RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?
Kang Vicky dan rekan2, Beberapa masalah serius sedang dihadapi dunia migas indonesia yang akan berpengaruh pada kemampuan produksi dan pendapatan negara dimasa datang. Saat ini hampir seperempat pendapatan Negara dari sektor ini : Pertama, jualan blok tidak laku. Tender blok kurang diminati seperti yang sudah dilaporkan kang Vicky. Kecuali saat Blok Semai ditawarkan yang terbukti sangat kompetitif. Kedua, banyak blok eksplorasi yang sudah diaward tidak kekerjakan pula. Ini bisa dilihat betapa rendahnya pemenuhan firm commitment untuk melakukan kegiatan eksplorasi maupun jumlah uang yang sudah dijanjikan akan diinvestasikan PSC2 baru. Realisasi rencana survey seismic dan pemboran sumur eksplorasi jumlahnya tidak sampai setengahnya dari firm commitment. Ketiga, Produksi cenderung turun terus. Untuk meningkatkan produksi dibutuhkan penemuan cadangan baru, padahal kegiatan ekaplorasi cenderung rendah dengan tidak lakunya jualan blok dan blok yang sudah lakupun banyak yang tidak dikerjakan, jadi gimana mau nambah cadangan baru dan naikkan produksi? Keempat, konsumsi dalam negeri meningkat terus. Kita ketahui bahwa Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2004 dimana konsumsi lebih besar daripada produksi. Hal ini sangat memberatkan APBN karena subsidi meningkat terus, apalagi jika harga minyak dunia sedang tinggi. Sebagai gambaran subsidi mencapai Rp.100 trilliun lebih ditahun 2009 dan 2010, sedangkan pada 2008 saat harga minyak diatas $100/bbl, subsidi lebih dari Rp. 200 trilliun (hampir seperempat APBN untuk subsidi). Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Ini masalah yang cukup serius, dan masih banyak lagi masalah2 lain yang berpengaruh terhadap iklim investasi di migas, seperti masalah fiscal competitiveness, perpajakan, insentif, perizinan dan approval process, otonomi daerah dan keterlibatan masyarakat didaerah produksi, proaktifnya wakil2 rakyat bisa jadi seprti pisau bermata dua, dan masalah lain seperti asas cabotage yang bisa dipandang sebagai anugerah dan hambatan, tergantung pakai kacamata mana. Pertanyaannya apa ada solusi? Tentu ada dan harus ada. Pelajaran bisa kita petik dari penawaran blok2 Semai dengan adanya data spec survey menjadi sangat menarik investor. Kata kuncinya data. Kalau saja 5% dari anggaran subsidi, jumlahnya sudah ratusan juta dollar bisa dipakai untuk survey seismic baru dan bor sumur, mungkin faktor resiko subsurface akan berkurang dan meningkatkan minat investor, jualan laku. Tapi semua juga tergantung dari political will dari semua stake holder dan kita semua. Apakah waktu kita pakai secara efisien mengolah data, membuat play concept dan proving up petroleum system? Atau lebih banyak urusan administrative dan approval perizinan? Apakah kondisi saat ini sudah dianggap sebagai krisis? Salam, Bambang Istadi -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Monday, December 06, 2010 5:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com; Indoenergy Subject: Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok 2010/12/6 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com Kang Rovicky, Berarti Company yang melakukan joint study pun ada/ banyak yang tidak melakukan penawaran ? Betul Mas Budi, Ya beberapa kumpeni melakukan joint studi tetapi tidak memasukkan tender. Sawahku juga pernah mengalami hal ini karena memang tidak dijumpai potential resources (prospect/leads) yang sesuai portofolionya perusahaan. Memang bukan berarti ngga ada potensi, hanya saja tidak menarik secara ekonomi (saat itu). Ini jelas fiskal sbg pertimbangan. Penawaran kedua tahun 2010 ini ada inovasi baru utk daerah-daerah yang 'high risk'. Inovasinya yaitu pada minimum tender tidak diharuskan ngebor pada tahun ke tiga, tetapi tahun ke empat. Artinya drilling bukan sebagai komitmen pasti. Ini mnurutku langkah strategis untuk mencari dan menambah data. Seolah seperti extended JSA. Lah wong sekarang ngebor di laut dalam bisa 100 juta (hampir satu trilliun !) Saya ngga ngerti apakah MIGAS (dan BPMIGAS) memiliki peta lead prospect seluruh Indonesia sehingga dapat dipakai sebagai patokan dalam memberikan harga pada sebuah blok atau tidak. Salah sorang manajer dalam diskusi Mesozoic di Bandung beberapa bulan lalu oleh IAGI mengatakan pada dasarnya perusahaan ini berpikir duit artinya fiskal term. Walaupun kurang data serta risiko besar, asalkan kalkulasi bisnisnya bisa 'masuk' ya OK-OK
Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok
Yarmanto ( the Doctor , selamay sekali lagi) Masa tidak tahu ? Paling tidaz pasti Anda punya pendapat , kemukakan saja karena pasti informasi Anda akan sangat bermanfat.. Kalau dikatkan pengaruh negatip dari otonomi daerah , say kira ini dampak negatipnya (walaupun ada banyak pengaruh positip-nya). Bukankah ada pepatah Power is tend to corrupt , Buktinya sudah banyak mr Governor dan Mr Bupati yang ken KPK kan . si Abah. Vick, informasi dan pengamatan yang menarik, dan setuju perlu dilakukan ldquo;marketing strategyrdquo; yang lebih baik mungkin. Saya juga tidak mendalami secara khusus kenapa kurang ldquo;peminatrdquo; blok2 yg relatif menurut anda menarik. Namun dugaan saya kesan bahwa melakukan eksekusi untuk mendapatkan per izinan untuk menembak seismik dan ngebor sumur mulai dari ukl/upl , izin ke hutanan, bupati selain pemilik lahan cukup memakan waktu dan kadang tanpa kejelasan kapan bisa selesai akhir2 ini makin ldquo;kentalrdquo;. Apakah ini konsekwensi otonomi daerah? Saya tidak tahu. Salam, Yarmanto Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Mon, 6 Dec 2010 15:49:39 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com; Indoenergyindoene...@yahoogroups.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok Pagi ini ada pengumuman pemenang lelang pengusahaan migas dan hanya 3 blok yang dimenangkan masing-masing oleh single competitor, atau hanya satu peserta di tiap blok yg dimenangkan. 1. Block SOKANG Winner : EPHINDO OILGAS HOLDING INC. 2. Block SOUTH SOKANG Winner KONSORSIUM LUNDIN OIL GAS BV - SALAMANDER ENERGY (INDONESIA) LTD - 3. Block WOKAM II Winner : MURPHY OVERSEAS VENTURES INC Jumlah blok regular tender yang ditawarkan ada 14 namun hanya 3 yang diminati serius, walaupun ada 36 dokumen yang dibeli. Sedangkan yang melalui direct offer diumumkan sebelumnya juga hanya 4 yang berhasil dimenangkan. Adakah yang tahu atau bisa memperkirakan apa sebabnya ? Jumlah dokumen yang diambil 36 dari 14 blok ini, sepertinya menarik. Namun ketika hanya 3 yang memasukkan tender mungkin ada fenomena khusus disini. Saya tidak tahu bagaimana perkembangan dari tahun ketahun jumlah blok ditawarkan, jumlah dokumen diambil dan jumlah yang ditawar serta jumlah yang menang. kalau ada yang punya silahkan dishare donk. Kalau melihat sepintas sepertinya saat ini sedang saatnya menunggu pemain yang ada untuk bermain dulu sebelum mengambil keputusan akan ikut bermain. Dua-tiga tahun lalu Makassar Strait sangat menarik, kemudian agak menurun sambil menunggu hasil pengeboran, namun karena hasilnya kurang bagus seperti Makassar Strait harus ditengok ulang. Dua tahun lalu daerah Offshore Papua juga menarik, ketika HESS dan Murphy akhirnya memenangkan dua blok terlaris Semai V dan Semai II. Namun larisnya blok-blok di Eastern Indonesia ini tidak terjadi kali ini. Sepertinya dugaan saya kebanyakan perusahaan menunggu hasil pengeboran di blok-blok yang ditawarkan laris manis dua tahun lalu itu. Mungkin memang ini saatnya menunggu pemain-pemain yang ada dilapangan, kalau berhasil tentunya akan menjadi areal permainan yang baru. Namun selama menunggu semestinya harus sudah ada studi-studi alternatif supaya gaya permainan baru dapat di-introduce untuk ronde-ronde mendatang. Apakah iya semua hanya menunggu ? Kalau misalnya bukan karena menunggu apakah blok-blok di Indonesia memang sudah kehilangan potensinya ? Taukah term fiskalnya (split) kurang menarik ? Kalau memang tidak ada potensi lagi, informasi (fakta) ini harus segera diinformasikan supaya kita tidak hanya bermimpi menggantungkan nasib negeri pada produksi minyak sebagai sumber energi di dalam negeri. Salam RDP -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Original Message Subject: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ? From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com Date:Wed, December 8, 2010 10:06 am To: iagi-net@iagi.or.id -- Kang Vicky dan rekan2, Beberapa masalah serius sedang dihadapi dunia migas indonesia yang akan berpengaruh pada kemampuan produksi dan pendapatan negara dimasa datang. Saat ini hampir seperempat pendapatan Negara dari sektor ini : Pertama, jualan blok tidak laku. Tender blok kurang diminati seperti yang sudah dilaporkan kang Vicky. Kecuali saat Blok Semai ditawarkan yang terbukti sangat kompetitif. Kedua, banyak blok eksplorasi yang sudah diaward tidak kekerjakan pula. Ini bisa dilihat betapa rendahnya pemenuhan firm commitment untuk melakukan kegiatan eksplorasi maupun jumlah uang yang sudah dijanjikan akan diinvestasikan PSC2 baru. Realisasi rencana survey seismic dan pemboran sumur eksplorasi jumlahnya tidak sampai setengahnya dari firm commitment. Ketiga, Produksi cenderung turun terus. Untuk meningkatkan produksi dibutuhkan penemuan cadangan baru, padahal kegiatan ekaplorasi cenderung rendah dengan tidak lakunya jualan blok dan blok yang sudah lakupun banyak yang tidak dikerjakan, jadi gimana mau nambah cadangan baru dan naikkan produksi? Keempat, konsumsi dalam negeri meningkat terus. Kita ketahui bahwa Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2004 dimana konsumsi lebih besar daripada produksi. Hal ini sangat memberatkan APBN karena subsidi meningkat terus, apalagi jika harga minyak dunia sedang tinggi. Sebagai gambaran subsidi mencapai Rp.100 trilliun lebih ditahun 2009 dan 2010, sedangkan pada 2008 saat harga minyak diatas $100/bbl, subsidi lebih dari Rp. 200 trilliun (hampir seperempat APBN untuk subsidi). Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Ini masalah yang cukup serius, dan masih banyak lagi masalah2 lain yang berpengaruh terhadap iklim investasi di migas, seperti masalah fiscal competitiveness, perpajakan, insentif, perizinan dan approval process, otonomi daerah dan keterlibatan masyarakat didaerah produksi, proaktifnya wakil2 rakyat bisa jadi seprti pisau bermata dua, dan masalah lain seperti asas cabotage yang bisa dipandang sebagai anugerah dan hambatan, tergantung pakai kacamata mana. Pertanyaannya apa ada solusi? Tentu ada dan harus ada. Pelajaran bisa kita petik dari penawaran blok2 Semai dengan adanya data spec survey menjadi sangat menarik investor. Kata kuncinya data. Kalau saja 5% dari anggaran subsidi, jumlahnya sudah ratusan juta dollar bisa dipakai untuk survey seismic baru dan bor sumur, mungkin faktor resiko subsurface akan berkurang dan meningkatkan minat investor, jualan laku. Tapi semua juga tergantung dari political will dari semua stake holder dan kita semua. Apakah waktu kita pakai secara efisien mengolah data, membuat play concept dan proving up petroleum system? Atau lebih banyak urusan administrative dan approval perizinan? Apakah kondisi saat ini sudah dianggap sebagai krisis? Salam, Bambang Istadi -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Monday, December 06, 2010 5:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com; Indoenergy Subject: Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok 2010/12/6 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com Kang Rovicky, Berarti Company yang melakukan joint study pun ada/ banyak yang tidak melakukan penawaran ? Betul Mas Budi, Ya beberapa kumpeni melakukan joint studi tetapi tidak memasukkan tender. Sawahku juga pernah mengalami hal ini karena memang tidak dijumpai potential resources (prospect/leads) yang sesuai portofolionya perusahaan. Memang bukan berarti ngga ada potensi, hanya saja tidak menarik secara ekonomi (saat itu). Ini jelas fiskal sbg pertimbangan. Penawaran kedua tahun 2010 ini ada inovasi baru utk daerah-daerah yang 'high risk'. Inovasinya yaitu pada minimum tender tidak diharuskan ngebor pada tahun ke tiga, tetapi tahun ke empat. Artinya drilling bukan sebagai komitmen pasti. Ini mnurutku langkah strategis untuk mencari dan menambah data. Seolah seperti extended JSA. Lah wong sekarang ngebor di laut dalam bisa 100 juta (hampir satu trilliun !) Saya ngga ngerti apakah MIGAS (dan BPMIGAS) memiliki peta lead
[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
- Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah.
RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Abah dan rekan sekalian, Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian, saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara. Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi yang bisa diperah. Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. Terlepas dari basin versi siapa yang mau dipakai, tapi intinya masih perlu banyak data untuk memahaminya. Soal subsidi, ada yang menarik kalau kita lihat trend konsumsi, ditahun krismon, 1998/99, konsumsi melonjak tajam, begitu pula dengan import. Pada saat yang sama tengah terjadi devaluasi rupiah. Apa memang terjadi lonjakan konsumsi yang tajam? Bukankah pabrik banyak yang tutup? Atau disparitas harga yang semakin lebar yang mendorong kegiatan yang bersifat illegal? Wass. Bambang Istadi -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
IMHO, mungkin harus dibedakan pengembangan lapangan gas dan minyak. Kalau melihat contoh di bawah ini, maka sebagian besar adalah lapangan gas yang memang proses pengembangannya sangat tergantung tersedianya pihak pembeli. Kalau untuk lapangan di area yang sudah bagus sarana pendukungnya (infrastruktur maupun pasarnya), maka saya kira akan lebih cepat lagi. Untuk kasus Cepu, saya tidak berkomentar deh...soalnya kemungkinan tidak hanya soal teknis belaka. Namun saya setuju bahwa sekarang ini semakin sulit untuk menemukan gajah-gajah lagi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh ya mungkin harus masuk daerah baru, diantaranya Indonesia Timur dengan target yang baru dan berbeda. Hal ini yang membuat symposium semacam Mesozoikum PS di Bandung kemarin menjadi semakin menarik dan diperlukan untuk diteruskan dari waktu ke waktu. Mungkin yang juga bisa juga diadakan seminar tentang Fractured reservoir atau Tight Gas... salam, From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, December 8, 2010 10:21:44 AM Subject: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah.
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3blok
Yanto yang Salim Hehehehehem , ember . dan biayanya itu lho ,wooow lumayan besar. si Abah Kalau begini apa Joint Study diperlukan?. Apakah Joint Study bukan merupakan beban waktu dan dana saja bagi investor? Salam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: forum-boun...@hagi.or.id Date: Mon, 6 Dec 2010 17:00:46 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id Cc: geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com; migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Indoenergyindoene...@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok __ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id ---*** for administrative query please send your email to itweb.supp...@hagi.or.id -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -