RE: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta National Park

2009-09-27 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Pak Yoga,
Mau tanya juga ; kemana kalau mau beli Peta Indonesia National Park ?
Yang hutannya resmi dilindungi baik Pemerintah Pusat maupun badan dunia
seperti WWF.

Terimakasih



-Original Message-
From: Yoga Negara [mailto:yneg...@caledon.com.au] 
Sent: Thursday, 17 September, 2009 9:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan

Yth. Kang Fariman,

Berdasarkan pada apa yang pernah saya alami ketika melakukan perizinan
untuk pembukaan lahan tambang, jika terdapat perbedaan seperti itu maka
akang bisa merunutnya kembali satu persatu ketingkat yang lebih tinggi.
Misalnya ada perbedaan antara Kabupaten dengan Provinsi, maka sebaiknya
akang membawa masalah ini ke tingkat provinsi dengan cara
mengikutsertakan dinas kabupatennya. Sepengalaman saya dulu, teman2 di
dinas kabupaten bisa dibilang agak ngeri jika dikemudian hari terjadi
kesalahan. Karena utk di daerah kaltim dulu pernah ada bupati yang
akhirnya bermasalah secara hukum karena menerbitkan perizinan yang
salah.
Nah biasanya yang agak ribet adalah tarik ulur masalah wilayah antara
pusat dan provinsi. Yang pernah saya lakukan dulu adalah langsung ke
baplan kehutanan, kemudian minta penegasan dari mereka, setelah itu
mengajak mereka jalan2 ke lokasi buat ngecek dan sekalian mampir ke
dinas provinsi.
Biasanya kalo terjadi seperti ini temen2 kita di dinas kahut provinsi
agak ngeri liat mereka yang dari pusat. Contoh lagi di kaltim, dulu
penggrebekan illegal logging langsung dilakukan oleh mabes polri tanpa
koordinasi dengan polda. Ini yang sedikit membuat grogi temen2 propinsi.

Kalo masalah tempat berladang sih sudah biasa kang. Dulu ada peraturan
200m dari tepi jalan adalah lahan yang boleh diusahakan oleh masyarakat
umum.
Ketentuan ini yang akhirnya disalah gunakan oleh para investor
perkebunan dan perkayuan yang kongkalikong dengan pemda setempat untuk
membuka akses jalan dan merambah hutannya.
Umumnya pemda setempat menerbitkan sertifikat itu karena ingin menguras
kayunya dan juga ingin kebagian rezeki tambang yang diusahakan kemudian.
Seingat saya mereka akan bagi2 tanah hutan itu sekitar 2 hektar
per-orang.

Ada ketentuan dari badan pertanahan, seingat saya bahwa izin pengusahaan
tanah hutan Negara baru bisa diterbitkan oleh seorang camat setelah
peladang benar2 terbukti menggarap tanah tersebut selama minimal 3 tahun
semenjak surat penggunaan tanah hutan tersebut diterbitkan. Nah baru
setelah kurun waktu 25 s/d 30 tahun kemudian sertifikat kepemilikan bisa
diterbitkan oleh badan pertanahan (bukan camat). Itupun biasanya
disertai dua syarat yang utama, satu tanah tersebut dilepas oleh Negara
dan kedua ada bukti selama kurun waktu tersebut si peladang memang
menggarap tanah tersebut.

Sebaiknya juga dari awal akang coba ketemu dengan temen2 di badan
pertanahan daerah dan minta kejelasan kepemilikan tanah yang akan kena
proyek dari mereka langsung. Biar nanti urusan ganti ruginya tidak
ribet.
Jangan salah kang, ada mining kumpeni yang mesti ganti rugi tanah lebih
dari tiga kali untuk lokasi tanah yang sama, hanya karena dari awal
tidak mau melibatkan pemda setempat.

Selamat berbingung ria dengan ribetnya birokrasi (k%r#ps!..ssst...sst)
di Indonesia...

Salam,
Yoga

-Original Message-
From: KANG FARIMAN [mailto:far...@gmail.com]
Sent: Wednesday, 16 September 2009 5:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan

Terima kasih atas informasinya, akan saya coba saya hubungi siapa tahu
ada peta yang lebih update lagi dan berlaku resmi. Sekarang saya punya
dua peta hutan yang berbeda, yang satu menyatakan bahwa akses jalan dan
lokasi sebagian masuk HTI sebagian lagi masuk HP dan KPPL.Kenyataan di
lapangan, ternyata lahan tersebut sudah merupakan areal tempat
berladang, selain itu ternyata peladang/petani ini mempunyai sertifikat
akta tanah terbitan camat.

Sekali lagi buat rekan rekan terima kasih atas bantuannya.

fwhk

Pada 16 September 2009 12:01, Yoga Negara yneg...@caledon.com.au
menulis:

 Ini ada sedikit info dari teman saya yang kebetulan dulu pernah jadi 
 pentolannya inhutani...

 -Original Message-
 From: Boorliant Satryana [mailto:boorlian...@ptscs.com]
 Sent: Wednesday, 16 September 2009 3:00 PM
 To: Yoga Negara
 Subject: RE: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan

 Mas Yoga,

 Peta kehutanan dikeluarkan oleh badan planologi kehutanan di Manggala 
 Wanabakti lantai 11 (contak person ibu Belinda lupa no hp).

 Tata guna hutan yang dipakai masih yang dari pusat, karena yg dari 
 daerah belum ada pengesahan.

 Salam
 Bob


 -Original Message-
 From: Yoga Negara [mailto:yneg...@caledon.com.au]
 Sent: Wednesday, September 16, 2009 12:33 PM
 To: Boorliant Satryana
 Subject: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan

 Kang,

 Kira2 sampean tau kah pemecahan masalah ini...
 a. Dimana kita bisa mendapatkan peta tata guna lahan kehutananan
secara
 resmi
 b. Jika ada perbedaan antara tata guna lahan pusat dan daerah, yang
mana
 yang harus jadi pegangan 

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National 
Geography dengan foto2 Geosejarah nya.
 

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah 
perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang 
sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg 
akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - 
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul 
 Demak di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang 
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara 
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton 
 tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak 
 sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat 
 suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya 
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
 pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, 
 kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
 Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, 
 menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar 
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
 kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
 merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
 ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk 
 sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam 
 pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja 
 Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang 
 pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada 
 kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku 
 Slamet Muljana (1968, 2005) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan 
 Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara - Bhratara - LKiS. Pada 
 tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
 Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk 
 Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa 
 Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
 merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta 
 sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya 
 atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
 yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
 makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
 sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), Peranan 
 Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara -Bhratara, menarik untuk diacu. 
 Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
 suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
 Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
 terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
 hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
 Demak.

 Menurut Slamet Muljana (1983), Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit 
 - Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
 baru rnama Bintara. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
 sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
 Raden Patah (nama Tionghoanya Jin 

[iagi-net-l] FW: Happy Earth Day!

2009-04-22 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Dari E-mail tetangga ;
Selain Hari Kartini ; 21-April juga merupakan Earth Day.
Tidak hanya Wanita, tetapi sekarang ini tumbuhan, binatang, dan
lingkungan mempunyai hak hidup yang sama.
 




From: MNS President
Sent: Tuesday, 21 April, 2009 5:24 PM


 

Happy Earth Day!

 

We share our planet Earth with millions of plant and animal life. From
one-cell organisms to birds and mammals, from the tallest trees to the
fungi at their roots, our lives are all linked to each other. Our own
survival, in fact, depends on this diverse web of life. And our actions
have a profound effect on its overall health and well-being. 

 

Come Earth Day, people all around the world will join together to
celebrate this living planet and standing up to protect the environment.
It is now our job to protect and preserve our planet and the people that
live on it, to safeguard  and to be wise stewards of our resources.

 

Let us pledge now to reduce our consumption pattern and lifestyles and
increase our awareness to help ensure abundant food supplies, clean
waters, good health and a high quality of life for future generations.



DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information.  You are hereby notified that the taking of any 
action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone 
other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If you have 
received this Message in error, you should delete this Message immediately and 
advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information 
in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its 
Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by 
PETRONAS or any of the companies within the Group.


RE: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .....ribuan ton ikan mati !!!

2009-01-11 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Tahun lalu kami wisata ke Danau Maninjau, dari atas / jauh indah sekali.
Tetapi saat didekati ; kotor, banyak sampah, pencemaran dan pemandangan
ditepi jalan pun tertutupi oleh rumah-rumah.

Kami lihat buangan limbah rumah tangga masuk ke danau.
Seharusnya rumah hanya boleh dibangun disisi jalan yang tidak menutupi
danau.

Kalau meletus pasti akan terjadi tsunami danau dan menyapu rumah ditepi
dananu.


-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:ok.tau...@gmail.com] 
Sent: Friday, 09 January, 2009 3:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan
ton ikan mati !!!

tahun 2004 jutaan ikan mati di danau toba memang pernyataan dinas
perikanan setempat yg menyatakan virus koi herpes penyebabnya, hebatnya
mereka menyalahkan asal bibit ikan tersebut (riau) lah
penyebabnya..dinas perikanan riaunya mencak-mencak, mereka katakan kalau
penyebab bibit ikannya dari asal mereka..kenapa tak terjadi wabah
tersebut di daerah Riau?.

Dinas perikanan setempat juga lupa bahwa qaulitas air danau toba sangat
tercemar, akibat tambak perikanan tersebut sendiri dan polutan yg masuk
kedanau..hal yg sama juga sering terjadi di jatiluhur, secara periodik
petani ikan sering gagal panen disebabkan matinya ribuan ikan yg yg siap
panen, jatiluhur sendiri tingkat pencemarannya sangat tinggi.

Dalam hal ini lingkungan hidup beberapa danau alam/buatan di Indonesia
memang sangat parah pencemarannya.

2009/1/9 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com

 Pak Awang,

 Terima kasih banyak atas informasi/ ulasannya. Pengetahuan luas Pak 
 Awang telah banyak menjawab pertanyaan anggauta milis ini. Sepantasnya

 setiap Geologist dapat memberi penerangan kepada masyarakat, setiap 
 ada fenomena alam /geologi yang terjadi disekitar kita. Walaupun 
 dengan kadar keahlian asing-masing sehingga keberadaan kita dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.

 Sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktu untuk merespon.

 Nuhun,
 SDJ

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
 Sent: Friday, January 09, 2009 1:56 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
 Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan 
 ton ikan mati !!!

 Pak Setiabudi,

 Sambil lalu, saya sempat menyaksikan tayangan hal ini di sebuah
televisi.
 Karena tak menyimak dengan baik alias sambil berlalu, saya tak tahu 
 itu kejadian di danau mana, tetapi memang di Sumatra, dan baru tahu 
 juga kalau penyebabnya oleh semburan sulfida dari dasar danau.

 Ekshalasi gas sulfida (sulphide gas venting) umum ditemukan di 
 danau-danau yang sebenarnya merupakan kawah-kawah kompleks gunungapi
berstatus dormant.
 Misalnya, dua dari tiga danau kawah di Kelimutu Flores adalah danau 
 dengan serupsi gas sulfida yang kuat (saya mengulas tentang hal ini 
 bulan lalu di milis ini). Yang menyembur bukan hanya gas belerang, 
 tetapi biasanya juga dengan metana, CO2, atau CO. Sebagian gas2 ini
kita tahu bersifat toksik.
 Gas sulfur saat bereaksi dengan air bisa menghasilkan H2SO4 (asam 
 belerang) atau H2S. Mungkin itu yang meracuni ikan-ikan di danau.

 Danau-danau di Sumatra, yang berlokasi di sepanjang Bukit Barisan 
 sebagian adalah sisa-sisa kawah gunungapi Kuarter atau yang lebih tua,

 maka fenomena seperti di atas bisa saja terjadi.

 Tetapi ikan mati secara masal juga bisa terjadi karena limbah 
 (misalnya oleh eutrofikasi ganggang atau eceng gondok) atau penyakit 
 endemik seperti akibat virus. Misalnya, di Danau Toba, pada November 
 2004, puluhan juta ekor Ikan Mas yang dibudidaya warga ditemukan mati 
 secara serentak akibat terserang virus koi herpes yang mengakibatkan
kerugian miliaran rupiah.

 Maka bila benar ribuan ton ikan mati di danau Sumatra baru2 ini akibat

 suphide gas venting di bawah danau, diperlukan juga penelitian 
 geologi/volkanologi danau tersebut.

 salam,
 awang


 --- On Fri, 1/9/09, Setiabudi Djaelani 
 setiabudi.djael...@energi-mp.com
 wrote:

 From: Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com
 Subject: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan ton 
 ikan mati !!!
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, January 9, 2009, 11:33 AM

 Kemarin pagi saya mendengar berita radio, ribuan ton ikan setiap hari 
 mati di danau ? (Sumatra) akibat keluarnya matrial sulfide dari bawah/

 dasar  danau tersebut.

 Gejala geologi apakah gerangan itu ?  Mohon sharenya !! Apakah pernah 
 terjadi sebelumnya di tempat lain ??

 Setiabudi Dj


 --
 -- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua 
 umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

 --
 -- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah 
 adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.