Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Bandono,
 
Di Kalimantan dan Sulawesi ada volkanik berumur Eosen, misalnya Bua atau Langi 
volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di Sulawesi Barat/Selatan, dan Manunggul 
serta Kayujohara volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di sisi Kalimantan 
Tenggara. Volcanics ini tak mesti ditafsirkan sebagai arc volcanism seperti 
yang kita lihat sekarang dengan Sunda Arc di sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa 
Tenggara. Kebanyakan sebagai intrusives. Defiinitife volcanic arc pertama di 
Indonesia Barat ada pada Oligo-Miocene yang menghasilkan Oud Andesiet di Jawa. 
Volcanics di Makassar Straits bisa terjadi sebagai rifting volcanism, yang 
terjadi bersamaan dengan rifting. Maka volcanics ini ada sebelum dan bersamaan 
dengan rifting Makassar Straits.
 
salam,
Awang
 

--- Pada Sen, 10/9/12, Bandono Salim  menulis:


Dari: Bandono Salim 
Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: "Iagi" 
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 1:26 PM



Kalau di kalimantan dan sulawesi apakah ada volkanik yang berumur eosen?
Aku bukan ahli tektonik, berati penisahannya setelah eocene.
Atau volkanik eosen ini sebagai awal rekahnya?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Awang Satyana  
Date: Mon, 10 Sep 2012 14:21:55 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:  
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; 
Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?






Ferry,
 
Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa 
analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. 
Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang 
ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona 
Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched 
continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa 
yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para 
mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust 
sejak dari tahun 2000 ke sini.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim  menulis:


Dari: Ferry Bastaman Hakim 
Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM









Pak Awang,
 
Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. 
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb. 
  
salam 
  
Ferry 
  
  
  

From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
  





Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
250

Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Benyamin,
 
Perdebatan di literatur2 mengacu kepada tiga hal: (1) mekanisme penyebab 
pembukaan Makassar Straits, (2) tipe basement yang terbentuk di bawahnya, (3) 
umur pembukaan Makassar Straits. 
 
Problem ke-3 tak lagi menjadi perdebatan sebab kebanyakan telah sepakat bahwa 
rifting atau pembukaan Selat Makassar terjadi pada Paleogen. Problem (2) juga 
sebagian besar literatur memihak attenuated continental crust dibandingkan 
oceanic crust. Saya pernah berdiskusi langsung dengan Robert Hall soal ini 
karena publikasi2nya berubah pandangan dari oceanic crust ke continental crust; 
dijawabnya gak masalah berubah pandangan karena ada data dan analisis baru 
(memang begitu mestinya). Tetapi di publikasinya terakhir tentang Makassar 
Straits, dibuat mengambang lagi. 
 
Problem-1 tak mudah menganalisisnya, tetapi berdasarkan berbagai analisis 
tektonik regional untuk SE Asia, saya dari publikasi 2003 di PIT IAGI-HAGI 
telah menulis bahwa pembukaan Selat Makassar berhubungan dengan tectonic escape 
post-collision India-Eurasia dan mantle delamination, unroofing, skala kecil 
akibat mantle upwelling pada terranes yang berakresi di tepi SE Sundaland, yang 
juga memisahkan Sumba dari Sulawesi Selatan ke posisinya sekarang. Saya tak 
menemukan nalar/argumen bahwa Makassar Strait terbuka akibat back-arc spreading 
di belakang Eocene arc volcanism. Eocene arc volcanism tak definitif di seluruh 
Indonesia Barat.
 
Hanya Rangkong-1 dan Kaluku-1 yang bisa berkontribusi kepada sejarah pembukaan 
dan geodinamika Selat Makassar ini.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, bsap...@geodin.net  menulis:


Dari: bsap...@geodin.net 
Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 12:02 PM







Sepengetahuan saya makasar strait issue bukan basement tetapi rifting yang 
mencapai oceanic crust. Harus dipisahkan basement dan process yang mengextend 
crust sebagai calon basement utk tertiary basin. 

Secara umum kalau kita restore posisinya sebelum rifting say Eocene apa yang 
melandasi makasar strait. Kalau lihat model2 tektonik yang ada hampir semua 
mempercayai kontinental crust karena kita punya endapan eocene clastic di 
sulawesi issue ini menjadi sangat terbukti. Kalaupun harus yang lain mungkin 
pada transitional crust tapi tidak oceanic sejak mulainya. Memang betul semakin 
ke utara makasar strait mungkin saja sudah ada oceanic afinity atau volcanic 
tapi umurnya hrs Tertiary. 

Diperlukan pemodelan fisik dari proses rifting makasar agar bisa dimengerti 
kaitan waktu dan sedimentasi dengan jelas dari utara sampai selatan. Pertanyaan 
utamanya kenapa terjadi rifting? Kapan? Data sumur baru disepanjang selat 
Makasar bisa sangat membantu untuk memecahkan permasalahan dan bahkan utk 
mencari kemungkinan baru. 

Salam, 

BS

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Ferry Bastaman Hakim  
Date: Mon, 10 Sep 2012 04:35:38 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  
Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?



Pak Awang,
 
Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. 
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb.
 
salam
 
Ferry
 
 
 

From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
 





Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 

Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau di kalimantan dan sulawesi apakah ada volkanik yang berumur eosen?
Aku bukan ahli tektonik, berati penisahannya setelah eocene.
Atau volkanik eosen ini sebagai awal rekahnya?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana 
Date: Mon, 10 Sep 2012 14:21:55 
To: 
Reply-To: 
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; 
Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Ferry,
 
Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa 
analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. 
Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang 
ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona 
Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched 
continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa 
yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para 
mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust 
sejak dari tahun 2000 ke sini.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim  menulis:


Dari: Ferry Bastaman Hakim 
Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM









Pak Awang,
 
Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. 
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb.
 
salam
 
Ferry
 
 
 

From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
 





Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang
 selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. 

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih me

Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Taufik,
 
Tarakan Basin adalah proper passive margin, tepi kontinen, yang membentuk 
embayment ke Sulawesi Sea yang mengalami sea-floor spreading. Rifting volcanics 
bisa terjadi di passive margins seperti itu. Apa asosiasinya, apakah dengan 
kontinen, transisi, atau oceanik, hanya analisis petrokimia yang bisa 
menentukannya. Dari kesebandingan regional, mungkin continental-associated 
volcanics, tetapi sebelum melakukan analisis atasnya akan tetap spekulatif 
pendapat ini.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, ok.taufik  menulis:


Dari: ok.taufik 
Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:43 AM



Bagaimana dengan sumur badik-1 dari Anadarko?, dimana lithologinya berasosiasi 
dengan endapan volcanic dekat TD.
Powered by Geologist never died just stoned®


From: Awang Satyana  
Date: Mon, 10 Sep 2012 08:42:51 +0800 (SGT)
To: IAGI; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
ReplyTo:  
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?






Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang
 selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. 

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas 
kerak samudera.  Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih 
kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan 
khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga 
ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. 
Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. 

Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi 
tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan 
menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul 
kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan 
kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak 
samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka 
saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang 
menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera.

Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika 
sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh E

RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Ferry,
 
Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa 
analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. 
Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang 
ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona 
Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched 
continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa 
yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para 
mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust 
sejak dari tahun 2000 ke sini.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim  menulis:


Dari: Ferry Bastaman Hakim 
Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM









Pak Awang,
 
Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. 
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb.
 
salam
 
Ferry
 
 
 

From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
 





Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang
 selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. 

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas 
kerak samudera.  Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih 
kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan 
khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga 
ada beberapa struktur seperti sembulan kar

Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Zaim,
 
Terima kasih, juga atas infonya, saya akan sempatkan berkunjung ke booth poster 
tersebut.
 
Salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, yahdi zaim  menulis:


Dari: yahdi zaim 
Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 4:34 AM



Pak Awang yth,
Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil 
kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan 
dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster 
presentation pada 18 Sept.siang.
Salam,
Y.Zaim
Prodi Tek.Geologi
FITB-ITB
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Awang Satyana  
Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 +0800 (SGT)
To: IAGI; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
ReplyTo:  
Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN






Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, 
Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan 
Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi 
dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan 
Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), 
salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh 
di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 
% produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain 
Ombilin.

(1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi 
bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi 
lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua 
terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat 
dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, 
membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka 
kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat 
India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra 
Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak 
akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di 
atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, 
Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa 
Ombilin merupakan pull-apart basin akan
 memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, 
semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak 
yang berperan sebagai konduit termal/termal release. 

(2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan 
South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. 
Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd 
(juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari 
batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, 
meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat 
Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang 
(overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 
berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung 
batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan 
kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan 
dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka 
pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu
 adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop 
karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan 
gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker 
aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian 
diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto 
maupun Sangkarewang. 

(3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut 
rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. 
Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun 
demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia 
pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, 
sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. 

(4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. 
Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi 
magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik 
bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini 
sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 
pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari 
magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat

Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik bsapiie
Sepengetahuan saya makasar strait issue bukan basement tetapi rifting yang 
mencapai oceanic crust.  Harus dipisahkan basement dan process yang mengextend 
crust sebagai calon basement utk tertiary basin. 

Secara umum kalau kita restore posisinya sebelum rifting say Eocene apa yang 
melandasi makasar strait. Kalau lihat model2 tektonik yang ada hampir semua 
mempercayai kontinental crust karena kita punya endapan eocene clastic di 
sulawesi issue ini menjadi sangat terbukti. Kalaupun harus yang lain mungkin 
pada transitional crust tapi tidak oceanic sejak mulainya. Memang betul semakin 
ke utara makasar strait mungkin saja sudah ada oceanic afinity atau volcanic 
tapi umurnya hrs Tertiary. 

Diperlukan pemodelan fisik dari proses rifting makasar agar bisa dimengerti 
kaitan waktu dan sedimentasi dengan jelas dari utara sampai selatan. Pertanyaan 
utamanya kenapa terjadi rifting? Kapan? Data sumur baru disepanjang selat 
Makasar bisa sangat membantu untuk memecahkan permasalahan dan bahkan utk 
mencari kemungkinan baru. 

Salam, 
 
BS

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ferry Bastaman Hakim 
Date: Mon, 10 Sep 2012 04:35:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Pak Awang,

Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic.
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb.

salam

Ferry



From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: 
(1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar 
bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas 
(hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan 
memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan 
batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. 
Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya.

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa

Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik ok.taufik
Bagaimana dengan sumur badik-1 dari Anadarko?, dimana lithologinya berasosiasi 
dengan endapan volcanic dekat TD.
Powered by Geologist never died just stoned®

-Original Message-
From: Awang Satyana 
Date: Mon, 10 Sep 2012 08:42:51 
To: IAGI; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang
 selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. 

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas 
kerak samudera.  Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih 
kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan 
khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga 
ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. 
Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. 

Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi 
tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan 
menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul 
kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan 
kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak 
samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka 
saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang 
menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera.

Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika 
sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja 
Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni. Sumur eksplorasi ini 
termasuk yang terletak di tengah Selat Makassar pada kedalaman laut 2255 meter. 
Sumur dibor sampai sedalam 4485 meter. Sumur ini memang tidak menembus basement 
Selat Makassar, tetapi ia menembus batuan volkanik yang duduk di atas basement. 
Batuan volkanik ini, komposisinya, akan memberitahu kita apa gerangan basement 
di bawahnya. Maka penelitian petrokimia, isotop geokimia dan geokronologi pun 
dilakukan ExxonMobil atas sampel volkanik tersebut. Hasilnya sudah 
dipublikasikan meskipun sekilas oleh Bacheller III et al (2011) di pertemuan 
tahunan IPA (Indonesian Petroleum Association) y

RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Ferry Bastaman Hakim
Pak Awang,

Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 
yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic.
Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya  
carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement 
yang ditembus dibawah Eosen ini.  Apakah sudah ada informasi bahwa sampel 
volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik 
di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar 
adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan 
tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya 
mempercayai teori  'strecthed continental crust' tsb.

salam

Ferry



From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM
To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: 
(1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar 
bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas 
(hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan 
memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan 
batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. 
Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya.

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas 
kerak samudera.  Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih 
kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan 
khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga 
ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. 
Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam.

Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi 
tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan 
menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul 
kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan 
kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak 
samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka 
saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang 
menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera.

Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika 
sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja 
Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni.

Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)

2012-09-09 Terurut Topik rakhmadi avianto
Selamat jalan mas Amien, aman insya-Allah balik ke tanah air sehat wal
afiat dan penuh magfirohNya.

Salam
Avi

2012/9/10 Anggoro Dradjat 

> Dear Mas Amien,
>
> Kalau begitu titip doa di Mekah buat semua rekan-rekan IAGI,
> Ya  Allah berikanlah ilmu yang bermanfat bagi rekan2 IAGI, rezeki dan
> kesehatan yang baik wahai Zat Yang Maha Pengasih.
>
> Anggoro Dradjat
>
>
> 2012/9/9 Luhkito Hadisoemarto 
>
>> *Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,
>>
>> Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa,
>> Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri
>> akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah
>> Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA,
>>
>> Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,
>>
>> Luhkito Hs-3501*
>>
>>
>>
>> 2012/9/9 amien widodo 
>>
>>>
>>> Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang
>>> provokatip, kadang OOT, nah  pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan
>>> tulisan saya tadi.
>>> Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya
>>> dan istri mau berangkat haji.
>>> Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah
>>> UNTUK itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya
>>> agar kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan
>>> mendapatkan haji mabrur yg diidamkan semua orang..
>>>
>>> Amien dan Istri
>>>
>>
>>
>


RE: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia

2012-09-09 Terurut Topik RM Iman Argakoesoemah
Mestinya paper seperti ini dimuatnya di majalah punya kita sendiri. Oleh 
karenanya perlu dibuat ada. Judulnya bisa saja seperti: Journal of Indonesian 
Petroleum Geology, dst. Awalnya bisa dirintis 6 bulan sekali terbit yang 
nantinya bisa setiap 3 bulan sekali . Saya pikir contributornya akan ada. 
Paling tidak papers bisa dipilih dan disiapkan sebagai "extended abstracts" 
dari presentasi di pertemuan tahunan IPA, HAG, IAGI, dsb. atau invited papers. 
Bisa juga berupa sponsor papers dari coys sekalian donasinya.

Apakah kita sudah merasa cukup punya preseding PIT saja??

Any  comment??

Thanks. Iman

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Monday, September 10, 2012 8:16 AM
To: IAGI; economicgeology; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia

Kalau Pak Awang memposting perdebatan basement di Makassar, saya barusaja 
membaca tulisan anget dari Robert Hall dengan judul "Australian Crust In 
Indonesia" (Australian Journal of Earth Sciences (2012) 59, (827-844)). Ini 
merupakan satu pergumulan seru yang baru untuk melihat sampai dimana 
kerak-kerak Australia ini merangsuk di Indonesia. Indikasi ini sebenernya sudah 
cukup lama, tahun 2005 sudah ada paper di IPA oleh groupnya RH juga 
mengindikasikan fenomena ini.

Apanya yang menarik ?
Ya tentusaja basement (Pre Tertiary) di bawah cekungan JAwa Timur Selatan 
menjadi menarik untuk diperhatikan. Dari sisi perminyakan tentunya Jurassic 
sedimen merupakan lapisan yg proven sebagai reservoir bagus di North West Shelf 
Australia. Sedangkan dari sisi menral economic tentunya daerah ini juga menarik 
untuk dikaji.
Tidak hany aitu tentusaja, kegunung apian di Jawa Timur tentunya akan menembus 
batuan ini, berbeda dengan gunungapi di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang 
menembus batuan yang magmanya menembus batuan berbeda.

Nah siapa berani ?
Offshore East java Basin sudah ada seismiclinenya yang diakuisisi oleh TGS.


Rovicky

--
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



Keep it on screen - think before you print



Any information in this email is confidential and legally privileged. It is 
intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed 
and others authorized to receive. If you receive this e-mail in error, please 
reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email including any 
attachment(s) from your system since any disclosure, copying, distribution or 
taking any action in reliance on such contents is strictly prohibited. 
MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of the 
foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies (www.medcoenergi.com).


Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)

2012-09-09 Terurut Topik Budi Permana
Mas Syaiful,

Ikutan donk bersedekah ilmunya i UNPAK ingin ilmunya barokah nih...

Salam
Budi

2012/9/9 Husnul Kausarian 

> Terima kasih atas apresiasi besar yang bapak berikan,insyaallah kami akan
> segera menyusun langkah-langkah ke depannya
>
> Best Regards,
> Husnul Kausarian
> c/p +62853-5556-5656
>
> -Original Message-
> From: "Eddy Subroto" 
> Date: Fri, 7 Sep 2012 13:54:25
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)
>
> Waalaikumussalam wr wb.,
>
> Senang sekali mendengar bahwa di UIR akan dibuka Jurusan Teknik Geologi.
> Sebagai fakultas yang menaungi Program Studi Teknik Geologi di ITB, saya
> menawarkan diri untuk membantu jika sekiranya Teknik Geologi UIR
> memerlukannya. Jangan segan-segan menghubungi saya atau Wakil Dekan
> Akademik saya yang juga geologiwan (Bambang Priadi: bpri...@gc.itb.ac.id),
> atau Kaprodi Program Sarjana Teknik Geologi (Budi Brahmantyo:
> bud...@gc.itb.ac.id).
>
> Wasalam,
> Eddy Subroto
> Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
> ITB
>
> > Assalamualaikum dan salam sejahtera buat semua anggota milis
> >
> > Perkenankan kami dari Universitas Islam Riau (UIR)  Pekanbaru,melalui
> Fakultas Teknik saat ini telah mendapatkan "lampu hijau" dari DIKTI
> untuk
> > membuka jurusan Teknik Geologi di UIR. Saat ini kami fokus dalam
> penerimaan mahasiswa baru TA 2012/2013,dan prosedur pendaftaran adalah
> sebagai berikut:
> > -pendaftaran: 10-30 September 2012
> > -uang pendaftaran: Rp. 240.000
> > -tempat dan waktu tes tertulis: Universitas Islam Riau, 1 Oktober 2012
> pkl
> > 09.00WIB
> > -pengumuman hasil tes: 2 Oktober 2012
> > -pendaftaran ulang: 3-7 Oktober 2012
> > -aktifitas perkuliahan: 8 Oktober 2012
> >
> > Contact person:
> > -HUSNUL KAUSARIAN 0853-5556-5656
> > Email: hk_str...@yahoo.com
> > -FITRI ANGGRAENI K: 0813-7834-8570
> > Email: anggr...@yahoo.co.uk
> >
> > Selain itu kami sangat berharap dapat menjalin kerjasama dengan seluruh
> komponen geologist di Indonesia untuk mengembangkan kecintaan terhadap
> ilmu kebumian ini.
> >
> > Salam hormat,
> > Best Regards,
> > Husnul Kausarian
> > c/p +62853-5556-5656
>
>
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
> 
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>
> 
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


Re: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia

2012-09-09 Terurut Topik mirzam
Mas Vicky dan rekan IAGI yang budiman,

Diskusi mengenai keberadaan pecahan Australia di selatan Jawa memang
sangat menarik.

Sebut Saja beberapa peneliti pernah melakukan penelitian dari berbagai
sudut keilmuan yang berbeda, seperti:Sribudiyani et al (2003), Clement and
Hall (2007), Smyth et al (2007), Seubert and Sulistianingsih (2008),
Abdurrachman et al (2010, 2011a, 2011b), Metcalfe (2011), Hall(2012) dan
masih banyak lagi, namun demikian diskusi masih tetap menarik dan terbuka.


Pada IAGI jogja nanti kami akan membawakan sebuah makalah berjudul Sr-Nd
ISOTOPIC STUDY OF PAPANDAYAN AREA, WEST JAVA: A WINDOW INTO THE PAST
MAGMATISM AND TECTONIC EVENT, yang akan membahas bagaimana gunungapi
dengan studi Sr-Nd bisa dimanfaatkan untuk menditeksi keberadaan pecahan
australia.

Mudah-mudahan kita akan mempunyai diskusi "pecahan australia" yang hangat
di Jogjakarta nanti.

Salam,
Mirzam A

> Kalau Pak Awang memposting perdebatan basement di Makassar, saya barusaja
> membaca tulisan anget dari Robert Hall dengan judul "Australian Crust In
> Indonesia" (Australian Journal of Earth Sciences (2012) 59, (827?44)). Ini
> merupakan satu pergumulan seru yang baru untuk melihat sampai dimana
> kerak-kerak Australia ini merangsuk di Indonesia. Indikasi ini sebenernya
> sudah cukup lama, tahun 2005 sudah ada paper di IPA oleh groupnya RH juga
> mengindikasikan fenomena ini.
>
> Apanya yang menarik ?
> Ya tentusaja basement (Pre Tertiary) di bawah cekungan JAwa Timur Selatan
> menjadi menarik untuk diperhatikan. Dari sisi perminyakan tentunya
> Jurassic
> sedimen merupakan lapisan yg proven sebagai reservoir bagus di North West
> Shelf Australia. Sedangkan dari sisi menral economic tentunya daerah ini
> juga menarik untuk dikaji.
> Tidak hany aitu tentusaja, kegunung apian di Jawa Timur tentunya akan
> menembus batuan ini, berbeda dengan gunungapi di Jawa Tengah dan Jawa
> Barat
> yang menembus batuan yang magmanya menembus batuan berbeda.
>
> Nah siapa berani ?
> Offshore East java Basin sudah ada seismiclinenya yang diakuisisi oleh
> TGS.
>
>
> Rovicky
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
> 
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
> 
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
> 
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net 

Re: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia

2012-09-09 Terurut Topik Bandono Salim
Teman2 iagi, aku ingat waktu pertama kali dengar tentang plate tektonik, ada 
granit di barat malaysia, yang katanya asal dari ustrali. Wah itu waktu aku kan 
penaganut undulasi.
Apa betul ada grtanit atau batupasir di pantai barat malaysia yang beasal dari 
benua ustrali?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Mon, 10 Sep 2012 08:16:03 
To: IAGI; 
economicgeology; 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-09 Terurut Topik Bandono Salim
Maaf pak D (RDP), ide apa yang dijual sebegitu cepatnya dapat menurunkan uang 
sebanyak itu.?

Pasti ide tersebut juga akan memberikan keuntungan/nilai tinggi bagi pemberi 
dana. 
 
Kejayaan negara dan peninggalan arkeologi berupa artefak, atau yang bisa dijual 
akan menarik investor.

Kadang aku ingat waktu menteri agama menggali batu tulis di BOgor.
Semoga tidak demikian.

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Mon, 10 Sep 2012 07:46:16 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
2012/9/6 

> Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan
> kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena
> kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat
> interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian
> hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap
> saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di
> challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan.
>
> Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita
> cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya.
>

Salah satu tantangan geologist atau explorationist adalah menjual ide
(opini atau hipotesa) supaya dibiayai oleh orang yang berkepentingan.
Intinya mencari dana riset untuk tetap bekerja dan menghasilkan. Nah daya
tarik yang sering manjur dan mampu menarik dana adalah sebuah ide yang
memberikan dampak LANGSUNG dan CEPAT (Direct and Quick). Menjual ide untuk
penelitian yang hasilnya tidak langsung dan dampaknya memakan waktu lama
ini memerlukan ilmu yang jauh lebih sulit.

Penelitian geologi, seringkali tidak memberikan dampak langsung dan cepat,
berbeda dengan pengeboran yg memberikan iming2 hasilnya langsung dan cepat.
Penelitian geologi, eksplorasi, dan riset sangat mungkin memberikan hasil
rekomendasi yang *efisien *dalam jangka panjang tetapi tidak *efektif *untuk
menyembuhkan "luka" secara cepat.

Apalagi menunggu turunnya dana bantuan riset untuk unconventional energi.
Pasti pengusulan dana support untuk riset ini mudah dikalahkan dengan riset
atau survey untuk mengurangi subsidi BBM, karena BBM dampaknya langsung dan
cepat, walaupun belum tentu efisien dalam jangka panjang.

Kembali ke Gunung Padang. Saya sepakat hasil akhir atau kesimpulannya
dilakukan dengan excavasi, bukan pengeboran maupun GPR. Pengeboran serta
GPR akan mengarahkan untuk pembuktian dengan excavasi. Tentusaja pengeboran
tidak cukup untuk membuktikan "human activity artefac".

rdp



Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2012/9/6 

> Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan
> kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena
> kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat
> interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian
> hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap
> saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di
> challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan.
>
> Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita
> cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya.
>

Salah satu tantangan geologist atau explorationist adalah menjual ide
(opini atau hipotesa) supaya dibiayai oleh orang yang berkepentingan.
Intinya mencari dana riset untuk tetap bekerja dan menghasilkan. Nah daya
tarik yang sering manjur dan mampu menarik dana adalah sebuah ide yang
memberikan dampak LANGSUNG dan CEPAT (Direct and Quick). Menjual ide untuk
penelitian yang hasilnya tidak langsung dan dampaknya memakan waktu lama
ini memerlukan ilmu yang jauh lebih sulit.

Penelitian geologi, seringkali tidak memberikan dampak langsung dan cepat,
berbeda dengan pengeboran yg memberikan iming2 hasilnya langsung dan cepat.
Penelitian geologi, eksplorasi, dan riset sangat mungkin memberikan hasil
rekomendasi yang *efisien *dalam jangka panjang tetapi tidak *efektif *untuk
menyembuhkan "luka" secara cepat.

Apalagi menunggu turunnya dana bantuan riset untuk unconventional energi.
Pasti pengusulan dana support untuk riset ini mudah dikalahkan dengan riset
atau survey untuk mengurangi subsidi BBM, karena BBM dampaknya langsung dan
cepat, walaupun belum tentu efisien dalam jangka panjang.

Kembali ke Gunung Padang. Saya sepakat hasil akhir atau kesimpulannya
dilakukan dengan excavasi, bukan pengeboran maupun GPR. Pengeboran serta
GPR akan mengarahkan untuk pembuktian dengan excavasi. Tentusaja pengeboran
tidak cukup untuk membuktikan "human activity artefac".

rdp


[iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi 
perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama 
terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang 
melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 
1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian 
utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran 
dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut 
Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat 
Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya 
sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya 
menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal 
membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak  itu, perdebatan tentang 
jenis basement di bawah Selat Makassar
 Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua 
yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting 
untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau 
kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya 
akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon.

Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi 
terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan 
pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis 
batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 
2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak 
yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila 
melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. 
Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur 
yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah 
berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan 
metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal 
seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa 
didebat orang.  Pemodelan2 tak langsung itulah yang
 selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. 

Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 
2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan 
Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi 
dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal 
beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas 
kerak samudera.  Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih 
kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan 
khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga 
ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. 
Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. 

Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi 
tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan 
menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul 
kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan 
kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak 
samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka 
saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang 
menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera.

Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika 
sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja 
Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni. Sumur eksplorasi ini 
termasuk yang terletak di tengah Selat Makassar pada kedalaman laut 2255 meter. 
Sumur dibor sampai sedalam 4485 meter. Sumur ini memang tidak menembus basement 
Selat Makassar, tetapi ia menembus batuan volkanik yang duduk di atas basement. 
Batuan volkanik ini, komposisinya, akan memberitahu kita apa gerangan basement 
di bawahnya. Maka penelitian petrokimia, isotop geokimia dan geokronologi pun 
dilakukan ExxonMobil atas sampel volkanik tersebut. Hasilnya sudah 
dipublikasikan meskipun sekilas oleh Bacheller III et al (2011) di pertemuan 
tahunan IPA (Indonesian Petroleum Association) yang mengatakan bahwa volkanik 
Rangkong  itu secara petrokimia menunjukkan asosiasi yang definitif dengan 
kerak benua bukan dari asosiasi kerak samudera.
  Saya membahas implikasi regional penemuan ini atas tektonik Selat Makassar 
secara keseluruhan, juga membahas kembali petdebatannya, di pertemuan IPA tahun 
ini (Satyana et al., 2012). 

Setelah melihat banyak pemo

Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN

2012-09-09 Terurut Topik yahdi zaim
Pak Awang yth,
Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil 
kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan 
dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster 
presentation pada 18 Sept.siang.
Salam,
Y.Zaim
Prodi Tek.Geologi
FITB-ITB
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana 
Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 
To: IAGI; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, 
Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan 
Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi 
dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan 
Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), 
salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak 
tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang 
sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah 
lain Ombilin.

(1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi 
bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi 
lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua 
terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat 
dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, 
membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka 
kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat 
India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra 
Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak 
akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di 
atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, 
Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa 
Ombilin merupakan pull-apart basin akan
 memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, 
semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak 
yang berperan sebagai konduit termal/termal release. 

(2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan 
South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. 
Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd 
(juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari 
batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, 
meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat 
Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang 
(overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 
berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung 
batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan 
kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan 
dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka 
pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu
 adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop 
karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan 
gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker 
aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian 
diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto 
maupun Sangkarewang. 

(3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut 
rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. 
Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun 
demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia 
pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, 
sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. 

(4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. 
Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi 
magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik 
bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini 
sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 
pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari 
magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada 
basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah 
overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di 
wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa 
saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombi

Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)

2012-09-09 Terurut Topik Anggoro Dradjat
Dear Mas Amien,

Kalau begitu titip doa di Mekah buat semua rekan-rekan IAGI,
Ya  Allah berikanlah ilmu yang bermanfat bagi rekan2 IAGI, rezeki dan
kesehatan yang baik wahai Zat Yang Maha Pengasih.

Anggoro Dradjat

2012/9/9 Luhkito Hadisoemarto 

> *Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,
>
> Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa,
> Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri
> akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah
> Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA,
>
> Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,
>
> Luhkito Hs-3501*
>
>
>
> 2012/9/9 amien widodo 
>
>>
>> Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang
>> provokatip, kadang OOT, nah  pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan
>> tulisan saya tadi.
>> Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya
>> dan istri mau berangkat haji.
>> Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK
>> itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar
>> kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan
>> haji mabrur yg diidamkan semua orang..
>>
>> Amien dan Istri
>>
>
>


[iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN

2012-09-09 Terurut Topik Awang Satyana
Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, 
Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan 
Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi 
dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan 
Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), 
salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak 
tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang 
sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah 
lain Ombilin.

(1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi 
bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi 
lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua 
terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat 
dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, 
membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka 
kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat 
India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra 
Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak 
akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di 
atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, 
Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa 
Ombilin merupakan pull-apart basin akan
 memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, 
semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak 
yang berperan sebagai konduit termal/termal release. 

(2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan 
South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. 
Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd 
(juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari 
batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, 
meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat 
Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang 
(overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 
berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung 
batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan 
kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan 
dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka 
pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu
 adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop 
karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan 
gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker 
aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian 
diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto 
maupun Sangkarewang. 

(3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut 
rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. 
Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun 
demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia 
pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, 
sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. 

(4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. 
Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi 
magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik 
bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini 
sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 
pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari 
magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada 
basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah 
overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di 
wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa 
saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombilin. Menarik secar sains, tetapi juga 
menantang.

Salam,
Awang

[iagi-net-l] Danau Towuti

2012-09-09 Terurut Topik bsapiie
Bagi rekan2 IAGI yang masih belum istirahat, silahkan simak di kompas TV, 
minggu malam jam 22,  penjelasan mengenai penelitian danau towuti yang salah 
satunya mengunakan sandbox modeling di ITB.

Salam, 

BS
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)

2012-09-09 Terurut Topik Husnul Kausarian
Terima kasih atas apresiasi besar yang bapak berikan,insyaallah kami akan 
segera menyusun langkah-langkah ke depannya

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 7 Sep 2012 13:54:25 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)

Waalaikumussalam wr wb.,

Senang sekali mendengar bahwa di UIR akan dibuka Jurusan Teknik Geologi. 
Sebagai fakultas yang menaungi Program Studi Teknik Geologi di ITB, saya
menawarkan diri untuk membantu jika sekiranya Teknik Geologi UIR
memerlukannya. Jangan segan-segan menghubungi saya atau Wakil Dekan
Akademik saya yang juga geologiwan (Bambang Priadi: bpri...@gc.itb.ac.id),
atau Kaprodi Program Sarjana Teknik Geologi (Budi Brahmantyo:
bud...@gc.itb.ac.id).

Wasalam,
Eddy Subroto
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
ITB

> Assalamualaikum dan salam sejahtera buat semua anggota milis
>
> Perkenankan kami dari Universitas Islam Riau (UIR)  Pekanbaru,melalui
Fakultas Teknik saat ini telah mendapatkan "lampu hijau" dari DIKTI
untuk
> membuka jurusan Teknik Geologi di UIR. Saat ini kami fokus dalam
penerimaan mahasiswa baru TA 2012/2013,dan prosedur pendaftaran adalah
sebagai berikut:
> -pendaftaran: 10-30 September 2012
> -uang pendaftaran: Rp. 240.000
> -tempat dan waktu tes tertulis: Universitas Islam Riau, 1 Oktober 2012
pkl
> 09.00WIB
> -pengumuman hasil tes: 2 Oktober 2012
> -pendaftaran ulang: 3-7 Oktober 2012
> -aktifitas perkuliahan: 8 Oktober 2012
>
> Contact person:
> -HUSNUL KAUSARIAN 0853-5556-5656
> Email: hk_str...@yahoo.com
> -FITRI ANGGRAENI K: 0813-7834-8570
> Email: anggr...@yahoo.co.uk
>
> Selain itu kami sangat berharap dapat menjalin kerjasama dengan seluruh
komponen geologist di Indonesia untuk mengembangkan kecintaan terhadap
ilmu kebumian ini.
>
> Salam hormat,
> Best Regards,
> Husnul Kausarian
> c/p +62853-5556-5656







PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-09 Terurut Topik kartiko samodro
Salah satu skill yang penting dari geologist adalah kemampuan menjual
harapan
Beberapa tahun terakhir ini , saya melihat ada geologist nasional yang bisa
menjual harapan besar, sampai sampai banyak perusahaan berani mengeluarkan
ratusan juta dollar untuk membuktikan harapannya

2012/9/6 

> Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan
> kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena
> kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat
> interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian
> hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap
> saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di
> challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan.
>
> Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita
> cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya.
>
> Salam,
>
> BS
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Danny Hilman Natawidjaja" 
> *Date: *Thu, 6 Sep 2012 10:31:15 +0700
> *To: *
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *RE: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan
> Geolistrik
>
> Bung Avi,
>
> Data dan analisa yang kami punya sekarang sudah jauh lebih banyak dan
> lebih baik processing-nya.  Misalnya waktu di Supomo kami belum punya data
> velocity lapisan untuk me-migrasikan data georadarnya,  sekarang sudah
> punya sehingga semua lintasan georadar sudah di-migrasi dengan baik.
> Lintasan georadarnya pun sudah jauh lebih banyak.
>
> Konsep dan hipotesis kami bukan sekedar angan-angan tapi ada background
> ilmiah yang kuat... akan panjang kalau diuraikan lagi.  
>
> Geologi Gunung Padang memang komplek sehingga banyak tes yang harus
> dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada “man-made structures” didalam
> itu.   Ini penelitian “frontier” dan hipotesisnya memang cukup
> kontroversial.  Sayang anda tidak hadir pada presentasi Gunung Padang di
> SetNeg tgl 14 Agustus lalu.  Waktu itu Bu WaMen Dikbud hadir dan sangat
> mendukung penelitian ini untuk diteruskan dan dikembangkan.
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> *From:* rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
> *Sent:* 06 September 2012 7:39
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan
> Geolistrik
>
> ** **
>
> Bung Dani DR,
>
> Pertama, saya sudah hadir di presentasi anda di IAGI office di Supomo
> bbrapa waktu yg lalu, memang data dan pengolahannya sudah benar, tapi
> setuju dg rekan2 yg lain bahwa MODEL itu sangat tergantung dari "dream"
> awal kita. Sejujurnya karena team anda adalah team yg akan mencari "BENCANA
> PURBA" maka angan2 team pada umumnya adalah suatu Komuniti KUNO, bisa
> berupa kampung KUNO, bisa berupa Candi, Piramid dsb.
>
> Nah driver ini yg mungkin akan membuat anda terbelenggu dan mungkin
> cenderung mengarahkan jawaban2 yg akan mendukung thesis anda (baca
> katastropi purba). Dalam hal ini secara prospect maturation estimasi anda
> ini baru sampe tingkat PROSPECT, yg namanya prospect ya ngga bisa di
> buktikan secara Ilmiyah sampai Prospect tadi di gali.
>
> Yg Kedua, kebetulan lokasi yg anda pilih sbg tempat research kok ya di
> daerah Gunung Api Purba dilihat dari Morpologi yg ada sekarang dan banyak
> mengandung kolumnar join, sebetulnya ini memang menyulitkan buat anda untuk
> bisa langsung benar, karena chance of sukses untuk benar menjadi 50%,
> artinya bisa memang Piramida, tapi bisa juga Kolumnar Join spt yg telah di
> bahas sebelumnya oleh DR Yatno. kalau seandainya yg anda selidiki lokasi
> disekitarnya bukan daerah pegunungan, misal di daerah Karst spt di Madura
> atau Pacitan maka chance of sukses anda bisa naik menjadi 75%, which is
> sudah sangat tinggi.
>
> yang  ke tiga SEMANGAT PAGI! . jangan lupa daftar PIT
> IAGI (18-20 Sept) dan IAGI Golf (17 Sept).
>
> Avi
> npa 0666 nomor cantik
>
> 2012/9/5 
>
> Apa yang bikin bingung ya ?
> Interpretasi DATA bisa salah tapi ga sama dengan Hipotesis.
> Baik dan akuratnya interpretasi sangat tgt dari seberapa baik data,
> processingnya, dan keahlian serta pengalaman si interpreter, juga seberapa
> komplek obyeknya. Konteks tentu saja penting.
> Apabila tidak mungkin diinterpretasi tunggal (ada dua atau lebih
> kemungkinannya), ya itulah hasilnya. Tentu si interpreter bisa mengemukakan
> yg mana yang dianggap paling mungkin.
> Tapi kalo image-nya sudah sangat jelas (karena hi-res dan obyeknya
> 'simpel') ya interpretasinya juga straight forward, seperti interpretasi
> tulang patah dari xray atau struktur besi yang bengkok di dalam beton
> dilihar dari hi-res GPR.
>
> DHN
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
> --
>
> *From: *bsap...@geodin.net 
>
> *Date: *Wed, 5 Sep 2012 07:53:20 +
>
> *To: *
>
> *ReplyTo: * 
>

Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)

2012-09-09 Terurut Topik Luhkito Hadisoemarto
*Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,

Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa,
Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri
akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah
Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA,

Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh,

Luhkito Hs-3501*


2012/9/9 amien widodo 

>
> Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang provokatip,
> kadang OOT, nah  pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan tulisan saya
> tadi.
> Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya
> dan istri mau berangkat haji.
> Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK
> itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar
> kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan
> haji mabrur yg diidamkan semua orang..
>
> Amien dan Istri
>


[iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)

2012-09-09 Terurut Topik amien widodo


Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang provokatip, 
kadang OOT, nah  pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan tulisan saya tadi.

Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya dan 
istri mau berangkat haji. 

Agar ibadah haji 
saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK itu kami mohon 
maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar kami mampu mengerjakan 
seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan haji mabrur yg diidamkan semua 
orang.. 

Amien dan Istri

Re: [iagi-net-l] ONE DAY COURSE Geofisika FMIPA UGM

2012-09-09 Terurut Topik ipranto wignyowinoto
Topiknya apa dan jam berapa, acaranya kalo siang setelah pembukaan workshop 
semoga bisa.

Ipranto


Sent from Yahoo! Mail on Android