Re: [iagi-net-l] Kantor Sekretariat

2011-09-18 Terurut Topik hari utomo
Saya kira tinggal pengurus yang baru nanti dapat membuat kantor menjadi
lebih ramai, tertata dan efektif sehingga IAGI dapat bekerja lebih baik.

HU

Pada 19 September 2011 13:34,  menulis:

> Alhamdulillah, smg lbh nyata manfaat IAGI thdp semua yg membutuhkannya.
> Thanks for Pak Dirjen dan yg lain yg berjasa.
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -Original Message-
> From: "Lambok M Hutasoit" 
> Date: Mon, 19 Sep 2011 10:33:26
> To: ; 
> Reply-To: 
> Subject: [iagi-net-l] Kantor Sekretariat
>
> Kawan - kawan :
>
> Ada kabar baik dari Dirjen Minerba. Kita dapat kantor sekretariat yang
> lebih luas, dilantai yang sama juga. Mari kita sukuri dan terimakasih
> kepada beliau - beliau.
>
> Thanks.
>
> Lambok
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
> 
> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net 
> Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


Re: [iagi-net-l] Kantor Sekretariat

2011-09-18 Terurut Topik mallombasi
Alhamdulillah, smg lbh nyata manfaat IAGI thdp semua yg membutuhkannya. Thanks 
for Pak Dirjen dan yg lain yg berjasa.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Lambok M Hutasoit" 
Date: Mon, 19 Sep 2011 10:33:26 
To: ; 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Kantor Sekretariat 

Kawan - kawan :

Ada kabar baik dari Dirjen Minerba. Kita dapat kantor sekretariat yang
lebih luas, dilantai yang sama juga. Mari kita sukuri dan terimakasih
kepada beliau - beliau.

Thanks.

Lambok





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Tectonics of Sulawesi & HC Implications: Recent Knowledge

2011-09-18 Terurut Topik Awang Satyana
Subjek di atas adalah makalah yang akan saya presentasikan dalam JCM 2011 
minggu depan di Makassar. Judul makalah adalah, "Tectonic Evolution of Sulawesi 
Area: Implications for Proven and Prospective Petroleum Plays". Abstrak makalah 
terlampir di bawah. Full papernya ada di CD prosidings JCM  (untuk rekan2 yang 
tidak menghadiri JCM, bila berminat, full paper bisa saya kirimkan seusai 
pertemuan JCM). Makalah ini dibangun menggunakan data-data seismik, pengeboran 
eksplorasi dengan status terbaru. Skenario tektonik disintesis dari pemelajaran 
akumulasi publikasi tektonik terdahulu.

Sulawesi dan sekitarnya (onshore dan offshore) adalah wilayah yang  sedang 
banyak diminati oleh para investor perminyakan. Saat ini ada 23 WK yang 
terdapat di dan sekitar Sulawesi, mengeksplorasi 16 cekungan sedimen. Lapangan 
yang sedang berproduksi adalah lapangan minyak Tiaka (JOB Pertamina-Medco) di 
Cekungan Banggai, Sulawesi Timur dan lapangan gas Sengkang (Energy Equity) di 
Cekungan Sengkang/Bone di Sulawesi Selatan. Banyak lapangan lain dan sumur 
penemuan telah ditemukan di Sulawesi Timur sekitar Tiaka, tetapi belum 
diproduksikan, sebagian dalam tahap pengembangan. Begitu juga ada lapangan2 gas 
lain sekitar Sengkang yang akan dikembangkan. Lapangan aspal terdapat di Buton, 
yang menunjukkan lapangan minyak yang terbiodegradasi. Lapangan aspal Buton 
adalah lapangan aspal terbesar di Asia sebelum PD II.  Di luar semua itu banyak 
oil dan gas seeps dan HC slicks di Sulawesi dan sekitarnya. Pendek kata, di 
Sulawesi telah terdapat proven & working
 petroleum system, juga potential proven petroleum system. Dari segi penawaran 
WK baru pun dalam 10 tahun terakhir, Sulawesi menduduki salah-satu peringkat 
atas. Tektonik, adalah salah satu faktor pemicu petroleum geology Sulawesi.

Seperti kita tahu, Sulawesi secara geologi dibentuk oleh benturan berbagai 
terrane atau mandala geologi, peristiwa tektonik yang dialaminya secara garis 
besar barangkali bisa kita urutkan menjadi: rifting-drifting, collision, dan 
rotation. Rifting dan drifting dialami oleh terrane Sulawesi Barat-Sulawesi 
Selatan yang memisahkan diri dari tepi timur Sundaland pada Paleogen, membuka 
Selat Makassar, dan  drifted ke arah Ceno-Tethys ocean. Diperkirakan ada 
beberapa mikrokontinen penyusun Sulawesi Barat, misalnya Pompangea di tepi 
timur Sulawesi Barat. Kerak samudera Ceno-Tethys menunjam ke arah baratlaut di 
bawah lempeng samudera Celebes dan membentuk busur kepulauan Sulawesi Utara. 
Rifting juga dialami oleh mikrokontinen Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula yang 
detached dari induknya di tepi utara Australia dan drifted ke arah 
baratlaut-utara menuju Sulawesi.

Pada Oligo-Miosen sampai Pliosen Awal terjadilah docking -benturan Buton dan 
Banggai ke terrane Sulawesi. Benturan ini menjepit kerak samudera Ceno-Tethys 
di tengah yang kemudian terobduksi dan overthrusted lalu tersingkap di Sulawesi 
Timur seperti sekarang menjadi sumber pertambangan nikel Sorowako. Lebih ke 
barat, benturan ini juga menyebabkan metamorfisme tepi timur Sulawesi Barat 
yang disusun mikrokontinen Pompangea. Episode tektonik berikutnya adalah 
post-collision tectonics, pasca benturan, yaitu terputarnya (rotation) 
lengan-lengan Sulawesi yang diakomodasi oleh sesar-sesar mendatar besar di 
Sulawesi (misal: Palu-Koro, Gorontalo, Lawanopo, Hamilton, Balantak, Matano). 
Menurut dugaan, benturan ini juga telah membalikkan polaritas busur-busur 
Sulawesi yang semula cembung ke arah timur menjadi cekung ke arah timur, 
sehingga sekarang bentuknya seperti huruf K. Terputarnya beberapa lengan 
Sulawesi ini juga telah membuka teluk-teluk di sekitarnya,
 misalnya Teluk Bone. Begitulah kira-kira evolusi tektonik yang membentuk 
Sulawesi.

Tektonik telah membentuk cekungan-cekungan sedimen di dan sekitar Sulawesi. 
Misalnya, North Makassar dan South Makassar dibentuk oleh rifting Sulawesi 
Barat dan Sulawesi Selatan dari Kalimantan. Contoh lain adalah foreland basins 
Buton dan Banggai dibentuk oleh benturan mikrokontinen Buton dan Banggai, dan 
periode Neogen rifted basin Bone dibentuk oleh pembukaan karena rotasi 
anticlockwise Lengan Tenggara Sulawesi. Tektonik juga telah mengontrol elemen 
dan proses petroleum system cekungan-cekungan Sulawesi. Misalnya, di productive 
Banggai Basin, tektonik telah menekuk lapisan karbonat-mudstone Miosen ke 
foredeep cekungan sehingga matang dan menggenarasikan hidrokarbon. Lapisan 
batuan induk juga tertekuk karena ditekan thrust sheets batuan di atasnya oleh 
deformasi akibat benturan. Lapisan karbonat seumur terlipat dan tersesarkan 
menjadi perangkap-perangkap hidrokarbon yang diisi oleh migrasi HC yang 
mengarah ke regional updip area. Kondisi di Buton,
 tektonik benturan mengendalikan petroleum system dengan cara yang sama; hanya 
sekarang tinggal dicari perangkap dengan tingkat deformasi yang tidak terlalu 
intensif agar lapisan penutupnya masih utuh sehingga minyak yang sudah 
terperangkap tidak rusak oleh biodegradasi.

Tekt

[iagi-net-l] Kantor Sekretariat

2011-09-18 Terurut Topik Lambok M Hutasoit
Kawan - kawan :

Ada kabar baik dari Dirjen Minerba. Kita dapat kantor sekretariat yang
lebih luas, dilantai yang sama juga. Mari kita sukuri dan terimakasih
kepada beliau - beliau.

Thanks.

Lambok





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik iwan septeriansyah
1000% setuju dgn RDP. 
Sebelumnya perkenalkan diri saya, saya alumni T. Geologi UGM (Angk. 93, bareng 
Mas Sulastomo Raharjo), gabung dgn Pemda Kab. Lombok Barat Prov. NTB pada Dinas 
Pertambangan tahun 2002, sekarang dinas di Badan Penanggulangan Bencana Daerah 
(BPBD) Kab. Lombok Barat sejak Juli 2010, tepatnya setelah kembali dari 
mengikuti Program Double Degree GIS for Disaster Management and Spatial 
Planning UGM-ITC dgn biaya dari Bappenas. 
BPBD di kabupaten kami baru dibentuk bulan Februari 2010, dan termasuk "lebih 
awal" dibanding kabupaten2 lain di Indonesia. Kebetulan saat ini daerah kami 
sedang menggodok RTRW dan saya kebagian tugas memberi masukan dalam penentuan 
kawasan rawan bencana (KRB) dan jalur evakuasinya. 
Kendala yang saya rasakan selama ini, tentu saja adalah "perhatian" dari pemda 
terhadap masalah bencana. Sewaktu masih mengikuti program DD baik di UGM dan di 
ITC, untuk menentukan jalur evakuasi bukanlah pekerjaan yang 'asal2an', tetapi 
memerlukan kajian yang menyeluruh/komprehensif. Diperlukan data2 yang cukup 
menyangkut infrastruktur, sosial kependudukan, serta geologi terkait penentuan 
KRB, jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara (TPS) dan tempat 
penampungan aman (TPA). Nah, oleh Bappeda selaku instansi yang bertugas 
menyusun RTRW, saya diminta menentukan KRB dan jalur evakuasi dalam waktu hanya 
2 hari! Bisa dibayangkan sebuah pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dalam 
minimal 3 bulan dan harus rampung dalam 2 hariuedannn tenannn!!!
Untung saja (khas Indonesia :) )sewaktu kuliah S1 'sudah dilatih' 
menyelesaikan tugas2 ala kerja rodidengan segala keterbatasan yang ada, 
tugas tsb rampung juga (meski masih dalam bentuk tulisan dan peta2 
seadanyabelum dilengkapi peta2 yg 'representatif'Dari sini saya melihat 
bahwa masalah bencana masih 'amat sangat' dianaktirikan oleh pemerintah 
(sengaja ditulis dalam tanda kurung, karena ada juga yang mendapat perhatian 
cukup besar, misalnya sewaktu bencana Aceh, Nias, Merapi, dan Wasior)namun 
secara umum memang kita masih lalai dalam hal sosialisasi sehingga kesiapan 
masyarakat dan pemerintah kita dalam menghadapi bencana masih sangat 
kurangkarena itu saya sangat mendukung apabila masalah bencana dapat lebih 
diberikan porsi yang memadai dalam perundang-undangan kita (saat ini baru dalam 
bentuk peraturan pemerintah/PP)

Salam...
Imul 



From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, September 19, 2011 11:23 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

Sewaktu saya mengisi pembekalan ttg proses2 geologi di Muhammadiyah
sby beberapa bulan lalu kebetulan bersamaan dg Pak Maarif komandan
BNPB. Beliau menyampaikan bahwa semestinya istilah kebencanaan atau
bahkan istilah cincin api masuk dalam UUD45. Saat ini hampir semua
rakyat Indonesia mengerti hal ini dan sadar bagaimana dan betapa
besarnya dampak dari bencana selama ini di Indonesia. Namun sering
(hampir selalu) mitigasi kebencanaan dikesampingkan dalam kebijakan.
Hal ini tentusaja dasar legitimasi mitigasi ada dibawah ekstraksi.
Saya baru melihat model Pak Hamzah Latief ttg tsunami Sunda. Kalau hal
ini terjedi tentusaja kerugian materiil maupun non material sangat
besar. Trutama dg adanya pelabuhan serta sentra industri di Cilegon.
Saya ngga yakin mitigasi kebencanaan utk daerah ini sudah cukup,
mungkin sangatlah minim usaha mitigasi dalam artian persiapan fisik.
Secara preliminary riset dan penelitian sudah sering dilakukan namun
jarang dipakai secara riil utk peningkatan usaha fisik. Misal
membuatan tanggul atau usaha tata ruang dalam mengurangi dampak bila
terjadi bencana.
Sekali terjadi bencana maka musnahlah hasil kerja bertahun-tahun.
Musnahlah jerihpayah pembangunan. Dan pasti menguras APBN maupun milik
rakyat dalam pemulihannya.

Dengan demikian bisa jadi bukanlah hal yg muluk bila kita merevisi
UUD45 dengan memasukkan kalimat "Bahwa sesungguhnya Indonesia berada
didaerah Cincin Api ... Sehingga diperlukan aturan khusus ttg mitigasi
yg perlu dikedapankan dalam stiap kebijakan.

Salam waspada.
Rdp

On 19/09/2011, Awang Satyana  wrote:
> Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta
> budaya Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada
> alam dan budayanya sendiri.
>
> Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang
> memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat
> Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah
> selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas
> timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui
> Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan
> mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan
> akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic
> Line, mengingat hampir semua komposisi gunung

Re: [iagi-net-l] jadwal presentasi di JCM2011?

2011-09-18 Terurut Topik budi . ardiyana
Selamat siang Pak,

Email bapak ini sudah saya forward ke sekertariat JCM 2011...mudah2an 
secepatnya kami akan membantu menginformasikan mengenai hal yang pak Nur 
maksudkan.
Terima kasih banyak


Salam,

Budi
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "M. Nur Heriawan" 
Date: Sun, 18 Sep 2011 20:37:05 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] jadwal presentasi di JCM2011?

Mohon maaf lewat jalur umum. Apakah untuk JCM2011 di Makassar kita sudah bisa 
mendapatkan rincian jadwal pembicara dan waktunya untuk sesi oral presentation?
Hal ini untuk menyesuaikan jadwal penerbangan dan penginapan. Saya sudah coba 
kirim email ke Sekretariat tapi belum ada respon sampai saat ini.

Terima kasih.

Salam,
---
M. Nur Heriawan
Earth Resources Exploration Research Group
Faculty of Mining and Petroleum Engineering
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 INDONESIA
http://www.mining.itb.ac.id/heriawan



Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Haikal
Sepakat pak :)

Bentuk perlindungan untuk rakyat memang masih perlu ditingkatkan. Kesadaran 
para pengambil keputusan untuk bersiap sedia menghadapi bencana alam seperti 
Gempa bumi, erupsi gunung berapi dan tsunami memang sudah mulai tumbuh tapi 
belum masuk ke semua sektor.

Sektor pembangunan prasarana fisik sebagai mitigasi awal masih perlu 
ditingkatkan. 

Dari sisi Regulasi, dalam undang-undang kebencanaan masih banyak lubang-lubang 
yang perlu ditutupi dengan peraturan teknis yang lebih detail. Terutama 
regulasi yang dapat menggerakkan komponen lain selain pemerintah untuk turut 
serta dalam upaya ini seperti aturan tentang public private partnership dalam 
UU yang perlu peraturan tambahan yang lebih detail agar memudahkan realisasinya.

Dari segi perlindungan finansial; negara-negara di kepulauan karibia sebagai 
contoh sudah sejak lama bersatu padu membentuk CCRIF sebagai bentuk 
perlindungan finansial untuk menjaga APBN masing-masing negara. Indonesia masih 
jauh dari itu :)

Dari sisi riset dan pendidikan :) saya gak mau komentar, bukannya tidak ada... 
Tapi jelas kurang. apa yang dilakukan kompas (ekspedisi cincin api, ekspedisi 
ciliwung dll) menjadikan penelitian sains lebih populer dan lebih mudah di 
terima (makanya "dongeng geologi" jg populer ya pak dhe :) ) kita butuh banyak 
sarana seperti ini untuk bisa sounding lebih dalam ke masyarakat. Dan perlu 
lebih banyak ahli yang "rapat" atau "menjadi" pengambil kebijakan :) 

Adakah anggota IAGI dalam tim ekspedisi cincin api dari harian kompas tersebut? 
Kalau ada mungkin menarik untuk diajak berbagi pengalaman :)

PS: Untuk "memasukkan" si "cincin api" atau kata "kebencanaan" ke dalam UUD 
mungkin bisa jadi cerita tersendiri yang tidak kalah menarik ya pak :)

Salam
regards

-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Mon, 19 Sep 2011 10:23:34 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Sewaktu saya mengisi pembekalan ttg proses2 geologi di Muhammadiyah
sby beberapa bulan lalu kebetulan bersamaan dg Pak Maarif komandan
BNPB. Beliau menyampaikan bahwa semestinya istilah kebencanaan atau
bahkan istilah cincin api masuk dalam UUD45. Saat ini hampir semua
rakyat Indonesia mengerti hal ini dan sadar bagaimana dan betapa
besarnya dampak dari bencana selama ini di Indonesia. Namun sering
(hampir selalu) mitigasi kebencanaan dikesampingkan dalam kebijakan.
Hal ini tentusaja dasar legitimasi mitigasi ada dibawah ekstraksi.
Saya baru melihat model Pak Hamzah Latief ttg tsunami Sunda. Kalau hal
ini terjedi tentusaja kerugian materiil maupun non material sangat
besar. Trutama dg adanya pelabuhan serta sentra industri di Cilegon.
Saya ngga yakin mitigasi kebencanaan utk daerah ini sudah cukup,
mungkin sangatlah minim usaha mitigasi dalam artian persiapan fisik.
Secara preliminary riset dan penelitian sudah sering dilakukan namun
jarang dipakai secara riil utk peningkatan usaha fisik. Misal
membuatan tanggul atau usaha tata ruang dalam mengurangi dampak bila
terjadi bencana.
Sekali terjadi bencana maka musnahlah hasil kerja bertahun-tahun.
Musnahlah jerihpayah pembangunan. Dan pasti menguras APBN maupun milik
rakyat dalam pemulihannya.

Dengan demikian bisa jadi bukanlah hal yg muluk bila kita merevisi
UUD45 dengan memasukkan kalimat "Bahwa sesungguhnya Indonesia berada
didaerah Cincin Api ... Sehingga diperlukan aturan khusus ttg mitigasi
yg perlu dikedapankan dalam stiap kebijakan.

Salam waspada.
Rdp

On 19/09/2011, Awang Satyana  wrote:
> Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta
> budaya Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada
> alam dan budayanya sendiri.
>
> Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang
> memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat
> Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah
> selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas
> timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui
> Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan
> mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan
> akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic
> Line, mengingat hampir semua komposisi gunungapinya andesitik karena hasil
> subduksi lempeng samudera Pasifik menunjam ke semua lempeng-lempeng benua
> atau samudera yang mengelilinginya. Sebuah teori kontroversial pernah
> dikemukakan oleh para ahli kosmologi, bahwa Bulan kita adalah massa Bumi
> yang tercabut dari Cekungan Samudera Pasifik, dan Cincin Api adalah sisa
>  paling luar bekas luka cabutan itu.
>
> Bagaimana dengan gunung-gunungapi di Indonesia dari Sumatra-Jawa-Nusa
> Tenggara-Banda-Halmahera dan Sulawesi Utara?  Banyak literatur
> menggolongkannya juga sebagai jalur Cincin Api, Ring of Fire. Tetapi
> gunung2api Indonesia tidak duduk

[iagi-net-l] jadwal presentasi di JCM2011?

2011-09-18 Terurut Topik M. Nur Heriawan
Mohon maaf lewat jalur umum. Apakah untuk JCM2011 di Makassar kita sudah bisa 
mendapatkan rincian jadwal pembicara dan waktunya untuk sesi oral presentation?
Hal ini untuk menyesuaikan jadwal penerbangan dan penginapan. Saya sudah coba 
kirim email ke Sekretariat tapi belum ada respon sampai saat ini.

Terima kasih.

Salam,
---
M. Nur Heriawan
Earth Resources Exploration Research Group
Faculty of Mining and Petroleum Engineering
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 INDONESIA
http://www.mining.itb.ac.id/heriawan


RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Indonesia dikepung dan dibelit cincin api...dari berbagai dimensi ruang dan 
waktu, membuatnya subur, membuatnya berpanorama menakjubkan, membuatnya punya 
energi panasbumi terbesar di dunia; namun juga berbahaya sebab cincin2 api ini 
telah membunuh sekian banyak penduduknya. Maka mari kita daya gunakan dengan 
baik "pemberian" ini, tahu memanfaatkan yang telah diberikan, tahu juga 
memitigasinya agar korban cincin api ini dapat ditekan seminimal mungkin.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: 19 September 2011 10:24
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

Sewaktu saya mengisi pembekalan ttg proses2 geologi di Muhammadiyah
sby beberapa bulan lalu kebetulan bersamaan dg Pak Maarif komandan
BNPB. Beliau menyampaikan bahwa semestinya istilah kebencanaan atau
bahkan istilah cincin api masuk dalam UUD45. Saat ini hampir semua
rakyat Indonesia mengerti hal ini dan sadar bagaimana dan betapa
besarnya dampak dari bencana selama ini di Indonesia. Namun sering
(hampir selalu) mitigasi kebencanaan dikesampingkan dalam kebijakan.
Hal ini tentusaja dasar legitimasi mitigasi ada dibawah ekstraksi.
Saya baru melihat model Pak Hamzah Latief ttg tsunami Sunda. Kalau hal
ini terjedi tentusaja kerugian materiil maupun non material sangat
besar. Trutama dg adanya pelabuhan serta sentra industri di Cilegon.
Saya ngga yakin mitigasi kebencanaan utk daerah ini sudah cukup,
mungkin sangatlah minim usaha mitigasi dalam artian persiapan fisik.
Secara preliminary riset dan penelitian sudah sering dilakukan namun
jarang dipakai secara riil utk peningkatan usaha fisik. Misal
membuatan tanggul atau usaha tata ruang dalam mengurangi dampak bila
terjadi bencana.
Sekali terjadi bencana maka musnahlah hasil kerja bertahun-tahun.
Musnahlah jerihpayah pembangunan. Dan pasti menguras APBN maupun milik
rakyat dalam pemulihannya.

Dengan demikian bisa jadi bukanlah hal yg muluk bila kita merevisi
UUD45 dengan memasukkan kalimat "Bahwa sesungguhnya Indonesia berada
didaerah Cincin Api ... Sehingga diperlukan aturan khusus ttg mitigasi
yg perlu dikedapankan dalam stiap kebijakan.

Salam waspada.
Rdp

On 19/09/2011, Awang Satyana  wrote:
> Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta
> budaya Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada
> alam dan budayanya sendiri.
>
> Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang
> memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat
> Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah
> selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas
> timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui
> Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan
> mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan
> akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic
> Line, mengingat hampir semua komposisi gunungapinya andesitik karena hasil
> subduksi lempeng samudera Pasifik menunjam ke semua lempeng-lempeng benua
> atau samudera yang mengelilinginya. Sebuah teori kontroversial pernah
> dikemukakan oleh para ahli kosmologi, bahwa Bulan kita adalah massa Bumi
> yang tercabut dari Cekungan Samudera Pasifik, dan Cincin Api adalah sisa
>  paling luar bekas luka cabutan itu.
>
> Bagaimana dengan gunung-gunungapi di Indonesia dari Sumatra-Jawa-Nusa
> Tenggara-Banda-Halmahera dan Sulawesi Utara?  Banyak literatur
> menggolongkannya juga sebagai jalur Cincin Api, Ring of Fire. Tetapi
> gunung2api Indonesia tidak duduk di "proper ring of fire". Posisi Indonesia
> justru unik dan sangat menarik sebab ia duduk di junction, sambungan,
> jalur-jalur gunungapi di dunia, dan kemudian membuat jalur sendiri.
> Gunung-gunungapi di Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara-Banda adalah jalur paling
> akhir "Jalur Alpide", yang memanjang dari tepi barat Atlantik ke Laut Tengah
> ke Iran ke Himalaya, menghunjam ke selatan melalui Burma dan masuk ke
> Sumatra lalu membusur melalui Jawa-Nusa Tenggara dan Laut Banda.
>
> Adakah gunung2api aktif di sini, tentu saja ada, tetapi umumnya pada masa
> lalu dan sekarang telah mati. Ingat saja gunungapi di Pulau Thera, Santorini
> yang memunahkan kebudayaan Creta pada abad2 sebelum Masehi (dari mana
> legenda Atlantis berasal), atau ingat juga Vesuvius yang memunahkan kota
> Pompeii dan Herculaneum pada AD 79, yang lalu pada AD 1815 punya
> padananannya masih di Jalur Alpide, yaitu "Pompeii of the East" Tambora
> 1815. Bila gunung2 api lain di Jalur Alpina sudah berhenti aktif,  di
> Indonesia justru aktif terus karena lempeng samudera Hindia masih menunjam
> di bawahnya. Kemudian, jalur baru dibuat pula di Indonesia, Jalur Halmahera
> dan Sulawesi Utara, hasil double subduction ke sisi barat dan timur yang tak
> ada duanya di dunia.
>
> Di Indonesialah bertemu jalur-jalur gunuapi dun

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sewaktu saya mengisi pembekalan ttg proses2 geologi di Muhammadiyah
sby beberapa bulan lalu kebetulan bersamaan dg Pak Maarif komandan
BNPB. Beliau menyampaikan bahwa semestinya istilah kebencanaan atau
bahkan istilah cincin api masuk dalam UUD45. Saat ini hampir semua
rakyat Indonesia mengerti hal ini dan sadar bagaimana dan betapa
besarnya dampak dari bencana selama ini di Indonesia. Namun sering
(hampir selalu) mitigasi kebencanaan dikesampingkan dalam kebijakan.
Hal ini tentusaja dasar legitimasi mitigasi ada dibawah ekstraksi.
Saya baru melihat model Pak Hamzah Latief ttg tsunami Sunda. Kalau hal
ini terjedi tentusaja kerugian materiil maupun non material sangat
besar. Trutama dg adanya pelabuhan serta sentra industri di Cilegon.
Saya ngga yakin mitigasi kebencanaan utk daerah ini sudah cukup,
mungkin sangatlah minim usaha mitigasi dalam artian persiapan fisik.
Secara preliminary riset dan penelitian sudah sering dilakukan namun
jarang dipakai secara riil utk peningkatan usaha fisik. Misal
membuatan tanggul atau usaha tata ruang dalam mengurangi dampak bila
terjadi bencana.
Sekali terjadi bencana maka musnahlah hasil kerja bertahun-tahun.
Musnahlah jerihpayah pembangunan. Dan pasti menguras APBN maupun milik
rakyat dalam pemulihannya.

Dengan demikian bisa jadi bukanlah hal yg muluk bila kita merevisi
UUD45 dengan memasukkan kalimat "Bahwa sesungguhnya Indonesia berada
didaerah Cincin Api ... Sehingga diperlukan aturan khusus ttg mitigasi
yg perlu dikedapankan dalam stiap kebijakan.

Salam waspada.
Rdp

On 19/09/2011, Awang Satyana  wrote:
> Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta
> budaya Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada
> alam dan budayanya sendiri.
>
> Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang
> memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat
> Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah
> selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas
> timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui
> Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan
> mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan
> akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic
> Line, mengingat hampir semua komposisi gunungapinya andesitik karena hasil
> subduksi lempeng samudera Pasifik menunjam ke semua lempeng-lempeng benua
> atau samudera yang mengelilinginya. Sebuah teori kontroversial pernah
> dikemukakan oleh para ahli kosmologi, bahwa Bulan kita adalah massa Bumi
> yang tercabut dari Cekungan Samudera Pasifik, dan Cincin Api adalah sisa
>  paling luar bekas luka cabutan itu.
>
> Bagaimana dengan gunung-gunungapi di Indonesia dari Sumatra-Jawa-Nusa
> Tenggara-Banda-Halmahera dan Sulawesi Utara?  Banyak literatur
> menggolongkannya juga sebagai jalur Cincin Api, Ring of Fire. Tetapi
> gunung2api Indonesia tidak duduk di “proper ring of fire”. Posisi Indonesia
> justru unik dan sangat menarik sebab ia duduk di junction, sambungan,
> jalur-jalur gunungapi di dunia, dan kemudian membuat jalur sendiri.
> Gunung-gunungapi di Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara-Banda adalah jalur paling
> akhir “Jalur Alpide”, yang memanjang dari tepi barat Atlantik ke Laut Tengah
> ke Iran ke Himalaya, menghunjam ke selatan melalui Burma dan masuk ke
> Sumatra lalu membusur melalui Jawa-Nusa Tenggara dan Laut Banda.
>
> Adakah gunung2api aktif di sini, tentu saja ada, tetapi umumnya pada masa
> lalu dan sekarang telah mati. Ingat saja gunungapi di Pulau Thera, Santorini
> yang memunahkan kebudayaan Creta pada abad2 sebelum Masehi (dari mana
> legenda Atlantis berasal), atau ingat juga Vesuvius yang memunahkan kota
> Pompeii dan Herculaneum pada AD 79, yang lalu pada AD 1815 punya
> padananannya masih di Jalur Alpide, yaitu “Pompeii of the East” Tambora
> 1815. Bila gunung2 api lain di Jalur Alpina sudah berhenti aktif,  di
> Indonesia justru aktif terus karena lempeng samudera Hindia masih menunjam
> di bawahnya. Kemudian, jalur baru dibuat pula di Indonesia, Jalur Halmahera
> dan Sulawesi Utara, hasil double subduction ke sisi barat dan timur yang tak
> ada duanya di dunia.
>
> Di Indonesialah bertemu jalur-jalur gunuapi dunia, Cincin Api Pasifik dan
> Cincin Api Alpina. Dan statusnya aktif !  Benar-benar kita seperti  duduk di
> dua ‘tungku’ mantel Bumi yang luar biasa aktif dalam kejapan skala waktu
> geologi. Maka, tiga ranking VEI (volcanic explosivity index) tertinggi di
> dunia pun dipegang oleh tiga gunungapi Indonesia: Toba 74.000 tyl (VEI
> 8)yang membuat populasi manusia tinggal 20 % saja, Tambora 1815 M (VEI 7)
> yang meniadakan musim panas setahun berikutnya di belahan dunia utara, dan
> Krakatau 1883 (VEI 6) yang teriakannya paling dahsyat di Bumi. Lalu jangan
> lupakan Merapi , gunungapi teraktif di dunia, a decade volcano; yang ikut
> mempengaruh jalannya sejarah ke

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik bsaptaf
Td malam saya lihat, ada di Tv berbayar Indovision pak, saya kira tayangan NG 
atau Discovery,tenyata kompass TV.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Mon, 19 Sep 2011 11:07:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

iya mas...ada filmnya juga sebagai bagian dari proyek kompas tv (seperti
NGC) ,  tapi saya tidak tahu dimana bisa menyaksikan acara kompas tv .

2011/9/19 Shofiyuddin 

> Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya
> surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api
> yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan
> dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb.
>
> Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan
> arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup
> mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April
> 1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia
> dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra.
> Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km
> barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa
> gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya.
> Diperkirakan dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan
> dengan penemuan mayat mayat yang terbakar hangus.
>
> Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.
>
> Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.
>
> Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian
> ini juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang
> menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH
> terbitan Gramedia.
>
>
> Shofi
>
>
>
>



Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik kartiko samodro
iya mas...ada filmnya juga sebagai bagian dari proyek kompas tv (seperti
NGC) ,  tapi saya tidak tahu dimana bisa menyaksikan acara kompas tv .

2011/9/19 Shofiyuddin 

> Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya
> surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api
> yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan
> dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb.
>
> Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan
> arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup
> mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April
> 1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia
> dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra.
> Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km
> barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa
> gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya.
> Diperkirakan dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan
> dengan penemuan mayat mayat yang terbakar hangus.
>
> Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.
>
> Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.
>
> Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian
> ini juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang
> menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH
> terbitan Gramedia.
>
>
> Shofi
>
>
>
>


Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Awang Satyana
Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta budaya 
Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada alam dan 
budayanya sendiri.

Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang 
memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat 
Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah 
selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas 
timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui 
Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan 
mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan 
akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic Line, 
mengingat hampir semua komposisi gunungapinya andesitik karena hasil subduksi 
lempeng samudera Pasifik menunjam ke semua lempeng-lempeng benua atau samudera 
yang mengelilinginya. Sebuah teori kontroversial pernah dikemukakan oleh para 
ahli kosmologi, bahwa Bulan kita adalah massa Bumi yang tercabut dari Cekungan 
Samudera Pasifik, dan Cincin Api adalah sisa
 paling luar bekas luka cabutan itu.

Bagaimana dengan gunung-gunungapi di Indonesia dari Sumatra-Jawa-Nusa 
Tenggara-Banda-Halmahera dan Sulawesi Utara?  Banyak literatur menggolongkannya 
juga sebagai jalur Cincin Api, Ring of Fire. Tetapi gunung2api Indonesia tidak 
duduk di “proper ring of fire”. Posisi Indonesia justru unik dan sangat menarik 
sebab ia duduk di junction, sambungan, jalur-jalur gunungapi di dunia, dan 
kemudian membuat jalur sendiri. Gunung-gunungapi di Sumatra-Jawa-Nusa 
Tenggara-Banda adalah jalur paling akhir “Jalur Alpide”, yang memanjang dari 
tepi barat Atlantik ke Laut Tengah ke Iran ke Himalaya, menghunjam ke selatan 
melalui Burma dan masuk ke Sumatra lalu membusur melalui Jawa-Nusa Tenggara dan 
Laut Banda. 

Adakah gunung2api aktif di sini, tentu saja ada, tetapi umumnya pada masa lalu 
dan sekarang telah mati. Ingat saja gunungapi di Pulau Thera, Santorini yang 
memunahkan kebudayaan Creta pada abad2 sebelum Masehi (dari mana legenda 
Atlantis berasal), atau ingat juga Vesuvius yang memunahkan kota Pompeii dan 
Herculaneum pada AD 79, yang lalu pada AD 1815 punya padananannya masih di 
Jalur Alpide, yaitu “Pompeii of the East” Tambora 1815. Bila gunung2 api lain 
di Jalur Alpina sudah berhenti aktif,  di Indonesia justru aktif terus karena 
lempeng samudera Hindia masih menunjam di bawahnya. Kemudian, jalur baru dibuat 
pula di Indonesia, Jalur Halmahera dan Sulawesi Utara, hasil double subduction 
ke sisi barat dan timur yang tak ada duanya di dunia.

Di Indonesialah bertemu jalur-jalur gunuapi dunia, Cincin Api Pasifik dan 
Cincin Api Alpina. Dan statusnya aktif !  Benar-benar kita seperti  duduk di 
dua ‘tungku’ mantel Bumi yang luar biasa aktif dalam kejapan skala waktu 
geologi. Maka, tiga ranking VEI (volcanic explosivity index) tertinggi di dunia 
pun dipegang oleh tiga gunungapi Indonesia: Toba 74.000 tyl (VEI 8)yang membuat 
populasi manusia tinggal 20 % saja, Tambora 1815 M (VEI 7) yang meniadakan 
musim panas setahun berikutnya di belahan dunia utara, dan Krakatau 1883 (VEI 
6) yang teriakannya paling dahsyat di Bumi. Lalu jangan lupakan Merapi , 
gunungapi teraktif di dunia, a decade volcano; yang ikut mempengaruh jalannya 
sejarah kebudayaan di Jawa .

Salam,
Awang

--- Pada Sen, 19/9/11, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:


Dari: Rovicky Dwi Putrohari 
Judul: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 19 September, 2011, 7:41 AM


Dapat dibaca disini :

http://nasional.kompas.com/read/2011/09/16/18584012/Berdebar.Nobar.Ekspedisi.Cincin.Api

TERKAIT:


Mencintai Cincin Api, Mencintai Indonesia
Kita Hidup di Daerah Bencana
Sejarah Berhenti di Kebun Kopi
LIVE Report: Peluncuran Ekspedisi Cincin Api
Jalur Ekspedisi Cincin Api "Kompas"
RDP


2011/9/19 Shofiyuddin 


Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya 
surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api yang 
dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan dilanjutkan 
ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb. 


Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan 
arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup 
mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April 
1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia 
dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra. Saya 
belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km 
barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa 
gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya. Diperkirakan 
dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan dengan penemuan 
mayat mayat yang terbakar hangus.


Tulisan lengkap bisa li

Re: [iagi-net-l] CCS - Re: [iagi-net-l] Sulawesi: "Stegoland" & Island Dwarfism

2011-09-18 Terurut Topik Yanto R.Sumantri




Rekan 

Ada juga yang bernama "Carbon Capture
Sequestatrion , kelihatannya ini lebih  "canggih" dan
menyeluruh.

Bisa dilihat di
http://www.netl.doe.gov/technologies/carbon_seq//faqs_html

si
Abah

On Fri, September 16, 2011 2:17 pm, Oman Abdurahman
wrote:
> CCS = Carbon Capture Storage; formasi batuan untuk
menyimpan gas emisi
> karbon (CO2). tks
> 
> Sent
from my iPhone
> Oman Abdurahman
> 
> On 16 Sep
2011, at 13:48, Paulus Tangke Allo  wrote:
> 
>> CCS=Carbon Capture Sequestration?
>>
>>
>> --paulus
>>
>>
>> 2011/9/16  :
>>>
Maaf, CCS itu apa yha?
>>>
>>> Herman
>>
>>

>> PP-IAGI 2008-2011:
>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>>

>> Ayo siapkan diri!
>> Hadirilah Joint
Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
>>
September 2011
>>
-
>> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email
to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>
>> For
topics not directly related to Geology, users are advised to post
>> the email to: o...@iagi.or.id
>>
>> Visit
IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota
ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta
Damayanti
>> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>
-
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
>> posted on its mailing lists, whether posted by
IAGI or others. In no
>> event shall IAGI or its members be
liable for any, including but not
>> limited to direct or
indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever,
resulting from loss of use, data or profits, arising out of
>>
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
>> list.
>>
-
>>
> 
>

> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>

> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah Joint Convention
Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> 
> For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the
> email
to: o...@iagi.or.id
> 
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
-
> 
> 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] CCS

2011-09-18 Terurut Topik Yanto R.Sumantri



Pak Sule 


Apalagi kalau disediakan "lucky
draw" ya hahahaa
Insya Alllah saya akan hadir.

si
Abah

On Sat, September 17, 2011 7:32 pm, Mohammad Sule
wrote:
> Betul Pak Kartiko,
> 
> Yang dimaksud CCS
di sini ialah Carbon Capture and Storage.
> 
> Saat ini
sudah diujicobakan CCS-EOR. Jadi, CO2 yang dihasilkan dari
>
industri, gas fields, dll ditangkap (dikumpulkan), kemudian dimasukkan
ke
> dalam reservoir migas. Jadi, selain menghindari venting CO2
ke udara
> (sehingga mengurangi carbon emission), juga membantu
menambah produksi
> migas. Ini yang ideal.
> 
>
CCS di Gundih area lebih kepada CO2-storage saja, belum dikaitkan
dengan
> EOR.
> 
> 
> Oleh karena itu,
datanglah ke symposim nanti.. tidak dipungut biaya...
> alias
gratis.
> Ditunggu kehadirannya.
> 
> 
> Wassalam,
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
From: kartiko
samodro 
> To:
iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Friday, September 16, 2011 3:12 PM
> Subject: [iagi-net-l] CCS
> 
> 
> Apa yang
dimaksud ini
>  
>
http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_capture_and_storage
>
 
> Mas Herman sudah beralih ke geologi teknikkah ? 
> 
> 2011/9/16 
> 
> Maaf, CCS itu apa yha?
>>
>>Herman
>>
>>
>>-Original Message-
>>From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
>>
>>Sent: Friday, September 16, 2011 3:47 AM
>>To: iagi-net@iagi.or.id
>>Cc: Forum HAGI; Geo Unpad;
Eksplorasi BPMIGAS
>>Subject: Re: [iagi-net-l] Sulawesi:
"Stegoland" & Island Dwarfism
>>
>>Pak
Rimbawan,
>> 
>>Saya tak pernah menyaksikan
tayangan NG channel tersebut, tetapi bahwa
>> komodo mungkin
berasal dari spesies yang justru berukuran lebih besar,
>>
sehingga di tempatnya sekarang ia mengalami dwarfism bukan gigantism
>> seperti yang saya tulis, adalah memang merupakan sedikit
perdebatan di
>> seputar komodo ini.
>> 
>>Komodo (Varanus komodoensis) baru terbuka kepada dunia ilmu
pengetahuan
>> pada tahun 1912 ditandai dengan munculnya
deskripsi fauna ini dalam
>> sebuah jurnal ilmu pengetahuan
oleh Ouwens seorang penelitti di Kebun
>> Raya Bogor.
Deskripsinya itu didasarkan atas penemuan komodo untuk
>>
pertama kalinya (bagi dunia barat mestinya) oleh seorang tentara
Belanda
>> yang ditugaskan di Flores pada tahun 1910. Kini
komodo hidup di beberapa
>> pulau kecil yang terletak antara
Sumbawa dan Flores, yaitu: Pulau Komodo,
>> Rinca, Padar, Gili
Motang dan Flores bagian barat dan utara.
>> 
>>Seekor komodo dewasa yang tumbuh maksimum dapat mencapai panjang
hampir 3
>> meter dan berat 70-90 kg. Komodo adalah
kadal/biawak terbesar di dunia.
>> Bahwa komodo berasal dari
fauna yang lebih besar lagi, pernah diduga,
>> yaitu berasal
dari kadal/biawak raksasa berukuran 7 meter, berat 650 kg,
>>
yang pada 30.000 tahun lalu berkeliaran  di Australia bagian timur,
yaitu
>> Megalania prisca. Tetapi, para peneliti menganggap
komodo-komodo yang
>> ditemukan di pulau2 sebelah barat Flores,
adalah berasal dari Flores.
>> 
>>Apakah komodo
produk gigantisme dari biawak atau produk dwarfism dari
>>
Megalania Australia belum diketahui dengan jelas. MacKinnon (1986)
>> mengatakan komodo2 di pulau2 kecil di sebelah barat Flores
berasal dari
>> Flores pada waktu Plistosen, atau produk
gigantisme dari biawak2 yang
>> banyak ditemukan di kawasan
Australasia atau Oriental (Asiatik), di luar
>> wilayah
Wallacea, biawak ini mengalami gigantisme di wilayah Wallacea.
>> Pendapat lain yang mungkin juga, adalah justru komodo produk
dwarfism
>> dari Megalania prisca yang hidup di Australia
bagian timur (Ciofi, 1997).
>> Langkanya fosil2 Megalania dalam
jalur migrasi dari Australia ke Flores
>> merupakan faktor yang
menyulitkan pendapat ini, di samping genus yang
>> berbeda
antara Varanus (komodo) dan Megalania.
>>
>>Apa pun
itu, daerah Wallacea di Indonesia bagian tengah mengakomodasi
>> baik dwarfism maupun gigantism, berlaku bagi spesies fauna
maupun
>> hominid.
>>
>>salam,
>>Awang
>>
>>--- Pada Kam, 15/9/11, rimbawan
prathidina 
>> menulis:
>>
>>
>>Dari: rimbawan prathidina

>>Judul: Re: [iagi-net-l]
Sulawesi: "Stegoland" & Island Dwarfism
>>Kepada:
iagi-net@iagi.or.id
>>Cc: "Forum HAGI"
, "Geo Unpad"
>>
, "Eksplorasi BPMIGAS"
>> 
>>Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 1:30 PM
>>
>>
>>Pak Awang
>>
>>Hanya mau
Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di
>>
National Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari
>> ukuran nya sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi
tertutup maka
>> para komodo tersebut terisolasi sehingga
terjadi penurunan kuantitas
>> (jumlah dan ukuran binatang
buruan)  makanan sehingga mereka berbadan
>> kecil
(Dwarfism) seperti saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek
>> juga bila ditemukan fosil - fosil komodo purba.
>>
>>salam
>>Rimbawan
>>
>>
>>2011/9/15 Awang Satyana

>>
>>Sulawesi, yang
sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para
>> geoscientists
yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan
>>
IAGI (JCM- Joint Convention Makassar, 26-29 September 2011), merupakan
>> wilayah yang sangat unik-menarik-namun rumit seca

Re: [iagi-net-l] Anggauta IAGI lama

2011-09-18 Terurut Topik mardhanab
Aslkm, To kumaha damang? Smg baik2 saja bersama klg. Slmt Hari Raya Idul Fitri. 
Mohon maaf lahir dan bathin. Nepi ka ayeuna antum  masih keneh aktif di 
Medco.Alhd. Sudah lama sekali  kita tidak ketemu mgkn sejak th 2000-an, 
semenjak saya keluar dari PT Exspan Sumatra waktu itu. Saya juga masih di PNas 
sejak th 2003. Memang waktu berjalan cepat sekali. Ngomong2 sudah punya cucu 
belum. Saya mah alhd sdh punya cucu 7 orang dari 3 anak.Karena itu kita mah 
sekarang  teh  sdh jadi aki2 jeng nini2. Tapi itu-tu  rencang urang Herman 
masih keneh awet muda jeng masih keneh kasep. Naon resepna- nya. Iraha atuh rek 
ameng ka KL. Salam kanggo mas Abi, Herman, Oskar, Wiryawan, Syafri Yunus, mas 
Solichin jeng Tuty sek Expl. Nuhun. Was akiMardhan tea. KL 19 Sept 2011
Sent by DiGi from my BlackBerry® Smartphone

-Original Message-
From: Toto Santosa 
Date: Mon, 19 Sep 2011 00:48:43 
To: iagi; iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Cc: Kartono Sani; Suherman 
Tisnawidjaja
Subject: [iagi-net-l] Anggauta IAGI lama

Dear IAGI,
Mohon didaftarkan kembali bapak2 Kartono Sani dan Suherman Tisnawidjaja dengan 
alamat baru di Medco dan juga untuk milisnya.
Terima kasih.
Wassalam, Toto Santosa.



Keep it on screen - think before you print



Any information in this email is confidential and legally privileged. It is 
intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed 
and others authorized to receive. If you receive this e-mail in error, please 
reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email including any 
attachment(s) from your system since any disclosure, copying, distribution or 
taking any action in reliance on such contents is strictly prohibited. 
MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of the 
foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies (www.medcoenergi.com).



Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Yahoo
Atau ke kompas tv pak, ada juga di website ny.. Lebih ciamik lagi bs liat 
videonya.. Hehe.. 

Regards, 

Pipit

On 2011-09-19, at 7:41, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:

> Dapat dibaca disini :
> 
> http://nasional.kompas.com/read/2011/09/16/18584012/Berdebar.Nobar.Ekspedisi.Cincin.Api
> TERKAIT:
> Mencintai Cincin Api, Mencintai Indonesia
> Kita Hidup di Daerah Bencana
> Sejarah Berhenti di Kebun Kopi
> LIVE Report: Peluncuran Ekspedisi Cincin Api
> Jalur Ekspedisi Cincin Api "Kompas"
> 
> RDP
> 
> 2011/9/19 Shofiyuddin 
> Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya 
> surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api 
> yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan 
> dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb. 
> 
> Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan 
> arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup 
> mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April 
> 1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia 
> dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra. 
> Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km 
> barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa 
> gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya. Diperkirakan 
> dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan dengan 
> penemuan mayat mayat yang terbakar hangus.
> 
> Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.
> 
> Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.  
> 
> Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian ini 
> juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang 
> menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH 
> terbitan Gramedia. 
> 
> 
> Shofi
>  
> 
>  
> 
> 
> 
> -- 
> "Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"
> 
> 


[iagi-net-l] Anggauta IAGI lama

2011-09-18 Terurut Topik Toto Santosa
Dear IAGI,
Mohon didaftarkan kembali bapak2 Kartono Sani dan Suherman Tisnawidjaja dengan 
alamat baru di Medco dan juga untuk milisnya.
Terima kasih.
Wassalam, Toto Santosa.



Keep it on screen - think before you print



Any information in this email is confidential and legally privileged. It is 
intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed 
and others authorized to receive. If you receive this e-mail in error, please 
reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email including any 
attachment(s) from your system since any disclosure, copying, distribution or 
taking any action in reliance on such contents is strictly prohibited. 
MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of the 
foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies (www.medcoenergi.com).


Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Dapat dibaca disini :

http://nasional.kompas.com/read/2011/09/16/18584012/Berdebar.Nobar.Ekspedisi.Cincin.Api
*TERKAIT:*

   - Mencintai Cincin Api, Mencintai
Indonesia
   - Kita Hidup di Daerah
Bencana
   - Sejarah Berhenti di Kebun
Kopi
   - LIVE Report: Peluncuran Ekspedisi Cincin
Api
   - Jalur Ekspedisi Cincin Api
"Kompas"


RDP

2011/9/19 Shofiyuddin 

> Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya
> surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api
> yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan
> dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb.
>
> Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan
> arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup
> mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April
> 1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia
> dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra.
> Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km
> barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa
> gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya.
> Diperkirakan dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan
> dengan penemuan mayat mayat yang terbakar hangus.
>
> Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.
>
> Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.
>
> Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian
> ini juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang
> menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH
> terbitan Gramedia.
>
>
> Shofi
>
>
>
>



-- 
*"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*


[iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas

2011-09-18 Terurut Topik Shofiyuddin
Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya
surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api
yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan
dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb.

Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan
arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup
mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April
1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia
dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra.
Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km
barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa
gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya.
Diperkirakan dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan
dengan penemuan mayat mayat yang terbakar hangus.

Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.

Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.

Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian ini
juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang
menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH
terbitan Gramedia.


Shofi