[iagi-net-l] Pasokan Batubara Bermasalah

2007-07-28 Thread Ismail Zaini
Belum habis permasalahan dg Gas untuk listrik , gantian sekarang dg batubara 
bermasalah , selama ini ada subsidi untuk Migas dan sebentar lagi ada subsidi 
untuk batubara. Problem utama energi adalah di penyediaannya energi primernya , 
disisi lain banyak sumber energi primer lain yg berlimpah tapi kurang optimal 
pemanfaatannya , Wah bakalan Byar Pet diJawa ini kalau sampai mandeg suplai 
batubaranya
===
Pasokan Batu Bara PLTU Suralaya Bermasalah 

Harga batu bara di pasar dunia saat ini cukup tinggi. 


JAKARTA -- Pasokan batu bara di PLTU Suralaya, Jawa Barat, kembali bermasalah. 
Pasokan untuk Januari tahun depan yang seharusnya sudah bisa tersedia 
bulan-bulan ini belum juga ada. Pihak PLTU Suralaya mengeluhkan mahalnya harga 
batu bara yang diminta oleh pemasok ke pemerintah. 

General Manager PLTU Suralaya, Bambang Susianto, menjelaskan, saat ini 
perusahaannya sudah mendapat pasokan batu bara dari PT Bukit Asam (PTBA). 
Tetapi, jumlah pasokannya kurang. PTBA hanya menyanggupi 5,1 juta ton pasokan 
dari kesepakatan 6,1 juta ton. Akibatnya, PLTU Suralaya harus mencari tambahan 
pasokan dengan membuka tender. 

Tender itu sudah dua kali dilakukan, namun belum juga mendapat hasil. Dalam dua 
kali tender itu pesertanya hanya Kideco dan Berrau. Akhirnya, PLTU Suralaya 
melakukan proses pemilihan langsung. Tapi, proses ini juga tidak membuahkan 
hasil karena harga penawarannya jauh di atas harga yang sudah ditetapkan 
perusahaan dan pemerintah. 

Bambang melanjutkan, saat ini, harga batu bara yang ditawarkan pemasok sudah 
naik sekitar 26 persen dengan alasan biaya transportasi batu bara yang mahal 
dan kurang pasokan. PLTU Suralaya mematok harga Rp 384 ribu per ton, tapi dari 
pemasok meminta harga Rp 424 ribu per ton. Sedangkan pasokan batu bara yang 
diminta adalah batu bara dengan nilai 5.100 kalori. 

''Harganya sangat tinggi, harga batu bara di pasar internasional naik sekarang. 
Bagi kami kan sangat memberatkan,'' keluh Bambang, saat dihubungi wartawan, 
Jumat (27/7). 

Bambang mensinyalir, saat ini pasokan batu bara di dalam negeri banyak yang 
diekspor keluar, sehingga harganya di tingkat lokal menjadi melejit. Untuk itu, 
ia meminta pemerintah turun tangan membenahi pasokan batu bara tersebut. ''Saya 
khawatir mungkin banyak di ekspor, karena harga internasional tinggi, mungkin 
perlu regulasi khusus untuk batu bara listrik, kan kepentingan hajat hidup 
orang banyak,'' ungkap dia. 

PLTU Suralaya sebenarnya bisa saja mendapat pasokan batu bara, tapi tidak 
dengan spesifikasi 5.100 kalori dan dengan harga yang lebih rendah. Tapi 
penawaran ini ditolak karena bakal mengganggu kinerja PLTU yang mengaliri 
listrik ke Jawa-Bali, dan pasokannya tidak terjamin karena datang dari pemasok 
kecil. 

''Kalau dipaksakan nanti kita tidak bisa optimal. Kalau tidak bisa optimal 
nanti mengurangi pasokan Jawa Bali. (Selain itu) dikawatirkan pasokannya tigak 
stabil dan kualitasnya tidak terjamin,'' sambungnya lagi. 

Untuk itu, saat ini PLTU Suralaya sedang mengkaji jalan keluar masalah batu 
bara ini. Tenggat waktu paling lambat untuk pasokan Januari 2008 adalah Oktober 
mendatang. Kata Bambang, masalah pasokan ini dibahas di Rapat Umum Pemegang 
Saham (RUPS) yang berlangsung di Yogyakarta. 

''Kita usulkan pada PLN bagaimana ini masalahnya? Apa jalan keluarnya? Kalau 
kita tidak punya pasokan batu bara, PLTU tidak bisa operasi. (Mungkin) 
Pemerintah harus menambah subsidi ke PLN, kan untuk harga batu bara yang lebih 
tinggi,'' pintanya. 

Dihubungi terpisah, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM, J 
Purwono, menilai, PLTU Suralaya harus mampu menyelesaikan masalah pasokan batu 
baranya dengan pendekatan bisnis tanpa melibatkan pemerintah. ''Ini urusan 
korporat, tidak perlu bantuan pemerintah, karena sudah mekanisme pasar,'' 
tandas dia. 

Purwono juga meminta PLN bertindak dengan mengkaji kembali kenapa pemasok batu 
bara tidak mau memasok atau ikut tender di PLN. 

Fakta Angka
Rp 424 Ribu per Ton
Harga batu bara yang ditawarkan pemasok kepada PLTU Suralaya



[iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN

2007-07-28 Thread miko
Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Bulan Maret 2001 merupakan bulan berkah bagi mang Okim sekeluarga. Tanpa diduga 
tanpa dinyana, mang Okim mendapat undangan istimewa dari Bos Total Balikpapan, 
Pak Herve Madeo , untuk hadir dalam suatu acara penting di lingkungan Total 
Balikpapan. Konon katanya para Bos Besar dari Paris dan Jakarta akan hadir 
dalam acara tersebut. Mang Okim diminta untuk tidak mengabarkan kepada 
siapa-siapa karena Pak Madeo  ingin agar kehadiran mang Okim merupakan suatu 
surprise besar ( Pak Madeo adalah teman " sepermainan " mang Okim ketika di 
Balikpapan tahun 1978-1985  ).

Undangan simpatik tersebut tentu saja mang Okim setujui  mengingat  sudah 
sekitar 16 tahunan mang Okim terpisahkan dari dunia perminyakan. Maka jadilah 
mang Okim seperti orang yang benar-benar VIP, pesawat business class ( check-in 
areanya dikarpetin merah ), hotelnya Bahana Surya. Di hotel ini mang Okim 
bertemu dengan 3 pasang undangan lain,  mantan teman lama yaitu Pak Alibi, Pak 
Farouq Baasir dan Pak Suryo Kusumo. Rupanya Pak Madeo tak lupa kacang akan 
kulitnya, kami berempat dianggapnya sebagai perintis atau founders dari Total  
Balikpapan, alhamdulilah !

Dialog di Instalasi Tunu-Tambora ( TaTun ) 

Keesokan harinya 14 Maret 2001, kami berempat telah disiapkan helicopter untuk 
meninjau instalasi Total di Delta Mahakam ( tempat main mang Okim tahun 1974-75 
dan 1978-85 ). Instalasi pertama yang kami kunjungi adalah TaTun Base . Disini 
kami disambut langsung oleh  Site Manager Pak Yulien ( Perancis ) yang telah 10 
tahunan di Tatun Base. Usai meninjau instalasi/ processing units bernilai 
semilyaran US$  ( mempekerjakan 224 orang termasuk 3 expatriates ), kami 
kemudian diundang ke ruang pertemuan VIP untuk snack dan dialog ( bahasa 
Perancis ! ) :

Mang Okim : Pak Yulien, berapakah jumlah dan nilai migas yang diproses di 
instalasi / CPU TaTun ini ?

Pak Yulien : Kemaren 13 Maret 2001, CPU TaTun memroses 1.710 MMSCF gas dan 
47.876 Bbl kondensat  atau  371.921 BOE/hari . Nilainya ??? Kalau harga minyak 
US$ 28 per barrel, maka nilai totalnya sekitar US$ 8 juta per hari ( bayangkan 
kalau harga minyak seperti  saat ini  yang lebih dari US$ 70 ! ).

Mang Okim : Wah sungguh luar biasa, Indonesia punya seorang Manager Rp 1 milyar 
 yang ngurusin pabrik bir ( Tanri Abeng ! ). Di tempat terpencil ini Anda 
ternyata mampu memanage  satu instalasi bernilai semilyaran US$ dan 
menghasilkan  US$ 8 juta per hari yang sebagian besar keuntungannya untuk 
rakyat Indonesia ( 85 % ). Saya kira Anda lebih hebat dari Manager Rp 1 milyar. 
 Pertanyaan lain , dari lebih 200 orang yang bekerja di instalasi ini, 
berapakah tenaga ahli yang berasal dari masyarakat di sekitar TaTun Base ? Dan 
dalam bentuk apakah kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar ?

Pak Yulien  :  Kami kesulitan merekrut local people karena tidak ada dari 
mereka yang  memenuhi syarat . Hampir seluruh tenaga ahli terpaksa didatangkan 
dari luar TaTun. Mengenai kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar, 
cukup banyak , seperti memperbaiki jalan, mesjid, sekolah, dan sarana publik 
lainnya.

Mang Okim  :  Baiklah Pak Yulien, terima kasih atas penjelasan Anda. Dan atas 
nama rekan-rekan  dan atas nama rakyat Indonesia ( mang Okim bisa nyombong juga 
yaa ! ), kami ingin memberikan penghargaan kepada Anda atas dedikasi Anda yang 
luar biasa dalam memelihara dan menyelamatkan instalasi milik rakyat Indonesia 
ini dan memroses migas senilai US$ 8 juta yang sebagian besar keuntungannya  
untuk rakyat Indonesia  ( sebuah Bolo Tie batumulia dikalungkan ke leher Pak 
Yulien ).

Pak Yulien yang tampak haru mendapatkan penghargaan yang tidak disangka-sangka 
itu menjelaskan bahwa dia memang ingin sekali memiliki Bolo Tie dan merasa 
sangat terhormat atas penghargaan dan kedatangan para VIP. Setelah 
beramah-tamah sejenak, kami meninggalkan TaTun Base untuk melanjutkan 
peninjauan ke instalasi lainnya di BSP ( Bekapai-Senipah-Peciko ).

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Malam harinya di acara makan malam di swimming pool Gunung Utara yang dihadiri 
ratusan expats dan staff Indonesia   ,  teman-teman lama mang Okim ( Perancis ) 
yang sudah menjadi bos besar di Jakarta dan Paris tampak sangat surprise 
melihat mang Okim dan neng Ai mendampingi Pak Madeo dan Ibu dalam menyambut 
tamu . Rangkul merangkul disertai  ciuman pipi berlangsung tanpa beban  
seperti halnya 15-20 tahunan yang lalu. Untuk acara makan malamnya,  mang Okim 
dan neng Ai disediakan tempat duduk di meja VIP No. 2 bersama Pak Roland Festor 
yang kemudian menjadi Presiden Total di Jakarta ( mantan teman sepermainan mang 
Okim juga ).

Keesokan harinya, mang Okim dan neng Ai berkunjung ke bekas kantor mang Okim di 
 Departemen Geologi Total Indonesie, menemui mantan staff mang Okim, dari mulai 
mantan office boy, draftmen, secretaries, sampai para ahli geologi Indonesia 
dan asing. Tak sedikit dari mereka  yang tak kuasa membendung air matanya 
.. melihat mang Okim dan neng 

Re: [iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN

2007-07-28 Thread liesye . tardjamah
Mang okim,
Ngiring bingah...senang membacanya berita gembira ini.

Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Sat, 28 Jul 2007 20:16:38 
To:"IAGI" 
Cc:"miko" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN

Rekan-rekan IAGI yang budiman, 
  
Bulan Maret 2001 merupakan bulan berkah bagi mang Okim sekeluarga. Tanpa diduga 
tanpa dinyana, mang Okim mendapat undangan istimewa dari Bos Total 
Balikpapan, Pak Herve Madeo , untuk hadir dalam suatu acara penting di 
lingkungan Total Balikpapan. Konon katanya para Bos Besar dari Paris dan 
Jakarta akan hadir dalam acara tersebut. Mang Okim diminta untuk tidak 
mengabarkan kepada siapa-siapa karena Pak Madeo  ingin agar kehadiran mang Okim 
merupakan suatu surprise besar ( Pak Madeo adalah teman " sepermainan " mang 
Okim ketika di Balikpapan tahun 1978-1985  ). 
  
Undangan simpatik tersebut tentu saja mang Okim setujui  mengingat  sudah 
sekitar 16 tahunan mang Okim terpisahkan dari dunia perminyakan. Maka jadilah 
mang Okim seperti orang yang benar-benar VIP, pesawat business class ( 
check-in areanya dikarpetin merah ), hotelnya Bahana Surya. Di hotel ini mang 
Okim bertemu dengan 3 pasang undangan lain,  mantan teman lama yaitu Pak Alibi, 
Pak Farouq Baasir dan Pak Suryo Kusumo. Rupanya Pak Madeo tak lupa kacang akan 
kulitnya, kami berempat dianggapnya sebagai perintis atau founders dari Total  
Balikpapan, alhamdulilah ! 
  
Dialog di Instalasi Tunu-Tambora ( TaTun ) 
  
Keesokan harinya 14 Maret 2001, kami berempat telah disiapkan helicopter untuk 
meninjau instalasi Total di Delta Mahakam ( tempat main mang Okim tahun 1974-75 
dan 1978-85 ). Instalasi pertama yang kami kunjungi adalah TaTun Base . Disini 
kami disambut langsung oleh  Site Manager Pak Yulien ( Perancis ) yang telah 10 
tahunan di Tatun Base. Usai meninjau instalasi/ processing units bernilai 
semilyaran US$  ( mempekerjakan 224 orang termasuk 3 expatriates ), kami 
kemudian diundang ke ruang pertemuan VIP untuk snack dan dialog ( bahasa 
Perancis ! ) : 
  
Mang Okim : Pak Yulien, berapakah jumlah dan nilai migas yang diproses di 
instalasi / CPU TaTun ini ? 
  
Pak Yulien : Kemaren 13 Maret 2001, CPU TaTun memroses 1.710 MMSCF gas dan 
47.876 Bbl kondensat  atau  371.921 BOE/hari . Nilainya ??? Kalau harga minyak 
US$ 28 per barrel, maka nilai totalnya sekitar US$ 8 juta per hari ( bayangkan 
kalau harga minyak seperti  saat ini  yang lebih dari US$ 70 ! ). 
  
Mang Okim : Wah sungguh luar biasa, Indonesia punya seorang Manager Rp 1 
milyar  yang ngurusin pabrik bir ( Tanri Abeng ! ). Di tempat terpencil ini 
Anda ternyata mampu memanage  satu instalasi bernilai semilyaran US$ dan 
menghasilkan  US$ 8 juta per hari yang sebagian besar keuntungannya untuk 
rakyat Indonesia ( 85 % ). Saya kira Anda lebih hebat dari Manager Rp 1 milyar. 
 Pertanyaan lain , dari lebih 200 orang yang bekerja di instalasi 
ini, berapakah tenaga ahli yang berasal dari masyarakat di sekitar TaTun Base ? 
Dan dalam bentuk apakah kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar ? 
  
Pak Yulien  :  Kami kesulitan merekrut local people karena tidak ada dari 
mereka yang  memenuhi syarat . Hampir seluruh tenaga ahli terpaksa didatangkan 
dari luar TaTun. Mengenai kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar, 
cukup banyak , seperti memperbaiki jalan, mesjid, sekolah, dan sarana publik 
lainnya. 
  
Mang Okim  :  Baiklah Pak Yulien, terima kasih atas penjelasan Anda. Dan atas 
nama rekan-rekan  dan atas nama rakyat Indonesia ( mang Okim bisa nyombong juga 
yaa ! ), kami ingin memberikan penghargaan kepada Anda atas dedikasi Anda yang 
luar biasa dalam memelihara dan menyelamatkan instalasi milik rakyat Indonesia 
ini dan memroses migas senilai US$ 8 juta yang sebagian besar keuntungannya  
untuk rakyat Indonesia  ( sebuah Bolo Tie batumulia dikalungkan ke leher Pak 
Yulien ). 
  
Pak Yulien yang tampak haru mendapatkan penghargaan yang tidak disangka-sangka 
itu menjelaskan bahwa dia memang ingin sekali memiliki Bolo Tie dan merasa 
sangat terhormat atas penghargaan dan kedatangan para VIP. Setelah 
beramah-tamah sejenak, kami meninggalkan TaTun Base untuk melanjutkan 
peninjauan ke instalasi lainnya di BSP ( Bekapai-Senipah-Peciko ). 
  
Rekan-rekan IAGI yang budiman, 
  
Malam harinya di acara makan malam di swimming pool Gunung Utara yang dihadiri 
ratusan expats dan staff Indonesia   ,  teman-teman lama mang Okim ( Perancis ) 
yang sudah menjadi bos besar di Jakarta dan Paris tampak sangat surprise 
melihat mang Okim dan neng Ai mendampingi Pak Madeo dan Ibu dalam menyambut 
tamu . Rangkul merangkul disertai  ciuman pipi berlangsung tanpa beban  
seperti halnya 15-20 tahunan yang lalu. Untuk acara makan malamnya,  mang Okim 
dan neng Ai disediakan tempat duduk di meja VIP No. 2 bersama Pak Roland Festor 
yang kemudian menjadi Presiden Total di Jakarta ( mantan teman sepermainan mang 
Okim juga ). 
  
Kees

RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-28 Thread budi santoso
Urun rembug pak . . . 

Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui
divisinya mas Ketut;

adalah menghubungi pihak "forum komunikasinya bupati
seluruh Indonesia" (maaf saya lupa namanya) tapi yang
jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut
cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta
jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut
sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada
para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain
bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan
pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang
kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para
pejabat di daerah . . 

Agendanya:
memberikan masukan yang proporsional tentang seluk
beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya
(dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia,
pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan
kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. 

Yang pernah kami alami adalah:

Ketika kami  berkunjung ke salah satu bupati di
Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk
mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut,
Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga
dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya
adalah "logika sederhana; emas, tembaga  harganya
lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun
nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar". 

Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti
ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini
tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru
tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang
yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan
dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis
maupun non teknis 

IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu
beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti
tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi
bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual'
seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang
yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah
jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan
semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah.

Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan
lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel
atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan
komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada
pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah)
tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka
bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang
"serius" bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di
daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon
investornya "digebyah uyah" (disamaratakan) dengan
para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif
tidak seberapa . . . 

sTJ

--- Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Andri dan rekan yang lain..
> 
>  
> 
> Prihatin sekali mendengarnya  walau hal ini
> sudah berlangsung bbrp tahun
> tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg
> sudah ditangan) atau
> jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri
> mengikutinya karena melibatkan
> banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. 
> 
>  
> 
> Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP
> Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak
> perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak
> berwenang kita harus
> merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi
> mintanya. Padahal boleh
> di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau
> lebih kecil. Padahal lagi
> ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi
> kalau kita bayar ya
> masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor
> serius - hal ini menjadikan
> kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT
> "Gak Jelas" yg mau bayar
> kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak
> cerita2 serem spt ini... 
> 
>  
> 
> Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade
> posisi Indonesia sebagai
> tujuan eksplorasi (yg "serius").
> 
>  
> 
> Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan
> ya.. sehingga gak ada
> lagi yg bisa ngontrol lagi. 
> 
>  
> 
> Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak
> BERSUARA KERAS DULU, perkara
> didengar atau tidak - kita lihat saja.
> 
>  
> 
> Salam - daru 
> 
>  
> 
>   _  
> 
> From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs
> Eforia Eksplorasi; PP-IAGI
> kumpul dong..
> 
>  
> 
> Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang
> lalu PERHAPI langsung
> merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku
> bisnis tambang yang mapan,
> komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua
> Komisi 7). Kebetulan
> saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini.
> 
> Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan
> dari migas, mining,
> regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa
> minta sponsor dari
> kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat
> pernyataan yang mengarah
> pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang
> mendirikan PT. Telo
> Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang
> perindustrian da

Re: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Bermasalah

2007-07-28 Thread Slamet Riyadi
"BYAR PET" . . .?!
Masalah 'byar pet' ini tidak akan hanya dirasakan di Jawa-Madura-Bali, tapi
untuk Kalimantan, NTB-NTT, Maluku-Papua,  Sumatera dan Sulawesi; mulai 2
tahun ke depan masalahnya akan semakin kompleks dengan kemungkinan subur
beberapa kebijakan pusat maupun dari daerah seperti keluarnya . . . berbagai
'perda' untuk penghematan energy (baca listrik).

Pemerintah (PLN, swasta) mulai membaca masalah krisis (listrik) untuk
di-complain bahkan di class-action hingga melihat sisi lain peluang bisnis
'penyetruman' di Indonesia semakin ramai.
Masalah yang timbul adalah penyediaan sumber energi itu sendiri.  Maka
mulailah berpacu untuk melihat bahkan 'membangunkan' sumber cadangan
batubara yang undevelopment.
Coal resources undevelopment memang banyak, tapi memakan waktu untuk memulai
bekerja sama guna mendesaign proyek pembangkit baru. Hal ini tercermin dari
sumber batubara yang kita miliki ada 2 jenis seperti 'eocene coal' dan
'miocene coal'. Untuk jenis terakhir memang belum banyak diexploitasi -
tetapi perlu rencana long term dari sekarang untuk memperkecil kompensasi
terhadap lahan tersebut, jangan sampai ritual demo akan menghantui proyek
yang punya gawe. Boleh saya katakan exsplorasi dan projects design maupun
proses eksploitasi baru dibeberapa tempat sudah berjalan dan semoga 2 tahun
ke depan bisa terantisipasi oleh rencana para enterpreuner dan instansi
terkait yang mempunyai hajat penyetruman.

Program proyek pembangkit baru (PLTU) bisa kita katakan sebagai proyek task
force dalam percepatan, penanggulangan krisis dan kemitraan pembangkit
listrik baru.
Perkiraan atau estimasi proyek pembangkit baru untuk menghadapi gejala 'byar
pet' di tahun mendatang:

   - Jawa-Madura-Bali: (10 percepatan, 1 penanggulangan krisis/Bali)
   - Sumatera: (> 7 kemitraan, 11 percepatan, 4 penanggulangan krisis),
   - Kalimantan: (6 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis),
   - Sulawesi (4 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis)
   - NTB-NTT: (4 kemitraan, 2 percepatan),
   - Maluku- Papua: (4 kemitraan, 4 percepatan, 2 penanggulangan krisis)

Hanya dengan proses, akusisi, kebijakan dan kerjasama dengan standard yang
baik dan benar dalam menjalankan proyek penyetruman ini - maka kekhawatiran
masalah byar pet ini minimal bisa diperkecil, syukur-syukur gejala byar pet
ini tidak akan tampak untuk 10 tahun mendatang.

Salam,
SR


On 7/29/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Belum habis permasalahan dg Gas untuk listrik , gantian sekarang dg
> batubara bermasalah , selama ini ada subsidi untuk Migas dan sebentar lagi
> ada subsidi untuk batubara. Problem utama energi adalah di penyediaannya
> energi primernya , disisi lain banyak sumber energi primer lain yg berlimpah
> tapi kurang optimal pemanfaatannya , Wah bakalan Byar Pet diJawa ini kalau
> sampai mandeg suplai batubaranya
> ===
> *Pasokan Batu Bara PLTU Suralaya Bermasalah
> *
>
> delete
>