[iagi-net] Undangan Peringatan Harin Ulang Tahun IAGI ke 54

2014-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Saya kok belum melihat UNDANGAN UNTUK ANGGOTA IAGI ini di iagi-net
Saya resend.
sekalian memberikan kesempatan bagi yang ingin melunasi iuran tahunan.
-
Nomor   : 000/PP-IAGI/IV/2014
Lampiran   :  -
Perihal   : Undangan Silaturahmi dan ulang tahun IAGI ke 54

Kepada Yth. :
Para Anggota IAGI
di tempat.

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Silaturahmi antara Pengurus dan
anggota IAGI sekaligus memperingati hari ulang tahun IAGI ke 54, yang
akan diselenggarakan pada :

Hari/ Tanggal: Sabtut / 26 April 2014
Waktu : 09.00 – 13:00 WIB
Tempat   : Hotel Bumikarsa Bidakara, Ruang Bima Lt
2  Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.71 - 73 , Jakarta

Agenda   : Silaturahmi, Syukuran, dan Diskusi
Santai dengan para perintis, dan penjelajah yang memberikan spirit
geologi indonesia

 Mohon kehadirannya Bapak /Ibu dalam acara tersebut diatas. Atas
kehadirannya kami PP-IAGI mengucapkan banyak terima kasih.


Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Ketua Umum
 TTD
Rovicky Dwi Putrohari



RSVP :

Sutarjo/ Ajar : Telp 021 83702848 / Email iagi...@cbn.net.id

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.



[iagi-net] Fwd: [pp-iagi-2011] Undangan Peringatan Harin Ulang Tahun IAGI ke 54

2014-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Saya kok belum lihat UNDANGAN UNTUK ANGGOTA IAGI ini di iagi-net
Saya resend.

sekalian memberikan kesempatan bagi yang ingin melunasi iuran tahunan.

rdp
-- Forwarded message --
From: iagi 
Date: 2014-04-17 12:00 GMT+07:00
Subject: [pp-iagi-2011] Undangan Peringatan Harin Ulang Tahun IAGI ke 54
To: iagi-net@iagi.or.id, pp-iagi-2...@iagi.or.id


Kepada Yth

Bapak / Ibu / Sdra / I Anggota IAGI

di tempat.



Mohon kehadirannya Bapak /Ibu / Sdr/ i dalam acara memperingati hari ulang
tahun IAGI ke 54.

Atas kehadirannya kami PP-IAGI mengucapkan banyak terima kasih.



Ikatan Ahli Geologi Indonesia

Ketua Umum

 TTD

*Rovicky Dwi Putrohari *



RSVP :

Sutarjo/ Ajar : Telp 021 83702848 / Email iagi...@cbn.net.id

Tempat terbatas.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Ong Yth.
 
"Lebih murah membeli katimbang eksplorasi". Jangan-2 jurus ini-lah yang sudah 
dipraktekkan oleh "pendatang baru", perusahaan dari Tiongkok; yang dalam sekali 
gebrakan membeli 5 blocks (berproduksi) sekaligus: Dua di Papua, satu di Jatim, 
dan dua di Sumatra dengan harga $252 juta (?). Dia tinggal meneruskan produksi 
sambil melakukan eksplorasi, dan berhasil. 
Kemudian perusahaan lain yang berasal dari negara yang sama juga membeli block 
produksi di Laut Jawa (hampir 5 tahun saya sempat mondar-mandir dari Tanjung 
Priok atau Kemayoran ke rig IIAPCO dan ARCO). Konon perusahaan ini sebenarnya 
juga sudah memberi penawaran tertinggi untuk block di Kaltim, tetapi mendapat 
Veto dari negara adikuasa tempat asal perusahaan pemilik block.
 
Rasanya di sini ada adu "pinter-pinteran" antara investor dan pemilik wilayah 
(Negara).
 
Salam hangat.
sugeng h.

From: Ong Han Ling 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 14, 2014 9:31 AM
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.



Pak Rovicky,
 
Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata 
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan 
cara Acquisition. 
 
Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab 
kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat 
demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena 
kelakuan dan buatan kita sendiri.
 
Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu 
pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan 
mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari 
acquisition. Ternyata ini tidak demikian! 
 
Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. 
Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat 
dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka 
yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang  
murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an 
beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, 
geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan “cost of finding”. 
   
 
Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian 
tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl)  
yang dikeluarkan  perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, 
pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan 
bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang 
perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan “profit”. Dia observe bahwa banyak 
Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya “profit” 
tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan 
yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang 
billionaire.   
 
Salam,
 
HL Ong
 
 
 
 
 
 
From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi 
Putrohari
Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM
To: IAGI; economicgeology
Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
 
Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA.
Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak 
begitu laku. 
Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi.
Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ?
salam
Rovicky DP 

--
"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak 
fakta negatip yang merusak semangat  !".


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list. 

-

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Ong dan rekan rekan

Statistik yang dibuat IHS dilakukan ada era dimana (setahu saya) tidak ada 
penemuan giant field didunia ini.
Jadi statistik itu berlaku pada saat eksplorasi secara world wide memang tidak 
terlalu sukses.

Coba kalau ditarik sepuluh tahun kebelakang apa masih seperti itu gambarannya ?

Bahwa Boone iu kaya sih memang , tapi hartanya cuma 950 juta US$ kok , masih 
kalah dengan raja minyak yang lain .Udah lagi ndak bahagia hahahaha

Apa saya salah ?
si Abah
On Thursday, April 17, 2014 2:28 PM, Rovicky Dwi Putrohari  
wrote:
 
2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie :

Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? 
>Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist 
>sebagai geologist sejati... He..he..he
>

Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun juga 
mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana 
eksplorasi lebih menguntungkan atau "menghemat biaya" dalam dunia EP. 


Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben "Mino" 
Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih "berani" melakukan kegiatan 
eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal. 
Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya  (plus boaya lain) 
menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja. 
Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang sama 
15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau kerugiannya tidak 
hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham. Mugkin reputasinya 
turun, kepercayaan pemilik saham turun.

Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang "berani" eksplorasi, 
kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan.


Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi produced 
(developed) fields. 


Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di BEI. 
Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada perusahaan yang 
boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan  bahwa perusahaan tambang 
yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa 
listing di BEI, asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS 
dan siap masuk ke oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan 
perusahaan harus sudah profit minimal 2 tahun.


Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam membuat 
draft aturannya.

Brafo MGEI/IAGI !


Salam

RDP

 

>Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan 
>manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan 
>paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end 
>eveything about economic).
>
>BS
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
>From:  "Ong Han Ling"  
>Sender:   
>Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700
>To: 
>ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
>Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
>
>
>Bu Pavita,
> 
>Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih
murah dari pada eksplorasi sendiri. 
> 
>Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr.
Rocvicky. Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan
“D” adalah “Cost of Development”, keduanya dalam $/boe.
Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih
mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat
acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari
grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga
Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F”
atau “Cost of Finding” atau sering disebut “Cost of
Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 
> 
>Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS
benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan
Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan
minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition.
Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa
sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..).
> 
>Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013.
Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar
tahun 70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan
yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. 
Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan
“show case” untuk menarik Development Nations untuk memberikan
exploration block.
> 
>Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali.
“Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik
dari  perusahaan minyak yang  tidak punya resea

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie :

> Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu?
> Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat
> idealist sebagai geologist sejati... He..he..he
>

Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun
juga mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana
eksplorasi lebih menguntungkan atau "menghemat biaya" dalam dunia EP.

Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben "Mino"
Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih "berani" melakukan kegiatan
eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal.
Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya (plus boaya lain)
menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja.
Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang
sama 15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau
kerugiannya tidak hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham.
Mugkin reputasinya turun, kepercayaan pemilik saham turun.
Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang "berani" eksplorasi,
kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan.

Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi
produced (developed) fields.

Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di
BEI. Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada
perusahaan yang boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan bahwa
perusahaan tambang yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa listing di BEI,
asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS dan siap masuk ke
oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan perusahaan harus
sudah profit minimal 2 tahun.

Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam
membuat draft aturannya.
Brafo MGEI/IAGI !

Salam
RDP


>
> Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware
> dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana
> ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the
> end eveything about economic).
>
> BS
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Ong Han Ling" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700
> *To: *
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
>
>  Bu Pavita,
>
>
>
> Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari
> pada eksplorasi sendiri.
>
>
>
> Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky.
> Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of
> Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama
> periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan
> minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger &
> Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa
> tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma
> $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F” atau “Cost of Finding” atau
> sering disebut “Cost of Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli
> lapangan minyak lewat acquisition.
>
>
>
> Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS benar, maka
> dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan
> Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan
> minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition.
> Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa
> sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..).
>
>
>
> Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013.
> Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa
> sekitar tahun 70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan
> peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan
> menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling
> benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San
> Ramon, dsb.  Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research
> Centre juga dijadikan “show case” untuk menarik Development Nations untuk
> memberikan exploration block.
>
>
>
> Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali.
> “Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik dari
> perusahaan minyak yang  tidak punya research centre. Samples dan data
> independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive
> hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan
> raksasa mulai  memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research
> center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special
> processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua
> sendiri.
>
>
>
> Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal
> sekal

RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Parvita Siregar
Pak Ong,

Mungkin mereka memang membubarkan research centernya, tetapi bukan exploration 
departmentnya.  Seperti yang GM saya dulu pernah katakan, perusahaan yang bisa 
menjadi besar biasanya memulainya dari tahapan eksplorasi, bukan sekedar 
akusisi perusahaan yang sudah produksi.  Dan katanya beliau, perusahaan yang 
melakukan tahapan eksplorasi-discovery-appraisal-development lebih untung 
daripada yang sekadar akusisi.   Saya pikir sih benar juga, karena explorer2 
kan melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh yang bukan eksplorer ya.  Melihat 
possibilities.

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.com

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Thursday, April 17, 2014 9:21 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Bu Pavita,

Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada 
eksplorasi sendiri.

Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik 
tsb. "F" adalah Cost of Finding dan "D" adalah "Cost of Development", keduanya 
dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu 
lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu 
lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). 
Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan 
harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, "F" atau "Cost 
of Finding" atau sering disebut "Cost of Exploration" jauh lebih mahal dari 
pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition.

Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: "Seandainya data IHS benar, maka dapat 
ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa 
dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah 
dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak 
demikian!". Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong 
(Ha..Ha..Ha..).

Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini 
sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an  
berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan 
top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan 
data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di 
Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb.  Mereka tidak percaya 
sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan "show case" untuk 
menarik Development Nations untuk memberikan exploration block.

Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. "Probability of 
Success(POS)" mereka ternyata tidak lebih baik dari  perusahaan minyak yang  
tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan 
diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh 
lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai  memperkecil dan 
bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, 
sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu 
mahal untuk melakukan semua sendiri.

Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, 
seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 
minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang 
dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang  geologist yang menjadi 
billionaire karena visinya.

Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda.

Salam,

HL Ong


From: iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar
Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Pak Ong,

Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di 
perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah 
perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada 
kalau akusisi.   Apakah betul?

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.com
From: iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Pak Rovicky,

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata 
melakukan e

[iagi-net] Sumur resapan : pertanyaan

2014-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ada yang bertanya ke saya ttg sumur resapan. Ada yang tahu, kah ?

==
Pak, saya mau bertanya...apakah mungkin membangun sumur resapan di
perumahan yang ditimbun di daerah rawa? kira-kira efektifkah sumur resapan
itu untuk menyimpan air tanah? dan juga apakah ada syarat yg jelas berapa
muka air tanah yg diperlukan untuk membuat sumur resapan didaerah rawa?
Terimakasih sebelumnya pak.

===
Salam
RDP
--
*"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang
menguak fakta negatip yang merusak semangat  !".*


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.