RE: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Yaac, kalau urusan geologi diserahkan pada bukan ahlinya, tunggu-lah kehancurannya (kata Al Quran). Komunikasi hasil kajian/ analisis/ hitungan geologi/ kebumian dan aplikasinya, tidak disampaikan oleh yang ahlinya, tuuh yang terjadi "kehancuran komunikasi dan kehancuran pengambilan keputusan" lalu diikuti "pembusukan komitmen sosial". IAGI dan geologist dimana saja tetaplah TENANG dan ISTIQOMAH..., Bumi ini luas sekali...dan Laut Dalam juga dalam sekali..., hati IAGI sepanas Awan Panas-pun tetap harus Dingin dan Tetap Menyenangkan bagi masyarakat pinggirian atau orang-orang lemah yang membutuhkan Informasi Geologi secara benar dan mudah dicerna oleh meraka... Pahala lho hasilnya, kita biarkan saja urusan politik bicara ntar paling-paling politikus akan membutuhkan seorang Menteri Khusus Urusan Kegeologian di Republik ini bukan Republik BBM (Bumi / baca : geologi, Bisa Menyenangkan...) Salam dari Atjeh... Agus Hendratno Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Wah makin kesini kok opininya mengarah ke . bahwa "oknum' yg disebut Republika adalah ADB. Apakah pp-iagi sudah mendapatkan jawaban dari Republika siapa gerangan "oknum" ini, ataukah ini akan jadi rahasia Republika selamanya. Gimana ya hasil meeting pp lama vs pp baru?? Saya pikir, apapun hasil meeting dan investigasinya, iagi tetap harus membuat klarifikasi (mamakai hak jawab) ke Republika, spt saran Abah Yanto. Salam - Daru -Original Message- From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 13, 2006 1:45 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika] Cak Ariadi, Saya tertarik dengan "MEMBUMIKAN GEOLOGI". Saya kaget baca artikel Republika yang seperti itu. Saya sudah informasikan ke temen2 di kantor dan sudah nyetak artikel aslinya dari Republika Online untuk disampaikan ke bos kantor. Saya ngomong2 sama beberapa temen kantor yang geologi, kayaknya sih gak ada temen2 yang jadi narasumber sebagaimana dikutip Republika. Saya kaget, soalnya selama ini memang temen2 geologi gak ada yang ikut2-an di dalam urusan migas. Jangan2... karena pernah dapat sosialisasi geologi/ migas yang sedikit saja (dalam rangka "MEMBUMIKAN GEOLOGI"), orang non geologi tersebut ngomongnya sudah melebihi pakar geologi. Atau bisa jadi si narasumber itu dapat bisikan dari lingkungan kita/ IAGI sendiri. Kalau begini... kan namanya pembusukan dari dalam. Di daerah itu gampang2 susah lho cak, seperti tulisan mas Agus tadi, kepentingan politik, kelompok, gang dll, campur aduk jadi satu, koyo' dhawet. Mungkin ada pihak yang merasa dirugikan oleh cak ADB (bukan Bank Pembanguan Asia lho), akhirnya begitu ada peluang untuk menghantam, ya... jadilah begini. Akhir-akhir ini saya sering dengar bahwa masalah LUSI ternyata gak bisa diselesaikan oleh orang-orang geolagi, sekarang muncul lagi masalah PI 10 %. Belum lagi masalah bencana geologi misal gempa dan tsunami katanya punyanya instansi , longsor dan banjir bandang punyanya instansi , yang sama sekali tidak memiliki kompetensi di bidang geologi. Padahal ada ajaran agama yang mengatakan "*serahkan pada ahlinya*", ya kan? Akhirnya perlu saya sampaikan kekhawatiran saya, niat baik temen2 untuk "MEMBUMIKAN GEOLOGI", pada akhirnya hasilnya malah sebaliknya "*MEMBUMIHANGUSKAN GEOLOGI*". Mudah-mudahan tidak. Wassalam. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business.
Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]-andai saya oknumnya
Saya berandai-andai jika saya jadi ternyata adalah oknum tersebut: Pertama, data tersebut adalah "milik umum",karena sudah published, contohnya data tersebut (menurut sdr B. Semiring) sudah ada di buku "membumikan geologi" yang 'setiap' orang bisa membeli atau akhirnya membaca dan dengan ilmu yang dimilikinya memahaminya . . . dan jika sedikit lebih 'cerdik', kreatif maksud saya, bisa 'menjual'nya Kalau saya kebetulan sedikit tahu tentang ilmu tersebut, kemudian berdasarkan data yang sudah jadi milik umum tersebut seorang klien memilikinya dan meminta jasa konsultasi saya, dan saya memberikan jasa tersebut kepada pihak yang memerlukan, sepertinya kok saya "sah" melakukannya . . . karena disini saya sedang "menjual" kemampuan yang saya miliki, tidak lebih dari itu; dan memberikan jasa konsultasi dengan imbalan tertentu . . wajar!Yang menurut saya jadi tidak wajar jika: 1. data tersebut confidence dan 2. saya mengatasnamakan lembaga tertentu (mis IAGI) sebagai payung saya dalam melakukan jasa konsultasi tersebut. Tapi kalau saya hanya katakan, saya ini anggota IAGI . . ya mestinya halal . . karena memang saya anggotanya. Sebutan "calo" adalah bahasa pergaulan kita sehari-hari dengan konotasi negatif dan dalam hal ini saya tak keberatan disebut "calo" karena bagi sebagian orang tidak mudah menemukan padanan kata untuk posisi orang yang sedang melakukan pekerjaan menyediakan jasa konsultasi. Mestinya sebitan "konsultan" lebih elegan dan bebas dari keasan memfitnah. Kemudian kata 'fee' selalu berkonotasi mendapatkan sesuatu yang tak pada tempatnya bagi seorang "calo", diperburuk lagi dengan sebutan "oknum" . . wah tambah terpuruklah saya yang "konsultan" ini . . . dan sayangnya hal-hal seperti ini tak juga pandang bulu; merasuki semua lapisan, siapapun dia, ilmuwan, professional apalagi politikus karbitan selalu dihinggapinya dan akan selalu berkutat bahkan diam-diam menikmatinya. Jadi sejauh ini, jangan-jangan ada sebagian dari kita telah terlalu jauh berburuksangka . . . berpikir terlalu rumit dengan skenario-skenario khas politikus negeri ini yang penuh intrik . . . dst. Jadi menurut saya, kalau saya yang di oknumkan, maka saya akan menyatakan diri sejelas-jelasnya, karena gak ada yang perlu ditutupi dan yang lebih penting polemik tidak berlarut juga fitnah segera berakhir . . . syukur-syukur dari fee konsultasi tersebut sebagian darinya 'dihibahkan' kepada pihak tertentu (IAGI??) sebagai pihak yang secara meyakinkan dan sungguh-sungguh telah menyusun dan menerbitkan data tersebut untuk kepentingan umum . . . hingga bisa digunakan sebagai pijakan yang valid untuk melakukan negosiasi. Pekerjaan halal berdasarkan sumber yang halal dan dilakukan secara halal insya Alloh . . . barokah. Wallohu alam bishowab. TJ --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Yang bikin susah itu dengan adanya sebutan OKNUM. > Kenapa ngga bilang saja orangnya. Dan kalau dibaca > ulang sebutan itu > bukan dari Republika. Tetapi dari sumber di Dinas > ESDM, jadi yg tahu > atau yg menunjuk hidung itu petugas dinas ESDMnya. > > Jadi aku yakin PP-IAGI ngga bisa mencari nama > "oknum" dari Republika. > > start quote --- > Pasalnya, data kandungan Migas yang digunakan > sebagai acuan pembagian PI, > ialah data dari "oknum" Ikatan Ahli Geologi > Indonesia (IAGI), yang kenyataan > di lapangannya berlainan. > > Sumber di Dinas ESDM Jatim, menyebutkan bahwa oknum > IAGI tersebut, berperan > sebagai 'calo'. Data versi IAGI itu, dijual kepada > Pemkab Bojonegoro, Blora > maupun Pemprop Jatim serta Jateng. "Ya tentunya > tidak gratis, oknum itu > diduga mendapat 'imbalan' miliaran rupiah. Pasalnya > imbalan diminta dari > empat pihak, yaitu Pemkab Bojonegoro, Blora maupun > Pemprop Jatim dan > Jateng," ucapnya. > --- end quote > > > > On 9/13/06, Sukmandaru Prihatmoko > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah makin kesini kok opininya mengarah ke > . bahwa "oknum' yg disebut > > Republika adalah ADB. > > > > Apakah pp-iagi sudah mendapatkan jawaban dari > Republika siapa gerangan > > "oknum" ini, ataukah ini akan jadi rahasia > Republika selamanya. Gimana ya > > hasil meeting pp lama vs pp baru?? > > > > Saya pikir, apapun hasil meeting dan > investigasinya, iagi tetap harus > > membuat klarifikasi (mamakai hak jawab) ke > Republika, spt saran Abah Yanto. > > > > Salam - Daru > > > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab.
Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Yang bikin susah itu dengan adanya sebutan OKNUM. Kenapa ngga bilang saja orangnya. Dan kalau dibaca ulang sebutan itu bukan dari Republika. Tetapi dari sumber di Dinas ESDM, jadi yg tahu atau yg menunjuk hidung itu petugas dinas ESDMnya. Jadi aku yakin PP-IAGI ngga bisa mencari nama "oknum" dari Republika. start quote --- Pasalnya, data kandungan Migas yang digunakan sebagai acuan pembagian PI, ialah data dari "oknum" Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), yang kenyataan di lapangannya berlainan. Sumber di Dinas ESDM Jatim, menyebutkan bahwa oknum IAGI tersebut, berperan sebagai 'calo'. Data versi IAGI itu, dijual kepada Pemkab Bojonegoro, Blora maupun Pemprop Jatim serta Jateng. "Ya tentunya tidak gratis, oknum itu diduga mendapat 'imbalan' miliaran rupiah. Pasalnya imbalan diminta dari empat pihak, yaitu Pemkab Bojonegoro, Blora maupun Pemprop Jatim dan Jateng," ucapnya. --- end quote On 9/13/06, Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Wah makin kesini kok opininya mengarah ke . bahwa "oknum' yg disebut Republika adalah ADB. Apakah pp-iagi sudah mendapatkan jawaban dari Republika siapa gerangan "oknum" ini, ataukah ini akan jadi rahasia Republika selamanya. Gimana ya hasil meeting pp lama vs pp baru?? Saya pikir, apapun hasil meeting dan investigasinya, iagi tetap harus membuat klarifikasi (mamakai hak jawab) ke Republika, spt saran Abah Yanto. Salam - Daru - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Wah makin kesini kok opininya mengarah ke . bahwa "oknum' yg disebut Republika adalah ADB. Apakah pp-iagi sudah mendapatkan jawaban dari Republika siapa gerangan "oknum" ini, ataukah ini akan jadi rahasia Republika selamanya. Gimana ya hasil meeting pp lama vs pp baru?? Saya pikir, apapun hasil meeting dan investigasinya, iagi tetap harus membuat klarifikasi (mamakai hak jawab) ke Republika, spt saran Abah Yanto. Salam - Daru -Original Message- From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 13, 2006 1:45 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika] Cak Ariadi, Saya tertarik dengan "MEMBUMIKAN GEOLOGI". Saya kaget baca artikel Republika yang seperti itu. Saya sudah informasikan ke temen2 di kantor dan sudah nyetak artikel aslinya dari Republika Online untuk disampaikan ke bos kantor. Saya ngomong2 sama beberapa temen kantor yang geologi, kayaknya sih gak ada temen2 yang jadi narasumber sebagaimana dikutip Republika. Saya kaget, soalnya selama ini memang temen2 geologi gak ada yang ikut2-an di dalam urusan migas. Jangan2... karena pernah dapat sosialisasi geologi/ migas yang sedikit saja (dalam rangka "MEMBUMIKAN GEOLOGI"), orang non geologi tersebut ngomongnya sudah melebihi pakar geologi. Atau bisa jadi si narasumber itu dapat bisikan dari lingkungan kita/ IAGI sendiri. Kalau begini... kan namanya pembusukan dari dalam. Di daerah itu gampang2 susah lho cak, seperti tulisan mas Agus tadi, kepentingan politik, kelompok, gang dll, campur aduk jadi satu, koyo' dhawet. Mungkin ada pihak yang merasa dirugikan oleh cak ADB (bukan Bank Pembanguan Asia lho), akhirnya begitu ada peluang untuk menghantam, ya... jadilah begini. Akhir-akhir ini saya sering dengar bahwa masalah LUSI ternyata gak bisa diselesaikan oleh orang-orang geolagi, sekarang muncul lagi masalah PI 10 %. Belum lagi masalah bencana geologi misal gempa dan tsunami katanya punyanya instansi , longsor dan banjir bandang punyanya instansi , yang sama sekali tidak memiliki kompetensi di bidang geologi. Padahal ada ajaran agama yang mengatakan "*serahkan pada ahlinya*", ya kan? Akhirnya perlu saya sampaikan kekhawatiran saya, niat baik temen2 untuk "MEMBUMIKAN GEOLOGI", pada akhirnya hasilnya malah sebaliknya "*MEMBUMIHANGUSKAN GEOLOGI*". Mudah-mudahan tidak. Wassalam. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Cak Ariadi, Saya tertarik dengan "MEMBUMIKAN GEOLOGI". Saya kaget baca artikel Republika yang seperti itu. Saya sudah informasikan ke temen2 di kantor dan sudah nyetak artikel aslinya dari Republika Online untuk disampaikan ke bos kantor. Saya ngomong2 sama beberapa temen kantor yang geologi, kayaknya sih gak ada temen2 yang jadi narasumber sebagaimana dikutip Republika. Saya kaget, soalnya selama ini memang temen2 geologi gak ada yang ikut2-an di dalam urusan migas. Jangan2... karena pernah dapat sosialisasi geologi/ migas yang sedikit saja (dalam rangka "MEMBUMIKAN GEOLOGI"), orang non geologi tersebut ngomongnya sudah melebihi pakar geologi. Atau bisa jadi si narasumber itu dapat bisikan dari lingkungan kita/ IAGI sendiri. Kalau begini... kan namanya pembusukan dari dalam. Di daerah itu gampang2 susah lho cak, seperti tulisan mas Agus tadi, kepentingan politik, kelompok, gang dll, campur aduk jadi satu, koyo' dhawet. Mungkin ada pihak yang merasa dirugikan oleh cak ADB (bukan Bank Pembanguan Asia lho), akhirnya begitu ada peluang untuk menghantam, ya... jadilah begini. Akhir-akhir ini saya sering dengar bahwa masalah LUSI ternyata gak bisa diselesaikan oleh orang-orang geolagi, sekarang muncul lagi masalah PI 10 %. Belum lagi masalah bencana geologi misal gempa dan tsunami katanya punyanya instansi , longsor dan banjir bandang punyanya instansi , yang sama sekali tidak memiliki kompetensi di bidang geologi. Padahal ada ajaran agama yang mengatakan "*serahkan pada ahlinya*", ya kan? Akhirnya perlu saya sampaikan kekhawatiran saya, niat baik temen2 untuk "MEMBUMIKAN GEOLOGI", pada akhirnya hasilnya malah sebaliknya "*MEMBUMIHANGUSKAN GEOLOGI*". Mudah-mudahan tidak. Wassalam. On 9/12/06, Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: untuk lebih jelasnya dapat dibaca di buku "MEMBUMIKAN GEOLOGI" bab PI 10% Cepu ± 40an halaman, jelas, lengkap, komplit, dasar2nya, alasan2nya hingga konklusi yang ditawarkan IAGI, makanya buruan beli ke sekretariat IAGI, mumpung belum habi. Dibuku tersebut juga ada beberapa hal lain seperti pandangan IAGI atas kasus Buyat, ada hasil penelitian (neraca) SDA Lebak, dan cerita2 lain, juga puisi senior kita : ABAH ar- "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap luas struktur. Apakah benar demikian? Salam Pujas - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.
RE: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Pak Wahyudin, anda bisa kontak +62.21.83702848 atau +62.21.83702577... minta sambung dengan Soetar atau Lina atau Benyamin Sembiring. nanti informasi Harga dan Rekening akan disampaikan. Terimakasih. salam, ar-. (dah bayar iuran tahunan anggota . Wahyudin Bahri Nasifi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Ariadi, Saya ingin memiliki buku tersebut, berapa harga dan ke No rek berapa transfernya? Terimakasih, Wahyudin -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 13, 2006 12:43 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika] untuk lebih jelasnya dapat dibaca di buku "MEMBUMIKAN GEOLOGI" bab PI 10% Cepu ± 40an halaman, jelas, lengkap, komplit, dasar2nya, alasan2nya hingga konklusi yang ditawarkan IAGI, makanya buruan beli ke sekretariat IAGI, mumpung belum habi. Dibuku tersebut juga ada beberapa hal lain seperti pandangan IAGI atas kasus Buyat, ada hasil penelitian (neraca) SDA Lebak, dan cerita2 lain, juga puisi senior kita : ABAH ar- "B. Pujasmadi" wrote: Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap luas struktur. Apakah benar demikian? Salam Pujas - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Get your email and more, right on the new Yahoo.com
RE: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Pak Ariadi, Saya ingin memiliki buku tersebut, berapa harga dan ke No rek berapa transfernya? Terimakasih, Wahyudin -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 13, 2006 12:43 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika] untuk lebih jelasnya dapat dibaca di buku "MEMBUMIKAN GEOLOGI" bab PI 10% Cepu ± 40an halaman, jelas, lengkap, komplit, dasar2nya, alasan2nya hingga konklusi yang ditawarkan IAGI, makanya buruan beli ke sekretariat IAGI, mumpung belum habi. Dibuku tersebut juga ada beberapa hal lain seperti pandangan IAGI atas kasus Buyat, ada hasil penelitian (neraca) SDA Lebak, dan cerita2 lain, juga puisi senior kita : ABAH ar- "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap luas struktur. Apakah benar demikian? Salam Pujas - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
Thanks Ar, Akhirnya bisa ketemu bukti otentiknya. Dan aku rasa inilah pentingnya sebuah publikasi. Semua mestinya bisa dipertanggungjawabkan. Terutama pertanggung jawaban teknis ilmiah nyaintifik :). Saya sejak dulu sedang konsen bagaimana geologi ini bisa bener-bener membumi dan mudah diakses. Banyak sudah penelitian2 yg dilakukan IAGI semasa sosialisasi bencana. Juga yg dikerjakan kang ADB lewat Pengda IAGI Jatim ttg pemetaan longsoran yg mnurutku patut dijadikan bahan rujukan memetakan bencana skala teknis lapangan, semestinya bisa dijadikan milik publik. Aku sih sekedar mendongeng saja, yang sulit2 ngitung biarlah yg pinter2 itu. RDP On 9/13/06, Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: untuk lebih jelasnya dapat dibaca di buku "MEMBUMIKAN GEOLOGI" bab PI 10% Cepu ± 40an halaman, jelas, lengkap, komplit, dasar2nya, alasan2nya hingga konklusi yang ditawarkan IAGI, makanya buruan beli ke sekretariat IAGI, mumpung belum habi. Dibuku tersebut juga ada beberapa hal lain seperti pandangan IAGI atas kasus Buyat, ada hasil penelitian (neraca) SDA Lebak, dan cerita2 lain, juga puisi senior kita : ABAH ar- "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap luas struktur. Apakah benar demikian? Salam Pujas - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]
untuk lebih jelasnya dapat dibaca di buku "MEMBUMIKAN GEOLOGI" bab PI 10% Cepu ± 40an halaman, jelas, lengkap, komplit, dasar2nya, alasan2nya hingga konklusi yang ditawarkan IAGI, makanya buruan beli ke sekretariat IAGI, mumpung belum habi. Dibuku tersebut juga ada beberapa hal lain seperti pandangan IAGI atas kasus Buyat, ada hasil penelitian (neraca) SDA Lebak, dan cerita2 lain, juga puisi senior kita : ABAH ar- "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap luas struktur. Apakah benar demikian? Salam Pujas - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.