RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-08 Terurut Topik Achmad Luthfi
Terima kasih Mas, ternyata keduanya suka kirim sms ke saya. Apresiasi
saya utk mereka berdua.

Salam,
LTH

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, January 06, 2006 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


pak luthfi, yg benar adalah pak soffian (soffian hadi). kalo pak shofuan
(atau yg senada), beliau adalah salah satu komandan di departemen
geologi
unpak bogor.

salam,
syaiful



 

Achmad

Luthfi  To: iagi-net@iagi.or.id

[EMAIL PROTECTED]   cc:

as.com  Subject: RE: [iagi-net-l]
Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam  
 

01/05/2006

08:08 AM

Please respond

to iagi-net

 

 





Baru saja saya terima sms dari Soffyan/shofuan?, dia baru seleseai
membrief para menteri. Sukses, kalo RI-1 perlu info, Soffyan stby utk
membrief RI-1 siang ini.

Salam,
LTH

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut
membantu
masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan
data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur
Jatim
dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara
dg
wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg
kawan2
disana, sementara ini info awalnya adalah:
- hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
- sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak
SETELAH
bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
- curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment
4130HA
lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
- pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
bandang pada periode-periode sebelumnya
- siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi
jam 7
tentang masalah Banjir Bandang Jember
- besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan
MenKes
di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara
dengan
korban sudah mencapai 6 orang

Note:
Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan
yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk
mitigasi
gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya
bencana-bencana
geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
pelindung pengayom rakyatnya.

Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

Salam

adb

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
Gimana ?
rdp


-
HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 4 Januari 2006

Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai
banjir
bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan
500-an
orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi.

Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan
Tuhan,
apa
mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember
itu
bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai
pertanggungjawaban,
katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
itu,
bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan
bencana
lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum
terhadap bupati dan

RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-05 Terurut Topik mohammad . syaiful

pak luthfi, yg benar adalah pak soffian (soffian hadi). kalo pak shofuan
(atau yg senada), beliau adalah salah satu komandan di departemen geologi
unpak bogor.

salam,
syaiful




   
Achmad 
   
Luthfi  To: iagi-net@iagi.or.id  
   
[EMAIL PROTECTED]   cc:
   
as.com  Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: 
Banjir di Jember Bukan Bencana Alam  

   
01/05/2006  
   
08:08 AM
   
Please respond  
   
to iagi-net 
   

   

   




Baru saja saya terima sms dari Soffyan/shofuan?, dia baru seleseai
membrief para menteri. Sukses, kalo RI-1 perlu info, Soffyan stby utk
membrief RI-1 siang ini.

Salam,
LTH

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut
membantu
masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan
data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur
Jatim
dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara
dg
wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg
kawan2
disana, sementara ini info awalnya adalah:
- hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
- sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak
SETELAH
bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
- curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment
4130HA
lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
- pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
bandang pada periode-periode sebelumnya
- siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi
jam 7
tentang masalah Banjir Bandang Jember
- besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan
MenKes
di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara
dengan
korban sudah mencapai 6 orang

Note:
Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan
yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk
mitigasi
gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya
bencana-bencana
geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
pelindung pengayom rakyatnya.

Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

Salam

adb

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
Gimana ?
rdp


-
HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 4 Januari 2006

Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai
banjir
bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-05 Terurut Topik liamsi

  gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar
  akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu
  benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita
  harus benar-benar sakti.
=
inilah persoalannya, karena geologi bukan ilmu pasti, hanya
bisa meramalkan saja
Ism


 Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

 karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa
 Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi
 dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh
 Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat
 di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
 mengumpulkan
 data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
 daerah aman,
 dan
 ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
 pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas.
 Soffian ikut mendampingi Gubernur
 Jatim
 dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi
 dalam wawancara
 dg
 wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring
 lewat sms dg
 kawan2
 disana, sementara ini info awalnya adalah:
 - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
 - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai
 rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir
 bandang)
 - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada
 catchment 4130HA lewat sungai dangkal sehingga
 mengakibatkan destruction
 - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas
 banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya
 - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya
 SCFM tadi pagi jam
 7
 tentang masalah Banjir Bandang Jember
 - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men
 Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke
 Jember.
 Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di
 Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang

 Note:
 Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena
 bencana
 lingkungan
 yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang
 amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan
 hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah
 kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
 TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI)
 termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan
 gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting
 IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa
 Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya
 bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus
 menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang
 seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
 sebagai
 pelindung pengayom rakyatnya.

 Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan
 informasi yang
 anda
 punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

 Salam

 adb

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari
 To:
 Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
 Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
 Alam


 Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
 Gimana ?
 rdp
 -- 
 --
 -
 HARIAN ANALISA
 Edisi Rabu, 4 Januari 2006

 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

 Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto
 Wijoyo menilai
 banjir
 bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang
 mengungsi, dan 500-an
 orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana
 ekologi.

 Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti
 kesalahan
 Tuhan,
 apa
 mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir
 bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati
 Jember harus dimintai
 pertanggungjawaban,
 katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

 Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga
 (Unair) Surabaya itu,
 bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir,
 longsor, dan bencana
 lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

 Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak
 secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki
 kebijakan untuk mencegah bencana
 lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki
 manajemen penataan
 lingkungan, katanya.

 Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya
 itu menyatakan banjir
 bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem
 ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari
 kepala daerah setempat.

 Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan
 menyebut kebijakan
 lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau
 walikota terdahulu, namun
 dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya
 melakukan
 koreksi
 atas
 kebijakan yang salah, katanya.

 Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan
 menjadi
 gundul.
 Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya
 katakan setan gundul,
 karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh
 hukum, karena 

RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-05 Terurut Topik Arief Budiman
Koreksi mas Ismail,
Geologi memang bukan matematika dan tidak 100% matematis, tapi dia
adalah ilmu pasti.
Sama dengan fisika, kimia, biologi, astronomi, Geologi adalah ilmu alam
yg disiplin pada hukum alam.  Hukum alam adalah hukum yg pasti karena
dia taat pada hukum Tuhan.

Masalahnya adalah kita belum mampu memastikan kesimpulan yg kita buat
berdasarkan data, alat/teknologi, dan menthods yg kita miliki.
Begitu mas menurutku

Btw, Lebaran haji pulang ke kadirejo gak?
(jawab via japri aja mas)

Salam,
 
 
ARIEF BUDIMAN
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone   : (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
Home: (021) 809 2618
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, January 06, 2006 8:40 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


  gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar
  akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu
  benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita
  harus benar-benar sakti.
=
inilah persoalannya, karena geologi bukan ilmu pasti, hanya
bisa meramalkan saja
Ism


 Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

 karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa
 Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi
 dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh
 Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat
 di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
 mengumpulkan
 data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
 daerah aman,
 dan
 ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
 pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas.
 Soffian ikut mendampingi Gubernur
 Jatim
 dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi
 dalam wawancara
 dg
 wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring
 lewat sms dg
 kawan2
 disana, sementara ini info awalnya adalah:
 - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
 - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai
 rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir
 bandang)
 - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada
 catchment 4130HA lewat sungai dangkal sehingga
 mengakibatkan destruction
 - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas
 banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya
 - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya
 SCFM tadi pagi jam
 7
 tentang masalah Banjir Bandang Jember
 - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men
 Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke
 Jember.
 Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di
 Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang

 Note:
 Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena
 bencana
 lingkungan
 yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang
 amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan
 hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah
 kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
 TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI)
 termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan
 gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting
 IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa
 Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya
 bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus
 menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang
 seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
 sebagai
 pelindung pengayom rakyatnya.

 Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan
 informasi yang
 anda
 punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

 Salam

 adb

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari
 To:
 Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
 Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
 Alam


 Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
 Gimana ?
 rdp


-- --
 -
 HARIAN ANALISA
 Edisi Rabu, 4 Januari 2006

 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

 Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto
 Wijoyo menilai
 banjir
 bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang
 mengungsi, dan 500-an
 orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana
 ekologi.

 Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti
 kesalahan
 Tuhan,
 apa
 mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir
 bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati
 Jember harus dimintai
 pertanggungjawaban,
 katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

 Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga
 (Unair) Surabaya itu,
 bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir,
 longsor, dan bencana
 lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

 Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak
 secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki

RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Iman Argakoesoemah

Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa bonyok Cing ... 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
Gimana ?
rdp
-
HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 4 Januari 2006

Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir
bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an
orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi.

Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa
mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu
bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban,
katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu,
bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana
lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum
terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana
lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan
lingkungan, katanya.

Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir
bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang
diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat.

Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan
lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun
dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi atas
kebijakan yang salah, katanya.

Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul.
Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan gundul,
karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh hukum, karena aparat-nya
tak beres, katanya.

Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk lebih tepat dikatakan
sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang menuntut adanya
pertanggungjawaban dari kepala daerah dan sejumlah kepala dinas.

Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain kepala dinas kehutanan
(kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas pertamanan atau lingkungan,
dan kepala dinas lainnya yang terkait dengan masalah ekologi, katanya.

Sama halnya dengan bupati/walikota, katanya, para kepala dinas itu dapat saja
mengelak bahwa mereka bukan pelaku di lapangan, namun polisi tetap dapat
menjerat mereka dengan kesalahan mereka sebagai pemangku hutan atau pemangku
wilayah.

Jadi, polisi dapat menuntut kadishut secara hukum dengan adanya bencana banjir
bandang dan hutan gundul sebagai bukti yuridis, apalagi bupati/walikota dalam
konteks otonomi daerah juga menjadi pemegang otoritas kewilayahan, katanya.
(Ant)
--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. 

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku rasa ada tiga point utama :
- GeoResources (paling sering didiskusikan)
- GeoHazard (paling jarang didisikusikan)
- GeoData (sedang didiskusikan)

Menjalankan tugas IAGI bisa banyak jalan Kang Iman,
- advokasi,
- sosialisasi kewaspadaan, atau
- implementasi turun langsung ke lapangan.

Tiga pilar ini yg harus
- serasi
- selaras
- seimbang

RDP
kok cuman tiga ya, mestinya kan tujuh ... upst !

On 1/4/06, Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa bonyok Cing ... 

 -Original Message-

 Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
 Gimana ?
 rdp
 -

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Andang Bachtiar
Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu
masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan
data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan
ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim
dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg
wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2
disana, sementara ini info awalnya adalah:
- hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
- sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH
bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
- curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA
lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
- pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
bandang pada periode-periode sebelumnya
- siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7
tentang masalah Banjir Bandang Jember
- besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes
di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan
korban sudah mencapai 6 orang

Note:
Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan
yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi
gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana
geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai
pelindung pengayom rakyatnya.

Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda
punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

Salam

adb

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
Gimana ?
rdp

-
HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 4 Januari 2006

Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir
bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan
500-an
orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi.

Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan,
apa
mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu
bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai
pertanggungjawaban,
katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
itu,
bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan
bencana
lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum
terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah
bencana
lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen
penataan
lingkungan, katanya.

Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan
banjir
bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang
diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat.

Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut
kebijakan
lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu,
namun
dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi
atas
kebijakan yang salah, katanya.

Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul.
Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan
gundul,
karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh hukum, karena
aparat-nya
tak beres, katanya.

Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk lebih tepat
dikatakan
sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang menuntut adanya
pertanggungjawaban dari kepala daerah dan sejumlah kepala dinas.

Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain kepala dinas
kehutanan
(kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas pertamanan atau
lingkungan,
dan kepala dinas lainnya yang terkait 

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Noor Syarifuddin
Beh,
Mungkin akan lebih baik kalau IAGI juga bisa bersifat antisipatif dan bukan
reaktif. Jadi bukan setelah banjir kita memberi penjelasan, tapi lebih ke
arah membuat kajian untuk memprediksi bencana itu. Hal ini kemudian
direkomendasikan hal itu ke pemda dan publikasikan di koran.
Kalau gak digubris dan kemudian ada kejadian kita bisa tuntut pemdanya lewat
class action.

Karena kalau begini yang salah ya rakyat terus, kenapa kok mereka bikin
rumah di jalur banjir bandang... lha rakyat mana tahu itu jalur banjir
bandangjangan-jangan asuransi juga jadi gak mau bayar...:-(.

salam prihatin,



- Original Message -
From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 10:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


 Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

 karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
 bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
 dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu
 masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan
 data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
 ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
 sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur
Jatim
 dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara
dg
 wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg
kawan2
 disana, sementara ini info awalnya adalah:
 - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
 - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH
 bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
 - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA
 lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
 - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
 bandang pada periode-periode sebelumnya
 - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam
7
 tentang masalah Banjir Bandang Jember
 - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes
 di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
 Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan
 korban sudah mencapai 6 orang

 Note:
 Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan
 yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
 dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
 masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
 TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi
 gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
 rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
 bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana
 geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
 usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
 pelindung pengayom rakyatnya.

 Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
 punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

 Salam

 adb

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
 Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


 Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
 Gimana ?
 rdp
 --
--
 -
 HARIAN ANALISA
 Edisi Rabu, 4 Januari 2006

 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

 Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai
banjir
 bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan
 500-an
 orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi.

 Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan
Tuhan,
 apa
 mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu
 bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai
 pertanggungjawaban,
 katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.

 Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
 itu,
 bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan
 bencana
 lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.

 Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum
 terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah
 bencana
 lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen
 penataan
 lingkungan, katanya.

 Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan
 banjir
 bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang
 diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat.

 Boleh saja, bupati

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik B. Pujasmadi
Biasanya masyarakat cuek aja kalau diberitahu potensi bahaya di pemukiman 
mereka. Apalagi kalau sudah pernah terbukti, bahwa warning yang diberikan tidak 
menjadi kenyataan. 
   
  Ada kendala yang sangat mendasar, sehingga tata kota atau tata ruang tidak 
bisa berjalan, antara lain:
  -pertumbuhan pemukiman di negeri kita memang tidak diatur dengan baik 
(kalaupun diatur, cenderung tidak konsisten, atau tidak ada upaya pemaksaan 
(enforcement) kepada community yang menempati),
  -budaya pemukiman tradisional yang tidak pernah mengindahkan bahaya, atau 
bahkan cenderung mendekati daerah bahaya, dengan alasan kemudahan mendapatkan 
fasilitas hidup sehari-hari (misalnya membuat pemukiman dekat sumber air/sungai 
yang rawan banjir).
  -budaya masyarakat yang menganggap bencana sebagai takdir, yang tidak perlu 
ditakuti, tapi harus diterima dengan pasrah.
  -faktor ekonomi, yang tidak memungkinkan pindah dari tempat tinggal yang 
dikategorikan sebagai daerah bahaya ke tempat yang lebih aman.
  -adanya segelintir orang yang mau mengambil keuntungan ekonomi dengan 
mengabaikan potensi kerusakan alam yang ditimbulkan.
   
  Kendala yang sering timbul sehubungan dengan relokasi pemukiman dari tempat 
yang dianggap rawan bahaya  yang dihadapi aparat pemerintah diantaranya adalah 
kesulitan mengalokasikan dana untuk memindahkan pemukiman dari daerah yang 
dikategorikan riskan bencana alam tersebut, sampai benar-benar ada kejadian. 
  Mungkin ini tantangan buat gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang 
benar-benar akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu benar-benar 
datang. Dengan kata lain, geologiawan kita harus benar-benar sakti.
   
  Salam 
  Pujas
  

Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Beh,
Mungkin akan lebih baik kalau IAGI juga bisa bersifat antisipatif dan bukan
reaktif. Jadi bukan setelah banjir kita memberi penjelasan, tapi lebih ke
arah membuat kajian untuk memprediksi bencana itu. Hal ini kemudian
direkomendasikan hal itu ke pemda dan publikasikan di koran.
Kalau gak digubris dan kemudian ada kejadian kita bisa tuntut pemdanya lewat
class action.

Karena kalau begini yang salah ya rakyat terus, kenapa kok mereka bikin
rumah di jalur banjir bandang... lha rakyat mana tahu itu jalur banjir
bandangjangan-jangan asuransi juga jadi gak mau bayar...:-(.

salam prihatin,



- Original Message -
From: Andang Bachtiar 
To: 
Cc: 
Sent: Wednesday, January 04, 2006 10:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


 Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

 karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
 bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
 dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu
 masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan
 data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
 ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
 sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur
Jatim
 dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara
dg
 wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg
kawan2
 disana, sementara ini info awalnya adalah:
 - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
 - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH
 bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
 - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA
 lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
 - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
 bandang pada periode-periode sebelumnya
 - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam
7
 tentang masalah Banjir Bandang Jember
 - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes
 di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
 Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan
 korban sudah mencapai 6 orang

 Note:
 Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan
 yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
 dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
 masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
 TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi
 gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
 rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
 bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana
 geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
 usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
 pelindung pengayom rakyatnya.

 Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
 punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

 Salam

 adb

 - Original

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
gini saja...
iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa
yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor
,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota
iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya
kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   Syaiful Jazan |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   energi.com |
| |   |
| |   05/01/2006 07:39 AM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
  
|
  | 
   |
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id   
   |
  |   cc:   
   |
  |   Subject:  [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam 
   |
  
|





Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak
terlepas dari Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin
ilmu mana aja!),agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2
pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!!


Salam
SJN

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu
masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan
data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim
dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg
wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2
disana, sementara ini info awalnya adalah:
- hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
- sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH
bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
- curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA
lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
- pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
bandang pada periode-periode sebelumnya
- siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam
7
tentang masalah Banjir Bandang Jember
- besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes
di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan
korban sudah mencapai 6 orang

Note:
Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan
yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi
gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana
geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
pelindung pengayom rakyatnya.

Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

Salam

adb

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
Gimana ?
rdp


-
HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 4 Januari 2006

Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir
bandang di Jember

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik mohammad . syaiful

ya kalo andang sendiri, tentunya akan gempor rek...
nah, mas kartiko sendiri saja segera 'turun gunung' (kalo belum lho):
sosialisasikan geologi kepada sekolah (sd, smp, dll), lingkungan perumahan
(rt, rw, kelurahan), sampai dg tempat2 ibadah (masjid, gereja, dll). bukan
utk mengajak anak2 kita menjadi seorang geolog, tetapi paling tidak mereka
lebih peduli apa pun yg berkaitan dg ilmu kita ini. tentunya juga bukan
hanya mas kartiko, juga teman2 lainnya. ayo...

salam,
syaiful





Ferdinandus.KARTIKO-SAMODRO 

@total.comTo: 
iagi-net@iagi.or.id 
  cc: 
iagi-net@iagi.or.id   
01/05/2006 07:01 AM   Subject: Re: 
[iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam  
Please respond to iagi-net  









gini saja...
iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa
yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor
,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota
iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya
kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852

-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On 1/5/06, B. Pujasmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Biasanya masyarakat cuek aja kalau diberitahu potensi bahaya di pemukiman 
 mereka. Apalagi kalau sudah pernah terbukti, bahwa warning yang diberikan 
 tidak menjadi kenyataan.


False alarm/warning potentialy creates another disaster

Inilah yang saya kurang sreg dengan sistem early warning atau alarm.
Bahaya dari kesalahan warning atau alarm justru sering berpotensi
mendatangkan bencana. Akan lebih baik kalau masyarakat dibekali dengan
kewaspadaan (alert).
Alert lebih banyak ditujukan ke manusianya ketimbang alat atau
petugas. Alert will inherent within the person. Alarm is a such way to
put an alert to somebody else.

Jadi masyarakat tidak diberitahu tetapi dididik utk waspada.

RDP
Semua bisa ditunda kecuali pendidikan

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Surya, Sudana (TPC)
Kemaren sore, acara news  talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di
Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), SUDAH
ADA peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara
ternyata memang berada di ZONA MERAH yg artinya daerah dg potensi
bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n
sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa...
Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga.. 

Suro.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

gini saja...
iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi
apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi
(longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap
geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat
sekitarnya
kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   Syaiful Jazan |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   energi.com |
| |   |
| |   05/01/2006 07:39 AM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
 
---
-|
  |
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id
|
  |   cc:
|
  |   Subject:  [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
Alam|
 
---
-|





Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak
terlepas dari Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin
ilmu mana aja!),agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2
pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!!


Salam
SJN

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut
membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut
mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya
dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang
kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info
awalnya adalah:
- hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
- sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak
SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
- curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment
4130HA lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
- pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
bandang pada periode-periode sebelumnya
- siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi
jam
7
tentang masalah Banjir Bandang Jember
- besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan
MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara
dengan korban sudah mencapai 6 orang

Note:
Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang
amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya
ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena
PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA
(GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung
api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29
November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi
rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus
menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang
seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom
rakyatnya.

Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

Salam

adb

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent

RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Ngomong ngomong soal kambing nya mas Surya yang hitam dan ngilang
padahal udah di iket di masjid buat kurban besok, jadi terpikir alangkah
baiknya kalau semestinya mesjid-mesjid dan tempat ibadah lainnya seperti
gereja dan kelenteng di optimalkan daya gunanya sebagai pusat informasi
dan sosialisasi hal-hal yg berkaitan dengan bencana alam.  Karena
menurut hemat ana, bencana alam itu kan kodrat illahi / alami yang kita
semua tahu ada tertulis di kitab suci Al Quran (dan mungkin di kitab2
lainnya).  Akan sangat efektif bila instansi terkait membuatkan pamflet2
dan diserahkan secara simbolis melalui Pemda  ulama pemuka agama
tingkat kabupaten sebagai rangkaian aksi cegah tangkal barangkali
istilahnya gitu yahyaitu mengenai daerahnya masing2 ini sebenarnya
terletak di zona hijau, kuning, atau merah.

Akar rumput masyarakat paling bawah musti diberdayakan melalui pemuka2
agamanya yang diharapkan mendapatkan bimbingan tentang wawasan
kebencanaan alam sekitar tempat tinggalnya melalui pesan2 teknis
geologis yang agamis.  Misalkan berikan contoh peristiwa bencana gempa
Liwa, tsunami Aceh, banjir Situbondo, letusan G. Merapi, lalu kaitkan
dengan (mohon maaf) kalau Islam kaitkan dengan beberapa ayat tentang
bencana ataupun kiamat, dan manusia tidak boleh pasrah tanpa usaha nyata
kalau sudah tahu daerahnya rawan bencana.kan disadari bahwa sebagian
masyarakat akar rumput itu masih berpedoman pasrah kalau sudah terjadi
ya itu takdir.

Insya Allah masukan ini bisa direalisasikan oleh teman2 instansi terkait
di daerahnya masing2.

Wallahu'alam bissawwab,
Kuntadi

-Original Message-
From: Surya, Sudana (TPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, January 05, 2006 7:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

Kemaren sore, acara news  talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di
Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), SUDAH
ADA peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara
ternyata memang berada di ZONA MERAH yg artinya daerah dg potensi
bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n
sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa...
Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga.. 

Suro.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

gini saja...
iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi
apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi
(longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap
geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat
sekitarnya
kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   Syaiful Jazan |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   energi.com |
| |   |
| |   05/01/2006 07:39 AM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
 
---
-|
  |
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id
|
  |   cc:
|
  |   Subject:  [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
Alam|
 
---
-|





Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak
terlepas dari Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin
ilmu mana aja!),agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2
pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!!


Salam
SJN

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut
membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut
mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya
dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang
kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara

RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
masalahnya susahnya mencari peta bencana dan topographi itu yang jadi
masalah...
coba kalau ada di web
Apa peta bencana / topographi  termasuk peta komersial...?
atau mungkin saya yang belum ketemu...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852




 
  Surya, Sudana
 
  (TPC)   To:   iagi-net@iagi.or.id  
 
  [EMAIL PROTECTED]cc: 
  
  .bp.com Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam 

 
  05/01/2006 08:14  
 
  AM
 
  Please respond to 
 
  iagi-net  
 

 

 




Kemaren sore, acara news  talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di
Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), SUDAH
ADA peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara
ternyata memang berada di ZONA MERAH yg artinya daerah dg potensi
bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n
sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa...
Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga..

Suro.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

gini saja...
iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi
apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi
(longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap
geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat
sekitarnya
kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   Syaiful Jazan |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   energi.com |
| |   |
| |   05/01/2006 07:39 AM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---

---
-|
  |
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id
|
  |   cc:
|
  |   Subject:  [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
Alam|

---
-|





Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak
terlepas dari Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin
ilmu mana aja!),agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2
pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!!


Salam
SJN

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut
membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
pejabat-pejabat

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik Abdullatif Setyadi
Fungsi advokasi IAGI? Weleh-weleh, bisa masuk ke
wilayah hukum dan politik itu. 
Saya tidak pernah membaca AD/ART-nya IAGI, tapi kalau
fungsi advokasi dari organisasi profesional macam IAGI
apa tidak terlalu berat. Benturannya akan terlalu
besar...


--- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aku rasa ada tiga point utama :
 - GeoResources (paling sering didiskusikan)
 - GeoHazard (paling jarang didisikusikan)
 - GeoData (sedang didiskusikan)
 
 Menjalankan tugas IAGI bisa banyak jalan Kang Iman,
 - advokasi,
 - sosialisasi kewaspadaan, atau
 - implementasi turun langsung ke lapangan.
 
 Tiga pilar ini yg harus
 - serasi
 - selaras
 - seimbang
 
 RDP
 kok cuman tiga ya, mestinya kan tujuh ... upst !
 
 On 1/4/06, Iman Argakoesoemah
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa
 bonyok Cing ... 
 
  -Original Message-
 
  Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru
 ya.
  Gimana ?
  rdp
 

-
 

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina

(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy
 Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang
 Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M.
 Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan
 Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
 Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A.
 Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

-
 
 




__ 
Yahoo! DSL – Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-