RE: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi bencana, termasuk pabrik. Infrastruktur publik, seperti jalan dan rel kereta api, rusak. Tak terhitung kerugian sosial dan ekonomi yang diderita oleh rakyat Jawa Timur akibat petaka lumpur panas itu. Jika BP berjuang keras menghentikan kebocoran, sebaliknya semburan lumpur panas di Sidoarjo cenderung dibiarkan. Kita menyerah dan menganggap sebagai fenomena alam, seperti putusan Mahkamah Agung bahwa lumpur Lapindo adalah bencana alam. Bahkan, muncul ide dari Presiden Yudhoyono untuk menjadikan pusat semburan lumpur sebagai kawasan wisata. Bencana lumpur dianggap sebagai sesuatu yang layak jadi tontonan. Untuk mematikan semburan membutuhkan tekad dan kesungguhan dari pelaksana. Karena itu, kasus semacam ini sering
RE: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Pak Agus Apa sudah ada usaha kearah sana ? Kalau memang akan dilakukan siapa yang menanggung biaya - nya ? Lapindo atau Pemerintah. Si Abah Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi bencana, termasuk pabrik. Infrastruktur publik, seperti jalan dan rel kereta api, rusak. Tak terhitung kerugian sosial dan ekonomi yang diderita oleh rakyat Jawa Timur akibat petaka lumpur panas itu. Jika BP berjuang keras menghentikan kebocoran, sebaliknya semburan lumpur panas di Sidoarjo cenderung dibiarkan. Kita menyerah dan menganggap sebagai fenomena alam, seperti putusan Mahkamah Agung bahwa lumpur Lapindo adalah bencana alam. Bahkan, muncul ide dari Presiden Yudhoyono untuk menjadikan pusat
Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Tetapi samapai sekarang koq tidak ada usaha sama sekali utk ngebor miring utk mematikan semburan lumpur panas itu ya, seperti yg kejadian di Gulf Coast itu akan dilakukan pemboran beberapa sumur miring utk menutup sumber semburan minyak. wass, nyoto 2010/6/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Pak Agus Apa sudah ada usaha kearah sana ? Kalau memang akan dilakukan siapa yang menanggung biaya - nya ? Lapindo atau Pemerintah. Si Abah Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi
RE: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Waduh...punten Abah. itu hanya terlintas saja di benak saya, setelah baca email dari Abah. saya tidak tau apakah sudah ada yang melakukan feasibility study, merencanakan atau mencoba metoda2 itu disekitar semburan tersebut. mungkin bapak2 yang berwenang dan ahli metoda2 tersebut bisa sharing. terima kasih. salam agus -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: 21 June 2010 14:56 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Tetapi samapai sekarang koq tidak ada usaha sama sekali utk ngebor miring utk mematikan semburan lumpur panas itu ya, seperti yg kejadian di Gulf Coast itu akan dilakukan pemboran beberapa sumur miring utk menutup sumber semburan minyak. wass, nyoto 2010/6/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Pak Agus Apa sudah ada usaha kearah sana ? Kalau memang akan dilakukan siapa yang menanggung biaya - nya ? Lapindo atau Pemerintah. Si Abah Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air
RE: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Agus Menurut pendapat saya apa yang dinyatakan oleh Dr.Rubandini itu adalah tantangan terselubung kepada ahli kebumian (geologi dan geofisik) . Kalau kita dapat / tidak dapat memberikan gambaran detil dari geologi bawah permukaan dari Sumur BP - 1 SAAT ini maka olehlah kita menyerah dengan jalan , ya nunggu sampai terjadi keseimbangan secara natural. Tapi kan ini merugikan kehidupan masyarakat dan kerugian selanjutnya adalah ketidak percayaan masyarakat kepada para ahli ilmu kebumian kita. Apakah ada program terslubung (dalam artian belum disampaikan kepada masyarakat karena alasan alasan tertentu baik teknis maupun sosio - politis ??? , wallahu alam. Jadi konsep atau pemikiran para enjinir itu hanya akan ada dalam angan angan saja tanpa pembuktian apakah BISA atau TIDAK BISA, Apakah para ilmuwan dan enjinir kita akan menjadi orang semacam masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan , saat Christoper Columbus menemukan Amerika , dan dengan tersipu sipu akan berkata : Okhh begitu ya , saya juga bisa . Ingat Dongeng Telur Columbus Semoga saya salah. Semoga pak Awang (yang bayak dipergunjingka oleh beberapa pihak ) , mebela theori bahwa salah satu penyebab terjadinya Lumpur Lapindo adalah GEMPA , karena beliau membela salah satu kepentingan bersedia mengomentari pendapat saya itu. Semoga Sang Pencipta memberikan cahaya terang kepada ara ahli kebumian dalam memaknai dan mendalami serta mencari solusi Lumpur Lapindo ini. Wassalam . Si Abah Waduh...punten Abah. itu hanya terlintas saja di benak saya, setelah baca email dari Abah. saya tidak tau apakah sudah ada yang melakukan feasibility study, merencanakan atau mencoba metoda2 itu disekitar semburan tersebut. mungkin bapak2 yang berwenang dan ahli metoda2 tersebut bisa sharing. terima kasih. salam agus -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: 21 June 2010 14:56 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Tetapi samapai sekarang koq tidak ada usaha sama sekali utk ngebor miring utk mematikan semburan lumpur panas itu ya, seperti yg kejadian di Gulf Coast itu akan dilakukan pemboran beberapa sumur miring utk menutup sumber semburan minyak. wass, nyoto 2010/6/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Pak Agus Apa sudah ada usaha kearah sana ? Kalau memang akan dilakukan siapa yang menanggung biaya - nya ? Lapindo atau Pemerintah. Si Abah Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak
Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Aameeen . sehingga penderitaan rakyat Sidoardjo korban Lusi bisa segera teratasi bisa segera kembali kedalam kehidupannya yg normal lagi aameeen. wass, nyoto 2010/6/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Agus Menurut pendapat saya apa yang dinyatakan oleh Dr.Rubandini itu adalah tantangan terselubung kepada ahli kebumian (geologi dan geofisik) . Kalau kita dapat / tidak dapat memberikan gambaran detil dari geologi bawah permukaan dari Sumur BP - 1 SAAT ini maka olehlah kita menyerah dengan jalan , ya nunggu sampai terjadi keseimbangan secara natural. Tapi kan ini merugikan kehidupan masyarakat dan kerugian selanjutnya adalah ketidak percayaan masyarakat kepada para ahli ilmu kebumian kita. Apakah ada program terslubung (dalam artian belum disampaikan kepada masyarakat karena alasan alasan tertentu baik teknis maupun sosio - politis ??? , wallahu alam. Jadi konsep atau pemikiran para enjinir itu hanya akan ada dalam angan angan saja tanpa pembuktian apakah BISA atau TIDAK BISA, Apakah para ilmuwan dan enjinir kita akan menjadi orang semacam masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan , saat Christoper Columbus menemukan Amerika , dan dengan tersipu sipu akan berkata : Okhh begitu ya , saya juga bisa . Ingat Dongeng Telur Columbus Semoga saya salah. Semoga pak Awang (yang bayak dipergunjingka oleh beberapa pihak ) , mebela theori bahwa salah satu penyebab terjadinya Lumpur Lapindo adalah GEMPA , karena beliau membela salah satu kepentingan bersedia mengomentari pendapat saya itu. Semoga Sang Pencipta memberikan cahaya terang kepada ara ahli kebumian dalam memaknai dan mendalami serta mencari solusi Lumpur Lapindo ini. Wassalam . Si Abah Waduh...punten Abah. itu hanya terlintas saja di benak saya, setelah baca email dari Abah. saya tidak tau apakah sudah ada yang melakukan feasibility study, merencanakan atau mencoba metoda2 itu disekitar semburan tersebut. mungkin bapak2 yang berwenang dan ahli metoda2 tersebut bisa sharing. terima kasih. salam agus -Original Message- From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: 21 June 2010 14:56 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Tetapi samapai sekarang koq tidak ada usaha sama sekali utk ngebor miring utk mematikan semburan lumpur panas itu ya, seperti yg kejadian di Gulf Coast itu akan dilakukan pemboran beberapa sumur miring utk menutup sumber semburan minyak. wass, nyoto 2010/6/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Pak Agus Apa sudah ada usaha kearah sana ? Kalau memang akan dilakukan siapa yang menanggung biaya - nya ? Lapindo atau Pemerintah. Si Abah Mungkin dengan cara mendengarkan suara atau signal dari sumber lumpur dan juga rekahan yang terjadi akibat dorongan lumpur tersebut, bisa diketahui estimasi kedalaman sumbernya ataupun distribusi fracture yang ditimbulkan. mungkin beberapa metoda geofisika seperti : passive seismic, Microseismic, dan cross-well seismic atau tomography bisa di modifikasi dan diaplikasikan untuk mendengarkan suara2 rekahan atau pergerakan lumpur tersebut. prinsipnya sama seperti gempa. source nya sudah ada (tekanan lumpur dan rekahan), tinggal dibuat beberapa lubang sumur untuk memasang geophone (3 component) atau seismometer disekeliling semburan. yaaa...tentu perlu dievaluasi apakah metoda ini feasible atau tidak dengan keadaan yang ada. salam ags -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: 21 June 2010 12:22 To: iagi-net Subject: Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan
Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
OOH , kalau beliau memang dapat berbicara begitu krn memang wawasannya, akan tetapi tetap HARUS ada data geologi yang akan menuntun pemboran. Tantangan bagi ahli geologi untuk menyediakan data tsb. Bagaimana ya ? Si Abah. Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi bencana, termasuk pabrik. Infrastruktur publik, seperti jalan dan rel kereta api, rusak. Tak terhitung kerugian sosial dan ekonomi yang diderita oleh rakyat Jawa Timur akibat petaka lumpur panas itu. Jika BP berjuang keras menghentikan kebocoran, sebaliknya semburan lumpur panas di Sidoarjo cenderung dibiarkan. Kita menyerah dan menganggap sebagai fenomena alam, seperti putusan Mahkamah Agung bahwa lumpur Lapindo adalah bencana alam. Bahkan, muncul ide dari Presiden Yudhoyono untuk menjadikan pusat semburan lumpur sebagai kawasan wisata. Bencana lumpur dianggap sebagai sesuatu yang layak jadi tontonan. Untuk mematikan semburan membutuhkan tekad dan kesungguhan dari pelaksana. Karena itu, kasus semacam ini sering melahirkan pahlawan sejati, seperti yang dilakukan Wang Jin Xi tahun 1960 saat menanggulangi semburan di lapangan Daqing, China utara. Karena spirit dan inisiatifnya yang sangat kuat itu Jin Xi diberi gelar *Iron Man*. Berkat ldquo;pahlawan-pahlawanrdquo; itu pula kecelakaan serupa di Selat Timor, Utara Australia, September 2009, berhasil dihentikan. Hampir semua negara di dunia yang memiliki lapangan migas, puluhan kali terjadi kasus serupa, baik di Indonesia, di AS, Afrika, Eropa, maupun Asia. Semua semburan tersebut berhasil dijinakkan. Semburan migas yang tidak terkontrol dikenal dengan istilah *blow out*. Di Indonesia, ini pernah terjadi di kawasan laut, seperti di pantai Kalimatan Timur, pesisir Sumatra, dan pesisir Jawa. Semburan migas di Indonesia dan Selat Timor terjadi pada kedalaman laut hanya beberapa puluh meter air laut. Sebaliknya, semburan di Teluk Meksiko
Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi bencana, termasuk pabrik. Infrastruktur publik, seperti jalan dan rel kereta api, rusak. Tak terhitung kerugian sosial dan ekonomi yang diderita oleh rakyat Jawa Timur akibat petaka lumpur panas itu. Jika BP berjuang keras menghentikan kebocoran, sebaliknya semburan lumpur panas di Sidoarjo cenderung dibiarkan. Kita menyerah dan menganggap sebagai fenomena alam, seperti putusan Mahkamah Agung bahwa lumpur Lapindo adalah bencana alam. Bahkan, muncul ide dari Presiden Yudhoyono untuk menjadikan pusat semburan lumpur sebagai kawasan wisata. Bencana lumpur dianggap sebagai sesuatu yang layak jadi tontonan. Untuk mematikan semburan membutuhkan tekad dan kesungguhan dari pelaksana. Karena itu, kasus semacam ini sering melahirkan pahlawan sejati, seperti yang dilakukan Wang Jin Xi tahun 1960 saat menanggulangi semburan di lapangan Daqing, China utara. Karena spirit dan inisiatifnya yang sangat kuat itu Jin Xi diberi gelar *Iron Man*. Berkat ldquo;pahlawan-pahlawanrdquo; itu pula kecelakaan serupa di Selat Timor, Utara Australia, September 2009, berhasil dihentikan. Hampir semua negara di dunia yang memiliki lapangan migas, puluhan kali terjadi kasus serupa, baik di Indonesia, di AS, Afrika, Eropa, maupun Asia. Semua semburan tersebut berhasil dijinakkan. Semburan migas yang tidak terkontrol dikenal dengan istilah *blow out*. Di Indonesia, ini pernah terjadi di kawasan laut, seperti di pantai Kalimatan Timur, pesisir Sumatra, dan pesisir Jawa. Semburan migas di Indonesia dan Selat Timor terjadi pada kedalaman laut hanya beberapa puluh meter air laut. Sebaliknya, semburan di Teluk Meksiko berada pada kedalaman sekitar 1500 meter. Jadi, penangannya lebih sulit dan lebih mahal. Karena air laut yang harus ditembus begitu dalam, maka teknologi selubung menggunakan Riser, yaitu pipa yang menghubungkan dasar laut dengan permukaan yang memisahkan tercampurnya lumpur pemboran dari air laut. BOP (*blow out preventer*) atau alat pencegah semburan ditempatkan di dasar laut yang pengontrolannya dilakukan dari permukaan. Semburan dalam kasus di Teluk Meksiko ini sampai membuat Riser
Re: [iagi-net-l] Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo
Betul, saya juga membacanya sempat melihat ke bagian pojok bawah bhw itu adalah tulisan pak Rudi Rubiandini pakar drilling, tapi saya berfikir bhw krn pak Rudi bukan member milis ini, maka pak Taufik sebagai penyambung lidah, which is sah2 saja menurut saya. Wass, Nyoto Sent from my iPhone 3GS Powered by Maxis On Jun 19, 2010, at 20:24, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: Bah,,bukan kata saya lho...kata Dr.Rudi..itukan tulisannya beliau 2010/6/19 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh rekan OK Taufik banyak benarnya, apakah Pemerintah membiarkan ??? Saya tidak dapat menilai ,karena ini harus dijawab dengan mengemukakan apa yang selama ini dilakukan oleh BPLS. Nungkin sinyalemen ini benar mungkin juga tidak.'' Khusus mengenai dynamic drilling dengan relief well , kebetulan saya terlibat langsung, kerena pada saat kedua elief well akan menembus Puncak Formasi Parigi saya menjadi gological witness bersma dengan Pak Sungarna Suandar Alm. Ada yang sangat membedakan antara sumur Pasir Jadi - 1 dengan sumur Lapindo . Perbedaan yang paling mendasar adalah kita aktu itu tahu persis kondisi gologi , kedalaman lapisan yang menyebabkan blow out , karena dikealaman kl 500 meter itu , data seismik kita sangat akurat. SEBAGAI mana yang beberapa ali saya kemukakan dalam millis ini , bagaimana suatu operasi penanggulangan degan tekini drilling dapat dilakukan kalau kondisi geologi dibawah permukaan tidak diketahui. Semoga dapat menjadi pertimbangan Si Abah Menghentikan Semburan Lumpur Lapindo Senin, 31 Mei 2010 19:20 WIB Kebocoran dari pipa minyak bawah laut milik British Petroleum (BP) telah memasuki minggu ketujuh. Meskipun sulit, ahli-ahli di BP berjuang menutup kebocoran sumur bawah laut di Teluk Meksiko itu. Tak ingin reputasinya merosot, BP mengerahkan aneka upaya dan berbagai macam teknologi. Mereka optimistis kebocoran bisa dihentikan agar pesisir pantai Amerika Serikat tidak tercemar berat oleh tumpahan minyak. Semburan ini menjadi sorotan dunia, terutama terkait keselamatan migas. Maklum, dengan semburan 3.000-5.000 barrel minyak per hari, insiden ini merupakan pencemaran terburuk dalam sejarah AS, melampaui bencana tumpahan minyak dari kapal tanker Exxon Valdez pada 1989 yang menebarkan minyak di laut lebih dari 245.000 barrel. Pemerintah AS memperkirakan, 18 juta sampai 40 juta galon minyak mentah telah mencemari Teluk Meksiko. Akibat kejadian ini, Pemerintah Barack Obama mendapatkan tekanan berat dari oposisi, pencinta lingkungan, dan warga AS. Pemerintah Obama menekan BP agar terus berupaya menghentikan kebocoran. Obama tidak mau tahu, bahkan dengan tegas mengatakan penanganan kebocoran dan penanggulangan kerusakan lingkungan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP. Obama juga menebarkan optimisme: rdquo;Kami tidak akan menyerah sampai kebocoran bisa dihentikan, hingga air dan pantai-pantai dibersihkan, hingga orang-orang yang jadi korban bencana buatan manusia mendapatkan hidupnya kembali.rdquo; Kondisi kontras terjadi di Indonesia. Sejak empat tahun lalu, persisnya per 29 Mei 2006, kita dihadapkan kepada semburan lumpur panas yang terus terjadi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sekitar 600 hektare kawasan terkena dampak semburan lumpur panas tersebut. Ribuan keluarga terpaksa dipindahkan dari lokasi bencana, termasuk pabrik. Infrastruktur publik, seperti jalan dan rel kereta api, rusak. Tak terhitung kerugian sosial dan ekonomi yang diderita oleh rakyat Jawa Timur akibat petaka lumpur panas itu. Jika BP berjuang keras menghentikan kebocoran, sebaliknya semburan lumpur panas di Sidoarjo cenderung dibiarkan. Kita menyerah dan menganggap sebagai fenomena alam, seperti putusan Mahkamah Agung bahwa lumpur Lapindo adalah bencana alam. Bahkan, muncul ide dari Presiden Yudhoyono untuk menjadikan pusat semburan lumpur sebagai kawasan wisata. Bencana lumpur dianggap sebagai sesuatu yang layak jadi tontonan. Untuk mematikan semburan membutuhkan tekad dan kesungguhan dari pelaksana. Karena itu, kasus semacam ini sering melahirkan pahlawan sejati, seperti yang dilakukan Wang Jin Xi tahun 1960 saat menanggulangi semburan di lapangan Daqing, China utara. Karena spirit dan inisiatifnya yang sangat kuat itu Jin Xi diberi gelar *Iron Man*. Berkat ldquo;pahlawan-pahlawanrdquo; itu pula kecelakaan serupa di Selat Timor, Utara Australia, September 2009, berhasil dihentikan. Hampir semua negara di dunia yang memiliki lapangan migas, puluhan kali terjadi kasus serupa, baik di Indonesia, di AS, Afrika, Eropa, maupun Asia. Semua semburan tersebut berhasil dijinakkan. Semburan migas yang tidak terkontrol dikenal dengan istilah *blow out*. Di Indonesia, ini pernah terjadi di kawasan laut, seperti di pantai Kalimatan Timur, pesisir Sumatra, dan pesisir Jawa. Semburan migas di Indonesia dan Selat Timor terjadi pada kedalaman laut hanya beberapa puluh