Sebenernya apa sih latar belakang keputusan ini ? Tulisan yg di FW Mas
Bronto malah bingin aku rada ramudeng lagi.
Apakah menjaga jangan sampai mineral (termasuk tailing ?) ikutan ikut terjual ?
Kalau mineral ikutannya masuk kategori sampah justru malah menguntungkan.

Tetapi bisa jadi filosofi lain... pasir itu kalau sdikit emang
menganggu tapi kalau satu truk malah laku :)

rdp

On 1/5/07, Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Budi dan rekans,

Saya baru dengar ini...... minggu ini tidak sempat men-cermati berita
koran.... ngejar setoran setelah libur akhir tahun.

Yang saya dengar dari kawan (Pak Laung ...... muncul dong), katanya bukan
harus membangun smelter baru, tetapi product mineral harus diproses di
smelter dalam negeri (Cu di Gresik, Ni di Sulawesi ..., Pb-Zn: ini yang
problem - kita belum punya). Kalau yang spt ini rasanya masih OK......
asalkan smelter yang ada memenuhi kapasitas dan kompetitif dengan yang ada
di luaran. Hal ini barangkali juga akan mendorong investor untuk membangun
smelter baru (biasanya orang/ investor Jepang nih ... )

Jadi kita tunggu saja sampai UU-nya benar-benar jadi.

Salam Tahun Baru

Daru

-----Original Message-----
From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, January 05, 2007 12:33 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Investor Tambang (Baru) wajib membangun Smelter

Bulan Maret 2007 kabarnya UU Minerba yang baru akan
disahkan. Salah satu butir dari UU tersebut adalah:
investor tambang (mineral) diwajibkan membangun
smelter (instalasi pemurnian bijih) sendiri . . . .
Masih belum jelas apakah ada kriteria tertentu
berkaitan dengan ukuran operasi tambangnya, PMA, PMDN,
. . .

Ide bagus tapi bagi kalangan investor sepertinya bukan
termasuk kabar yang ditunggu-tunggu, belum lagi tahu
apa isi UU Minerba yang baru; 'pro' investasi atau
sebaliknya tapi urusan 'kewajiban' yang satu ini sudah
sangat jelas disosialisasikan . . .  hemmm

Yang jelas tambahan satu lagi 'tantangan
(mudah-mudahan bukan halangan)' khususnya bagi mereka
yang brskala 'kecil', umur tambang pendek, margin
sempit dll . . . bisa saja membangun unit smelter
'kecil-kecilan . . tapi . . . analognya adalah: kadang
menyewa mobil menjadi jauh lebih 'ekonomis' daripada
membelinya  . . apalagi untuk keperluan yang tidak
lama . . .  atau yang satu ini: kalau semua petani
(baru) diharuskan punya/membangun 'penggilingan' padi
sendiri yo repot rek . . . jangan-janagn malah mutung
gak mau nyangkul di sini atau bahkan gak ingin lagi
jadi petani

Mas Daru, Mas Wirabudi . . njenengan siap??

sTJ



---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke