RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
> Di kutip dari Mas Awang: Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, > perahu2 kecil dapat berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi > Kali Juwana. Pada tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati > mengumumkan bahwa ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang > menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat > perniagaan kambali. MYT: Ya, nandanya cocok lah dengan analisaku. Kalender SALAM tunjukkan bahwa referensinya adalah tahun 2000. Artinya harga SALAM adalah nol, untuk tahun itu. Ini kira-kira adalah kondisi kini, bahwa muka laut nol untuk salam unit nol. Dan muka laut lebih tinggi bila harga su negatif. Elevasi di atas nol, bila harga su positif. Grafik itu (Gag bisa terlampir di iagi.net, ada di HAGI.net, dan ada juga di Resonansi ke 4 HAGI Agustus, dan juga kini Resonansi ke-5 November 2007), terlihat bahwa sejak th 1479, harga salam unit mulai positif, hingga th 1900. Ini dugakan bahwa selama itu, Selat Demak-Kudus-Pati, sudah di atas muka laut elevasinya, dan hanya bisa di layari kalok ada sungai menghubungkan laut jawa bag barat Demak, dengan Laut Jawa di timur Pati. Influk sedimen, tentu berpengaruh juga. Namun nadanya, pengaruh perubahan muka laut global ini jauh lebih dominan di banding pengaruh pendangkalan, pemadatan sedimen pada kondisi kenaikan daratan. Gag gitu ? Apasih yang di jual pembawa isu global warming? Solar cell ? Menyetop penggunaan kayu hutan ? Ya biar saja berkonferensi di Bali bulan depan, di tempat kita-kita kumpul kemarin (The Westin hotel, Nusa Dua, Bali) soal global warming itu). Lalu, nanti grafikku akan semakin laris, "mengkonter global warming, isu dunia". Gimana hayooo... ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 22, 2007 7:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Mas Maryanto, Terima kasih atas analisis SALAM kepada kasus paleo & recent- sites pusat2 peradaban. Demak 10 km atau 30 km dari pantai dua2nya benar. Saat ini Demak sekitar 10 km dari pantai. Tulisan saya 30 km adalah jarak relatif >600 tahun yang lalu terhadap pantai selatan Pulau Muria, bukan terhadap pantai utara saat ini. Pantai selatan Pulau Muria ini kini ditempati kota2 kecil Bangsri dan Bae. Salam, awang -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:17 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Resend...(tanpa lampiran gambar). -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Mantablah info Mas Awang. Salamologi sudah prediksikan bahwa, "maximum fooding surface" siklus 7 Ka, adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD. Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 AD, 2022 AD, 2722 AD, ... Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ... Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, Paris, London,...hayoo manalagiii Kota, tahun kasarnya, elevasi kini: Roma, 500 BC-500 AD, 150 ft. Sunda, 800-1000 (AD), 300 ft. Mojopahit, 1200-1478 AD,70 ft. Demak, 1400-1600 AD,20 ft. Banten, mesjid, 1400-180020 ft. Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945, 25 ft. Paris, 1200-2000, 100 ft. London, 1200-2000, 50 ft. Hayooo, mana lagiii ? Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari tahun itu, muka laut menurun. Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi). Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan. Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai dengan grafik naik-turn muka laut itu. Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. Data
RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Mas Maryanto, Terima kasih atas analisis SALAM kepada kasus paleo & recent- sites pusat2 peradaban. Demak 10 km atau 30 km dari pantai dua2nya benar. Saat ini Demak sekitar 10 km dari pantai. Tulisan saya 30 km adalah jarak relatif >600 tahun yang lalu terhadap pantai selatan Pulau Muria, bukan terhadap pantai utara saat ini. Pantai selatan Pulau Muria ini kini ditempati kota2 kecil Bangsri dan Bae. Salam, awang -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:17 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Resend...(tanpa lampiran gambar). -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Mantablah info Mas Awang. Salamologi sudah prediksikan bahwa, "maximum fooding surface" siklus 7 Ka, adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD. Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 AD, 2022 AD, 2722 AD, ... Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ... Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, Paris, London,...hayoo manalagiii Kota, tahun kasarnya, elevasi kini: Roma, 500 BC-500 AD, 150 ft. Sunda, 800-1000 (AD), 300 ft. Mojopahit, 1200-1478 AD,70 ft. Demak, 1400-1600 AD,20 ft. Banten, mesjid, 1400-180020 ft. Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945, 25 ft. Paris, 1200-2000, 100 ft. London, 1200-2000, 50 ft. Hayooo, mana lagiii ? Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari tahun itu, muka laut menurun. Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi). Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan. Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai dengan grafik naik-turn muka laut itu. Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. Data temperatur 1900-2000, tunjukkan kenaikan temperatur dengan 0.007 derajad celcious pertahun. Nah, isu global warming, katakan bahwa akan terjadi gradien kenaikan itu sepuluh kali lipat, yakni 0.07 deg C/th. Akibatkan akan naik 3.5 derajd hingga 2050 AD nanti. Dan terus naik. Maryanto, tak percaya itu, dabn dugakan naik hingga hanya th 2022, lalu menurun, dan batru naik lagi, dan sama temeratur sekarang pada th 7000, ataw 5000 th lagi. (Mas Awang, dataku sebut kota Demak hanya 10 km dari pantai, bukan30 km yang di sebutkan Mas Awang). Komentar ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Abah, Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku "Peranan Bangsa Indonesi
RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Resend...(tanpa lampiran gambar). -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Mantablah info Mas Awang. Salamologi sudah prediksikan bahwa, "maximum fooding surface" siklus 7 Ka, adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD. Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 AD, 2022 AD, 2722 AD, ... Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ... Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, Paris, London,...hayoo manalagiii Kota, tahun kasarnya, elevasi kini: Roma, 500 BC-500 AD, 150 ft. Sunda, 800-1000 (AD), 300 ft. Mojopahit, 1200-1478 AD,70 ft. Demak, 1400-1600 AD,20 ft. Banten, mesjid, 1400-180020 ft. Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945, 25 ft. Paris, 1200-2000, 100 ft. London, 1200-2000, 50 ft. Hayooo, mana lagiii ? Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari tahun itu, muka laut menurun. Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi). Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan. Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai dengan grafik naik-turn muka laut itu. Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. Data temperatur 1900-2000, tunjukkan kenaikan temperatur dengan 0.007 derajad celcious pertahun. Nah, isu global warming, katakan bahwa akan terjadi gradien kenaikan itu sepuluh kali lipat, yakni 0.07 deg C/th. Akibatkan akan naik 3.5 derajd hingga 2050 AD nanti. Dan terus naik. Maryanto, tak percaya itu, dabn dugakan naik hingga hanya th 2022, lalu menurun, dan batru naik lagi, dan sama temeratur sekarang pada th 7000, ataw 5000 th lagi. (Mas Awang, dataku sebut kota Demak hanya 10 km dari pantai, bukan30 km yang di sebutkan Mas Awang). Komentar ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Abah, Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku "Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi Demak sampai sekarang. Buku lain, "Negara Krtagama" (Slametmuljana, 1
RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Benar Abah, itu hanya masalah sedimentasi Kuarter pantai utara, sehingga pantai makin berjalan ke utara. Tak ada patahan aktif di selatan Semarang, di sebelah timurnya RMKS fault zone berhenti di bawah Karimunjawa Arch yang stabil. Hanya di selatan Brebes sampai Semarang ada slope curam masuk ke North Serayu Deep. Slope ekivalen di Jawa Barat di utara Cekungan Bogor pernah jadi normal fault pada Paleogen (begitu juga kelihatannya di selatan Brebes-Semarang), tetapi kemudian saat Pliosen ia terinversikan jadi sesar naik (a.l. Baribis) - ini kelihatannya tak terjadi buat slope di selatan Brebes-Semarang. Inversinya terjadi lebih ke timur pada series Kendeng thrusts. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:51 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Awang Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu benar ? Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ? Si-Abah __ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
; kapal-kapal kecil sampai ke suatu >> pedalaman bernama Godong. > Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, >> ada juga yang di > pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan >> ini > terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan >> Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini > kemudian >> akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman > Jaka Tingkir, >> keturunan Majapahit juga. >> >> > Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan >> satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. >> >> Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria > ini >> menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa > kudanil, tapir, >> bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai > ditemukan, bahkan minggu lalu >> pun masih terus ditemukan oleh > para ahli paleontologi seperti Pak Zaim >> maupun para ahli > arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara >> lain > daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah >> > ditemukan Pak Zaim di sini. >> >> Salam, >> awang > >> >> -Original Message- >> > From: > [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] >> Sent: Wednesday, > November 21, 2007 10:20 C++ >> To: iagi-net@iagi.or.id >> > Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! >> >> >> > >> >> Awang >> >> "Pulau > Muria" ? Apa pula >> gerangan >> Ngomong > ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya >> ??? >> > Masa yang tua duluan yang ngomong >> >> Si-Abah > >> >> > ___ > >> >> >> >> > > >> JOINT CONVENTION BALI 2007 >> The 32nd HAGI, the 36th > IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and >> Exhibition, >> Bali Convention Center, 13-16 November 2007 >> > > >> To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: > http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 > 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net > Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> > - >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI > or others. In no event >> shall IAGI be liable for any, including > but not limited to direct or >> indirect damages, or damages of > any kind whatsoever, resulting from loss >> of use, data or > profits, arising out of or in connection with the use of >> any > information posted on IAGI mailing list. >> > - >> >> JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Awang Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu benar ? Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ? Si-Abah __ > Abah, > > Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. > > Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman > Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat > itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah > seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka > teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat > survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di > Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta > (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah > utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali > Tuntang bermuara. > > Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat > Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang > yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli > sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin > dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari > pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku "Peranan Bangsa Indonesia > dalam Sejarah Asia Tenggara" (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu > peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar > merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh > gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang bangsawan > Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi > selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih > tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. > Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah > menjadi Demak sampai sekarang. > > Buku lain, "Negara Krtagama" (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh > Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di > Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak > pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara. > > Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut > Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De > Graaf dan Pigeaud dalam bukunya "De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java" > (Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan > bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa > Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari > dengan leluasa, sehingga dari Semarang melalui Demak, perahu dapat > berlayar sampai Rembang, baru sejak abad ke-17 Selat Muryo tak dapat > dipakai lagi sepanjang tahun. > > Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat > berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada > tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa > ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak > dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. > > Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali > Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, > Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu > pedalaman bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, > ada juga yang di pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan > ini terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan > Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian > akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, > keturunan Majapahit juga. > > Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan > satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. > > Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini > menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, > bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu > pun masih terus ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim > maupun para ahli arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara > lain daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah > ditemukan Pak Zaim di sini. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [
[iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Abah, Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku "Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi Demak sampai sekarang. Buku lain, "Negara Krtagama" (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara. Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De Graaf dan Pigeaud dalam bukunya "De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java" (Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa, sehingga dari Semarang melalui Demak, perahu dapat berlayar sampai Rembang, baru sejak abad ke-17 Selat Muryo tak dapat dipakai lagi sepanjang tahun. Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu pedalaman bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, ada juga yang di pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan ini terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, keturunan Majapahit juga. Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu pun masih terus ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim maupun para ahli arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara lain daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah ditemukan Pak Zaim di sini. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 10:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Awang "Pulau Muria" ? Apa pula gerangan Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya ??? Masa yang tua duluan yang ngomong Si-Abah ___ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---
Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Awang "Pulau Muria" ? Apa pula gerangan Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya ??? Masa yang tua duluan yang ngomong Si-Abah ___ From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Tuesday, November 20, 2007 11:50:00 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > Pak Zaim yth., > > Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang > "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to > petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga > ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para > pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. > > Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy > Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang > karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan > dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi > pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat > sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK > menitipkan poster tersebut. > > Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena > sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat > ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth > poster saya tokh tidak kosong melompong. > > Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari > sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia > besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, > wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" > dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan > paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas > mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah > ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi > antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. > > Salam, > awang > > -Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > > Pak Awang Yth., > Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral > IAGI.Saya > ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan > sudah > membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi > pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > KK Geologi dan Paleontologi > FITB - ITB > >> ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat >> visa ke yunani sih. >> >> utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak >> awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang > tidak >> bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. >> >> salam, >> syaiful >> >>> >>> > Abah, >>> > >> Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >>> > hanya sehari >>> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >>> > >>> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >>> nihil. Tahu >>> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >>> Nusa Dua, tidak hanya >>> > datang-presentasi-pulang. >>> > >>> > Salam, >>> > awang >> >> >> -- >> Mohammad Syaiful - Explorationist >> Mobile: 62-812-9372808 >> Email: [EMAIL PROTECTED] >> >> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) >> Head Office: >> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia >> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 >> Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] >> >> > > >> JOINT CONVENTION BALI 2007 >> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and >> Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 >> > > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Eddy dan Pak Dardji, Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2 dan CD2 textbook terbitaan AAPG yang pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe back. salam, awang Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Awang, Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat. Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima kasih kepada kami di booth 4 dan 5. Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena. Wasalam, EAS - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Mas Noor, Terima kasih atas dukungan Anda Mas. Alhamdulillah, saya dan Pak Dardjimaih bisa ikut di Atena ini. Insya Allah tahun depan di Afsel juga bisa ikut. Salam dari Atena untuk Anda. Wasalam, EAS > Pak Awang, > Salut untuk kegigihannya untuk tetap bisa "hadir" di AAPG. Juga salut > untuk pak Eddy dan pak Darji yang rajin untuk selalu berusaha hadir di > event AAPG. Teringat perjuangan beliau-beliau waktu hadir di AAPG Paris > 2 tahun yl. > > > salam, > > > - Original Message > From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Tuesday, November 20, 2007 11:50:00 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > Pak Zaim yth., > > Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang > "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to > petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga > ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para > pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. > > Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy > Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang > karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan > dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi > pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat > sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK > menitipkan poster tersebut. > > Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena > sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat > ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth > poster saya tokh tidak kosong melompong. > > Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari > sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia > besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, > wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" > dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan > paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas > mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah > ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi > antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > > Pak Awang Yth., > Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral > IAGI.Saya > ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan > sudah > membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi > pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > KK Geologi dan Paleontologi > FITB - ITB > >> ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat >> visa ke yunani sih. >> >> utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak >> awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang > tidak >> bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. >> >> salam, >> syaiful >> >>> >>> > Abah, >>> > >> Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >>> > hanya sehari >>> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >>> > >>> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >>> nihil. Tahu >>> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >>> Nusa Dua, tidak hanya >>> > datang-presentasi-pulang. >>> > >>> > Salam, >>> > awang >> >> >> -- >> Mohammad Syaiful - Explorationist >> Mobile: 62-812-9372808 >> Email: [EMAIL PROTECTED] >> >> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) >> Head Office: >> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia >> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 >> Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] >> >> > > >> JOINT CONVENTION BALI 2007 >> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and >> Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 >> > > >&
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Mas Awang, Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat. Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima kasih kepada kami di booth 4 dan 5. Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena. Wasalam, EAS > Pak Zaim yth., > > Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang > "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to > petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga > ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para > pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. > > Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy > Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang > karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan > dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi > pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat > sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK > menitipkan poster tersebut. > > Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena > sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat > ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth > poster saya tokh tidak kosong melompong. > > Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari > sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia > besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, > wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" > dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan > paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas > mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah > ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi > antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > > Pak Awang Yth., > Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral > IAGI.Saya > ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan > sudah > membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi > pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > KK Geologi dan Paleontologi > FITB - ITB > >> ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat >> visa ke yunani sih. >> >> utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak >> awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang > tidak >> bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. >> >> salam, >> syaiful >> >>> >>> > Abah, >>> > >> Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >>> > hanya sehari >>> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >>> > >>> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >>> nihil. Tahu >>> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >>> Nusa Dua, tidak hanya >>> > datang-presentasi-pulang. >>> > >>> > Salam, >>> > awang >> >> >> -- >> Mohammad Syaiful - Explorationist >> Mobile: 62-812-9372808 >> Email: [EMAIL PROTECTED] >> >> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) >> Head Office: >> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia >> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 >> Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] >> >> > > >> JOINT CONVENTION BALI 2007 >> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and >> Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 >> > > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To >> subscribe, send email to: iagi-net
Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Awang, Salut untuk kegigihannya untuk tetap bisa "hadir" di AAPG. Juga salut untuk pak Eddy dan pak Darji yang rajin untuk selalu berusaha hadir di event AAPG. Teringat perjuangan beliau-beliau waktu hadir di AAPG Paris 2 tahun yl. salam, - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 11:50:00 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Pak Zaim yth., Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK menitipkan poster tersebut. Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth poster saya tokh tidak kosong melompong. Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Pak Awang Yth., Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral IAGI.Saya ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan sudah membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) Wassalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan Paleontologi FITB - ITB > ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat > visa ke yunani sih. > > utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak > awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak > bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. > > salam, > syaiful > >> >> > Abah, >> > > Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >> > hanya sehari >> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >> > >> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >> nihil. Tahu >> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >> Nusa Dua, tidak hanya >> > datang-presentasi-pulang. >> > >> > Salam, >> > awang > > > -- > Mohammad Syaiful - Explorationist > Mobile: 62-812-9372808 > Email: [EMAIL PROTECTED] > > Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) > Head Office: > Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia > Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 > Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > > > JOINT CONVENTION BALI 2007 > The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and > Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Awang Yth., Wah bagus sekali, meski gagal visa ternyata poster masih bisa tampil dan saya yakin Pak Dardji bisa "nyambi" menjadi pemandu poster Pak Awang. Tentang temuan fosil vertebrata di Patiayam, saya juga mengikuti berita di TV Swasta tersebut. Saya bersyukur bahwa ternyata masih ada juga yang melanjutkan penelitian di Patiayam. Saya sendiri sudah lama tidak ke Patiayam lagi, meski bagi saya Patiayam "masih belum tuntas" baik dari segi paleontologi, paleoenvironment dan paleoekologi (Kuarter) maupun geologi (Kuarter)nya, karena belum ada data dating yang lengkap.Apa lagi Muria menjadi semakin menarik dari sisi lain, yaitu untuk PLTN. Terima kasih Pak Awang, Wassalam, Yahdi Zaim KKGP Prodi Teknik Geologi FITB - ITB > Pak Zaim yth., > > Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang > "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to > petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga > ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para > pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. > > Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy > Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang > karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan > dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi > pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat > sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK > menitipkan poster tersebut. > > Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena > sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat > ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth > poster saya tokh tidak kosong melompong. > > Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari > sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia > besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, > wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" > dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan > paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas > mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah > ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi > antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. > > Salam, > awang > > -Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! > > > Pak Awang Yth., > Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral > IAGI.Saya > ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan > sudah > membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi > pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > KK Geologi dan Paleontologi > FITB - ITB > >> ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat >> visa ke yunani sih. >> >> utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak >> awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang > tidak >> bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. >> >> salam, >> syaiful >> >>> >>> > Abah, >>> > >> Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >>> > hanya sehari >>> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >>> > >>> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >>> nihil. Tahu >>> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >>> Nusa Dua, tidak hanya >>> > datang-presentasi-pulang. >>> > >>> > Salam, >>> > awang >> >> >> -- >> Mohammad Syaiful - Explorationist >> Mobile: 62-812-9372808 >> Email: [EMAIL PROTECTED] >> >> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) >> Head Office: >> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia >> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 >> Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] >> >> > > >> JOINT CONVENTION BALI 2007 >> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and >> Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 >> > ---
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Zaim yth., Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang "tectonics & carbonates in eastern Indonesia and their roles to petroleum plays" seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK menitipkan poster tersebut. Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena sanksi "no show" AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth poster saya tokh tidak kosong melompong. Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar "Patiayam" dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi antara daratan utama Jawa dan "pulau" Muria. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Pak Awang Yth., Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral IAGI.Saya ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan sudah membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) Wassalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan Paleontologi FITB - ITB > ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat > visa ke yunani sih. > > utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak > awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak > bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. > > salam, > syaiful > >> >> > Abah, >> > > Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >> > hanya sehari >> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >> > >> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >> nihil. Tahu >> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >> Nusa Dua, tidak hanya >> > datang-presentasi-pulang. >> > >> > Salam, >> > awang > > > -- > Mohammad Syaiful - Explorationist > Mobile: 62-812-9372808 > Email: [EMAIL PROTECTED] > > Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) > Head Office: > Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia > Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 > Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > > > JOINT CONVENTION BALI 2007 > The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and > Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no > event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from > loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > - ---
Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Awang Yth., Selamat ya atas "ke-vici-annya" sebagai pemenang presentasi oral IAGI.Saya ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan sudah membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) Wassalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan Paleontologi FITB - ITB > ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat > visa ke yunani sih. > > utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak > awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak > bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. > > salam, > syaiful > >> >> > Abah, >> > > Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya >> > hanya sehari >> di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat >> > >> ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : >> nihil. Tahu >> > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati >> Nusa Dua, tidak hanya >> > datang-presentasi-pulang. >> > >> > Salam, >> > awang > > > -- > Mohammad Syaiful - Explorationist > Mobile: 62-812-9372808 > Email: [EMAIL PROTECTED] > > Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) > Head Office: > Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia > Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 > Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > > > JOINT CONVENTION BALI 2007 > The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and > Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no > event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from > loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > - JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Terima kasih Retno atas informasinya, mungkin itu penyebab lamanya pengurusan visa Yunani walaupun semua surat yang diperlukan telah dipenuhi. Kemungkinan lain lamanya pengurusan itu adalah begitu banyaknya orang dari seluruh dunia yang tiba2 datang ke Yunani untuk AAPG, bisa saja berkas2 aplikasi visa Yunani tiba2 menumpuk di Kementerian LN Yunani. Kalau sistem sdministrasinya kurang baik, tentu hal tersebut telah menyulitkan mereka. Yunani juga anggota persatuan masyarakat Eropa "Schengen" yang visanya jadi satu untuk beberapa negara Eropa, lamanya pengurusan visa bisa gara-gara itu, padahal saya mintanya hanya Yunani tanpa negara2 Schengen lainnya. Kedubes Yunani di Jakarta juga ternyata memproses permintaan visa Yunani dari warga negara asing (paspor asing) yang tinggal di Indonesia. Ini tentu menambah panjang antrian aplikasi visa Yunani di Jakarta. Salam, awang -Original Message- From: Retno Widya [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 2:33 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Pak Awang, setahu saya, visa Yunani lebih ketat prosedur surat suratnya, dan sistem administrasi nya kurang teratur seperti negara negara eropa lainnya . Retno Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: He..he..Pak Setiabudi "aya-aya wae", sama Harun-nya, sama suka menulisnya, tapi beda pandangannya tentang evolusi. Salam, awang -Original Message- From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya ??? kan sama-sama rajin menulis !! Setiabudi JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat visa ke yunani sih. utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. salam, syaiful > > > Abah, > > Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya > > hanya sehari > di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat > > > ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : > nihil. Tahu > > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati > Nusa Dua, tidak hanya > > datang-presentasi-pulang. > > > > Salam, > > awang -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Awang, setahu saya, visa Yunani lebih ketat prosedur surat suratnya, dan sistem administrasi nya kurang teratur seperti negara negara eropa lainnya . Retno Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: He..he..Pak Setiabudi "aya-aya wae", sama Harun-nya, sama suka menulisnya, tapi beda pandangannya tentang evolusi. Salam, awang -Original Message- From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya ??? kan sama-sama rajin menulis !! Setiabudi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Abah, Orang2 Kedubes Yunani juga bingung (apalagi saya) sebab sampai Jumat siang minggu lalu aplikasi visa masih di Kementerian LN mereka di Athena. Sampai siang ini pun visa belum keluar. Ya sudah, sayang saja tiga paper dari BPMIGAS tentang Sumatera dan Indonesia Timur batal dipresentasikan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Awang Aneh juga ya , padahal Ente kan ndak mirip arab , tidakmirip teroris koq dapat visa Yunani susah ??? Ada apa gerangan ? Si-Abah. _ > Abah, > > Ya memang mahal, dijual di Gramedia. Kalau Abah sempat ke pameran buku > IKAPI minggu lalu di Balai Sidang Senayan ada discount 10 %. Atau, kalau > Abah punya kartu keanggotaan National Geographic Indonesia, atau pemegang > kartu BNI, juga berhak atas discount 10 % membeli buku itu (tetap mahal > sih Rp 180.000). Tetapi tak akan rugi 'Bah memilikinya, isinya > komprehensif, cetakannya bagus, kualitas gambarnya tak kalah dengan > gambar2 naturalists dunia barat, padahal para pelukisnya adalah orang2 > Sunda asli Bogor. > > Visa saya ke Yunani untuk AAPG Conference tak keluar sampai Jumat kemarin, > padahal saya sudah menggunakan paspor biru dengan rekomendasi dari > Departemen LN dan Sekretaris Kabinet. Hari ini pun kabarnya belum jelas. > Tiket pesawat terbang ke sana Sabtu kemarin terpaksa dibatalkan. Hari Rabu > lusa pertemuannya akan berakhir. Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya > hanya sehari di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat > ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : nihil. Tahu > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati Nusa Dua, tidak hanya > datang-presentasi-pulang. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, November 19, 2007 11:25 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) > > > > Awang > > Rp 200.000,- ? mahal ya , terutam buat pangsiunan, tapi > pengen sih punya , dimana dijual ? Apa di Gramedia ? Mohon info-nya > .. (jadi ke Greek ?) > > Si-Abah > > > >> Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan > suka >> mengamati flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini > merupakan panduan >> yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di > toko-toko buku besar. Saya >> melihatnya mulai dipajang sekitar > dua bulan yang lalu. >> >> Buku ini diterbitkan pertama > kali dalam bahasa Inggris (The Mountain >> Flora of Java) oleh > E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu >> (1972). Sampai > diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku >> ini > tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi >> dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini > sulit >> ditemukan. Suatu hal yang cukup menyedihkan, isi buku > membahas flora >> pegunungan Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal > di Jawa sendiri susah >> mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha > menerjemahkan buku tersebut dan >> menjualnya di took-toko buku > umum patut diacungi jempol. >> >> Adalah Pusat Penelitian > Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan >> menerbitan > buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama >> dengan > World Bank, John D & CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit >> EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya > setebal >> 259 halaman, lebar, kira-kir
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
He..he..Pak Setiabudi "aya-aya wae", sama Harun-nya, sama suka menulisnya, tapi beda pandangannya tentang evolusi. Salam, awang -Original Message- From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya ??? kan sama-sama rajin menulis !! Setiabudi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Abah, Orang2 Kedubes Yunani juga bingung (apalagi saya) sebab sampai Jumat siang minggu lalu aplikasi visa masih di Kementerian LN mereka di Athena. Sampai siang ini pun visa belum keluar. Ya sudah, sayang saja tiga paper dari BPMIGAS tentang Sumatera dan Indonesia Timur batal dipresentasikan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Awang Aneh juga ya , padahal Ente kan ndak mirip arab , tidakmirip teroris koq dapat visa Yunani susah ??? Ada apa gerangan ? Si-Abah. _ > Abah, > > Ya memang mahal, dijual di Gramedia. Kalau Abah sempat ke pameran buku > IKAPI minggu lalu di Balai Sidang Senayan ada discount 10 %. Atau, kalau > Abah punya kartu keanggotaan National Geographic Indonesia, atau pemegang > kartu BNI, juga berhak atas discount 10 % membeli buku itu (tetap mahal > sih Rp 180.000). Tetapi tak akan rugi 'Bah memilikinya, isinya > komprehensif, cetakannya bagus, kualitas gambarnya tak kalah dengan > gambar2 naturalists dunia barat, padahal para pelukisnya adalah orang2 > Sunda asli Bogor. > > Visa saya ke Yunani untuk AAPG Conference tak keluar sampai Jumat kemarin, > padahal saya sudah menggunakan paspor biru dengan rekomendasi dari > Departemen LN dan Sekretaris Kabinet. Hari ini pun kabarnya belum jelas. > Tiket pesawat terbang ke sana Sabtu kemarin terpaksa dibatalkan. Hari Rabu > lusa pertemuannya akan berakhir. Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya > hanya sehari di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat > ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : nihil. Tahu > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati Nusa Dua, tidak hanya > datang-presentasi-pulang. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, November 19, 2007 11:25 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) > > > > Awang > > Rp 200.000,- ? mahal ya , terutam buat pangsiunan, tapi > pengen sih punya , dimana dijual ? Apa di Gramedia ? Mohon info-nya > .. (jadi ke Greek ?) > > Si-Abah > > > >> Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan > suka >> mengamati flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini > merupakan panduan >> yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di > toko-toko buku besar. Saya >> melihatnya mulai dipajang sekitar > dua bulan yang lalu. >> >> Buku ini diterbitkan pertama > kali dalam bahasa Inggris (The Mountain >> Flora of Java) oleh > E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu >> (1972). Sampai > diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku >> ini > tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi >> dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini > sulit >> ditemukan. Suatu hal yang cukup menyedihkan, isi buku > membahas flora >> pegunungan Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal > di Jawa sendiri susah >> mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha > menerjemahkan buku tersebut dan >> menjualnya di took-toko buku > umum patut diacungi jempol. >> >> Adalah Pusat Penelitian > Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan >> menerbitan > buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama >> dengan > World Bank, John D & CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit >> EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya > setebal >> 259 halaman, lebar, kira-kira seukuran kertas A4, > dicetak pada kertas >> yang bagus, memuat 57 halaman penuh warna > 456 spesies tumbuhan berbunga >> asli pegunungan Jawa. Karena > dicetak deluxe dan banyak warnanya, maka >
[iagi-net-l] Gagal Visa !!
Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya ??? kan sama-sama rajin menulis !! Setiabudi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Abah, Orang2 Kedubes Yunani juga bingung (apalagi saya) sebab sampai Jumat siang minggu lalu aplikasi visa masih di Kementerian LN mereka di Athena. Sampai siang ini pun visa belum keluar. Ya sudah, sayang saja tiga paper dari BPMIGAS tentang Sumatera dan Indonesia Timur batal dipresentasikan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 19, 2007 12:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) Awang Aneh juga ya , padahal Ente kan ndak mirip arab , tidakmirip teroris koq dapat visa Yunani susah ??? Ada apa gerangan ? Si-Abah. _ > Abah, > > Ya memang mahal, dijual di Gramedia. Kalau Abah sempat ke pameran buku > IKAPI minggu lalu di Balai Sidang Senayan ada discount 10 %. Atau, kalau > Abah punya kartu keanggotaan National Geographic Indonesia, atau pemegang > kartu BNI, juga berhak atas discount 10 % membeli buku itu (tetap mahal > sih Rp 180.000). Tetapi tak akan rugi 'Bah memilikinya, isinya > komprehensif, cetakannya bagus, kualitas gambarnya tak kalah dengan > gambar2 naturalists dunia barat, padahal para pelukisnya adalah orang2 > Sunda asli Bogor. > > Visa saya ke Yunani untuk AAPG Conference tak keluar sampai Jumat kemarin, > padahal saya sudah menggunakan paspor biru dengan rekomendasi dari > Departemen LN dan Sekretaris Kabinet. Hari ini pun kabarnya belum jelas. > Tiket pesawat terbang ke sana Sabtu kemarin terpaksa dibatalkan. Hari Rabu > lusa pertemuannya akan berakhir. Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya > hanya sehari di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat > ("seperti pejabat" kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : nihil. Tahu > mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati Nusa Dua, tidak hanya > datang-presentasi-pulang. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, November 19, 2007 11:25 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) > > > > Awang > > Rp 200.000,- ? mahal ya , terutam buat pangsiunan, tapi > pengen sih punya , dimana dijual ? Apa di Gramedia ? Mohon info-nya > .. (jadi ke Greek ?) > > Si-Abah > > > >> Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan > suka >> mengamati flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini > merupakan panduan >> yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di > toko-toko buku besar. Saya >> melihatnya mulai dipajang sekitar > dua bulan yang lalu. >> >> Buku ini diterbitkan pertama > kali dalam bahasa Inggris (The Mountain >> Flora of Java) oleh > E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu >> (1972). Sampai > diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku >> ini > tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi >> dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini > sulit >> ditemukan. Suatu hal yang cukup menyedihkan, isi buku > membahas flora >> pegunungan Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal > di Jawa sendiri susah >> mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha > menerjemahkan buku tersebut dan >> menjualnya di took-toko buku > umum patut diacungi jempol. >> >> Adalah Pusat Penelitian > Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan >> menerbitan > buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama >> dengan > World Bank, John D & CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit >> EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya > setebal >> 259 halaman, lebar, kira-kira seukuran kertas A4, > dicetak pada kertas >> yang bagus, memuat 57 halaman penuh warna > 456 spesies tumbuhan berbunga >> asli pegunungan Jawa. Karena > dicetak deluxe dan banyak warnanya, maka >> harganya jauh di atas > rata-rata kebanyakan buku (rata2 harga buku >> sekarang Rp 40.000, > buku van Steenis ini Rp 200.000), tetapi dijamin tak >> akan rugi > memilikinya buat penggemar flora pegunungan Jawa. >> >> > Gambar-gambar 456 spesies tumbuhan di dalam buku ini dilukis oleh dua >> orang Indonesia : Amir Hamzah dan Moehamad Toha, dua pelukis botani > >> Herbarium Bogoriense Kebun Raya Bogor masa lalu. Lukisannya >> “breathtaking”, penuh dengan detail, simetri, dan > kecermatan yang >> mengagumkan, dilukis dari contoh hidup dalam > ukuran sebenarnya. >> >> Flora Pegunungan Jawa ditulis > oleh CGGJ (Cornelis Gijsbert Gerrit Jan) >