Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP MIGAS BUBAR!!
Ya, kayak yang Pak Noor bilang sebelumnya.. Fungsi BPMIGAS kembali ke ESDM, ESDM tinggal menyerahkan kewenangan ke BPMIGAS.. atau kalau terbentur status "almarhum" bpmigas, kementrian tinggal buat Dinas Pelaksana Migas.. bpmigas juga tinggal balik satu huruf saja didepan kantor dan logonya jadi dpmigas.. and the show goes on.. From: "puluh.ria...@gmail.com" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 13, 2012 9:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP MIGAS BUBAR!! Tanggapan yg tidak heboh dari Menko Ekonomi ttk pembubaran BPMIGAS: Sudah tepat, dan sudah bagus. Jadi tidak ada masalah, fungsi BPMIGAS kembali ke ESDM, ntrak berjalan seperti biasa. http://m.detik.com/finance/read/2012/11/13/200033/2090940/4/bp-migas-dibubarkan-mk-jero-wacik-ini-bukan-kekalahan-pemerintah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pembubaran BP Migas ditanggapi juga oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Hatta menilai putusan MK terhadap pembubaran BP Migas dan mengalihkannya ke Kementerian ESDM sudah tepat. "MK memutuskan ke ESDM, amanat itu sudah bagus," kata Hatta di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selesa (13/11/2012). Hatta menilai seluruh sistem tetap berjalan dan keputusan MK mengenai seluruh fungsi BP Migas dikembalikan kepada Kementerian ESDM. Jadi perihal kontrak tetap berjalan seperti biasa. So, kembali ke laptop... Kerjo, kerjo, kerjo... Powered by Telkomsel BlackBerry® From: "Yanto R. Sumantri" Date: Tue, 13 Nov 2012 04:52:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP MIGAS BUBAR!! Avi Hahahahaha , aku seneng dengan kpmentar Anda. si Abah From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 13, 2012 2:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP MIGAS BUBAR!! Ya bagus nanti BPmigas jadi Pertamina lagi kaya dulu, kelebihannya kalo blok balik ke Pertamina kan Pertamina ngga usah tanya lagi ke BPMigas karena nantinya BPMigas menjadi bagian Pertamina Truz apa yg salah dong Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Date: Tue, 13 Nov 2012 13:55:50 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP MIGAS BUBAR!! Kalau dibaca Putusan MK tadi ada beberapa pasal yg dibatalkan , yg menarik pasal 61 dan 63 UU Migas 2001 , ini artinya semua PSC sebelum UU 2001 balik lagi ke Pertamina segala urusannya selama kontrak belum habis, jadi Blok Mahakam 2017 kalau habis kontraknya secara otomatis langung balik ke Pertamina , opo ngono yo maknane ISM > Saya sepakat, Mbak Nuning. > > Kita tahu bahwa sering kali pembagian ke daerah bisa diatur > oleh oknum sebuah lembaga terhormat lainnya, yang justru > akhirnya menimbulkan ketidak-merataan. > Belakangan saya angkat topi terhadap BPMIGAS yg mulai > menekankan pentingnya tenaga nasional dalam banyak urusan di > migas. > Salam, > LL > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Nugrahani > Date: Tue, 13 Nov 2012 06:25:11 > To: iagi-net@iagi.or.id > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP > MIGAS BUBAR!! > > Pak Nathan yg sangat anti bpmigas, tolong jangan lupakan > bahwa apnb negara kita, anggaran belanja negara kita itu 30% > berasal dari Migas (dulu bahkan 70%). Soal keadilan sosial, > soal pembagiannya ke daerah tentu bukan "kesalahan" > Bpmigas. > > Salam, > Nuning > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: Nataniel Mangiwa > Date: Tue, 13 Nov 2012 13:09:50 +0700 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Betul kah?? BREAKING NEWS :BP > MIGAS BUBAR!! > > Orang buta dan tuli juga tau, migas tidak membuat kaya orang > Indonesia. Sila tengok Kalimantan pedalaman, Papua > pedalaman, Sumatera pedalaman dan Madura. > Memang ada yang salah, tapi memang kalau mau jadi pejabat di > Indonesia harus bisa 'buta dan tuli' walaupun kuping dan > mata normal. > Salutlah ke ormas Islam tersebut dan juga MK-Mahfud MD. > > Salam perubahan, > Natan > > On Nov 13, 2012 12:27 PM, > mailto:lia...@indo.net.id>> wrote: MK: > BP Migas Bertentangan dengan UUD 1945 > Rivki - detikNews > > Sidang MK (ari saputra/detikcom) > Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian > permohonan tokoh intelektual muslim atas gugatan UU 22/2001 > tentang Migas. Dalam putusan tersebut, MK menyatakan Badan > Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) > bertentangan > dengan UUD 1945. > "Mengabulkan sebagian permohonan pemohon," putus MK yang > dibacakan Ketua MK, Mahfud MD dalam sidang terbuka untuk > umum > di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa > (13/11/2012). > MK membatalkan pasal 1 angka 23 dan pasal 4 ayat, pasal 41 > ayat > 2, pasal 44, pasal 45, pasal 48, pasal 59 huruf a dan pasal > 61 > dan pasal 63 UU Migas bertentagan d
Re: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 Milyar
Saya ada list pertanyaan mengenai kasus ini dan IUP secara umum: Ada yang tau alasan atau kronologis dicabutnya IUP tersebut dalam berita dibawah? Seberapa besar kewenangan Bupati untuk memberikan/mencabut IUP? Dimana/siapa kontrolnya? Apakah hanya seperti IMB yang sepenuhnya hak Bupati (meski ada embel-embel AMDAL, ataupun memo dari Gubernur, bisa jalan terus)? Apa peran kontrolnya hanya di masyarakat/LSM (kasus Bima, misalnya) ? Salam dari Bali, Wayan Heru Y -W.H.Y- From: Ok Taufik To: iagi-net Sent: Wednesday, September 26, 2012 11:52 AM Subject: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 Milyar Mengerikan kalau kalah, uang negara yang harus membayar?Bupati Kutai Timur Isran Noor (Gatra.com/Iwan Setiawan)Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Kabupaten Kutai Timur siap meladeni dan optimis menangkan gugatan 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang dilayangkan perusahaan tambang asal Inggris, Churchill Mining Plc di Arbitrase Internasional ICSID Washington atas pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP). "Semua bukti dan dokumen sudah siap, sudah lengkap. Kita optimis menang. Mudah-mudahan 2 bulan selesai lah sidangnya," kata Bupati Kutai Timur Isran Noor di Jakarta, Selasa, (25/9). Untuk memenangkan gugatan tersebut, Isran mengaku pihaknya terus intens bekoordinasi yang dikoordinatori Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Leading sektornya dari Kemenkum HAM, arbiternya sudah ditunjuk, tapi saya tidak bersedia sebutkan namanya," dalih dia. Selain telah menunjuk arbiter, pemerintah Indonesia dan tergugat lainnya akan menggunakan pengacara nasional. Menurut Isran, tak kurang pengacara hebat di negeri ini. Penunjukan pengacara lokal selain kualitasnya tak kalah oleh pengacara asal luar negeri, juga atas pertimbangan pengacara lokal lebih memahami hukum yang berlaku di Indonesia, sehingga dapat menjelaskan perturannya secara gamblang. "Kita akan pakai pengacara nasional, banyak pengacara yang hebat di negeri ini. Memakai pengacara luar negeri bukan jaminan berhasil, karena kita pernah mengalami 3 kali kalah di peradilan dunia, padahal pengacaranya dari laur negeri," paparnya. Dikatakan Isran, pihak penggugat, yakni Churchill juga telah menunjuk aribiternya. Diharapkan ICSD menyutujui arbiter yang telah ditunjuk masing-masing pihak. Pihaknya kini tengah menunggu penetapan dari pihak Arbitrase Internasional ICSD Washington kapan sidang gugatan tersebut akan dimulai. "Sidang pertama di Washington, kedua nanti masing-masing pihak yang menentukan," pungkasnya. Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengaku telah mendapatkan Surat Kuasa Khusus (SSK) dari pemerintah untuk menjadi jaksa pengacara negara dalam menghadapi gugatan perusahaan pertambangan, Churchill Mining Plc. Kejagung sendiri masih menunggu koordinasi dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham). Churchill Mining Plc menggugat pemerintah Indonesia dan Kabupaten Kutai Timur sebesar 2 miliar dolar AS karena tidak puas terhadap pencabutan izin pertambangan batu bara di Kutai Timur, Kalimantan Timur yang dilakukan Bupati Isran Noor.[IS] -- Sent from my Computer®
[iagi-net-l] Fw: Asking help to understand bauxite in Borneo.
Selamat sore, Saya hari ini mendapat email dari seorang geologist di Cina menanyakan mengenai bauxite di Kalimantan. Bagi yang memiliki pengetahuan dan berkenan untuk menjawab silahkan hubungi langsung ke yang bersangkutan. Salam, Wayan Heru - Forwarded Message - From: Ning Xu To: londob...@yahoo.com Sent: Thursday, August 16, 2012 12:19 PM Subject: Asking help to understand bauxite in Borneo. Dear Mr. Wayan Heru Young I am Xu Ning, a geologist from China . I am very pleased to read your “Sedmentology Newsletter, Berita Sedimentolgi”(2011 6). From your papers, I get to know something of the sedimentological geology in Kalimantan, the Borneo . I am interested in the distribution of bauxite in Borneo . I hope you can help me to understand the bauxite deposit over there. I have got two questions. The first one is what main districts the bauxite develops. The second one is, what is the effective way to explore the bauxite? Maybe you could give me some suggestion. It would be most appreciated if you could reply at your early convenience. Thank you and Best wishes, Yours Sincerely, Xu Ning Chief Representative of Indonesia Chinalco Resources Corporation Add: No. 62 North Xizhimen Street , 100082 Beijing Ph: +62 812 8599 0018 Ph: +86 13501021379
Re: [iagi-net-l] Kewenangan Izin Pertambangan Diusulkan Kembali Seperti Era Soeharto
Betul Pak Band, Bupati banyak yang merasa paling berkuasa, bahkan terang-terangan menentang gubernurnya dengan dalil otonomi daerah.. bukan saja mengenai masalah pertambangan, contohnya di Bali: gubernur sudah mengeluarkan moratorium untuk pembangunan hotel baru agar dibatasi dari segi jumlah dan lokasi untuk menjaga keasrian, tapi bupati-bupati tetap saja mengeluarkan ijin prinsip dan IMB "seenak dhewe" dan "seenak investor".. Going where the money flows.. Salam dari Bali, wayan heru From: Bandono Salim To: Iagi Sent: Thursday, August 9, 2012 10:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Kewenangan Izin Pertambangan Diusulkan Kembali Seperti Era Soeharto Itulah desentralisasi kebablasen. Gubernur tidak akan diperhatikan bupati, kerena tidak punya kuasa ngatur keuangan maupun urusan dalam kabupaten/kota. Wewenang Gubernur hanya mengatur masalah yang berkaitan antar kabupaten/kota, serta kaitan antara kabupaten/kota dgn Pemerintah Pusat. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Thu, 9 Aug 2012 20:37:28 +0700 To: IAGI; economicgeology ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] Kewenangan Izin Pertambangan Diusulkan Kembali Seperti Era Soeharto Kewenangan Izin Pertambangan Diusulkan Kembali Seperti Era Soeharto Rista Rama Dhany : detikFinance detikcom - Jakarta, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Fakultas Hukum, Hikmahanto Juwana menyarankan jika pemerintah benar-benar ingin menertibkan izin usaha pertambangan (IUP) yang bermasalah, maka Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba) harus direvisi. "Kalau mau menertibkan Izin Usaha Pertambangan, Undang-undang Minerba harus segera direvisi," kata Hikmanto di Gedung DPR/MPR, Kamis (9/8/2012). Dikatakan Hikmanto, jika UU minerba direvisi maka harus ada ketentuan yang mengatur bahwa kewenangan Bupati/Walikota dicabut terkait izin pertambangan. "Dengan merevisi UU Minerba, maka bisa juga mencabut kewenangan kepala daerah untuk mengeluarkan IUP, dan nantinya kewenangan tersebut bisa diserahkan ke Gubernur atau Pemerintah pusat seperti zaman Soeharto dulu," ucapnya. Menurutnya, dengan IUP diserahkan ke Gubernur, paling tidak izin yang diberikan masih bisa dikontrol pemerintah pusat. "Apalagi jumlah Gubernur yang hanya sekitar 33 orang masih relatif mudah dikendalikan dibandingkan ratusan bupati/walikota, apalagi Gubernur merupakan wakil Pemerintah Pusat di daerah," ujarnya. Bahkan jika ingin cepat, kata Hikmanto pemerintah bisa mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu). "Tapi kalau revisi terlalu lama, pemerintah bisa mengeluarkan Perpu, bahkan Perpu tersebut bisa berlaku surut dan wajib ditaati," tandasnya. Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhonoyo meminta Gubernur segera menertibkan Izin-Izin Usaha Pertambangan bermasalah yang jumlahnya hingga ribuan akibat salah urus manajemen pemerintahan yang dilakukan Bupati/Walikota. http://m.detik.com/read/2012/08/09/175245/1987608/4/kewenangan-izin-pertambangan-diusulkan-kembali-seperti-era-soeharto Powered by salakpondohmania® -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Pak Ong yang saya hormati, Kuliah bapak adalah salah satu yang paling saya gemari waktu kuliah dulu, karena isinya lugas dan practical bukan hanya untuk bidang geologi tapi seluruh bidang usaha. Demikian juga dengan tulisan-tulisan Bapak di milis ini, sebagian besar saya simpan di folder terpisah untuk baca-baca lagi nanti. Saya sangat setuju sekali dengan pernyataan Bapak: Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa mengejar salah satu alternatif energi saja, dan tidak bisa juga mengabaikan sisi "demand". Saat ditanya oleh calon pembeli tentang berapa banyak solar panel yang dibutuhkan untuk rumahnya, seorang sales akan tanya dulu: "seberapa besar kebutuhannya bisa dikurangi?" "Solar panels are expensive, you don't want to waste it on inefficient light bulbs!" Secara sepintas (mungkin perlu dikoreksi) saya lihat MacKay membandingkan kebutuhan energi saat ini dengan apa yang dapat disupply oleh energi alternatif teknologi saat ini. Asumsi energi per-orang yang MacKay gunakan juga cukup tinggi, menggunakan data dari penduduk negara maju. Sedangkan untuk melangkah menuju sustainable energy diperlukan dua usaha sekaligus: menambah supply energi alternatif dan mengurangi demand energi saat ini dengan menggunakan teknologi yang lebih effisien. Salah satu yang diperbandingkan dalam buku itu adalah pemakaian energi untuk transportasi. Kalau mau 100% sustainable energy, artinya kendaraan BBM juga harus diganti dengan kendaraan listrik. Mobil listrik yang paling murah dan paling rendah teknologinya saja sudah lebih dari dua kali lebih effisien dari pemakaian mobil yang asumsikan MacKay (80MPG-ekivalen dari mobil listrik terjelek, versus 33MPG mobil BBM asumsi MacKay). Apalagi mobil2 listrik yang lebih effisien sudah banyak yang melebihi 100MPG-e bahkan sampai 170MPGe. Dalam neraca MacKay (http://www.inference.phy.cam.ac.uk/withouthotair/c18/page_103.shtml) yang menyatakan CAR: 40KWH/d/p, bisa diganti dengan mobil listrik yang 'hanya' dua kali lebih efisien. Maka total pemakaian berkurang menjadi 175KWH/d/p dan neraca tersebut berpindah menjadi surplus enegri alternatif sebesar 5KWH/d/p. Belum lagi kalau demand yang lain juga diefisienkan. Dan saya juga sangat setuju sekali dengan menempatkan bio-energi diposisi priorotas paling akhir. Karena side-effectnya terlalu banyak: pembukaan lahan hutan dan monokultur pertanian, persaingan dengan produk pangan yang dapat meningkatkan harga makanan, dan tetap menggunakan teknologi "berbakar" yang menghasilkan polusi. Memang kebijakan untuk alternatif energi di Indonesia masih simpang siur. Di satu sisi pajak import produk alternatif energi sudah dihapuskan, namun subsidi terhadap BBM dan listrik masih terlalu tinggi untuk dapat disaingi oleh alternative energi. Disamping itu faktor korupsi juga berpengaruh ke image alternative energi bagi masyarakat Indonesia. Seolah-olah alternative energy tidak reliable padahal akibat dari proyek-proyek yang menggunakan bahan-bahan murahan karena dananya sudah terpangkas di sana-sini. Salam dari Bali, Wayan Heru Young From: Ong Han Ling To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya "Sustainable energy - without the hot air" atau diterjemahkan bebas "Sustainable energy -tanpa abab". Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri a
Re: [iagi-net-l] 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012
Ulasan yang sangat menarik Pak Ong.. Sekedar hiburan: Ada kutipan tentang bermobil dan kemacetan, tapi entah siapa yang mengucapkan pertama / mempopulerkan: "You are not stuck in traffic, You ARE traffic!" Salam, WHY From: Ong Han Ling To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 7, 2012 2:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012 Rekan-rekan IAGI, Komentar rekan-rekan IAGI tentang besarnya penjualan mobil baru menyebabkan bertambahnya kemacetan tahun 2012 memang prihatin. Kita salahkan pabrik mobil dan “makelar” mobil. Apakah ini fair? Mereka juga bisa menyalahkan kita. Mengapa sudah tambah geologist tiap tahun 500+ sarjana, koq produksi minyak turun terus? Memang Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan tambahan energi karena pertambahan penduduk dan kemajuan ekonomi. Namun apakah energi yang diperlukan dipakai untuk produksi barang seperti pabrik semen, tekstil, dsb. atau dipakai untuk keperluan konsumtif seperti pp. Jakarta-Bandung lewat tol Cupularang untuk membeli dua jean murah di Cihampelas? Kemacetan di Bandung waktu weekend sangat parah. Untuk mengetahui apakah energi yang kita pakai adalah effisien atau merupakan pemboros, kita bisa menghitung energi efficiency atau dikenal dengan elasticity “ε” yang merupakan perbandingan antara banyaknya energi yang dipakai dibandingkan dengan besarnya GDP (kemajuan ekonomi suatu negara). Jika elasticity tinggi, berarti pemakain energi tinggi sedangkan GDP rendah. Ini berarti pemakaian energi boros karena tidak dipakai untuk meningkatkan GDP atau kemakmuran negara. Tabel terlampir menunjukan bahwa “ε” Indonesia adalah 1.84, berarti paling tinggi dan paling tidak effisien pamakain energi-nya (lih.slide) dibandingkan negara-negara Asia, apalagi dibandingkan dengan Eropa. Ini berarti pemakaian energi Indonesia sangat-sangat boros. Salah satu pemborosan yang dimaksud adalah pemakain BBM yang berkelebihan hingga kemacetan jalan dimana-mana. Umpama kalau kita ke Airport hari minggu memerlukan hanya 20 menit. Tapi kalau ke airport pada waktu jam kerja diperlukan rata-rata 60 menit. Secara kasar ini berarti kemacetan di Jakarta menyebabkan pemakaian bensin/solar tiga kali lipat. Inilah BBM boros yang tidak produktif dan dibuang. Karena kemacetan, banyak waktu dan uang terbuang. Banyak businessmen dan turis menghindar mengunjungi kota besar di Indonesia. Pesawat seperti KLM, Lufthansa, dll. yang tadinya menginap di Jakarta mengalihkan ke KL dan Singapore karena kemacetan tidak memungkinkan crew tidur di Jkt. Secara tidak langsung kemacetatan menyebabkan polusi dan penyakit kulit, pernapasan seperti asma, dan premature babies. Penelitian di kota Bangkok oleh United Nations menunjukan bahwa polusi udara karena kemacetan mobil menyebabkan kenaikan biaya pengobatan penyakit tsb. diatas sampai miljaran dollar. Kemacetan yang terjadi di kota-kota besar adalah buatan kita sendiri hingga bisa diperbaiki. Disini diusulkan beberapa kemungkinan yang tidak membebankan rakyat kecil tetapi bisa menambah income Pemerintah karena beberapa pembebanan ditujukan kepada pemakai mobil pribadi. Antara lain: 1. Masa depan pengangkutan umum di P. Jawa telah ditentukan akan mengutamakan jalan tol. Jalan tol akan mengambil tanah yang subur dan menggunakan tanah yang jauh lebih luas karena kanan dan kiri jalan tol akan dibangunan tempat peristirahatan seperti Starbuck, dsb. Dilain pihak kereta api sebagai pengangkut masa dan barang yang efisien, lebih banyak dibesi tuakan dibandingkan pembelian baru (lih.slides). 2. Frekwensi dan harga karcis Kereta api Parahyangan Jakarta-Bandung diturunkan karena tidak laku dan harus bersaing dengan jalan tol Cipularang yang baru. Berarti harga BBM dan harga tol dianggap murah dan bisa dinaikkan. Kenaikan harga tol untuk kendaraan tertentu perlu dipertimbangkan. 3. Sistim 3-in-1, jelas memperlambat lalu lintas dimana-mana. Pengendara berani membayar jocky untuk masuk daerah tol. Sebaiknya hal ini dibuat formal oleh Pemerintah. Kendaraan dapat masuk daerah tol dengan bebas jika mempunyai computerize pre-paid ticket. Begitu masuk daerah tol langsung dipotong secara electronic hingga tidak ada kemacetan. 4. Daerah tol sebaiknya diperluas termasuk daerah Central Business Disrict (CBD). Pembayaran tol untuk daerah CBD dikota-kota besar didunia adalah umum. Semua dikerjakan pre-paid dan secara electronic hingga tidak ada kemacetan. 5. Parkir mobil tidak bisa sembarangan karena adalah penyebab kemacetan. Dengan demikian akan tumbuh tempat-tempat parkir khusus terutama untuk daerah CDB. Kemacetan berkurang. Tetapi yang terkena adalah orang kaya yang mempunyai mobil pribadi. 6. Taxi tidak dikecualikan dari pembayaran CBD atau pembebasan 3-in-1 seperti sekarang. Pemakai taxi adalah orang business atau orang yang cukup, kenapa harus diebebaskan. 7. Busway kekuran
Re: [iagi-net-l] Wamen ESDM: Minyak RI Cuma 0,3% Cadangan Dunia, Tak Pantas BBM Murah
Kalau yang satu itu sudah ruwet sekali Pak.. Saya pernah diskusi/debat dengan seorang ahli hukum yang sedang ambil s2 di luar negeri, kebetulan aktifis LSM (yang katanya demi lingkungan).. Dikasi penjelasan bagaimanapun sudah tidak mau dengar.. Pokoknya "SAY NO TO GEOTHERMAL"... mungkin sudah latah bilang "tidak" ya? tapi juga tidak bisa memberikan solusi.. pokoknya NO! atau terlanjur malu dari awal dulu demo2 menolak geothermal, hingga sekarang ada wacana mau membuat pembangkit bahan bakar batubara pun malu untuk bilang "eh, jangan batubara deh, geothermal saja lebih ramah lingkungan.." Ujung-ujungnya jawaban pamungkas dari dia saat sudah makin terpojok kira-kira begini: "Anda orang teknis jadi penjelasannya semuanya teknis, sedangkan masalah ini sudah menjadi masalah politik dan hukum yang menyangkut pariwisata massal.. Jelas saja anda tidak mengerti tentang hal itu, anda kan orang teknis..." Waduh.. kalau masalah teknis (layak atau tidak geothermal di Bali dari segi kapasitas dan AMDAL) dijawab dengan politik, ya gak bakal ketemu dong jawabannya.. Gubernur yang dari awal selalu mendukung geothermal juga akhirnya berubah haluan karena mendekati pil-gub dan media massa lokal yang selalu memberitakan geothermal dengan berat sebelah.. DPRD berkoar-koar bahwa rakyat Bali menolak, rakyat yang mana? di Bedugul lebih banyak yang setuju.. tapi koran lokal lebih seru menulis "DPRD menolak" daripada "warga sekitar menerima" karena menolak itu lebih sensasional ketimbang menerima.. Sepertinya juga Menteri Pariwisata yang tiba-tiba menjadi Menteri Energi &SDM merupakan pion dari pemerintah pusat untuk mencoba menggolkan geothermal tersebut. Tidak berapa lama menjabat Pak Menteri langsung mengadakan konperensi pers di Bali dan menyatakan akan mendukung geothermal di Bali... mungkin dikira kalau orang bali yang dari pusat yang ngomong para DPRD yang terhormat ini akan mau mendengarkan. Padahal justru langsung menjadi ajang pamer keberanian, anggota dewan daerah tersebut banyak yang langsung mengecam dan mengatakan "Kalau Pak Menteri tidak mendukung rakyat Bali, percuma dikasi jatah kursi menteri, sebaiknya dicopot saja".. Sekali lagi, rakyat yang mana? Susahnya era "euforia reformasi dan otonomi daerah", batasan-batasan belum jelas sehingga semuanya serasa memiliki hak menolak apapun dari pemerintah pusat dan mengatasnamakan rakyat daerah. Masalah apapun yang terlanjur dipakai sebagai wacana politik akan susah untuk dicari solusinya. Semakin lama dan berlarut-larut masalah itu jadi bulan-bulanan politikus, akan semakin ruwet pula pemecahannya. Salam dari Bali, Wayan H Y From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2012 4:25 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Wamen ESDM: Minyak RI Cuma 0,3% Cadangan Dunia, Tak Pantas BBM Murah Jadi inget orang bali yang entah kenapa menolak geothermal. Adat?
Re: [iagi-net-l] Berita duka
Turut beduka cita.. WHY From: "hilma...@yahoo.com.au" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 4:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Berita duka Turut berduka cita yang dalam semoga diberikan ketabahaan bagi klg ditinggalakan Amin Hs Sent from my BlackBerry® smartphone on 3 From: Franciscus B Sinartio Date: Sat, 10 Mar 2012 00:08:54 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Berita duka Turut berduka cita, salam, frank From: Eddy Subroto To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:45 PM Subject: [iagi-net-l] Berita duka Teman-teman, saya meneruskan berita dukacita yang saya terima dari P Bambang Priadi yang asalnya dari pak Lambok: P. Untung Sudarsono mengabarkan bahwa putera beliau yg nomor dua baru meninggal dunia. Inna lillahi wa inna illaihi rojiun, semoga almarhum dan keluarga mendapatkan yg terbaik dariNYA. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
surface area yang diperlukan > geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik > tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, > all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. > Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. > Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada > potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena > rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi > daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek > geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan > rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan > oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan > alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang > malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar > batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat > sedikit.. hehe.. > > > Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya > londobali.. hehehe.. > > Salam, > WHY > > > > > From: Franciscus B Sinartio > To: "iagi-net@iagi.or.id" > Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro > > > Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. > > dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang > paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). > > dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin > masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan > efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. > > selamat ber akhir pekan, > frank > > > > > > > From: Wayan Heru Young > To: "iagi-net@iagi.or.id" > Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro > > > Betul Pak Franc, > > Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy > sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata > sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah > kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, > dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia > ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat > menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 > solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah > energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 > solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. > atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, > atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. > > Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 > barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu > juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian > diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, > dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The > bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum > bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar > cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah > banyak yang beralih. > > Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy > mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik > secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak > langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, > siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, > dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang > tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: > geothermal dan nuklir. > Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat > saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain > dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting > untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah > supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang > terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum > ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. > Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa > dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, > lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb. > > Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak > dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk > kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat > off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air > kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali > memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk > menggerakan turbin air pada saat peak-hours. > http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity > Cara seperti ini memang
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. Dan saya setuju lagi Pak Franc! Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali.. hehehe.. Salam, WHY From: Franciscus B Sinartio To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank ____ From: Wayan Heru Young To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb. Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk menggerakan turbin air pada saat peak-hours. http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada charging dan discharging. Salam, WHY - masih geologist - From: Franciscus B Sinartio To: "iagi-net@iagi.or.id
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
asi energy listrik masih dibatasi dengan diperlukan nya kabel dengan loss yang cukup besar (sampai sekarang masih banyak penelitian mengenai ini) 3. Sumber energy alternative itu umumnya intermittent. 4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu equivalent dengan jumlah yang besar sekali dari sumber energy lainnya (kecuali nuklir). nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat tetes2 hydrogen disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa ditransportasikan ketempat lain kalau jumlahnya sudah cukup untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan. sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di milis IAGI,tentang riset menghasilkan energy di angkasa luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat alat komunikasi. fbs, catatan: kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy hydrogen untuk mendorong roket dan pesawat nya ke angkasa luar. ____ From: Wayan Heru Young To: "iagi-net@iagi.or.id" Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya. Orang-orang solar-power-minded tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang tersimpan di fosil fuel. Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel. Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya: http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula (http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari asal muasalnya: - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) - non solar radiation derived (nuclear & geothermal) Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore. Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: burnivore. Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks are needed to improve its quality of life. Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan pangan. = Saatnya geologist oil&gas cari perkerjaan baru? Sepertinya tidak! Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas. Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, polycarbon, dst yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seper
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya. Orang-orang solar-power-minded tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang tersimpan di fosil fuel. Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel. Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya: http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula (http://www.kajul.org/) membagi energi dari asal muasalnya: - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) - non solar radiation derived (nuclear & geothermal) Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore. Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: burnivore. Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks are needed to improve its quality of life. Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan pangan. = Saatnya geologist oil&gas cari perkerjaan baru? Sepertinya tidak! Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas. Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, polycarbon, dst yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: "Oil is too Valuable to Burn" ) Salam, WHY From: "koeso...@melsa.net.id" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus bertanya: sumber energinya dari mana? RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Eko Prasetyo Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800 To: ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi miga