Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Pagi Pak Heri, Kita sedang membicarakan Natural frcature bukan Petal fracture akibat drillbit atau induced atau dsb. Salam, gde Nimbrung, Fracture yang dimaksud apa natural fracture atau fracturing while drilling (FWD). Keduanya, bila ada, saya rasa sulit dibedakan. Untuk FWD mungkin hanya beberapa inc / ft dan biasa hanya di sekitar wellbore dan mungkin bisa diinterpretasi dari data high sampling rate logging, spt MSFL, PeF, image, dll. Bila data standar saja sulit diinterpretasi keberadaan fract dan penyebarannya, apalagi dengan data advance, karena prinsip data advance adalah untuk studi detail dari sesuatu yang keberadaannya diperkirakan dari data standar. Saya pernah memonitor, fract job diperforated liner horizontal well, dengan porosity cly SS, dibelakang perforated liner sekitar 18% dikedalam 5100' TVD, hasilnya ya screen out atau pipa tertimbun oleh sand coated karena tidak bisa masuk keformasi, kemudian di washed out, terakhir hasil unconclusive tuh, sepertinya well ditinggal begitu saja. Untuk pilot project ada baiknya dirun, tetapi untuk ekonomis diperlukan evaluasi detil. Salam HF - Original Message - From: Shofiyuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 6:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling tidak berpotential. On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Mas Gde, Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ? Thanks. Iman -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? Kalau ya, kenapa ? Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Tambahan mas, Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space yang terbuka. 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk depth dengan melihat drilling time. 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture juga. 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa menghasilkan effect yang sama. ok, met berburu fracture. On 3/29/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg lainnya atas masukannya. Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah itu. Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah yg terjadi. Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu akan dicoba pilot wells UBD. Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + analog field + seismic). Paling tidak apabila
Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde Mas Gde, Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ? Thanks. Iman -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPE Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling tidak berpotential. On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde
RE: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Mas Gde dan Mas Shofiyuddin, Penjelasannya OK banget, terima kasih banyak. Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 30, 2007 6:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling tidak berpotential. On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde