RE: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA

2012-01-03 Terurut Topik Ong Han Ling
Dengan Hormat,

 

Maaf,  saya ikut nimbrung.  Masalah IUP ini sangat penting bagi kita
semuanya. Dengan harga komoditi mineral termasuk migas sekarang tinggi
sekali, mahasiswa yang ingin masuk jurusan geologi berlimpah dan jurusan
geologi sekarang sedang ngetop. Namun hal ini tidak akan berarti jika
masalah Bima tidak ditangani secara serious oleh Pemerintah. Investor ingin
kepastian hukum. Persoalan akan merembet ke migas dan geothermal jika tidak
ditangani secepatnya.   

 

Sebaiknya IAGI ikut berperan. Kalau Bupati tidak salah  dan telah
mengerjakan sesuai yang diperintahkan dan mengikuti semua Standard Operating
Procedure yang diberikan oleh Pemerintah, sebaiknya IAGI mengambil sikap
tegas dan memberi rekomendasi kepada Pemerintah. Mungkin untuk ini perlu
dibentuk Panitya kecil dan saya usulkan Pak Yanto yang mulai dengan gagasan
Bima dan pernah jadi Ketua IAGI. Nantinya untuk mendapat dukungan, assosiasi
lainnya bisa diajak.   

 

Salam,

 

HL Ong   

 

From: Ismail [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Sunday, January 01, 2012 9:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA

 

Makasih penjelasannya pak Arif , apa konversi ke IUP itu karena UU , sebab
di UU semua kontrak dan perjanjian harus disesuaikan selambat lambatnya satu
tahun set UU berlaku , apa semacam KK freeport dan semua KK dan PKP2B itu
juga harus disesuikan sesuai amanat UU tsb . Biasanya disetiap UU baru maka
kontrak yg ada dihormati sampai berakhir , lha kalau disini {UU minerba }
kok Kontrak yg ada seb UU harus direvisi apa tidak terjadi permasalahan 

Kalau sdh dikeluarkan IUP yg sdh ribuan tsb apa ya masih ada wilayah yg bisa
dipakai untuk Wilayah Pencadangan Nasional .

Kalau WP yg akan ditetapkan itu basic apa ya apa per Pulau atau per wilayah
{ Provinsi misalnya }

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

  _  

From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id 

Date: Sun, 1 Jan 2012 03:30:07 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA

 

Pak Ismail...

Dlm UU baru (4/2009) tdk mengenal istilah KP. Yg dikenal hanya IUP
(Eksplorasi dan Produksi).

Ribuan KP yg ada seblm UU 4/2009, paling lambat tgl 30 April 2010 harus
di-konversi kan menjadi IUP seijin dan sepengetahuan pemerintah pusat (dlm
hal ini Dirjend Minerba ESDM RI). Artinya KP-KP yg ada seblm UU 4/2009
setelah dikonversikan menjadi IUP, sah dan berlaku tanpa melihat WP/WPN/WPR.
Konversi ini dilakukan pemilik KP, dengan mengurusnya dr Kab - Prop sampai
ke Pusat.

Di sisi lain, betul kata Bpk, sebelum ada pengesahan WP, WPN, WPR oleh
Pemerintah dan DPR, dpt diartikan sekarang ini moratorium IUP yg baru.
Artinya tidak ada IUP yg baru setelah 30 April, karena ketentuan WP/WPN/WPR
blm ada. Gak tahu kapan adanya..:). Konon kabarnya, banyak Kepala Daerah yg
membuat SK back date agar dia bisa menerbitkan IUP..:D

Utk kasus Sape, Bima ini..(seperti telah dijelaskan Pak Daru)..PT SMN
pemegang KP Penyelidikan Umum (2008) dan sesuai aturan sudah dikonversikan
menjadi IUP Eksplorasi. Dan ini tentunya sepengetahuan Dirjend Minerba.

Yg paling menarik dan kritis sebenarnya Dirjend Minerba sudah melakukan
rekonsiliasi nasional tentang IUP dgn segala problematika nya dgn
mengumumkan IUP yg clear n clean.

Dari 11,000 an IUP yg ada di Republik ini, baru 3000-an IUP yg dinyatakan
clear n clean pada Juni 2011. 

Bagi pemegang IUP yg blm clear n clean, dipersilakan mengajukan surat resmi
menanyakan apa penyebabnya, dll dan surat resmi ditunggu paling lambat 30
Juli 2011 (cmiiw). Perlu dicatat juga, bukan hanya pemegang IUP yg
mengajukan surat resmi, tp banyak juga Dinas Pertambangan Kab dan Propinsi
yg mengajukan surat ke Dirjend Minerba, menanyakan IUP di daerah mereka yg
belum dinyatakan clear n clean.

Setelah itu dirjend Minerba, baik pernyataan resmi maupun tdk resmi, selalu
menyatakan IUP yg dinyatakan clear n clean Gelombang ke-2 akan diumumkan
Agustus, Oktober, November dan yg pasti sampai sekarang (1 Jan 2012) blm ada
pengumumuan! What happened?
(Pdhal pengumuman ini sangat ditunggu kalangan industri pertambangan)

Demikian sedikit penjelasan saya...

Salam,



zardiR

  _  

From: Ismail lia...@indo.net.id 

Date: Sun, 1 Jan 2012 01:21:52 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA

 

Mungkin yg banyak permasalahannya adalah IUP yg dikeluarkan seb ada UU thn
2009, karena kalau tdk salah set ada UU tsb harus ditentukan dulu WP nya
kemudian WUP , WPR dan WPN baru IUP sesuai dg kewenangannya { mentri / gub /
bupati }, sedangkan WP saja rasanya belum ditetapkan. 
Permasalahannya saat ini sdh terkapling kapling dg ribuan IUP yg sdh
dikeluarkan sebelumnya , bagaimana nanti untuk menentukan WPN misalnya {
Wilayah Pencadangan Negara. } Kalau semuanya sdh dikapling dan IUP sdh pada
ditangan semuanya. bisa jadi konflik pertambangan akan semakin ramai lagi
kalau 

[iagi-net-l] FW: Media Release-Indonesia Snubbed in Expanded Seasonal Workers Program

2012-01-03 Terurut Topik Ong Han Ling
 

Teman-teman sekalian,

 

Terlampir sebagai attachment adalah tulisan dari Indonesia Institute Inc.
dari Perth, Western Australia yang memperjuangkan kepentingan Indonesia di
Australia. Mereka adalah volunteers yang kebanyakan pernah kerja di
Indonesia ataupun simpatik dengan Indonesia. Malapetaka yang terjadi minggu
yang lalu di Selatan Jawa Tengah adalah salah satu contoh. Mereka telah
memperjaungkan dengan gigih anak-anak Indonesia yang di penjara di
Australia. Anak-anak yang dipenjara tersebut adalah crew kapal yang
menyelundupkan refugees dari Afghanistan, Irak, Pakistan, dsb. ke Austrlaia
atupun Christmas island. Crew kapal yang sekedar mencari nafkah, termasuk
anak-anak (14-18 tahun) dan orang-orang tua (diatas 60 tahun) dianggap
sebagai penjahat berat hingga dimasukkan ke penjara dengan maksimum security
bersamaan dengan penjahat kaliber berat. Sedangkan refugee sendiri tidak
dianggap bersalah. Padahal refugee yang punya uang dan menyewa kapal plus
crew. Crew kebanyakan tidak tahu apa-apa dan sekedar mencari nafkah. Sudah
ratusan orang dipenjarkan di Australia dalam kurun waktu 3-5 tahun ini.
Sekitar 50 adalah anak-anak. Inilah yang sedang diperjuangkan oleh Institut
tsb. 

 

Sekarang Indonesian Institut ingin memperjuangkan supaya Indoneisia bisa
dimasukkan dalam Seasonal Worker program sebagai buruh yang sangat
kekurangan di Australia untuk bekerja di agriculture (ump. memetik anggur,
dsb. ), hospitality, tambang, dsb. yang banyak diperlukan di Australia.
Perjanjian dengan Timpor Leste barusan ditandatangani. Alangkah baiknya jika
program tsb. bisa diperluas dan memasukkan  Indonesia, kususnya Indonesia
Timur (termasuk Bali dan Lombok) mengingat kedekatan dengan Australia dan
adanya hubungan yang dekat dengan Australia companies atauopun geolkogist
Australia.

 

Mungkin teman-teman dari IAGI yang bekerja di perusahaan Australia atuapun
yang kenal dengan orang Australia dapat dihubungi dan minta mereka menulis
surat ke Institut ataupun kedataan besar Australia di Jkt ataupun kenalan
mereka di Australia yang berpengaruh untuk consider Indonesia sebagai salah
satu Negara yang diperbgolehkan sebagai seasonal worker.   

 

 

 

Indonesia Institute 

  Indonesia Institute Inc.   

 


(The Indonesia Institute is a Western Australia-based and internationally
recognized non-government organization established to represent Australian
and Indonesian social, cultural, political and community interests. 

It acts as an effective and responsible lobby group to government and
facilitates networking opportunities for those interested in
Indonesia-Australia affairs. 

 

MEDIA RELEASE

 

 

Indonesia Forgotten Again on Expanded

Seasonal Worker Program for Australia

 

Australia has dismissed Indonesian workers as part of an expansion to the
Seasonal Worker Program specifically designed to support key Australian
industry sectors such as horticulture, hospitality and tourism.

 

Prime Minister Julia Gillard announced in September that extending the
Seasonal Guest Worker Pilot Scheme to include Nauru, Samoa, the Solomon
Islands and Tuvalu would give Pacific nations an important economic boost
and also help Australian agricultural producers.  Kiribati, Papua New
Guinea, Tonga and Vanuatu were already part of the program. Now, the scheme
will formally proceed and Tourism Minister, Martin Ferguson has announced
that it will be expanded to include tourism and hospitality workers from
these countries.

 

Under the scheme, Pacific and East Timor workers come to Australia for four
to six months to work for horticultural (and hospitality) enterprises who
demonstrate that they cannot find enough local labour to meet their seasonal
needs. Mr. Ferguson said this was a 'win-win' outcome.

 

But the WA-based Indonesia Institute claims that Indonesia has been
disregarded in the expanded plan.

 

Australia has enormously close business and cultural relations with
Indonesia, said Institute Chairman, Ross Taylor. In WA, where the shortage
of seasonal workers has been exacerbated by the 'migration' of Australian
workers to the resources sector, Indonesia should have been a priority in
any move to increase the intake of overseas workers for the horticulture and
hospitality sectors.

 

Mr. Taylor said that WA, for example, enjoyed a 20-year 'Sister State'
relationship with East Java, and seasonal workers could be easily accessed
to work in fruit picking, grapes (wine), and general horticulture such as
potatoes and vegetables on a short-term basis.

 

In addition, said Mr. Taylor, Indonesia could supply a large number of
young, well-trained and educated people who speak English to fill some of
the 36,000 vacancies within our tourism and hospitality sectors.

 

Mr. Taylor, who was instrumental in initiating the attraction of Bali
hospitality workers to WA several years ago, said that the Department of
Education, Employment  Workplace Reform (DEEWR) and the Department of
Immigration and Citizenship (DIAC) had previously 

Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA

2012-01-03 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pak Ong dan kawan-kawan anggota IAGI,
PP-IAGI sedang mempersiapkan press release yg rencananya akan di release hari 
kamis besok. Permasalahan ini juga sudah dievaluasi bersama-sama dengan MGEI. 
Menurut kami permasalahan ini bukan hanya terjadi di BIma saja tetapi 
berpotensi muncul ditempat-tempat lain yg ada kegiatan eksplorasi. Baik 
kegiatan explorasi mineral logam, non logam dan bahkan bisa ke batubara dan 
ekplorasi lain. 
Praktisi explorasi di IAGI ini telah berkumpul kemarin sore tidak hanya 
menyoroti detil satu issue saja, dan mencoba utuk tidak terjebak dalam konflik 
yg sudah bernuansa politis. 
IAGI tetap mencoba untuk bermain disisi tehnis scientific kebumian dan ( 
tentusaja) akan menyinggung tentang perundangan yg ada hingga saat ini. Tumpang 
tindih lahan, overlapping aturan perundangan, dan mungkin juga disparitas 
pengetahuan pusat-daerah dll.
Release IAGI yg disiapkan ini juga tidak hanya soal pertambangan umum, tetapi 
juga migas dan antisipasi kebencanaan tahun 2012 yg perlu diwaspadai.

Salam

Rovicky Dwi Putrohari
Presiden IAGI

Sent from my iPad

On Jan 3, 2012, at 8:25 PM, Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg wrote:

 Dengan Hormat,
 
  
 
 Maaf,  saya ikut nimbrung.  Masalah IUP ini sangat penting bagi kita 
 semuanya. Dengan harga komoditi mineral termasuk migas sekarang tinggi 
 sekali, mahasiswa yang ingin masuk jurusan geologi berlimpah dan jurusan 
 geologi sekarang sedang ngetop. Namun hal ini tidak akan berarti jika masalah 
 Bima tidak ditangani secara serious oleh Pemerintah. Investor ingin kepastian 
 hukum. Persoalan akan merembet ke migas dan geothermal jika tidak ditangani 
 secepatnya.   
 
  
 
 Sebaiknya IAGI ikut berperan. Kalau Bupati tidak salah  dan telah mengerjakan 
 sesuai yang diperintahkan dan mengikuti semua Standard Operating Procedure 
 yang diberikan oleh Pemerintah, sebaiknya IAGI mengambil sikap tegas dan 
 memberi rekomendasi kepada Pemerintah. Mungkin untuk ini perlu dibentuk 
 Panitya kecil dan saya usulkan Pak Yanto yang mulai dengan gagasan Bima dan 
 pernah jadi Ketua IAGI. Nantinya untuk mendapat dukungan, assosiasi lainnya 
 bisa diajak.  
 
  
 
 Salam,
 
  
 
 HL Ong  
 
  
 
 From: Ismail [mailto:lia...@indo.net.id] 
 Sent: Sunday, January 01, 2012 9:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA
 
  
 
 Makasih penjelasannya pak Arif , apa konversi ke IUP itu karena UU , sebab di 
 UU semua kontrak dan perjanjian harus disesuaikan selambat lambatnya satu 
 tahun set UU berlaku , apa semacam KK freeport dan semua KK dan PKP2B itu 
 juga harus disesuikan sesuai amanat UU tsb . Biasanya disetiap UU baru maka 
 kontrak yg ada dihormati sampai berakhir , lha kalau disini {UU minerba } kok 
 Kontrak yg ada seb UU harus direvisi apa tidak terjadi “permasalahan “
 
 Kalau sdh dikeluarkan IUP yg sdh ribuan tsb apa ya masih ada wilayah yg bisa 
 dipakai untuk Wilayah Pencadangan Nasional .
 
 Kalau WP yg akan ditetapkan itu basic apa ya apa per Pulau atau per wilayah { 
 Provinsi misalnya }
 
 Ism
 
 Sent by Liamsi's Mobile Phone
 
 From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
 
 Date: Sun, 1 Jan 2012 03:30:07 +
 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Pernyataan pak Hatta Rajasa mengenai BIMA
 
  
 
 Pak Ismail...
 
 Dlm UU baru (4/2009) tdk mengenal istilah KP. Yg dikenal hanya IUP 
 (Eksplorasi dan Produksi).
 
 Ribuan KP yg ada seblm UU 4/2009, paling lambat tgl 30 April 2010 harus 
 di-konversi kan menjadi IUP seijin dan sepengetahuan pemerintah pusat (dlm 
 hal ini Dirjend Minerba ESDM RI). Artinya KP-KP yg ada seblm UU 4/2009 
 setelah dikonversikan menjadi IUP, sah dan berlaku tanpa melihat WP/WPN/WPR. 
 Konversi ini dilakukan pemilik KP, dengan mengurusnya dr Kab - Prop sampai ke 
 Pusat.
 
 Di sisi lain, betul kata Bpk, sebelum ada pengesahan WP, WPN, WPR oleh 
 Pemerintah dan DPR, dpt diartikan sekarang ini moratorium IUP yg baru. 
 Artinya tidak ada IUP yg baru setelah 30 April, karena ketentuan WP/WPN/WPR 
 blm ada. Gak tahu kapan adanya..:). Konon kabarnya, banyak Kepala Daerah yg 
 membuat SK back date agar dia bisa menerbitkan IUP..:D
 
 Utk kasus Sape, Bima ini..(seperti telah dijelaskan Pak Daru)..PT SMN 
 pemegang KP Penyelidikan Umum (2008) dan sesuai aturan sudah dikonversikan 
 menjadi IUP Eksplorasi. Dan ini tentunya sepengetahuan Dirjend Minerba.
 
 Yg paling menarik dan kritis sebenarnya Dirjend Minerba sudah melakukan 
 rekonsiliasi nasional tentang IUP dgn segala problematika nya dgn mengumumkan 
 IUP yg clear n clean.
 
 Dari 11,000 an IUP yg ada di Republik ini, baru 3000-an IUP yg dinyatakan 
 clear n clean pada Juni 2011. 
 
 Bagi pemegang IUP yg blm clear n clean, dipersilakan mengajukan surat resmi 
 menanyakan apa penyebabnya, dll dan surat resmi ditunggu paling lambat 30 
 Juli 2011 (cmiiw). Perlu dicatat juga, bukan hanya pemegang IUP yg mengajukan 
 surat resmi, tp banyak juga Dinas Pertambangan Kab dan 

Re: [iagi-net-l] Re: panitia PIT IAGI 2012

2012-01-03 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono
Yth. Seluruh panitia yogya terpilih,

Mohon segera ketemuan kapan...agar semua agenda dapat berjalan sesuai rencana. 
karena kita juga ada kesibukan mandiri..hahaha. suwun

salam geoyogya
hill




 From: premonow...@gmail.com premonow...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, January 2, 2012 3:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: panitia PIT IAGI 2012
 

Pak RDP n rekan-rekan seprofesi, flyer dan web yg nantinya linked ke web IAGI 
sdg dibuat. Insya Allah siap tgl. 6 Jan. Submit abstract, silakan dikirim ke 
email: pit.iagi.2...@gmail.com. Batas akhir 28 Februari 2012. Terima kasih dan 
Salam. Prem 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Mon, 2 Jan 2012 11:16:08 +0700
To: sri mulyaningsihsri_mulyaning...@yahoo.com
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Cc: mohammad syaifulmohammadsyai...@gmail.com; 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Seno Ajiajis...@ymail.com; aris 
primaaris.pr...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Re: panitia PIT IAGI 2012
Terimakasih Mbak Sri dkk di Jogja,
Sepakat akan kami buat SKnya sesegera mungkin. 

Btw, bagaimana dengan Flyernya ? Saya kira perlu flyser yang lebih detil 
tentang tanggal penyelenggaraan serta deadline penyerahan Abstract bisa diundur 
bila diperlukan, mungkin sekitar 2 pekan lagi ? Karena dalam flyser pertama 
kemarin batas akhirnya 2 Januari 2012 (HARI INI)

Salam sukses

Rovicky



2012/1/2 sri mulyaningsih sri_mulyaning...@yahoo.com

Ass. Wr.Wb.,


Yth. Pak Rovicky, Pak Syaiful dan Pak Sutar


Mohon dapat dibuatkan SK Kepanitiaan dan mohon pula untuk dapat dilengkapi 
kepanitiaan ini. Terimakasih  
 
Salam

Sri Mulyaningsih


-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

[iagi-net-l] Submit abstract

2012-01-03 Terurut Topik iagi
Kepada Yth ;

Bapak/ Ibu / Saudara/ I Anggota IAGI

Di tempat

 

Memberitahukan bahwa Submit abstract, silakan dikirim ke email: 
pit.iagi.2...@gmail.com. Batas akhir 28 Februari 2012. 

 

Terima kasih dan Salam. 

Sutar 

Sekretariat IAGI

 



[iagi-net-l] Ucapan Terima kasih

2012-01-03 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Kepada para Anggota IAGI anggota Mailing List maupun bukan:

Kami atas nama seluruh keluarga menyampaikan ucapan terima kasih 
sebesar-besarnya atas kehadlirannya, sambutannya, do'anya atau ucapan Selamat 
atau dalam bentuk kenang-kenangan dan semua perhatian yang telah ditujukan pada 
acara Syukuran Memperingati Pernikahan Kami yang ke-50, yang berlangsung pada 
hari Senin tgl 26 Desember 2011 yang telah lalu,  yang telah disampaikan secara 
langsung maupun lewat media lainnya.

Perlu kami mohon maaf sebesar-besarnya bahwa fasilitas tidak memungkinkan bagi 
kami untuk mengundang bapa-bapa/ibu-ibu semua-nya yang berada dalam mailing 
list ini. Juga kami mohon maaf karena banyak surat undangan yang tidak sampai, 
serta dikembalikan karena alamat yang sudah tidak berlaku lagi.

Kepada mereka yang tokh hadlir pula tanpa menerima undangannya, kami uncapkan 
appresiasi kami setinggi-tingginya.

Semoga atas kebaikan Bapa-bapa dan ibu-ibu ini i Allahu Subhanallahu wa ta'ala 
memberikan ganjaran-nya berlimpah-limpah.
Amien ya Robbal a'lamin

R.P.Koesoemadinata
dan keluarga