FW: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?

2008-11-18 Terurut Topik Radig Wisnu Yuwono
Dear All,

Sehubungan dengan diskusi mengenai Passive Seismic ini. Ada tambahan dari 
senior saya Pak Benny Sjafwan. Berhubung beliau belum tergabung dalam milis 
IAGI maka saya forward email beliau. Terima kasih.


-Radig Wisnu Y-


From: Benny Sjafwan
Sent: Tuesday, November 18, 2008 1:04 PM
To: Radig Wisnu Yuwono
Subject: RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?


Bapak-bapak, saya ingin menambahkan apa yang telah diterangkan oleh Pak Radig 
Wisnu. (sebetulnya sama saja)

Alangkah baiknya menyimak prinsip sederhana yang mendasari technology ini:



Pada prinsipnya technology ini merekam secara pasif gelombang alami, yang 
datang dari bawah permukaan, di suatu titk lokasi dengan sebuah sensor yang 
sangat sensitif. Kemudian data hasil rekaman tersebut diproses/analisa secara 
spectroscopy (proses/analisa dalam frequency domain). Dari hasil proses/analisa 
menunjukkan bahwa apabila gelombang alami tersebut merambat/propagade melalui 
hydrocarbon reservoir, ada gambaran amplitudo terhadap distribusi frequency 
(10Hz) yang khas, hal ini disebut juga fenomena alam, specific signature of 
Hydrocarbon occurance.



Perlu dipahami / percaya terlebih dahulu bahwa bumi ini berosilasi atau 
bergetar non stop (memang teramati dilapangan), walaupun hanya dengan 
intensitas yang sangat kecil. Getaran mekanik ini kemudian dikonversikan 
menjadi gelombang bunyi (sound wave), yang ditangkap oleh sensor yang sangat 
sensitif. Gelombang ini bisa diamati di seluruh permukaan bumi.  Namun yang 
menarik perhatian kita berdasarkan pengamatan, fenomena alam tersebut berada 
pada low frequency dibawah 10 Hz.



Ada beberapa sifat fisik gelombang low frequency yang perlu kita ketahui antara 
lain: No Absorption, No Refraction, No Dispersion.  No Absorption artinya decay 
atau atenuasi amplitude gelombang dapat diabaikan walaupun melalui media yang 
sangat tebal. Artinya amplitudo gelombang low freq pada kedalaman  100m sama 
saja dengan  amplitudo gelombang low freq pada 1000m. No Refraction  No 
Dispersion dapat dikatakan gelombang yang diamati di suatu titik koordinat di 
permukaan berasal dari bawah dengan koordinat yang sama secara vertikal.



Dalam prinsip technology ini juga yang perlu diperhatikan adalah sifat fisik 
fluida, baik air, minyak atau gas dalam reservoir.  Air mempunyai sifat 
incompresible, minyak mempunyai sifat compressible dan gas tentunya more 
compressible.  Sifat fluida ini sangat pahami ada hubungannya dengan gejala 
fisika yang namanya precursor. Precursor kurang lebih artinya begini apabila 
suatu gelombang merambat dalam suatu media berisi cairan, maka akan timbul 
noise atau gelombang secunder akibat deformasi cairan tersebut. Gelombang 
mekanik di-convert ke gelombang suara, seperti contoh kita mukul sesuatu, 
tadinya bersifat mekanik kemudian diubah menjadi suara pukulan.  Water 
reservoir  non reservoir tidak menunjukkan adanya precursor apabila ada 
gelombang yang lewat, karena incompressible, no space for deformation (koclak 
kalau kata basa Sunda mah). Tapi kalau reservoir berisi minyak atau gas akan 
memperlihatkan adanya precursor. Ada gelombang baru yang bersuperposisi dg 
natural wave yang menjadi ciri khas dari Hydrocarbon (hydrocarbon signature).



Saat ini, fenomena alam tersebut baru bisa digunakan pada tahap mengetahui 
keberadaan Hydrocarbon, ada atau tidak ada.  Mungkin net pay.  Confident level 
cukup tinggi bisa lebih dari 90%. Tentunya in the near future, banyak 
hipotesa-hipotesa dalam hal ini yang perlu dibuktikan. Dan bukan tidak mungkin 
technology ini berkembang pesat dan menjadi geophysical tool masa depan.

Kebetulan saya ketemu dengan inventornya, DR Ermst T Rode, di Research  
Development nya di Rovereto, Italy. Ternyata processingnya nothing special, 
lebih sulit lagi process seismic conventional. Tapi...tergantung the man behind 
the gun.



Saya coba jawab beberapa pertanyaan sebelumnya:

Pertanyaan: Dalam praktek, sinyal gempa mungkin hanya berlangsung sesaat, tetapi

jejak-nya dalam domain frekuensi bisa dominan.



Jawab : Jangan khawatir kita mengamati dalam time domain sekitar 40 menit - 
1 jam. Kita mengamati data dalam Time Domain dan Frequency  Domain. 
 YANG KITA AMATI ADALAH GELOMBANG DG FREKUENSI TERTENTU MUNCUL SECARA KONTINU / 
KONSISTEN.  Jadi mudah saja meng-eliminir gelombang sesaat yang tidak 
diinginkan.  Seperti Jejak sinyal gempa memang ada tapi mengalami atenuasi 
dalam perioda tertentu dan mudah diamati.



Pertanyaan: Setahu saya, seismometer gempa seperti ini bukan merekam getaran 
dari bawah (vertical), tapi dia merekam komponen vertikal dari gelombang gempa. 
Jadi gempa mungkin saja datang tidak dari bawah, tapi komponen vertikalnya 
tetap direkam cmiiww.



Jawab :Alat yang digunakan  hanya mempunyai komponen vertikal saja. (3 
komponen sedang dikembangkan).  Artinya Gempa yang datang secara lateral adalah 
Shear wave (yang Vertical component)yang terekam.  Itupun hanya

RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?

2008-11-17 Terurut Topik Radig Wisnu Yuwono
Gelombang sekunder di sini bukan merupakan shear wave. Akan tetapi gelombang 
baru akibat adanya deformasi pada saat gelombang dari source (gelombang primer) 
melewati reservoir yang berisi HC (bersifat compressible).


Best regards,

Radig Wisnu Yuwono

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 17, 2008 10:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?

gelombang sekunder?
bagaimana sifat2 fisis dari gelombang sekunder ini?
bagaimana proses terjadinya gelombang sekunder ini?


--pta


2008/11/16 Radig Wisnu Yuwono [EMAIL PROTECTED]:
 Saya ingin sedikit sharing mengenai metoda Passive Seismic ini. Karena 
 menurut saya metoda ini sangat bagus untuk mengidentifikasi ada nya HC dengan 
 biaya yang lebih murah di bandingkan dengan seismic 2D.

 Ada dua point penting untuk memahami metoda ini, yaitu :

 1. Bumi itu ber-osilasi sepanjang waktu. Dan membentuk gelombang suara yang 
 dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Gelombang ini lah yang teramati 
 sebagai background noise. Sumber dari getaran ini bisa berasal dari 
 aktifitas magma atau pergerakan lempeng dll.

 2. Air itu bersifat incompressible dan HC itu bersifat compressible. Mengapa 
 hal ini penting karena jika background noise tadi melewati reservoir yang 
 berisi air saja tentu akan berbeda jika melewati reservoir yang ada HC nya. 
 Apabila gelombang suara melewati hydrocarbon reservoir maka akan timbul 
 gejala geofisika yaitu precursor (perilaku gelombang sekunder dalam 
 reservoir). Gelombang yang teramati ini mempunyai ciri khas dan merupakan 
 fenomena alam untuk mengetahui keberadaan HC di dalam bumi.

 Jadi dalam metoda Passive Seismic ini tidak menggunakan source lain selain 
 dari natural source yang telah saya sebutkan di atas. Untuk mengamati gejala 
 ini tidak perlu akuisisi selama 24 jam seperti yang di katakan oleh Pak Agus 
 Latief sebelum nya. Cukup 40 menit - 1 jam saja. Dengan rentang waktu 
 tersebut kita bisa mendapatkan perbedaan background noise dengan gelombang 
 dari sumber lainnya (contoh: aktifitas di permukaan).

 Selama akuisisi 40 menit - 1 jam tersebut semua frekuensi di ambil namun 
 hanya gelombang dengan frekuensi 0-10 Hz yang diolah. Seperti pada point ke-2 
 di atas. Jika ada HC dalam reservoir maka dia akan menimbulkan gejala 
 geofisika berupa gelombang sekunder. Hal ini bisa di analogikan dengan botol 
 yg berisi air namun tidak penuh. Jika ada getaran dari dalam bumi maka akan 
 menimbulkan gelombang sekunder. Karena sifat HC yang compressible. Berbeda 
 jika reservoir tersebut hanya berisi air saja. Jika reservoir tersebut hanya 
 mengandung air saja maka bisa di analogikan botol yang berisi air penuh. 
 Sehingga jika ada getaran maka tidak akan menimbulkan gelombang sekunder. Hal 
 ini terjadi karena air bersifat incompressible. Hal ini lah yang digunakan 
 sebagai dasar membedakan reservoir yang mengandung HC atau tidak. Dari 
 frekuensi yang diolah antara 0-10 Hz akan timbul anomali pada frek 2-3 Hz 
 jika ada kandungan HC dalam reservoir.

 Kelemahan dari metoda ini adalah BELUM bisa mengetahui dari kedalaman berapa 
 kandungan HC yang terdeteksi di permukaan. Jadi metoda ini hanya bisa 
 mengetahui ADA atau TIDAK nya HC di bawah permukaan.

 Sekian sharing dari saya. Mungkin ada yang bisa menambahkan jika ada yang 
 kurang dari penjelasan saya di atas.


 Best Regards,

 Radig Wisnu Y


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list

RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?

2008-11-17 Terurut Topik Radig Wisnu Yuwono
Pak Agus/Pak Leonard Lisapaly,

Dalam mengolah data metoda Passive Seismic ini yang perlu kita perhatikan 
adalah 2 hal, yaitu :

1. Frekuensi
2. Time

Jadi selama proses perekaman data ini. Jika terekam surface noise yang memiliki 
frekuensi di atas 10 Hz data tersebut akan langsung dibuang pada saat 
pengolahan data. Bagaimana jika ada gempa yang memiliki frekuensi rendah. Kita 
tinggal liat dari segi waktu nya saja. Apakah ada gempa yang terjadi continuous 
selama 40 menit? Bagaimana jika ada frekuensi rendah yang berasal dari 
permukaan kemudian berlangsung lama?  Mungkin tambahan dari saya. Sensor yang 
digunakan dalam metoda ini hanya menangkap gelombang P yang berasal dari bawah 
permukaan.

Dalam praktek nya alat sensor ini akan dimasukkan kedalam lubang sedalam kurang 
lebih 0.5 - 1 meter. Kemudian akan ditutup. Hal ini dilakukan untuk mengurangi 
terekamnya surface noise tadi. Jadi hasil akhir nya nanti diharapakan adalah 
benar-benar frekuensi rendah yang berasal dari natural source.



Best Regards,

Radig Wisnu Y

-Original Message-
From: agus latief [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 17, 2008 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?


Pak Radig,

Kalau akusisi hanya 40 menit - 1 jam, bagaimana kita membedakan antara real 
signal dgn surface noise? Mgkn klo 1 jam akusisi dilakukan siang dan malam 
hari, dr 2 record tsb kt bisa tahu mana yg surface noise..

Atau mgkn ada metode tertentu yg bisa dijelaskan lebih lanjut?

Agus.

 From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 17 Nov 2008 
 10:36:05 +0700 Subject: RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?  Saya 
 ingin sedikit sharing mengenai metoda Passive Seismic ini. Karena menurut 
 saya metoda ini sangat bagus untuk mengidentifikasi ada nya HC dengan biaya 
 yang lebih murah di bandingkan dengan seismic 2D.  Ada dua point penting 
 untuk memahami metoda ini, yaitu :  1. Bumi itu ber-osilasi sepanjang 
 waktu. Dan membentuk gelombang suara yang dapat diamati di seluruh permukaan 
 bumi. Gelombang ini lah yang teramati sebagai background noise. Sumber dari 
 getaran ini bisa berasal dari aktifitas magma atau pergerakan lempeng dll.  
 2. Air itu bersifat incompressible dan HC itu bersifat compressible. Mengapa 
 hal ini penting karena jika background noise tadi melewati reservoir yang 
 berisi air saja tentu akan berbeda jika melewati reservoir yang ada HC nya. 
 Apabila gelombang suara melewati hydrocarbon reservoir maka akan timbul 
 gejala geofisika yaitu precursor (perilaku gelombang sekunder dalam 
 reservoir). Gelombang yang teramati ini mempunyai ciri khas dan merupakan 
 fenomena alam untuk mengetahui keberadaan HC di dalam bumi.  Jadi dalam 
 metoda Passive Seismic ini tidak menggunakan source lain selain dari natural 
 source yang telah saya sebutkan di atas. Untuk mengamati gejala ini tidak 
 perlu akuisisi selama 24 jam seperti yang di katakan oleh Pak Agus Latief 
 sebelum nya. Cukup 40 menit - 1 jam saja. Dengan rentang waktu tersebut kita 
 bisa mendapatkan perbedaan background noise dengan gelombang dari sumber 
 lainnya (contoh: aktifitas di permukaan).  Selama akuisisi 40 menit - 1 jam 
 tersebut semua frekuensi di ambil namun hanya gelombang dengan frekuensi 0-10 
 Hz yang diolah. Seperti pada point ke-2 di atas. Jika ada HC dalam reservoir 
 maka dia akan menimbulkan gejala geofisika berupa gelombang sekunder. Hal ini 
 bisa di analogikan dengan botol yg berisi air namun tidak penuh. Jika ada 
 getaran dari dalam bumi maka akan menimbulkan gelombang sekunder. Karena 
 sifat HC yang compressible. Berbeda jika reservoir tersebut hanya berisi air 
 saja. Jika reservoir tersebut hanya mengandung air saja maka bisa di 
 analogikan botol yang berisi air penuh. Sehingga jika ada getaran maka tidak 
 akan menimbulkan gelombang sekunder. Hal ini terjadi karena air bersifat 
 incompressible. Hal ini lah yang digunakan sebagai dasar membedakan reservoir 
 yang mengandung HC atau tidak. Dari frekuensi yang diolah antara 0-10 Hz akan 
 timbul anomali pada frek 2-3 Hz jika ada kandungan HC dalam reservoir.  
 Kelemahan dari metoda ini adalah BELUM bisa mengetahui dari kedalaman berapa 
 kandungan HC yang terdeteksi di permukaan. Jadi metoda ini hanya bisa 
 mengetahui ADA atau TIDAK nya HC di bawah permukaan.  Sekian sharing dari 
 saya. Mungkin ada yang bisa menambahkan jika ada yang kurang dari penjelasan 
 saya di atas.   Best Regards,  Radig Wisnu Y   -Original 
 Message- From: agus latief [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, 
 November 15, 2008 9:58 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] 
 Metode Passive Seismic ?   Sepanjang yg saya tahu, metode passive 
 seismic ini memanfaatkan background gelombang yg memang secara natural 
 dimiliki oleh bumi.. sou rce sendiri blum jelas, ada yg bilang dihasilkan 
 gelombang laut. Karena presence dr gelombang ini adl sesuatu yg natural dan 
 bukan trigger dr manusia, makanya disebut passive 

RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?

2008-11-16 Terurut Topik Radig Wisnu Yuwono
Saya ingin sedikit sharing mengenai metoda Passive Seismic ini. Karena menurut 
saya metoda ini sangat bagus untuk mengidentifikasi ada nya HC dengan biaya 
yang lebih murah di bandingkan dengan seismic 2D.

Ada dua point penting untuk memahami metoda ini, yaitu :

1. Bumi itu ber-osilasi sepanjang waktu. Dan membentuk gelombang suara yang 
dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Gelombang ini lah yang teramati 
sebagai background noise. Sumber dari getaran ini bisa berasal dari aktifitas 
magma atau pergerakan lempeng dll.

2. Air itu bersifat incompressible dan HC itu bersifat compressible. Mengapa 
hal ini penting karena jika background noise tadi melewati reservoir yang 
berisi air saja tentu akan berbeda jika melewati reservoir yang ada HC nya. 
Apabila gelombang suara melewati hydrocarbon reservoir maka akan timbul gejala 
geofisika yaitu precursor (perilaku gelombang sekunder dalam reservoir). 
Gelombang yang teramati ini mempunyai ciri khas dan merupakan fenomena alam 
untuk mengetahui keberadaan HC di dalam bumi.

Jadi dalam metoda Passive Seismic ini tidak menggunakan source lain selain dari 
natural source yang telah saya sebutkan di atas. Untuk mengamati gejala ini 
tidak perlu akuisisi selama 24 jam seperti yang di katakan oleh Pak Agus Latief 
sebelum nya. Cukup 40 menit - 1 jam saja. Dengan rentang waktu tersebut kita 
bisa mendapatkan perbedaan background noise dengan gelombang dari sumber 
lainnya (contoh: aktifitas di permukaan).

Selama akuisisi 40 menit - 1 jam tersebut semua frekuensi di ambil namun hanya 
gelombang dengan frekuensi 0-10 Hz yang diolah. Seperti pada point ke-2 di 
atas. Jika ada HC dalam reservoir maka dia akan menimbulkan gejala geofisika 
berupa gelombang sekunder. Hal ini bisa di analogikan dengan botol yg berisi 
air namun tidak penuh. Jika ada getaran dari dalam bumi maka akan menimbulkan 
gelombang sekunder. Karena sifat HC yang compressible. Berbeda jika reservoir 
tersebut hanya berisi air saja. Jika reservoir tersebut hanya mengandung air 
saja maka bisa di analogikan botol yang berisi air penuh. Sehingga jika ada 
getaran maka tidak akan menimbulkan gelombang sekunder. Hal ini terjadi karena 
air bersifat incompressible. Hal ini lah yang digunakan sebagai dasar 
membedakan reservoir yang mengandung HC atau tidak. Dari frekuensi yang diolah 
antara 0-10 Hz akan timbul anomali pada frek 2-3 Hz jika ada kandungan HC dalam 
reservoir.

Kelemahan dari metoda ini adalah BELUM bisa mengetahui dari kedalaman berapa 
kandungan HC yang terdeteksi di permukaan. Jadi metoda ini hanya bisa 
mengetahui ADA atau TIDAK nya HC di bawah permukaan.

Sekian sharing dari saya. Mungkin ada yang bisa menambahkan jika ada yang 
kurang dari penjelasan saya di atas.


Best Regards,

Radig Wisnu Y


-Original Message-
From: agus latief [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, November 15, 2008 9:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ?


Sepanjang yg saya tahu, metode passive seismic ini memanfaatkan background 
gelombang yg memang secara natural dimiliki oleh bumi.. sou
rce sendiri blum jelas, ada yg bilang dihasilkan gelombang laut. Karena 
presence dr gelombang ini adl sesuatu yg natural dan bukan trigger dr manusia, 
makanya disebut passive seismic.

Dalam perjalanan gelombang tsb menuju surface, ada bbrp hal yg bisa memicu 
disturbance dan menimbulkan anomaly. Salah satu yg paling besar effectnya adl 
vibrant dr different fluid system di HC bearing reservoir. Gas atau oil yg 
berada pada tempat yg sama dengan irreducible water, akan menyebabkan gelombang 
tersebut memiliki anomali yg berbeda dgn background-nya dan jg specific range 
value dr frekuensi-nya. Ini yg memungkinkan metode ini berguna untuk HC 
finding. Untuk meminimalisir noise dr surface, biasanya receiver me-record 
lateral ama vertical signal. Selain itu, akusisi dilakukan 24 jam untuk 
mendapatkan real background, biasanya didapet malem hari soalnya surface 
activity minimal. Receiver sangat sensitive dan harus mendekati datar 
(toleransi angle less than 1 degree) selama proses akuisisi.

Silahkan dibenarkan klo ada yg salah..

Agus Latief. Date: Sat, 15 Nov 2008 14:52:53 +0800 From: [EMAIL PROTECTED] 
To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Metode Passive Seismic ? 
 Sudah baca artikel AAPG explorer tahun lalu : Seeking the Universal 
Hydrocarbon Indicator: Low Frequency, But High Hopes 
http://www.aapg.org/explorer/2007/06jun/passive_seismic.cfm Sebenernya tahun 
2001 wektu kerja di BPS pernah ada presentasi seismic ini di Shell, dengan 
memanfaatkan getaran submersible pump sebagai sumber getar. Kalau ini sih 
masih tergolong aktive. tetapi getarannya kontinous dan relatif konstant. 
Kalau ga salah wektu itu untuk melihat continuitas reservoir dengan cara 
tomography. Menraik sih, wong tinggal memasukkan geophone di lubang dari 
sumur2 sebelahnya saja.  RDP  2008/11/15 Muhammad Taufik [EMAIL 
PROTECTED]:  Rekan2 IAGI net,  Passive seismic, atau seismic 

RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

2008-02-22 Terurut Topik Radig Wisnu Yuwono
Pak Awang dan Pak Amin,

Sekedar menambahkan. Di Blok Korinci Baru (Baru, West Baru dan Korinci
Field) sekarang sudah di produksikan biogenic gas untuk keperluan PLN
dan RAPP. 

Regards,
Radig Wisnu Y
 
 

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 22, 2008 4:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon
Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

Pak Amin,

Terima kasih atas ulasan ringkasan acara luncheon talk kemarin, maaf
kemarin saya tak sempat memperhatikan Pak Amin karena banyak sekali yang
hadir; kalau Pak Amin bertanya di forum itu tentu saya jadi tahu ..oh
ini yang namanya Pak Amir Al Amin, selama ini hanya tahu via milis saja.

Bila build ups yang ada di dalaman Sibolga itu adalah reefs dan
mengandung gas biogenik, tentu bisa dikomersialkan, bergantung kepada
berapa volumenya dan berapa besar biaya eksplorasi-produksinya,
pengangkutannya, lalu pasarnya di mana. Bila ekonomis, tentu berharga
untuk dikembangkan.

BPMIGAS juga mengawasi kontrak-kontrak unconventional gas termasuk
biogenic gas dan CBM (yang CBM belum ada yang jadi kontrak). Di beberapa
lapangan gas di Indonesia terdapat biogenic gas yang diproduksikan
meskipun dalam bentuk mixing dengan thermogenic gas, misalnya gas dari
Lapangan Wunut Lapindo di Jawa Timur dan gas dari Lapangan Kampung Baru
Energy Equity di Sengkang, Sulawesi Selatan.

Di dunia, banyak gas biogenik sudah diproduksikan, misalnya di Cook
Inlet Alaska (nanti saya ulas lebih detail karena ini forearc basin), Po
Valley di Italia Utara, Powder River Basin di Wyoming dan Montana, USA,
atau di West Siberia, Rusia. Khusus yang di Siberia begitu besarnya
cadangan gas biogeniknya, sampai ada satu lapangan dengan cadangan gas
biogenik terbesar di dunia : Urengoy Field (218 TCFG) - volumenya kalau
dikonversikan sama saja dengan 36 bilyun barrel oil.

Di Cekungan Sibolga sebelah timur banyak reef Miosen yang telah ditembus
sumur oleh Union Oil dan Caltex; beberapa mengandung gas biogenik dengan
metana 99 % (sayang saya tak punya data isotop karbon-13 dan isotop
deuteriumnya; kalau ada kita bisa tahu lebih jauh kejadian gas ini dan
penting buat melakukan evaluasi petroleum system-nya sampai ke seluruh
Cekungan Sibolga). Saat itu gasnya disebut tak ekonomis, sebagian bocor
karena tipisnya sealing beds akibat dangkal. Nah, reef2 dalam di
depocenter Sibolga kalau ada reefs di situ punya peluang bisa menahan
volume yang lebih besar tentunya sebab seal capacity di situ jelas akan
lebih baik daripada yang dangkal.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Amir Al Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 22, 2008 10:25 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon
Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

Sebagai peserta pasif, dan sedikit awam , summarynya +/- sbb.

Pak Yusuf menemukan di seismic datanya, carbonate build up dan bright
spots.
Lokasinya di kedalaman laut 700m.
Beliau menyampaikan adanya potensi HC dari data ini.
Itu-itungan dari volume batuan x porosity dapatlah ruang sekian barrel.
Yang dikutip media sekian barrelnya tuh adalah HC/ Oil yang jelas 
dari
Arab.
Beliau juga menemukan kemenerusan fracture berarah SW-NE, yang mungkin
bisa
menjadi heat conduit (??).
untuk mematangkan HC.


Pak Andang menyampaikan, potensi fore arc basin di Indonesia, dan negara
tetangga.
Intinya, masih ada peluang di area itu. Bisa jadi yang sekarang fore
arc,
dulunya back arc.
Atau fore arc nya masih punya basement continental.
Data pemboran th 70 an, dari sumur terdekat , yang berada di kedalaman
dangkal 100m.
mengindikasikan gas.

Pak Awang, di bagian muka mengulas berita 2 di media yang menggunakan
istilah-istilah,
yang bisa menyesatkan. Misal 'Discovery, Field, Lebih besar dari Arab
Saudi
Beliau menegaskan kalau data pengeboran di sumur terdekat hanya
mengindikasikan
Biogenic Gas. Dan gradient geothermal di daerah tersebut secara
regional,
rendah,alias
terlalu dingin untuk HC generation.
Pelajaran dari Fore arc basin di lapangan yang berproduksi di dunia,
menunjukan
tidak ada lapangan yang pure fore arc basin, tetapi dulunya back arc,
atau
campuran.

Demikian sedikit yang nyantol di kepala saya, mungkin saja salah dan
kurang,
mohon peserta yang lebih kompeten menanggapi.

Sedikit pertanyaan dari saya untuk Pak Awang:
.
Jika yang ada di Limestone Bulid Up itu 'cuma' Biogenic gas.
Apakah tidak bisa di komersilkan?
Apakah BP Migas juga mengatur potensi Unconventional Gas, seperti CBM,
dan
Biogenic Gas?
Adakah ada  Biogenic gas yang diproduksi di dunia?

Salam,




2008/2/21 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

 Bagaimana kelanjutan hikayat penemuan lapangan raksasa di Aceh ini ?
 Bisakah memperoleh bahan presentasinya ?

 Terimakasih

 Wassalam
 RDP

 2008/2/21 Muharram Jaya Panguriseng
[EMAIL PROTECTED]:
 
   Dear all,
 
   JUST A REMINDER !!!
 
   TODAY !!!