dinilai masih identik dengan bentuk PSC maka berlaku
 prinsip undivided interest, maksudnya kalo Pertamina EP farm-out
 sekian % dari interest share-nya yha hrs berlaku seluruh blok, tidak
 bias partial (divided) misalnya di Jawa Barat saja. Lha kalo setelah
 farm-out kemudian operatorship-nya dialihkan maka seluruh blok
Pertamina
 EP dioperasikan oleh Partner-nyayha.. kalo ini dilakukan maka
 Pertamina EP akan menjadi perusahaan portfolio saja...tentunya
 menyedikan kita semua.

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 15, 2006 12:59 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ?

 Pak Lutfi,
 Kalau PSC boleh dipindah tangankan operatorshipnya, sesuai aturan
 kalau ngga salah setelah 3-5 tahun awarded. Nah apakah KKS dengan
 Pertamina itu juga boleh dipindah tangankan juga operatorship-nya ?
 Nantinya yang in-charge siapa ?

 Suwun, sharing infonya.

 RDP

 On 5/15/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 PSC Indonesia menganut prinsip single operatorship, maksudnya bila
 di
 dalam parties itu ada lebih dari 1 perusahaan maka operatornya
 diserahkan pada kesepakatan di dalam parties itu sendiri, sehingga
 pemerintah tidak ikut campur tangan dalam joint operating
 agreement/joa diatara para pihak dalam parties itu. Pemerintah hanya
 terlibat satu agreement yaitu PSC atau Kontrak Kerjasama (KKS). Bila
 para pihak dalam parties itu sudah bersepakat maka kesepakatan itu
 disampaikan ke pemerintah melalui BPMIGAS dan kemudian pemerintah
 mengakui bahwa perusahaan yang disepakati oleh para pihak tersebut
 sebagai operator.

 Salam: LTH

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 15, 2006 11:16 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Who is in charge ?

  Rasanya sudah ada tuh...
  - 3 tahun masa eksplorasi operatorship tidak boleh dipindah
 tangankan
  - setelah itu terserah pemain.. partner puas ya operatorship
 diteruskan,
  tidak puas ya tinggal tergantung mayoritas sahamnya bisa ambil
 alih
  operatorship.. bisa juga ada pemain baruyang masuk via farm in
 dan
  syaratnya minta jadi operator
  Menjadi operator dan tidak menjadi operator itu urusan masing2
 perusahaan
  sesuai dengan taktik dan strategi bisnis mereka.
 
  Salah satu KPS 

RE: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda]

2006-05-19 Terurut Topik Achmad Luthfi
Hebat eui kang yogi ahmad.selamat

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, May 19, 2006 10:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] [smp2bdg75] [Fwd: [angkatan80itb] Sukses ITB di
Belanda]

-FYI



 Original Message

Subject: [angkatan80itb] Sukses ITB di Belanda
From:Sigit Indriyono [EMAIL PROTECTED]
Date:Sat, May 20, 2006 6:57 am
To:  [EMAIL PROTECTED]

--


Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB
* *
Persamaan matematika Helmholtz sering dipakai untuk mencari titik lokasi
minyak bumi.

Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi
perambatan retak. Banyak lembaga di berbagai negara memakai rumus ini,
termasuk NASA di Amerika.

Kini, Yogi Ahmad Erlangga mengulang kesuksesan Habibie. Melalui riset
PhD-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, Desember
2005
lalu. Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan
persamaan
matematika Helmholtz yang sering dipakai untuk mencari titik lokasi
minyak
bumi itu. Persamaan matematika itu sendiri dikenal sejak satu abad
silam.

Media Barat menyebut Yogi sebagai matematikawan Belanda. Padahal, ia
adalah pria kelahiran Tasikmalaya, dosen Institut Teknologi Bandung
(ITB),
dan saat itu sedang menempuh program PhD di Delft University of
Technology
(DUT).

Keberhasilan itu memuluskan jalan bagi perusahaan perminyakan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah. Selama
ini, industri perminyakan sangat membutuhkan pemecahan rumus Helmholtz
itu
agar bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian minyak bumi.
Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru
banyak
dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat
dalam melakukan pencarian minyak -- bila dibandingkan dengan sebelumnya.

Tak cuma itu, dari kebutuhan *hardware* pun, industri minyak bisa
mereduksi sekitar 60 persen dari *hardware* yang biasanya. Sebagai
contoh,
program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer,
dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya
dengan 300 komputer.

Yogi mengungkapkan, penelitian mengenai persamaan Helmholtz ini dimulai
pada Desember 2001 silam dengan mengajukan diri untuk melakukan riset di
DUT.
Waktu itu, perusahaan minyak raksasa Shell datang ke DUT untuk meminta
penyelesaian persamaan Helmholtz secara matematika numerik yang cepat
atau
disebut *robust* (bisa dipakai di semua masalah).

Selama ini, ungkap Yogi, Shell selalu memiliki masalah dengan rumus
Helmholtz dalam menemukan sumber minyak di bumi. Persamaan Helmholtz
yang
digunakan oleh perusahaan minyak Belanda itu membutuhkan biaya tinggi,
tak
cuma dari perhitungan waktu tetapi juga penggunaan komputer serta
memori.

''Shell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali.
Bahkan,
kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja.
Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan *hardware*,'' ungkap Yogi
kepada *Republika*.

Karena itu, sambung pria yang lulus dengan nilai *cum laude* saat
menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 itu, Shell meminta DUT melakukan
penelitian yang mengarah pada persamaan Helmholtz agar bisa lebih
efisien,
cepat, dan kebutuhan *hardware* yang cukup kecil. Untuk proyek
penelitian
tersebut, Pemerintah Belanda membiayainya karena proyek ini dianggap
sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda.

Yogi yang memiliki hobi memasak, melukis, dan olah raga itu, memecahkan
rumus Helmholtz setelah berkutat selama empat tahun. Yang membuat
penelitian itu lama, ungkap dia, karena persamaan Helmholtz dalam
matematika numerik yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan
komputer.

Karena itu, dalam melakukan penelitian, diperlukan beberapa tahapan yang
masing-masing tak sebentar. Apalagi, sambung dia, persamaan ini memang
sangat sulit. Ada dua cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu
secara langsung (*direct*) dan literasi. ''Banyak pakar yang menghindari
penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit,'' kata
pria kelahiran Tasikmalaya 32 tahun silam ini.

Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan
Prof
Turkel, berasal dari Swiss dan Israel, masing-masing dengan caranya
sendiri.
Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisisnya beberapa waktu
sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup
cepat.

''Saya punya persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Yang saya
lakukan untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan
ini
menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu saya dapatkan, saya
pecahkan dengan metode *direct* atau literasi,'' ujarnya.

metode langsung, papar Yogi, bila dalam perjalanannya kemudian menemukan
masalah yang 

Re: [iagi-net-l] Helmholtz

2006-05-19 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Mbak Yuriza,
tidak perlu terganggu dengan iklan itu.  sorry saya sebut iklan karena memang 
saya pikir dibesar2kan oleh reporter nya.
saya pernah ketemu dengan Pak Yogi nya, dan waktu menerangkan penemuan nya dia 
memang berapi-api tetapi sangat low profile.   
Awalnya, dia sebenarnya tidak tertarik dengan aplikasi penemuan metode numerik 
nya dalam memecahkan persamaan Helmholtz di dunia perminyakan (baca: 
geofisika), cuma dia kaget kenapa Shell sangat menggebu-gebu memakai penemuan 
tsb.
 
Informasi ini sempat ditangkap oleh kawan2 yang gila akan penemuan baru dan 
bagaimana meng-aplikasi kan nya.  maka dibuatlah suatu diskusi kecil2an di 
Bandung. saya sempat di biayai ke Bandung juga plus nginap makan dst. oleh 
salah satu kawan yang haus akan penemuan baru, yaitu: Ahyani.
 
saya ingin sekedar share disini disksusi tsb untuk trigger kawan2 lain untuk 
ikutan pakai metode Yogi. (terus terang saja saya tidak tahu persis prosedur 
metode Yogi, ini, saya hanya ikut2 an mau pakai di geofisika)
Waktu diskusi dengan Yogi dan bersama teman2 lain dari jurusan Nautika ITB dan 
ada juga beberapa alumni matematika dan geofisika (sorry saya sebut alumni 
karena mereka sebenarnya tidak mau di bilang matematician atau geophysicist, 
mungkin lebih cocok disebut businesman)

anyway,  step pertama yang dibicarakan adalah apa sebenarnya yang di pecahkan 
oleh rumus Yogi tsb. dan yang kedua bagaimana pemakaiannya di industri minyak.
 
Metode Yogi itu sebenarnya adalah analisa numerik yang bisa dipakai untuk 
menyelesaikan dua masalah yaitu
pertama: membuat algorithma yang meng effisien kan solusi persamaan linear 
(cocoknya disebut multi linear).
 
Mislnya kalau Mbak Yuriza hanya pakai tiga parameter (Vp,Vs, dan Rho) dalam AVO 
inversion, maka metode Yogi ini bisa dipakai dalam pemecahan persamaan yang 
jumlah parameter nya cukup banyak (jadi anisotropy lateral dan vertical pun 
bisa dimasukkan, atau dipecahkan menjadi komponen yang lebih kecil misalnya 
rho, Mu, K, specific gravity () dst).   dan kalau misalnya Mbak Yurita 
cukup puas dengan approximasi tiga parameter saja, maka bisa dipakai untuk 
menyelesaikan volume data yang cukup besar secara simultan lebih cepat.
Metode ini bisa juga dipakai dalam 3D reservoir simulation, atau reservoir 
inversion (dari segi PE),( gimana Pak Ipung dari Caltex?, bisa tolong di 
forward ke beliau) (komentar: wah kalau bisa bikin automatic history match, 
bisa rame nih,atau paling nggak estimasi pertamanya), atau problem dgn forward 
modelling dan inverse modelling yang lain.  atau mungkin di construction yang 
sangat terkenal dengan metode sparse matrix nya.  pendeknya bisa dipakai untuk 
mempercepat perhitungan penyelesaian metode system persamaan linier (tentu saja 
pseudo linier juga bisa). jadi inti utamanya adalah perhitungan inverse matriks 
yang lebih cepat dan akurat.
 
pemakaian pertama ini hanya intermediate proses dari keseluruhan, dan kalau 
yang kedua yang intinya adalah pemecahan persamaan Helmholtz tsb.  Kata Yogi, 
Shell nya sendiri merahasiakan bagaimana mereka memakai persamaan ini.  
 
dari hasil diskusi weekend tsb. (wah capek juga melek satu weekend coba2 
mengerti persamaan Helmholtz dan pemakaiannya, waktu habis telepon Pak Basuki 
P, saya ketiduran sampai hampir ketinggalan pesawat).
ada beberapa yang kami coba gali yaitu: persamaan Helmholtz ini memungkinkan 
kita balik menyelesaikan persamaan gelombang secara lengkap. jadi tidak ada 
asumsi, kecuali bahwa asumsi persamaan gelombang tsb sudah cukup akurat dalam 
memodelkan perjalanan gelombang dibumi.  Bisa juga dipakai untuk perambatan 
gelombang di media apa saja. nah kalau tidak salah Pak Yogi nya ini lagi bikin 
pemakaian nya dalam Compact Disc, jadi hasilnya nanti bisa bikin CD yang sangat 
besar kapasitasnya. (kalau yang ini detailnya saya tidak tahu).
di Grup nya Pak Ahyani, sudah ada yang mulai bikin research dalam perambatan 
gelombang di bumi.  ada grup yang bikin tomography, ada yang bikin 3D wave 
migration dan ada yang mau bikin seismic simulation (he.. he.. kalau yang ini 
belum saya mulai, sorry kawan2 yang di Bandung ).
kalau ada yang mau join silahkan hubungi Pak Ahyani, saya kira dia juga ikut 
milis ini, yang penting datang dengan problem yang kemungkinan bisa di solve 
dengan metode Yogi.  kalau tidak yakin boleh kita diskusikan dulu. di grupnya 
Pak Ahyani banyak programmer canggih. kalau biaya mari kita diskusi kan. 
 
jadi Ibu Yuriza, yang di solve adalah persamaan matematika yang sudah ada, 
bukan bikin persamaan matematika untuk menemukan minyak. jadi geologist dan 
geophysicist nya masih diperlukan. tapi kalau ada yang bisa bikin model 
matematika dari bumi yang cukup akurat. kita harus siap2 jadi komputer operator 
atau tenaga yang siapin database nya. karena kemungkinan besar bisa di solve 
persamaan nya memakai komputer yang sudah ada dengan metode Yogi atau derived 
Yogi methods.
 
salam,
frank
nb: sorry Yani dan kawan-kawan yang lain di BDG, saya beberkan disini dan malah 

Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ?

2006-05-19 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
kalau bandingkan dengan pabrik ya pasti lain.
kelihatannya perlu ada yang menerangkan ini ke publik. mungkin mulai dengan 
sifat unrenewable resources, lalu berapa lama nya untuk bikin minyak. kitakan 
tidak bikin minyak hanya cari.
fbs


- Original Message 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 19, 2006 6:32:09 AM
Subject: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, 
FENOMENA GAIB ?


:)

-- Forwarded message --
From: IndoExplo [EMAIL PROTECTED]
Date: May 18, 2006 8:45 PM
Subject: [IndoEnergy] PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ?
To: [EMAIL PROTECTED]


PRODUKSI MINYAK TURUN KOK BIAYA NAIK, FENOMENA GAIB ?

JAKARTA – Produksi minyak mentah Indonesia pada lima tahun terakhir
yang semakin menurun membuat miris semua pihak. Apalagi dalam kurun
waktu yang sama jumlah biaya produksi minyak mentah justru semakin
meningkat. Bagi para ekonom yang terbiasa dengan industri manufaktur,
fenomena penurunan tingkat produksi yang dibarengi dengan peningkatan
biaya produksi tersebut merupakan hal yang sulit untuk diterima akal
sehat. Karena dalam logika ekonomi mikro, volume produksi mempunyai
korelasi positif terhadap biaya produksi. Artinya, kalau volume
produksi menurun maka seharusnya total biaya produksi juga harus
menurun. Berdasarkan konsep pemahaman tersebut, maka para pakar
menyimpulkan bahwa telah terjadi inefisiensi dalam industri
perminyakan di Indonesia. Dan pihak yang, menurut mereka, patut
dipersalahkan adalah para kontraktor minyak baik asing maupun domestik
sebagai produsen serta BPMIGAS sebagai pemegang amanat pengendalian
kegiatan usaha hulu migas di Indonesia.

Tanpa berpretensi untuk menafikan pendapat para pakar tersebut,
kiranya perlu digali lebih dalam mengenai karakteristik industri migas
yang berdampak pada tingkat produksi dan tingkah laku biayanya.
Sehingga fenomena penurunan produksi yang dibarengi dengan peningkatan
biaya tidak lagi menjadi sebuah fenomena gaib yang membingungkan.

Dalam industri manufaktur, produk yang dihasilkan biasanya merupakan
hasil dari suatu proses produksi yang memproses bahan baku menjadi
barang jadi. Namun tidak demikian halnya di industri hulu perminyakan.
Para produsen minyak tidak pernah melakukan proses produksi seperti
halnya yang berlaku di industri manufaktur, yaitu memproses bahan baku
berupa hidrokarbon menjadi barang jadi berupa minyak mentah. Karena
proses produksi minyak mentah telah dilakukan oleh alam didalam perut
bumi selama ribuan atau bahkan jutaan tahun yang lalu. Kalaupun ada
proses yang dilakukan oleh para produsen minyak mentah adalah proses
pemisahan kandungan air dan mineral lain yang tidak diperlukan.

Karena proses pembentukannya di alam yang memakan waktu jutaan tahun,
maka minyak mentah dikategorikan sebagai non renewable resource.
Sebagai sumber daya alam yang tidak terbarukan, maka semakin banyak
yang diambil (dan dibakar) akan semakin sedikit yang tersisa di perut
bumi. Jumlah yang semakin sedikit tersebut biasanya berada di cekungan
yang sempit dan sulit dijangkau dengan tekanan subsurface yang semakin
rendah. Kalau pada tahap awal produksi minyak mentah bisa mengalir
sendiri (natural flows) karena adanya tekanan subsurface yang tinggi –
sehingga biaya produksi relatif rendah, maka pada tahapan produksi
selanjutnya diperlukan tambahan peralatan dan teknologi yang semakin
canggih untuk dapat mengangkat minyak dari perut bumi – dengan
konsekuensi ekonomisnya adalah semakin meningkatnya biaya yang
diperlukan untuk memproduksi minyak mentah. Dan karena cadangan minyak
yang tersedia juga semakin sedikit, maka walaupun dengan teknologi
produksi yang lebih canggih ( = biaya produksi yang lebih tinggi )
belum tentu dapat menghasilkan minyak mentah yang lebih banyak. Jadi,
kecenderungan umum dari suatu lapangan minyak yang semakin tua adalah
produksi yang semakin turun dan biaya yang semakin tinggi. Batasan
ekonomisnya adalah harga jual minyak mentah. Walaupun produksi semakin
menurun dan biaya semakin meningkat, sepanjang biaya per barrelnya
masih dibawah harga jual, maka biasanya lapangan minyak tersebut tetap
diproduksikan.

Sebagian besar lapangan produksi minyak di Indonesia adalah
lapangan-lapangan yang sudah dieksploitasi selama puluhan tahun,
sehingga kondisinya secara umum adalah tingkat produksi yang semakin
menurun (natural decline) dan diperlukan peralatan dan teknologi
pengangkatan yang lebih canggih – dengan biaya yang lebih besar.
Kalaupun ada lapangan-lapangan baru yang ditemukan, lokasinya berada
di remote area atau di laut dalam (  1500 meter ! ). Sehingga biaya
eksploitasi dan pengembangan lapangan tersebut menjadi sangat mahal,
karena harus dimulai dengan membangun infrastruktur (grass root) dan
diperlukan teknologi yang sangat canggih untuk pengembangan lapangan
laut dalam.

Faktor lain yang mendorong peningkatan biaya produksi minyak adalah
tingkat harga minyak yang saat ini sedang meroket karena adanya

Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM

2006-05-19 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Vick,
kalau mau masuk Bursa Saham, sebaiknya pelajari dulu kejadiannya YPF yang milik 
pemerintah Argentina.
sekarang pemerintah tidak punya saham lagi di YPF, dan akibatnya penerimaan 
negara Argentina jadi sangat kecil. sampai2 exchange rate Peso yang sama dengan 
USD menjadi hanya setengah USD dalam waktu beberapa bulan saja 
 
dan kita kan tahu bahwa penghasilan negara cukup tinggi dari perminyakan, 
walaupun katanya sudah dibawah 50 % tetapi sudah cukup besar dari satu industri
 
fbs

- Original Message 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 19, 2006 11:22:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM


RPK :
 Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak meng-anak-tirikan anak
 kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus diperlakukan
 sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat.

RDP:
Ketika jumpa RI-1 kemaren, saya juga bertanya policy beliau utk PSC.
SBY juga menyadari bahwa kalau dibiarkan bersaing dg pemain luar
Pertamina mungkin akan tersingkir, jadi beliau punya policy
membesarkan pertamina dengan proteksi. Namun beliau juga menyadari
kenakalan masa lalu Pertamina. Nah ini mungkin yg agaknya harus tarik
ulur antara anak yg pernah nakal dan orangtua yg diwajibkan
membesarkan anaknya.

RPK:
 Pertama-tama prinsip 'undivided interest tidak diberlakukan untuk
 Pertamina. Yang jadi masalah utama bagi Pertamina adalah mendapatkan dana
 untuk mengembangkan lapangan-lapangannya, membor prospek2-nya bahkan
 mengexplorasi sebahagian daerah-daerahnya, untuk mana tidak mungkin untuk
 dibiayai bank. Pertamina harus diperbolehkan untuk mem-farm-out-kan
 sebahagian ladang2 minyaknya, prospek demi prospek, bahkan bahagian tertentu
 daerahnya, kepada perusahaan minyak nasional maupun internasional dengan
 memberikan participating/ working interest (termasuk reserves entitlement?)
 dan dibayar dengan hasil produksinya (in kind) sesuai dengan participating
 interestnya. Hal ini dilakukan oleh PSC lainnya, mengapa Pertamina tidak?

Kesulitannya disini adalah bercampurnya usaha upstream-downstream di
Pertamina (dulu). Pemisahan Pertamina-EP merupakan salah satu langkah
untuk menuju Pertamina yg mandiri.

 Perusahaan minyak tidak akan berminat kalau sekedar jadi kontraktor dibayar
 dengan cost and fee saja. Supaya Pertamina tidak jadi perusahaan portfeuille
 saja, maka Pertamina harus tetap jadi operator tetapi dengan partisipasi
 aktif dari fihak investor. Untuk ini tidak perlu dibentuk perusahaan baru
 seperti PT Pertamina Cepu, tetapi Pertamina cukup membentuk management units
 seperti Strategic Business Units (yang mengelola keuangannya sendiri) yang
 langsung berada di bawah management Pertamina dan merupakan bagian integral
 dari Pertamina. Namun supaya bentuk KSO ini menarik bagi perusahaan minyak
 yang melakukan farm-in (partner), maka partner harus diberi hak untuk
 menempatkan personilnya pada SBU ini (seconded) untuk slot-slot tertentu
 sehingga mempunyai kontrol langsung terhadapa jalannya operation.  Jadi
 sebenarnya sama dengan JOB atau JOA (yang nota bene bukan merupakan badan
 usaha/badan hukum tersendiri, tetapi lebih semacam panitya bersama).

RDP:

Open PERTAMINA !

Saat ini banyak yg ingin mengetahui Ada Apa Dengan Pertamina (AADP).
Banyak yg tidak mengerti dengan cara kerja serta background kenapa
Pertamina begini begitu. Masak perusahaan segede gitu hanya punya
produksi 140 rbBOPD, masak ndak ada pemasukan ke Negara ? Semua
dilatar belakangi ketidak-tahuan atau ketidak jelasan AADP.
Banyak loh yg baru tahu kalau keuangan PTM itu masuk ke Kas Negara,
ibarat kepala dibiarkan dan buntut dipegang.

Saran saya cuman satu ... buka saja sahamnya ! ... Ya buka saja saham
Pertamina ke publik atau buka sahamnya di BEJ sehingga dikontrol oleh
pemilik saham ... Tentunya saham yang jual tidak harus banyak-banyak
dan harus kurang dari 50%, mungkin 10-25% saja sudah cukup.

Karena Pertamina masih dibawah payung hukum yg sulit ditembus, saya
kira usaha memisahkan Pertamina EP merupakan langkah yang sangat
bagus. Dengan demikian proses fam in-out dapat dilakukan oleh
Pertamina-EP yg terpisah dengan pertamina holding.

Cara ini sebenernya mirip dengan Petronas dengan CARIGALI-nya. Saat
ini yg melakukan usaha eksplorasi keluar adalah Carigali, Namun
bayang-bayang Nama Petronas selalu saja dibelakang Carigali. Aspek
hukum di Petronas lebih sederhana ketimbang Pertamina, sehingga tidak
juga bisa membandingkan petronas-pertamina jelas bukan jeruk vs
jeruk

Di luar malesa, semua tahunya Petronas walopun itu Carigali, padahal
keduanya entity keungannya bisa berbeda, walopun membawa Brand image
yg sama.

So saran pertama terbuka.
Semakin sensitif seharusnya semakin terbuka. Sehingga fungsi kontrol
itu ada di publik.

Jumatan sik ..
hef e nais whik en !

RDP
-- 
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di 

Re: [iagi-net-l] Helmholtz

2006-05-19 Terurut Topik Sena Reksalegora
Frank,
Thank you atas pencerahannya, ini bikin melek kita
kita yg lebih banyak bekerja dengan soft science.
You have done a great job in bridging the real
science and its application. keep it up my friend!

-Sena 

--- Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mbak Yuriza,
 tidak perlu terganggu dengan iklan itu.  sorry
 saya sebut iklan karena memang saya pikir
 dibesar2kan oleh reporter nya.
 saya pernah ketemu dengan Pak Yogi nya, dan waktu
 menerangkan penemuan nya dia memang berapi-api
 tetapi sangat low profile.   
 Awalnya, dia sebenarnya tidak tertarik dengan
 aplikasi penemuan metode numerik nya dalam
 memecahkan persamaan Helmholtz di dunia perminyakan
 (baca: geofisika), cuma dia kaget kenapa Shell
 sangat menggebu-gebu memakai penemuan tsb.
  
 Informasi ini sempat ditangkap oleh kawan2 yang
 gila akan penemuan baru dan bagaimana
 meng-aplikasi kan nya.  maka dibuatlah suatu diskusi
 kecil2an di Bandung. saya sempat di biayai ke
 Bandung juga plus nginap makan dst. oleh salah satu
 kawan yang haus akan penemuan baru, yaitu: Ahyani.
  
 saya ingin sekedar share disini disksusi tsb untuk
 trigger kawan2 lain untuk ikutan pakai metode Yogi.
 (terus terang saja saya tidak tahu persis prosedur
 metode Yogi, ini, saya hanya ikut2 an mau pakai di
 geofisika)
 Waktu diskusi dengan Yogi dan bersama teman2 lain
 dari jurusan Nautika ITB dan ada juga beberapa
 alumni matematika dan geofisika (sorry saya sebut
 alumni karena mereka sebenarnya tidak mau di bilang
 matematician atau geophysicist, mungkin lebih cocok
 disebut businesman)
 
 anyway,  step pertama yang dibicarakan adalah apa
 sebenarnya yang di pecahkan oleh rumus Yogi tsb. dan
 yang kedua bagaimana pemakaiannya di industri
 minyak.
  
 Metode Yogi itu sebenarnya adalah analisa numerik
 yang bisa dipakai untuk menyelesaikan dua masalah
 yaitu
 pertama: membuat algorithma yang meng effisien kan
 solusi persamaan linear (cocoknya disebut multi
 linear).
  
 Mislnya kalau Mbak Yuriza hanya pakai tiga parameter
 (Vp,Vs, dan Rho) dalam AVO inversion, maka metode
 Yogi ini bisa dipakai dalam pemecahan persamaan yang
 jumlah parameter nya cukup banyak (jadi anisotropy
 lateral dan vertical pun bisa dimasukkan, atau
 dipecahkan menjadi komponen yang lebih kecil
 misalnya rho, Mu, K, specific gravity () dst).  
 dan kalau misalnya Mbak Yurita cukup puas dengan
 approximasi tiga parameter saja, maka bisa dipakai
 untuk menyelesaikan volume data yang cukup besar
 secara simultan lebih cepat.
 Metode ini bisa juga dipakai dalam 3D reservoir
 simulation, atau reservoir inversion (dari segi
 PE),( gimana Pak Ipung dari Caltex?, bisa tolong di
 forward ke beliau) (komentar: wah kalau bisa bikin
 automatic history match, bisa rame nih,atau paling
 nggak estimasi pertamanya), atau problem dgn forward
 modelling dan inverse modelling yang lain.  atau
 mungkin di construction yang sangat terkenal dengan
 metode sparse matrix nya.  pendeknya bisa dipakai
 untuk mempercepat perhitungan penyelesaian metode
 system persamaan linier (tentu saja pseudo linier
 juga bisa). jadi inti utamanya adalah perhitungan
 inverse matriks yang lebih cepat dan akurat.
  
 pemakaian pertama ini hanya intermediate proses dari
 keseluruhan, dan kalau yang kedua yang intinya
 adalah pemecahan persamaan Helmholtz tsb.  Kata
 Yogi, Shell nya sendiri merahasiakan bagaimana
 mereka memakai persamaan ini.  
  
 dari hasil diskusi weekend tsb. (wah capek juga
 melek satu weekend coba2 mengerti persamaan
 Helmholtz dan pemakaiannya, waktu habis telepon Pak
 Basuki P, saya ketiduran sampai hampir ketinggalan
 pesawat).
 ada beberapa yang kami coba gali yaitu: persamaan
 Helmholtz ini memungkinkan kita balik menyelesaikan
 persamaan gelombang secara lengkap. jadi tidak ada
 asumsi, kecuali bahwa asumsi persamaan gelombang tsb
 sudah cukup akurat dalam memodelkan perjalanan
 gelombang dibumi.  Bisa juga dipakai untuk
 perambatan gelombang di media apa saja. nah kalau
 tidak salah Pak Yogi nya ini lagi bikin pemakaian
 nya dalam Compact Disc, jadi hasilnya nanti bisa
 bikin CD yang sangat besar kapasitasnya. (kalau yang
 ini detailnya saya tidak tahu).
 di Grup nya Pak Ahyani, sudah ada yang mulai bikin
 research dalam perambatan gelombang di bumi.  ada
 grup yang bikin tomography, ada yang bikin 3D wave
 migration dan ada yang mau bikin seismic simulation
 (he.. he.. kalau yang ini belum saya mulai, sorry
 kawan2 yang di Bandung ).
 kalau ada yang mau join silahkan hubungi Pak Ahyani,
 saya kira dia juga ikut milis ini, yang penting
 datang dengan problem yang kemungkinan bisa di solve
 dengan metode Yogi.  kalau tidak yakin boleh kita
 diskusikan dulu. di grupnya Pak Ahyani banyak
 programmer canggih. kalau biaya mari kita diskusi
 kan. 
  
 jadi Ibu Yuriza, yang di solve adalah persamaan
 matematika yang sudah ada, bukan bikin persamaan
 matematika untuk menemukan minyak. jadi geologist
 dan geophysicist nya masih diperlukan. tapi kalau
 ada yang bisa bikin model matematika dari 

[iagi-net-l] Course and Field Workshop : Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation

2006-05-19 Terurut Topik GDA cbn
Dear Explorationist


Following our successful ' Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation'
and responding to inquiries from several oil and gas companies, GDA
Consultant will conduct  the similar theme which is now to be combined with
one day rafting along Cimandiri River to examine superb outcrops along the
river edges.

The courses will be held on 12-15 June, 2006 in Augusta Hotel Pelabuhan Ratu
with best instructor and course materials.

Please find enclosed attachment for complete information.

GDA Consultant would be glad if you could participate in these course. We
thank you for your attention and cooperation.



Best regards,
GDA Consultant
COURSE COMMITTEE


--

COURSE TITLE
Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation
[ with full 1 (one) day rafting at Cimandiri river]

OBJECTIVE COURSE
¨ To have concepts of sedimentology of fluvial-deltaic deposits
¨ To have Sedimentology characteristic on Talang Akar Fm. Equivalent by
directly observing the
rocks in analogue outcrops which are represented by the Bayah and Walat
Formation in
Sukabumi Area.
¨ To get general perspective of the stratigraphy and sedimentology of SW
Java Basin

THE INSTRUCTOR IS
Dr. Ir Andang Bachtiar,MSc.
23-year working experience in oil  gas exploration in Indonesia Basins
(Kutai, South Sumatra, Central Sumatra, and East Java basins) has documented
many examples of the said sedimentology and application in exploration,
which he will intensively share with you.

DATE
June 12-15, 2006
[start at 8 : 00 am Monday, finish at 4 : 00 pm Thursday]
(check in Hotel on Sunday, June 11th, 2006 after 3 : 00 pm)

WHO SHOULD ATTEND?
exploration geologists, development/production geologist, geophysicist,
reservoir engineers, log analyst, petrophysicist  coal geologist, and all
geoscientist that long routine deal with Talang Akar Formation and its
equivalent.

COURSE VENUE  HOTEL ACCOMODATION
Augusta Hotel - Pelabuhan Ratu
Jl. Pantai Citepus
Tel: (0266) 43.2273
Fax: (0266) 43.2274

REGISTRATION FEE
- Rp. 8.775.000/person
- Registration Deadline: June 5th, 2006
- Discount 10% for registration 2 (two) weeks before June 11th, 2006.

Fee includes the following:
- Acommodation with one room for one individual
- Convenient meeting room facilities
- Course material: guidebook, stationary and note book
- Package rafting, traverse outcrop Cimandiri river (13.7Km)
- Field gadget: t-shirt, hat, bag and coat
- Logistic: breakfast, lunch and dinner
- Barbeque Party on day 3 (three)
- Meals: snack, beverage and fruit
- Certificate of completion.

COURSE GENERAL INFORMATION
- Language :  Bahasa Indonesia or English
- Text  Guidebook :  English
- Duration : 4 (Four) days
- Quota participants are : 10-15  persons
- The amount of  fee participants must be pay 4 (Four)  days before
implementation.

DRESS CODE  INDIVIDUAL EQUIPMENT
- Casual Clothing is recommended. The Course atmosphere is informal
- Participants prepare the individual equipments such as personal field
equipments, sun block, sun glasses, mosquito protection, short-pants for
rafting, etc.

-
For registration please reply this email, phone or fax
more information please contact :
GDA COURSE COMMITTEE
Jl. Tebet Timur Dalam IV No.24 Jakarta 12820 Indonesia
Phone : 021. 829 2539, 0815.864.34394, 0812.188.3138, 0817.843.733
Fax : 021. 829 2539
E-mail : [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED]
Home Page : www.gda.co.id
Contact Person : Johnson, Budi, Endra

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi

2006-05-19 Terurut Topik Salahuddin Husein
Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan 
berapa umurnya?


udin,-

Awang Harun Satyana wrote:

Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh bergeser sejak Claire Peterson 
menemukan metode dating absolut menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar 
tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) 
sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi 
pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku Skinner et al. (2004) 
Dynamic Earth (edisi ke-5) - Jihn Willey  Sons tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr 
-ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga di buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku 
Earth Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? Menurut buku Luhr (2003) 
adalah 13-14 Ga.

  



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya

2006-05-19 Terurut Topik Dr. Premonowati
Pak Mar,
  Masih tepatkah hitungan mongso itu di Jawa? 
  Yogya (sekitar condongcatur) kemarin sore hujan lebat walau sebentar, menerus 
ke arah barat, Sleman. Tahun lalu bulan Junipun sesekali hujan. 
  Salam
   
  Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th
ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana
mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim
kering di Jawa itu. 


-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.

[iagi-net-l] Arah Debu Merapi: angin di yogya

2006-05-19 Terurut Topik Dr. Premonowati
Pak Mar,
  Masih tepatkah hitungan mongso itu di Jawa? 
  Yogya (sekitar condongcatur) kemarin sore hujan lebat walau sebentar, menerus 
ke arah barat, Sleman. Tahun lalu bulan Junipun sesekali hujan. 
  Salam
   
  Ngomong-ngomong, masih ikuti siklus muson ini mirip dengan selama 40 th
ini ? Di jawa ada 12 masa Mongso, yakni Mongso 1 hingga 12, di mana
mongso ke-3, terkenal dengan Mongso Ketigo. Ini di Maret, awal musim
kering di Jawa itu. 


-
Sneak preview the  all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just 
radically better.