[iagi-net-l] M-Adam CEPI is out of the office.

2007-03-13 Terurut Topik M-Adam CEPI




I will be out of the office starting  03/13/2007 and will not return until 
03/14/2007.

I will respond to your message when I return.



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Re: Sungai purba di bawah Jakarta?

2007-03-13 Terurut Topik Fajar Lubis
Setuju dengan pak Harry dan pak Budi, akifer perdefinisinya adalah lapisan yang 
mampu menyimpan dan meloloskan batuan. Jadi di alam, akuifer ini bisa berbentuk 
sungai purba yang bermeander dan tidak, ataupun dalam bentuk struktur endapan 
lapisan batuan lainnya.
   
  Yang menarik ide `pelacakan` sungai air purba ini justru untuk tujuan yang 
sebaliknya. Penentuan sebaran sungai purba ini adalah untuk merencanakan tempat 
pembangunan waduk resapan. Waduk resapan ini rencananya akan digunakan sebagai 
salahsatu alternatif untuk mengurangi banjir. Jadi diasumsikan, sungai-sungai 
purba di Jakarta ini adalah lapisan akuifer yang tidak bisa teraliri air karena 
tertutup oleh lapisan batuan sedimen.

Artificial recharge atau pengisian airtanah secara buatan memang sudah saatnya 
diaplikasikan di Indonesia ini. Hanya asumsi diatas sangat menarik untuk 
diikuti perkembangannya. Kalau ternyata lapisan sungai-sungai purba ini jenuh 
air. Maka akanlah sulit upaya untuk menginjeksikan air permukaan kedalamnya. 
Positifnya, hal ini akan menambah daftar kekayaan cadangan sumberdaya air 
Jakarta.
   
  Mohon berbagi info, jika ada rekan-rekan IAGI yang ikut serta dalam 
penelitian ini.
   
   
  Salam,
  Fajar (1141)

 
-
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-13 Terurut Topik Achmad Luthfi
RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI

LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk
ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan
Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya
tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada
semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut
walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu
bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja.
Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar
scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis,
terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang
panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM
membentuk tim investigasi yang diketuai oleh Dr. Ir. Rudy Rubiandini
(Kang Rudy). Saya sering mengikuti diskusi teknis tim-nya Kang Rudy,
setelah diputuskan melakukan serangkaian pekerjaan dari mulai snubbing
unit sampai relief well dan belum menampakkan hasilnya, IAGI mengundang
Kang Rudy untuk jadi pembicara dalam buka puasa bersama tahun lalu di
hotel Sahid, topiknya adalah hasil kerja Kang Rudy dalam upaya mematikan
LULA. Kang Rudy berpendapat bahwa air (panas) bertekanan tinggi berasal
dari lubang bor kedalam 9000-an kaki, air mengalir keatas melalui lubang
bor menggerus shale diatasnya sehingga terjadi perlumpuran yang terus
bergerak ke atas melalui zona lemah dan terus ke permukaan. Dalam
kesempatan itu bagaimana kami bisa melakukan relief well sementara
pantat kami (maaf ini asli ucapan Kang Rudy) dikejar lumpur panas
(pemboran relief well spi kadalam 3600-an kaki gak maju2 sementara
permukaan lumpur panas naik begitu cepat). Salah seorang peserta buka
puasa bernama Hari (PT. Saripari) bertanya: kalau melihat volume lumpur
yang keluar mencapai seratusan meter kubik, diperlukan berapa banyak
pompa duplex untuk mematikan semburan mengingat kapasitas pompa jauh
lebih kecil dari volume lumpur yang keluar, mungkin diperlukan puluhan
pompa sekaligus. Waktu itu saya gak jelas apa jawaban Kang Rudy. Bagi
yang mengikuti seminar di BPPT yang lalu, pendapat Kang Rudy tersebut
mirip dengan teori satu (teori aliran) yang disampaikan/dipresentasikan
oleh DR. Ir. Doddy Nawangsidi (itb) yang menyampaikan empat macam teori
aliran, dengan fakta volume semburan lumpur Beliau mengemukakan bahwa
teori-1, teori-2, teori-3 tidak mungkin diterapkan untuk LULA, jadi yang
paling mungkin adalah teori empat, yakni lumpur panas sampai ke
permukaan tidak melalui lubang bor tapi melalui rekahan yang sangat
besar, saya (DR. Doddy) tidak tahu bagaimana rekahan itu terjadi apakah
akibat tektonik atau bukan karena saya (DR. Doddy) bukan ahli geologi.
Karena Kang Rudy sudah pernah berbicara di IAGI, teman2 panitia tidak
mengundang Kang Rudy sahabat saya sebagai pembicara dalam seminar di
BPPT yang lalu. Saya sangat menghargai DR. IR. Rudy Rubiandini, walaupun
masih muda Kang Rudy seorang guru yang punya kompetensi tinggi
dibidangnya (drilling engineering). Masih segar dalam ingatan saya dalam
milis IAGI pernah heboh atas wawancara Kang Rudy dengan radio Elshinta.
Bagi saya persahabatan dan kerukunan adalah nomor satu baik seprofesi
maupun antar profesi, kita harus kompak begitu kata Abah Yanto melalui
SMS. Untuk itu saya minta sekjen IAGI utk melakukan klarifikasi kepada
Kang Rudy dan hasilnya dimuat di milis ini.  Saya percaya sebagai
seorang guru, Kang Rudy tidak sedikitpun berniat/bermaksud menuduh atau
menjelekkan rekan lain profesi. Sayang Kang Rudy mengajukan surat
pengunduran diri (surat ditembuskan ke saya, tapi saya tidak tahu apakah
sudah disetujui oleh MESDM). Itulah ilustrasi pertemanan saya dengan
Kang Rudy, kalau dalam seminar tersebut tidak mengundang Kang Rudy
sebagai pembicara tidak ada maksud lain yang tersembunyi.

DIMANA IAGI BERADA WAKTU TIM INVESTIGASI DIBENTUK?

Pada waktu rapat pembentukan tim investigasi, IAGI menugaskan DR. Edy
Sunardi (Ketua Departemen Pengembangan Keilmuan). Kang Edy diminta untuk
menjadi anggota tim investigasi, tapi Kang Edy tidak bersedia karena
sudah menjadi ketua tim IAGI untuk LULA. Apa yang dilakukan oleh tim
IAGI? Tim yang dipimpin Kang Rudy bekerja di lapangan lebih dulu
berfokus pada drilling engineering untuk mematikan LULA. Baru Kemudian
tim IAGI melakukan observasi lapangan dan sampling lumpur. Pada saat
yang sama ada tim subsurface ITS yang dipimpin oleh DR. Ir. Maki
melakukan survey VFL (Very Low Frequnce) dan tim dari geofisika itb yang
melakukan survey mikro seismic dan pemetaan penyebaran lumpur dengan
menggunakan foto udara yang dilakukan dgn cara sederhana (pesawat mainan
berkamera dikendalikan dengan remote control) semua tim bekerja 24 jam
bergantian. Area survey meliputi daerah Banjarpanji dan sekitarnya. Tim
IAGI, tim ITS, tim ITB melakukan diskusi secara intens di kampus ITS
maupun di hotel Shangrila 

Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-13 Terurut Topik nyoto - ke-el

Pak Achmad Luthfi ternyata sebagai seorang Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi
Indonesia) kurang teliti didalam menulis Respon-2 ini. Perhatikan didalam
kalimat seperti tsb dibawah ini :
Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur
BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa
Jogja.

Memang betul semburan lumpur panas tsb terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
hari Senin 29 Mei 2006 pagi, tetapi gempa Yogya terjadinya bukan hari Senin
itu tetapi terjadinya 2 hari sebelumnya, yaitu hari Sabtu pagi2 sekali
tanggal 27 Mei 2006, bisa ditanyakan kepada orang2 di Yogyakarta yang
mengalami sendiri gempa itu atau data2 gempa Yogya, dimana jelas terjadinya
bukan hari Senin 29 Mei melainkan hari Sabtu pagi2 tanggal 27 Mei 2006.

Apakah penyebutan terjadinya gempa Yogya tanggal 29 Mei 2006, sengaja akan
dihubungkan dengan awal terjadinya semburan pertama lumpur panas Sidoardjo,
supaya klop dengan teori pak Luthfi, yaitu penyebab terjadinya lumpur panas
adalah akibat gempa Yogya ?  Tetapi sayang sekali teori itu banyak sekali
kelemahannya pak (tidak didukung data yang benar).

Sekian dari saya, semoga pak Luthfi maklum.


Wassalam,
nyoto - TG'74





On 3/13/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:


RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI

LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk
ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan
Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya
tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada
semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut
walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu
bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja.
Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar
scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis,
terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang
panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM
membentuk tim investigasi yang diketuai oleh Dr. Ir. Rudy Rubiandini
(Kang Rudy). Saya sering mengikuti diskusi teknis tim-nya Kang Rudy,
setelah diputuskan melakukan serangkaian pekerjaan dari mulai snubbing
unit sampai relief well dan belum menampakkan hasilnya, IAGI mengundang
Kang Rudy untuk jadi pembicara dalam buka puasa bersama tahun lalu di
hotel Sahid, topiknya adalah hasil kerja Kang Rudy dalam upaya mematikan
LULA. Kang Rudy berpendapat bahwa air (panas) bertekanan tinggi berasal
dari lubang bor kedalam 9000-an kaki, air mengalir keatas melalui lubang
bor menggerus shale diatasnya sehingga terjadi perlumpuran yang terus
bergerak ke atas melalui zona lemah dan terus ke permukaan. Dalam
kesempatan itu bagaimana kami bisa melakukan relief well sementara
pantat kami (maaf ini asli ucapan Kang Rudy) dikejar lumpur panas
(pemboran relief well spi kadalam 3600-an kaki gak maju2 sementara
permukaan lumpur panas naik begitu cepat). Salah seorang peserta buka
puasa bernama Hari (PT. Saripari) bertanya: kalau melihat volume lumpur
yang keluar mencapai seratusan meter kubik, diperlukan berapa banyak
pompa duplex untuk mematikan semburan mengingat kapasitas pompa jauh
lebih kecil dari volume lumpur yang keluar, mungkin diperlukan puluhan
pompa sekaligus. Waktu itu saya gak jelas apa jawaban Kang Rudy. Bagi
yang mengikuti seminar di BPPT yang lalu, pendapat Kang Rudy tersebut
mirip dengan teori satu (teori aliran) yang disampaikan/dipresentasikan
oleh DR. Ir. Doddy Nawangsidi (itb) yang menyampaikan empat macam teori
aliran, dengan fakta volume semburan lumpur Beliau mengemukakan bahwa
teori-1, teori-2, teori-3 tidak mungkin diterapkan untuk LULA, jadi yang
paling mungkin adalah teori empat, yakni lumpur panas sampai ke
permukaan tidak melalui lubang bor tapi melalui rekahan yang sangat
besar, saya (DR. Doddy) tidak tahu bagaimana rekahan itu terjadi apakah
akibat tektonik atau bukan karena saya (DR. Doddy) bukan ahli geologi.
Karena Kang Rudy sudah pernah berbicara di IAGI, teman2 panitia tidak
mengundang Kang Rudy sahabat saya sebagai pembicara dalam seminar di
BPPT yang lalu. Saya sangat menghargai DR. IR. Rudy Rubiandini, walaupun
masih muda Kang Rudy seorang guru yang punya kompetensi tinggi
dibidangnya (drilling engineering). Masih segar dalam ingatan saya dalam
milis IAGI pernah heboh atas wawancara Kang Rudy dengan radio Elshinta.
Bagi saya persahabatan dan kerukunan adalah nomor satu baik seprofesi
maupun antar profesi, kita harus kompak begitu kata Abah Yanto melalui
SMS. Untuk itu saya minta sekjen IAGI utk melakukan klarifikasi kepada
Kang Rudy dan hasilnya dimuat di milis ini.  Saya percaya sebagai
seorang guru, Kang Rudy tidak sedikitpun berniat/bermaksud menuduh atau
menjelekkan rekan lain profesi. Sayang Kang Rudy mengajukan surat
pengunduran diri (surat ditembuskan ke saya, tapi saya tidak tahu apakah

Re: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM

2007-03-13 Terurut Topik Ismail Zaini

Padahal kalau ketel penghasil uapnya dari geothermal kan ngga ngaruh
sama harga batubara atau migas kan ?

RDP
==
Dalam 2 minggu ini saya dengan ahli Perlistrikan dari Jerman diundang jalan 
jalan didaerah Aceh , dengan jalan darat masuk lewat Kabanjahe Sumut - 
Kotacane - Blankejeren-Takengon- Bener Meriah - Bireun- Banda Aceh sampai 
Sabang.Kebetulan ada 5 Kabupaten yang saya lewati Bupatinya baru ada 
pemggantian ( saya sebetulnya agak dagdigdug juga mau berangkat tapi karena 
diberitahu temen temen kalau saat ini Aceh aman aman saja maka ya akhirnya 
berangkat juga )
Dari beberapa pertemuan dg para pemda / Bupati beserta jajarannya Semuanya 
keluhannya sama masalah Listrik. Mereka melihat peta sebaran potensi 
Geothermal yang diterbitkan oleh Badan Geologi berharap sekali untuk dapat 
dimanfaatkan segera.Biasa kalau kita presentasi ke jajaran pemda 
pertanyaannya berkembang kemana mana , karena Lumpur Lapindo lagi jadi 
berita termasuk ditanyakan juga apa nanti tidak terjadi kasus Lusi kalau ada 
pengeboran Geothermal, dan dampak lain spt tanah longsor , gunung api,dan 
gempa, dll Rupanya permasalahan permasalahan geologi akhir akhir ini menjadi 
topik dimana mana. Ya jadinya  malah sosialisasi geologi yang banyak.Saya 
mencoba memberikan keterangan yang sangat hati hati dan keterangan saya ini 
opini pribadi karena ternyata disetiap pertemuan banyak dikuti para 
vwartawan lokal ( koran Serambi , Global ,dll ) dan setelah keluar beritanya 
syukurlah masih dalam koridor , meskipun biasa ada sedikit sedikit salah 
kutip.
Sebenarnya untuk daerah Aceh ini punya potensi SDA untuk Perlistrikan cukup 
lumayan , di Sabang ada geothermal yang sudah diteliti lanjut oleh Badan 
Geologi dengan potensi cukup besar cukup untuk melayani kota sabang dan 
pelabuhan bebasnya, begitu juga di Seulawah Agam  untuk Banda Aceh dan 
sekitarnya dan yang kecil kecil cukup banyak untuk keperluan disekitarnya , 
belum lagi banyaknya sumber Air untuk PLTA/PLTM , tinggal mengoptimalkan 
tanpa harus mendatangkan sumber energi dari luar daerah.Apalagi sekarang ada 
UU ttg pemerintrahan Aceh yang salah satu kewenangnnya adalah dalam 
mengelola SDA mulai dari Perencanaan sampai pemanfaatannya , demikian yang 
disampaikan Pemdanya pada waktu kami bertemu di Banda Aceh dg Kepala 
Distamben , Kepala PLN  NAD dan Direktur PDA nya.
Di Banda Aceh dulu ada PLTD Terapung dg kapasitas 10 MW yang bersandar di 
pelabuhan Ulele , adanya sunami menyeret PLTD terapung ini sampai 3-4 km 
dari pelabuhan ketengah kota.sebetulnya ini mau difungsikan lagi tapi oleh 
pemda tdk boleh ( akan digunakan sbg monummen ) Bisa dibayangkan PLTD dg 
kapasitas 10 MW dg solar penuh berada diatas kapal bisa terseret begitu 
jauhnya dari laut kedaratan, ada hikmahnya juga Solar yang di PLTD ini pada 
waktu operasi pertolongan pertama bisa dimanfaatkan , yang waktu itu sulit 
sekali mendapatkan BBM/solar.
Juga PLTD terapung ini bergerak / terseret sunami dalam posisi jalan biasa / 
tidak miring maupun terbalik , sehingga banyak orang selamat naik kapal PLTD 
ini pada waktu terseret ombak sunami, jadi memang patut menjadi monumen 
sunami


ISM


- Original Message - 
From: Pangestu, Sonny T [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 12, 2007 8:11 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM


rasanya saya sudah mengingatkan dan mengangkat masalah kerawanan ini di
pit iagi 2006 di pekanbaru.
kebetulan yg manggung di pekanbaru adalah dari pemerintah.
sebelum dan sesudahnya saya juga sdh mengingatkan di  berbagai
kesempatan temu dengan pemerintah.
saran tindak mengatasinya juga sdh saya sampaikan.
kerawanan itu akan makin lama makin parah nanti.
mungkin suara ini kurang merdu dan kurang nyaring
dan yg menyuarakannya juga bukan orang yang tenar.
dan tidak menarik karena bertentangan dgn yg berkepentingan.
maka tenggelamlah suara itu di dalam hiruk pikuk parade bencana.

(sonny)

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 11 Maret 2007 21:25
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM

Padahal kalau ketel penghasil uapnya dari geothermal kan ngga ngaruh
sama harga batubara atau migas kan ?

RDP
(masih ngimpi Indonesia mengembangkan geothermal lebih optimum)

=
11/03/2007 19:25 Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM Arin
Widiyanti - detikfinance

Jakarta - Seretnya pasokan batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Cilacap dan Tanjung Jati B membuat PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN) memaksimalkan kerja lima pembangkit yang menggunakan BBM.
Konsekuensinya biaya produksi dan alokasi BBM PLN pun membengkak.

Hal ini disebabkan kapal pengangkut batubara dari Kalimantan tidak bisa
merapat ke Pulau Jawa karena ketinggian gelombang laut mencapau 4 meter.
Akibatnya dua pembangkit besar yang mengaliri sistem interkoneksi
Jawa-Bali itu hanya sanggup 

[iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Re: Sungai purba di bawah Jakarta?

2007-03-13 Terurut Topik sudung situmorang
Kalau lapisan Aquifernya di pompa terus, debit sungainya berkurang, jadi tenang 
saja ya... ngak apa2x kok, jangan panik, atau kita pakai sistem Dewatering saza 
ya.


-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-13 Terurut Topik Nana Djumhana
Ingin juga saya urun rembug dalam masalah ini.

Soal nama semburan lumpur, apakah LULA, LUSI atau apa saja, tidak perlu 
dipermasalahkan. Saya sendiri sejak awal kejadian menamakannya dengan Bledug 
Porong yang identik dengan Bledug Kuwu di Wirosari, Purwodadi, Jawa Tengah. 
Karena dari awal pula (Juni 2006) saya mengatakan bahwa berdasarkan data yang 
ada kejadian tersebut merupakan mud vulcano, yang merupakan kejadian alam dan 
kemungkinan tidak berkaitan dengan adanya pemboran sumur BJP-1. Hal ini saya 
sampaikan selesai meeting di BP Migas tgl. 15 Juni 2006, ketika itu Awang tanya 
pada saya tentang hal tersebut, yang ternyata sama dengan dugaan dia. Bahkan 
Awang menambahkan data lainnya dan efek/akibat yang akan mengikutinya. Masalah 
ini juga saya sampaikan melalui Mimbar Jum'at mulai dari edisi No. 258 tgl.23 
Juni 2006, yang berjudul Bencana Porong. Berbagai reaksi, baik kritik yang 
bernada memperingatkan sampai yang menakut-nakuti ditujukan kepada saya, karena 
dianggap melawan arus.

Kejadiannya memang 2 hari setelah gempa yang mengguncang Jogja dan sekitarnya. 
Oleh karena itu dalam beberapa Mimbar Jum'at, saya mengatakan bahwa gempa 
Jogja, kemungkinan hanya merupakan pemicu aktivitas mud vulcano tsb., tetapi 
penyebab sebenarnya kemungkinan adalah : adanya getaran terus menerus dari 
mobil-mobil besar yang melintas di jalan toll di atas area shale diapir, dan 
beratnya beban bangunan di atas area tersebut. Sedangkan adanya pemboran sumur 
BJP-1, kalaupun ikut andil sebagai penyebab, kecil peranannya. Saya sampaikan 
juga melalui Mimbar Jum'at sejak awal (karena saya belum bergabung dengan 
iagi-net) bagaimana mengatasinya, yaitu agar segera melokalisir area luapan 
lumpur dan segera dibuatkan salurannya ke laut, karena lumpur akan terus 
mengalir sampai waktu yang tidak diketahui, bisa setahun, puluhan tahun atau 
mungkin ratusan tahun. Dan jika tidak segera diatasi, akan menjadi bencana yang 
lebih besar dan lebih parah akibatnya. Tetapi sebagaimana kita ketahui di negri 
ini, seringkali mencari kambing hitamnya dulu yang menjadi penyebab kejadian, 
kemudian berdasarkan asumsi itu baru dicari solusinya. Karena dari awal (dan 
sampai sekarang) yang menjadi kambing hitam adalah 100% Lapindo dengan pemboran 
sumur BJP-1, maka penanganan awal tertumpu kepada penanggulangan drilling 
hazzard, bukan penanggulangan mud vulcano. Dan kita bisa lihat kenyataannya 
sekarang.

Barangkali itu saja yang ingin disampaikan, dan bagi rekan yang berlangganan 
mimbar jum'at, semuanya sudah tahu.
  - Original Message - 
  From: nyoto - ke-el 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, March 13, 2007 7:42 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


  Pak Achmad Luthfi ternyata sebagai seorang Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi 
Indonesia) kurang teliti didalam menulis Respon-2 ini. Perhatikan didalam 
kalimat seperti tsb dibawah ini : 
  Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 
pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja. 

  Memang betul semburan lumpur panas tsb terjadi disekitar sumur BJP-1 pada 
hari Senin 29 Mei 2006 pagi, tetapi gempa Yogya terjadinya bukan hari Senin itu 
tetapi terjadinya 2 hari sebelumnya, yaitu hari Sabtu pagi2 sekali tanggal 27 
Mei 2006, bisa ditanyakan kepada orang2 di Yogyakarta yang mengalami sendiri 
gempa itu atau data2 gempa Yogya, dimana jelas terjadinya bukan hari Senin 29 
Mei melainkan hari Sabtu pagi2 tanggal 27 Mei 2006. 

  Apakah penyebutan terjadinya gempa Yogya tanggal 29 Mei 2006, sengaja akan 
dihubungkan dengan awal terjadinya semburan pertama lumpur panas Sidoardjo, 
supaya klop dengan teori pak Luthfi, yaitu penyebab terjadinya lumpur panas 
adalah akibat gempa Yogya ?  Tetapi sayang sekali teori itu banyak sekali 
kelemahannya pak (tidak didukung data yang benar). 

  Sekian dari saya, semoga pak Luthfi maklum.


  Wassalam,
  nyoto - TG'74




   
  On 3/13/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: 
RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI

LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk 
ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan
Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya
tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada
semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut
walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu
bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja. 
Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar
scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis,
terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang 
panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM
membentuk tim investigasi yang diketuai 

Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-13 Terurut Topik nyoto - ke-el

Justru saya sejak awal kurang sependapat dengan interpretasinya mas Nana
didalam Mimbar Jum'at-nya (tiap Jum'at saya terima via email) mas Nana
Djumhana tentang awal terjadinya LUSI/LULA tsb.  Tetapi karena itu berupa
Mimbar Jum'at ya saya kira kurang pas untuk meng-counter-nya.

Kalau sebagai triggernya adalah gempa, mengapa LUSI justru timbulnya di
Sidoardjo, bukan di-dekat2 daerah Yogyakarta ?  Dan kenapa baru 2 hari
kemudian munculnya ?  Itu bisa mungkin terjadi kalau misalnya memang ada
sesar/patahan regional yang besar sekali dengan trend dari Yogya ke
Sidoardjo, seperti sesar Semangko di sepanjang P.Sumatra yang mempunyai
panjang sampai berratus kilometer.

Perlu diketahui bahwa awal mula terjadinya LUSI adalah setelah terjadinya
problem drilling di sumur BJP-1, dan terjadinya juga hanya beberapa meter
dari lokasi sumur (tidak sampai ber-kilo2 meter, sedang jarak LUSI dengan
gempa Yogya adalah ber-ratus2 km) dan terjadinya 2 hari kemudian.  Jadi
menurut logika akal sehat, apakah masuk akal kalau trigger-nya LUSI adalah
gempa Yogya  bukan sumur BJP-1 yang sedanag mengalami problem drilling saat
itu ?

Terbukti sudah 2 ahli bumi international (kalau tidak salah dari Inggris/USA
?  dari Jepang) yang meng-interpretasikan bahwa kejadian LUSI adalah dipicu
oleh problem drilling di sumur BJP-1  bukan oleh gempa Yogya.

Interpretasi boleh berbeda, tetapi data/fakta yang ada seyogyanya jangan
diabaikan ataupun dirubah.  Sebagai geologist memang kita bisa selalu
berbeda pendapat  interpretasi, itu sah2 saja, jadi ya silahkan saja kalau
mas Nana masih tetap mempercayai interpretasinya, sedang saya lebih ke
data/faktanya.

Wass,


ps: terima kasih tanggapannya mas Nana.





On 3/14/07, Nana Djumhana [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Ingin juga saya urun rembug dalam masalah ini.

Soal nama semburan lumpur, apakah LULA, LUSI atau apa saja, tidak perlu
dipermasalahkan. Saya sendiri sejak awal kejadian menamakannya dengan
Bledug Porong yang identik dengan Bledug Kuwu di Wirosari, Purwodadi,
Jawa Tengah. Karena dari awal pula (Juni 2006) saya mengatakan bahwa
berdasarkan data yang ada kejadian tersebut merupakan mud vulcano, yang
merupakan kejadian alam dan kemungkinan tidak berkaitan dengan adanya
pemboran sumur BJP-1. Hal ini saya sampaikan selesai meeting di BP Migas
tgl. 15 Juni 2006, ketika itu Awang tanya pada saya tentang hal tersebut,
yang ternyata sama dengan dugaan dia. Bahkan Awang menambahkan data lainnya
dan efek/akibat yang akan mengikutinya. Masalah ini juga saya sampaikan
melalui Mimbar Jum'at mulai dari edisi No. 258 tgl.23 Juni 2006, yang
berjudul Bencana Porong. Berbagai reaksi, baik kritik yang bernada
memperingatkan sampai yang menakut-nakuti ditujukan kepada saya, karena
dianggap melawan arus.

Kejadiannya memang 2 hari setelah gempa yang mengguncang Jogja dan
sekitarnya. Oleh karena itu dalam beberapa Mimbar Jum'at, saya mengatakan
bahwa gempa Jogja, kemungkinan hanya merupakan pemicu aktivitas mud vulcano
tsb., tetapi penyebab sebenarnya kemungkinan adalah : adanya getaran terus
menerus dari mobil-mobil besar yang melintas di jalan toll di atas area
shale diapir, dan beratnya beban bangunan di atas area tersebut. Sedangkan
adanya pemboran sumur BJP-1, kalaupun ikut andil sebagai penyebab, kecil
peranannya. Saya sampaikan juga melalui Mimbar Jum'at sejak awal (karena
saya belum bergabung dengan iagi-net) bagaimana mengatasinya, yaitu agar
segera melokalisir area luapan lumpur dan segera dibuatkan salurannya ke
laut, karena lumpur akan terus mengalir sampai waktu yang tidak diketahui,
bisa setahun, puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun. Dan jika tidak
segera diatasi, akan menjadi bencana yang lebih besar dan lebih parah
akibatnya. Tetapi sebagaimana kita ketahui di negri ini, seringkali mencari
kambing hitamnya dulu yang menjadi penyebab kejadian, kemudian berdasarkan
asumsi itu baru dicari solusinya. Karena dari awal (dan sampai sekarang)
yang menjadi kambing hitam adalah 100% Lapindo dengan pemboran sumur BJP-1,
maka penanganan awal tertumpu kepada penanggulangan drilling hazzard,
bukan penanggulangan mud vulcano. Dan kita bisa lihat kenyataannya sekarang.

Barangkali itu saja yang ingin disampaikan, dan bagi rekan yang
berlangganan mimbar jum'at, semuanya sudah tahu.

- Original Message -
*From:* nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED]
*To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Tuesday, March 13, 2007 7:42 PM
*Subject:* Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


Pak Achmad Luthfi ternyata sebagai seorang Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi
Indonesia) kurang teliti didalam menulis Respon-2 ini. Perhatikan didalam
kalimat seperti tsb dibawah ini :
Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur
BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa
Jogja.

Memang betul semburan lumpur panas tsb terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
hari Senin 29 Mei 2006 pagi, tetapi gempa Yogya terjadinya bukan hari Senin
itu tetapi terjadinya 2 hari 

RE: [iagi-net-l] Re: Sungai purba di bawah Jakarta?

2007-03-13 Terurut Topik iagisek
Pak Budi Brahmantyo, mohon kiranya dapat mengirimkan tulisan yang akan
IAGI sajikan dalam penerbitan Berita IAGI yang akan datang. Atas
kesediaannya diucapkan terima kasih. A Qodir

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 13, 2007 11:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sungai purba di bawah Jakarta?

Saya kira maksud sungai purba adalah endapan-endapan sungai purba, yang
besar kemungkinan terdiri dari pasir-pasir pada point bar, atau pada
natural levee atau pada longitudinal bar (semuanya tambahkan kata
'purba'
di belakangnya) yang sekarang terkubur. Sebarannya tentu saja seperti
sungai yang berkelok-kelok / meander seperti Ciliwung sekarang.
Tentu saja karena sifat-sifat fisikal endapannyanya yang sesuai dengan
sifat pasir (besar kemungkinan bahkan belum terlalu terkonsolidasi),
mereka bisa menjadi akifer yang baik.

Salam,
BB




 --- M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau
 dari cerita di berita tsb. kok ciri2 sungai purba
 mirip dengan akuifer ya. Jangan2 yang dimaksud
 adalah
 akuifer. (?)


 Maaf...saya ingin mengkoreksi sedikit bahwa ciri2
 sungai purba
 yang diceritakan di berita tsb. ada yang beda dengan
 ciri2 akuifer terutama disebutkan bahwa sungai purba
 bentuknya berkelok2. Barangkali ini kata kunci yang
 membedakannya dari akuifer. Sementara akuifer kan
 berupa lapisan batuan pembawa air tanah. Jadi mestinya
 dimensi penyebarannya juga berbeda.

 Makasih.

 Salam,

 Nur H.







 Finding fabulous fares is fun.
 Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight
 and hotel bargains. http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097




 Hot News!!!
 CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
 [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the
 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007



 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -






Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Buku GPS edisi baru

2007-03-13 Terurut Topik H.Z Abidin
Rekan-rekan sekalian,

Sekedar ingin memberitahukan bahwa
alhamdulillah telah terbit Buku GPS kami
edisi terbaru (Maret 2007).

Daftar isi dari buku ini dapat dilihat di blog saya :
http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin

Semoga dapat bermafaat.

salam,


hasan


HASANUDDIN Z. ABIDIN
Head of Geodesy Research Division
Faculty of Civil and Environmental Engineering
Institute of Technology Bandung (ITB)
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, INDONESIA
Telp. : 62-22-2534286, 62-22-2530701
 Fax. : 62-22-2530702
 Mobile phone : 0811-24-7265
 E-mail : [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
Website : http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin