Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Pak Bandono, Di Kalimantan dan Sulawesi ada volkanik berumur Eosen, misalnya Bua atau Langi volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di Sulawesi Barat/Selatan, dan Manunggul serta Kayujohara volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di sisi Kalimantan Tenggara. Volcanics ini tak mesti ditafsirkan sebagai arc volcanism seperti yang kita lihat sekarang dengan Sunda Arc di sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara. Kebanyakan sebagai intrusives. Defiinitife volcanic arc pertama di Indonesia Barat ada pada Oligo-Miocene yang menghasilkan Oud Andesiet di Jawa. Volcanics di Makassar Straits bisa terjadi sebagai rifting volcanism, yang terjadi bersamaan dengan rifting. Maka volcanics ini ada sebelum dan bersamaan dengan rifting Makassar Straits. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Bandono Salim menulis: Dari: Bandono Salim Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "Iagi" Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 1:26 PM Kalau di kalimantan dan sulawesi apakah ada volkanik yang berumur eosen? Aku bukan ahli tektonik, berati penisahannya setelah eocene. Atau volkanik eosen ini sebagai awal rekahnya? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana Date: Mon, 10 Sep 2012 14:21:55 +0800 (SGT) To: ReplyTo: Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Ferry, Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust sejak dari tahun 2000 ke sini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim menulis: Dari: Ferry Bastaman Hakim Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 250
Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Pak Benyamin, Perdebatan di literatur2 mengacu kepada tiga hal: (1) mekanisme penyebab pembukaan Makassar Straits, (2) tipe basement yang terbentuk di bawahnya, (3) umur pembukaan Makassar Straits. Problem ke-3 tak lagi menjadi perdebatan sebab kebanyakan telah sepakat bahwa rifting atau pembukaan Selat Makassar terjadi pada Paleogen. Problem (2) juga sebagian besar literatur memihak attenuated continental crust dibandingkan oceanic crust. Saya pernah berdiskusi langsung dengan Robert Hall soal ini karena publikasi2nya berubah pandangan dari oceanic crust ke continental crust; dijawabnya gak masalah berubah pandangan karena ada data dan analisis baru (memang begitu mestinya). Tetapi di publikasinya terakhir tentang Makassar Straits, dibuat mengambang lagi. Problem-1 tak mudah menganalisisnya, tetapi berdasarkan berbagai analisis tektonik regional untuk SE Asia, saya dari publikasi 2003 di PIT IAGI-HAGI telah menulis bahwa pembukaan Selat Makassar berhubungan dengan tectonic escape post-collision India-Eurasia dan mantle delamination, unroofing, skala kecil akibat mantle upwelling pada terranes yang berakresi di tepi SE Sundaland, yang juga memisahkan Sumba dari Sulawesi Selatan ke posisinya sekarang. Saya tak menemukan nalar/argumen bahwa Makassar Strait terbuka akibat back-arc spreading di belakang Eocene arc volcanism. Eocene arc volcanism tak definitif di seluruh Indonesia Barat. Hanya Rangkong-1 dan Kaluku-1 yang bisa berkontribusi kepada sejarah pembukaan dan geodinamika Selat Makassar ini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, bsap...@geodin.net menulis: Dari: bsap...@geodin.net Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 12:02 PM Sepengetahuan saya makasar strait issue bukan basement tetapi rifting yang mencapai oceanic crust. Harus dipisahkan basement dan process yang mengextend crust sebagai calon basement utk tertiary basin. Secara umum kalau kita restore posisinya sebelum rifting say Eocene apa yang melandasi makasar strait. Kalau lihat model2 tektonik yang ada hampir semua mempercayai kontinental crust karena kita punya endapan eocene clastic di sulawesi issue ini menjadi sangat terbukti. Kalaupun harus yang lain mungkin pada transitional crust tapi tidak oceanic sejak mulainya. Memang betul semakin ke utara makasar strait mungkin saja sudah ada oceanic afinity atau volcanic tapi umurnya hrs Tertiary. Diperlukan pemodelan fisik dari proses rifting makasar agar bisa dimengerti kaitan waktu dan sedimentasi dengan jelas dari utara sampai selatan. Pertanyaan utamanya kenapa terjadi rifting? Kapan? Data sumur baru disepanjang selat Makasar bisa sangat membantu untuk memecahkan permasalahan dan bahkan utk mencari kemungkinan baru. Salam, BS Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Ferry Bastaman Hakim Date: Mon, 10 Sep 2012 04:35:38 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang
Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Kalau di kalimantan dan sulawesi apakah ada volkanik yang berumur eosen? Aku bukan ahli tektonik, berati penisahannya setelah eocene. Atau volkanik eosen ini sebagai awal rekahnya? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Mon, 10 Sep 2012 14:21:55 To: Reply-To: Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Ferry, Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust sejak dari tahun 2000 ke sini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim menulis: Dari: Ferry Bastaman Hakim Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih me
Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Pak Taufik, Tarakan Basin adalah proper passive margin, tepi kontinen, yang membentuk embayment ke Sulawesi Sea yang mengalami sea-floor spreading. Rifting volcanics bisa terjadi di passive margins seperti itu. Apa asosiasinya, apakah dengan kontinen, transisi, atau oceanik, hanya analisis petrokimia yang bisa menentukannya. Dari kesebandingan regional, mungkin continental-associated volcanics, tetapi sebelum melakukan analisis atasnya akan tetap spekulatif pendapat ini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, ok.taufik menulis: Dari: ok.taufik Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:43 AM Bagaimana dengan sumur badik-1 dari Anadarko?, dimana lithologinya berasosiasi dengan endapan volcanic dekat TD. Powered by Geologist never died just stoned® From: Awang Satyana Date: Mon, 10 Sep 2012 08:42:51 +0800 (SGT) To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera. Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh E
RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Ferry, Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust sejak dari tahun 2000 ke sini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim menulis: Dari: Ferry Bastaman Hakim Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan kar
Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Pak Zaim, Terima kasih, juga atas infonya, saya akan sempatkan berkunjung ke booth poster tersebut. Salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, yahdi zaim menulis: Dari: yahdi zaim Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 4:34 AM Pak Awang yth, Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster presentation pada 18 Sept.siang. Salam, Y.Zaim Prodi Tek.Geologi FITB-ITB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 +0800 (SGT) To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain Ombilin. (1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa Ombilin merupakan pull-apart basin akan memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak yang berperan sebagai konduit termal/termal release. (2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd (juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang (overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto maupun Sangkarewang. (3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. (4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat
Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Sepengetahuan saya makasar strait issue bukan basement tetapi rifting yang mencapai oceanic crust. Harus dipisahkan basement dan process yang mengextend crust sebagai calon basement utk tertiary basin. Secara umum kalau kita restore posisinya sebelum rifting say Eocene apa yang melandasi makasar strait. Kalau lihat model2 tektonik yang ada hampir semua mempercayai kontinental crust karena kita punya endapan eocene clastic di sulawesi issue ini menjadi sangat terbukti. Kalaupun harus yang lain mungkin pada transitional crust tapi tidak oceanic sejak mulainya. Memang betul semakin ke utara makasar strait mungkin saja sudah ada oceanic afinity atau volcanic tapi umurnya hrs Tertiary. Diperlukan pemodelan fisik dari proses rifting makasar agar bisa dimengerti kaitan waktu dan sedimentasi dengan jelas dari utara sampai selatan. Pertanyaan utamanya kenapa terjadi rifting? Kapan? Data sumur baru disepanjang selat Makasar bisa sangat membantu untuk memecahkan permasalahan dan bahkan utk mencari kemungkinan baru. Salam, BS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim Date: Mon, 10 Sep 2012 04:35:38 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa
Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Bagaimana dengan sumur badik-1 dari Anadarko?, dimana lithologinya berasosiasi dengan endapan volcanic dekat TD. Powered by Geologist never died just stoned® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Mon, 10 Sep 2012 08:42:51 To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Reply-To: Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera. Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni. Sumur eksplorasi ini termasuk yang terletak di tengah Selat Makassar pada kedalaman laut 2255 meter. Sumur dibor sampai sedalam 4485 meter. Sumur ini memang tidak menembus basement Selat Makassar, tetapi ia menembus batuan volkanik yang duduk di atas basement. Batuan volkanik ini, komposisinya, akan memberitahu kita apa gerangan basement di bawahnya. Maka penelitian petrokimia, isotop geokimia dan geokronologi pun dilakukan ExxonMobil atas sampel volkanik tersebut. Hasilnya sudah dipublikasikan meskipun sekilas oleh Bacheller III et al (2011) di pertemuan tahunan IPA (Indonesian Petroleum Association) y
RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera. Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni.
Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)
Selamat jalan mas Amien, aman insya-Allah balik ke tanah air sehat wal afiat dan penuh magfirohNya. Salam Avi 2012/9/10 Anggoro Dradjat > Dear Mas Amien, > > Kalau begitu titip doa di Mekah buat semua rekan-rekan IAGI, > Ya Allah berikanlah ilmu yang bermanfat bagi rekan2 IAGI, rezeki dan > kesehatan yang baik wahai Zat Yang Maha Pengasih. > > Anggoro Dradjat > > > 2012/9/9 Luhkito Hadisoemarto > >> *Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, >> >> Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa, >> Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri >> akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah >> Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA, >> >> Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, >> >> Luhkito Hs-3501* >> >> >> >> 2012/9/9 amien widodo >> >>> >>> Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang >>> provokatip, kadang OOT, nah pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan >>> tulisan saya tadi. >>> Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya >>> dan istri mau berangkat haji. >>> Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah >>> UNTUK itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya >>> agar kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan >>> mendapatkan haji mabrur yg diidamkan semua orang.. >>> >>> Amien dan Istri >>> >> >> >
RE: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia
Mestinya paper seperti ini dimuatnya di majalah punya kita sendiri. Oleh karenanya perlu dibuat ada. Judulnya bisa saja seperti: Journal of Indonesian Petroleum Geology, dst. Awalnya bisa dirintis 6 bulan sekali terbit yang nantinya bisa setiap 3 bulan sekali . Saya pikir contributornya akan ada. Paling tidak papers bisa dipilih dan disiapkan sebagai "extended abstracts" dari presentasi di pertemuan tahunan IPA, HAG, IAGI, dsb. atau invited papers. Bisa juga berupa sponsor papers dari coys sekalian donasinya. Apakah kita sudah merasa cukup punya preseding PIT saja?? Any comment?? Thanks. Iman From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Monday, September 10, 2012 8:16 AM To: IAGI; economicgeology; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia Kalau Pak Awang memposting perdebatan basement di Makassar, saya barusaja membaca tulisan anget dari Robert Hall dengan judul "Australian Crust In Indonesia" (Australian Journal of Earth Sciences (2012) 59, (827-844)). Ini merupakan satu pergumulan seru yang baru untuk melihat sampai dimana kerak-kerak Australia ini merangsuk di Indonesia. Indikasi ini sebenernya sudah cukup lama, tahun 2005 sudah ada paper di IPA oleh groupnya RH juga mengindikasikan fenomena ini. Apanya yang menarik ? Ya tentusaja basement (Pre Tertiary) di bawah cekungan JAwa Timur Selatan menjadi menarik untuk diperhatikan. Dari sisi perminyakan tentunya Jurassic sedimen merupakan lapisan yg proven sebagai reservoir bagus di North West Shelf Australia. Sedangkan dari sisi menral economic tentunya daerah ini juga menarik untuk dikaji. Tidak hany aitu tentusaja, kegunung apian di Jawa Timur tentunya akan menembus batuan ini, berbeda dengan gunungapi di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang menembus batuan yang magmanya menembus batuan berbeda. Nah siapa berani ? Offshore East java Basin sudah ada seismiclinenya yang diakuisisi oleh TGS. Rovicky -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari" Keep it on screen - think before you print Any information in this email is confidential and legally privileged. It is intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others authorized to receive. If you receive this e-mail in error, please reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email including any attachment(s) from your system since any disclosure, copying, distribution or taking any action in reliance on such contents is strictly prohibited. MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of the foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies (www.medcoenergi.com).
Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)
Mas Syaiful, Ikutan donk bersedekah ilmunya i UNPAK ingin ilmunya barokah nih... Salam Budi 2012/9/9 Husnul Kausarian > Terima kasih atas apresiasi besar yang bapak berikan,insyaallah kami akan > segera menyusun langkah-langkah ke depannya > > Best Regards, > Husnul Kausarian > c/p +62853-5556-5656 > > -Original Message- > From: "Eddy Subroto" > Date: Fri, 7 Sep 2012 13:54:25 > To: > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru) > > Waalaikumussalam wr wb., > > Senang sekali mendengar bahwa di UIR akan dibuka Jurusan Teknik Geologi. > Sebagai fakultas yang menaungi Program Studi Teknik Geologi di ITB, saya > menawarkan diri untuk membantu jika sekiranya Teknik Geologi UIR > memerlukannya. Jangan segan-segan menghubungi saya atau Wakil Dekan > Akademik saya yang juga geologiwan (Bambang Priadi: bpri...@gc.itb.ac.id), > atau Kaprodi Program Sarjana Teknik Geologi (Budi Brahmantyo: > bud...@gc.itb.ac.id). > > Wasalam, > Eddy Subroto > Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian > ITB > > > Assalamualaikum dan salam sejahtera buat semua anggota milis > > > > Perkenankan kami dari Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru,melalui > Fakultas Teknik saat ini telah mendapatkan "lampu hijau" dari DIKTI > untuk > > membuka jurusan Teknik Geologi di UIR. Saat ini kami fokus dalam > penerimaan mahasiswa baru TA 2012/2013,dan prosedur pendaftaran adalah > sebagai berikut: > > -pendaftaran: 10-30 September 2012 > > -uang pendaftaran: Rp. 240.000 > > -tempat dan waktu tes tertulis: Universitas Islam Riau, 1 Oktober 2012 > pkl > > 09.00WIB > > -pengumuman hasil tes: 2 Oktober 2012 > > -pendaftaran ulang: 3-7 Oktober 2012 > > -aktifitas perkuliahan: 8 Oktober 2012 > > > > Contact person: > > -HUSNUL KAUSARIAN 0853-5556-5656 > > Email: hk_str...@yahoo.com > > -FITRI ANGGRAENI K: 0813-7834-8570 > > Email: anggr...@yahoo.co.uk > > > > Selain itu kami sangat berharap dapat menjalin kerjasama dengan seluruh > komponen geologist di Indonesia untuk mengembangkan kecintaan terhadap > ilmu kebumian ini. > > > > Salam hormat, > > Best Regards, > > Husnul Kausarian > > c/p +62853-5556-5656 > > > > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > - > >
Re: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia
Mas Vicky dan rekan IAGI yang budiman, Diskusi mengenai keberadaan pecahan Australia di selatan Jawa memang sangat menarik. Sebut Saja beberapa peneliti pernah melakukan penelitian dari berbagai sudut keilmuan yang berbeda, seperti:Sribudiyani et al (2003), Clement and Hall (2007), Smyth et al (2007), Seubert and Sulistianingsih (2008), Abdurrachman et al (2010, 2011a, 2011b), Metcalfe (2011), Hall(2012) dan masih banyak lagi, namun demikian diskusi masih tetap menarik dan terbuka. Pada IAGI jogja nanti kami akan membawakan sebuah makalah berjudul Sr-Nd ISOTOPIC STUDY OF PAPANDAYAN AREA, WEST JAVA: A WINDOW INTO THE PAST MAGMATISM AND TECTONIC EVENT, yang akan membahas bagaimana gunungapi dengan studi Sr-Nd bisa dimanfaatkan untuk menditeksi keberadaan pecahan australia. Mudah-mudahan kita akan mempunyai diskusi "pecahan australia" yang hangat di Jogjakarta nanti. Salam, Mirzam A > Kalau Pak Awang memposting perdebatan basement di Makassar, saya barusaja > membaca tulisan anget dari Robert Hall dengan judul "Australian Crust In > Indonesia" (Australian Journal of Earth Sciences (2012) 59, (827?44)). Ini > merupakan satu pergumulan seru yang baru untuk melihat sampai dimana > kerak-kerak Australia ini merangsuk di Indonesia. Indikasi ini sebenernya > sudah cukup lama, tahun 2005 sudah ada paper di IPA oleh groupnya RH juga > mengindikasikan fenomena ini. > > Apanya yang menarik ? > Ya tentusaja basement (Pre Tertiary) di bawah cekungan JAwa Timur Selatan > menjadi menarik untuk diperhatikan. Dari sisi perminyakan tentunya > Jurassic > sedimen merupakan lapisan yg proven sebagai reservoir bagus di North West > Shelf Australia. Sedangkan dari sisi menral economic tentunya daerah ini > juga menarik untuk dikaji. > Tidak hany aitu tentusaja, kegunung apian di Jawa Timur tentunya akan > menembus batuan ini, berbeda dengan gunungapi di Jawa Tengah dan Jawa > Barat > yang menembus batuan yang magmanya menembus batuan berbeda. > > Nah siapa berani ? > Offshore East java Basin sudah ada seismiclinenya yang diakuisisi oleh > TGS. > > > Rovicky > > -- > *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"* > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
Re: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia
Teman2 iagi, aku ingat waktu pertama kali dengar tentang plate tektonik, ada granit di barat malaysia, yang katanya asal dari ustrali. Wah itu waktu aku kan penaganut undulasi. Apa betul ada grtanit atau batupasir di pantai barat malaysia yang beasal dari benua ustrali? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Mon, 10 Sep 2012 08:16:03 To: IAGI; economicgeology; Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Australian crust in Indonesia PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Maaf pak D (RDP), ide apa yang dijual sebegitu cepatnya dapat menurunkan uang sebanyak itu.? Pasti ide tersebut juga akan memberikan keuntungan/nilai tinggi bagi pemberi dana. Kejayaan negara dan peninggalan arkeologi berupa artefak, atau yang bisa dijual akan menarik investor. Kadang aku ingat waktu menteri agama menggali batu tulis di BOgor. Semoga tidak demikian. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Mon, 10 Sep 2012 07:46:16 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik 2012/9/6 > Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan > kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena > kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat > interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian > hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap > saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di > challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan. > > Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita > cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya. > Salah satu tantangan geologist atau explorationist adalah menjual ide (opini atau hipotesa) supaya dibiayai oleh orang yang berkepentingan. Intinya mencari dana riset untuk tetap bekerja dan menghasilkan. Nah daya tarik yang sering manjur dan mampu menarik dana adalah sebuah ide yang memberikan dampak LANGSUNG dan CEPAT (Direct and Quick). Menjual ide untuk penelitian yang hasilnya tidak langsung dan dampaknya memakan waktu lama ini memerlukan ilmu yang jauh lebih sulit. Penelitian geologi, seringkali tidak memberikan dampak langsung dan cepat, berbeda dengan pengeboran yg memberikan iming2 hasilnya langsung dan cepat. Penelitian geologi, eksplorasi, dan riset sangat mungkin memberikan hasil rekomendasi yang *efisien *dalam jangka panjang tetapi tidak *efektif *untuk menyembuhkan "luka" secara cepat. Apalagi menunggu turunnya dana bantuan riset untuk unconventional energi. Pasti pengusulan dana support untuk riset ini mudah dikalahkan dengan riset atau survey untuk mengurangi subsidi BBM, karena BBM dampaknya langsung dan cepat, walaupun belum tentu efisien dalam jangka panjang. Kembali ke Gunung Padang. Saya sepakat hasil akhir atau kesimpulannya dilakukan dengan excavasi, bukan pengeboran maupun GPR. Pengeboran serta GPR akan mengarahkan untuk pembuktian dengan excavasi. Tentusaja pengeboran tidak cukup untuk membuktikan "human activity artefac". rdp
Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
2012/9/6 > Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan > kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena > kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat > interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian > hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap > saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di > challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan. > > Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita > cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya. > Salah satu tantangan geologist atau explorationist adalah menjual ide (opini atau hipotesa) supaya dibiayai oleh orang yang berkepentingan. Intinya mencari dana riset untuk tetap bekerja dan menghasilkan. Nah daya tarik yang sering manjur dan mampu menarik dana adalah sebuah ide yang memberikan dampak LANGSUNG dan CEPAT (Direct and Quick). Menjual ide untuk penelitian yang hasilnya tidak langsung dan dampaknya memakan waktu lama ini memerlukan ilmu yang jauh lebih sulit. Penelitian geologi, seringkali tidak memberikan dampak langsung dan cepat, berbeda dengan pengeboran yg memberikan iming2 hasilnya langsung dan cepat. Penelitian geologi, eksplorasi, dan riset sangat mungkin memberikan hasil rekomendasi yang *efisien *dalam jangka panjang tetapi tidak *efektif *untuk menyembuhkan "luka" secara cepat. Apalagi menunggu turunnya dana bantuan riset untuk unconventional energi. Pasti pengusulan dana support untuk riset ini mudah dikalahkan dengan riset atau survey untuk mengurangi subsidi BBM, karena BBM dampaknya langsung dan cepat, walaupun belum tentu efisien dalam jangka panjang. Kembali ke Gunung Padang. Saya sepakat hasil akhir atau kesimpulannya dilakukan dengan excavasi, bukan pengeboran maupun GPR. Pengeboran serta GPR akan mengarahkan untuk pembuktian dengan excavasi. Tentusaja pengeboran tidak cukup untuk membuktikan "human activity artefac". rdp
[iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera. Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni. Sumur eksplorasi ini termasuk yang terletak di tengah Selat Makassar pada kedalaman laut 2255 meter. Sumur dibor sampai sedalam 4485 meter. Sumur ini memang tidak menembus basement Selat Makassar, tetapi ia menembus batuan volkanik yang duduk di atas basement. Batuan volkanik ini, komposisinya, akan memberitahu kita apa gerangan basement di bawahnya. Maka penelitian petrokimia, isotop geokimia dan geokronologi pun dilakukan ExxonMobil atas sampel volkanik tersebut. Hasilnya sudah dipublikasikan meskipun sekilas oleh Bacheller III et al (2011) di pertemuan tahunan IPA (Indonesian Petroleum Association) yang mengatakan bahwa volkanik Rangkong itu secara petrokimia menunjukkan asosiasi yang definitif dengan kerak benua bukan dari asosiasi kerak samudera. Saya membahas implikasi regional penemuan ini atas tektonik Selat Makassar secara keseluruhan, juga membahas kembali petdebatannya, di pertemuan IPA tahun ini (Satyana et al., 2012). Setelah melihat banyak pemo
Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Pak Awang yth, Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster presentation pada 18 Sept.siang. Salam, Y.Zaim Prodi Tek.Geologi FITB-ITB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Reply-To: Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain Ombilin. (1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa Ombilin merupakan pull-apart basin akan memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak yang berperan sebagai konduit termal/termal release. (2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd (juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang (overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto maupun Sangkarewang. (3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. (4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombi
Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)
Dear Mas Amien, Kalau begitu titip doa di Mekah buat semua rekan-rekan IAGI, Ya Allah berikanlah ilmu yang bermanfat bagi rekan2 IAGI, rezeki dan kesehatan yang baik wahai Zat Yang Maha Pengasih. Anggoro Dradjat 2012/9/9 Luhkito Hadisoemarto > *Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, > > Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa, > Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri > akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah > Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA, > > Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, > > Luhkito Hs-3501* > > > > 2012/9/9 amien widodo > >> >> Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang >> provokatip, kadang OOT, nah pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan >> tulisan saya tadi. >> Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya >> dan istri mau berangkat haji. >> Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK >> itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar >> kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan >> haji mabrur yg diidamkan semua orang.. >> >> Amien dan Istri >> > >
[iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain Ombilin. (1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa Ombilin merupakan pull-apart basin akan memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak yang berperan sebagai konduit termal/termal release. (2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd (juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang (overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto maupun Sangkarewang. (3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. (4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombilin. Menarik secar sains, tetapi juga menantang. Salam, Awang
[iagi-net-l] Danau Towuti
Bagi rekan2 IAGI yang masih belum istirahat, silahkan simak di kompas TV, minggu malam jam 22, penjelasan mengenai penelitian danau towuti yang salah satunya mengunakan sandbox modeling di ITB. Salam, BS Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)
Terima kasih atas apresiasi besar yang bapak berikan,insyaallah kami akan segera menyusun langkah-langkah ke depannya Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 7 Sep 2012 13:54:25 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru) Waalaikumussalam wr wb., Senang sekali mendengar bahwa di UIR akan dibuka Jurusan Teknik Geologi. Sebagai fakultas yang menaungi Program Studi Teknik Geologi di ITB, saya menawarkan diri untuk membantu jika sekiranya Teknik Geologi UIR memerlukannya. Jangan segan-segan menghubungi saya atau Wakil Dekan Akademik saya yang juga geologiwan (Bambang Priadi: bpri...@gc.itb.ac.id), atau Kaprodi Program Sarjana Teknik Geologi (Budi Brahmantyo: bud...@gc.itb.ac.id). Wasalam, Eddy Subroto Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB > Assalamualaikum dan salam sejahtera buat semua anggota milis > > Perkenankan kami dari Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru,melalui Fakultas Teknik saat ini telah mendapatkan "lampu hijau" dari DIKTI untuk > membuka jurusan Teknik Geologi di UIR. Saat ini kami fokus dalam penerimaan mahasiswa baru TA 2012/2013,dan prosedur pendaftaran adalah sebagai berikut: > -pendaftaran: 10-30 September 2012 > -uang pendaftaran: Rp. 240.000 > -tempat dan waktu tes tertulis: Universitas Islam Riau, 1 Oktober 2012 pkl > 09.00WIB > -pengumuman hasil tes: 2 Oktober 2012 > -pendaftaran ulang: 3-7 Oktober 2012 > -aktifitas perkuliahan: 8 Oktober 2012 > > Contact person: > -HUSNUL KAUSARIAN 0853-5556-5656 > Email: hk_str...@yahoo.com > -FITRI ANGGRAENI K: 0813-7834-8570 > Email: anggr...@yahoo.co.uk > > Selain itu kami sangat berharap dapat menjalin kerjasama dengan seluruh komponen geologist di Indonesia untuk mengembangkan kecintaan terhadap ilmu kebumian ini. > > Salam hormat, > Best Regards, > Husnul Kausarian > c/p +62853-5556-5656 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Salah satu skill yang penting dari geologist adalah kemampuan menjual harapan Beberapa tahun terakhir ini , saya melihat ada geologist nasional yang bisa menjual harapan besar, sampai sampai banyak perusahaan berani mengeluarkan ratusan juta dollar untuk membuktikan harapannya 2012/9/6 > Untuk Gn. Padang kayanya memang kita semua hrs menunggu hasil dan > kesimpulan yang lebih matang berkaitan dengan hipotesa dan dreamnya. Karena > kita semua tidak ikutan dalam penelitian dan juga tidak bisa membuat > interpretasi tandingan jika memang tidak setuju. Sekali lagi pembuktian > hipotesa bisa memakan waktu yang sangat panjang bahkan pada akhirnya tetap > saja ada yang skeptik.. Sebagai conto teori tektonik lempeng yang masih di > challenge sampai hari ini walaupun seabrek bukti sdh di presentasikan. > > Yang salut utk penelitian ini disupport sampai - milyar.. Sedangkan kita > cari utk penelitian unconventional energi susah sekali dapetnya. > > Salam, > > BS > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * "Danny Hilman Natawidjaja" > *Date: *Thu, 6 Sep 2012 10:31:15 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * > *Subject: *RE: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan > Geolistrik > > Bung Avi, > > Data dan analisa yang kami punya sekarang sudah jauh lebih banyak dan > lebih baik processing-nya. Misalnya waktu di Supomo kami belum punya data > velocity lapisan untuk me-migrasikan data georadarnya, sekarang sudah > punya sehingga semua lintasan georadar sudah di-migrasi dengan baik. > Lintasan georadarnya pun sudah jauh lebih banyak. > > Konsep dan hipotesis kami bukan sekedar angan-angan tapi ada background > ilmiah yang kuat... akan panjang kalau diuraikan lagi. > > Geologi Gunung Padang memang komplek sehingga banyak tes yang harus > dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada “man-made structures” didalam > itu. Ini penelitian “frontier” dan hipotesisnya memang cukup > kontroversial. Sayang anda tidak hadir pada presentasi Gunung Padang di > SetNeg tgl 14 Agustus lalu. Waktu itu Bu WaMen Dikbud hadir dan sangat > mendukung penelitian ini untuk diteruskan dan dikembangkan. > > ** ** > > ** ** > > ** ** > > *From:* rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] > *Sent:* 06 September 2012 7:39 > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan > Geolistrik > > ** ** > > Bung Dani DR, > > Pertama, saya sudah hadir di presentasi anda di IAGI office di Supomo > bbrapa waktu yg lalu, memang data dan pengolahannya sudah benar, tapi > setuju dg rekan2 yg lain bahwa MODEL itu sangat tergantung dari "dream" > awal kita. Sejujurnya karena team anda adalah team yg akan mencari "BENCANA > PURBA" maka angan2 team pada umumnya adalah suatu Komuniti KUNO, bisa > berupa kampung KUNO, bisa berupa Candi, Piramid dsb. > > Nah driver ini yg mungkin akan membuat anda terbelenggu dan mungkin > cenderung mengarahkan jawaban2 yg akan mendukung thesis anda (baca > katastropi purba). Dalam hal ini secara prospect maturation estimasi anda > ini baru sampe tingkat PROSPECT, yg namanya prospect ya ngga bisa di > buktikan secara Ilmiyah sampai Prospect tadi di gali. > > Yg Kedua, kebetulan lokasi yg anda pilih sbg tempat research kok ya di > daerah Gunung Api Purba dilihat dari Morpologi yg ada sekarang dan banyak > mengandung kolumnar join, sebetulnya ini memang menyulitkan buat anda untuk > bisa langsung benar, karena chance of sukses untuk benar menjadi 50%, > artinya bisa memang Piramida, tapi bisa juga Kolumnar Join spt yg telah di > bahas sebelumnya oleh DR Yatno. kalau seandainya yg anda selidiki lokasi > disekitarnya bukan daerah pegunungan, misal di daerah Karst spt di Madura > atau Pacitan maka chance of sukses anda bisa naik menjadi 75%, which is > sudah sangat tinggi. > > yang ke tiga SEMANGAT PAGI! . jangan lupa daftar PIT > IAGI (18-20 Sept) dan IAGI Golf (17 Sept). > > Avi > npa 0666 nomor cantik > > 2012/9/5 > > Apa yang bikin bingung ya ? > Interpretasi DATA bisa salah tapi ga sama dengan Hipotesis. > Baik dan akuratnya interpretasi sangat tgt dari seberapa baik data, > processingnya, dan keahlian serta pengalaman si interpreter, juga seberapa > komplek obyeknya. Konteks tentu saja penting. > Apabila tidak mungkin diinterpretasi tunggal (ada dua atau lebih > kemungkinannya), ya itulah hasilnya. Tentu si interpreter bisa mengemukakan > yg mana yang dianggap paling mungkin. > Tapi kalo image-nya sudah sangat jelas (karena hi-res dan obyeknya > 'simpel') ya interpretasinya juga straight forward, seperti interpretasi > tulang patah dari xray atau struktur besi yang bengkok di dalam beton > dilihar dari hi-res GPR. > > DHN > > Danny Hilman Natawidjaja > LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) > Geoteknologi - LIPI > -- > > *From: *bsap...@geodin.net > > *Date: *Wed, 5 Sep 2012 07:53:20 + > > *To: * > > *ReplyTo: * >
Re: [iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)
*Assalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, Mas Amien, saya dan segenap keluarga saya hanya bisa nyangoni dengan doa, Insya Allah dengan keikhlasan dan Nawaitu untuk Haji, Mas Amien dan Istri akan dapat ridha Allah dengan Haji Mabrur. Tawaqal Alallah Lahaulawalaquwata Illabillahil 'Aliyul adzim. Amin. YRA, Wassalamuallaikum warahmatullah wabarakatuh, Luhkito Hs-3501* 2012/9/9 amien widodo > > Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang provokatip, > kadang OOT, nah pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan tulisan saya > tadi. > Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya > dan istri mau berangkat haji. > Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK > itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar > kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan > haji mabrur yg diidamkan semua orang.. > > Amien dan Istri >
[iagi-net-l] Mohon Maaf Lahir batin (lagi)
Saya banyak menulis disini kadang opini, kadang kritik, kadang provokatip, kadang OOT, nah pasti ada yang tidak berkenan dengan tulisan tulisan saya tadi. Tahun ini (sekitar akhir bulan September-Awal oktober). Insya Allah saya dan istri mau berangkat haji. Agar ibadah haji saya dan keluarga tidak ada ganjalan rasa bersalah UNTUK itu kami mohon maaf lahir dan batin serta mohon keiklhlasan doanya agar kami mampu mengerjakan seluruh rukun haji dengan lancar dan mendapatkan haji mabrur yg diidamkan semua orang.. Amien dan Istri
Re: [iagi-net-l] ONE DAY COURSE Geofisika FMIPA UGM
Topiknya apa dan jam berapa, acaranya kalo siang setelah pembukaan workshop semoga bisa. Ipranto Sent from Yahoo! Mail on Android