[iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik Andang Bachtiar
Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama 
menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja 
dan target esdm (2009  next 5 years), dan atas seijin pak Presiden  Sekjen 
IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:

1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target 
ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg 
besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di 
bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini 
kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara 
kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka 
pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan 
terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi 
ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan 
agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan 
dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan 
dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg 
memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di 
dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg 
mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia 
akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg 
bergerak di bidang mitigasi)

2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm 
yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr 
air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, 
Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat 
Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun 
depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM 
regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb 
sangat diperlukan.

3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk 
meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... 
Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan 
jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita 
lakukan u/menarik investor, tapi menambah data  informasi potensi migas 
Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, 
magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh 
pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data 
negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi 
u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) 
mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept 
Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)...

Mudah2an ada gaungnya

#adb#

Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik Edison Sirodj
Bravo bung Andang, InsyaAllah masukan-masukan anda akan menjadi bahan bakar 
awal bagi ESDM untuk lebih memperhatikan mitigasi bencana alam dan kalau perlu 
ESDM dapat menjadi sponsor bagi aktifitas IAGI dalam memasyarakatkan geologi 
dikalangan masyarakat (Pencinta Alam dan para pelajar).

Edison Sirodj
IAGI-KL





From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, 4 January 2010 9:41:06
Subject: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM 
YG BARU

Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama 
menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja 
dan target esdm (2009  next 5 years), dan atas seijin pak Presiden  Sekjen 
IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:

1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target 
ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg 
besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di 
bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini 
kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara 
kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka 
pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan 
terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi 
ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan 
agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan 
dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan 
dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg 
memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di
 dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg 
mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia 
akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg 
bergerak di bidang mitigasi)

2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm 
yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr 
air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, 
Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat 
Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun 
depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM 
regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb 
sangat diperlukan.

3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk 
meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... 
Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan 
jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita 
lakukan u/menarik investor, tapi menambah data  informasi potensi migas 
Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, 
magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh 
pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data 
negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi 
u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) 
mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept 
Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)...

Mudah2an ada gaungnya

#adb#


  
___
Connect instantly with friends on your blog and personal website. Create your 
latest Pingbox today! http://my.messenger.yahoo.com/pingbox

Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)

2010-01-03 Terurut Topik Sugeng Hartono

Pak Awang yang baik,
Trimakasih atas ceritanya, walaupun tidak ikut dalam rombongan, saya dapat 
mengikuti dan membayangkan perjalanan yang sangat menarik sekaligus 
menantang. Saya bayangkan bagaimana diboncengkan ojek atau jalan kaki untuk 
melihat singkapan; yang bagi orang kebanyakan hanyalah sebuah batu, tetapi 
bagi kita... ini sesuatu yang sangat menarik. Saya sempat membuka peta 
Jateng untuk lebih meyakinkan route field trip Pak Awang dkk. Apa perlu 
napak tilas yha?
Lain kali, kalau ada acara seperti ini, mbok yha kami dikabari, kalau sedang 
longgar kan dapat bergabung.
Selamat! Selamat menyambut Tahun Baru 2010, semoga kita tetap sehat 
sejahtera, dan IAGI semakin maju, lebih berperan untuk masyarakat.


Salam,
sugeng
(rindu melihat singkapan batuan, bukan hanya cutting samples dari shale 
shaker.)


- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, December 30, 2009 11:17 PM
Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS 
, 27-30 Desember 2009)



Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 
2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi 
Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , 
Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian 
Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan 
perjalanan selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama 
di lapangan dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja 
sama dengan UPN.


Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari 
selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke 
batuan termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke 
singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping 
Kapung di Lapangan Cipluk.


Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun 
melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. 
Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan 
Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, 
misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja 
BPMIGAS, melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau 
lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu 
di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, 
dan memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS 
non-geologist yang diikutsertakan.


Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung 
tema geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari 
aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat 
hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan 
fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran 
Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan Tim).


Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu 
wilayah di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh 
perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan 
hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system.


Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari 
Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran 
sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai 
dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju 
Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya 
dan Majenang) agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai 
tengah hari, hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami 
istirahat dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di 
sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, 
dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di 
Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah 
makan malam di Restoran Asiatic, kami melakukan diskusi tentang geologi 
regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang akan dilalui. Pukul 22.00 
diskusi

usai.

Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan 
menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN 
dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam 
melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan 
manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi 
singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan harus diutamakan, di jalanan 
yang terlalu berbahaya untuk bus, teman-teman UPN telah siap dengan pasukan 
motor ojeg dan L-300. Hari pertama di lapangan akan menempuh perjalanan yang 
cukup berat dan panjang. Tujuan pengamatan adalah melange 

Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kang ADB dan kawan-kawan IAGI.

Point 1.
Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM
ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan
diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi
Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya.

Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi
Badan Nasional dibawah Presiden
sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi
dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur
kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan
bencana.

Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar
mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap
diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip
FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki
fasilitas khusus menangani kondisi darurat.
Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :)

Point 3.
Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua
bulan lalu :)

Salam

RDP


2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id

 Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama
 menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas
 kinerja dan target esdm (2009  next 5 years), dan atas seijin pak Presiden
  Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:

 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target
 ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung
 ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang,
 pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan
 selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan
 budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun
 bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept
 lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat
 bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran
 dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg
 lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan
 mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan
 kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan
 Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada
 IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di
 bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi
 juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi)

 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering
 cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic
 nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan.
 Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg
 disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project
 dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap
 diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan
 - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan.

 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk
 meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb...
 Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas
 akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg
 perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data  informasi
 potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote
 sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga
 perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing)
 u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back
 signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun
 Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa
 memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden
 brgkali...=)...

 Mudah2an ada gaungnya

 #adb#


Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik Andang Bachtiar
RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh 
sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan 
Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian 
Geological Survey) menjadi hilang dari wacana  dan itu terasa sekali di 
suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb 
lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu.


Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga 
langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg 
hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 
(5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke 
Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau 
tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 
yang ada di luar birokrasi


Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan 
(dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi 
recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS 
dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi 
yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer.


Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis 
baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang 
sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke 
mereka.sippp suwun infot tambahn e


Salam

ADB

- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE 
MENTERI ESDM YG BARU




Kang ADB dan kawan-kawan IAGI.

Point 1.
Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM
ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan
diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi
Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya.

Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi
Badan Nasional dibawah Presiden
sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi
dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur
kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses 
penanggulangan

bencana.

Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar
mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap
diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang 
mirip

FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki
fasilitas khusus menangani kondisi darurat.
Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :)

Point 3.
Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua
bulan lalu :)

Salam

RDP


2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id


Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama
menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas
kinerja dan target esdm (2009  next 5 years), dan atas seijin pak 
Presiden

 Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:

1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan 
target

ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung
ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 
mendatang,
pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... 
dan

selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan
budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun
bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian 
dept

lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat
bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran
dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg
lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan
mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat 
pelaporan
kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - 
Badan
Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung 
ada

IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di
bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli 
geologi

juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi)

2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air 
dewatering

cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic
nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan.
Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg
disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project

Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi

2010-01-03 Terurut Topik bosman batubara
Laporan field tripnya dapat dilihat di:

http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/geologic-transect-of-central-java-fieldtrip-bpmigas-27-30-desember-2009/

 
lengkap dengan foto2nya...


tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, December 30, 2009 11:17:00 PM
Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 
27-30 Desember 2009)

Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 
2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi 
Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , 
Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, 
Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan 
selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan 
dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan 
UPN.

Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari 
selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan 
termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan 
berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di 
Lapangan Cipluk.

Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun 
melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. 
Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan 
Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, 
misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, 
melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau 
lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di 
wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan 
memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS 
non-geologist yang diikutsertakan.

Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema 
geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek 
geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk 
perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, 
BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak 
Prasetyadi dan Tim). 

Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah 
di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh 
perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan 
hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. 

Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari 
Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran 
sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai 
dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, 
perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) 
agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, 
hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali 
untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi 
menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai 
yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN 
dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami 
melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang 
akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi
usai.

Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan 
menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN 
dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan 
fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di 
jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, 
karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, 
teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di 
lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan 
pengamatan adalah melange Luk Ulo dan kompleks batuan pra-Karang Sambung di 
Serayu Selatan berumur pra-Tersier sampai Eosen Awal, dan kompleks batuan 
volkanoklastik Merawu, Penyatan, Halang di Serayu Utara berumur Miosen 
Awal-Miosen Atas.

Dari Purwokerto, kami melalui Sokaraja kemudian berbelok ke selatan menuju 
Banyumas. Dari Banyumas, kami berbelok ke timurlaut menuju Banjarnegara. Jalan 
ini sejajar dengan Pegunungan Serayu yang sesungguhnya merupakan tiga jalur 
antiklin besar yang sambung-menyambung berarah BBD-TTL : Antiklin Banyumas, 
Antiklin Gombong, Antiklin Karangsambung. Sebelum Banjarnegara, 

[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik yanto R.Sumantri



  Andang

Selamat Tahun Baru 2010 , semoga tetap
semangat dan JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN.
Karena hanya orang 
sehat yang bisa berkarya dan memberikan kemampuan maksimumnya kepada orang
lain dan masyarakat.
Well Done ., apa yang Anda sampaikan kepada
Menteri ESDM.

Si Abah.


  Dalam
bkesempatana menghahdiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama
 menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus
membahas
 kinerja dan target esdm (2009  next 5 years), dan
atas seijin pak
 Presiden  Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3
hal:
 
 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm
laporan kinerja dan
 target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg
dipaparkan sama sekali tdk
 disinggung ttg besaran dana,
pencapaian program dan target mitigasi tahun2
 mendatang, pdhl di
bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi
 bencana...
dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah

program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik
 program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya
(bahkan
 pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi
risikonya dari
 kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan
tsb, seolah2 Menteri dan
 segenap jajaran dirjen dan sekjennya di
depan agak tersadar (saling
 berbisik satu dg lainnya) dan
menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat

diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk
 me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga
hal2
 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa
orang setelah
 acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan
menteri esdm baru bhw
 ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia
akan ingat terus bhw dia punya
 stakeholder ahli geologi juga,
termasuk yg bergerak di bidang mitigasi)
 
 2)
Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air

dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat,
 krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi
masalah
 lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan
bhw aturan-aturan
 tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan,
dan mudah2an pas mulai pilot2
 project dewatering dilakukan tahun
depan 2010, aturan2 tsb sdh siap
 diimplementasikan (KLH regulasi
umumnya, ESDM regulasi teknisnya).
 Dukungan - kontribusi IAGI
dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan.
 
 3)
Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk
 meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei
dsb...
 Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon
investor migas
 akan jadi lebih kuat. Bukan hanya
sekedarmengutak-utik term PSC saja yg
 perlu kita lakukan
u/menarik investor, tapi menambah data  informasi
 potensi
migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote
 sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan,
dsb..juga
 perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2
mengandalkan investor
 (asing) u/mendapatkan data negeri kita
sendiri, tapi juga menggunakan dana
 plow-back signature bonus
tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri
 maupun Dirjen
ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa

memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden

brgkali...=)...
 
 Mudah2an ada gaungnya
 
 #adb#


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-03 Terurut Topik yanto R.Sumantri



 
 Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang
seringkali
 digembar-gemborkan
 (dan memang yg banyak
duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi
 recovery)
padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus:

MITIGAS
 dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi
cepat
 Mitigasi
 yang baik akan membuat tim reaksi
cepat nganggur, broer.

Akh ndak persis seperti itu dong
Ndang.
Se-baik2nya Mitigasi tentu dalam penanganan akibat bencana
akan tetap diperlukan Tim Penanggulangan , apakah mau Cepat atau
Lambat  ya bagaimana pinter2nya mereka mengatur saja.
Siapa yang
dapat menduga kapan datannya gempa atau gn api meletus hebat dengan tepat
? Kan ndak ada . Tokh

Si Abah
 



 - Original Message -

From: Rovicky
Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 To:
iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Monday, January 04, 2010 9:19
AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN
IAGI KE
 MENTERI ESDM YG BARU
 
 

Kang ADB dan kawan-kawan IAGI.

 Point 1.
 Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau
memang
 ESDM
 ngga ngeh keberadaannya sebenernya
ini saat tepat bagi BG utk melepaskan
 diri dari ESDM.
Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya
 menjadi
 Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional
lainnya.

 Utk soal Mitigasi, supaya tidak
tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi
 Badan Nasional
dibawah Presiden
 sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008
tentang Badan Nasional
 Penanggulangan Bencana (BNPB).
 Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan
BG
 menjadi
 dua badan yang sama-sama dibawah
Presiden mungkin kita memotong satu
 jalur

kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses

penanggulangan
 bencana.

 Btw,
BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya
 dengar
 mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus
personilnya. Mereka siap
 diterbangkan bila ada kejadian
bencana di negeri ini. Idealnya memang
 mirip

FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang
 memiliki
 fasilitas khusus menangani kondisi
darurat.
 Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu
laporan korban :)

 Point 3.

Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo
 dua
 bulan lalu :)


Salam

 RDP


 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id

 Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi
pagi2 (coffe morning)
 bersama
 menteri
esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas
 kinerja dan target esdm (2009  next 5 years), dan atas
seijin pak
 Presiden
  Sekjen IAGI,
aku coba sampaikan 3 hal:

 1) Mitigasi
bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan

target
 ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan
sama sekali tdk
 disinggung
 ttg besaran
dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2

mendatang,
 pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg
tupoksinya mitigasi bencana...
 dan

selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan
 budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik
program
 maupun
 bujetnya) maka
pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian

dept
 lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya
dari kerugian akibat
 bencana...Menanggapi ungkapan tsb,
seolah2 Menteri dan segenap jajaran
 dirjen dan sekjennya
di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg
 lainnya)
dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi
 dan
 mrk sngt berterimakasih... Akan
dipertimbangkan untuk me-reformat
 pelaporan
 kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg
mitigasi -
 Badan
 Geologi di
dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar:

untung
 ada
 IAGI yg mengingatkan
menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di

bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli
 geologi
 juga, termasuk yg bergerak di
bidang mitigasi)

 2) Mengingatkan ESDM
untuk segera membuat aturan2 pembuangan air

dewatering
 cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn
sampai terlambat, krn toxic
 nature dr air cbm dan
massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan.

Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg
 disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai
pilot2
 project
 dewatering dilakukan
tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap
 diimplementasikan
(KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya).

Dukungan
 - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb
sangat diperlukan.

 3) Perjuangkan plow
back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk

meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei
 dsb...
 Dengan demikian bargaining kita
kepada investor dan calon investor
 migas
 akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term
PSC saja yg
 perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi
menambah data  informasi
 potensi migas Indonesia
lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan
 (remote
 sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2
cekungan,
 dsb..juga
 perlu dilakukan
oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor

Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi

2010-01-03 Terurut Topik bosman batubara
Selain itu ada dua tulisan baru di geologi.iagi.or.id:

http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/antisipasi-terhadap-gempa-bumi-di-porong-jawa-timur/

dan...

http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/perlunya-museum-monumental-gempa/

ada lagikah tulisan populer para geolog yang tercecer???

 
tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Mon, January 4, 2010 12:27:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip 
BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi

Laporan field tripnya dapat dilihat di:

http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/geologic-transect-of-central-java-fieldtrip-bpmigas-27-30-desember-2009/


lengkap dengan foto2nya...


tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, December 30, 2009 11:17:00 PM
Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 
27-30 Desember 2009)

Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 
2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi 
Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , 
Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, 
Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan 
selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan 
dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan 
UPN.

Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari 
selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan 
termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan 
berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di 
Lapangan Cipluk.

Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun 
melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. 
Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan 
Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, 
misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, 
melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau 
lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di 
wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan 
memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS 
non-geologist yang diikutsertakan.

Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema 
geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek 
geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk 
perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, 
BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak 
Prasetyadi dan Tim). 

Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah 
di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh 
perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan 
hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. 

Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari 
Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran 
sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai 
dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, 
perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) 
agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, 
hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali 
untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi 
menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai 
yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN 
dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami 
melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang 
akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi
usai.

Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan 
menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN 
dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan 
fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di 
jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, 
karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, 
teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di 
lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan 

Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)

2010-01-03 Terurut Topik yanto R.Sumantri



 Awang

Perjalanan Anda mengingatkan saya ke tahun
1976 , waktu saya menjadi filed geologist, sangat indah memang hidup
sebagai fiield geologist itu. Sayang saat itu saya masih
culun  heheheh
Seingat saya waktu itu didaerah
Karang Kobar ( waktu itu kami menginap/base camp di kampungnya Ebiet G
Ade) , kami menemukan bongkahan besar batu gammping ditengah sawah 
dengan fosil nummulites didalamnya .Apakah Anda sempat kesana .

Kalau tidak salah  ada pemboran yang dilakukan pada zaman Belanda ,
yang juga mengeluarkan gas.

Seperti Anda katakan memang Serayu
ini merupakan misteri bagi pemburu migas.
Katanya ada rencaa
mengembangkan lapangan Cipluk , siapa operatornya ? Apakah Pertamina.

Si Abah.


   Di dalam waktu dua hari
perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember
 2009),
sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan,

Cipi Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan
Taufik
 , Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C.
Prasetyadi, Vian
 Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum
engineer (Jalu-BPMIGAS)
 melakukan perjalanan selama 75 juta
tahun dalam skala waktu geologi.
 Kelancaran selama di lapangan
dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour
 Yogyakarta atas kerja
sama dengan UPN.
 
 Hal ini dimungkinkan dengan cara
melakukan transect (lintasan memotong)
 dari selatan ke utara,
dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua
 ke batuan
termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke

singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke

batugamping Kapung di Lapangan Cipluk.
 
 Divisi
Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun

melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai
tujuan.
 Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal
wilayah Maluku dan
 Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan
fieldtrip ini tentu banyak,
 misalnya : memberikan penyegaran
geologi lapangan kepada para pekerja
 BPMIGAS, melakukan
diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau

lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian
 tertentu di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi
maupun
 geologi migas, dan memberikan pengenalan geologi lapangan
kepada
 pekerja-pekerja BPMIGAS non-geologist yang
diikutsertakan.
 
 Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi
BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung
 tema geologic
transect of Central Java dengan fokus mempelajari

aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan
empat
 hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta.
Dalam pelaksanaan
 fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan
Jurusan Geologi UPN Veteran
 Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan
Tim).
 
 Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara
karena inilah salah satu
 wilayah di Jawa yang tertinggal tidak
dieksplorasi secara serius oleh
 perusahaan-perusahaan minyak. Di
sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan
 hidrokarbon dan
mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum
 system.
 
 Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower
, Jakarta pada
 hari Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40
menggunakan bus carter Big Bird
 ukuran sedang.
Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan
 akan
dimulai dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa).
 Menuju Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan
(via
 Tasikmalaya dan Majenang) agar mendapatkan panorama
fisiografi yang lebih
 menarik. Mulai tengah hari, hujan
gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang
 perjalanan. Kami istirahat
dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut
 dan minum kopi di
sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk
 mengurangi rasa
penat, dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul
 19.00
kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di

Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami
melakukan
 diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute
fieldtrip yang akan
 dilalui. Pukul 22.00 diskusi
 
usai.
 
 Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami
memulai perjalanan lapangan
 menggunakan bus carter
Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman
 UPN
dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam
 melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan
 manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat
lokasi-lokasi
 singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan
harus diutamakan, di jalanan
 yang terlalu berbahaya untuk bus,
teman-teman UPN telah siap dengan
 pasukan motor ojeg dan L-300.
Hari pertama di lapangan akan menempuh
 perjalanan yang cukup
berat dan panjang. Tujuan pengamatan adalah melange
 Luk Ulo dan
kompleks batuan pra-Karang Sambung di Serayu Selatan berumur

pra-Tersier sampai Eosen Awal, dan kompleks batuan volkanoklastik
Merawu,
 Penyatan, Halang di Serayu Utara berumur Miosen
Awal-Miosen Atas.
 
 Dari Purwokerto, kami melalui
Sokaraja kemudian berbelok ke selatan menuju
 Banyumas. Dari
Banyumas, kami berbelok ke timurlaut menuju