Re: [iagi-net] Re: [eksplorasi_BPMIGAS] PROF. MUTTI DAN FILOSOFI SEORANG GEOLOGIST (KAMPUS TRISAKTI JAKARTA 15 MARET 2013)

2013-03-25 Terurut Topik Argo Wuryanto
Pak Awang,

Walaupun secara pribadi saya tidak mengenal Pak Awang, tetapi dari
tulisan-tulisan Bapak banyak memberikan pencerahan baik secara filosofis
maupun geologis.

Terimakasih, Pak.

salam,
Argo

Pada 26 Maret 2013 10.50,  menulis:

> **
>
> Terima kasih banyak Awang atas tulisan singkat sistematis tentang filosofi
> aktifitas geologist dari Prof Emiritus Mutti.
> Saya melihat alm Prof Sukendar mengimplementasikan filosofi aktifitas
> seorang geologist, saya mengenal alm Prof Sukendar sejak kuliah geologi
> dasar, kemudian bekerja di Pertamina, banyak penelitian/field work alm Prof
> Sukendar bersama Pertamina maupun kontraktor PSC, dalam perayaan ultah ke
> 80 th almarhum mempresentasikan karyanya di Hotel Hilton Bandung. Kita
> kehilangan tokoh ahli geologi dinamik.
>
> Mengapa di Indonesia langka discovery yang berarti Jawabnya karena
> pekerjaan geologi kita dilakukan secara partial atau se-potong2 tidak
> holistik seperti filosofi Mutti butir 1.
> Kita kurang mau mendalami pengetahuan regional dan malas melakukan
> fieldwork (filosofi 2 dan 3). Jaman sebelum dekade 90an, yg saya lihat di
> Pertamina banyak dilakukan penyelidikan geologi lapangan (fieldwork) dan
> dibentuk kelompok Geologi Regional yang terdiri dari 14 orang (ahli geologi
> dan ahli geofisika), di era 2000an tak ada lagi penyelidikan geologi
> lapangan (no fieldwork) dan ahli geologi regional makin langka. Dan makin
> sedikit teman2 yg membaca journal geosain maupun textbook. Apalagi waktu
> saya di BPMIGAS tak ada lagi fieldwork, teman2 lebih senang mereview hasil
> evaluasi K3S. Melihat seperti ini dulu saya bikin ekskursi untuk
> membangkitkan kecintaan pada "rock" minimal outcrop setahun 2-3 ekskursi,
> dan saya create study basin Indonesia bersama IAGI dan seluruh Perguruan
> Tinggi yg punya jurusan geologi, disamping maksudnya untuk membuka
> knowledge basin Indonesia juga untuk membangun kecintaan (locura) teman2
> dalam geologi/geofisika. Rasanya upaya ini tak berlanjut lagi sekarang.
> Semoga tulisan Awang perihal "Filosofi berGeologi dari Prof Emilio Mutti"
> bisa menggugah teman2 yang berwenang untuk mengimplementasikan filosofi
> tsb.
> Sekali lagi terima kasih Awang. Selamat bekerja.
>
>
> Salam,
> A. Luthfi
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> --
> *From: *Awang Satyana 
> *Sender: *eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
> *Date: *Tue, 26 Mar 2013 10:07:33 +0800 (SGT)
> *To: *IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad<
> geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS<
> eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> *ReplyTo: *eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
> *Subject: *[eksplorasi_BPMIGAS] PROF. MUTTI DAN FILOSOFI SEORANG
> GEOLOGIST (KAMPUS TRISAKTI JAKARTA 15 MARET 2013)
>
>
>
>  Jakarta, 15 Maret 2012 di kampus geologi Trisakti, seorang tokoh geologi
> terkenal di dunia mengajar tentang sedimentologi endapan sungai sampai
> paparan. Kali ini dia tidak mengajar tentang endapan laut dalam, atau
> secara umum disebut turbidit, yang membawa namanya mendunia. Dialah Prof.
> Emiliano Mutti, 80 tahun, seorang gurubesar emeritus dari University of
> Parma, Italia.
>
> Mahasiswa2 dan para profesional geologi di seluruh dunia mestinya pernah
> mendengar nama tokoh ini, paling tidak membaca namanya di kuliah2
> sedimentologi, khususnya tentang turbidit, bersama ahli2 sedimentologi lain
> yang mengkhususkan diri dalam sedimentologi turbidit (Kuenen, Migliorini,
> Bouma, Walker, Mutti, Ricci Lucchi, dll.).
>
> Publikasi klasiknya yang terkenal bersama Ricci Lucchi (Mutti & Ricci
> Lucchi, 1972; Turbidites of the Northern Apennines: introduction to facies
> analysis, International Geology Review, v. 20, p. 125-166, menjadi banyak
> acuan di seluruh dunia. Di publikasi ini muncul “deep-sea fan model” (model
> kipas laut-dalam), yang membagi fan system menjadi; canyon, inner-, middle-
> dan outer-fan facies yang secara distal menerus ke basin-plain strata. Di
> setiap facies itu ditunjukkan model fasiesnya, misal inner chanellized fan,
> distributary system, atau thickening-upward prograding outer fan sequence.
> Mutti dan Ricci Lucchi juga menemukan bahwa kipas bawahlaut ini mirip delta
> di daerah transisi daratan-lautan.
>
> Empat puluh tahun kemudian setelah publikasi tersebut, Mutti melakukan
> kuliah umum di Trisakti Jakarta, kali ini bukan tentang deep-sea fan
> modelnya yang terkenal itu, tetapi kali ini dia bergerak jauh ke daratan ke
> endapan sungai-laut dangkal. Tetapi yang lebih menarik buat saya untuk
> menghadiri kuliahnya adalah bukan kuliah sedimentologinya (sebab itu bisa
> dipelajari di publikasi2-nya), tetapi tentang filosofi hidup geologi yang
> dijalaninya dengan konsisten sampai kini ia berusia 80 tahun.
>
> Prof. Mutti dua minggu lalu ada di sekitar Asia Tenggara untuk beberapa
> presentasi undangan di Brunei, Bangkok; dan atas sponsor Statoil,
> perusahaan minyak dari Norwegia yang bekerja di Indonesia, Prof. Mutti
> diundang berbicara di dua kesempatan di Jakarta:

[iagi-net] [eksplorasi_BPMIGAS] PROF. MUTTI DAN FILOSOFI SEORANG GEOLOGIST (KAMPUS TRISAKTI JAKARTA 15 MARET 2013)

2013-03-25 Terurut Topik aluthfi143

Terima kasih banyak Awang atas tulisan singkat sistematis tentang filosofi 
aktifitas geologist dari Prof Emiritus Mutti.
Saya melihat alm Prof Sukendar mengimplementasikan filosofi aktifitas seorang 
geologist, saya mengenal alm Prof Sukendar sejak kuliah geologi dasar, kemudian 
bekerja di Pertamina, banyak penelitian/field work alm Prof Sukendar bersama 
Pertamina maupun kontraktor PSC, dalam perayaan ultah ke 80 th almarhum 
mempresentasikan karyanya di Hotel Hilton Bandung. Kita kehilangan tokoh ahli 
geologi dinamik. 

Mengapa di Indonesia langka discovery yang berarti Jawabnya karena 
pekerjaan geologi kita dilakukan secara partial atau se-potong2 tidak holistik 
seperti filosofi Mutti butir 1.
Kita kurang mau mendalami pengetahuan regional dan malas melakukan fieldwork 
(filosofi 2 dan 3). Jaman sebelum dekade 90an, yg saya lihat di Pertamina 
banyak dilakukan penyelidikan geologi lapangan (fieldwork) dan dibentuk 
kelompok Geologi Regional yang terdiri dari 14 orang (ahli geologi dan ahli 
geofisika), di era 2000an tak ada lagi penyelidikan geologi lapangan (no 
fieldwork) dan ahli geologi regional makin langka. Dan makin sedikit teman2 yg 
membaca journal geosain maupun textbook.  Apalagi waktu saya di BPMIGAS tak ada 
lagi fieldwork, teman2 lebih senang mereview hasil evaluasi K3S. Melihat 
seperti ini dulu saya bikin ekskursi untuk membangkitkan kecintaan pada "rock" 
minimal outcrop setahun 2-3 ekskursi, dan saya create study basin Indonesia 
bersama IAGI dan seluruh Perguruan Tinggi yg punya jurusan geologi, disamping 
maksudnya untuk membuka knowledge basin Indonesia juga untuk membangun 
kecintaan (locura) teman2 dalam geologi/geofisika. Rasanya upaya ini tak 
berlanjut lagi sekarang.
Semoga tulisan Awang perihal "Filosofi berGeologi dari Prof Emilio Mutti" bisa 
menggugah teman2 yang berwenang untuk mengimplementasikan filosofi tsb. 
Sekali lagi terima kasih Awang. Selamat bekerja. 


Salam,
A. Luthfi


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

[iagi-net] Re: [eksplorasi_BPMIGAS] PROF. MUTTI DAN FILOSOFI SEORANG GEOLOGIST (KAMPUS TRISAKTI JAKARTA 15 MARET 2013)

2013-03-25 Terurut Topik aluthfi143

Terima kasih banyak Awang atas tulisan singkat sistematis tentang filosofi 
aktifitas geologist dari Prof Emiritus Mutti.
Saya melihat alm Prof Sukendar mengimplementasikan filosofi aktifitas seorang 
geologist, saya mengenal alm Prof Sukendar sejak kuliah geologi dasar, kemudian 
bekerja di Pertamina, banyak penelitian/field work alm Prof Sukendar bersama 
Pertamina maupun kontraktor PSC, dalam perayaan ultah ke 80 th almarhum 
mempresentasikan karyanya di Hotel Hilton Bandung. Kita kehilangan tokoh ahli 
geologi dinamik. 

Mengapa di Indonesia langka discovery yang berarti Jawabnya karena 
pekerjaan geologi kita dilakukan secara partial atau se-potong2 tidak holistik 
seperti filosofi Mutti butir 1.
Kita kurang mau mendalami pengetahuan regional dan malas melakukan fieldwork 
(filosofi 2 dan 3). Jaman sebelum dekade 90an, yg saya lihat di Pertamina 
banyak dilakukan penyelidikan geologi lapangan (fieldwork) dan dibentuk 
kelompok Geologi Regional yang terdiri dari 14 orang (ahli geologi dan ahli 
geofisika), di era 2000an tak ada lagi penyelidikan geologi lapangan (no 
fieldwork) dan ahli geologi regional makin langka. Dan makin sedikit teman2 yg 
membaca journal geosain maupun textbook.  Apalagi waktu saya di BPMIGAS tak ada 
lagi fieldwork, teman2 lebih senang mereview hasil evaluasi K3S. Melihat 
seperti ini dulu saya bikin ekskursi untuk membangkitkan kecintaan pada "rock" 
minimal outcrop setahun 2-3 ekskursi, dan saya create study basin Indonesia 
bersama IAGI dan seluruh Perguruan Tinggi yg punya jurusan geologi, disamping 
maksudnya untuk membuka knowledge basin Indonesia juga untuk membangun 
kecintaan (locura) teman2 dalam geologi/geofisika. Rasanya upaya ini tak 
berlanjut lagi sekarang.
Semoga tulisan Awang perihal "Filosofi berGeologi dari Prof Emilio Mutti" bisa 
menggugah teman2 yang berwenang untuk mengimplementasikan filosofi tsb. 
Sekali lagi terima kasih Awang. Selamat bekerja. 


Salam,
A. Luthfi


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Awang Satyana 
Sender: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Tue, 26 Mar 2013 10:07:33 
To: IAGI; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
Reply-To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] PROF. MUTTI DAN FILOSOFI SEORANG GEOLOGIST 
(KAMPUS TRISAKTI JAKARTA 15 MARET 2013)

Jakarta, 15 Maret 2012 di kampus geologi Trisakti, seorang tokoh 
geologi terkenal di dunia mengajar tentang sedimentologi endapan sungai 
sampai paparan. Kali ini dia tidak 
mengajar tentang endapan laut dalam, atau secara umum disebut turbidit, 
yang membawa namanya mendunia. Dialah Prof. Emiliano Mutti, 80 tahun, 
seorang gurubesar emeritus dari University of Parma, Italia.

Mahasiswa2 dan para profesional geologi di seluruh dunia mestinya pernah
 mendengar nama tokoh ini, paling tidak membaca namanya di kuliah2 
sedimentologi, khususnya tentang turbidit, bersama ahli2 sedimentologi 
lain yang mengkhususkan diri dalam sedimentologi turbidit (Kuenen, 
Migliorini, Bouma, Walker, Mutti, Ricci Lucchi, dll.). 


Publikasi 
klasiknya yang terkenal bersama Ricci Lucchi (Mutti & Ricci Lucchi, 
1972; Turbidites of the Northern Apennines: introduction to facies 
analysis, International Geology Review, v. 20, p. 125-166, menjadi 
banyak acuan di seluruh dunia. Di publikasi ini muncul “deep-sea fan 
model” (model kipas laut-dalam), yang membagi fan system menjadi; 
canyon, inner-, middle- dan outer-fan facies yang secara distal menerus 
ke basin-plain strata. Di setiap facies itu ditunjukkan model fasiesnya, misal 
inner chanellized fan, distributary system, atau 
thickening-upward prograding outer fan sequence. Mutti dan Ricci Lucchi 
juga menemukan bahwa kipas bawahlaut ini mirip delta di daerah transisi 
daratan-lautan.

Empat puluh tahun kemudian setelah publikasi 
tersebut, Mutti melakukan kuliah umum di Trisakti Jakarta, kali ini 
bukan tentang deep-sea fan modelnya yang terkenal itu, tetapi kali ini 
dia bergerak jauh ke daratan ke endapan sungai-laut dangkal. Tetapi yang
 lebih menarik buat saya untuk menghadiri kuliahnya adalah bukan kuliah 
sedimentologinya (sebab itu bisa dipelajari di publikasi2-nya), tetapi 
tentang filosofi hidup geologi yang dijalaninya dengan konsisten sampai 
kini ia berusia 80 tahun.

Prof. Mutti dua minggu lalu ada di 
sekitar Asia Tenggara untuk beberapa presentasi undangan di Brunei, 
Bangkok; dan atas sponsor Statoil, perusahaan minyak dari Norwegia yang 
bekerja di Indonesia, Prof. Mutti diundang berbicara di dua kesempatan 
di Jakarta: di depan para profesional perminyakan di bawah acara 
luncheon talk Indonesian Petroleum Association (IPA) (Kamis, 14 Maret 
2013) dan di depan para mahasiswa geologi di kampus Trisakti (Jumat, 15 
Maret 2013).

Saya memilih mendengarkan kuliah umum Prof. Mutti 
di Trisakti, di samping bisa lebih frontal mendengarnya karena saya bisa
 duduk paling depan di ruang kuliah, juga berharap bisa lebih pribadi 
(ngobrol-ngobrol dengannya).

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-25 Terurut Topik Agung Pamudji Widodo
Dear alls.
Sebenernya basin kita itu ada berapa ya broer? 60 80 120 ? Trus yg produksi
20? Lha kok dah gak menarik piye tho ...pakde...
Mhn pencerahan.
Salam.
apw.
On Mar 24, 2013 12:11 PM, "kartiko samodro" 
wrote:

> yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
> komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
> proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
> company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.
> On Mar 24, 2013 8:27 AM,  wrote:
>
>> **
>> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high
>> risk but manageble dan high reward makin berkurang
>>
>> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
>> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
>> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
>> Mahakam? Saya kira tidak
>>
>> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa
>> betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik
>> yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi
>> di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya
>>
>> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
>> sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
>> modal untuk membantu mengAddress masalah ini
>>
>> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom
>> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang
>> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!!
>>
>> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat
>> seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic
>> sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain
>> aja katanya.
>>
>> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo
>> di wk wk wk hiks hiks
>>
>> Selamat week end
>> Avi
>> Peace on Earth
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Sender: * 
>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700
>> *To: *IAGI
>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
>>
>> 2013/3/24 noor syarifuddin 
>>
>>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini
>>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"...
>>> Salam
>>>
>>
>> Nuwun sewu Mas Noor,
>> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada
>> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ?
>> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex,
>> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti.
>>
>> Salam
>> RDP
>>
>>
>>>
>>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote:
>>>
 RDP yth,
 Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang
 akan diharapkan?
 Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok
 kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan
 cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi
 bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi.
 Salam,
 YSY

 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari 

> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang
> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan.
> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk
> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi
> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum
> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti,
> diketemukan, discovery.
> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan
> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan
> sebelumnya.
> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan
> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan 
> bila
> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu
> lebih lama dari yang sebelumnya.
>
> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan
> lapangan baru ?
>
> Salam
>
> Rovicky
>
>
> --
> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make
> it real."*
>


>>
>>
>> --
>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
>> real."*
>>
>


[iagi-net] Tanya teori perubahan densitas batubara

2013-03-25 Terurut Topik dhismudjoko
Yth rekan & sesepuh IAGI,

Apakah dari rekan2 Ada yg mempunyai file teori perubahan densitas batubara 
akibat proses penambangan (dari pit ke ROM & ke  crusher)? Mohon kiranya bisa 
di share, terimakasih.

Salam,
Dhermawan


Powered by Telkomsel BlackBerry®