Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-04-01 Terurut Topik gde . wirawan
Pagi Pak Heri,
Kita sedang membicarakan Natural frcature bukan Petal fracture akibat
drillbit atau induced atau dsb.
Salam,
gde

 Nimbrung,
 Fracture yang dimaksud apa natural fracture atau fracturing while drilling
 (FWD). Keduanya, bila ada, saya rasa sulit dibedakan. Untuk FWD mungkin
 hanya beberapa inc / ft dan biasa hanya di sekitar wellbore dan mungkin
 bisa diinterpretasi dari data high sampling rate logging, spt MSFL, PeF,
 image, dll.

 Bila data standar saja sulit diinterpretasi keberadaan fract dan
 penyebarannya, apalagi dengan data advance, karena prinsip data advance
 adalah untuk studi detail dari sesuatu yang keberadaannya diperkirakan
 dari data standar.

 Saya pernah memonitor, fract job diperforated liner horizontal well,
 dengan porosity cly SS, dibelakang perforated liner sekitar 18% dikedalam
 5100' TVD, hasilnya ya screen out atau pipa tertimbun oleh sand coated
 karena tidak bisa masuk keformasi, kemudian di washed out, terakhir hasil
 unconclusive tuh, sepertinya well ditinggal begitu saja.

 Untuk pilot project ada baiknya dirun, tetapi untuk ekonomis diperlukan
 evaluasi detil.

 Salam
 HF
   - Original Message -
   From: Shofiyuddin
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Sent: Friday, March 30, 2007 6:22 AM
   Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture


   Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he 
   coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO,
 RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk
 dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini
 bersifat kualitatif semata.

   Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek,
 menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada
 fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah
 bagian yang paling tidak berpotential.


   On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
 bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor
 uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log
 atau
 beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
 Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan
 stoneley
 wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh
 stoneley.
 Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya.
 Oya...krn
 stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan
 terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan
 itu
 karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
 bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper)
 dan
 mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan
 besar
 fracture/fault kita bersifat terbuka.
 Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan
 openhole
 log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data
 natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
 Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
 Salam,
 Gde



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Mas Gde,

Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa 
dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung 
atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat 
uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap 
uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ?

Thanks. Iman

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling


Pak Iman,
Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole
image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan
fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan
permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi
dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2
mudlog, openhole logs.
Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image.
Salam,
Gde

 Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ?
 Kalau ya, kenapa ?

 Thanks. Iman

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling


 Tambahan mas,
 Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data
 permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini:

 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture
 network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan
 kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari
 resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open
 dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang
 pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona
 zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang
 disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss
 yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi
 fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat
 zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada.

 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk
 mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan
 resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya
 ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa
 amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space
 yang terbuka.

 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan
 kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk
 mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di
 vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih
 dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk
 depth dengan melihat drilling time.

 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture
 juga.

 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image
 dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross
 dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati
 hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan
 pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa
 menghasilkan effect yang sama.


 ok, met berburu fracture.






 On 3/29/07, Sandrya Laksana  [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg
 lainnya atas masukannya.

 Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya.
 Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician.
 Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah
 terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend
 natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity
 sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor
 sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun
 dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah
 itu.
 Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup
 bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah
 yg terjadi.

 Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa
 membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore,
 meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu
 akan dicoba pilot wells UBD.

 Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa
 menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa
 persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery +
 analog field + seismic). Paling tidak apabila 

Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik gde . wirawan
Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor
uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley.
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde

 Mas Gde,

 Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang
 bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur
 langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan
 tingkat uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar
 pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan
 bertanya ?

 Thanks. Iman

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling


 Pak Iman,
 Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole
 image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan
 fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan
 permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi
 dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2
 mudlog, openhole logs.
 Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image.
 Salam,
 Gde

 Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPE


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Shofiyuddin

Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he 
coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB,
NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat
menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat
kualitatif semata.

Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut
saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo
anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling
tidak berpotential.


On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor
uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley.
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde



RE: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Mas Gde dan Mas Shofiyuddin,
 
Penjelasannya OK banget, terima kasih banyak.
 
Thanks. Iman

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, March 30, 2007 6:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture


Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he 
coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI 
dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira 
kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. 
 
Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut 
saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo 
anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling 
tidak berpotential. 

 
On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED]  [EMAIL PROTECTED] wrote: 

Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor 
uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. 
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan 
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan 
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data 
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde