[iagi-net-l] Obrolan dengan tetangga

2006-09-26 Terurut Topik Supardan

Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan tetangga di tempat
hajatan. Akhirnya obrolan sampai juga ke masalah *Lumpur Lapindo* yang lagi
jadi bahan pembicaraan semua orang, pejabat maupun rakyat, konglomerat
maupun orang melarat. Tetangga tersebut kebetulan seorang pejabat di sebuah
instansi pusat di Jatim. Dia cerita bahwa sehari sebelumnya dia telah
mengikuti paparan Lumpur Lapindo di kantor Gubernur Jatim. Konon ada dua
orang narasumber, katanya yang satu berbahasa Inggris dan satunya lagi
berbahasa Indonesia. Yang jadi masalah. - apa yang dia tangkap dari
paparan itu rasanya berbeda dengan pemahaman teman2 di sini. Saya yakin...,
hal itu terjadi karena semata-mata memang keterbatasan kemampuan dia dalam
hal menangkap materi yang dipaparkan, bukan karena narasumbernya yang
ngacau. Saat itu saya berusaha keras untuk meyakinkan dia dengan
mengatakan - walau dengan berat hati - bahwa jelek-jelek begini saya ini
orang geologi (bukan ahli geologi lho), tapi orang tersebut tetap ngeyel,
seolah-olah dia yang paling tahu. Dia cerita ngalor-ngidul tentang lumpur
Porong, dimana substansinya berbeda dengan pemahaman kita-kita ini.

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cerita di atas?
Barangkali benar juga apa yang disampaikan pak Luthfi beberapa hari yang
lalu, bahwa mbuletnya masalah lumpur Porong dikarenakan *orang yang punya
kewenangan tapi tidak mengerti* sedangan *orang yang mengerti tapi tidak
punya kewenangan*. Selain itu cerita pak Agus yang sering melakukan
sosialisasi geologi ke birokrat, kasus seperti itu kayaknya memang sering
terjadi. Kasus itu mungkin ada miripnya dengan cerita ini..., suatu hari
murid sekolah anak-anak buta diajak wisata ke Kebon Binatang. Begitu kembali
di sekolah, mereka saling bercerita tentang gajah, ada yang bilang seperti
ular (karena yang diraba ekornya), yang lain bilang seperti pohon (karena
yang dipegang kakinya) dll. dll. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dalam
memberikan penjelasan yang bersifat keteknikan kepada orang awam, apalagi
kalau mereka itu para pengambil keputusan. Wah... wah... wah... bisa
cilakak, . bussst!

Marhaban ya ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.


Wassalam.


Re: [iagi-net-l] Obrolan dengan tetangga

2006-09-26 Terurut Topik Agus Hendratno
Pak Pardan, 
Wah cerita tersebut akan rame jika pak pardan wis
ketemu pak Rahmadi Avianto/ Exxon (saya barusan
ketemua di Jogja, besok mau dolan ke kantornya di
Jkt). Memang cerita LUSI tidak akan pernah habis,
sampai LUSI berhenti nanti-pun (?) Pasti masih banyak
meninggalkan banyak cerita, baik yang uniq, ngilmiah,
dan cerita yang memilukan atau cerita yang nambahi
mumet pejabat /birokrat.
Barusan di datang ke kampus (sebelum baca email pak
pardan); 4 orang yang sedang training di Media centre
Jogjakarta, mereka dari RRI Tual (maluku tenggara);
RRI (maumere, NTT); RRI Ambon (maluku); dan RR Manado
(Sulut). ke-4 orang pers (RRI) tersebut ingin
mendiskusikan kasus Pemberitaan LUMPUR SIDOARJO
sebagai media pembelajaran Birokrat dan Publik melalui
Pers yang multi-tafsir. Prinsipnya mereka bertanya :
pelajaran / hikmah dibalik model dan teknik
pemberitaan pers yang menyangkut fenomena dan
permasalahan geosain kepada birokrat/ publik melalui
pers. Yang penting adalah adanya transfer bahasa
ilmiah geologi populer yang bisa dipahami dengan enak
dan mudah. 

saya bersyukur tenan, pada Lomba Karya Tulis Ilmiah
Geologi Populer oleh Badan Geologi ESDM, tanggal 18-19
September 2006, juara 1, juara 2 dan juara 3 diraih
oleh mhs geologi ugm; dari 37 karya tulis ilmiah dari
berbagai mhs geologi seluruh Indonesia. ya..moga-moga
sekarang era-nya membagi-bagi pengetahuan geologi /
geosain kepada masyarakat secara luas. Urusan geologi
untuk geologi dan urusan geologi untuk non-geologi
juga pekerjaan geologist. siapa lagi kalau bukan
kita-kita. ntar kalau diberikan pada bukan ahlinya,
tunggulah kehancuran (itu bahasa agamanya).
Nah, IAGI bisa berperan lebih luas urusan sosialisasi
geologi.

Bravo IAGI
agus hend.

--- Supardan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan tetangga
 di tempat
 hajatan. Akhirnya obrolan sampai juga ke masalah
 *Lumpur Lapindo* yang lagi
 jadi bahan pembicaraan semua orang, pejabat maupun
 rakyat, konglomerat
 maupun orang melarat. Tetangga tersebut kebetulan
 seorang pejabat di sebuah
 instansi pusat di Jatim. Dia cerita bahwa sehari
 sebelumnya dia telah
 mengikuti paparan Lumpur Lapindo di kantor Gubernur
 Jatim. Konon ada dua
 orang narasumber, katanya yang satu berbahasa
 Inggris dan satunya lagi
 berbahasa Indonesia. Yang jadi masalah. - apa
 yang dia tangkap dari
 paparan itu rasanya berbeda dengan pemahaman teman2
 di sini. Saya yakin...,
 hal itu terjadi karena semata-mata memang
 keterbatasan kemampuan dia dalam
 hal menangkap materi yang dipaparkan, bukan karena
 narasumbernya yang
 ngacau. Saat itu saya berusaha keras untuk
 meyakinkan dia dengan
 mengatakan - walau dengan berat hati - bahwa
 jelek-jelek begini saya ini
 orang geologi (bukan ahli geologi lho), tapi orang
 tersebut tetap ngeyel,
 seolah-olah dia yang paling tahu. Dia cerita
 ngalor-ngidul tentang lumpur
 Porong, dimana substansinya berbeda dengan pemahaman
 kita-kita ini.
 
 Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cerita di
 atas?
 Barangkali benar juga apa yang disampaikan pak
 Luthfi beberapa hari yang
 lalu, bahwa mbuletnya masalah lumpur Porong
 dikarenakan *orang yang punya
 kewenangan tapi tidak mengerti* sedangan *orang
 yang mengerti tapi tidak
 punya kewenangan*. Selain itu cerita pak Agus yang
 sering melakukan
 sosialisasi geologi ke birokrat, kasus seperti itu
 kayaknya memang sering
 terjadi. Kasus itu mungkin ada miripnya dengan
 cerita ini..., suatu hari
 murid sekolah anak-anak buta diajak wisata ke Kebon
 Binatang. Begitu kembali
 di sekolah, mereka saling bercerita tentang gajah,
 ada yang bilang seperti
 ular (karena yang diraba ekornya), yang lain bilang
 seperti pohon (karena
 yang dipegang kakinya) dll. dll. Oleh karena itu,
 kita harus hati-hati dalam
 memberikan penjelasan yang bersifat keteknikan
 kepada orang awam, apalagi
 kalau mereka itu para pengambil keputusan. Wah...
 wah... wah... bisa
 cilakak, . bussst!
 
 Marhaban ya ramadhan, selamat menunaikan ibadah
 puasa bagi yang menjalankan.
 
 
 Wassalam.
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi