Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Kang Yanto yth, maaf baru balas. Mengenai meteorit (benda extra terestrial), ada cabang ilmu petrologi-nya sendiri. Salah satu jenis meteorit yg luas dikenal oleh petrologist adalah chodrite, ini adalah salah satu tipe meteorit yang mirip batuan beku (basalt-peridotite) dan dipercaya mewakili komposisi kimia bulk earth. Tectite sendiri adalah material permukaan bumi (misalnya soil atau batuan lain, yang karena dihantam meteorit menjadi leleh/ cair dan mendingin dengan cepat sehingga berstruktur gelas, kalaupun ada kristalnya (halus sekali butirannya) berupa kristal quartz T tinggi yang disebut stishovit, secara optik ini tidak ada bedanya dengan kristal quartz. Ciri lain tectite ini ringan karena kandungan SiO2 nya tinggi, berbeda dengan meteorit yang berat dengan kandungan Fe-Ti yang tinggi. Nuhun Kang, Yatno - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Monday, April 11, 2011 10:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Mas Yatno Terima kasih atas pencerahannya . Pembentukan Tectite akibat hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ? Kalau logikanya dalam fasa fase cair ya ?s Lantas bagaimana seterusnya , maaf pertanyaannya cerewed soalnya memang saya ndak nggak ngerti hehehe. si Abah .
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
(berjejeran), seperti bisa ditemukan di permukaan Ganymede (salah satu satelit Jupiter). Dengan menempati area yang tidak begitu luas, struktur Majalengka konsisten dengan pola pemecahan benda langit asing dalam atmosfer Bumi. Dengan bentuk tiap kawah yang sferis nyaris mendekati lingkaran, bisa dikatakan bahwa benda langit yang membentuknya jatuh dari altitude tinggi dalam tata koordinat horizon. Alm. Eugene M. Shoemaker, bapak astrogeologi sekaligus salah satu pendiri cabang ilmu tumbukan benda langit, menggarisbawahi bahwa benda langit yang jatuh ke Bumi rata-rata memiliki altitude 45 derajat sehingga kawah yang dibentuknya berbentuk bulat mirip mangkuk (bowl-shaped). Hal ini nampak konsisten dengan ciri struktur Majalengka. Foto mikrograf planar deformation features pada kristal kuarsa dari struktur Charlevoix (Perancis). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Namun pembuktian sebuah struktur dibentuk oleh tumbukan benda langit di masa silam tidak terletak pada analisis bentuknya, melainkan pada eksistensi mineral-mineral kunci yang khas, yang tidak terdapat dalam struktur geologi lain. Tumbukan benda langit merupakan tumbukan dalam kecepatan sangat tinggi sehingga melibatkan pelepasan energi kinetik sangat besar yang menyamai magnitude ledakan nuklir, sehingga dampak yang diakibatkannya pun setara dengan dampak ledakan nuklir (minus radiasinya). Salah satu dampak yang menonjol adalah terjadinya tekanan ekstratinggi (overpressure) di titik tumbuk yang mencapai ratusan ribu hingga jutaan ton per meter persegi, sehingga sanggup mengubah batuan menjadi batuan malihan dinamik (metamorf tekanan). Shatter cones pada dolomit yang berasal dari struktur Wells Creek (AS). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Bila di titik tumbuk ada butir-butir silikat, ia bisa tertekan hebat sehingga menjadi felspar (pada tekanan 5 juta ton per meter persegi) atau koesit (200 ribu ton per meter persegi). Mineral tersebut juga memiliki fitur bidang-bidang deformasi mendatar (planar deformation features/PDFs) yang khas bagi tumbukan benda langit. Dalam orde tekanan yang lebih rendah akan terbentuk shatter cones, yakni batuan dengan struktur makro menyerupai kerucut terpecah atau ekor kuda. Pada tekanan yang jauh lebih tinggi, batuan di titik tumbuk bisa meleleh (seperti lava), yang untuk kemudian membeku kembali setelah tercampur dengan bongkah-bongkah produk tumbukan sehingga menghasilkan breksi tumbukan atau suevit atau breksi polimiktik. Breksi polimiktik (suevit) dari struktur Ries (Jerman). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Sehingga, membuktikan struktur Majalengka sebagai kawah meteor sebenarnya tinggal mencari adakah mineral koesit atau felspar, atau adakah tanda-tanda planar deformation features secara mikroskopik, atau adakah shatter cones secara makroskopik. Jika salah satu (lebih bagus lagi ketiga-tiganya) ditemukan, maka struktur itu pun terbukti (kawah meteor). 2011/4/11 Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Mas Yatno Terima kasih atas pencerahannya . Pembentukan Tectite akibat hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ? Kalau logikanya dalam fasa fase cair ya ?s Lantas bagaimana seterusnya , maaf pertanyaannya cerewed soalnya memang saya ndak nggak ngerti hehehe. si Abah YOn S at, April 9, 2011 10:40 am, Yustinus Suyatno Yuwono wrote:ang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
(misalnya akibat bekerjanya gaya tidal saat benda langit melanggar batas orbit Roche seperti dialami komet Shoemaker-Levy 9 dua tahun menjelang tumbukannya), struktur tumbukannya berupa barisan kawah menyerupai untaian tasbih (berjejeran), seperti bisa ditemukan di permukaan Ganymede (salah satu satelit Jupiter). Dengan menempati area yang tidak begitu luas, struktur Majalengka konsisten dengan pola pemecahan benda langit asing dalam atmosfer Bumi. Dengan bentuk tiap kawah yang sferis nyaris mendekati lingkaran, bisa dikatakan bahwa benda langit yang membentuknya jatuh dari altitude tinggi dalam tata koordinat horizon. Alm. Eugene M. Shoemaker, bapak astrogeologi sekaligus salah satu pendiri cabang ilmu tumbukan benda langit, menggarisbawahi bahwa benda langit yang jatuh ke Bumi rata-rata memiliki altitude 45 derajat sehingga kawah yang dibentuknya berbentuk bulat mirip mangkuk (bowl-shaped). Hal ini nampak konsisten dengan ciri struktur Majalengka. Foto mikrograf planar deformation features pada kristal kuarsa dari struktur Charlevoix (Perancis). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Namun pembuktian sebuah struktur dibentuk oleh tumbukan benda langit di masa silam tidak terletak pada analisis bentuknya, melainkan pada eksistensi mineral-mineral kunci yang khas, yang tidak terdapat dalam struktur geologi lain. Tumbukan benda langit merupakan tumbukan dalam kecepatan sangat tinggi sehingga melibatkan pelepasan energi kinetik sangat besar yang menyamai magnitude ledakan nuklir, sehingga dampak yang diakibatkannya pun setara dengan dampak ledakan nuklir (minus radiasinya). Salah satu dampak yang menonjol adalah terjadinya tekanan ekstratinggi (overpressure) di titik tumbuk yang mencapai ratusan ribu hingga jutaan ton per meter persegi, sehingga sanggup mengubah batuan menjadi batuan malihan dinamik (metamorf tekanan). Shatter cones pada dolomit yang berasal dari struktur Wells Creek (AS). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Bila di titik tumbuk ada butir-butir silikat, ia bisa tertekan hebat sehingga menjadi felspar (pada tekanan 5 juta ton per meter persegi) atau koesit (200 ribu ton per meter persegi). Mineral tersebut juga memiliki fitur bidang-bidang deformasi mendatar (planar deformation features/PDFs) yang khas bagi tumbukan benda langit. Dalam orde tekanan yang lebih rendah akan terbentuk shatter cones, yakni batuan dengan struktur makro menyerupai kerucut terpecah atau ekor kuda. Pada tekanan yang jauh lebih tinggi, batuan di titik tumbuk bisa meleleh (seperti lava), yang untuk kemudian membeku kembali setelah tercampur dengan bongkah-bongkah produk tumbukan sehingga menghasilkan breksi tumbukan atau suevit atau breksi polimiktik. Breksi polimiktik (suevit) dari struktur Ries (Jerman). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Sehingga, membuktikan struktur Majalengka sebagai kawah meteor sebenarnya tinggal mencari adakah mineral koesit atau felspar, atau adakah tanda-tanda planar deformation features secara mikroskopik, atau adakah shatter cones secara makroskopik. Jika salah satu (lebih bagus lagi ketiga-tiganya) ditemukan, maka struktur itu pun terbukti (kawah meteor). 2011/4/11 Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Mas Yatno Terima kasih atas pencerahannya . Pembentukan Tectite akibat hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ? Kalau logikanya dalam fasa fase cair ya ?s Lantas bagaimana seterusnya , maaf pertanyaannya cerewed soalnya memang saya ndak nggak ngerti hehehe. si Abah YOn S at, April 9, 2011 10:40 am, Yustinus Suyatno Yuwono wrote:ang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
bekerjanya gaya tidal saat benda langit melanggar batas orbit Roche seperti dialami komet Shoemaker-Levy 9 dua tahun menjelang tumbukannya), struktur tumbukannya berupa barisan kawah menyerupai untaian tasbih (berjejeran), seperti bisa ditemukan di permukaan Ganymede (salah satu satelit Jupiter). Dengan menempati area yang tidak begitu luas, struktur Majalengka konsisten dengan pola pemecahan benda langit asing dalam atmosfer Bumi. Dengan bentuk tiap kawah yang sferis nyaris mendekati lingkaran, bisa dikatakan bahwa benda langit yang membentuknya jatuh dari altitude tinggi dalam tata koordinat horizon. Alm. Eugene M. Shoemaker, bapak astrogeologi sekaligus salah satu pendiri cabang ilmu tumbukan benda langit, menggarisbawahi bahwa benda langit yang jatuh ke Bumi rata-rata memiliki altitude 45 derajat sehingga kawah yang dibentuknya berbentuk bulat mirip mangkuk (bowl-shaped). Hal ini nampak konsisten dengan ciri struktur Majalengka. Foto mikrograf planar deformation features pada kristal kuarsa dari struktur Charlevoix (Perancis). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Namun pembuktian sebuah struktur dibentuk oleh tumbukan benda langit di masa silam tidak terletak pada analisis bentuknya, melainkan pada eksistensi mineral-mineral kunci yang khas, yang tidak terdapat dalam struktur geologi lain. Tumbukan benda langit merupakan tumbukan dalam kecepatan sangat tinggi sehingga melibatkan pelepasan energi kinetik sangat besar yang menyamai magnitude ledakan nuklir, sehingga dampak yang diakibatkannya pun setara dengan dampak ledakan nuklir (minus radiasinya). Salah satu dampak yang menonjol adalah terjadinya tekanan ekstratinggi (overpressure) di titik tumbuk yang mencapai ratusan ribu hingga jutaan ton per meter persegi, sehingga sanggup mengubah batuan menjadi batuan malihan dinamik (metamorf tekanan). Shatter cones pada dolomit yang berasal dari struktur Wells Creek (AS). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Bila di titik tumbuk ada butir-butir silikat, ia bisa tertekan hebat sehingga menjadi felspar (pada tekanan 5 juta ton per meter persegi) atau koesit (200 ribu ton per meter persegi). Mineral tersebut juga memiliki fitur bidang-bidang deformasi mendatar (planar deformation features/PDFs) yang khas bagi tumbukan benda langit. Dalam orde tekanan yang lebih rendah akan terbentuk shatter cones, yakni batuan dengan struktur makro menyerupai kerucut terpecah atau ekor kuda. Pada tekanan yang jauh lebih tinggi, batuan di titik tumbuk bisa meleleh (seperti lava), yang untuk kemudian membeku kembali setelah tercampur dengan bongkah-bongkah produk tumbukan sehingga menghasilkan breksi tumbukan atau suevit atau breksi polimiktik. Breksi polimiktik (suevit) dari struktur Ries (Jerman). Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda langit. Sehingga, membuktikan struktur Majalengka sebagai kawah meteor sebenarnya tinggal mencari adakah mineral koesit atau felspar, atau adakah tanda-tanda planar deformation features secara mikroskopik, atau adakah shatter cones secara makroskopik. Jika salah satu (lebih bagus lagi ketiga-tiganya) ditemukan, maka struktur itu pun terbukti (kawah meteor). 2011/4/11 Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Mas Yatno Terima kasih atas pencerahannya . Pembentukan Tectite akibat hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ? Kalau logikanya dalam fasa fase cair ya ?s Lantas bagaimana seterusnya , maaf pertanyaannya cerewed soalnya memang saya ndak nggak ngerti hehehe. si Abah YOn S at, April 9, 2011 10:40 am, Yustinus Suyatno Yuwono wrote:ang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu
RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !-
Barangkali kita perlu mendaftarkannya agar tercatat pad database tsb. From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, April 08, 2011 4:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Begitupun yang di Malaysia belum masuk RPK - Original Message - From: RM Iman Argakoesoemahmailto:iman.argakoesoe...@medcoenergi.com To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 3:51 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Kalau tertarik melihat database-nya yg sudah terdokumentasi, bisa dilihat pd alamat ini: http://impacts.rajmon.cz oleh David Rajmon. Di situ belum ada data tentang jatuhnya meteorit di Indonesia. Thanks. Iman From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, April 08, 2011 3:10 PM To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Berikut makalah Pak Tjia tentang tumbukan meteor di Semenanjung Malaya. Sayangnya saya tidak punya gambarnya. RDP HC Potential of Meteorite Impact Structures, Focus on Sundaland H. D. Tjia Jakarta, January 21, 2004 Craters abound on the surfaces of the Moon, solid planets and their satellites. Prior to the manned Apollo missions, views that the craters of the Moon were products of volcanism or of meteorite impacts were shared about equally. The collected Moon rocks show definitive features of high pressure but relatively low-temperature metamorphism that overwhelmingly favour impact origin. On Earth, the suspected impact depression in the Southwestern United States known as Meteor crater, was found associated with high-pressure quartz, or coesite. Currently some 300 terrestrial structures are considered products of impacts by extraterrestrial objects. Almost two hundred of these have been proven as such by combinations of the following: (1) arcuate to circular surface morphology, (2) circular gravity anomaly patterns, (3) shatter cones, (4) poly-megabreccias containing cleaved quartz, (5) quartz and feldspars with mosaicism (patchy extinction), (6) high-pressure quartz polymorphs of coesite and stishovite, (7) anomalously high Iridium, (8) diaplectic glass, and (9) microdiamonds. The comparatively low density of terrestrial impact craters on the Earth's surface is attributable to reworking by exogenous processes of weathering, erosion, organic activity, burial by younger deposits, and the 70 per cent surface cover by water. Impact craters should be as common on Earth as on the solid extraterrestrial bodies. Calculations suggest a mean probability of over 15,000 significant impact craters having hit land since the Archaean. On land the average depth to diameter ratio of an impact crater is 1 : 0.2 , while rim height is about 4 per cent of the total diameter. Also on land, the diameter of simple, bowl-shaped impact craters probably do not exceed 4 km in igneous rocks and about 2 km in sedimentary rock. Beyond these limits, complex crater morphologies develop as result of flattening through gravity. The petroleum significance of meteorite impact structures is -so far- very minor, but may be more important for several reasons. Renewed attention to impact structure plays is relatively recent and was fueled by the 1991 single-strike discovery (25 MMBO, 15 BCFG recoverable reserves) in the vicinity of Ames, Oklahoma, U.S.A. About twenty years earlier other significant discoveries were made at Red Wing Creek, North Dakota (20 MMBO, 25 BCFG), and at the world-famous Chicxulub region, Yucatan Peninsula, Mexico (total recoverable reserves of 30 BBO, 15 TCFG). However, the structures of these earlier finds were not identified as astroblemes and at the time of their discoveries the respective reservoirs were considered ordinary fractured carbonates and fractured granite-and-carbonates. The petroleum occurrences in the vicinity of Ames, a small town in Oklahoma, U.S.A., were the main topic of a special meeting in the early 1990s. The reservoir rocks of the Ames structure are lithified basement granodiorite and Cambro-Ordovician Arbuckle dolomite breccia on the crater rim; 2D seismic indicates an erratic, pocket-like distribution of its porosity and permeability. Trapping is by subsurface closures with one known structural closure. A dolomite caprock and overlying Middle Ordovician Simpson Shale provide the cap and seal. The source consists of the Arbuckle sediments or rocks that were exposed to the cracking environment of the meteor impact, and the shales that were deposited in the crater. Flow is c. 250 to 500 BOPD; with some of the wells producing in excess of 250,000 bbl oil, while one particular well has yielded 3 BCFG. Recovery has been in the 10% to 60% range. Continental Southeast Asia includes the tectonic platforms of Indosinia and Sundaland . By virtue
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Mas Yatno Terima kasih atas pencerahannya . Pembentukan Tectite akibat hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ? Kalau logikanya dalam fasa fase cair ya ?s Lantas bagaimana seterusnya , maaf pertanyaannya cerewed soalnya memang saya ndak nggak ngerti hehehe. si Abah YOn S at, April 9, 2011 10:40 am, Yustinus Suyatno Yuwono wrote:ang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Deccan trap itu akibat meteorit impact secara tidak langsung. Meteor crater nya ada di Mexico, di antipodanya Deccan Trap, meretakkan kerakbumi yang ada di antipodanya sehingga mengeluarkan flood basalt. Memang tectites dan terutama shock quarttz sedang dicari. Kalau dasar kawah sudah ditutupi oleh formasi Citalang (dan Kaliwangu?) sehingga sulit untuk bisa menemukannya. Paling tidak diharapkan pada debris/breccia yang membentuk pinggiran kawah (crater rim), yang ternyata ditutupi hutan lebat. RPK - Original Message - From: Yustinus Suyatno Yuwono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, April 09, 2011 10:40 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Yang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Wah terima kasih atas belum percayanya atas meteor impact dari geo-circles Majalengka. Tentu saja keberadaan geo-cirles tidak tidak cukup untuk membuktikan keberadaan meteor crater, walaupun dianggap kriteria paling utama, karena kebanyakan paleo-meteor crater sudah tidak berbentuk lagi karena erosi yang terjadi jutahan bahkan ratusan juga yang lalu. Bukti-bukti lain tetap diperlukan, terutama adanya stishovite (schocked quartz), tectites dsb. Keberadaan metalic meteorite fragment tentu menjadi smoking gun bagi pembuktian impact crater, tetapi diragukan bisa dapat diketemukan pada paleo-craters, karena tentu telah mengalami oksidasi dan teruraikan selamat jutaan bahkan ratusan juta tahun. Di lain pihak bentuk geo-circle ini dianggap bukti utama, kecuali dapat di jelaskan sebagai gejala alam lainnya. Barangkali ada yang dapat menjelaskan Geo-circles Majalengka ini dengan gejala geologi lainnya? Volcanism? Circular thrusting? Gliding tectonics? Ring dykes? Silahkan RPK - Original Message - From: Yustinus Suyatno Yuwono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, April 09, 2011 10:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Maaf nimbrung. Teori bisa macem-macem, tapi bagi saya sebagai petrologist tidak pernah percaya pada teori-teori sebelum ada bukti materialnya (dalam bentuk sample yang riil). Kalau memang ada impact crater di Majalengka, pasti ada materi sisanya dalam bentuk butiran tectite dan meteorit. Nah silakan berburu tectite dan atau meteorit, kalau menemukannya sebagai fragmnet dalam batuan yang ditabraknya, baru silakan ngomomg meteorit impact. Setahu saya penduduk di Sangiran banyak yang menemukan tectite dan meteorit pada formasi plio-plestosen. Di sana kita bisa beli sebagai souvenir, biasanya dijual dalam bentuk mata cincin. Salam, Yatno - Original Message - From: R.P.Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 2:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Saya telusuri di Internet, ternyata banyak sekali lapangan minyak di Amerika yang sudah ada dan diterangkan secara conventional, sekarang mulai diterangkan sebagai akibat meteoric impact. Yang terjadi adalah fracturing atau brecciation dari formasi yang ada di bawah impact crater ini yang menjadikkanya sebagai reservoir. Saya kira soal heat yang ditimbulkan untuk mematangkan source rock tidak ada yang menyinggung. Yang penting adalah juga keberadaan seal di atasnya, yaitu formasi serpih post-impact. Konsep ini masih kontroversial dan masih ada pro- dan kontranya, tetapi mainstream geologist saya kira belum menerimanya, tetapi sudah banyak tokoh2 petroleum geologist yang meyakininya, seperti Paul Weimer yang sekarang President AAPG, sangat meyakinkan bahwa Red Wing Creek field (dalam formasi Paleozoic) itu adalah hasil dari impact crater. Juga ternyata lapangan minyak terbesar ke-2 di Mexico, Cantrell field juga dihubungkan dengan Chicxulub impact crater (berada di bawah), yang terjadi antara Kapur dan Tersier (KT boundary, 65,5 juta tahun yang lalu). Juga lapangan offshore Mumbai dihubungkan dengan meteor impact ini. Selain itu masih banyak contoh2 lain di dunia. Selain itu banyak pula yang meyakini bahwa peranan meteor impact pada mineral deposit itu jauh lebih besar dari pada diperkirakan semua, bahkan endapan nikel di Sudbury Canada yang berupa lopoltih itu ditafsirkan sebagai meteorit raksasa. Ada juga yang berspekulasi bahwa fracturing ini sampai ke mantle, dan menghidupkan lagi anorganic origin of oil. Dalam hal Majalengka crater complex berdasarkan peta geologi yang ada daerah ini mencakup Bogor Trough dan juga sebagian Northwest Java shelf basin. Di Bogor trough ini sudah terkenal banyak oil seeps (terutama di Jawa Tengah, walaupun batuan induknya belum jelas, tetapi pasti ada. Oil seep di Palimanan sudah terlalu jauh. Meteor Majalengka ini (kalau betul ada) kelihatannya menimpa singkapan formasi deep marine turbidits Cinambo berumur Oligo-miocene yang mungkin merupakan batuan induk. Jika benar geo-circles di Majalengka itu meteor impact yang jadi masalah adalah seal. Apakah formasi Citalang dan sebagian Fm Kaliwangu yang berumur Pliocene itu dapat merupakan seal yang baik. Sekali lagi bahwa ada beberapa seismic lines tahun 89 yang memotong complex crater Majalengka ini, entah disurvei oleh Pertamina entah oleh pemegang Citarum block. Sangat menarik untuk dipelajari apa yang ada di bawahnya ini, saya taruhan itu merupakan blur saja yang ditafsirkan sebagai thrusting. Pertanyaan penting lagi apakah pemegang block Citarum atau Pertamina berani melanjutkan explorasi berdasarkan konsep meteor impact sebagai play yang masih bersifat unconventional ini. Ini akan sangat menarik sekali bahkan mungkin akan menemukan lapangan minyak raksasa, karena sebenarnya radius aggregate dari
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Flood basalt yg ada di dunia baik di atas permukaan kerak benua ( Deccan , Siberia etc) ataupun kerak samudera (Ontong Java Plateau) diakibatkan oleh aktivitas mantle plume, dimana mantle plume memberikan degree melting yg tinggi di upper mantle yg memungkinkan memproduksi magma basalt yg melimpah, memang menipisnya kerak yg memungkinklan magma keluar dari upper mantle bisa diakibatkan meteorite impact Salam Ade Kadarusman Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 10 Apr 2011 09:43:30 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Deccan trap itu akibat meteorit impact secara tidak langsung. Meteor crater nya ada di Mexico, di antipodanya Deccan Trap, meretakkan kerakbumi yang ada di antipodanya sehingga mengeluarkan flood basalt. Memang tectites dan terutama shock quarttz sedang dicari. Kalau dasar kawah sudah ditutupi oleh formasi Citalang (dan Kaliwangu?) sehingga sulit untuk bisa menemukannya. Paling tidak diharapkan pada debris/breccia yang membentuk pinggiran kawah (crater rim), yang ternyata ditutupi hutan lebat. RPK - Original Message - From: Yustinus Suyatno Yuwono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, April 09, 2011 10:40 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Yang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Saya telusuri di Internet, ternyata banyak sekali lapangan minyak di Amerika yang sudah ada dan diterangkan secara conventional, sekarang mulai diterangkan sebagai akibat meteoric impact. Yang terjadi adalah fracturing atau brecciation dari formasi yang ada di bawah impact crater ini yang menjadikkanya sebagai reservoir. Saya kira soal heat yang ditimbulkan untuk mematangkan source rock tidak ada yang menyinggung. Yang penting adalah juga keberadaan seal di atasnya, yaitu formasi serpih post-impact. Konsep ini masih kontroversial dan masih ada pro- dan kontranya, tetapi mainstream geologist saya kira belum menerimanya, tetapi sudah banyak tokoh2 petroleum geologist yang meyakininya, seperti Paul Weimer yang sekarang President AAPG, sangat meyakinkan bahwa Red Wing Creek field (dalam formasi Paleozoic) itu adalah hasil dari impact crater. Juga ternyata lapangan minyak terbesar ke-2 di Mexico, Cantrell field juga dihubungkan dengan Chicxulub impact crater (berada di bawah), yang terjadi antara Kapur dan Tersier (KT boundary, 65,5 juta tahun yang lalu). Juga lapangan offshore Mumbai dihubungkan dengan meteor impact ini. Selain itu masih banyak contoh2 lain di dunia. Selain itu banyak pula yang meyakini bahwa peranan meteor impact pada mineral deposit itu jauh lebih besar dari pada diperkirakan semua, bahkan endapan nikel di Sudbury Canada yang berupa lopoltih itu ditafsirkan sebagai meteorit raksasa. Ada juga yang berspekulasi bahwa fracturing ini sampai ke mantle, dan menghidupkan lagi anorganic origin of oil. Dalam hal Majalengka crater complex berdasarkan peta geologi yang ada daerah ini mencakup Bogor Trough dan juga sebagian Northwest Java shelf basin. Di Bogor trough ini sudah terkenal banyak oil seeps (terutama di Jawa Tengah, walaupun batuan induknya belum jelas, tetapi pasti ada. Oil seep di Palimanan sudah terlalu jauh. Meteor Majalengka ini (kalau betul ada) kelihatannya menimpa singkapan formasi deep marine turbidits Cinambo berumur Oligo-miocene yang mungkin merupakan batuan induk. Jika benar geo-circles di Majalengka itu meteor impact yang jadi masalah adalah seal. Apakah formasi Citalang dan sebagian Fm Kaliwangu yang berumur Pliocene itu dapat merupakan seal yang baik. Sekali lagi bahwa ada beberapa seismic lines tahun 89 yang memotong complex crater Majalengka ini, entah disurvei oleh Pertamina entah oleh pemegang Citarum block. Sangat menarik untuk dipelajari apa yang ada di bawahnya ini, saya taruhan itu merupakan blur saja yang ditafsirkan sebagai thrusting. Pertanyaan penting lagi apakah pemegang block Citarum atau Pertamina berani melanjutkan explorasi berdasarkan konsep meteor impact sebagai play yang masih bersifat unconventional ini. Ini akan sangat menarik sekali bahkan mungkin akan menemukan lapangan minyak raksasa, karena sebenarnya radius aggregate dari lingkaran-lingkaran ini adalah lebih dari 5 km. Selain itu jika ada yang berani, apakah BPMigas akan menyetujuinya.? Kalau saja ada bilioner yang cukup gila untuk melakukan pemboran explorasi di sini dan berhasil menemukan cadangan, tentu orang akan berlomba-lomba mencari geo-circles di Google Earth. Apakah di antara anggota IAGI net ini mungkin bisa memberikan penjelasan geologi lain bagi Geocircles Majalengka ini, dengan tektonik lengser barangkali? Wassalam RPK - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
TErima kasih atas referensi yang diberikan di bawah Setelah saya pelajari ternyata data set seismic dari impact crater ini adalah menyangkut lapisan-lapisan yang berkedudukan horizontal. Sedangkan di daerah Cinambo dan sekitarnya lapisannya hampir berdiri tegak, sehingga akan memberikan data set yang lain, mungkin 'blur' saja Wassalam RPK - Original Message - From: vian_bo...@geologist.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 12:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Dear all: Urun nimbrung diskusi... Dari referensi dibawah ini: http://www.crewes.org/ForOurSponsors/ResearchReports/1997/1997-38.pdf disebutkan bahwa hampir 25% dari meteor impact di dunia dapat berasosiasi dengan endapan mineral ataupun hidrokarbon, namun dari gambar yg ditunjukkan di paper ini di Indonesia (Southeast Asia) tidak pernah di tengarahi adanya meteor impact. Salam: V. Bonny Indranadi -Original Message- From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, Apr 8, 2011 12:28 pm Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Saya tidak tahu apakah ada ditempat lain , tetapi oil seeps di daerah Majalengka lokasinya di Palimanan (bahkan lebih dekat ke Cirebon). Merembes dari lapisan batuan Karbonat ekivalen Formai Parigi.. si Abah On Fri, April 8, 2011 11:50 am, Rovicky Dwi Putrohari wrote: Pak Koesoema, Crater yang menghasilkan minyak ini dalam arti yang mana ya ? Apakah membantu dalam pembentukan jebakan, reservoir (cracks) atau pematangan karena panasnya ? Kalau ngga salah banyak dijumpai oil seep di seputar Majalengka ini. RDP On 08/04/2011, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Maaf, impact crater yang menghasilkan minyak bumi bukan Chicxulub di Mexico, tetapi Red Wing Creek field di Williston Basin, North Dakota. Tentu Chicxulub crater adalah yang berhubungan dengan punahnya Dinosaurus RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
sekali lapangan minyak di Amerika yang sudah ada dan diterangkan secara conventional, sekarang mulai diterangkan sebagai akibat meteoric impact. Yang terjadi adalah fracturing atau brecciation dari formasi yang ada di bawah impact crater ini yang menjadikkanya sebagai reservoir. Saya kira soal heat yang ditimbulkan untuk mematangkan source rock tidak ada yang menyinggung. Yang penting adalah juga keberadaan seal di atasnya, yaitu formasi serpih post-impact. Konsep ini masih kontroversial dan masih ada pro- dan kontranya, tetapi mainstream geologist saya kira belum menerimanya, tetapi sudah banyak tokoh2 petroleum geologist yang meyakininya, seperti Paul Weimer yang sekarang President AAPG, sangat meyakinkan bahwa Red Wing Creek field (dalam formasi Paleozoic) itu adalah hasil dari impact crater. Juga ternyata lapangan minyak terbesar ke-2 di Mexico, Cantrell field juga dihubungkan dengan Chicxulub impact crater (berada di bawah), yang terjadi antara Kapur dan Tersier (KT boundary, 65,5 juta tahun yang lalu). Juga lapangan offshore Mumbai dihubungkan dengan meteor impact ini. Selain itu masih banyak contoh2 lain di dunia. Selain itu banyak pula yang meyakini bahwa peranan meteor impact pada mineral deposit itu jauh lebih besar dari pada diperkirakan semua, bahkan endapan nikel di Sudbury Canada yang berupa lopoltih itu ditafsirkan sebagai meteorit raksasa. Ada juga yang berspekulasi bahwa fracturing ini sampai ke mantle, dan menghidupkan lagi anorganic origin of oil. Dalam hal Majalengka crater complex berdasarkan peta geologi yang ada daerah ini mencakup Bogor Trough dan juga sebagian Northwest Java shelf basin. Di Bogor trough ini sudah terkenal banyak oil seeps (terutama di Jawa Tengah, walaupun batuan induknya belum jelas, tetapi pasti ada. Oil seep di Palimanan sudah terlalu jauh. Meteor Majalengka ini (kalau betul ada) kelihatannya menimpa singkapan formasi deep marine turbidits Cinambo berumur Oligo-miocene yang mungkin merupakan batuan induk. Jika benar geo-circles di Majalengka itu meteor impact yang jadi masalah adalah seal. Apakah formasi Citalang dan sebagian Fm Kaliwangu yang berumur Pliocene itu dapat merupakan seal yang baik. Sekali lagi bahwa ada beberapa seismic lines tahun 89 yang memotong complex crater Majalengka ini, entah disurvei oleh Pertamina entah oleh pemegang Citarum block. Sangat menarik untuk dipelajari apa yang ada di bawahnya ini, saya taruhan itu merupakan blur saja yang ditafsirkan sebagai thrusting. Pertanyaan penting lagi apakah pemegang block Citarum atau Pertamina berani melanjutkan explorasi berdasarkan konsep meteor impact sebagai play yang masih bersifat unconventional ini. Ini akan sangat menarik sekali bahkan mungkin akan menemukan lapangan minyak raksasa, karena sebenarnya radius aggregate dari lingkaran-lingkaran ini adalah lebih dari 5 km. Selain itu jika ada yang berani, apakah BPMigas akan menyetujuinya.? Kalau saja ada bilioner yang cukup gila untuk melakukan pemboran explorasi di sini dan berhasil menemukan cadangan, tentu orang akan berlomba-lomba mencari geo-circles di Google Earth. Apakah di antara anggota IAGI net ini mungkin bisa memberikan penjelasan geologi lain bagi Geocircles Majalengka ini, dengan tektonik lengser barangkali? Wassalam RPK - Original Message - *From:* Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id *To:* iagi-net iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Friday, April 08, 2011 12:13 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact
RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !-
Kalau tertarik melihat database-nya yg sudah terdokumentasi, bisa dilihat pd alamat ini: http://impacts.rajmon.cz oleh David Rajmon. Di situ belum ada data tentang jatuhnya meteorit di Indonesia. Thanks. Iman From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, April 08, 2011 3:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Berikut makalah Pak Tjia tentang tumbukan meteor di Semenanjung Malaya. Sayangnya saya tidak punya gambarnya. RDP HC Potential of Meteorite Impact Structures, Focus on Sundaland H. D. Tjia Jakarta, January 21, 2004 Craters abound on the surfaces of the Moon, solid planets and their satellites. Prior to the manned Apollo missions, views that the craters of the Moon were products of volcanism or of meteorite impacts were shared about equally. The collected Moon rocks show definitive features of high pressure but relatively low-temperature metamorphism that overwhelmingly favour impact origin. On Earth, the suspected impact depression in the Southwestern United States known as Meteor crater, was found associated with high-pressure quartz, or coesite. Currently some 300 terrestrial structures are considered products of impacts by extraterrestrial objects. Almost two hundred of these have been proven as such by combinations of the following: (1) arcuate to circular surface morphology, (2) circular gravity anomaly patterns, (3) shatter cones, (4) poly-megabreccias containing cleaved quartz, (5) quartz and feldspars with mosaicism (patchy extinction), (6) high-pressure quartz polymorphs of coesite and stishovite, (7) anomalously high Iridium, (8) diaplectic glass, and (9) microdiamonds. The comparatively low density of terrestrial impact craters on the Earth's surface is attributable to reworking by exogenous processes of weathering, erosion, organic activity, burial by younger deposits, and the 70 per cent surface cover by water. Impact craters should be as common on Earth as on the solid extraterrestrial bodies. Calculations suggest a mean probability of over 15,000 significant impact craters having hit land since the Archaean. On land the average depth to diameter ratio of an impact crater is 1 : 0.2 , while rim height is about 4 per cent of the total diameter. Also on land, the diameter of simple, bowl-shaped impact craters probably do not exceed 4 km in igneous rocks and about 2 km in sedimentary rock. Beyond these limits, complex crater morphologies develop as result of flattening through gravity. The petroleum significance of meteorite impact structures is -so far- very minor, but may be more important for several reasons. Renewed attention to impact structure plays is relatively recent and was fueled by the 1991 single-strike discovery (25 MMBO, 15 BCFG recoverable reserves) in the vicinity of Ames, Oklahoma, U.S.A. About twenty years earlier other significant discoveries were made at Red Wing Creek, North Dakota (20 MMBO, 25 BCFG), and at the world-famous Chicxulub region, Yucatan Peninsula, Mexico (total recoverable reserves of 30 BBO, 15 TCFG). However, the structures of these earlier finds were not identified as astroblemes and at the time of their discoveries the respective reservoirs were considered ordinary fractured carbonates and fractured granite-and-carbonates. The petroleum occurrences in the vicinity of Ames, a small town in Oklahoma, U.S.A., were the main topic of a special meeting in the early 1990s. The reservoir rocks of the Ames structure are lithified basement granodiorite and Cambro-Ordovician Arbuckle dolomite breccia on the crater rim; 2D seismic indicates an erratic, pocket-like distribution of its porosity and permeability. Trapping is by subsurface closures with one known structural closure. A dolomite caprock and overlying Middle Ordovician Simpson Shale provide the cap and seal. The source consists of the Arbuckle sediments or rocks that were exposed to the cracking environment of the meteor impact, and the shales that were deposited in the crater. Flow is c. 250 to 500 BOPD; with some of the wells producing in excess of 250,000 bbl oil, while one particular well has yielded 3 BCFG. Recovery has been in the 10% to 60% range. Continental Southeast Asia includes the tectonic platforms of Indosinia and Sundaland . By virtue of its longer exposure, its thinly covered pre-Tertiary basement areas can be expected to host more impact structures than regions containing thick Cenozoic sediments. Good reservoir is provided by brecciated and fractured basement rocks, while traps may comprise rim anticlines, irregularly distributed breccia pockets within craters, and central rebound peaks (in the larger impact structures). Internal seals may be provided by impact-melt cloaks and a top seal by the blanketing sediments. For the Southeast Asian impact structures, the hydrocarbon charge is likely to originate in the Tertiary
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !-
Begitupun yang di Malaysia belum masuk RPK - Original Message - From: RM Iman Argakoesoemah To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 3:51 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Kalau tertarik melihat database-nya yg sudah terdokumentasi, bisa dilihat pd alamat ini: http://impacts.rajmon.cz oleh David Rajmon. Di situ belum ada data tentang jatuhnya meteorit di Indonesia. Thanks. Iman From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, April 08, 2011 3:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Berikut makalah Pak Tjia tentang tumbukan meteor di Semenanjung Malaya. Sayangnya saya tidak punya gambarnya. RDP HC Potential of Meteorite Impact Structures, Focus on Sundaland H. D. Tjia Jakarta, January 21, 2004 Craters abound on the surfaces of the Moon, solid planets and their satellites. Prior to the manned Apollo missions, views that the craters of the Moon were products of volcanism or of meteorite impacts were shared about equally. The collected Moon rocks show definitive features of high pressure but relatively low-temperature metamorphism that overwhelmingly favour impact origin. On Earth, the suspected impact depression in the Southwestern United States known as Meteor crater, was found associated with high-pressure quartz, or coesite. Currently some 300 terrestrial structures are considered products of impacts by extraterrestrial objects. Almost two hundred of these have been proven as such by combinations of the following: (1) arcuate to circular surface morphology, (2) circular gravity anomaly patterns, (3) shatter cones, (4) poly-megabreccias containing cleaved quartz, (5) quartz and feldspars with mosaicism (patchy extinction), (6) high-pressure quartz polymorphs of coesite and stishovite, (7) anomalously high Iridium, (8) diaplectic glass, and (9) microdiamonds. The comparatively low density of terrestrial impact craters on the Earth's surface is attributable to reworking by exogenous processes of weathering, erosion, organic activity, burial by younger deposits, and the 70 per cent surface cover by water. Impact craters should be as common on Earth as on the solid extraterrestrial bodies. Calculations suggest a mean probability of over 15,000 significant impact craters having hit land since the Archaean. On land the average depth to diameter ratio of an impact crater is 1 : 0.2 , while rim height is about 4 per cent of the total diameter. Also on land, the diameter of simple, bowl-shaped impact craters probably do not exceed 4 km in igneous rocks and about 2 km in sedimentary rock. Beyond these limits, complex crater morphologies develop as result of flattening through gravity. The petroleum significance of meteorite impact structures is -so far- very minor, but may be more important for several reasons. Renewed attention to impact structure plays is relatively recent and was fueled by the 1991 single-strike discovery (25 MMBO, 15 BCFG recoverable reserves) in the vicinity of Ames, Oklahoma, U.S.A. About twenty years earlier other significant discoveries were made at Red Wing Creek, North Dakota (20 MMBO, 25 BCFG), and at the world-famous Chicxulub region, Yucatan Peninsula, Mexico (total recoverable reserves of 30 BBO, 15 TCFG). However, the structures of these earlier finds were not identified as astroblemes and at the time of their discoveries the respective reservoirs were considered ordinary fractured carbonates and fractured granite-and-carbonates. The petroleum occurrences in the vicinity of Ames, a small town in Oklahoma, U.S.A., were the main topic of a special meeting in the early 1990s. The reservoir rocks of the Ames structure are lithified basement granodiorite and Cambro-Ordovician Arbuckle dolomite breccia on the crater rim; 2D seismic indicates an erratic, pocket-like distribution of its porosity and permeability. Trapping is by subsurface closures with one known structural closure. A dolomite caprock and overlying Middle Ordovician Simpson Shale provide the cap and seal. The source consists of the Arbuckle sediments or rocks that were exposed to the cracking environment of the meteor impact, and the shales that were deposited in the crater. Flow is c. 250 to 500 BOPD; with some of the wells producing in excess of 250,000 bbl oil, while one particular well has yielded 3 BCFG. Recovery has been in the 10% to 60% range. Continental Southeast Asia includes the tectonic platforms of Indosinia and Sundaland . By virtue of its longer exposure, its thinly covered pre-Tertiary basement areas can be expected to host more impact structures than regions containing thick Cenozoic sediments. Good reservoir is provided by brecciated and fractured basement rocks, while traps may comprise rim anticlines, irregularly distributed
RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !-
Rekan Mumpung mau week end ,Abah mau ngelantur sedikit. Di bkunya LKH yaitu Candi Muncar diceriterakan bahwa Empu Gandring yang selalu mengelana itu bagaimana dia mencari bintang jatuh alias meteor. Juga didongenkan bahwa satu waktu dia berhasil menemukan meteor dan menyulapnya menjadi keris. Buku buku karangan LKH asyik deh bcanya. si Abah On Fri, April 8, 2011 3:51 pm, RM Iman Argakoesoemah wrote: Kalau tertarik melihat database-nya yg sudah terdokumentasi, bisa dilihat pd alamat ini: http://impacts.rajmon.cz oleh David Rajmon. Di situ belum ada data tentang jatuhnya meteorit di Indonesia. Thanks. Iman From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, April 08, 2011 3:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Berikut makalah Pak Tjia tentang tumbukan meteor di Semenanjung Malaya. Sayangnya saya tidak punya gambarnya. RDP HC Potential of Meteorite Impact Structures, Focus on Sundaland H. D. Tjia Jakarta, January 21, 2004 Craters abound on the surfaces of the Moon, solid planets and their satellites. Prior to the manned Apollo missions, views that the craters of the Moon were products of volcanism or of meteorite impacts were shared about equally. The collected Moon rocks show definitive features of high pressure but relatively low-temperature metamorphism that overwhelmingly favour impact origin. On Earth, the suspected impact depression in the Southwestern United States known as Meteor crater, was found associated with high-pressure quartz, or coesite. Currently some 300 terrestrial structures are considered products of impacts by extraterrestrial objects. Almost two hundred of these have been proven as such by combinations of the following: (1) arcuate to circular surface morphology, (2) circular gravity anomaly patterns, (3) shatter cones, (4) poly-megabreccias containing cleaved quartz, (5) quartz and feldspars with mosaicism (patchy extinction), (6) high-pressure quartz polymorphs of coesite and stishovite, (7) anomalously high Iridium, (8) diaplectic glass, and (9) microdiamonds. The comparatively low density of terrestrial impact craters on the Earth's surface is attributable to reworking by exogenous processes of weathering, erosion, organic activity, burial by younger deposits, and the 70 per cent surface cover by water. Impact craters should be as common on Earth as on the solid extraterrestrial bodies. Calculations suggest a mean probability of over 15,000 significant impact craters having hit land since the Archaean. On land the average depth to diameter ratio of an impact crater is 1 : 0.2 , while rim height is about 4 per cent of the total diameter. Also on land, the diameter of simple, bowl-shaped impact craters probably do not exceed 4 km in igneous rocks and about 2 km in sedimentary rock. Beyond these limits, complex crater morphologies develop as result of flattening through gravity. The petroleum significance of meteorite impact structures is -so far- very minor, but may be more important for several reasons. Renewed attention to impact structure plays is relatively recent and was fueled by the 1991 single-strike discovery (25 MMBO, 15 BCFG recoverable reserves) in the vicinity of Ames, Oklahoma, U.S.A. About twenty years earlier other significant discoveries were made at Red Wing Creek, North Dakota (20 MMBO, 25 BCFG), and at the world-famous Chicxulub region, Yucatan Peninsula, Mexico (total recoverable reserves of 30 BBO, 15 TCFG). However, the structures of these earlier finds were not identified as astroblemes and at the time of their discoveries the respective reservoirs were considered ordinary fractured carbonates and fractured granite-and-carbonates. The petroleum occurrences in the vicinity of Ames, a small town in Oklahoma, U.S.A., were the main topic of a special meeting in the early 1990s. The reservoir rocks of the Ames structure are lithified basement granodiorite and Cambro-Ordovician Arbuckle dolomite breccia on the crater rim; 2D seismic indicates an erratic, pocket-like distribution of its porosity and permeability. Trapping is by subsurface closures with one known structural closure. A dolomite caprock and overlying Middle Ordovician Simpson Shale provide the cap and seal. The source consists of the Arbuckle sediments or rocks that were exposed to the cracking environment of the meteor impact, and the shales that were deposited in the crater. Flow is c. 250 to 500 BOPD; with some of the wells producing in excess of 250,000 bbl oil, while one particular well has yielded 3 BCFG. Recovery has been in the 10% to 60% range. Continental Southeast Asia includes the tectonic platforms of Indosinia and Sundaland . By virtue of its longer exposure, its thinly covered pre-Tertiary basement areas can be expected to host more impact structures than regions containing thick Cenozoic sediments
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !-
kalau diperhatikan dalam daftar itu sepertinya Meteor Crater Impact (MCI) atau Kawah Meteor yng dimasukkan dalam daftar tidak hanya yang didarat tetapi juga dilaut. Tidak hanya dipermukaan tetapi juga yang terkubur (burried). Btw, bulan memiliki morfologi GeoCircle sangat banyak, dahulu diperkirakan bahwa morfologi bulan didominasi oleh aktifitas vulkanisme, tetapi sekarang diduga 50% bentuk circle di bulan merupakan hasil akibat hantaman meteor. Memang bulan tidak memiliki proses erosi-sedimentasi yg intensive seperti bumi. Sehingga semua hasil hantaman meteorpun (relatif) tidak tererosi morfologinya. Dan masih teramati hingga sekarang. Kalau saja usia bulan sama dengan usia bumi (usia saat membeku) atau saat membatunya permukaannya maka bulan menyimpan semua hasil hantaman meteor. Sedangkan bumi memiliki aktifitas exogen yang sangat intensive, ini yang menyebabkan sulitnya mencari Meteor Crater (Kawah Meteor). Juga bumi mengalami proses sedimentasi dan erosi sehingga banyak yang akhirnya hilang atau tertutup oleh sedimen. Daerah SEA terutama Indonesia hampir seluruhnya tertutupi oleh sedimen muda (kecuali Indonesia Timur tentusaja) sehingga sangat sulit mencari morfologi hasil hantaman meteor. Salah satu yang mungkin terlihat hanyalah hantaman meteor yang sangat besar. Proses erosi di Indonesia atau Asia sangat besar sejak Tersier, Pengangkatan pulau kalimantan menjadikan proses erosi terbesar serta sedimentasi di dunia ini terjadi di Asia tenggara. Berburu kawah meteor di Indoensia tentusaja sangat sulit. Saya kira salah satu yang diusulkan Pak Koesoema ini dapet menjadi kandidat kawah meteor seandainya ada bukti-bukti mineralogis yang mendukungnya. Salam RDP On Fri, Apr 8, 2011 at 4:12 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.idwrote: Begitupun yang di Malaysia belum masuk RPK - Original Message - *From:* RM Iman Argakoesoemah iman.argakoesoe...@medcoenergi.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Friday, April 08, 2011 3:51 PM *Subject:* RE: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Kalau tertarik melihat database-nya yg sudah terdokumentasi, bisa dilihat pd alamat ini: http://impacts.rajmon.cz oleh David Rajmon. Di situ belum ada data tentang jatuhnya meteorit di Indonesia. Thanks. Iman *From:* Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] *Sent:* Friday, April 08, 2011 3:10 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !- Berikut makalah Pak Tjia tentang tumbukan meteor di Semenanjung Malaya. Sayangnya saya tidak punya gambarnya. RDP *HC Potential of Meteorite Impact Structures, Focus on Sundaland* H. D. Tjia Jakarta, January 21, 2004 Craters abound on the surfaces of the Moon, solid planets and their satellites. Prior to the manned Apollo missions, views that the craters of the Moon were products of volcanism or of meteorite impacts were shared about equally. The collected Moon rocks show definitive features of high pressure but relatively low-temperature metamorphism that overwhelmingly favour impact origin. On Earth, the suspected impact depression in the Southwestern United States known as Meteor crater, was found associated with high-pressure quartz, or coesite. Currently some 300 terrestrial structures are considered products of impacts by extraterrestrial objects. Almost two hundred of these have been proven as such by combinations of the following: (1) arcuate to circular surface morphology, (2) circular gravity anomaly patterns, (3) shatter cones, (4) poly-megabreccias containing cleaved quartz, (5) quartz and feldspars with mosaicism (patchy extinction), (6) high-pressure quartz polymorphs of coesite and stishovite, (7) anomalously high Iridium, (8) diaplectic glass, and (9) microdiamonds. The comparatively low density of terrestrial impact craters on the Earth's surface is attributable to reworking by exogenous processes of weathering, erosion, organic activity, burial by younger deposits, and the 70 per cent surface cover by water. Impact craters should be as common on Earth as on the solid extraterrestrial bodies. Calculations suggest a mean probability of over 15,000 significant impact craters having hit land since the Archaean. On land the average depth to diameter ratio of an impact crater is 1 : 0.2 , while rim height is about 4 per cent of the total diameter. Also on land, the diameter of simple, bowl-shaped impact craters probably do not exceed 4 km in igneous rocks and about 2 km in sedimentary rock. Beyond these limits, complex crater morphologies develop as result of flattening through gravity. The petroleum significance of meteorite impact structures is -so far- very minor, but may be more important for several reasons. Renewed attention to impact structure plays is relatively recent and was fueled by the 1991 single-strike discovery (25 MMBO, 15 BCFG recoverable reserves) in the vicinity
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Yang jelas akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater, batuan permukaan (misalnya soil) akan mengalami vitrikasi menjadi butiran2 gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan Trapp di India (plateau basalt) itu akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg berasal dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari fihak ahli volkanologi. Kitu Kang Yanto. Salam, Yatno. - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Maaf nimbrung. Teori bisa macem-macem, tapi bagi saya sebagai petrologist tidak pernah percaya pada teori-teori sebelum ada bukti materialnya (dalam bentuk sample yang riil). Kalau memang ada impact crater di Majalengka, pasti ada materi sisanya dalam bentuk butiran tectite dan meteorit. Nah silakan berburu tectite dan atau meteorit, kalau menemukannya sebagai fragmnet dalam batuan yang ditabraknya, baru silakan ngomomg meteorit impact. Setahu saya penduduk di Sangiran banyak yang menemukan tectite dan meteorit pada formasi plio-plestosen. Di sana kita bisa beli sebagai souvenir, biasanya dijual dalam bentuk mata cincin. Salam, Yatno - Original Message - From: R.P.Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 2:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Saya telusuri di Internet, ternyata banyak sekali lapangan minyak di Amerika yang sudah ada dan diterangkan secara conventional, sekarang mulai diterangkan sebagai akibat meteoric impact. Yang terjadi adalah fracturing atau brecciation dari formasi yang ada di bawah impact crater ini yang menjadikkanya sebagai reservoir. Saya kira soal heat yang ditimbulkan untuk mematangkan source rock tidak ada yang menyinggung. Yang penting adalah juga keberadaan seal di atasnya, yaitu formasi serpih post-impact. Konsep ini masih kontroversial dan masih ada pro- dan kontranya, tetapi mainstream geologist saya kira belum menerimanya, tetapi sudah banyak tokoh2 petroleum geologist yang meyakininya, seperti Paul Weimer yang sekarang President AAPG, sangat meyakinkan bahwa Red Wing Creek field (dalam formasi Paleozoic) itu adalah hasil dari impact crater. Juga ternyata lapangan minyak terbesar ke-2 di Mexico, Cantrell field juga dihubungkan dengan Chicxulub impact crater (berada di bawah), yang terjadi antara Kapur dan Tersier (KT boundary, 65,5 juta tahun yang lalu). Juga lapangan offshore Mumbai dihubungkan dengan meteor impact ini. Selain itu masih banyak contoh2 lain di dunia. Selain itu banyak pula yang meyakini bahwa peranan meteor impact pada mineral deposit itu jauh lebih besar dari pada diperkirakan semua, bahkan endapan nikel di Sudbury Canada yang berupa lopoltih itu ditafsirkan sebagai meteorit raksasa. Ada juga yang berspekulasi bahwa fracturing ini sampai ke mantle, dan menghidupkan lagi anorganic origin of oil. Dalam hal Majalengka crater complex berdasarkan peta geologi yang ada daerah ini mencakup Bogor Trough dan juga sebagian Northwest Java shelf basin. Di Bogor trough ini sudah terkenal banyak oil seeps (terutama di Jawa Tengah, walaupun batuan induknya belum jelas, tetapi pasti ada. Oil seep di Palimanan sudah terlalu jauh. Meteor Majalengka ini (kalau betul ada) kelihatannya menimpa singkapan formasi deep marine turbidits Cinambo berumur Oligo-miocene yang mungkin merupakan batuan induk. Jika benar geo-circles di Majalengka itu meteor impact yang jadi masalah adalah seal. Apakah formasi Citalang dan sebagian Fm Kaliwangu yang berumur Pliocene itu dapat merupakan seal yang baik. Sekali lagi bahwa ada beberapa seismic lines tahun 89 yang memotong complex crater Majalengka ini, entah disurvei oleh Pertamina entah oleh pemegang Citarum block. Sangat menarik untuk dipelajari apa yang ada di bawahnya ini, saya taruhan itu merupakan blur saja yang ditafsirkan sebagai thrusting. Pertanyaan penting lagi apakah pemegang block Citarum atau Pertamina berani melanjutkan explorasi berdasarkan konsep meteor impact sebagai play yang masih bersifat unconventional ini. Ini akan sangat menarik sekali bahkan mungkin akan menemukan lapangan minyak raksasa, karena sebenarnya radius aggregate dari lingkaran-lingkaran ini adalah lebih dari 5 km. Selain itu jika ada yang berani, apakah BPMigas akan menyetujuinya.? Kalau saja ada bilioner yang cukup gila untuk melakukan pemboran explorasi di sini dan berhasil menemukan cadangan, tentu orang akan berlomba-lomba mencari geo-circles di Google Earth. Apakah di antara anggota IAGI net ini mungkin bisa memberikan penjelasan geologi lain bagi Geocircles Majalengka ini, dengan tektonik lengser barangkali? Wassalam RPK - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Friday, April 08, 2011 12:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Betul pak Koesoema , memang sulit untuk menerangkan mekanisme nya. Saya masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi perubahan kimia / fisika dari masa yang ditumbuk ? Mungkin ada rekan yang tahu atau mengetahu reference - nya si Abah On Fri, April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote: Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !http://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/ Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesiahttp://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/%20, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.commenulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.commenulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !http://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/ Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesiahttp://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/%20, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesia, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OFMETEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor didekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesia, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesia, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky __ NOD32 5559 (20101024) Information __ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - *From:* Edison Sirodj esir...@yahoo.com *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id%3E *Sent:* Thursday, April 07, 2011 8:42 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - *From:* benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *Sent:* Thursday, April 07, 2011 5:37 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact diketemukan di hampir semua belahan dunia, namun sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi ITB Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !http://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/ Penyebaran kawah benturan meteor di seluruh dunia. Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater impact pertama di Indonesiahttp://rovicky.wordpress.com/2011/04/07/majelangka-dihantam-meteor-raksasa-4-juta-tahun-lalu/%20, Bahkan mungkin pertama di Asia Tenggara !! Rovicky __ NOD32 5559 (20101024) Information __ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com -- *Success is a mind set, not just an achievement*
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga saya gak salah. Acara itu memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada IAGI waktu itu saya agak lupa. Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric creater impact. Salam benz Pada 7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Sebuah hipotesa menarik dari Pak Koesoema tentang kemungkinan hantaman meteor di dekat Majalengka. Meteoric crater impact
Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
Apakah di Majalengka ini juga menghasilkan batuan hasil impact meteor dengan bumi seperti yang katanya terjadi di Belitung dan menghasilkan Bilitonite? Thesis Masternya Pak Yarmanto di Nevada juga membahas mengenai meteor impact structure pada batuan Jurassic? . Mudah2an Pak Yarmanto juga mau share mengenai thesisnya itu. Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Fri, 8 Apr 2011 09:09:12 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu. Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka Crater Complex ini merupakan multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang pada tempat yang sama, mungkin seperti Levy-Schumacher meteors yang menghantam Jupiter. Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat lain di bumi ini, barangkali ada yang mengetahui? Dari segi ekonomi, barangkali di bawah Majalengka Impact crater complex itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan Chicxulub di Mexico. Daerah ini sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara dari Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk Citarum Block. Tetapi apakah para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut. Seingat saya di daerah ini ada beberapa seismic lines, tetapi apa yg diperlihatkan oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin blur saja. Barangkali ada yang berpendapat lain? Sampai kini saya lihat di forum ini belum ada bantahan mengenai hipotesa impact craters ini, karena saya kira akan sulit sekali dijelaskan dengan tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics. Wassalam RPK To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 08, 2011 7:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! Pak Koesoema, Sepertinya argumentasi Young Earth tentang clues for meteoric crater ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak milyaran tahun itu ya ? Btw, kalau diameter crater sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi tumbukan yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400 megaton atau setara letusan Krakatau 1883. Ini energinya, dampaknya tentu sangat berbeda. Salam rdp 2011/4/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Terima kasih R{K - Original Message - From: Edison Sirodj To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia, sewaktu seminar expat di KL 2008. InsyaAllah besok sy upload. salam, edison sirodj Sent from my iPad On Apr 7, 2011, at 20:28, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: xpat Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof Tjia itu mengenai meteor crater itu serta potensi minyak buminya di Jakarta Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang saya ketemukan adalah 1. Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai paleo-anthropologi (out of Malaysia) dimana pemandangan geomorphologi dari crater masih terlihat 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai Publications) 3. Google juga menunjuk adanya artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc Malaysia, Dec 2010, namun di periodical ini tidak diketemukan mengenai meteor crater. Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya Wassalam RPK - Original Message - From: benyamin sembiring To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 07, 2011 5:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu ! salam, Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan Prof Tjia saat itu adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF METEORITE IMPACT STRUCTURES FOCUS ON SUNDALAND Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di malaysia (walaupun masih satu pulau dgn indonesia, di kalimantan) sori, ada sedikit kekeliruan M A L A Y S I A Identified 60 large to medium ring-like structures 3 proven impact structures üPDFs üImpact breccia or suevite üC r a t e r s salam benz Pada 7 April 2011 17:10, benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com menulis: Salam, Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah dilakukan afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak Thai resto, Menteng, tahun 2003/2004?. Saat itu pembicaranya adalah Prof Tjia Hong Jin. Seingat saya beliau menjelaskan pembentukan cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia