RE: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta National Park
Pak Yoga, Mau tanya juga ; kemana kalau mau beli Peta Indonesia National Park ? Yang hutannya resmi dilindungi baik Pemerintah Pusat maupun badan dunia seperti WWF. Terimakasih -Original Message- From: Yoga Negara [mailto:yneg...@caledon.com.au] Sent: Thursday, 17 September, 2009 9:46 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan Yth. Kang Fariman, Berdasarkan pada apa yang pernah saya alami ketika melakukan perizinan untuk pembukaan lahan tambang, jika terdapat perbedaan seperti itu maka akang bisa merunutnya kembali satu persatu ketingkat yang lebih tinggi. Misalnya ada perbedaan antara Kabupaten dengan Provinsi, maka sebaiknya akang membawa masalah ini ke tingkat provinsi dengan cara mengikutsertakan dinas kabupatennya. Sepengalaman saya dulu, teman2 di dinas kabupaten bisa dibilang agak ngeri jika dikemudian hari terjadi kesalahan. Karena utk di daerah kaltim dulu pernah ada bupati yang akhirnya bermasalah secara hukum karena menerbitkan perizinan yang salah. Nah biasanya yang agak ribet adalah tarik ulur masalah wilayah antara pusat dan provinsi. Yang pernah saya lakukan dulu adalah langsung ke baplan kehutanan, kemudian minta penegasan dari mereka, setelah itu mengajak mereka jalan2 ke lokasi buat ngecek dan sekalian mampir ke dinas provinsi. Biasanya kalo terjadi seperti ini temen2 kita di dinas kahut provinsi agak ngeri liat mereka yang dari pusat. Contoh lagi di kaltim, dulu penggrebekan illegal logging langsung dilakukan oleh mabes polri tanpa koordinasi dengan polda. Ini yang sedikit membuat grogi temen2 propinsi. Kalo masalah tempat berladang sih sudah biasa kang. Dulu ada peraturan 200m dari tepi jalan adalah lahan yang boleh diusahakan oleh masyarakat umum. Ketentuan ini yang akhirnya disalah gunakan oleh para investor perkebunan dan perkayuan yang kongkalikong dengan pemda setempat untuk membuka akses jalan dan merambah hutannya. Umumnya pemda setempat menerbitkan sertifikat itu karena ingin menguras kayunya dan juga ingin kebagian rezeki tambang yang diusahakan kemudian. Seingat saya mereka akan bagi2 tanah hutan itu sekitar 2 hektar per-orang. Ada ketentuan dari badan pertanahan, seingat saya bahwa izin pengusahaan tanah hutan Negara baru bisa diterbitkan oleh seorang camat setelah peladang benar2 terbukti menggarap tanah tersebut selama minimal 3 tahun semenjak surat penggunaan tanah hutan tersebut diterbitkan. Nah baru setelah kurun waktu 25 s/d 30 tahun kemudian sertifikat kepemilikan bisa diterbitkan oleh badan pertanahan (bukan camat). Itupun biasanya disertai dua syarat yang utama, satu tanah tersebut dilepas oleh Negara dan kedua ada bukti selama kurun waktu tersebut si peladang memang menggarap tanah tersebut. Sebaiknya juga dari awal akang coba ketemu dengan temen2 di badan pertanahan daerah dan minta kejelasan kepemilikan tanah yang akan kena proyek dari mereka langsung. Biar nanti urusan ganti ruginya tidak ribet. Jangan salah kang, ada mining kumpeni yang mesti ganti rugi tanah lebih dari tiga kali untuk lokasi tanah yang sama, hanya karena dari awal tidak mau melibatkan pemda setempat. Selamat berbingung ria dengan ribetnya birokrasi (k%r#ps!..ssst...sst) di Indonesia... Salam, Yoga -Original Message- From: KANG FARIMAN [mailto:far...@gmail.com] Sent: Wednesday, 16 September 2009 5:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan Terima kasih atas informasinya, akan saya coba saya hubungi siapa tahu ada peta yang lebih update lagi dan berlaku resmi. Sekarang saya punya dua peta hutan yang berbeda, yang satu menyatakan bahwa akses jalan dan lokasi sebagian masuk HTI sebagian lagi masuk HP dan KPPL.Kenyataan di lapangan, ternyata lahan tersebut sudah merupakan areal tempat berladang, selain itu ternyata peladang/petani ini mempunyai sertifikat akta tanah terbitan camat. Sekali lagi buat rekan rekan terima kasih atas bantuannya. fwhk Pada 16 September 2009 12:01, Yoga Negara yneg...@caledon.com.au menulis: Ini ada sedikit info dari teman saya yang kebetulan dulu pernah jadi pentolannya inhutani... -Original Message- From: Boorliant Satryana [mailto:boorlian...@ptscs.com] Sent: Wednesday, 16 September 2009 3:00 PM To: Yoga Negara Subject: RE: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan Mas Yoga, Peta kehutanan dikeluarkan oleh badan planologi kehutanan di Manggala Wanabakti lantai 11 (contak person ibu Belinda lupa no hp). Tata guna hutan yang dipakai masih yang dari pusat, karena yg dari daerah belum ada pengesahan. Salam Bob -Original Message- From: Yoga Negara [mailto:yneg...@caledon.com.au] Sent: Wednesday, September 16, 2009 12:33 PM To: Boorliant Satryana Subject: FW: [iagi-net-l] Membeli Peta Kehutanan Kang, Kira2 sampean tau kah pemecahan masalah ini... a. Dimana kita bisa mendapatkan peta tata guna lahan kehutananan secara resmi b. Jika ada perbedaan antara tata guna lahan pusat dan daerah, yang mana yang harus jadi pegangan
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National Geography dengan foto2 Geosejarah nya. -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul Demak di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara - Bhratara - LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara -Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai Demak. Menurut Slamet Muljana (1983), Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit - Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama Bintara. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin
[iagi-net-l] FW: Happy Earth Day!
Dari E-mail tetangga ; Selain Hari Kartini ; 21-April juga merupakan Earth Day. Tidak hanya Wanita, tetapi sekarang ini tumbuhan, binatang, dan lingkungan mempunyai hak hidup yang sama. From: MNS President Sent: Tuesday, 21 April, 2009 5:24 PM Happy Earth Day! We share our planet Earth with millions of plant and animal life. From one-cell organisms to birds and mammals, from the tallest trees to the fungi at their roots, our lives are all linked to each other. Our own survival, in fact, depends on this diverse web of life. And our actions have a profound effect on its overall health and well-being. Come Earth Day, people all around the world will join together to celebrate this living planet and standing up to protect the environment. It is now our job to protect and preserve our planet and the people that live on it, to safeguard and to be wise stewards of our resources. Let us pledge now to reduce our consumption pattern and lifestyles and increase our awareness to help ensure abundant food supplies, clean waters, good health and a high quality of life for future generations. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group.
RE: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .....ribuan ton ikan mati !!!
Tahun lalu kami wisata ke Danau Maninjau, dari atas / jauh indah sekali. Tetapi saat didekati ; kotor, banyak sampah, pencemaran dan pemandangan ditepi jalan pun tertutupi oleh rumah-rumah. Kami lihat buangan limbah rumah tangga masuk ke danau. Seharusnya rumah hanya boleh dibangun disisi jalan yang tidak menutupi danau. Kalau meletus pasti akan terjadi tsunami danau dan menyapu rumah ditepi dananu. -Original Message- From: OK Taufik [mailto:ok.tau...@gmail.com] Sent: Friday, 09 January, 2009 3:43 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan ton ikan mati !!! tahun 2004 jutaan ikan mati di danau toba memang pernyataan dinas perikanan setempat yg menyatakan virus koi herpes penyebabnya, hebatnya mereka menyalahkan asal bibit ikan tersebut (riau) lah penyebabnya..dinas perikanan riaunya mencak-mencak, mereka katakan kalau penyebab bibit ikannya dari asal mereka..kenapa tak terjadi wabah tersebut di daerah Riau?. Dinas perikanan setempat juga lupa bahwa qaulitas air danau toba sangat tercemar, akibat tambak perikanan tersebut sendiri dan polutan yg masuk kedanau..hal yg sama juga sering terjadi di jatiluhur, secara periodik petani ikan sering gagal panen disebabkan matinya ribuan ikan yg yg siap panen, jatiluhur sendiri tingkat pencemarannya sangat tinggi. Dalam hal ini lingkungan hidup beberapa danau alam/buatan di Indonesia memang sangat parah pencemarannya. 2009/1/9 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com Pak Awang, Terima kasih banyak atas informasi/ ulasannya. Pengetahuan luas Pak Awang telah banyak menjawab pertanyaan anggauta milis ini. Sepantasnya setiap Geologist dapat memberi penerangan kepada masyarakat, setiap ada fenomena alam /geologi yang terjadi disekitar kita. Walaupun dengan kadar keahlian asing-masing sehingga keberadaan kita dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktu untuk merespon. Nuhun, SDJ -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, January 09, 2009 1:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan ton ikan mati !!! Pak Setiabudi, Sambil lalu, saya sempat menyaksikan tayangan hal ini di sebuah televisi. Karena tak menyimak dengan baik alias sambil berlalu, saya tak tahu itu kejadian di danau mana, tetapi memang di Sumatra, dan baru tahu juga kalau penyebabnya oleh semburan sulfida dari dasar danau. Ekshalasi gas sulfida (sulphide gas venting) umum ditemukan di danau-danau yang sebenarnya merupakan kawah-kawah kompleks gunungapi berstatus dormant. Misalnya, dua dari tiga danau kawah di Kelimutu Flores adalah danau dengan serupsi gas sulfida yang kuat (saya mengulas tentang hal ini bulan lalu di milis ini). Yang menyembur bukan hanya gas belerang, tetapi biasanya juga dengan metana, CO2, atau CO. Sebagian gas2 ini kita tahu bersifat toksik. Gas sulfur saat bereaksi dengan air bisa menghasilkan H2SO4 (asam belerang) atau H2S. Mungkin itu yang meracuni ikan-ikan di danau. Danau-danau di Sumatra, yang berlokasi di sepanjang Bukit Barisan sebagian adalah sisa-sisa kawah gunungapi Kuarter atau yang lebih tua, maka fenomena seperti di atas bisa saja terjadi. Tetapi ikan mati secara masal juga bisa terjadi karena limbah (misalnya oleh eutrofikasi ganggang atau eceng gondok) atau penyakit endemik seperti akibat virus. Misalnya, di Danau Toba, pada November 2004, puluhan juta ekor Ikan Mas yang dibudidaya warga ditemukan mati secara serentak akibat terserang virus koi herpes yang mengakibatkan kerugian miliaran rupiah. Maka bila benar ribuan ton ikan mati di danau Sumatra baru2 ini akibat suphide gas venting di bawah danau, diperlukan juga penelitian geologi/volkanologi danau tersebut. salam, awang --- On Fri, 1/9/09, Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com wrote: From: Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com Subject: [iagi-net-l] Erupsi Sulfida dari bawah danau .ribuan ton ikan mati !!! To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, January 9, 2009, 11:33 AM Kemarin pagi saya mendengar berita radio, ribuan ton ikan setiap hari mati di danau ? (Sumatra) akibat keluarnya matrial sulfide dari bawah/ dasar danau tersebut. Gejala geologi apakah gerangan itu ? Mohon sharenya !! Apakah pernah terjadi sebelumnya di tempat lain ?? Setiabudi Dj -- -- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... -- -- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll.