[iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb#
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Bravo bung Andang, InsyaAllah masukan-masukan anda akan menjadi bahan bakar awal bagi ESDM untuk lebih memperhatikan mitigasi bencana alam dan kalau perlu ESDM dapat menjadi sponsor bagi aktifitas IAGI dalam memasyarakatkan geologi dikalangan masyarakat (Pencinta Alam dan para pelajar). Edison Sirodj IAGI-KL From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 4 January 2010 9:41:06 Subject: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb# ___ Connect instantly with friends on your blog and personal website. Create your latest Pingbox today! http://my.messenger.yahoo.com/pingbox
Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)
Pak Awang yang baik, Trimakasih atas ceritanya, walaupun tidak ikut dalam rombongan, saya dapat mengikuti dan membayangkan perjalanan yang sangat menarik sekaligus menantang. Saya bayangkan bagaimana diboncengkan ojek atau jalan kaki untuk melihat singkapan; yang bagi orang kebanyakan hanyalah sebuah batu, tetapi bagi kita... ini sesuatu yang sangat menarik. Saya sempat membuka peta Jateng untuk lebih meyakinkan route field trip Pak Awang dkk. Apa perlu napak tilas yha? Lain kali, kalau ada acara seperti ini, mbok yha kami dikabari, kalau sedang longgar kan dapat bergabung. Selamat! Selamat menyambut Tahun Baru 2010, semoga kita tetap sehat sejahtera, dan IAGI semakin maju, lebih berperan untuk masyarakat. Salam, sugeng (rindu melihat singkapan batuan, bukan hanya cutting samples dari shale shaker.) - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, December 30, 2009 11:17 PM Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009) Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan UPN. Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di Lapangan Cipluk. Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS non-geologist yang diikutsertakan. Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan Tim). Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi usai. Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan pengamatan adalah melange
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb#
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke mereka.sippp suwun infot tambahn e Salam ADB - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project
Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi
Laporan field tripnya dapat dilihat di: http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/geologic-transect-of-central-java-fieldtrip-bpmigas-27-30-desember-2009/ lengkap dengan foto2nya... tabik bosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, December 30, 2009 11:17:00 PM Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009) Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan UPN. Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di Lapangan Cipluk. Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS non-geologist yang diikutsertakan. Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan Tim). Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi usai. Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan pengamatan adalah melange Luk Ulo dan kompleks batuan pra-Karang Sambung di Serayu Selatan berumur pra-Tersier sampai Eosen Awal, dan kompleks batuan volkanoklastik Merawu, Penyatan, Halang di Serayu Utara berumur Miosen Awal-Miosen Atas. Dari Purwokerto, kami melalui Sokaraja kemudian berbelok ke selatan menuju Banyumas. Dari Banyumas, kami berbelok ke timurlaut menuju Banjarnegara. Jalan ini sejajar dengan Pegunungan Serayu yang sesungguhnya merupakan tiga jalur antiklin besar yang sambung-menyambung berarah BBD-TTL : Antiklin Banyumas, Antiklin Gombong, Antiklin Karangsambung. Sebelum Banjarnegara,
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Andang Selamat Tahun Baru 2010 , semoga tetap semangat dan JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN. Karena hanya orang sehat yang bisa berkarya dan memberikan kemampuan maksimumnya kepada orang lain dan masyarakat. Well Done ., apa yang Anda sampaikan kepada Menteri ESDM. Si Abah. Dalam bkesempatana menghahdiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb# -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Akh ndak persis seperti itu dong Ndang. Se-baik2nya Mitigasi tentu dalam penanganan akibat bencana akan tetap diperlukan Tim Penanggulangan , apakah mau Cepat atau Lambat ya bagaimana pinter2nya mereka mengatur saja. Siapa yang dapat menduga kapan datannya gempa atau gn api meletus hebat dengan tepat ? Kan ndak ada . Tokh Si Abah - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor
Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi
Selain itu ada dua tulisan baru di geologi.iagi.or.id: http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/antisipasi-terhadap-gempa-bumi-di-porong-jawa-timur/ dan... http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/perlunya-museum-monumental-gempa/ ada lagikah tulisan populer para geolog yang tercecer??? tabik bosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, January 4, 2010 12:27:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)--blog geologi Laporan field tripnya dapat dilihat di: http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/geologic-transect-of-central-java-fieldtrip-bpmigas-27-30-desember-2009/ lengkap dengan foto2nya... tabik bosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, December 30, 2009 11:17:00 PM Subject: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009) Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan UPN. Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di Lapangan Cipluk. Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS non-geologist yang diikutsertakan. Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan Tim). Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi usai. Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan
Re: [iagi-net-l] Geologic Transect of Central Java (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)
Awang Perjalanan Anda mengingatkan saya ke tahun 1976 , waktu saya menjadi filed geologist, sangat indah memang hidup sebagai fiield geologist itu. Sayang saat itu saya masih culun heheheh Seingat saya waktu itu didaerah Karang Kobar ( waktu itu kami menginap/base camp di kampungnya Ebiet G Ade) , kami menemukan bongkahan besar batu gammping ditengah sawah dengan fosil nummulites didalamnya .Apakah Anda sempat kesana . Kalau tidak salah ada pemboran yang dilakukan pada zaman Belanda , yang juga mengeluarkan gas. Seperti Anda katakan memang Serayu ini merupakan misteri bagi pemburu migas. Katanya ada rencaa mengembangkan lapangan Cipluk , siapa operatornya ? Apakah Pertamina. Si Abah. Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember 2009), sembilan geologist dan geophysicist BPMIGAS (Awang, Cepi Irawan, Cipi Armandita, Agung Gunawan, Arii Arjuna, Sumaryana, Andre, Irfan Taufik , Abdurrohim); tiga geologist UPN Veteran Yogyakarta (C. Prasetyadi, Vian Bonny, Adi Gunawan) dan seorang petroleum engineer (Jalu-BPMIGAS) melakukan perjalanan selama 75 juta tahun dalam skala waktu geologi. Kelancaran selama di lapangan dibantu oleh tiga staf dari Paramitha Tour Yogyakarta atas kerja sama dengan UPN. Hal ini dimungkinkan dengan cara melakukan transect (lintasan memotong) dari selatan ke utara, dari wilayah Luk Ulo ke Kendal, dari batuan tertua ke batuan termuda, dari singkapan batuan berumur sekitar 80 juta tahun ke singkapan berumur sekitar 5 juta tahun, dari melange Luk Ulo ke batugamping Kapung di Lapangan Cipluk. Divisi Eksplorasi BPMIGAS bersama beberapa divisi lainnya setiap tahun melakukan dua kali fieldtrip atau ekskursi geologi dengan berbagai tujuan. Setelah tujuh tahun dilakukan, atau sejak 2002, tinggal wilayah Maluku dan Papua yang belum dikunjungi. Maksud melakukan fieldtrip ini tentu banyak, misalnya : memberikan penyegaran geologi lapangan kepada para pekerja BPMIGAS, melakukan diskusi-diskusi dengan perguruan-perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian yang dilibatkan, melakukan kajian-kajian tertentu di wilayah-wilayah yang dinilai menarik secara geologi maupun geologi migas, dan memberikan pengenalan geologi lapangan kepada pekerja-pekerja BPMIGAS non-geologist yang diikutsertakan. Menutup tahun 2009 ini, Eksplorasi BPMIGAS melakukan fieldtrip mengusung tema geologic transect of Central Java dengan fokus mempelajari aspek-aspek geologi migas Cekungan Serayu Utara. Fieldtrip dilakukan empat hari termasuk perjalanan dari dan kembali ke Jakarta. Dalam pelaksanaan fieldtrip ini, BPMIGAS bekerja sama dengan Jurusan Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Pak Prasetyadi dan Tim). Fokus fieldtrip dipilih Cekungan Serayu Utara karena inilah salah satu wilayah di Jawa yang tertinggal tidak dieksplorasi secara serius oleh perusahaan-perusahaan minyak. Di sisi lain, wilayah ini kaya akan rembesan hidrokarbon dan mestinya memiliki semua elemen dan proses petroleum system. Kami berangkat dari kantor BPMIGAS di Patra Office Tower , Jakarta pada hari Minggu 27 Desember 2009 pukul 08.40 menggunakan bus carter Big Bird ukuran sedang. Tujuan kami adalah Purwokerto sebab perjalanan lapangan akan dimulai dari selatan, dari batuan tertua di Jawa Tengah (dan Jawa). Menuju Purwokerto, perjalanan diputuskan mengambil jalur selatan (via Tasikmalaya dan Majenang) agar mendapatkan panorama fisiografi yang lebih menarik. Mulai tengah hari, hujan gerimis-lebat mengguyur bus sepanjang perjalanan. Kami istirahat dua kali untuk makan siang di Limbangan, Garut dan minum kopi di sebuah warung kopi menjelang kota Majenang untuk mengurangi rasa penat, dingin dan kantuk. Sesuai yang diperkirakan, pukul 19.00 kami tiba di Purwokerto, bertemu dengan Tim UPN dan menginap di Hotel Dynasty. Setelah makan malam di Restoran Asiatic, kami melakukan diskusi tentang geologi regional Jawa dan detail rute fieldtrip yang akan dilalui. Pukul 22.00 diskusi usai. Senin 28 Desember 2009 setelah sarapan, kami memulai perjalanan lapangan menggunakan bus carter Pegasus ukuran menengah yang dibawa teman-teman UPN dari Yogyakarta. Bus ini sudah biasa digunakan teman-teman UPN dalam melakukan fieldtrip, sehingga Pak Sopirnya sudah biasa melakukan manuver-manuver di jalan-jalan sempit dan curam dekat lokasi-lokasi singkapan. Meskipun demikian, karena keamanan harus diutamakan, di jalanan yang terlalu berbahaya untuk bus, teman-teman UPN telah siap dengan pasukan motor ojeg dan L-300. Hari pertama di lapangan akan menempuh perjalanan yang cukup berat dan panjang. Tujuan pengamatan adalah melange Luk Ulo dan kompleks batuan pra-Karang Sambung di Serayu Selatan berumur pra-Tersier sampai Eosen Awal, dan kompleks batuan volkanoklastik Merawu, Penyatan, Halang di Serayu Utara berumur Miosen Awal-Miosen Atas. Dari Purwokerto, kami melalui Sokaraja kemudian berbelok ke selatan menuju Banyumas. Dari Banyumas, kami berbelok ke timurlaut menuju