Vick,
kalau mau masuk Bursa Saham, sebaiknya pelajari dulu kejadiannya YPF yang milik 
pemerintah Argentina.
sekarang pemerintah tidak punya saham lagi di YPF, dan akibatnya penerimaan 
negara Argentina jadi sangat kecil. sampai2 exchange rate Peso yang sama dengan 
USD menjadi hanya setengah USD dalam waktu beberapa bulan saja 
 
dan kita kan tahu bahwa penghasilan negara cukup tinggi dari perminyakan, 
walaupun katanya sudah dibawah 50 % tetapi sudah cukup besar dari satu industri
 
fbs

----- Original Message ----
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 19, 2006 11:22:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM


RPK :
> Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak meng-anak-tirikan anak
> kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus diperlakukan
> sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat.

RDP:
Ketika jumpa RI-1 kemaren, saya juga bertanya policy beliau utk PSC.
SBY juga menyadari bahwa kalau dibiarkan bersaing dg pemain luar
Pertamina mungkin akan tersingkir, jadi beliau punya policy
membesarkan pertamina dengan proteksi. Namun beliau juga menyadari
kenakalan masa lalu Pertamina. Nah ini mungkin yg agaknya harus tarik
ulur antara anak yg pernah nakal dan orangtua yg diwajibkan
membesarkan anaknya.

RPK:
> Pertama-tama prinsip 'undivided interest" tidak diberlakukan untuk
> Pertamina. Yang jadi masalah utama bagi Pertamina adalah mendapatkan dana
> untuk mengembangkan lapangan-lapangannya, membor prospek2-nya bahkan
> mengexplorasi sebahagian daerah-daerahnya, untuk mana tidak mungkin untuk
> dibiayai bank. Pertamina harus diperbolehkan untuk mem-farm-out-kan
> sebahagian ladang2 minyaknya, prospek demi prospek, bahkan bahagian tertentu
> daerahnya, kepada perusahaan minyak nasional maupun internasional dengan
> memberikan participating/ working interest (termasuk reserves entitlement?)
> dan dibayar dengan hasil produksinya (in kind) sesuai dengan participating
> interestnya. Hal ini dilakukan oleh PSC lainnya, mengapa Pertamina tidak?

Kesulitannya disini adalah bercampurnya usaha upstream-downstream di
Pertamina (dulu). Pemisahan Pertamina-EP merupakan salah satu langkah
untuk menuju Pertamina yg mandiri.

> Perusahaan minyak tidak akan berminat kalau sekedar jadi kontraktor dibayar
> dengan cost and fee saja. Supaya Pertamina tidak jadi perusahaan portfeuille
> saja, maka Pertamina harus tetap jadi operator tetapi dengan partisipasi
> aktif dari fihak investor. Untuk ini tidak perlu dibentuk perusahaan baru
> seperti PT Pertamina Cepu, tetapi Pertamina cukup membentuk management units
> seperti Strategic Business Units (yang mengelola keuangannya sendiri) yang
> langsung berada di bawah management Pertamina dan merupakan bagian integral
> dari Pertamina. Namun supaya bentuk KSO ini menarik bagi perusahaan minyak
> yang melakukan farm-in (partner), maka partner harus diberi hak untuk
> menempatkan personilnya pada SBU ini (seconded) untuk slot-slot tertentu
> sehingga mempunyai kontrol langsung terhadapa jalannya operation.  Jadi
> sebenarnya sama dengan JOB atau JOA (yang nota bene bukan merupakan badan
> usaha/badan hukum tersendiri, tetapi lebih semacam panitya bersama).

RDP:

Open PERTAMINA !

Saat ini banyak yg ingin mengetahui Ada Apa Dengan Pertamina (AADP).
Banyak yg tidak mengerti dengan cara kerja serta background kenapa
Pertamina begini begitu. Masak perusahaan segede gitu hanya punya
produksi 140 rbBOPD, masak ndak ada pemasukan ke Negara ? Semua
dilatar belakangi ketidak-tahuan atau ketidak jelasan AADP.
Banyak loh yg baru tahu kalau keuangan PTM itu masuk ke Kas Negara,
ibarat kepala dibiarkan dan buntut dipegang.

Saran saya cuman satu ... buka saja sahamnya ! ... Ya buka saja saham
Pertamina ke publik atau buka sahamnya di BEJ sehingga dikontrol oleh
pemilik saham ... Tentunya saham yang jual tidak harus banyak-banyak
dan harus kurang dari 50%, mungkin 10-25% saja sudah cukup.

Karena Pertamina masih dibawah payung hukum yg sulit ditembus, saya
kira usaha memisahkan Pertamina EP merupakan langkah yang sangat
bagus. Dengan demikian proses fam in-out dapat dilakukan oleh
Pertamina-EP yg "terpisah" dengan pertamina holding.

Cara ini sebenernya mirip dengan Petronas dengan CARIGALI-nya. Saat
ini yg melakukan usaha eksplorasi keluar adalah Carigali, Namun
bayang-bayang Nama Petronas selalu saja dibelakang Carigali. Aspek
hukum di Petronas lebih sederhana ketimbang Pertamina, sehingga tidak
juga bisa membandingkan petronas-pertamina jelas bukan "jeruk vs
jeruk"

Di luar malesa, semua tahunya Petronas walopun itu Carigali, padahal
keduanya entity keungannya bisa berbeda, walopun membawa "Brand image"
yg sama.

So saran pertama terbuka.
Semakin sensitif seharusnya semakin terbuka. Sehingga fungsi kontrol
itu ada di publik.

Jumatan sik ..
hef e nais whik en !

RDP
-- 
How to win the game without breaking the rule --> make the new one !

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke