Mas Andang,
Bisa dijelaskan lebih lanjut perbedaan antara compactional hydrostatic
regime, compactional geopressure regime dan thermobaric regime
Terima kasih sebelumnya.
Salam,
Agus.
-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, May 17, 2006 8:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh
permeability
Memperkaya diskusi soal air di dalam reservoir, water-drive reservoir
mechanism, dan hubungannya dengan setting geologi surface-subsurface,
saya
tambahkan beberapa hal di bawah ini:
1. Fresh-water reservoir bisa didapatkan sampai di kedalaman 6000-8000
feet,
terutama di delta-delta besar seperti Mahakam dan Mamberamo, dimana
sedimen
pengisi cekungannya tebal sekali (14 Km di Kuta-Mahakam, 7Km di
Mamberamo-Yapen) dan terdapat komunikasi intensif antara subsurface
dengan
surface outcrop (sebagai recharge area). Di Kutai (Mahakam) di daerah
Badak-Nilam, zona-zona B C (sebagian D) yang berada di kedalaman s/d
8000
feet air formasinya pada umumnya fresh, kurang dari 5Kppm NaCl (tipikal
dibawah 1K). Ke arah down-dip di dapatkan ekivalen zona-zona tersebut di
Lapangan Tunu sebagai FWZ (Fresh Water Zone) di kedalaman yang lebih
besar.
Ke arah up-dip, zona-zona tersebut ekivalen-nya cropping out di
sepanjang
sayap timur antiklin Semberah, Lampake - SungaiNangka, dan Samboja.
Tentu
saja di-antara daerah-daerah yang disebutkan tadi (dari Semberah sampai
Tunu) antiklin2-nya dipisahkan oleh sinklin-sinklin sehingga yang
dimaksud
dg istilah up-dip dan down-dip dalam uraian di atas bukan merupakan
hubungan
langsung lapisan dalam pelamparan homoklin yang miring ke arah timur,
tetapi
secara umum level (kedalaman) dari reservoir2 tsb dari barat ke timur
makin
dalam, sehingga net-potential-head yang ditimbulkannya juga makin lama
makin
besar. Hal ini mengakibatkan natural flow (seperti artesis) pada
reservoir-reservoir tersebut apabila diproduksikan (baik airnya maupun
apalagi hidrokarbonnya -kalau dia mengandung hidrokarbon)
2. Di model passive-margin seperti daerah Missisipi, dimana cekungan
secara
aktif terus mengalami penurunan (actively subsiding basin): rejim
hidrologi-nya terdiri dari: meteoric regime (s/d 2,5km=8200feet) yang
arah
pergerakan fluidanya down-dip, dan 3 regim dibawahanya yang arah
pergerakan
fluidanya updip yaitu compactional hydrostatic regime (1,5 - 4,5 km),
compactional geopressure regime (3-7 km), dan thermobaric regime (lebih
dalam dari range 3-7 km) (Harrison, 1989, Galloway, 1984). Dari
dokumentasi
model tersebut terlihat bahwa fresh-water encroachment sampai sedalam
8000
feet adalah sesuatu yang biasa terjadi di cekungan-cekungan sedimen
besar.
Implikasinya: kondisi keterhubungan reservoir migas di sub-surface
dengan
ekivalen outcrop-nya di permukaan (yang bisa berfungsi sebagai recharge
area)dalm setting seperti itu memungkinkan terjadinya water-drive
reservoir
mechanism di kedalaman-kedalaman besar.
3. Selain keterhubungan reservoir dengan real recharge area yang
langsung
kontak dengan surface meteoric water,... dalam konteks water-drive
mechanism
perlu juga dipertimbangkan setting pelamparan reservoir tersebut sampai
ke
daerah SUB-CROP-nya, dimana daerah sub-crop tersebut mempunyai posisi
potential head lebih tinggi dari posisi reservoir dimaksud, walaupun
sama-sama berada di sub-surface. Setting seperti ini biasanya berkaitan
dengan water-drive mechanism (walaupun tidak berhubungan dengan otkrop).
4. Connate water juga mengalami kompresi volume (walau tidak se-besar
kompresi pada minyak apalagi gas) pada saat kompaksi (burial) sedemikian
rupa sehingga tekanannya menjadi besar, apalagi jika kolom air yang
menyertainya juga besar,... maka seringkali hal inilah yang dianggap
menyebabkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di subsurface
apabila
kondisi 1-2-3 diatas tidak terpenuhi.
Mudah2an bermanfaat
Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia
- Original Message -
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 16, 2006 6:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh
permeability
Pak Roby,
mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC dan
water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman
3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water :
HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar
tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?
salam,
tony
On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED] wrote:
setahu saya