Re: [iagi-net] OPINI lain mengenai Masela
Dengan Hormat Sebaiknya di tanyakan langsung kepada pihak INPEX , saya sempat bekerja selama 2 tahun saya kerja untuk project ini , Namun saya tidak bisa memberikan jawaban dan penjelasan terkait Penempatan FLNG atau OLNG karena tidak sesuai dengan kapasitas saya yang sudah Resign sejak 4 tahun lalu. Saya sarankan undang saja pihak INPEX (juga SHELL) untuk mendengar penjelasan lebih detail , Ada teman - teman IAGI di INPEX dan kita bisa buat sambil Afternoon Tea Break Sayang project ini hanya berputar - putar pada masalah non technical dan lebih pada kepentingan politik dan ekonomi Salam Dandy Hidayat 04-17-727-4142 2016-04-01 11:17 GMT+08:00 Achmad Luthfi : > > Keputusan lap. Abadi, Masela sekarang ini tak bisa diukur dengan > pertanyaan Parvita. Masela sudah masuk dalam pusaran turbulensi politik, > ini juga tercermin dari tulisan pak Ong, maupun gencar-nya berita2 online > yang menuduh Kuntoro MS dibalik FLNG. Lha siapa dibelakang sutradara OLNG? > Embh. > Yang jelas dampaknya sudah diuraikan pak Ong. > Pusaran politik Masela juga terefleksi rumors yg bergaung nyaring MESDM > akan dipindah ke pos lain, kalau nanti ternyata bener MESDM dipindah ke pos > lain tak terelakkan memang Masela diterjang turbulensi tsb, dengan mudah > orang menuduh dibelakang MESDM yg sekarang adalah Kuntoro MS. Dan siapa > yang akan menduduki jabatan MESDM akan dituduh oleh lawan politiknya > sebagai bagian dari alur cerita sutradara ONLNG. > Beredar rumors salah satu kandidat MESDM dari fortuga mantan dirjen di > KESDM. > > Ini sekedar untuk dibaca belon tamtu benar adanya. > On 1 Apr 2016 09:15, "Parvita Siregar" wrote: > >> Pak Yanto, terimakasih atas forward opini di atas. >> >> Saya hanya agak tergelitik saja, seingat saya, Prospek atau Calon >> Lapangan Abadi ini PODnya sudah lumayan berlangsungnya. Setelah >> pemerintahan Jokowi ini baru ada wacana onshore-offshore. Saya hanya ada >> beberapa pertanyaan: >> >> 1. Apakah dulu dalam prosesnya tidak pernah dipertimbangkan wacana >> onshore processing? Apakah apa yang dilakukan oleh INPEX dan dikaji oleh >> SKK Migas selama bertahun2 ini salah? >> >> 2. Dengan berubahnya keputusan yang drastis seperti ini, berarti semua >> konsep harus dirombak. Ini memakan waktu dan uang. Di saat banyak >> perusahaan oil and gas tutup dan seperti yang opini ini katakan, adanya >> banjir LNG dari Afrika dll, apakah keputusan ini membuktikan bahwa memang >> di Indonesia belum ada kepastian policy (di IPA berkali2 ini didengungkan >> sebagai kelemahan Indonesia yang menghambat kontraktor untuk invest di >> sini)? >> >> 3. Kalau melihat lokasi Abadi, lalu, misalnya fasilitas onshore ada di >> Tanimbar, artinya melewati subduction zone. Kalau konturnya punya sudut >> lumayan curam, apakah ada kemungkinan wet gas akan "mengendap" lalu membuat >> risk menjadi lebih tinggi? Bagaimana maintenancenya? Ada offshore >> facilities juga di offshore untuk pemisahan gas? Kalau dilihat dari >> kacamata Inpex, pastinya Inpex perlu continuity of production selain cost >> yang murah. >> >> 4. Apa ada yang bisa menjelaskan, kenapa kalau di darat lebih >> menguntungkan daripada di laut? Daratnya kan ini pulau kecil di Tanimbar, >> beda dengan Bontang. Saya belum pernah baca atau dengan diskusi apa yang >> akan dilakukan dengan gas ini, dimana akan ada pembangkit tenaga listrik, >> kira2 bagaimana deal harga per btu dll. Apakah ada yang tahu? Karena >> kalau saya pikir2, entah di darat atau di laut, kalau gasnya bisa >> dimanfaatkan untuk pengembangan wilayah timur, jadinya tidak terlalu >> pengaruh, ya, karena rakyat di sana menjadi maju, ekonomi berputar dll. >> Jargon yang sering saya dengar: "Lebih menguntungkan rakyat". Rakyat Pulau >> Tanimbar itu ada berapa ya? Rakyat yang mana? >> >> 5. Sebagai diver, tentunya tidak heran kalau saya concern dengan dampak >> lingkungan dan kerusakan yang akan ditimbulkan kalau menjadi onshore >> facilities? Jangan sampai terjadi seperti Pulau Bangka di Sulawesi Utara, >> dimana terjadi perusakan ekosistim terumbu karang karena penambangan pasir >> di Pulau Bangka tersebut. Kepulauan di Timur sangat banyak terumbu2 karang >> dan penduduk di sana kebanyakan adalah nelayan. >> >> Maaf ya, pertanyaannya banyak, ini purely bertanya sebagai orang luar >> yang hanya menonton. Saya yakin banyak juga yang punya pertanyaan seperti >> saya baik yang di luar Migas maupun yang bekerja di Migas. Maaf bila ada >> salah2 kata. >> >> Salam, >> >> Parvita >> >> (lagi merdeka jadi banyak waktu mikir) >> >> >> >> 2016-03-26 13:04 GMT+07:00 Yanto R. Sumantri < >> SRS0-NPgh=PW=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>: >> >>> >>> >>> Dear IAGI members >>> >>> Dibawah ini opini slah seorang tokoh Pertamina. >>> >>> >>> Hari Rabu (23/4), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke >>> Entikong, Kalimantan Barat, memberikan keterangan pers di Bandara >>> Internasional Supadio, Kalbar, mengumumkan bahwa proyek Blok Masela >>> diputuskan dibangun di darat dengan m
Re: [iagi-net] (OOT) Film "Surga yang terluka" 99% shooting di Gunungkidul (sebagian di site geopark gunungsewu)
Opo juga diselipi unsur2 geologi yg tidak bernada menggurui, tetapi masyarakat akan tahu bahwa itulah geologi? Gus Hen? Salam, iPul *Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant GeologistMobile: 62-812-9372808* *@ **swimmer, **bicycle-rider, * *runner, diver* 2016-03-23 8:22 GMT+07:00 S. (Daru) Prihatmoko : > Sekalian promosi Geopark Gunung Sewu.. Trm ksh mas Gushend. > > Salam, > Daru > Sent from my mobile device > > On Mar 23, 2016, at 07:58, 'Agus Hendratno' via Milis Teknik Geologi UGM > Yogyakarta wrote: > > Gunungkidul yang barusaja ditetapkan sebagai kawasan Global Geopark > Gunungsewu oleh UNESCO (akhir tahun 2015) dan juga jujuga kuliner nasimerah > serta kunjungan wisata berbasis petualang ringan (seperti goa pindul, > pantai selatan gunungkidul dll), akan menjadi ikon utama dalam sebuah film > layar lebar "Surga yang Terluka" yang bernuansa pedesaan di sekitar Ngawen > dan sekitarnya (kidul kampus Bayat) menjadi latar belakang sosial film > religi ini. Genre film ini cukup uniq karena memotret kehidupan janda tua > dengan 3 anaknya, yang salah satu dari anak janda tsb mampu menjadi sarjana > di kedokteran UGM, sehingga 1% wilayah shootingnya ada di pas wisudanya UGM > nanti. Selebihnya akan shooting di Ngawen dan kawasan Gunungapi Nglanggran, > sekitar embung Nglanggran. Sehingga secara tidak langsung akan mengangkat > citra pariwisata Gunungkidul dalam perfilman nasional. > > Kemarin Selasa, 22 Maret 2016 dalam kesempatan yang serba mendadak, saya > menjembatani tim produser film ini untuk ketemu rektor ugm (bu Rita), tapi > bu Rektor tidak ditempat dan akhirnya dengan Prof Suratman (wakil rektor > ugm bidang litbang dan pengabdian masyarakat). Kebetulan saja, film ini > diproduseri seorang anak muda (sohib) yang kebetulan putra seorang ulama/ > kyai di Jakarta. > Saya merekomendasikan beberapa spot di kawasan geopark gunungsewu > gunungkidul sebagai latar belakang shooting "Surga yang Terluka" termasuk > kawasan vulkanik tersier Gunung Gambar Ngawen (kidul kampus Bayat dan > kawasan Nglanggran). > Sekarang masih shooting sampai april nanti dan tidurnya Bu Christine Hakim > selama shooting cukup di rumah ndeso di rumah penduduk, tidak mau di hotel > terdekat di jogja...hehehe...kawasan geologi vulkanik tersier di kawasan > nglanggran - gunung gambar formasi nglanggran akan menjadi latar landscape > film surga yang terluka. > > nek boleh promosi, hehehetunggu tanggal mainnya di layar lebar se > nusantara, koq yo ono "surga koq dilukai..."..., "ibu pertiwi saja yang > banyak terluka wae"... belum ada filmnyaatau ntar dibuatkan film > "pertiwi yang teruka" atau "gadjah mada yang terluka"..(lagi diriset...) > salam, gushend.89 > > > > Cuplikan berita : > Aktris senior *Christine Hakim* menjadi pemeran penting dalam film *SURGA > YANG TERLUKA*. Ia diplot memerankan seorang janda di Gunung Kidul yg > hidup bersama ketiga anaknya. > Christine Hakim dikenal begitu selektif dalam memilih layar lebar buat > dibintangi. Setidaknya sesuatu tahun ia cuma membintangi sesuatu judul > saja. Lantas, apa yg membuatnya mau terlibat drama besutan *Amin Ishaq* > ini? > > [image: Skenario SURGA YANG TERLUKA membuat Christine tersentuh] > > *SURGA YANG TERLUKA* mulai memulai proses syuting akan pertengahan Maret > di Gunung Kidul. Film yg turut diramaikan *Ade Firman Hakim* dan *Meriza > Febriani* tersebut direncanakan rilis tahun ini. > Sumber: http://www.kapanlagi.com/ > > > > > Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016 > Bandung , October 10-13 2016 > for further information please visit our website at > http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id > > > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) > No. Rek: 123 0085005314 > Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) > No. Rekening: 255-1088580 > > > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, > resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of > any information posted on IAGI mailing list. > > Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016 Bandung , October 10-13 2016 for further information please visit our website at http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id --
Re: [iagi-net] Fwd: FGMI ESK Ke-21 : Register Now!!
Mantap, Avel dkk! Salam, iPul *Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant GeologistMobile: 62-812-9372808* *@ **swimmer, **bicycle-rider, * *runner, diver* 2016-03-31 18:42 GMT+07:00 Aveliansyah : > Dear IAGI-net, > > Mengisi akhir pekan ini, silahkan bergabung di acara diskusi geologi > santai ala FGMI. > > Info lebih lengkap silakan kunjungi : > > http://fgmi.iagi.or.id/event/eksperience-sharing-knowledge-esk-ke-21/ > > Salam, > Aveliansyah > -- Pesan Terusan-- > Dari: "Akhmad Aksin" > Tanggal: 31 Mar 2016 00:55 > Subjek: [Milis FGMI] FGMI ESK Ke-21 : Register Now!! > Kepada: > Cc: > > FGMI dengan bangga mempersembahkan Eksperience Sharing Knowledge (ESK) >> ke-21. ESK kali ini menghadirkan pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. >> >> Info lebih lengkap silakan kunjungi : >> >> http://fgmi.iagi.or.id/event/eksperience-sharing-knowledge-esk-ke-21/ >> >> >> Segera daftarkan dirimu sekarang!! >> >> --- >> Salam Geosaintis Muda Indonesia, >> >> >> -- >> Milis FORUM GEOSAINTIS MUDA INDONESIA >> Website - http://fgmi.iagi.or.id >> Forum FGMI - http://forum.iagi.or.id >> Perpanjangan iuran keanggotaan - http://fgmi.iagi.or.id/konfirmasi >> >> * Untuk bantuan terkait milis silakan email ke ad...@fgmi.iagi.or.id >> >> > > > Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016 > Bandung , October 10-13 2016 > for further information please visit our website at > http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id > > > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) > No. Rek: 123 0085005314 > Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) > No. Rekening: 255-1088580 > > > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, > resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of > any information posted on IAGI mailing list. > > Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016 Bandung , October 10-13 2016 for further information please visit our website at http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) No. Rekening: 255-1088580 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] OPINI lain mengenai Masela
Keputusan lap. Abadi, Masela sekarang ini tak bisa diukur dengan pertanyaan Parvita. Masela sudah masuk dalam pusaran turbulensi politik, ini juga tercermin dari tulisan pak Ong, maupun gencar-nya berita2 online yang menuduh Kuntoro MS dibalik FLNG. Lha siapa dibelakang sutradara OLNG? Embh. Yang jelas dampaknya sudah diuraikan pak Ong. Pusaran politik Masela juga terefleksi rumors yg bergaung nyaring MESDM akan dipindah ke pos lain, kalau nanti ternyata bener MESDM dipindah ke pos lain tak terelakkan memang Masela diterjang turbulensi tsb, dengan mudah orang menuduh dibelakang MESDM yg sekarang adalah Kuntoro MS. Dan siapa yang akan menduduki jabatan MESDM akan dituduh oleh lawan politiknya sebagai bagian dari alur cerita sutradara ONLNG. Beredar rumors salah satu kandidat MESDM dari fortuga mantan dirjen di KESDM. Ini sekedar untuk dibaca belon tamtu benar adanya. On 1 Apr 2016 09:15, "Parvita Siregar" wrote: > Pak Yanto, terimakasih atas forward opini di atas. > > Saya hanya agak tergelitik saja, seingat saya, Prospek atau Calon Lapangan > Abadi ini PODnya sudah lumayan berlangsungnya. Setelah pemerintahan Jokowi > ini baru ada wacana onshore-offshore. Saya hanya ada beberapa pertanyaan: > > 1. Apakah dulu dalam prosesnya tidak pernah dipertimbangkan wacana > onshore processing? Apakah apa yang dilakukan oleh INPEX dan dikaji oleh > SKK Migas selama bertahun2 ini salah? > > 2. Dengan berubahnya keputusan yang drastis seperti ini, berarti semua > konsep harus dirombak. Ini memakan waktu dan uang. Di saat banyak > perusahaan oil and gas tutup dan seperti yang opini ini katakan, adanya > banjir LNG dari Afrika dll, apakah keputusan ini membuktikan bahwa memang > di Indonesia belum ada kepastian policy (di IPA berkali2 ini didengungkan > sebagai kelemahan Indonesia yang menghambat kontraktor untuk invest di > sini)? > > 3. Kalau melihat lokasi Abadi, lalu, misalnya fasilitas onshore ada di > Tanimbar, artinya melewati subduction zone. Kalau konturnya punya sudut > lumayan curam, apakah ada kemungkinan wet gas akan "mengendap" lalu membuat > risk menjadi lebih tinggi? Bagaimana maintenancenya? Ada offshore > facilities juga di offshore untuk pemisahan gas? Kalau dilihat dari > kacamata Inpex, pastinya Inpex perlu continuity of production selain cost > yang murah. > > 4. Apa ada yang bisa menjelaskan, kenapa kalau di darat lebih > menguntungkan daripada di laut? Daratnya kan ini pulau kecil di Tanimbar, > beda dengan Bontang. Saya belum pernah baca atau dengan diskusi apa yang > akan dilakukan dengan gas ini, dimana akan ada pembangkit tenaga listrik, > kira2 bagaimana deal harga per btu dll. Apakah ada yang tahu? Karena > kalau saya pikir2, entah di darat atau di laut, kalau gasnya bisa > dimanfaatkan untuk pengembangan wilayah timur, jadinya tidak terlalu > pengaruh, ya, karena rakyat di sana menjadi maju, ekonomi berputar dll. > Jargon yang sering saya dengar: "Lebih menguntungkan rakyat". Rakyat Pulau > Tanimbar itu ada berapa ya? Rakyat yang mana? > > 5. Sebagai diver, tentunya tidak heran kalau saya concern dengan dampak > lingkungan dan kerusakan yang akan ditimbulkan kalau menjadi onshore > facilities? Jangan sampai terjadi seperti Pulau Bangka di Sulawesi Utara, > dimana terjadi perusakan ekosistim terumbu karang karena penambangan pasir > di Pulau Bangka tersebut. Kepulauan di Timur sangat banyak terumbu2 karang > dan penduduk di sana kebanyakan adalah nelayan. > > Maaf ya, pertanyaannya banyak, ini purely bertanya sebagai orang luar yang > hanya menonton. Saya yakin banyak juga yang punya pertanyaan seperti saya > baik yang di luar Migas maupun yang bekerja di Migas. Maaf bila ada salah2 > kata. > > Salam, > > Parvita > > (lagi merdeka jadi banyak waktu mikir) > > > > 2016-03-26 13:04 GMT+07:00 Yanto R. Sumantri < > SRS0-NPgh=PW=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>: > >> >> >> Dear IAGI members >> >> Dibawah ini opini slah seorang tokoh Pertamina. >> >> >> Hari Rabu (23/4), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke >> Entikong, Kalimantan Barat, memberikan keterangan pers di Bandara >> Internasional Supadio, Kalbar, mengumumkan bahwa proyek Blok Masela >> diputuskan dibangun di darat dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan >> saran yang diberikan. >> Lalu bagaimana menindaklanjuti keputusan ini? >> Pertama, tentunya harus ada revisi PoD (*Plan of Development*) Lapangan >> Abadi, Blok Masela, yang semula diusulkan dengan skema *Floating* LNG. >> Revisi ini tidak mudah karena SoW (*scope of work*) nya sama sekali >> berbeda. Inpex-Shell yang sekarang ini sebagai operator blok tersebut harus >> menginvestasikan waktu, tenaga, dan dana untuk memperbaiki PoD-nya. >> Mungkin ini butuh waktu 6-12 bulan bahkan bisa lebih karena menyangkut >> rencana pemasangan pipa bawah laut dari lapangan Abadi ke darat, termasuk >> harus melakukan*bathimetry survey* dan mendesain *foot-print* pabrik LNG >> di darat yang disesuaikan dengan topografi dan rencana tata ruang dan >> p
Re: [iagi-net] OPINI lain mengenai Masela
Pak Yanto, terimakasih atas forward opini di atas. Saya hanya agak tergelitik saja, seingat saya, Prospek atau Calon Lapangan Abadi ini PODnya sudah lumayan berlangsungnya. Setelah pemerintahan Jokowi ini baru ada wacana onshore-offshore. Saya hanya ada beberapa pertanyaan: 1. Apakah dulu dalam prosesnya tidak pernah dipertimbangkan wacana onshore processing? Apakah apa yang dilakukan oleh INPEX dan dikaji oleh SKK Migas selama bertahun2 ini salah? 2. Dengan berubahnya keputusan yang drastis seperti ini, berarti semua konsep harus dirombak. Ini memakan waktu dan uang. Di saat banyak perusahaan oil and gas tutup dan seperti yang opini ini katakan, adanya banjir LNG dari Afrika dll, apakah keputusan ini membuktikan bahwa memang di Indonesia belum ada kepastian policy (di IPA berkali2 ini didengungkan sebagai kelemahan Indonesia yang menghambat kontraktor untuk invest di sini)? 3. Kalau melihat lokasi Abadi, lalu, misalnya fasilitas onshore ada di Tanimbar, artinya melewati subduction zone. Kalau konturnya punya sudut lumayan curam, apakah ada kemungkinan wet gas akan "mengendap" lalu membuat risk menjadi lebih tinggi? Bagaimana maintenancenya? Ada offshore facilities juga di offshore untuk pemisahan gas? Kalau dilihat dari kacamata Inpex, pastinya Inpex perlu continuity of production selain cost yang murah. 4. Apa ada yang bisa menjelaskan, kenapa kalau di darat lebih menguntungkan daripada di laut? Daratnya kan ini pulau kecil di Tanimbar, beda dengan Bontang. Saya belum pernah baca atau dengan diskusi apa yang akan dilakukan dengan gas ini, dimana akan ada pembangkit tenaga listrik, kira2 bagaimana deal harga per btu dll. Apakah ada yang tahu? Karena kalau saya pikir2, entah di darat atau di laut, kalau gasnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan wilayah timur, jadinya tidak terlalu pengaruh, ya, karena rakyat di sana menjadi maju, ekonomi berputar dll. Jargon yang sering saya dengar: "Lebih menguntungkan rakyat". Rakyat Pulau Tanimbar itu ada berapa ya? Rakyat yang mana? 5. Sebagai diver, tentunya tidak heran kalau saya concern dengan dampak lingkungan dan kerusakan yang akan ditimbulkan kalau menjadi onshore facilities? Jangan sampai terjadi seperti Pulau Bangka di Sulawesi Utara, dimana terjadi perusakan ekosistim terumbu karang karena penambangan pasir di Pulau Bangka tersebut. Kepulauan di Timur sangat banyak terumbu2 karang dan penduduk di sana kebanyakan adalah nelayan. Maaf ya, pertanyaannya banyak, ini purely bertanya sebagai orang luar yang hanya menonton. Saya yakin banyak juga yang punya pertanyaan seperti saya baik yang di luar Migas maupun yang bekerja di Migas. Maaf bila ada salah2 kata. Salam, Parvita (lagi merdeka jadi banyak waktu mikir) 2016-03-26 13:04 GMT+07:00 Yanto R. Sumantri < SRS0-NPgh=PW=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>: > > > Dear IAGI members > > Dibawah ini opini slah seorang tokoh Pertamina. > > > Hari Rabu (23/4), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke > Entikong, Kalimantan Barat, memberikan keterangan pers di Bandara > Internasional Supadio, Kalbar, mengumumkan bahwa proyek Blok Masela > diputuskan dibangun di darat dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan > saran yang diberikan. > Lalu bagaimana menindaklanjuti keputusan ini? > Pertama, tentunya harus ada revisi PoD (*Plan of Development*) Lapangan > Abadi, Blok Masela, yang semula diusulkan dengan skema *Floating* LNG. > Revisi ini tidak mudah karena SoW (*scope of work*) nya sama sekali > berbeda. Inpex-Shell yang sekarang ini sebagai operator blok tersebut harus > menginvestasikan waktu, tenaga, dan dana untuk memperbaiki PoD-nya. > Mungkin ini butuh waktu 6-12 bulan bahkan bisa lebih karena menyangkut > rencana pemasangan pipa bawah laut dari lapangan Abadi ke darat, termasuk > harus melakukan*bathimetry survey* dan mendesain *foot-print* pabrik LNG > di darat yang disesuaikan dengan topografi dan rencana tata ruang dan > peruntukan pulau tersebut (masuk dalam studi AMDAL) yang juga perlu waktu. > Kedua, setelah PoD selesai, diusulkan lagi ke SKK Migas, untuk direview > dan diajukan ke MESDM untuk disetujui. Setelah disetujui pemerintah, secara > paralel operator harus melakukan pematangan komersial ke LNG *buyers* untuk > menandatangani GSA (*gas sales agreement*), dan melakukan kegiatan hulu > (membor dan menyelesaikan sumur, serta membangun fasilitas produksi/FPSO) > di laut, melakukan pembebasan tanah, mengurus perizinan dan membuat FEED > (*Front-End > Engineering Design*), barulah nanti keluar FID (*final investment > decision*) dari perusahaan/operator tersebut. > Ketiga, fase pengerjaan proyek. Termasuk di dalamnya membuka tender EPC > (*engineering, > procurement, construction*), persetujuan pemenang oleh SKK Migas, > mobilisasi pekerja dan *equipment*, untuk memulai pembangunan hingga > *commisioning*dan *start-up*. > Keempat, dimulainya produksi dengan mengapalkan LNG. > Itulah kira-kira tahapan proyek jika pengembangan blok Masela mengikuti > konsep