[iagi-net-l] Re:[iagi-net-l] berhenti mengeluh...was:Re: [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah

2012-08-15 Terurut Topik Shofiyuddin
 nasional.
>
> Inilah “Proyek 30 PLTU Merah Putih”, yang kami proklamasikan menjelang
> perayaan 17 Agustus 2012 untuk segera dikerjakan.
>
> Pembagian tugas pun diputuskan: turbin dibuat PT NTP Bandung, anak
> perusahaan PT Dirgantara Indonesia. Dengan membuat 30 turbin sekaligus,
> para engineer di PT NTP akan sibuk dan bisa mencapai skill yang tangguh.
>
> Generatornya dibuat oleh PT Pindad Bandung. Membuat 30 generator sekaligus
> bisa sangat efisien. Boilernya dibuat PT Barata Surabaya. PT BBI membuat
> kondensornya. Dan PT Wika membangun sipilnya. Secara teknik,
> perusahaan-perusahaan BUMN tersebut benar-benar mampu mengerjakannya.
>
> Selama ini mereka terserak, tidak terkoordinasi, dan bahkan saling
> menjatuhkan.
>
> Dalam forum itu para engineer BUMN juga memproklamasikan "Pabrik Gula
> Merah Putih".  BUMN memang akan membangun pabrik gula baru di Glenmore,
> Banyuwangi. Pabrik baru yang akan menjadi yang terbesar di Jawa itu, 100
> persen akan made in Indonesia!
>
> Kalau proyek ini sukses (dan harus sukses) maka revitalisasi pabrik-pabrik
> gula tua di seluruh Indonesia akan dikerjakan sendiri oleh putra-putra
> bangsa.
>
> Alangkah akan sibuknya para engineer kita. Alangkah hidupnya pabrik-pabrik
> rekayasa permesinan kita. Alangkah berkembangnya kemampuan
> insinyur-insinyur kita.
>
> Belum lagi proyek monorail Jakarta yg mangkrak sejak lebih 10 tahun lalu
> itu. Kalau Gubernur Jakarta mengeluarkan izinnya, satu BUMN yang selama ini
> banyak dosanya, PT Adhi Karya, akan menebus dosanya itu dengan pengabdian
> nyata.
>
> Monorail Jakarta itu akan selesai dalam 26 bulan. Adhi Karya akan didukung
> dua BUMN lainnya, PT LEN untuk sistem elektroniknya dan PT INKA untuk
> keretanya. Maka begitu pilkada selesai izin akan diajukan.
>
> Yang masih akan dirumuskan adalah: bagaimana agar putra-putra bangsa juga
> bisa segera memiliki kemampuan mengerjakan proyek petrochemical dan
> oleochemical. Sedang untuk teknologi hidrogen dan fuel cell yang kelak akan
> jadi alternatif sumber tenaga untuk mobil listrik juga sedang dirancang.
>
> Kita sudah punya ahli fuel cell yang kini bekerja di BPPT dan di LIPI.
> Mereka sudah setuju untuk membuat prototipe fuel cell pertama di Indonesia,
> dengan biaya BUMN PT Batantek pimpinan Dr Ir Yudiutomo Imardjoko. Dua
> ilmuwan hebat akan berkolaborasi untuk energi masa depan Indonesia.
>
> Maka dalam enam bulan, kita akan bisa melihat apakah Dr Ir Ennya Lestyani
> Dewi yang sekolah S1 sampai S3-nya di Jepang (atas biaya BJ Habibie) itu
> bisa melahirkan teknologi fuel cell Indonesia.
>
> Tentu ilmuwan-ilmuwan energi masa depan lainnya yang belum saya ketahui
> dimohon bergabung ke sini.
>
> Seperti yang sudah dibuktikan minggu lalu, salah satu putra bangsa kita
> juga sudah berhasil membuat prototipe permanent magnetic motor pertama di
> Indonesia. PMM 25 kv itu sdh terbukti berhasil dipasang di mobil listrik
> buatan Pindad dan berfungsi dengan sempurna.
>
> Untuk teknologi fuel cell pun, saya melihat di balik jilbab Dr Ennya
> Lestyani Dewi, putri Secang, Magelang, ini menyinarkan otak encernya.
>
> Saat ini, dari Makkah saya berdoa untuk Dr Ennya yang lagi merancang
> teknologi fuel cell-nya.
>
> Sakit hati, kelihatannya memang perlu sering-sering terjadi. Asal terbuka
> penyalurannya.
>
>
>
>   *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> *To:* IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" <
> geologi...@googlegroups.com>
> *Sent:* Saturday, August 11, 2012 3:32 PM
> *Subject:* [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah
>
> Dari fb pak Andang Bachtiar <https://www.facebook.com/andang.bachtiar.5>
> Logika dan mentalitas bgs terjajah:
> 1) Krn resikonya tinggi maka kita butuh orang asing untuk melakukan
> eksplorasi sumberdaya kebumian di Indonesia (bgsa terjajah adlh bangsa yg
> tdk mau mengambil resiko)
>
> 2) Krn teknologinya tinggi maka kita butuh modal asing untuk maju ke depan
> memimpin kita dlm usaha eksplorasi sumberdaya migas dan mineral Indonesia
> (bangsa terjajah adlh bangsa yg tdk peduli pengembangan teknologinya
> sendiri, bahkan u/mencontek - mencuri - meniru teknologi luar negeri saja
> tdk disemangati, tdk dihidupi)
>
> 3) Krn menyangkut cadangan raksasa, produksi yg besar dan operasi yg luar
> biasa complicated dan sensitifnya, maka kita serahkan saja operatorship
> pengelolaan blok2 migas yg sdh expired kontraknya ke perusahaan2 asing yg
> sdh pengalaman; Pertamina atau perusahaan2 nasional lainnya silakan jadi
> makmum saja ... (bangsa terjajah adlh bangsa yg tidak percaya pada
> kemampuan diri sendiri, bangsa terjajah adlh bangsa yg pemimpin2nya
> mengukurkan baju kemajuan efisiensi teknologi kecanggihan operasional
> manajemen bangsa asing yg kedodoran ke tubuhnya sendiri yg bebal dan kuper
> pdhl sebagian besar rakyatnya yg professional sdh terbiasa memakai baju
> tersebut)
>
> Nah, apakah kita mau terus pelihara logika dan mental spt itu
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>
>
>


Re: [iagi-net-l] berhenti mengeluh...was:Re: [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah

2012-08-14 Terurut Topik sri mulyaningsih
Amiiin, mudah-mudahan ke depan menjadi lebih baik dan lebih majuInsyaAllah 
malaikat pun mengamini do'a kita semua. Bravo Engineer Indonesia!!! Terus 
maju!!! pantang menyerah Merdeka

 
Salam


Sri Mulyaningsih



 From: kartiko samodro 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, August 14, 2012 8:38 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] berhenti mengeluh...was:Re: [iagi-net-l] Mentalitas 
bangsa terjajah
 
he..he..salah satu ciri bangsa kita juga..

suka mengeluh, menyalahkan orang/bangsa lain dan meminta minta ...


On 8/13/12, noor syarifuddin  wrote:
> Kapan geologis kita bisa melakukan hal yang sama dengan rekan-rekan di BUMN
> inimungkin energinya akan lebih positif daripada hanya mengeluh saja
> tiap hari...:-)
>  Manufacturing Hope
> Dahlan Iskan: Dari Sakit Hati ke Proklamasi Harga Diri
> Dahlan Iskan - detikfinance
> Senin, 13/08/2012 12:36 WIB
> Jakarta - Sakit hati, ada kalanya sangat penting. Banyak orang sukses
> bermula karena sakit hati: kepada saudara, tetangga, teman, mantan pacar,
> mantan kongsi, atau kepada pesaing yang pernah mengalahkannya.
>
> Sakit hati kadang juga menyangkut harga diri. Banyak orang sukses bukan
> karena ingin kaya, tapi karena tidak ingin harga dirinya diremehkan. Mereka
> ini golongan yang, setelah sukses, tidak kelihatan menikmati kekayaannya
> untuk kemewahan hidupnya.
>
> Sakit hati juga biasa datang dari orang pandai yang merasa kepandaiannya
> tidak dimanfaatkan. Bisa juga datang dari orang yang merasa terjajah, yang
> kemudian ingin mengalahkan bekas penjajahnya.
>
> Bisakah sakit hati dilakukan secara berjamaah? Oleh satu kelompok? Agar
> kelompok itu sukses secara bersama-sama? Bisakah sakit hati dilakukan secara
> nasional? Sehingga bangsa itu secara keseluruhan bisa sukses?
>
> Sebagai orang yang pernah sakit hati, saya mencoba mengumpulkan banyak orang
> yang sudah lama sakit hati. Yakni para engineer yang selama ini bekerja di
> perusahaan-perusahaan BUMN. Mereka inilah yang merasa sakit hati setiap kali
> melihat kemampuan mereka diremehkan.
>
> Salah satu puncaknya adalah saat mereka melihat proyek pembangkit listrik
> 10.000 MW. Mereka mempertanyakan: mengapa untuk pembangkit yang sekecil 2x7
> MW pun harus mentah-mentah didatangkan dari Tiongkok? Apalagi ketika pada
> akhirnya proyek itu sama sekali tidak bisa dikatakan murah -oleh berbagai
> sebab, termasuk penyebab dari dalam negeri.
>
> Rabu pagi tanggal 8 Agustus 2012 lalu, mereka berkumpul di aula kantor pusat
> Pertamina. Selama ini mereka benar-benar sakit hati. Hanya saja mereka cuma
> berani mengeluhkannya  secara diam-diam dan sendiri-sendiri. Mereka adalah
> kelompok sakit hati yang meskipun tidak destruktif tapi juga tidak aktif.
> Mereka pada dasarnya “sakit hati, tapi setengah tidak berdaya”.
>
> Padahal kemampuan mereka luar biasa. Asal ada yang mempersatukan dan
> mengkoordinasikan.
>
> Selama ini mereka kurang diberi kesempatan sehingga kapasitas itu
> tercerai-berai di berbagai BUMN. Mereka bukan saja tidak bersinergi, bahkan
> sering saling jegal!
>
> Lihatlah pabrik di Pasuruan ini. Siapa yang menyangka bahwa BUMN yang
> kelihatan setengah sekarat itu –PT Boma Bisma Indra (BBI)- mampu membuat
> kondensor. Alat yang menjadi bagian sangat penting dalam pembangunan
> pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
>
> Waktu saya berkunjung ke PT BBI Pasuruan tiga minggu lalu tiga kondensor
> sudah terlihat jadi. Siap diekspor ke Eropa. Kondensor itu memang dipesan
> oleh pabrikan besar di Eropa. Untuk dipasang di PLTU di seluruh dunia.
>
> Tapi PT BBI sedang kelimpungan. Ini akibat buruknya manajemen di masa-masa
> yang lalu. Utangnya ke Bank Mandiri sudah macet selama 10 tahun! Bunga dan
> dendanya terus menggunung. Assetnya banyak tersandera sebagai jaminan bank
> yang tidak bisa diapa-apakan. Perusahaan ini di-blacklist oleh bank mana
> pun.
>
> PT BBI juga masih punya utang dagang pada PT Krakatau Steel (KS) yang sangat
> besar.  Juga sudah macet lebih 10 tahun. Sebagian asset PT BBI juga ditahan
> oleh KS sebagai jaminan sehingga tidak bisa digerakkan.
>
> Akibatnya, kemampuan yang tinggi yang dimiliki para ahli dan karyawan PT BBI
> tersandera oleh keadaan perusahaan yang ‘termehek-mehek’. Mereka sakit hati
> dan frustrasi. Ahli tapi tidak berdaya.
>
> Mereka ahli membuat kondensor, boiler, pabrik kelapa sawit, dan pekerjaan
> engineering lainnya, tapi mereka tidak ahli dalam menyelesaikan problem
> utang macet yang membelit perusahaannya.
>
> Maka saya bersyukur ketika Dirut PT BBI yang sekarang, Dr Ir Lalak Indiyono,
> punya ide brilian untuk menguraikan benang kusut itu. Dengan skema yang
> cerdas, akhir tahun ini saya targetkan benang kusut tersebut sudah harus
> selesai. Agar tahun depan sudah bisa ber

Re: [iagi-net-l] berhenti mengeluh...was:Re: [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah

2012-08-13 Terurut Topik kartiko samodro
Putih”, yang kami proklamasikan menjelang
> perayaan 17 Agustus 2012 untuk segera dikerjakan.
>
> Pembagian tugas pun diputuskan: turbin dibuat PT NTP Bandung, anak
> perusahaan PT Dirgantara Indonesia. Dengan membuat 30 turbin sekaligus, para
> engineer di PT NTP akan sibuk dan bisa mencapai skill yang tangguh.
>
> Generatornya dibuat oleh PT Pindad Bandung. Membuat 30 generator sekaligus
> bisa sangat efisien. Boilernya dibuat PT Barata Surabaya. PT BBI membuat
> kondensornya. Dan PT Wika membangun sipilnya. Secara teknik,
> perusahaan-perusahaan BUMN tersebut benar-benar mampu mengerjakannya.
>
> Selama ini mereka terserak, tidak terkoordinasi, dan bahkan saling
> menjatuhkan.
>
> Dalam forum itu para engineer BUMN juga memproklamasikan "Pabrik Gula Merah
> Putih".  BUMN memang akan membangun pabrik gula baru di Glenmore,
> Banyuwangi. Pabrik baru yang akan menjadi yang terbesar di Jawa itu, 100
> persen akan made in Indonesia!
>
> Kalau proyek ini sukses (dan harus sukses) maka revitalisasi pabrik-pabrik
> gula tua di seluruh Indonesia akan dikerjakan sendiri oleh putra-putra
> bangsa.
>
> Alangkah akan sibuknya para engineer kita. Alangkah hidupnya pabrik-pabrik
> rekayasa permesinan kita. Alangkah berkembangnya kemampuan insinyur-insinyur
> kita.
>
> Belum lagi proyek monorail Jakarta yg mangkrak sejak lebih 10 tahun lalu
> itu. Kalau Gubernur Jakarta mengeluarkan izinnya, satu BUMN yang selama ini
> banyak dosanya, PT Adhi Karya, akan menebus dosanya itu dengan pengabdian
> nyata.
>
> Monorail Jakarta itu akan selesai dalam 26 bulan. Adhi Karya akan didukung
> dua BUMN lainnya, PT LEN untuk sistem elektroniknya dan PT INKA untuk
> keretanya. Maka begitu pilkada selesai izin akan diajukan.
>
> Yang masih akan dirumuskan adalah: bagaimana agar putra-putra bangsa juga
> bisa segera memiliki kemampuan mengerjakan proyek petrochemical dan
> oleochemical. Sedang untuk teknologi hidrogen dan fuel cell yang kelak akan
> jadi alternatif sumber tenaga untuk mobil listrik juga sedang dirancang.
>
> Kita sudah punya ahli fuel cell yang kini bekerja di BPPT dan di LIPI.
> Mereka sudah setuju untuk membuat prototipe fuel cell pertama di Indonesia,
> dengan biaya BUMN PT Batantek pimpinan Dr Ir Yudiutomo Imardjoko. Dua
> ilmuwan hebat akan berkolaborasi untuk energi masa depan Indonesia.
>
> Maka dalam enam bulan, kita akan bisa melihat apakah Dr Ir Ennya Lestyani
> Dewi yang sekolah S1 sampai S3-nya di Jepang (atas biaya BJ Habibie) itu
> bisa melahirkan teknologi fuel cell Indonesia.
>
> Tentu ilmuwan-ilmuwan energi masa depan lainnya yang belum saya ketahui
> dimohon bergabung ke sini.
>
> Seperti yang sudah dibuktikan minggu lalu, salah satu putra bangsa kita juga
> sudah berhasil membuat prototipe permanent magnetic motor pertama di
> Indonesia. PMM 25 kv itu sdh terbukti berhasil dipasang di mobil listrik
> buatan Pindad dan berfungsi dengan sempurna.
>
> Untuk teknologi fuel cell pun, saya melihat di balik jilbab Dr Ennya
> Lestyani Dewi, putri Secang, Magelang, ini menyinarkan otak encernya.
>
> Saat ini, dari Makkah saya berdoa untuk Dr Ennya yang lagi merancang
> teknologi fuel cell-nya.
>
> Sakit hati, kelihatannya memang perlu sering-sering terjadi. Asal terbuka
> penyalurannya.
>
>
>
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com"
> 
> Sent: Saturday, August 11, 2012 3:32 PM
> Subject: [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah
>
>
> Dari fb pak Andang Bachtiar
> Logika dan mentalitas bgs terjajah:
> 1) Krn resikonya tinggi maka kita butuh orang asing untuk melakukan
> eksplorasi sumberdaya kebumian di Indonesia (bgsa terjajah adlh bangsa yg
> tdk mau mengambil resiko)
>
> 2) Krn teknologinya tinggi maka kita butuh modal asing untuk maju ke depan
> memimpin kita dlm usaha eksplorasi sumberdaya migas dan mineral Indonesia
> (bangsa terjajah adlh bangsa yg tdk peduli pengembangan teknologinya
> sendiri, bahkan u/mencontek - mencuri - meniru teknologi luar negeri saja
> tdk disemangati, tdk dihidupi)
>
> 3) Krn menyangkut cadangan raksasa, produksi yg besar dan operasi yg luar
> biasa complicated dan sensitifnya, maka kita serahkan saja operatorship
> pengelolaan blok2 migas yg sdh expired kontraknya ke perusahaan2 asing yg
> sdh pengalaman; Pertamina atau perusahaan2 nasional lainnya silakan jadi
> makmum saja ... (bangsa terjajah adlh bangsa yg tidak percaya pada kemampuan
> diri sendiri, bangsa terjajah adlh bangsa yg pemimpin2nya mengukurkan baju
> kemajuan efisiensi teknologi kecanggihan operasional manajemen bangsa asing
> yg kedodoran ke tubuhnya sendiri yg bebal dan kuper pdhl sebagian besar
> rakyatnya yg professional sdh terbiasa memakai baju tersebut)
>
&

Re: [iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah

2012-08-11 Terurut Topik Ery Arifullah
Tambahan lagi pak Rovicky terhadap status FB pak Andang Bachtiar yg saya repost 
di status FB sy:
Yohanes Budi Sulistiohadi wrote: "kurang satu mas Ery Arifullah:
4. Karena ingin cepat dapat hasil instan dari potensi SD Mineral tersebut, 
tidak sabar ingin cepat membongkarnya sebelum berhasil menguasai teknologinya 
sendiri. Akhirnya rela mendapat sebagian (SANGAT) kecil saja dari hasil tambang 
mineral dan hidrokarbon :-). Dari yang sangat kecil inipun, sebagian BESAR 
menguntungkan mereka yang *bersusah payah* menyiapkan kontrak kerja untuk 
pemilik teknologi tersebut

Salam, Ery
2525
Sent from my iPad

On 11 Agt 2012, at 16:32, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:

> Dari fb pak Andang Bachtiar
> Logika dan mentalitas bgs terjajah: 
> 1) Krn resikonya tinggi maka kita butuh orang asing untuk melakukan 
> eksplorasi sumberdaya kebumian di Indonesia (bgsa terjajah adlh bangsa yg tdk 
> mau mengambil resiko)
> 
> 2) Krn teknologinya tinggi maka kita butuh modal asing untuk maju ke depan 
> memimpin kita dlm usaha eksplorasi sumberdaya migas dan mineral Indonesia 
> (bangsa terjajah adlh bangsa yg tdk peduli pengembangan teknologinya sendiri, 
> bahkan u/mencontek - mencuri - meniru teknologi luar negeri saja tdk 
> disemangati, tdk dihidupi)
> 
> 3) Krn menyangkut cadangan raksasa, produksi yg besar dan operasi yg luar 
> biasa complicated dan sensitifnya, maka kita serahkan saja operatorship 
> pengelolaan blok2 migas yg sdh expired kontraknya ke perusahaan2 asing yg sdh 
> pengalaman; Pertamina atau perusahaan2 nasional lainnya silakan jadi makmum 
> saja ... (bangsa terjajah adlh bangsa yg tidak percaya pada kemampuan diri 
> sendiri, bangsa terjajah adlh bangsa yg pemimpin2nya mengukurkan baju 
> kemajuan efisiensi teknologi kecanggihan operasional manajemen bangsa asing 
> yg kedodoran ke tubuhnya sendiri yg bebal dan kuper pdhl sebagian besar 
> rakyatnya yg professional sdh terbiasa memakai baju tersebut)
> 
> Nah, apakah kita mau terus pelihara logika dan mental spt itu
> 
> 
> -- 
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

[iagi-net-l] Mentalitas bangsa terjajah

2012-08-11 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Dari fb pak Andang Bachtiar 
Logika dan mentalitas bgs terjajah:
1) Krn resikonya tinggi maka kita butuh orang asing untuk melakukan
eksplorasi sumberdaya kebumian di Indonesia (bgsa terjajah adlh bangsa yg
tdk mau mengambil resiko)

2) Krn teknologinya tinggi maka kita butuh modal asing untuk maju ke depan
memimpin kita dlm usaha eksplorasi sumberdaya migas dan mineral Indonesia
(bangsa terjajah adlh bangsa yg tdk peduli pengembangan teknologinya
sendiri, bahkan u/mencontek - mencuri - meniru teknologi luar negeri saja
tdk disemangati, tdk dihidupi)

3) Krn menyangkut cadangan raksasa, produksi yg besar dan operasi yg luar
biasa complicated dan sensitifnya, maka kita serahkan saja operatorship
pengelolaan blok2 migas yg sdh expired kontraknya ke perusahaan2 asing yg
sdh pengalaman; Pertamina atau perusahaan2 nasional lainnya silakan jadi
makmum saja ... (bangsa terjajah adlh bangsa yg tidak percaya pada
kemampuan diri sendiri, bangsa terjajah adlh bangsa yg pemimpin2nya
mengukurkan baju kemajuan efisiensi teknologi kecanggihan operasional
manajemen bangsa asing yg kedodoran ke tubuhnya sendiri yg bebal dan kuper
pdhl sebagian besar rakyatnya yg professional sdh terbiasa memakai baju
tersebut)

Nah, apakah kita mau terus pelihara logika dan mental spt itu


-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*