RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?

2010-12-07 Terurut Topik Bambang P. Istadi
Kang Vicky dan rekan2,

Beberapa masalah serius sedang dihadapi dunia migas indonesia yang akan
berpengaruh pada kemampuan produksi dan pendapatan negara dimasa datang.
Saat ini hampir seperempat pendapatan Negara dari sektor ini :

Pertama, jualan blok tidak laku. Tender blok kurang diminati seperti
yang sudah dilaporkan kang Vicky. Kecuali saat Blok Semai ditawarkan
yang terbukti sangat kompetitif.

Kedua, banyak blok eksplorasi yang sudah diaward tidak kekerjakan pula.
Ini bisa dilihat betapa rendahnya pemenuhan firm commitment untuk
melakukan kegiatan eksplorasi maupun jumlah uang yang sudah dijanjikan
akan diinvestasikan PSC2 baru. Realisasi rencana survey seismic dan
pemboran sumur eksplorasi jumlahnya tidak sampai setengahnya dari firm
commitment. 

Ketiga, Produksi cenderung turun terus. Untuk meningkatkan produksi
dibutuhkan penemuan cadangan baru, padahal kegiatan ekaplorasi cenderung
rendah dengan tidak lakunya jualan blok dan blok yang sudah lakupun
banyak yang tidak dikerjakan, jadi gimana mau nambah cadangan baru dan
naikkan produksi?

Keempat, konsumsi dalam negeri meningkat terus. Kita ketahui bahwa
Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2004 dimana konsumsi lebih
besar daripada produksi. Hal ini sangat memberatkan APBN karena subsidi
meningkat terus, apalagi jika harga minyak dunia sedang tinggi. Sebagai
gambaran subsidi mencapai Rp.100 trilliun lebih ditahun 2009 dan 2010,
sedangkan pada 2008 saat harga minyak diatas $100/bbl, subsidi lebih
dari Rp. 200 trilliun (hampir seperempat APBN untuk subsidi).

Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 199596, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Ini masalah yang cukup serius, dan masih banyak lagi masalah2 lain yang
berpengaruh terhadap iklim investasi di migas, seperti masalah fiscal
competitiveness, perpajakan, insentif, perizinan dan approval process,
otonomi daerah dan keterlibatan masyarakat didaerah produksi,
proaktifnya wakil2 rakyat bisa jadi seprti pisau bermata dua, dan
masalah lain seperti asas cabotage yang bisa dipandang sebagai anugerah
dan hambatan, tergantung pakai kacamata mana.

Pertanyaannya apa ada solusi? Tentu ada dan harus ada. Pelajaran bisa
kita petik dari penawaran blok2 Semai dengan adanya data spec survey
menjadi sangat menarik investor. Kata kuncinya data.  Kalau saja 5% dari
anggaran subsidi, jumlahnya sudah ratusan juta dollar bisa dipakai untuk
survey seismic baru dan bor sumur, mungkin faktor resiko subsurface akan
berkurang dan meningkatkan minat investor, jualan laku. Tapi semua juga
tergantung dari political will dari semua stake holder dan kita semua.
Apakah waktu kita pakai secara efisien mengolah data, membuat play
concept dan proving up petroleum system? Atau lebih banyak urusan
administrative dan approval perizinan? Apakah kondisi saat ini sudah
dianggap sebagai krisis?

Salam,
Bambang Istadi



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Monday, December 06, 2010 5:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; migas_indone...@yahoogroups.com;
geologi...@googlegroups.com; Indoenergy
Subject: Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok

2010/12/6 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com

 Kang Rovicky,

 Berarti Company yang melakukan joint study pun ada/ banyak yang tidak
 melakukan penawaran ?


Betul Mas Budi,

Ya beberapa kumpeni melakukan joint studi tetapi tidak memasukkan
tender.
Sawahku juga pernah mengalami hal ini karena memang tidak dijumpai
potential
resources (prospect/leads) yang sesuai portofolionya perusahaan. Memang
bukan berarti ngga ada potensi, hanya saja tidak menarik secara ekonomi
(saat itu). Ini jelas fiskal sbg pertimbangan.

Penawaran kedua tahun 2010 ini ada inovasi baru utk daerah-daerah yang
'high
risk'. Inovasinya yaitu pada minimum tender tidak diharuskan ngebor pada
tahun ke tiga, tetapi tahun ke empat. Artinya drilling bukan sebagai
komitmen pasti. Ini mnurutku langkah strategis untuk mencari dan
menambah
data. Seolah seperti extended JSA. Lah wong sekarang ngebor di laut
dalam
bisa 100 juta (hampir satu trilliun !)

Saya ngga ngerti apakah MIGAS (dan BPMIGAS) memiliki peta lead prospect
seluruh Indonesia sehingga dapat dipakai sebagai patokan dalam
memberikan
harga pada sebuah blok atau tidak. Salah sorang manajer dalam diskusi
Mesozoic di Bandung beberapa bulan lalu oleh IAGI mengatakan pada
dasarnya
perusahaan ini berpikir duit artinya fiskal term. Walaupun kurang data
serta
risiko besar, asalkan kalkulasi bisnisnya bisa 'masuk' ya OK-OK 

Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok

2010-12-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri



 Yarmanto ( the  Doctor , selamay sekali lagi)

Masa tidak tahu ?
Paling tidaz pasti Anda punya pendapat ,
kemukakan saja  karena pasti informasi Anda akan sangat
bermanfat..
Kalau dikatkan pengaruh negatip dari otonomi daerah , say
kira ini dampak negatipnya (walaupun ada banyak pengaruh positip-nya).
Bukankah ada pepatah  Power is tend to corrupt , Buktinya
sudah banyak  mr Governor dan Mr Bupati yang ken KPK kan .

si Abah.


Vick, informasi dan pengamatan yang menarik,
dan setuju perlu dilakukan
 ldquo;marketing strategyrdquo; yang
lebih baik mungkin. Saya juga tidak mendalami
 secara khusus
kenapa kurang ldquo;peminatrdquo; blok2 yg relatif menurut anda
 menarik. Namun dugaan saya kesan bahwa melakukan eksekusi untuk
 mendapatkan per izinan untuk menembak seismik dan ngebor sumur
mulai dari
 ukl/upl , izin ke hutanan, bupati selain pemilik
lahan cukup memakan waktu
 dan kadang tanpa kejelasan kapan bisa
selesai akhir2 ini makin ldquo;kentalrdquo;.
 Apakah ini
konsekwensi otonomi daerah? Saya tidak tahu.
 

Salam,
 Yarmanto
 Sent from my BlackBerry®

powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original
Message-

From: Rovicky Dwi Putrohari
rovi...@gmail.com
 Date: Mon, 6 Dec 2010 15:49:39
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum
HAGIfo...@hagi.or.id;

migas_indone...@yahoogroups.com;
geologi...@googlegroups.com;

Indoenergyindoene...@yahoogroups.com
 Reply-To:
iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Pemenang
Regular Tender 2010 hanya 3 blok
 Pagi ini ada pengumuman
pemenang lelang pengusahaan migas dan hanya 3
 blok

yang dimenangkan masing-masing oleh single competitor, atau
hanya satu
 peserta di tiap blok yg dimenangkan.
 
 
 
 1. Block SOKANG Winner : EPHINDO OILGAS
HOLDING INC.
 
 2. Block SOUTH SOKANG Winner KONSORSIUM
LUNDIN OIL  GAS BV - SALAMANDER
 ENERGY (INDONESIA) LTD -
 
 3. Block  WOKAM II Winner : MURPHY OVERSEAS VENTURES
INC
 
 Jumlah blok regular tender yang ditawarkan ada 14
namun hanya 3 yang
 diminati serius, walaupun ada 36 dokumen yang
dibeli. Sedangkan yang
 melalui
 direct offer diumumkan
sebelumnya juga hanya 4 yang berhasil dimenangkan.
 

Adakah yang tahu atau bisa memperkirakan apa sebabnya ?
 
 Jumlah dokumen yang diambil 36 dari 14 blok ini, sepertinya
menarik.
 Namun
 ketika hanya 3 yang memasukkan tender
mungkin ada fenomena khusus disini.
 Saya tidak tahu bagaimana
perkembangan dari tahun ketahun jumlah blok
 ditawarkan, jumlah
dokumen diambil dan jumlah yang ditawar serta jumlah
 yang
 menang. kalau ada yang punya silahkan dishare donk.
 
 Kalau melihat sepintas sepertinya saat ini sedang saatnya
menunggu
 pemain
 yang ada untuk bermain
dulu sebelum mengambil keputusan akan ikut
 bermain.


 Dua-tiga tahun lalu Makassar Strait sangat menarik, kemudian
agak menurun
 sambil menunggu hasil pengeboran, namun karena
hasilnya kurang bagus
 seperti
 Makassar Strait harus
ditengok ulang. Dua tahun lalu daerah Offshore
 Papua

juga menarik, ketika HESS dan Murphy akhirnya memenangkan dua blok
 terlaris
 Semai V dan Semai II. Namun larisnya blok-blok
di Eastern Indonesia ini
 tidak terjadi kali ini. Sepertinya
dugaan saya kebanyakan perusahaan
 menunggu hasil
pengeboran di blok-blok yang ditawarkan laris manis dua
 tahun
lalu itu.
 Mungkin memang ini saatnya menunggu pemain-pemain yang
ada dilapangan,
 kalau berhasil tentunya akan menjadi
areal permainan yang baru. Namun
 selama
 menunggu
semestinya harus sudah ada studi-studi alternatif supaya gaya

permainan baru dapat di-introduce untuk ronde-ronde mendatang.

Apakah iya semua hanya menunggu ?
 
 Kalau misalnya
bukan karena menunggu apakah blok-blok di Indonesia memang
 sudah
kehilangan potensinya ? Taukah term fiskalnya (split) kurang menarik
 ?
 Kalau memang tidak ada potensi lagi, informasi (fakta)
ini harus segera
 diinformasikan supaya kita tidak hanya bermimpi
menggantungkan nasib
 negeri
 pada produksi minyak
sebagai sumber energi di dalam negeri.
 
 Salam
 RDP
 
 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]

2010-12-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri




 Original Message

Subject: RE: [iagi-net-l] Pemenang
Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?
From:   
Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com
Date:Wed, December 8, 2010 10:06 am
To: 
iagi-net@iagi.or.id
--

Kang Vicky dan rekan2,

Beberapa masalah serius sedang
dihadapi dunia migas indonesia yang akan
berpengaruh pada kemampuan
produksi dan pendapatan negara dimasa datang.
Saat ini hampir
seperempat pendapatan Negara dari sektor ini :

Pertama, jualan
blok tidak laku. Tender blok kurang diminati seperti
yang sudah
dilaporkan kang Vicky. Kecuali saat Blok Semai ditawarkan
yang
terbukti sangat kompetitif.

Kedua, banyak blok eksplorasi yang
sudah diaward tidak kekerjakan pula.
Ini bisa dilihat betapa
rendahnya pemenuhan firm commitment untuk
melakukan kegiatan
eksplorasi maupun jumlah uang yang sudah dijanjikan
akan
diinvestasikan PSC2 baru. Realisasi rencana survey seismic dan
pemboran sumur eksplorasi jumlahnya tidak sampai setengahnya dari
firm
commitment. 

Ketiga, Produksi cenderung turun terus.
Untuk meningkatkan produksi
dibutuhkan penemuan cadangan baru,
padahal kegiatan ekaplorasi cenderung
rendah dengan tidak lakunya
jualan blok dan blok yang sudah lakupun
banyak yang tidak dikerjakan,
jadi gimana mau nambah cadangan baru dan
naikkan produksi?

Keempat, konsumsi dalam negeri meningkat terus. Kita ketahui bahwa
Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2004 dimana konsumsi lebih
besar daripada produksi. Hal ini sangat memberatkan APBN karena
subsidi
meningkat terus, apalagi jika harga minyak dunia sedang
tinggi. Sebagai
gambaran subsidi mencapai Rp.100 trilliun lebih
ditahun 2009 dan 2010,
sedangkan pada 2008 saat harga minyak diatas
$100/bbl, subsidi lebih
dari Rp. 200 trilliun (hampir seperempat APBN
untuk subsidi).

Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan
katagori giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat
lama untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun.
Coba saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun
1998, saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh
(Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun
199596, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun
2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan
tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Ini masalah
yang cukup serius, dan masih banyak lagi masalah2 lain yang
berpengaruh terhadap iklim investasi di migas, seperti masalah fiscal
competitiveness, perpajakan, insentif, perizinan dan approval
process,
otonomi daerah dan keterlibatan masyarakat didaerah
produksi,
proaktifnya wakil2 rakyat bisa jadi seprti
pisau bermata dua, dan
masalah lain seperti asas cabotage yang bisa
dipandang sebagai anugerah
dan hambatan, tergantung pakai kacamata
mana.

Pertanyaannya apa ada solusi? Tentu ada dan harus ada.
Pelajaran bisa
kita petik dari penawaran blok2 Semai dengan adanya
data spec survey
menjadi sangat menarik investor. Kata kuncinya data.
 Kalau saja 5% dari
anggaran subsidi, jumlahnya sudah ratusan juta
dollar bisa dipakai untuk
survey seismic baru dan bor sumur, mungkin
faktor resiko subsurface akan
berkurang dan meningkatkan minat
investor, jualan laku. Tapi semua juga
tergantung dari political will
dari semua stake holder dan kita semua.
Apakah waktu kita pakai
secara efisien mengolah data, membuat play
concept dan proving up
petroleum system? Atau lebih banyak urusan
administrative dan
approval perizinan? Apakah kondisi saat ini sudah
dianggap sebagai
krisis?

Salam,
Bambang Istadi



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Monday, December 06, 2010 5:01
PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI;
migas_indone...@yahoogroups.com;
geologi...@googlegroups.com;
Indoenergy
Subject: Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010
hanya 3 blok

2010/12/6 Setiabudi Djaelani
setiabudi.djael...@energi-mp.com

 Kang Rovicky,

 Berarti Company yang melakukan joint study pun ada/
banyak yang tidak
 melakukan penawaran ?


Betul Mas Budi,

Ya beberapa kumpeni melakukan joint studi
tetapi tidak memasukkan
tender.
Sawahku juga pernah mengalami
hal ini karena memang tidak dijumpai
potential
resources
(prospect/leads) yang sesuai portofolionya perusahaan. Memang
bukan
berarti ngga ada potensi, hanya saja tidak menarik secara ekonomi
(saat itu). Ini jelas fiskal sbg pertimbangan.

Penawaran
kedua tahun 2010 ini ada inovasi baru utk daerah-daerah yang
'high
risk'. Inovasinya yaitu pada minimum tender tidak diharuskan ngebor
pada
tahun ke tiga, tetapi tahun ke empat. Artinya drilling bukan
sebagai
komitmen pasti. Ini mnurutku langkah strategis untuk mencari
dan
menambah
data. Seolah seperti extended JSA. Lah
wong sekarang ngebor di laut
dalam
bisa 100 juta (hampir satu
trilliun !)

Saya ngga ngerti apakah MIGAS (dan BPMIGAS)
memiliki peta lead 

[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]

2010-12-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri




-
Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori
giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama
untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba
saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998,
saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh
(Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun
199596, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun
2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan
tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Mbang .dan
Rekan rekan 

Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah
Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari
pengembangan masig masong penemuan ???
Saya kira setiap lapangan
tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2.
Terima kasigh atas
pencerahannya..

si Abah.


RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]

2010-12-07 Terurut Topik Bambang P. Istadi
Abah dan rekan sekalian,

Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian,
saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena
tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum
bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan
ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan
produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara.

Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi
sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi
perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi
yang bisa diperah. Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan
pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2.  Begitu
banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier.
Terlepas dari basin versi siapa yang mau dipakai, tapi intinya masih
perlu banyak data untuk memahaminya.

Soal subsidi, ada yang menarik kalau kita lihat trend konsumsi, ditahun
krismon, 1998/99, konsumsi melonjak tajam, begitu pula dengan import.
Pada saat yang sama tengah terjadi devaluasi rupiah. Apa memang terjadi
lonjakan konsumsi yang tajam? Bukankah pabrik banyak yang tutup? Atau
disparitas harga yang semakin lebar yang mendorong kegiatan yang
bersifat illegal?

Wass.
Bambang Istadi


-Original Message-
From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] 

-
Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori
giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama
untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba
saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998,
saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh
(Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun
199596, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun
2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan
tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Mbang .dan
Rekan rekan 

Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah
Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari
pengembangan masig masong penemuan ???
Saya kira setiap lapangan
tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2.
Terima kasigh atas
pencerahannya..

si Abah.


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]

2010-12-07 Terurut Topik noor syarifuddin
IMHO, mungkin harus dibedakan pengembangan lapangan gas dan minyak. Kalau 
melihat contoh di bawah ini, maka sebagian besar adalah lapangan gas yang 
memang 
proses pengembangannya sangat tergantung tersedianya pihak pembeli. Kalau untuk 
lapangan di area yang sudah bagus sarana pendukungnya (infrastruktur maupun 
pasarnya), maka saya kira akan lebih cepat lagi.
Untuk kasus Cepu, saya tidak berkomentar deh...soalnya kemungkinan tidak hanya 
soal teknis belaka.

Namun saya setuju bahwa sekarang ini semakin sulit untuk menemukan gajah-gajah 
lagi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh ya mungkin harus masuk daerah baru, 
diantaranya Indonesia Timur dengan target yang baru dan berbeda. Hal ini yang 
membuat symposium semacam Mesozoikum PS di Bandung kemarin menjadi semakin 
menarik dan diperlukan untuk diteruskan dari waktu ke waktu. Mungkin yang juga 
bisa juga diadakan seminar tentang Fractured reservoir atau Tight Gas...


salam,



From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, December 8, 2010 10:21:44 AM
Subject: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - 
Migas S.O.S ?]





-
Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori
giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama
untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba
saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998,
saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh
(Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun
199596, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun
2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan
tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Mbang .dan
Rekan rekan 

Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah
Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari
pengembangan masig masong penemuan ???
Saya kira setiap lapangan
tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2.
Terima kasigh atas
pencerahannya..

si Abah.



  

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3blok

2010-12-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri

 Yanto yang Salim

Hehehehehem , ember .
dan biayanya itu lho ,wooow lumayan besar.

si Abah


Kalau begini apa Joint Study diperlukan?.

 Apakah Joint Study bukan merupakan beban waktu dan dana saja bagi
 investor?

 Salam
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Sender: forum-boun...@hagi.or.id
 Date: Mon, 6 Dec 2010 17:00:46
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id
 Cc: geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com;
 migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; Forum
 HAGIfo...@hagi.or.id; Indoenergyindoene...@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya
 3
   blok

 __
 The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
 fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
 ---*** for administrative query please send your email to
 itweb.supp...@hagi.or.id







-- 
___
Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma
hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-