Memang tidak mudah. Tapi proses sosialisasi / edukasi masyarakat tentang
kebumian sudah berjalan dan dilakukan oleh kawan-kawan geologist dari berbagai
perguruan tinggi di Indonesia, IAGI, PP-IAGI, Pengda-pengda IAGI; lembaga
pemerintah (seperti : LIPI, semua unit di bawah ESDM); juga asosiasi ilmu
kebumian lainnya; sejak tahun 1999. Maraknya bencana tanah longsor pada tahun
1999-2001, kami mencatat adalah awal yang SANGAT RAMAI proses sosialisasi
geologi ke publik. Paling tidak yang saya tahu dan juga saya lakukan sendiri
bersama Geologi UGM, juga IAGI, juga LIPI telah banyak melakukan sosialisasi
geologi (potensi geologi dan bahaya geologi) kepada : guru-guru SD-SMU; camat
dan lurah-lurah; pejabat daerah; anggota DPRD, pers, sebagian jaringan LSM;
bahkan kepada polisi juga pernah. Pasca bencana gempa jogja dan tsunami
Pangandaran kemarin, saya mencatat ada lebih dari 200 x, teman-teman geologist
melakukan sosialisasi di Aceh, Jogja, Bantul, Sleman, Klaten, Kebumen,
Cilacap, Porong, Purworejo; berhadapan mulai dari LSM, pers, radio, pak
polisi, anggota DPRD, guru-guru, lurah-lurah, bahkan sampai simbah-simbah di
tepian K.Opak (Bantul, yang jauh dari Koran, TV, juga jauh dari Internet).
Namun demikian, kita geologist perlu mendorong proses edukasi kebumian kepada
publik lebih semakin meluas dan membumi. Mari kita bawa, pengetahuan geologi di
sekitar kita kepada masyarakat awam dan masyarakat akar rumput.
Ada masukan bagi industri-industri bidang ekstraksi sumberdaya bumi :
1. Bagaimana kalau alokasi kegiatan Comdev atau ComRell di perusahaan
tersebut juga mengarah pada sosialisasi ilmu kebumian. Perlu di ingat bahwa
adanya konflik-konflik antara LSM, masyarakat di sekitar kegiatan industri
(bidang geologi) banyak dipengaruhi oleh kekurang-pahaman mengenai ilmu
kebumian dan resiko kegiatan eksplorasi bumi, disamping masalah sosial dan
budaya di sekitarnya.
2. Saya pernah berdiskusi dengan salah satu pejabat MIGAS (Juni 2005) untuk
menggulirkan program SOSIALISASI GEOLOGI (juga Pengetahuan Geologi Migas dan
Resiko-resikonya) di sekitar Industri MIGAS kepada Stake-holder (semua elemen
masyarakat, hingga pejabat daerah) di mana industri tersebut beroperasi. Ide
tersebut disambut disambut positip, malahan saya diminta menyusun proposal
tersebut. Tapi sampai sekarang, proposal tersebut masih kerangka saja. Saya
kurang fokus terhadap itu, karena langsung turun lapangan untuk sosialisasi
geologi selama tahun 2005 hingga pasca tsunami pangandaran kemarin dan hari ini.
Selama itu, saya bergaul dan berdiskusi dengan beberapa manager bidang humas.
comdev dan comrel dari industri pertambangan yang ada konflik dengan isu-isu
sosial dan lingkungan, ternyata : Sosialisasi itu PENTING dan MENDESAK.
Dari sisi pemerintah, saya tidak tahu. Tapi bulan Agustus 2005, di Jogja
(Geologi UGM) menyelenggarakan Simposium Strategi Edukasi Publik untuk
Antisipasi Bencana Geologi, dan Mendiknas hadir, Dirjend Pendidikan Dasar dan
Menengah juga hadir, salah satu hasilnya adalah : Bersama menggerakan proses
Edukasi Kebencanaan Alam dari berbagai lini institusi dan lembaga, dengan
funding masing-masing lembaga atau di-support beberapa industri pertambangan
dan lembaga donor, dengan networking masing-masing. Saya sendiri yang jadi
Pelaksana acara tersebut. Tapi apakah ini harus menekan adanya suatu Regulasi
yang mudah disisipkan pada regulasi yang telah ada? itulah yang belum jelas
jawabnya. Sehingga sosialisasi ilmu kebumian ini sekalipun berjalan dimana-mana
dengan audensi berbagai elemen masyarakat, tapi kayaknya perlu adanya ENERGI
BARU untuk MEMOMPA aktiviti tersebut supaya LEBIH MEMBUMI
Muga-muga...
Tabik...
Salam dari Gudeg Gempa
Agus Hendratno
(Geologi UGM / Pengda IAGI DIY-Jateng)
Budi Santoso <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sedikit menanggapi. Setuju dengan Mas Yo, agak sulit memang mensosialisasikan
ilmu ini. Karena geologi sendiri belajar proses masa lalu dan dalam geological
time scale yang panjang. Booklet, leaflet, dan pamflet dapat dijadikan media
untuk mempermudah sosialisasi, tentunya dengan bahasa sederhana yang sesuai
dengan audience atau sasarannya. Terima kasih.
Budi. S
Mahasiswa Geologi'03
Yo Sumartojo wrote:
From: Yo Sumartojo
To: ,
Date: Thu, 10 Aug 2006 11:58:25 -0400
Subject: [iagi-net-l] Re: Bertanya - Sosialisasi Ilmu Kebumian
Rekan-rekan geologiawan,
Sebagai berita pembanding, di A.S., American Geological Institute juga
mempunyai panduan (guidelines?) untuk sosialisasi ilmu geologi kepada
murid-murid di Sekolah Dasar dan Menengah, bahkan di "Taman Kanak-kanak".
Sewaktu anak-anak saya masi kecil, berkala saya datang ke sekolah mereka untuk
memberi "kuliah" tentang gunung, batuan, fosil, dsb., dsb. Kegiatan seperti
ini, di Indonesia, saya pikir tidak akan mengenyampingkan perhatian mereka pada
ilmu-ilmu dasar (matematika, fisika dan kimia).
Apalagi olimpiade fisika yang saat ini sedang po