[iagi-net-l] DNA

2007-07-31 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Gelombang ARIF, sedikit-sedikit, kini pengetahuannya merayap ke ilmu DNA
"DeoxyriboNucleic Acid".

DNA dengan double helix, dengan 10 hidrogen penghubung pada setiap satu
gelombang. Backbone helix, terdiri dari alternating dR "deoxyribose" dan
P "Phospat". Kedua helix di hubungkan oleh ikatan hydrogen antara
pasangan purine dan pyrimidine. Dua polynucleotide chains, mengalir
dengan arah arus berlawanan (seperti dua kawat listrik mengalirkan
satunya arus positif, lainnya arus negatif).

Bayangkan sinusoidal dengan 10 parasinusoidal. Lalu, dekatkan dengan
cosinusoidal dengan 10 para-cosinusoidal-nya. Keduanyanya, satu sinus
dan satu cosinus itu, di hubungkan, dan ternyata begitulah susunan DNA.

Nanti, kayaknya pengetahuan Gelombang ARIF makin merayap pada susunan
biota lebih tinggi nih, termasuk gene, chromosom, sel, arah mutasi, arah
virus kedepan, arah pageblug, hama, dll, juga bagaimana anti virusnya
kedepan. Juga perbaiki siklus-siklus umur biota di semua evolusinya.

ARIF "Alternating compression-extension Result in Imaging a Form of
wave", juga pikirkan satu sequence gelombang sinuoidal, dengan 10
para-sinusoidalnya (pereode 1/10 pereode sequencenya). 

Kesimpulan:
Kita pilah menurut kosmos dengan kelipatan 10m, misal diameter 10^-10
meter, ditulis kosmos Pakem.E-10m.

Pakem.E-07m, di dunia DNA, dengan satu gelombang terdiri 10 hydrogen
penghubung.
Pakem.E-10m, satu kulit atom, dengan 10 raunga antar 9 pasang elektron
(18 elektron).
Pakem.E+05m, ~70 km dengan 10 antiklin kecil
Pakem.E+06m, ~700 km dengan 10an antiklin besar, gunung-gunung di darat
dan sea mounth, sub basin
Pakem.E+07m, ~ 7000 km dengan 10'an basin, 10'an volvanic province
Pakem.E+14m, tatasurya dengan 10 planet.
Pakem.E+21m, galaksi Bimasakti dengan 10 "arm" berisi bintang2, dari 2
ekor arm melingkar 5 kali.

Banyaknya pereodisasi dengan 10, jadikan basis 10 banyak terdapat di
alam. Kita kini, menggunakan angka, kebanyakana adalah basis sepuluh
ini, instead basis: 2, 4, 8, 12, 16, 20, 60, dll. Gag begitu ?

Ada komentar ?

Salam,
Maryanto.
Yang lagi belajar biologi, setelah hanya dapat di SLP 2 th dulu.
Targetnya, ngajari bio-evolusi. 
 


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] DNA on fossil -->

2006-02-08 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Penjelasan Rekan Trina dibawah ini seperti yg saya duga dalam
diskripsi fosil yg saat ini masih didasarkan pada morfologi.
Cukup menarik ternyata DNA ini.

RDP

-- Forwarded message --

Satu lagi penjelasan sederhana, mengapa dibutuhkan
sekuens DNA untuk meluruskan suatu kedudukan organisms
dalam taksonominya. Contohnya, di sulawesi utara
terdapat 8 species tarsius (oleh primatologist).
Tetapi saya meragukannya, kenapa? Karena pembagian ke
delapan spesies tersebut didasarkan pada morfologinya
(yang  sulit dibedakan dan kemungkinan biasnya
tinggi), dan juga oleh suaranya. Jadi saya mengusulkan
untuk dilihat sekuens DNAnya (tentunya bukan sekuens
yang 10 pangkat sembilan tadi). Dengan marker yang
spesifik, dengan hanya kurang dari 1000 pasangan basa,
kita bisa membuktikan apakah benar-benar ada 8 spesies
tarsius, atau kah, misalnya hanya ada 4, yang lain
adalah tarsius yang sama, yang terisolasi secara
geografi (tak sampai spesiasi, pembentukan spesies
yang baru).

Mungkin para ahli foram dan ahli pollen mengatakan
bahwa dengan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi
foram atau pollen sudah cukup secara morfologi (atau
berdasarkan ensim, atau teknik apa pun) tanpa DNA, ya
sudah. Bagi para molecular geneticist, bisa dibilang
itu belum cukup.

Begitulah kira-kira.

wassalam, trina



--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] DNA on fossil --

2006-02-07 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 

Apa sudah ada garik umur versus macam DNA ? Ini sudah lama ku cari. 

Evolusi "life" yang di terangkan dengan DNA terlihat jauh lebih bagus
dari parameter physics lain (Teori SALAM-Evolusi (biota), Maryanto,
2005).   

William Smith, terbitkan Great Geologiacal England and Wales, 1815,
first modern geolgical map, sebut first faunal succession: fosil bisa di
gunakan untuk tentukan umur lapisan, lapisan dengan fauna sama akan
berumur sama, lapisan diatas terbentuk lebih muda dari yang di bawahnya,
dst.

Lalu nama-nama umur, misal Cambrium, Ordovician, dst, di namakan dari
nama fosil, sebagi di kenal kini Period. Fosil di kelompokkan,
menjadikan adanya nama-nama Stage, juga nama-nama Era. Kalau semua Era,
Period, Stage, kini si SALAM sebut pereodenya adalah 700 Ma, 70 Ma, 7
Ma, juga sejarah, temperatur, muka laut, dll, dengan pereode lebih
pendeknya, dengan simpangan 10 % atau kurang, apakah evolusi biota tak
sesuai dengan kalendar SALAM ? 

Mader, 1983 telah banyak perlihatkan evolosi biota. Paper itu sebut
Madder tunjukkan: 
1. adanya kepunahan tiap, exactly 70 Ma di batas umur-umur Cambrium,
OrdovisisanSilur, Devon, Carbonaferous, PermianTriassic, Jurassic,
Cretaceoous (KT Bondary) itu. 
2. Evolusi primata, 7 macam primata, sejak 49 Ma, dari monyet tua,
hingga homosapien, yang dengan DNA, adalah yang paling bagus korelasi
dengan Kalender SALAM, di evolusi 7 Ma period ini. Evolusi yang di buat
"tanpa DNA", kurang bagus korelasinya. Ini nyatakan korelasi evolsui
dengan DNA lebih bagus.
3. Evolusi dari Australopithicus, hinga homo sapien, cocok (korelasi
tingggi, hingga sekitar 80 % dengan Kalender SALAM) dengan adanya
pereode 700 Ka. Mulai 3.5 Ma itu, otak volume 300 cc, naik 200 cc/ 700
Ma. 
4. Sejarah 3500 SM hingga sekarang ada pereode 700 annum, mulai Mesir
tua, hingga kini globalisasi, tuk predeksi kedepan ada jaman
MbotenMangertos1,2,3, ..., dst.

Bagaimana sejarah tectonnic East Java basin? 
SLEMAN "Stratigraphy Lexicon Elevates Mines Available Nomenclaturte)
(Maryanto, 2005), tunjukan Kalender SALAM, siklus sinusoidal
compression-extension, dengan 10 parasequence tectonics: Orogenesa3,
Orogenesa4, stabil, early rift, maxsynrift, latesynrift, sagging,
compaction, orogensa1, orogenesa2. Juga sedimenatasinya, versus
umur-umurnya, untuk 18 basin di Indonesia, termasuk Jatim. (Grafik ini
"elevates mines", yang lain ga' atau lebih engga karena simpangan
(errornya) jauh lebih besar ? He..he..he..)

Salam,
MAR

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

WOW sangat menarik DNA on Fossil

Kalau saja DNA ini terpreserved sangat bagus di alam, tentunya
perkembangan teori evolusi dsb bisa lebih jelas. Studi mengenai DNA pada
fossil ini sudah berjalan beebrapa waktu silahkan klick :
http://www.mhrc.net/ancientDNA.htm
Abstract dari studi-studi inipun sepertinya "menjanjikan" pencerahan
dimasa datang.
Nantinya kalau DNA dapat dipakai utk menentukan umur ... huebatt deh.
Saat ini memang kebanyakan masih berada di dunia riset, belum nyampai ke
bisnis. Kecuali bisnis Science Fiction Movie ... but it's a good dream

RDP
On 2/7/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> ini ada pendapat dari teman yang bekerja banyak di dna . 
> barangkali memang perlu biomoleculair untuk bidang geologi:
> salam
> widya
>


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] DNA on fossil --> Re: [iagi-net-l] Biostratigraphi di shelf atau delta

2006-02-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
WOW sangat menarik DNA on Fossil

Kalau saja DNA ini terpreserved sangat bagus di alam, tentunya
perkembangan teori evolusi dsb bisa lebih jelas. Studi mengenai DNA
pada fossil ini sudah berjalan beebrapa waktu silahkan klick :
http://www.mhrc.net/ancientDNA.htm
Abstract dari studi-studi inipun sepertinya "menjanjikan" pencerahan
dimasa datang.
Nantinya kalau DNA dapat dipakai utk menentukan umur ... huebatt deh.
Saat ini memang kebanyakan masih berada di dunia riset, belum nyampai
ke bisnis. Kecuali bisnis Science Fiction Movie ... but it's a good
dream

RDP
On 2/7/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> ini ada pendapat dari teman yang bekerja banyak di dna . barangkali
> memang perlu biomoleculair untuk bidang geologi:
> salam
> widya
>
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Hi, you are on line..
> kalau pun polen dipakai, saya sih cenderung untuk pake
> sequence DNA dari polen itu untuk mengetahui asal
> polennya secara pasti, dibandingkan dengan mengetahui
> umur polen using peluruhan, tapi itu kan terserah dari
> yang meneliti, karena masing-masing punya argumentasi
> sendiri-sendiri. Kalau saya ngomong dari sejarah DNA
> itu karena bidang saya DNA (pakai pollen atau foram,
> based on DNA sequence malah bikin tambah pasti)
>
> >
> > Sebetulnya sama seperti fomam, nanno, dll. Pollen bisa dipakai untuk
> > umur, batas sequence, lingkungan pengendapan, dll.
> >
> > Salam,
> > US
> >
> > -Original Message-

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-