[iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter
Bulan Maret 2007 kabarnya UU Minerba yang baru akan disahkan. Salah satu butir dari UU tersebut adalah: investor tambang (mineral) diwajibkan membangun smelter (instalasi pemurnian bijih) sendiri . . . . Masih belum jelas apakah ada kriteria tertentu berkaitan dengan ukuran operasi tambangnya, PMA, PMDN, . . . Ide bagus tapi bagi kalangan investor sepertinya bukan termasuk kabar yang ditunggu-tunggu, belum lagi tahu apa isi UU Minerba yang baru; 'pro' investasi atau sebaliknya tapi urusan 'kewajiban' yang satu ini sudah sangat jelas disosialisasikan . . . hemmm Yang jelas tambahan satu lagi 'tantangan (mudah-mudahan bukan halangan)' khususnya bagi mereka yang brskala 'kecil', umur tambang pendek, margin sempit dll . . . bisa saja membangun unit smelter 'kecil-kecilan . . tapi . . . analognya adalah: kadang menyewa mobil menjadi jauh lebih 'ekonomis' daripada membelinya . . apalagi untuk keperluan yang tidak lama . . . atau yang satu ini: kalau semua petani (baru) diharuskan punya/membangun 'penggilingan' padi sendiri yo repot rek . . . jangan-janagn malah mutung gak mau nyangkul di sini atau bahkan gak ingin lagi jadi petani Mas Daru, Mas Wirabudi . . njenengan siap?? sTJ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Group: ExxonMobil paid to mislead public
Whalllah, Kalau ilmuwan bisa dibeli untuk membelokkan opini gas emisi dunia ... kaco deh :( RDP === http://seattlepi.nwsource.com/business/1310AP_ExxonMobil_Global_Warming.html Wednesday, January 3, 2007 · Last updated 11:15 a.m. PT Group: ExxonMobil paid to mislead public THE ASSOCIATED PRESS WASHINGTON -- ExxonMobil Corp. gave $16 million to 43 ideological groups between 1998 and 2005 in a coordinated effort to mislead the public by discrediting the science behind global warming, the Union of Concerned Scientists asserted Wednesday. The report by the science-based nonprofit advocacy group mirrors similar claims by Britain's leading scientific academy. Last September, The Royal Society wrote the oil company asking it to halt support for groups that misrepresented the science of climate change. ExxonMobil did not immediately respond to requests for comment on the scientific advocacy group's report. Many scientists say accumulating carbon dioxide and other heat-trapping gases from tailpipes and smokestacks are warming the atmosphere like a greenhouse, melting Arctic sea ice, alpine glaciers and disturbing the lives of animals and plants. ExxonMobil lists on its Web site nearly $133 million in 2005 contributions globally, including $6.8 million for public information and policy research distributed to more than 140 think-tanks, universities, foundations, associations and other groups. Some of those have publicly disputed the link between greenhouse gas emissions and global warming. But in September, the company said in response to the Royal Society that it funded groups which research significant policy issues and promote informed discussion on issues of direct relevance to the company. It said the groups do not speak for the company. Alden Meyer, the Union of Concerned Scientists' strategy and policy director, said in a teleconference that ExxonMobil based its tactics on those of tobacco companies, spreading uncertainty by misrepresenting peer-reviewed scientific studies or cherry-picking facts. Dr. James McCarthy, a professor at Harvard University, said the company has sought to create the illusion of a vigorous debate about global warming. --- - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Berita Duka
Innalillahi wa innailaihi rajiun, Telah meninggal dunia Ibu Zubairam Taib (Ibunda Prof. DR. M.I. Tachyudin Taib) pada hari kamis (4 Januari 2007), pukul 19.00 WIB di RS Hasan Sadikin Bandung. Semoga Almarhumah diterima segala amal kebaikannya dan diampuni segala dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, amin. Kami sekeluarga Turut Berduka cita atas cobaan yang dialami Bapak Prof. MIT Taib keluarga. Semoga senantiasa diberi ketabahan oleh ALLAH SWT, amin. Salam, Syaeful - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Group: ExxonMobil paid to mislead public
Mas Vicky ysh, Kasus ini bisa kita lihat dari sudut pandang berbeda. Kalau kita step back a bit, yang dapat kita lihat adalah: - ada perbedaan pendapat mengenai perubahan iklim 200-an tahun terakhir, dari dua kubu saintis - kebenaran dalam sains kan bisa diperdebatkan, mungkinkah perubahan iklim sekarang adalah perubahan yang biasa terjadi dalam siklus (misalnya) berapa juta tahun? - lalu kebetulan kubu kontra mendapatkan biaya dari EM - kalau tidak diberi dana riset, maka kita semua hanya akan setuju bahwa, perubahan iklim sekarang benar-benar karena ulah manusia dengan segala aktivitasnya, dengan demikian kita hanya menerima hasil riset orang lain, tanpa mau men-challenge kesimpulan orang. Sekarang tergantung kita sendiri yang mau percaya, yang mana sih motifnya? Saya pikir, memberikan kesempatan kepada ilmuwan untuk melakukan riset yang ideologinya kebetulan melawan arus, dari sisi ilmiah cukup wajar. Saya sertakan contoh beberapa climatologists yang masih menganggap fakta-faktanya tidak cukup: http://www.pesa.com.au/publications/pesa_news/oct_05/pesanews_7812.html http://www.pesa.com.au/publications/pesa_news/aug_05/pesanews_7709.html Kalau kita mau curiga juga, kita bisa mengklaim bahwa PESA News (yang dicetak di Australia) sengaja mengangkat isu bahwa dasar saintifik mengenai penyebab climate change itu belum terbukti karena Australia sendiri adalah salah satu penghasil gas emisi paling tinggi (per kepala orang karena jumlah penduduknya sedikit) dengan gaya hidup modern yang rakus energi. Jangan lupa juga majalah, surat kabar, dan media massa manapun selalu akan menyertakan opini penulis/editornya. Kalau beritanya tidak melibatkan opini/emosi pembaca, artikelnya enggak bakalan laku. Yang tidak kita ketahui adalah, yang ngasih duit itu sebenarnya karena berniat memesan hasil riset atau si ilmuwan lebih dulu punya ideologi sendiri dan kebetulan saja minta uang sama EM karena major company lain seperti BP dan Shell (yang terkenal cinta lingkungan) tidak mendukung riset mereka. Satu isu, dua pendapat, dua kubu yang bersebarangan, kita bisa memihak salah satu, melibatkan diri secara emosional atau bisa jadi penonton saja, melihat dari jauh. Salam Minarwan On 1/5/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Whalllah, Kalau ilmuwan bisa dibeli untuk membelokkan opini gas emisi dunia ... kaco deh :( RDP === http://seattlepi.nwsource.com/business/1310AP_ExxonMobil_Global_Warming.html Wednesday, January 3, 2007 · Last updated 11:15 a.m. PT Group: ExxonMobil paid to mislead public -- Step back and see the big picture http://desaguadero.blogspot.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Berita Duka
Turut berduka cita atas wafatnya Ibunda dari Pak Iwan. D -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 05, 2007 10:28 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Berita Duka Importance: High Innalillahi wa innailaihi rajiun, Telah meninggal dunia Ibu Zubairam Taib (Ibunda Prof. DR. M.I. Tachyudin Taib) pada hari kamis (4 Januari 2007), pukul 19.00 WIB di RS Hasan Sadikin Bandung. Semoga Almarhumah diterima segala amal kebaikannya dan diampuni segala dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, amin. Kami sekeluarga Turut Berduka cita atas cobaan yang dialami Bapak Prof. MIT Taib keluarga. Semoga senantiasa diberi ketabahan oleh ALLAH SWT, amin. Salam, Syaeful - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter
Budi dan rekans, Saya baru dengar ini.. minggu ini tidak sempat men-cermati berita koran ngejar setoran setelah libur akhir tahun. Yang saya dengar dari kawan (Pak Laung .. muncul dong), katanya bukan harus membangun smelter baru, tetapi product mineral harus diproses di smelter dalam negeri (Cu di Gresik, Ni di Sulawesi ..., Pb-Zn: ini yang problem - kita belum punya). Kalau yang spt ini rasanya masih OK.. asalkan smelter yang ada memenuhi kapasitas dan kompetitif dengan yang ada di luaran. Hal ini barangkali juga akan mendorong investor untuk membangun smelter baru (biasanya orang/ investor Jepang nih ... ) Jadi kita tunggu saja sampai UU-nya benar-benar jadi. Salam Tahun Baru Daru -Original Message- From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 05, 2007 12:33 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter Bulan Maret 2007 kabarnya UU Minerba yang baru akan disahkan. Salah satu butir dari UU tersebut adalah: investor tambang (mineral) diwajibkan membangun smelter (instalasi pemurnian bijih) sendiri . . . . Masih belum jelas apakah ada kriteria tertentu berkaitan dengan ukuran operasi tambangnya, PMA, PMDN, . . . Ide bagus tapi bagi kalangan investor sepertinya bukan termasuk kabar yang ditunggu-tunggu, belum lagi tahu apa isi UU Minerba yang baru; 'pro' investasi atau sebaliknya tapi urusan 'kewajiban' yang satu ini sudah sangat jelas disosialisasikan . . . hemmm Yang jelas tambahan satu lagi 'tantangan (mudah-mudahan bukan halangan)' khususnya bagi mereka yang brskala 'kecil', umur tambang pendek, margin sempit dll . . . bisa saja membangun unit smelter 'kecil-kecilan . . tapi . . . analognya adalah: kadang menyewa mobil menjadi jauh lebih 'ekonomis' daripada membelinya . . apalagi untuk keperluan yang tidak lama . . . atau yang satu ini: kalau semua petani (baru) diharuskan punya/membangun 'penggilingan' padi sendiri yo repot rek . . . jangan-janagn malah mutung gak mau nyangkul di sini atau bahkan gak ingin lagi jadi petani Mas Daru, Mas Wirabudi . . njenengan siap?? sTJ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Group: ExxonMobil paid to mislead public
Pak Minarwan dan Pak Vicky, serta bapak-bapak ysh, ada film dokumenter yang sangat menarik mengenai global warming. judulnya An Inconvenient Truth kalau tidak salah keluar bulan november 2006 lalu. film ini merupakan kampanye Al Gore untuk menyadarkan publik mengenai Global Warming (dan mungkin untuk kepentingan politis pribadi???). salah satu poin yang menarik yang diangkat oleh Pak Al Gore ini adalah bahwa ada banyak kekuatan yang berusaha menyebarkan propaganda untuk menutupi global warming ini demi tujuan ekonomis. Pak Gore juga memperlihatkan angka-angka yang sangat menarik mengenai hal ini. salah satunya perbandingan antara ilmuan yang pro dan kontra dalam published scientific paper dan dalam tulisan populer (majalah, internet, dsb). Yang sangat menarik adalah dalam published scientific paper terdapat ratusan (atau ribuan, saya agak lupa) tulisan yang setuju dengan Global Warming dan bahayanya, sedangakan jumlah paper yang menentang adalah NOL. Sedangkan dalam tulisan populer perbandingan ini justru terbalik.. jumlah tulisan yang menyatakan bahwa global warming itu tidak benar atau yang senada jauh lebih banyak dibandingkan dengan tulisan yang setuju. apabila angka-angka yang di ajukan pak Gore itu dekat dengan kenyataan, kita dengan sangat mudah akan menyetujui tuduhannya mengenai adanya pihak-pihak yang ingin menutupi kenyataan dan membohongi publik, serta membuat orang-orang berpikir ada perbedaan pendapat mengenai global warming dari dua kubu saintis.. Pak Gore juga menyampaikan data grafik mengenai peningkatan suhu global yang kalau tidak salah dikorelasi dari kandungan CO2 dalam lapisan es purba pada coring di kutub. apabila grafik itu akurat, iklim bumi saat ini sudah jauh lebih panas dari siklus normalnya, dan apabila tidak ada perubahan dalam pola emisi gas di dunia, proyeksi temperatur global 50 tahun mendatang sangat mengerikan. Apakah film itu benar dan cukup akurat? atau hanya angka-angka dramatis yang mengagumkan sebagai usaha Pak Al Gore mengumpulkan suara dengan imej yang sangat peduli lingkungan? Menurut saya, alam selalu memiliki jalan untuk menjaga keseimbangannya, namun keseimbangan alam tidak selalu berpihak pada manusia dan mahluk hidup di bumi. karena itu menurut saya lebih baik mengurangi impact kita terhadap alam dengan 3R : Reduce Reuse Recycle. Salam, .Wayan Heru Young. - Original Message From: Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, January 5, 2007 10:17:27 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Group: ExxonMobil paid to mislead public Mas Vicky ysh, Kasus ini bisa kita lihat dari sudut pandang berbeda. Kalau kita step back a bit, yang dapat kita lihat adalah: - ada perbedaan pendapat mengenai perubahan iklim 200-an tahun terakhir, dari dua kubu saintis - kebenaran dalam sains kan bisa diperdebatkan, mungkinkah perubahan iklim sekarang adalah perubahan yang biasa terjadi dalam siklus (misalnya) berapa juta tahun? - lalu kebetulan kubu kontra mendapatkan biaya dari EM - kalau tidak diberi dana riset, maka kita semua hanya akan setuju bahwa, perubahan iklim sekarang benar-benar karena ulah manusia dengan segala aktivitasnya, dengan demikian kita hanya menerima hasil riset orang lain, tanpa mau men-challenge kesimpulan orang. Sekarang tergantung kita sendiri yang mau percaya, yang mana sih motifnya? Saya pikir, memberikan kesempatan kepada ilmuwan untuk melakukan riset yang ideologinya kebetulan melawan arus, dari sisi ilmiah cukup wajar. Saya sertakan contoh beberapa climatologists yang masih menganggap fakta-faktanya tidak cukup: http://www.pesa.com.au/publications/pesa_news/oct_05/pesanews_7812.html http://www.pesa.com.au/publications/pesa_news/aug_05/pesanews_7709.html Kalau kita mau curiga juga, kita bisa mengklaim bahwa PESA News (yang dicetak di Australia) sengaja mengangkat isu bahwa dasar saintifik mengenai penyebab climate change itu belum terbukti karena Australia sendiri adalah salah satu penghasil gas emisi paling tinggi (per kepala orang karena jumlah penduduknya sedikit) dengan gaya hidup modern yang rakus energi. Jangan lupa juga majalah, surat kabar, dan media massa manapun selalu akan menyertakan opini penulis/editornya. Kalau beritanya tidak melibatkan opini/emosi pembaca, artikelnya enggak bakalan laku. Yang tidak kita ketahui adalah, yang ngasih duit itu sebenarnya karena berniat memesan hasil riset atau si ilmuwan lebih dulu punya ideologi sendiri dan kebetulan saja minta uang sama EM karena major company lain seperti BP dan Shell (yang terkenal cinta lingkungan) tidak mendukung riset mereka. Satu isu, dua pendapat, dua kubu yang bersebarangan, kita bisa memihak salah satu, melibatkan diri secara emosional atau bisa jadi penonton saja, melihat dari jauh. Salam Minarwan On 1/5/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Whalllah, Kalau ilmuwan bisa dibeli untuk membelokkan opini gas emisi dunia ... kaco deh :( RDP ===
Re: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter
Berita dari Bisnis Indonesia, sekedar tambahan untuk diskusi Mas Ndaru dan Mas Budi Salam Bronto Ekspor bijih tambang dilarang JAKARTA: Pemerintah akan melarang ekspor konsentrat dan bijih tambang sesuai isi RUU Pertambangan Mineral dan Batubara. Pengesahan RUU itu menjadi UU diperkirakan Maret mendatang. Dengan kebijakan itu, seluruh konsentrat hasil pertambangan mineral-seperti yang selama ini diproduksi oleh PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, dan PT International Nickel Indonesia-wajib dimurnikan dan diolah menjadi logam di dalam negeri sebelum diekspor. Jadi, perusahaan tambang mineral tidak diperbolehkan langsung mengekspor konsentrat dan bijih, ujar Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring, kemarin. Semua harus diolah dan dimurnikan di Indonesia hingga bentuk logam. Kalau mereka [perusahaan tambang] ingin mendirikan smelter [pabrik pengolahan konsentrat] untuk pengolahan dan pemurnian, silakan. Tapi harus di Indonesia. Menurut dia, dengan kewajiban tersebut, maka pemerintah akan mendapatkan nilai tambah dengan tidak lagi mengizinkan ekspor produk mentah, namun produk jadi. Kebijakan itu diyakini akan mendorong investasi baru di bidang pengolahan dan pemurnian konsentrat. Perusahaan tambang yang ingin investasi, kata Simon, bisa langsung membangun industri yang terintegrasi mulai dari hulu, penambangan mineral, hingga hilir yaitu pengolahan menjadi logam. Konsep tambang nikel terintegrasi sebenarnya telah diajukan oleh Rio Tinto dalam kontrak karya untuk proyek Lasamphala dengan investasi US$2 miliar. Namun, pemerintah hingga saat ini belum menyetujui kontrak karya tersebut. Perusahaan lain yang ingin investasi pembangunan di pengolahan dan pemurnian juga terbuka peluangnya setelah RUU itu disahkan. Simon mengatakan pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan RUU Pertambangan Mineral dan Batu bara menjadi UU pada Maret ini karena persoalan prinsip dalam RUU itu sudah disepakati antara pemerintah dan DPR. Namun, kata dia, belum diketahui apakah kewajiban itu juga akan berlaku kepada Freeport Indonesia, Inco, dan Newmont yang telah melakukan kontrak sebelum RUU tersebut disahkan. *Terikat kontrak* Menanggapi kewajiban itu, Public Relation Manager PT Newmont Nusa Tenggara Kasan Muljono mengatakan pihaknya terikat kontrak dengan pembeli dari Jepang untuk jangka panjang sejak perusahaan akan mengembangkan tambang tembaga di Batu Hijau, Sumbawa. Kontrak tersebut, kata dia, dibuat dengan pihak Jepang sebagai salah satu mitra kerja yang juga terlibat dalam investasi saat proyek tersebut akan dikerjakan. Sebanyak 90% produk Newmont Nusa Tenggara berupa konsentrat tembaga beserta emas yang merupakan produk mineral ikutan dalam konsentrat tersebut dan langsung diekspor ke Jepang. Menurut dia, pihaknya akan menjelaskan ke pemerintah, terutama tentang kondisi Newmont Nusa Tenggara yang terikat kontrak dengan pembeli untuk jangka panjang. Sebab ada konsekuensi yang harus ditanggung. Kami mendukung jika ada smelter yang memadai, tapi kita juga terikat kontrak jangka panjang, tuturnya. (dwi. [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]) Oleh Bambang Dwi Djanuarto Bisnis Indonesia Sukmandaru Prihatmoko wrote: Budi dan rekans, Saya baru dengar ini.. minggu ini tidak sempat men-cermati berita koran ngejar setoran setelah libur akhir tahun. Yang saya dengar dari kawan (Pak Laung .. muncul dong), katanya bukan harus membangun smelter baru, tetapi product mineral harus diproses di smelter dalam negeri (Cu di Gresik, Ni di Sulawesi ..., Pb-Zn: ini yang problem - kita belum punya). Kalau yang spt ini rasanya masih OK.. asalkan smelter yang ada memenuhi kapasitas dan kompetitif dengan yang ada di luaran. Hal ini barangkali juga akan mendorong investor untuk membangun smelter baru (biasanya orang/ investor Jepang nih ... ) Jadi kita tunggu saja sampai UU-nya benar-benar jadi. Salam Tahun Baru Daru -Original Message- From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 05, 2007 12:33 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter Bulan Maret 2007 kabarnya UU Minerba yang baru akan disahkan. Salah satu butir dari UU tersebut adalah: investor tambang (mineral) diwajibkan membangun smelter (instalasi pemurnian bijih) sendiri . . . . Masih belum jelas apakah ada kriteria tertentu berkaitan dengan ukuran operasi tambangnya, PMA, PMDN, . . . Ide bagus tapi bagi kalangan investor sepertinya bukan termasuk kabar yang ditunggu-tunggu, belum lagi tahu apa isi UU Minerba yang baru; 'pro' investasi atau sebaliknya tapi urusan 'kewajiban' yang satu ini sudah sangat jelas disosialisasikan . . . hemmm Yang jelas tambahan satu lagi 'tantangan (mudah-mudahan bukan halangan)' khususnya bagi mereka yang brskala 'kecil', umur tambang pendek, margin sempit dll . . . bisa saja
Re: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter
Sebenernya apa sih latar belakang keputusan ini ? Tulisan yg di FW Mas Bronto malah bingin aku rada ramudeng lagi. Apakah menjaga jangan sampai mineral (termasuk tailing ?) ikutan ikut terjual ? Kalau mineral ikutannya masuk kategori sampah justru malah menguntungkan. Tetapi bisa jadi filosofi lain... pasir itu kalau sdikit emang menganggu tapi kalau satu truk malah laku :) rdp On 1/5/07, Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Budi dan rekans, Saya baru dengar ini.. minggu ini tidak sempat men-cermati berita koran ngejar setoran setelah libur akhir tahun. Yang saya dengar dari kawan (Pak Laung .. muncul dong), katanya bukan harus membangun smelter baru, tetapi product mineral harus diproses di smelter dalam negeri (Cu di Gresik, Ni di Sulawesi ..., Pb-Zn: ini yang problem - kita belum punya). Kalau yang spt ini rasanya masih OK.. asalkan smelter yang ada memenuhi kapasitas dan kompetitif dengan yang ada di luaran. Hal ini barangkali juga akan mendorong investor untuk membangun smelter baru (biasanya orang/ investor Jepang nih ... ) Jadi kita tunggu saja sampai UU-nya benar-benar jadi. Salam Tahun Baru Daru -Original Message- From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 05, 2007 12:33 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter Bulan Maret 2007 kabarnya UU Minerba yang baru akan disahkan. Salah satu butir dari UU tersebut adalah: investor tambang (mineral) diwajibkan membangun smelter (instalasi pemurnian bijih) sendiri . . . . Masih belum jelas apakah ada kriteria tertentu berkaitan dengan ukuran operasi tambangnya, PMA, PMDN, . . . Ide bagus tapi bagi kalangan investor sepertinya bukan termasuk kabar yang ditunggu-tunggu, belum lagi tahu apa isi UU Minerba yang baru; 'pro' investasi atau sebaliknya tapi urusan 'kewajiban' yang satu ini sudah sangat jelas disosialisasikan . . . hemmm Yang jelas tambahan satu lagi 'tantangan (mudah-mudahan bukan halangan)' khususnya bagi mereka yang brskala 'kecil', umur tambang pendek, margin sempit dll . . . bisa saja membangun unit smelter 'kecil-kecilan . . tapi . . . analognya adalah: kadang menyewa mobil menjadi jauh lebih 'ekonomis' daripada membelinya . . apalagi untuk keperluan yang tidak lama . . . atau yang satu ini: kalau semua petani (baru) diharuskan punya/membangun 'penggilingan' padi sendiri yo repot rek . . . jangan-janagn malah mutung gak mau nyangkul di sini atau bahkan gak ingin lagi jadi petani Mas Daru, Mas Wirabudi . . njenengan siap?? sTJ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -