[iagi-net-l] Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?

2011-02-22 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik
?http://rovicky.wordpress.com/2011/02/22/getaran-trenggalek-rayapan-vulkanik-atau-tektonik/

Getaran yang terjadi di sekitar Trenggalek-Ponorogo semakin banyak dirasakan
masyarakat. Tentusaja masyarakat menjadi was-was dan ingin tahu apa yang
terjadi, setelah tahu tentunya mampu bertindak sesuai dengan kejadian alam
ini. Paling tidak saat ini ada tiga kemungkinan atau ada 3 hipotesa mengapa
ada getaran di Trenggalek-Ponorogo
ini.http://rovicky.files.wordpress.com/2011/02/getaran.jpg

Getaran dari gejala alam itu diduga berasal dari gejala :

   1. Aktifitas tektonik
   2. Aktifitas Vulkanik
   3. Aktifitas Gerakan Tanah Rayapan

selanjutnya dongengan ada disini :
http://rovicky.wordpress.com/2011/02/22/getaran-trenggalek-rayapan-vulkanik-atau-tektonik/

Namun yang menarik justru berdiskusi disini.
Ternyata ketiga hipotesa ini menjadi menarik kalau dilihat kemungkinannya
memang meyakinkan. Hanya saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan hipotesa ini. Apakah benar ataupun tidak.
Btw, Saya masih belum tahu bagaimana cara membedakan tremor dengan gelombang
seismic. Kalau sepintas barangkali gelombang tremor tidak jelas awalnya.
Tidak ada first break, mohon dikoreksi. Kalau saja ada gambaran getaran
yang terbaca pada seismograf mestinya bisa dilihat jenis getarannya.

BMKG dengan plotting episenternya yang menyebar bahkan hingga ada d laut
tentunya sangat meyakinkan kemungkinan gejala tektonik. Namun disisi lain
munculnya pernyataan orang-orang di Trenggalek Ponorogo di sisi barat G
Wilis juga mengindikasikan adanya kemungkinan aktifitas volkanik. Apalagi
kalau getarannya berupa tremor. Juga swarm earthquake paling sering
berasosiasi denganvolkanik ketimbang tektonik.

Pendapat Pak Surono yg dikutip media cukup menggelitik juga. Karena memang
kebanyakan pusat getaran ini dijumpai di pegunungan selatan yang tentusaja
rawan gerakan tanah. Btw, apakah creep ini akan menghasilkan getaran yang
besar sehingga dirasakan cukup jauh ? Ataukah karena terjadi massive slow
erath movement (creeping) ini sehingga dirasakan dibanyak tempat. Bahkan
sudah ada laporan retakan-retakan tanah.

Apapun semoga ditindak lanjuti untuk menenangkan dan mengerti apa yang
terjadi dan tahu banagimana menghadapinya.

Salam WASPADA !!
RDP
-- 
*Success is a mind set, not just an achievement*


Re: [iagi-net-l] Bitumen Modeling di Carbonate

2011-02-22 Terurut Topik kartiko samodro
Mas Anto

Boleh tahu di mana lokasi field anda ?
Umumnya bitumen di karbonat berasosiasi dengan endapan bitumen sand
diatasnya yang jumlahnya cukup besar , bisa berupa karbonate yang miring,
tererosi dan kemudian diendapkan sand tebal di atasnya yang kemudian karena
proses leaching menjadi bitumen. Mungkin bisa dicek regional geologinya
apakah ada reservoir sand yang memiliki bitumen juga yang berasosiasi dengan
carbonate tersebut.
Biasanya bitumen tersebut masuk ke dalam karbonat melalui proses karst karst
atau disolution yang terbentuk jadi wajar kalau penyebarannya jadi random
kecuali anda punya attribute seismic yang bisa menunjukkan lokasi lokasi
karst/disolutionnya.
Dari log bisa dicek melalui grnya , terutama di top karbonatnya.

Kemudian bitumen yang berasosiasi dengan light oil ? , kalau memang itu
bitumen dan berasosiasi dengan light oil..ada kemungkinan bahwa ada source
hc lain yang berbeda  (mungkin tektonik settingnya berubah sehingga source
rocknya berubah )
mungkin bisa dicek melalui geokimianya ( mungkin Pak Awang bisa membantu ?)

Untuk identifikasi anda bisa lihat semua logs yang anda punya, bandingkan
apakah di daerah yang memiliki bitumen memiliki log respon yang berbeda
dengan daerah yang tidak memiliki bitumen...dari situ baru bisa ditarik
kesimpulan kira kira parameter apa yang bisa digunakan untuk membedakannya.

Untuk modeling juga tergantung seberapa data yang anda punya, bagaimana
sistem geology, sedimentology, penyebaran karbonate serta karstnya dan
sedeterministik / sedetail apa anda mau membuat modelnya dsb.

Akurasi well result dan model juga sangat tergantung dengan pengetahuan dan
pemahaman anda terhadap lapangan tersebut pada saat anda membuat modelnya
yang akan mempengaruhi akurasi well dengan model anda.

salam

kartiko
2011/2/16 anto sugiharto anto.sugiha...@gmail.com

  Rekan2 IAGI ysh,
 Adakah diantara rekan2 yg mengetahui atau pernah mengerjakan 3D modeling
 utk bitumen (tar-mat) yg berasosiasi dgn light oil di complex carbonate
 reservoir.
 Sekedar informasi, core utk data bitumen yg kami miliki hanya dari sejumlah
 sumur lama (tua) sedangkan interpretasi dari logs masih blm valid dan
 dianggap sbg data sekunder saja.
 Lalu jika data bitumen corenya di plot di peta terlihat distribusinya
 random dan tdk menunjukan korelasi geologi yg jelas baik thd profil dan pola
 struktur ataupun dgn RRT/ facies trend.

 Mohon sharing pengalaman dlm melakukan best practice modeling
 utk subsurface bitumen di carbonate tsb :
 1. Kira2 gimana ya sejarah HC migrasinya sehingga bisa terjadi
 lokal bitumen di dalam light oil column (baik yg di crest structure atau
 yg berdekatan dgn FWL) ?
 2. Adakah metode lain utk meng-investigasi kehadiran si tarmat selain lewat
 core/cutting, logs : Rt/Rxo? mudlogging chromatography ? other?
 3. Dengan availability data yg minimum, metode mana yg sebaiknya dipakai
 utk melakukan populasi data di model : object modeling atau indicator
 simulation (SIS), other?
 4. Manakah constraint terbaik utk extrapolasi cored well data
 tsb ke seluruh field structure baik lateral maupun vertikal:  NTG, RockType,
 or seismic AI (?), other ?
 5. Bagaimana dgn akurasi dari prediksi (model) vs hasil aktual (new well
 drilling data), jikalau punya real case nya ?

 Terima Kasih sebelumnya,

 Tabik,
 Anto S



RE: [iagi-net-l] Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?

2011-02-22 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Kalo mau solusi tepat, ya harus memasang jaringan seismik lokal (sementara)
yang cukup rapat sehngga analisisnya, dan khususnya penentuan lokasi
hiposenter, bisa akurat.  Hanya mengandalkan jaringan statsiun seismograf
BMG saja tentu tidak cukup.

Kalo tidak, ya kita akan berdebat kesana-kemari tanpa ujung J

 

Salam,

DHN

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 22, 2011 3:29 PM
To: IAGI; Forum HAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?

 


Getaran
http://rovicky.wordpress.com/2011/02/22/getaran-trenggalek-rayapan-vulkanik
-atau-tektonik/  Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?


Getaran yang terjadi di sekitar Trenggalek-Ponorogo semakin banyak dirasakan
masyarakat. Tentusaja masyarakat menjadi was-was dan ingin tahu apa yang
terjadi, setelah tahu tentunya mampu bertindak sesuai dengan kejadian alam
ini. Paling tidak saat ini ada tiga kemungkinan atau ada 3 hipotesa mengapa
ada getaran di Trenggalek-Ponorionogo ini.
http://rovicky.files.wordpress.com/2011/02/getaran.jpg Image removed by
sender.

Getaran dari gejala alam itu diduga berasal dari gejala :

1.  Aktifitas tektonik
2.  Aktifitas Vulkanik
3.  Aktifitas Gerakan Tanah Rayapan

selanjutnya dongengan ada disini :
http://rovicky.wordpress.com/2011/02/22/getaran-trenggalek-rayapan-vulkanik-
atau-tektonik/

Namun yang menarik justru berdiskusi disini.
Ternyata ketiga hipotesa ini menjadi menarik kalau dilihat kemungkinannya
memang meyakinkan. Hanya saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan hipotesa ini. Apakah benar ataupun tidak.
Btw, Saya masih belum tahu bagaimana cara membedakan tremor dengan gelombang
seismic. Kalau sepintas barangkali gelombang tremor tidak jelas awalnya.
Tidak ada first break, mohon dikoreksi. Kalau saja ada gambaran getaran
yang terbaca pada seismograf mestinya bisa dilihat jenis getarannya.

BMKG dengan plotting episenternya yang menyebar bahkan hingga ada d laut
tentunya sangat meyakinkan kemungkinan gejala tektonik. Namun disisi lain
munculnya pernyataan orang-orang di Trenggalek Ponorogo di sisi barat G
Wilis juga mengindikasikan adanya kemungkinan aktifitas volkanik. Apalagi
kalau getarannya berupa tremor. Juga swarm earthquake paling sering
berasosiasi denganvolkanik ketimbang tektonik.

Pendapat Pak Surono yg dikutip media cukup menggelitik juga. Karena memang
kebanyakan pusat getaran ini dijumpai di pegunungan selatan yang tentusaja
rawan gerakan tanah. Btw, apakah creep ini akan menghasilkan getaran yang
besar sehingga dirasakan cukup jauh ? Ataukah karena terjadi massive slow
erath movement (creeping) ini sehingga dirasakan dibanyak tempat. Bahkan
sudah ada laporan retakan-retakan tanah.

Apapun semoga ditindak lanjuti untuk menenangkan dan mengerti apa yang
terjadi dan tahu banagimana menghadapinya.

Salam WASPADA !!
RDP
-- 
Success is a mind set, not just an achievement



image001.jpg

Re: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur: Harmoni Bumi dan Langit

2011-02-22 Terurut Topik kartiko samodro
Di daerah Cipari Kuningan juga ada situs megalitikum yang sekarang sudah
jadi taman purbakala...
tidak terlalu besar situsnya tapi cukup menarik  (ada makam batu, tempat
berkumpul dan atraksi, tempat penyembahan dan bahkan ada batu seperti
congklak yang ternyata adalah batu untuk meramu obat)
mungkin kalau Pak Awang jalan jalan ke Kuningan bisa melihat lihat situs
tersebut dan mengkorelasikan dengan yang di Cianjur.

Selain itu ada kolam ikan keramat di cigugur ...seperti ikan terapi yang
biasa ada di mal mal yang suka makan kulit kaki, tapi yang di kuningan
berukuran besar. Jadi bisa coba berendam ke kolam tersebut , tidak berapa
lama akan dikerubuti oleh ikan ikan.
menurut cerita kalau kolam ikan itu dikuras, maka ikan ikan itu akan
menghilang...mungkin pergi melalui rekahan rekahan yang ada. Dan menurut
cerita juga ikan ikan tersebut tidak boleh dimakan bisa menyebabkan sakit (
mengandung belerang ??).

Selain itu ada air terjun dan kolam air panas di daerah sangkan
hurip, cibulan, sidomba dan  cilengkrang

kalau mau wisata budaya dan sejarah ada museum linggarjati dan setahun
sekali ada acara seren tahun yang diadakan oleh perkumpulan tripancatunggal.

Wisata religius ada goa maria di palutungan dan balong keramat milik
walisongo di darmaloka.

kalau yang suka naik gunung ada ciremai...
kalau anak anak mungkin suka waterboom atau naik perahu di waduk darma

Kalau geowisata kayaknya di Kuningan cukup komplit deh

lha kok malah jadi promosi Kuninngan...??

2011/2/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Situs arkeologi Gunung Padang di Kabupaten Cianjur belum tentu diketahui
 semua orang. Padahal, situs megalitik ini, dengan luas 3 ha, diklaim sebagai
  situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Tentu sangat disayangkan bila
 kita tak mengenalnya. Kabupaten Cianjur berkehendak ingin menjadikan situs
 ini sebagai andalan tujuan wisata sekaligus pendidikan.

 Sabtu 19 Februari 2011 yang lalu, bersama sekitar 60 orang saya mengunjungi
 situs ini dalam acara jajal geotrek Gunung Padang. Para peserta acara ini
 berasal dari berbagai kalangan dan profesi di masyarakat dan pemerintah
 daerah. Jajal geotrek ini diorganisasi Truedee Publishing, Bandung dengan
 pemandu lapangan (interpreter) berasal dari kalangan geologist (Pak Budi
 Brahmantyo ITB), archaeologist (Pak Lutfi Yondri dari Balai Arkeologi) dan
 budayawan (Pak Lucky Hendrawan, sekolah seni Bandung). Saya diajak
 penyelenggara jajal geotrek ini untuk mengamati situs ini dan barangkali
 bisa memberikan penafsiran bersifat ‘multidimensi’.

 Rombongan berangkat dari Bandung menggunakan bus dan kereta api ekonomi.
 Rombongan bertemu dengan peserta dari luar Bandung (Jabodetabek) di kantor
 Dinas Pariwisata dan Budaya Cianjur. Rombongan jajal geotrek Gunung Padang
 menggunakan bus tanggung dan berbagai kendaraan jeep dan sejenisnya serta
 motor berangkat dari Cianjur menuju Warungkondang-Lampegan. Kondisi jalan
 sampai Lampegan bervariasi dari buruk-bagus.

 Setelah mengunjungi terowongan historis rel kereta api dan stasiun Lampegan
 yang dibangun pada 1879-1882, rombongan menuju target utama yaitu situs
 Gunung Padang. Jalan ke arah situs ini merupakan areal perkebunan teh dan
 karet. Kondisi jalan terlalu berbahaya untuk bus, maka hanya kendaraan jeep
 dan sejenisnya serta motor yang bisa meneruskan sampai di lokasi situs.

 Situs Gunung Padang terletak di puncak sebuah bukit, untuk mencapainya dari
 dasar, maka harus meniti tangga curam setinggi 95 meter terbuat dari
 tiang-tiang batuan andesit yang ditidurkan sebanyak hampir 400 anak tangga.
 Tentu saja ini melelahkan, membuat dada sesak dan kaki pegal. Tetapi
 kelelahan itu terbayar dengan betapa menakjubkannya pemandangan di atas ke
 sekeliling bukit dan bangunan situs megalitiknya sendiri. Di pelataran situs
 megalitik ini, para peserta mendengarkan para interpreter menjelaskan situs
 ini dari berbagai pendekatan keilmuan, berdiskusi, juga melihat-lihat ribuan
 tiang-tiang batu andesit basaltik dan basal membentuk tiang-tiang bersisi
 empat atau lima yang disusun sedemikian rupa untuk berbagai fungsi.

 Semua bangunan megalitik di seluruh dunia yang dibangun pada masa
 prasejarah (mis.: Piramida, Mesir dan Stonehenge, Inggris) atau masa sejarah
 (Machu Picchu, Peru) dibangun dengan mempertimbangkan posisi geomantik
 (posisi bangunan terhadap unsur-unsur alam di Bumi seperti gunung dan mata
 angin) atau astromantik (posisi bangunan terhadap garis edar rasi-rasi
 bintang, planet atau Matahari).  Untuk keperluan meneliti posisi geomantik
 situs Gunung Padang ini saya membawa kompas orientasi Sunto dan GPS tipe
 60CSx yang akan dipakai untuk mempelajari lokasi, ketinggian dan orientasi
 situs ini terhadap arah mataangin dan semua gunung/bukit di sekitarnya.

 Sebelum berangkat ke sini, saya juga sudah melakukan pemrograman astronomik
 menggunakan software ‘planetarium’ untuk melihat peta langit saat situs ini
 dibangun. Software ini memungkinkan pelacakan peta langit ribuan tahun ke
 masa lalu. Ini 

RE: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur: Harmoni Bumi dan Langit

2011-02-22 Terurut Topik M-Adam CEPI
Ada yang kurang Fer, kalau mau makan rumah makan yang enak mana ya .. : - )

From: kartiko samodro [mailto:kartiko.samo...@gmail.com]
Sent: 22 February 2011 11:18
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur: Harmoni Bumi 
dan Langit

Di daerah Cipari Kuningan juga ada situs megalitikum yang sekarang sudah jadi 
taman purbakala...
tidak terlalu besar situsnya tapi cukup menarik  (ada makam batu, tempat 
berkumpul dan atraksi, tempat penyembahan dan bahkan ada batu seperti congklak 
yang ternyata adalah batu untuk meramu obat)
mungkin kalau Pak Awang jalan jalan ke Kuningan bisa melihat lihat situs 
tersebut dan mengkorelasikan dengan yang di Cianjur.

Selain itu ada kolam ikan keramat di cigugur ...seperti ikan terapi yang biasa 
ada di mal mal yang suka makan kulit kaki, tapi yang di kuningan berukuran 
besar. Jadi bisa coba berendam ke kolam tersebut , tidak berapa lama akan 
dikerubuti oleh ikan ikan.
menurut cerita kalau kolam ikan itu dikuras, maka ikan ikan itu akan 
menghilang...mungkin pergi melalui rekahan rekahan yang ada. Dan menurut cerita 
juga ikan ikan tersebut tidak boleh dimakan bisa menyebabkan sakit ( mengandung 
belerang ??).

Selain itu ada air terjun dan kolam air panas di daerah sangkan hurip, cibulan, 
sidomba dan  cilengkrang

kalau mau wisata budaya dan sejarah ada museum linggarjati dan setahun sekali 
ada acara seren tahun yang diadakan oleh perkumpulan tripancatunggal.

Wisata religius ada goa maria di palutungan dan balong keramat milik walisongo 
di darmaloka.

kalau yang suka naik gunung ada ciremai...
kalau anak anak mungkin suka waterboom atau naik perahu di waduk darma

Kalau geowisata kayaknya di Kuningan cukup komplit deh

lha kok malah jadi promosi Kuninngan...??
2011/2/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.commailto:awangsaty...@yahoo.com
Situs arkeologi Gunung Padang di Kabupaten Cianjur belum tentu diketahui semua 
orang. Padahal, situs megalitik ini, dengan luas 3 ha, diklaim sebagai  situs 
megalitik terbesar di Asia Tenggara. Tentu sangat disayangkan bila kita tak 
mengenalnya. Kabupaten Cianjur berkehendak ingin menjadikan situs ini sebagai 
andalan tujuan wisata sekaligus pendidikan.

Sabtu 19 Februari 2011 yang lalu, bersama sekitar 60 orang saya mengunjungi 
situs ini dalam acara jajal geotrek Gunung Padang. Para peserta acara ini 
berasal dari berbagai kalangan dan profesi di masyarakat dan pemerintah daerah. 
Jajal geotrek ini diorganisasi Truedee Publishing, Bandung dengan pemandu 
lapangan (interpreter) berasal dari kalangan geologist (Pak Budi Brahmantyo 
ITB), archaeologist (Pak Lutfi Yondri dari Balai Arkeologi) dan budayawan (Pak 
Lucky Hendrawan, sekolah seni Bandung). Saya diajak penyelenggara jajal geotrek 
ini untuk mengamati situs ini dan barangkali bisa memberikan penafsiran 
bersifat 'multidimensi'.

Rombongan berangkat dari Bandung menggunakan bus dan kereta api ekonomi. 
Rombongan bertemu dengan peserta dari luar Bandung (Jabodetabek) di kantor 
Dinas Pariwisata dan Budaya Cianjur. Rombongan jajal geotrek Gunung Padang 
menggunakan bus tanggung dan berbagai kendaraan jeep dan sejenisnya serta motor 
berangkat dari Cianjur menuju Warungkondang-Lampegan. Kondisi jalan sampai 
Lampegan bervariasi dari buruk-bagus.

Setelah mengunjungi terowongan historis rel kereta api dan stasiun Lampegan 
yang dibangun pada 1879-1882, rombongan menuju target utama yaitu situs Gunung 
Padang. Jalan ke arah situs ini merupakan areal perkebunan teh dan karet. 
Kondisi jalan terlalu berbahaya untuk bus, maka hanya kendaraan jeep dan 
sejenisnya serta motor yang bisa meneruskan sampai di lokasi situs.

Situs Gunung Padang terletak di puncak sebuah bukit, untuk mencapainya dari 
dasar, maka harus meniti tangga curam setinggi 95 meter terbuat dari 
tiang-tiang batuan andesit yang ditidurkan sebanyak hampir 400 anak tangga. 
Tentu saja ini melelahkan, membuat dada sesak dan kaki pegal. Tetapi kelelahan 
itu terbayar dengan betapa menakjubkannya pemandangan di atas ke sekeliling 
bukit dan bangunan situs megalitiknya sendiri. Di pelataran situs megalitik 
ini, para peserta mendengarkan para interpreter menjelaskan situs ini dari 
berbagai pendekatan keilmuan, berdiskusi, juga melihat-lihat ribuan tiang-tiang 
batu andesit basaltik dan basal membentuk tiang-tiang bersisi empat atau lima 
yang disusun sedemikian rupa untuk berbagai fungsi.

Semua bangunan megalitik di seluruh dunia yang dibangun pada masa prasejarah 
(mis.: Piramida, Mesir dan Stonehenge, Inggris) atau masa sejarah (Machu 
Picchu, Peru) dibangun dengan mempertimbangkan posisi geomantik (posisi 
bangunan terhadap unsur-unsur alam di Bumi seperti gunung dan mata angin) atau 
astromantik (posisi bangunan terhadap garis edar rasi-rasi bintang, planet 
atau Matahari).  Untuk keperluan meneliti posisi geomantik situs Gunung Padang 
ini saya membawa kompas orientasi Sunto dan GPS tipe 60CSx yang akan dipakai 
untuk mempelajari lokasi, ketinggian dan orientasi situs 

Re: [iagi-net-l] Bitumen Modeling di Carbonate

2011-02-22 Terurut Topik anto sugiharto
Mas Kartiko,
Terima kasih atas penjelasan awalnya.
Saya tambahkan informasi lain dibawah...
Field saya ada di offshore Arabian Platform (di kampung rantau..he2).
Kebetulan tdk ada bitumen sand diatasnya, tp merupakan seri reservoir
karbonat yang intervening dgn anhidrite layers at top of each cycle.
Lapisan penutupnya (caprock) adalah widespread anhidrite yg sangat tebal.
SR-nya ada di sikuen paling bawah berupa lime-mudstone/marl dan bitumen
hadir hanya pd carbonat res yg berada diatas formasi SR ini.
Reservoir terbentuk pada fase tektonik setting yg relatif stabil terbukti
dgn sedimentasi carbonate layercake pd regional scale.
Namun through the time terjadi salt diapirisme (non piercement) dari older
ages yg kemudian membentuk struktur2 circular (domal) sbg HC traps.
Sejauh ini observasi saya, bitumen mengisi rocktype paling
porouspermeable terjadi saat biodegradasi oil dgn kontrol gravity ketika
migrasi awal.
Lucunya si tar mat ini muncul juga di gas cap reservoir di lapangan
lain sebelahnya.
Hipotesa lainnya, krn bitumen tdk berasosiasi dgn major fault jd tdk
menutup kemungkinan ada fracture swarm under seismic resolution sbg poro
conduit yg connected vertically dgn SR .
Adanya fracture porosity ini dipakai utk menjelaskan distribusi yg
random (tapi musti saya cek jg dgn seismic attributes).
Kedua hipotesa saya diatas jelas tdk terkait antara genesa (geokimia) dan
distribusinya, jd rasa2nya blm mendukung utk jadi model.
GR tdk applicable krn susah membedakan limestone vs dolomite/dololmst
kecuali thd salt/anhidrite, ini pun dibantu dg RHOB, DT, PEF.

Nerusin nanya lagi...:)
Tertarik dgn disolusi yg disebutkan, vuggy/dual porosity memang ada,
apakah berarti si bitumen bs terakumulasi syn-genetic dgn dolomitisasi ?
 Dua tipe API oil yg kontras (9 dan 36 deg) ada dalam satu fluid column di
reservoir, apakah bs berkorelasi dgn perbedaan SR juga ?

Terima Kasih,
Salam,

Pada 22 Februari 2011 12:41, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.commenulis:

 Mas Anto

 Boleh tahu di mana lokasi field anda ?
 Umumnya bitumen di karbonat berasosiasi dengan endapan bitumen sand
 diatasnya yang jumlahnya cukup besar , bisa berupa karbonate yang miring,
 tererosi dan kemudian diendapkan sand tebal di atasnya yang kemudian karena
 proses leaching menjadi bitumen. Mungkin bisa dicek regional geologinya
 apakah ada reservoir sand yang memiliki bitumen juga yang berasosiasi dengan
 carbonate tersebut.
 Biasanya bitumen tersebut masuk ke dalam karbonat melalui proses karst
 karst atau disolution yang terbentuk jadi wajar kalau penyebarannya jadi
 random kecuali anda punya attribute seismic yang bisa menunjukkan lokasi
 lokasi karst/disolutionnya.
 Dari log bisa dicek melalui grnya , terutama di top karbonatnya.

 Kemudian bitumen yang berasosiasi dengan light oil ? , kalau memang itu
 bitumen dan berasosiasi dengan light oil..ada kemungkinan bahwa ada source
 hc lain yang berbeda  (mungkin tektonik settingnya berubah sehingga source
 rocknya berubah )
 mungkin bisa dicek melalui geokimianya ( mungkin Pak Awang bisa membantu ?)

 Untuk identifikasi anda bisa lihat semua logs yang anda punya, bandingkan
 apakah di daerah yang memiliki bitumen memiliki log respon yang berbeda
 dengan daerah yang tidak memiliki bitumen...dari situ baru bisa ditarik
 kesimpulan kira kira parameter apa yang bisa digunakan untuk membedakannya.

 Untuk modeling juga tergantung seberapa data yang anda punya, bagaimana
 sistem geology, sedimentology, penyebaran karbonate serta karstnya dan
 sedeterministik / sedetail apa anda mau membuat modelnya dsb.

 Akurasi well result dan model juga sangat tergantung dengan pengetahuan dan
 pemahaman anda terhadap lapangan tersebut pada saat anda membuat modelnya
 yang akan mempengaruhi akurasi well dengan model anda.

 salam

 kartiko
 2011/2/16 anto sugiharto anto.sugiha...@gmail.com

  Rekan2 IAGI ysh,
 Adakah diantara rekan2 yg mengetahui atau pernah mengerjakan 3D modeling
 utk bitumen (tar-mat) yg berasosiasi dgn light oil di complex carbonate
 reservoir.
 Sekedar informasi, core utk data bitumen yg kami miliki hanya
 dari sejumlah sumur lama (tua) sedangkan interpretasi dari logs masih blm
 valid dan dianggap sbg data sekunder saja.
 Lalu jika data bitumen corenya di plot di peta terlihat distribusinya
 random dan tdk menunjukan korelasi geologi yg jelas baik thd profil dan pola
 struktur ataupun dgn RRT/ facies trend.

 Mohon sharing pengalaman dlm melakukan best practice modeling
 utk subsurface bitumen di carbonate tsb :
 1. Kira2 gimana ya sejarah HC migrasinya sehingga bisa terjadi
 lokal bitumen di dalam light oil column (baik yg di crest structure atau
 yg berdekatan dgn FWL) ?
 2. Adakah metode lain utk meng-investigasi kehadiran si tarmat selain
 lewat core/cutting, logs : Rt/Rxo? mudlogging chromatography ? other?
 3. Dengan availability data yg minimum, metode mana yg sebaiknya dipakai
 utk melakukan populasi data di model : object modeling atau indicator
 simulation (SIS), other?
 4. Manakah 

RE: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur: Harmoni Bumi dan Langit

2011-02-22 Terurut Topik Yuriza . NOOR
kenapa Cepi ?, kangen sama ikan mas goreng kering,  lalap dan sambel terasi
kah ?
kedinginan ya di Aberdeen...



   
 M-Adam CEPI   
 m-adam.cepi@tota 
 l.com To 
   iagi-net@iagi.or.id   
 02/22/2011 07:22  iagi-net@iagi.or.id   
 PM cc 
   
   Subject 
 Please respond to RE: [iagi-net-l] Situs Megalitik
 iagi-...@iagi.or Gunung Padang, Cianjur: Harmoni 
   .idBumi dan Langit 
   
   
   
   
   
   




Ada yang kurang Fer, kalau mau makan rumah makan yang enak mana ya .. :
- )

From: kartiko samodro [mailto:kartiko.samo...@gmail.com]
Sent: 22 February 2011 11:18
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur: Harmoni
Bumi dan Langit

Di daerah Cipari Kuningan juga ada situs megalitikum yang sekarang sudah
jadi taman purbakala...
tidak terlalu besar situsnya tapi cukup menarik  (ada makam batu, tempat
berkumpul dan atraksi, tempat penyembahan dan bahkan ada batu seperti
congklak yang ternyata adalah batu untuk meramu obat)
mungkin kalau Pak Awang jalan jalan ke Kuningan bisa melihat lihat situs
tersebut dan mengkorelasikan dengan yang di Cianjur.

Selain itu ada kolam ikan keramat di cigugur ...seperti ikan terapi yang
biasa ada di mal mal yang suka makan kulit kaki, tapi yang di kuningan
berukuran besar. Jadi bisa coba berendam ke kolam tersebut , tidak berapa
lama akan dikerubuti oleh ikan ikan.
menurut cerita kalau kolam ikan itu dikuras, maka ikan ikan itu akan
menghilang...mungkin pergi melalui rekahan rekahan yang ada. Dan menurut
cerita juga ikan ikan tersebut tidak boleh dimakan bisa menyebabkan sakit (
mengandung belerang ??).

Selain itu ada air terjun dan kolam air panas di daerah sangkan hurip,
cibulan, sidomba dan  cilengkrang

kalau mau wisata budaya dan sejarah ada museum linggarjati dan setahun
sekali ada acara seren tahun yang diadakan oleh perkumpulan
tripancatunggal.

Wisata religius ada goa maria di palutungan dan balong keramat milik
walisongo di darmaloka.

kalau yang suka naik gunung ada ciremai...
kalau anak anak mungkin suka waterboom atau naik perahu di waduk darma

Kalau geowisata kayaknya di Kuningan cukup komplit deh

lha kok malah jadi promosi Kuninngan...??
2011/2/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Situs arkeologi Gunung Padang di Kabupaten Cianjur belum tentu diketahui
semua orang. Padahal, situs megalitik ini, dengan luas 3 ha, diklaim
sebagai  situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Tentu sangat
disayangkan bila kita tak mengenalnya. Kabupaten Cianjur berkehendak ingin
menjadikan situs ini sebagai andalan tujuan wisata sekaligus pendidikan.

Sabtu 19 Februari 2011 yang lalu, bersama sekitar 60 orang saya mengunjungi
situs ini dalam acara jajal geotrek Gunung Padang. Para peserta acara ini
berasal dari berbagai kalangan dan profesi di masyarakat dan pemerintah
daerah. Jajal geotrek ini diorganisasi Truedee Publishing, Bandung dengan
pemandu lapangan (interpreter) berasal dari kalangan geologist (Pak Budi
Brahmantyo ITB), archaeologist (Pak Lutfi Yondri dari Balai Arkeologi) dan
budayawan (Pak Lucky Hendrawan, sekolah seni Bandung). Saya diajak
penyelenggara jajal geotrek ini untuk mengamati situs ini dan barangkali
bisa memberikan penafsiran bersifat ‘multidimensi’.

Rombongan berangkat dari Bandung menggunakan bus dan kereta api ekonomi.
Rombongan bertemu dengan peserta dari luar Bandung (Jabodetabek) di kantor
Dinas Pariwisata dan Budaya Cianjur. Rombongan jajal geotrek Gunung Padang
menggunakan bus tanggung dan berbagai kendaraan jeep dan sejenisnya serta
motor berangkat dari Cianjur menuju Warungkondang-Lampegan. Kondisi jalan
sampai Lampegan bervariasi dari buruk-bagus.

Setelah mengunjungi terowongan historis rel kereta api dan stasiun Lampegan
yang dibangun pada 1879-1882, rombongan menuju target utama yaitu situs
Gunung Padang. Jalan ke arah situs ini merupakan areal perkebunan teh dan
karet. Kondisi jalan terlalu berbahaya untuk bus, maka hanya kendaraan jeep

Re: [iagi-net-l] Campuran mud yang dapat merusak permeabilitas formasi

2011-02-22 Terurut Topik Shofiyuddin
Vit,
Kalo punya contoh core (sidewall atawa core plug) atawa core yang lainnya,
barangkali bisa dilakukan uji kompabilitas dengan conto drilling fluid atawa
completion fluid yang nantinya akan di run sewaktu drilling atawa
kompletion. Kalo ndak punya core, coba konsultasi ke Corelab apakah dengan
drill cutting bisa.

Bawa aja contoh beberapa macam fluida dan corenya ke Corelab dan minta uji
Return Permeability. Dari situ akan diketahui apakah fluid ini akan membuat
pore throat plugging atawa enggak, atawa seberapa parah plugging  nya.

Semoga berguna,

Shofi


2011/2/22 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Mbak Vita

 kalau dari ceritanya sepertinya lebih ke unconsolidated sand /loose
 formation yang pack off  daripada ke lost circulation ( mud hilang ).
 mungkin ada informasi seberapa besar pressure di formasi yg loose tersebut
 (dari regional data ) , dan kita bisa gunakan mud dengan density yang
 sedikit di atas pressure formasi tersebut sehingga tekanan dari formasi yang
 menyebabkan packoff tertahan oleh density dari mud di lubang tanpa harus
 menggunakan berbagai bahan yang terlalu merusak formasi.

 Untuk formasi yang sudah terlanjur rusak tersebut , mungkin bisa dicoba
 cased hole pressure tester, yang mempunyai kemampuan mengebor untuk melewati
 lapisan ter tersebut dan mengukur pressure formasinya.
 2011/2/11 Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com

  Rekan2 IAGInet,



 Saya ingin menanyakan apakah dari rekan2 ada yang mempunyai pengalaman
 dimana formasi ketika drilling sangat loose sehingga dari drilling
 menggunakan campuran untuk menstabilkan lubang.   Setelah itu, memang
 lubangnya stabil, tetapi tidak ada data pressure yang dapat diambil karena
 ternyata campurannya mengandung semacam ter (atau seperti bahan ban mobil).
 Saya ingin menanyakan:



 -   Sejauh mana ‘solvent’ yang digunakan dapat merusak formasi?

 -  Apakah formasi yang telah rusak tersebut masih bisa di DST?  
 Apakah
 flow?



 Sharingnya ditunggu.  Terimakasih.



 *Parvita H. Siregar*

 Chief Geologist

 Salamander Energy Indonesia

 Suite 1502, Indonesia Stock Exchange Bld.

 15th Fl, Tower 2

 Jln. Jend. Sudirman Kav. 52-53

 Jakarta 12190, Indonesia



 Tel: +62 21 5291 2900

 fax: +62 21 3000 4020

 mailto: parvita.sire...@salamander-energy.com






[iagi-net-l] Tanya Kontak Ruri Unpad 04

2011-02-22 Terurut Topik Risa Triandari
Siang semua,

Mau tanya no kontak Ruri Pitaloka Geologi Unpad 04, ada yg punya?
Untuk tanya-tanya ttg daerah pemetaan tugas akhirnya dulu.
Kalau ada yg punya bisa langsung email saya ke risatriand...@gmail.com saja.
Terima kasih.

Salam,
Risa Triandari
Geologi ITB 2007
--
Risa Triandari



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] I will be out of office (workshop) until 24/Feb/2011 mid day

2011-02-22 Terurut Topik Rio SITORUS




I will be out of the office starting  23/02/2011 and will not return until 
24/02/2011.

Call to my mobile in case of urgent +244 917 031 081

RE: [iagi-net-l] SELAMAT PROFESOR GEOLOGI BARU ITB

2011-02-22 Terurut Topik Lambok M Hutasoit
Kawan -kawan :

Terimakasih banyak atas ucapan selamat yang saya terima.
Semoga jabatan saya yang baru ini juga membawa kemajuan untuk IAGI.

Terimakasih.
Lambok



 Selamat Pak Lambok dan Pak Edy, atas diangkatnya sebagai Guru Besar baru
 di
 Geologi ITB.

 Wassalam,
 Sutarjo

 Sekretariat IAGI



   _

 From: Yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
 Sent: Thursday, February 17, 2011 9:01 AM
 To: iagi-net
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMAT PROFESOR GEOLOGI BARU ITB




 Selamat kepada para Profesor Baru .
 Prof Eddy Subroto dan Prof Lambok Hutasoit , semoga menjadikan Anda para
 Profesor Baru lebih semangat untuk berkarya dibidang Geologi.
 Semua - nya untuk kemajuan NKRI tercinta.

 Selamt.

 si Abah

Numpang mengucapkan selamat kepada 2 rekan saya yg baru dipromosikan
 sebagai guru besar geologi itb: Dr.ir.Lambok Hutasoit dan Dr.ir.Edi
 Subroto. Selamat berkarya sbg profesor baru.
 Sent from my BlackBerryR smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
 Teruuusss...!

 -Original Message-

 From: brm...@yahoo.com
 Date: Wed, 16 Feb 2011 11:49:42
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMAT PROFESOR GEOLOGI BARU ITB
 Selamat dan semoga terus sukses untuk Prof. Lambok M. Hutasoit dan Prof.
 Eddy A. Soebroto. Salam, Brahmantyo KG
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message-

 From: z...@gc.itb.ac.id
 Date: Wed, 16 Feb 2011 16:50:47
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] SELAMAT PROFESOR GEOLOGI BARU ITB
 Ass.W.W.,
 Mengucapkan SELAMAT untuk para Profesor Geologi baru ITB:
 1. Prof. Eddy A. Subroto (sekarang Dekan FITB-ITB)
 2. Prof. Lambok M. Hutasoit (sekarang Ketua IAGI)
 Selamat juga untuk semakin berkarya bagi Bangsa, dan berjayalah
 Indonesia

 Wassalam,

 Yahdi Zaim,
 Prodi Teknik Geologi FITB



 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event
 shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited
 to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of any information posted on IAGI mailing list.
 -




 --
 ___
 Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma
 hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be