[iagi-net-l] Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban
*Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban* *Ekonomi - / Sabtu, 18 Februari 2012 21:30 WIB* *Metrotvnews.com, Jakarta: *Perseroan Terbatas (PT) Pertamina dan Saudi Aramco Asia Company Limited meneken nota kesepahaman kerja sama pembangunan proyek kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari di Tuban, Jawa Timur. Nota kesepahaman (MoU) itu termasuk melakukan kajian bersama kelayakan secara ekonomi pembangunan proyek kilang minyak yang nantinya terintegrasi dengan petrokimia. "Setelah penandatanganan ini, maka tim pelaksana proyek akan memasuki fase selanjutnya, yaitu kajian bersama termasuk di dalamnya riset pasar dan analisis keekonomian serta studi konfigurasi kilang," kata Juru Bicara Pertamina M. Harun dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (18/2). Penandatanganan dilakukan di Bali pada Sabtu ini antara Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, M. Afdal Bahaudin dan Vice President of Marketing, Supply, and Joint Venture Coordination Saudi Aramco, Dawood M. Dawood. Saudi Aramco akan memasok sebagian besar kebutuhan minyak mentah Kilang Tuban berdasarkan kontrak jangka panjang. Kilang akan memproduksi produk petrokimia dan BBM berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di Indonesia dan juga kawasan Asia Tenggara. "Kerja sama investasi dengan Saudi Aramco ini sangat berharga bagi Pertamina dan Indonesia dalam memperkuat pasokan BBM dan petrokimia untuk memenuhi permintaan domestik dan regional yang sangat besar," kata Afdal. Ia menjelaskan proyek Kilang Tuban menjadi bagian dari rencana Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Sementara Dawood mengatakan penandatanganan MoU merupakan langkah penting pertama semakin mempererat hubungan dengan Pertamina yang sudah kuat. Juga sebagai strategi meningkatkan eksistensi bisnis hilir secara global. "Kami berkomitmen untuk merancang investasi yang saling menguntungkan sehingga menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak, dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan," ujarnya. Saudi Aramco Asia Company Limited (SAAC) merupakan anak perusahaan Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco). Bisnis SAAC ditujukan mendukung operasi bisnis Saudi Aramco di kawasan Asia. Saudi Aramco ini merupakan perusahaan yang dimiliki penuh Pemerintah Arab Saudi dengan kantor pusat di Dhahran, Arab Saudi. Perusahaan mengelola cadangan minyak terbukti terbesar di dunia, yakni sebesar 260 miliar barel dan mengelola cadangan gas terbesar keempat di dunia.(Ant/BEY)
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]
Jadi kerajaan Sunda ini punah setelah munculnya Sriwijaya di abad ke-7 ya? pasalnya Sriwijaya membangun borobudur di Jawa tengah, tidak di ibu kota kerajaan (Sumatera), tentunya kerajaan di Jawa barat dan tengah di abad ke -7 semua tunduk ke Sriwijaya salam Razi 2012/2/19 R.P.Koesoemadinata > ** > Maaf, saya baru meresponse sekarang. Saya sebetulnya kurang begitu faham > mengenai sejarah Sunda, karena situs-situs yang diketahui kurang > spektakuler seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kecuali Megalith di G. > Padang. > Tetapi penemuan penting dan sangat significant adalah Candi Batujaya di > daerah Krawang, yang merupakan suatu kompleks percandian dekat sungai > Citarum. Candi-candi ini bukan saja merupakan tempat ibadah Buddha, tetapi > juga meliputi pemukiman. > Suatu thesis doktor mengenai Candi Batujaya ini dipublikasikan tahun > 2010 oleh Penerbit Kiblat Buku Utama di Bandung bersama Pusat Penelitian > Arkeologi Nasiona, Ecole Francaise d'extreme Orient, dan dapat dibeli di > Gramedia. Thesis doktor dari Dr. Hasan Djafar ini dipertahankan di UI tahun > 2007. > Candi ini dibangun dengan batubata (bukan batu andesit seperti Borobudur), > dan juga merupakan candi Buddha. Bata terbuat dari tanah liat dengan > camburan jerami, sehingga radiometric dating dapat dilakukan, yang > menghasilkan umur sekitar 500 tahun (abad ke-6) sesudah Masehi, jadi jauh > sebelum Borobudur dsb. Artefact yang banayk diketemukan sangat sesuai > dengan artefact yang diketemukan di bukit Kordon Dago-Pakar, kecuali di > Batujaya tidak diketemukan artefak obsidian (kalau adapun sangat-sangat > jarang). Ini menunjukkan bahwa mungkin sudah ada komunikasi lewat sungai > Citarum dengan budaya yang terdapat di Cekungan Bandung. > Complex Candi ini sedang direstorasikan oleh Pusat Penelitian dan > Pengembangan Arkeologi Nasional (Dinas Purbakala?), dan paling tidak 2 > sudah selesai. > Yang menarik adalah bahwa candi ini menunjukkan bahwa peradaban di Jawa > Barat telah mendahului yang berada di Jawa Tengah/Timur, serta juga > menunjukkan bahwa agama Buddha telah mendahului agama Hindu sampai di Jawa. > Jadi Candi Batujaya itu dibangun semasa Kerajaan Tarumanagara yang dimulai > abad ke-6 dan dan berlanjut sampai ke Abad ke 10 waktumana Tarumanagara di > serang oleh Kerajaan Sriwijaya. > Dengan demikian Kerajaan Sunda seperti yang di Pajajaran dan yang di > Galuh, itu adalah tergolong 'recent', bahkan Pajajaran masih ada mejelang > datangnya orang Portugis, sedangkan yang berperang dengan Majapahit di > medan 'bubat' adalah kerajaan Galuh. Buku sejaran tentang Sunda yang > sekarang ini kebanyakan mengenai yang masih 'recent' ini. Candi-candi di > Jawa Barat seperti di Cangkuang (Garut) dan yang dekat Bandung belum jelas > hubungannnya. > RPK > > > - Original Message - > *From:* Bandono Salim > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Thursday, February 16, 2012 8:46 AM > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle > of Repose] > > Sekarang banyak buku ttg sejarah Sunda. Kebanyakan tertulis dlm bhs sunda > jua. > Kalau ini aku tak berani cerita karena baru sekedar baca, belum jadi > pengetahuan di kepalaku, apalagi faham. > Pak Kusumadinata dapat bantu? > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: *Rovicky Dwi Putrohari > *Date: *Thu, 16 Feb 2012 08:27:14 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * > *Subject: *[iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of > Repose] > > Aku ubah dikit judulnya. > > 2012/2/16 Bandono Salim > >> Nah nah, jabar the lain afiliasi majapait. Terafiliasi mah jaman sultan >> agung mau perangi kompeni di batavia. >> Jaman mojopait jabar/sunda negeri merdeka. >> Jadi tiada hub "piramid" jabar dgn mojopait (aslinya sih negeri >> Majalengka dan atau wilwatikta). >> > > Saya agak heran mengapa sejarah sunda itu agak sedikit gelap dibanding > sejarah kerajaan lain di nusantara. Paling tidak sewaktu pelajaran sejarah > saya sekolah dulu. Apakah ada usaha penghapusan sejarah sunda oleh > majapahit ? Atau karena secara keseluruhan Majapahit mendominasi nusantara > sedangkan Sunda sudah 'merdeka' dimana akhirnya sejarah Sunda > 'terpinggirkan' ? > Mohon pencerahan atau info ttg Sejarah Sunda. > > RDP > >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]
Maaf, saya baru meresponse sekarang. Saya sebetulnya kurang begitu faham mengenai sejarah Sunda, karena situs-situs yang diketahui kurang spektakuler seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kecuali Megalith di G. Padang. Tetapi penemuan penting dan sangat significant adalah Candi Batujaya di daerah Krawang, yang merupakan suatu kompleks percandian dekat sungai Citarum. Candi-candi ini bukan saja merupakan tempat ibadah Buddha, tetapi juga meliputi pemukiman. Suatu thesis doktor mengenai Candi Batujaya ini dipublikasikan tahun 2010 oleh Penerbit Kiblat Buku Utama di Bandung bersama Pusat Penelitian Arkeologi Nasiona, Ecole Francaise d'extreme Orient, dan dapat dibeli di Gramedia. Thesis doktor dari Dr. Hasan Djafar ini dipertahankan di UI tahun 2007. Candi ini dibangun dengan batubata (bukan batu andesit seperti Borobudur), dan juga merupakan candi Buddha. Bata terbuat dari tanah liat dengan camburan jerami, sehingga radiometric dating dapat dilakukan, yang menghasilkan umur sekitar 500 tahun (abad ke-6) sesudah Masehi, jadi jauh sebelum Borobudur dsb. Artefact yang banayk diketemukan sangat sesuai dengan artefact yang diketemukan di bukit Kordon Dago-Pakar, kecuali di Batujaya tidak diketemukan artefak obsidian (kalau adapun sangat-sangat jarang). Ini menunjukkan bahwa mungkin sudah ada komunikasi lewat sungai Citarum dengan budaya yang terdapat di Cekungan Bandung. Complex Candi ini sedang direstorasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Dinas Purbakala?), dan paling tidak 2 sudah selesai. Yang menarik adalah bahwa candi ini menunjukkan bahwa peradaban di Jawa Barat telah mendahului yang berada di Jawa Tengah/Timur, serta juga menunjukkan bahwa agama Buddha telah mendahului agama Hindu sampai di Jawa. Jadi Candi Batujaya itu dibangun semasa Kerajaan Tarumanagara yang dimulai abad ke-6 dan dan berlanjut sampai ke Abad ke 10 waktumana Tarumanagara di serang oleh Kerajaan Sriwijaya. Dengan demikian Kerajaan Sunda seperti yang di Pajajaran dan yang di Galuh, itu adalah tergolong 'recent', bahkan Pajajaran masih ada mejelang datangnya orang Portugis, sedangkan yang berperang dengan Majapahit di medan 'bubat' adalah kerajaan Galuh. Buku sejaran tentang Sunda yang sekarang ini kebanyakan mengenai yang masih 'recent' ini. Candi-candi di Jawa Barat seperti di Cangkuang (Garut) dan yang dekat Bandung belum jelas hubungannnya. RPK - Original Message - From: Bandono Salim To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, February 16, 2012 8:46 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose] Sekarang banyak buku ttg sejarah Sunda. Kebanyakan tertulis dlm bhs sunda jua. Kalau ini aku tak berani cerita karena baru sekedar baca, belum jadi pengetahuan di kepalaku, apalagi faham. Pak Kusumadinata dapat bantu? Powered by Telkomsel BlackBerry® -- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Thu, 16 Feb 2012 08:27:14 +0700 To: ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose] Aku ubah dikit judulnya. 2012/2/16 Bandono Salim Nah nah, jabar the lain afiliasi majapait. Terafiliasi mah jaman sultan agung mau perangi kompeni di batavia. Jaman mojopait jabar/sunda negeri merdeka. Jadi tiada hub "piramid" jabar dgn mojopait (aslinya sih negeri Majalengka dan atau wilwatikta). Saya agak heran mengapa sejarah sunda itu agak sedikit gelap dibanding sejarah kerajaan lain di nusantara. Paling tidak sewaktu pelajaran sejarah saya sekolah dulu. Apakah ada usaha penghapusan sejarah sunda oleh majapahit ? Atau karena secara keseluruhan Majapahit mendominasi nusantara sedangkan Sunda sudah 'merdeka' dimana akhirnya sejarah Sunda 'terpinggirkan' ? Mohon pencerahan atau info ttg Sejarah Sunda. RDP
Re: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba
Sebaiknya hasil geolistrik itu ditampilkan disini, beserta peta topografi detail serta lintasan dari survey geolistrik itu, lengkap dengan peta index atau koordinatnya. Sulit membayangkan apa yang dibahas Laporan Tim Katastropik Purba. "A picture is worth a thousand words" RPK - Original Message - From: bosman batubara To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 8:31 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba Ah... tampilan laporan lengkapnya enggak menarik. Tadinya aku pikir attachment PDF yang dilay-out bagus, ada ilustrasi, foto2 dan caption yang menarik, ternyata cuma body text yang benar2 bikin malas baca. Kok tim yang bekerja di bawah koordinasi Stap Khusus Presiden "Laporan Lengkap"-nya enggak menarik ya? tabik bosman batubara -- From: Rovicky Dwi Putrohari To: IAGI ; geologi...@googlegroups.com Sent: Friday, February 17, 2012 1:09 AM Subject: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba FYI -- Forwarded message -- From: e_ridzky Date: 2012/2/16 Subject: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba To: Ketua IAGI - Rovicky *Tujuan tim tidak mencari piramid* Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba Bermula meneliti data kebencanaan di masa silam, Tim Katastropik Purba menguak peradaban di masa silam yang musnah. Tim Katastropik Purba bentukan Staf Khusus Presiden telah merampungkan riset awal. Tim ini meneliti apakah ada keterkaitan antara kejadian bencana di masa silam dengan peradaban masa lalu untuk dibandingkan di masa kini. Tim ini terdiri dari DR. Danny Hilman, DR. Andang Bachtiar, DR. Budianto 'Didit' Oentowirjo, DR. Wahyu Triyoso, DR. Irwan Meilano, DR. Hamzah Latief, Ir. Wisnu Ariestika dan Ir. Juniardi. Pada awalnya tim ini menjadikan objek utama riset melalui data kebencanaan dan anomali Gunung Sadahurip dan beberapa situs yang terkubur karena diduga kuat karena bencana. Dengan segala kehati-hatian, serta pengujian alat/teknologi yang digunakan, maka tim juga mengembangkan riset di beberapa tempat lain seperti Banda Aceh, Trowulan dan situs megalitikum Gunung Padang. Karena di Gunung Padang hasil uji teknologi menunjukkan kemiripan dengan Gunung Sadahurip, maka tim memutuskan untuk terlebih dahulu melakukan tahap pengeboran untuk membuktikan uji teknologi. Hasilnya ternyata membuktikan bahwa ada kesesuaian antara uji teknologi dan hasil pengeboran. Di Gunung Padang tim menemukan bangunan yang terpendam berupa man made structures. Hasil yang didapat di Gunung Padang sekaligus mengalibrasi obyek riset utama yaitu Gunung Sadahurip yang direncanakan pengeborannya dilakukan pada bulan Maret ini. Laporan Riset Gunung Padang 1. Dari analisis morfologi Gunung Padang jelas memperlihatkan Gunung Padang seperti sebuah gundukan besar di kaki sebuah punggungan dari Gunung Karuhun (perbukitan tinggi di selatan Gunung Padang). Artinya, interpretasi geologi yang paling mungkin adalah gunung api purba atau intrusi batuan beku. Tapi apakah demikian? Dari hasil survei lintasan Geolistrik (memakai SuperSting R8) tidak mendukung interpretasi geologi ini. Ada beberapa lintasan geolistrik yang dibuat: Dua lintasan dengan spasing elektroda 3m dan 8m untuk penampang Utara-Selatan, tiga lintasan dengan spasing elektroda 1m, 4m, 10m untuk penampang Barat-Timur (catatan: spasing elektroda 3m dengan jumlah electrode 112 depth of penetrationnya ~ 60m, yang 8m sampai 200 m-an). Singkatnya, data geolistrik tidak memperlihatkan struktur intrusi magma, volcanic plug ataupun gunung purba, melainkan satu geometri yang sangat unik dan sepertinya tidak alamiah. Inti gambaran subsurface Gunung Padang. Dari atas 0 - ~20m adalah lapisan horizontal dengan resistivity ratusan Ohm-meters. Di bawah itu ada lapisan dengan resistivity ribuan Ohm-meters (warna merah) dengan tebal sekitar 20-30meter, miring ke Utara tapi anehnya bagian atas lapisan miring ini seperti "terpancung rata" (di kedalaman 20 meteran itu) dan membaji pas di ujung selatan Situs. Ini mengindikasikan bahwa dari depth 20 meter ke atas adalah man-made structures. Lapisan merah diduga adalah batuan keras massif - batuan andesit-basalt. Di bawah lapisan merah adalah lapisan batuan yang low-resistivity - kemungkinan berpori dan ber-air. Tapi yang unik adalah adanya bentukan biru besar membulat di bawah situs yang sangat rendah resistivitasnya (mendekati 1 atau true conductor). Keunikan tidak berhenti di situ, di bawah si biru bulat itu ada lapisan dengan resistivitas tinggi (merah) - batuan keras yang berbentuk seperti cekungan atau "cawan raksasa" yang posisinya kira-kira sekitar 100 meter dari puncak atau sedikit di bawah level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs. Penampakan cawan ini sangat konsisten terlihat di lintasan Utara-Selatan dan Barat-Timur. Sama sekali
Re: Bls: [iagi-net-l] test
Ok, tks Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: supar...@gmail.com Date: Sun, 19 Feb 2012 02:00:02 To: Reply-To: Subject: Bls: [iagi-net-l] test Beres cak Amin... Pardan Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: amien widodo Date: Sun, 19 Feb 2012 08:23:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: [iagi-net-l] test test
Bls: [iagi-net-l] test
Beres cak Amin... Pardan Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: amien widodo Date: Sun, 19 Feb 2012 08:23:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: [iagi-net-l] test test
Bls: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Sekarang untuk Tenaga ahli yang pengalaman gaji tergantung negosiasi. Perusahaan nasionalpun ada yang berani memberi gaji cukup tinggi buat yang ditempatkan di LN. Srs710 Dari: yahdi zaim Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Sabtu, 18 Februari 2012 17:55 Judul: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Pak Sugeng ysh, Matur nuwun informasi dan berbagi pangalamannya yang luar biasa.Mohon maaf baru merespon surel Bapak. Semoga Allah selalu memberikan ke-sugeng-an dan keberkahan utk Bapak dan kita semua.Amiin. Salam utk teman2 di Petrochina yang mengenal saya. Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Sugeng Hartono" Date: Fri, 17 Feb 2012 13:23:44 To: Reply-To: Cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Prof. Zaim Yth, Sekitar 35 tahun yll ketika untuk pertama kali ditraining perusahaan Mudlogging di Singapura, saya bergaul dengan banyak teman-2 geologist dari Inggris, Malaysia dan Phillipines, ada yang dari Bangladesh, juga Peru. Kantor kami di Orchard Tower yg megah. Dari hasil kasak-kusuk ternyata gaji paling besar adalah teman-2 dari Winsor office, London, lalu dari KL dan Manila, sedang kami urutan terakhir. Waktu itu ada 6 TKI (ITB: Maman Hartiyaman, Dedi Azariah, UGM: Lukman Effeni, S.Harjono, PTPNV Yogya: Zulmar dan saya sendiri). Ketika ada geologist dari USA (sdr Tom yg sangat baik hati), dialah yag menduduki urutan tertinggi di atas teman-2 British. Mudlogging ini dari USA, dan sampai sekarang saya masih berhubungan baik dengan Tom (minggu yll dia di Jkt selama 2 minggu). Waktu itu saya tidak ada rasa cemburu walaupun hanya dikasih US$240/bulan (saat trainee). Setelah selesai training dan mulai bekerja, saya mulai baca buku manual dan SE Asia Guide Book yg berisi berbagai informasi kota-2 di Asia tenggara, bahkan geologi negara-2 Asia. Di dalam buku disebutkan bahwa bonus untuk geologist yg bekerja di SE Asia adalah 65%, Timur Tengah 35%, Laut Utara 30%, Peru 100% (remote area); sementara saya hanya mendapat 35% saja. Oleh senior dari Bangladesh saya disarankan menulis surat ke manajer: To do the same job and same responsibilities... tetapi kok hanya terima 35% bukan 65%. Dalam waktu semingguan surat saya sudah dibalas pak Operation Manajer, beliau juga baik hati, bbrp bulan yll datang ke kantor untuk presentasi product, saat ini berkantor di KL. Intinya: surat saya benar sekali, bahwa saya mestinya mendapat bonus 65%, tetapi karena saya bekerja di negeri sendiri, tidak pisah keluarga (waktu itu saya masih bujang), maka saya hanya dikasih 35%, dan ini sudah sama dengan pendapatan geologist UK yg kerja di Laut Utara. Namun begitu karena prestasi saya cukup bagus, maka bonus dinaikkan jadi 50%. Trimakasih. Oyha, waktu itu kami tetap boleh tinggal di Yogya, pulang-pergi dengan Garuda, kerja ya di laut Jawa, Selat Sunda, Kaltim, Natuna, Papua, Bunyu-Tarakan dll. Untuk saat ini rasanya sudah waktunya bahwa profesional dari manapun juga berhak untuk mendapatkan penghargaan yang sama. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: To: Cc: Sent: Friday, February 17, 2012 5:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia > > Rekans, > Saya ingin berbagi pengalaman masalah "honor" ataupun "gaji" yang sedang > didiskusikan ini. > Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan > pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link > dengan tema "Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea" yang > didanai oleh Uni Eropa. > Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. > Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de > Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of > Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya > Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota > tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader, > diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan. > Dalam usulan pendanaan, ada item "honor" peserta, meski dalam ketentuan > komponen "honor" tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk > operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi > tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2 > perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi > menggunakan dana dari "honor". > Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara > peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan..sangat mengejutkan > dan menyakitkan! > Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya: > Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro, > Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya > marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit > putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan > dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Pro
Re: [iagi-net-l] test
Ok cak Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: amien widodo Date: Sun, 19 Feb 2012 08:23:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: [iagi-net-l] test test
[iagi-net-l] test
test
[iagi-net-l] Gas detector di mud logging unit
Rekan ysh, Mohon dibagi informasi mengenai jenis-jenis alat gas detector di mud logging unit. Kalau ada juga jenis gas detector jadul di tahun 1960-an, karena di catatan sumur tua ada jenis alat yg seperti alat lama pendeteksi gas. Terima kasih atas berbagi infonya, Salam, Wikan Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Pak Sugeng ysh, Matur nuwun informasi dan berbagi pangalamannya yang luar biasa.Mohon maaf baru merespon surel Bapak. Semoga Allah selalu memberikan ke-sugeng-an dan keberkahan utk Bapak dan kita semua.Amiin. Salam utk teman2 di Petrochina yang mengenal saya. Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Sugeng Hartono" Date: Fri, 17 Feb 2012 13:23:44 To: Reply-To: Cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Prof. Zaim Yth, Sekitar 35 tahun yll ketika untuk pertama kali ditraining perusahaan Mudlogging di Singapura, saya bergaul dengan banyak teman-2 geologist dari Inggris, Malaysia dan Phillipines, ada yang dari Bangladesh, juga Peru. Kantor kami di Orchard Tower yg megah. Dari hasil kasak-kusuk ternyata gaji paling besar adalah teman-2 dari Winsor office, London, lalu dari KL dan Manila, sedang kami urutan terakhir. Waktu itu ada 6 TKI (ITB: Maman Hartiyaman, Dedi Azariah, UGM: Lukman Effeni, S.Harjono, PTPNV Yogya: Zulmar dan saya sendiri). Ketika ada geologist dari USA (sdr Tom yg sangat baik hati), dialah yag menduduki urutan tertinggi di atas teman-2 British. Mudlogging ini dari USA, dan sampai sekarang saya masih berhubungan baik dengan Tom (minggu yll dia di Jkt selama 2 minggu). Waktu itu saya tidak ada rasa cemburu walaupun hanya dikasih US$240/bulan (saat trainee). Setelah selesai training dan mulai bekerja, saya mulai baca buku manual dan SE Asia Guide Book yg berisi berbagai informasi kota-2 di Asia tenggara, bahkan geologi negara-2 Asia. Di dalam buku disebutkan bahwa bonus untuk geologist yg bekerja di SE Asia adalah 65%, Timur Tengah 35%, Laut Utara 30%, Peru 100% (remote area); sementara saya hanya mendapat 35% saja. Oleh senior dari Bangladesh saya disarankan menulis surat ke manajer: To do the same job and same responsibilities... tetapi kok hanya terima 35% bukan 65%. Dalam waktu semingguan surat saya sudah dibalas pak Operation Manajer, beliau juga baik hati, bbrp bulan yll datang ke kantor untuk presentasi product, saat ini berkantor di KL. Intinya: surat saya benar sekali, bahwa saya mestinya mendapat bonus 65%, tetapi karena saya bekerja di negeri sendiri, tidak pisah keluarga (waktu itu saya masih bujang), maka saya hanya dikasih 35%, dan ini sudah sama dengan pendapatan geologist UK yg kerja di Laut Utara. Namun begitu karena prestasi saya cukup bagus, maka bonus dinaikkan jadi 50%. Trimakasih. Oyha, waktu itu kami tetap boleh tinggal di Yogya, pulang-pergi dengan Garuda, kerja ya di laut Jawa, Selat Sunda, Kaltim, Natuna, Papua, Bunyu-Tarakan dll. Untuk saat ini rasanya sudah waktunya bahwa profesional dari manapun juga berhak untuk mendapatkan penghargaan yang sama. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: To: Cc: Sent: Friday, February 17, 2012 5:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia > > Rekans, > Saya ingin berbagi pengalaman masalah "honor" ataupun "gaji" yang sedang > didiskusikan ini. > Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan > pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link > dengan tema "Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea" yang > didanai oleh Uni Eropa. > Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. > Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de > Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of > Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya > Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota > tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader, > diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan. > Dalam usulan pendanaan, ada item "honor" peserta, meski dalam ketentuan > komponen "honor" tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk > operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi > tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2 > perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi > menggunakan dana dari "honor". > Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara > peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan..sangat mengejutkan > dan menyakitkan! > Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya: > Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro, > Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya > marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit > putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan > dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Prof. Semah bahwa rujukan untuk > "honor" tersebut adalah resmi internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO, > dan Uni Eropa memang mensyaratkan setiap angka untuk pendanaan harus ada > acuan resminya.Dalam pertemuan itu saya terdiam, malu juga dengan teman2 > Eropa dan Filipina,kok demikian rendah Indonesia di mat