RE: [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Mang Okim sangat beruntung dapat hadir di pertemuan Gedung Sate Bandung tanggal 3 Maret 2011 yang lalu , untuk mendengarkan presentasi Pak Agung dan team Turangga Seta (TS) tentang temuannya di Candi Cetho dan Candi Penataran . Presentasinya yang dilengkapi dengan tayangan power point yang begitu menarik , betul-betul membuat semua yang hadir termasuk Pak Wagub Jabar terperangah ( apalagi mang Okim - - - ta’ iya ! ). Temuan Pak Agung di kedua candi tersebut sangat orisinil dan tampaknya belum pernah tersentuh / disadari oleh para ahli sejarah kita sebelumnya. Pak Lutfi Yondri , ahli arkeologi yang penemu fosil manusia prasejarah di Situs Gua Pawon, sampai mengajak Pak Agung dan team untuk berbicara di Kongres Nasional Arkeologi yang akan dilaksanakan beberapa bulan yang akan datang. Dalam kaitannya dengan temuan Pak Agung dan team TS di Candi Cetho dan Candi Penataran ini, mang Okim kira tidak perlu ada pendamping ahli geologi karena mereka sangat ahli dalam menganalisa ukiran-ukiran di dinding candi dan membandingkannya dengan ukiran-ukiran sejenis di candi luar negeri. Sebaliknya, untuk kasus Piramida, mang Okim sangat menganjurkan agar ada pendamping ahli geologi yang pengamatan di lapangannya murni didasarkan kepada ilmu kebumian ( khususnya physical geology ). Dengan demikian maka team TS tidak perlu lagi minta bantuan para penunggu ghoib di lapangan dan melakukan penelitiannya di malam hari ( mereka memlesetkan teamnya sebagai alumnus MIT, singkatan dari Menyan Institute of Technology - - - silahkan baca di Google ). Salam cinta geo-arkeologi, Mang Okim From: Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] Sent: 21 Maret 2011 21:25 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Suatu hasil penelitian yang sangat sangat menarik dari Pak Agung dan Pak Timmy, saya pikir keahlian mereka dalam arkeologi sangat sangat outstanding. kalau misalnya dalam team mereka ada geologist yang bisa membantu, saya yakin kemajuan yang dicapai akan jauh lebih pesat. hayo siapa yang mau kerjsama dengan mereka? fbs _ From: Ikhsyat SYUKUR pr_i...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, March 21, 2011 2:45:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Powered by IAGIBerry® _ From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 21:12:43 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Salam ada tulisan menarik dari Pak Agung Bimo Sutejo tentang candi Cetho dan Penataran http://www.google.co.id/url?sa=t http://www.google.co.id/url?sa=tsource=webcd=5ved=0CCoQFjAEurl=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F21535421%2F929020521%2Fname%2FUNKNOWN_PARAMETER_VALUEei=2EmHTfQyjOytB_uDgCsusg=AFQjCNHvxYEscBjrdSkzowyTy4bHz7TgEg source=webcd=5ved=0CCoQFjAEurl=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F21535421%2F929020521%2Fname%2FUNKNOWN_PARAMETER_VALUEei=2EmHTfQyjOytB_uDgCsusg=AFQjCNHvxYEscBjrdSkzowyTy4bHz7TgEg
Re: [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran
Kalau di penggalian purbakala / arkeologi, apakah ada metode tidak langsung (geophysical method etc) yang bisa digunakan untuk memastikan kalau memang ada situs arkeologi di tempat tertentu sebelum dilakukan penggalian ? Ambil contoh gunung dengan piramida ... kalau memang disitu ada bentuk piramida/candi yang dibentuk dengan bahan batuan yang ada disekitarnya , apakah ada metoda geofisika ( magnetic/density etc) yang bisa digunakan untuk memastikan bentuknya sebelum digali / dikupas atau hanya bisa dilakukan dengan pengamatan mata di lapangan ? 2011/3/22 sujatmiko m...@cbn.net.id Rekan-rekan IAGI yang budiman, Mang Okim sangat beruntung dapat hadir di pertemuan Gedung Sate Bandung tanggal 3 Maret 2011 yang lalu , untuk mendengarkan presentasi Pak Agung dan team Turangga Seta (TS) tentang temuannya di Candi Cetho dan Candi Penataran . Presentasinya yang dilengkapi dengan tayangan power point yang begitu menarik , betul-betul membuat semua yang hadir termasuk Pak Wagub Jabar terperangah ( apalagi mang Okim - - - ta’ iya ! ). Temuan Pak Agung di kedua candi tersebut sangat orisinil dan tampaknya belum pernah tersentuh / disadari oleh para ahli sejarah kita sebelumnya. Pak Lutfi Yondri , ahli arkeologi yang penemu fosil manusia prasejarah di Situs Gua Pawon, sampai mengajak Pak Agung dan team untuk berbicara di Kongres Nasional Arkeologi yang akan dilaksanakan beberapa bulan yang akan datang. Dalam kaitannya dengan temuan Pak Agung dan team TS di Candi Cetho dan Candi Penataran ini, mang Okim kira tidak perlu ada pendamping ahli geologi karena mereka sangat ahli dalam menganalisa ukiran-ukiran di dinding candi dan membandingkannya dengan ukiran-ukiran sejenis di candi luar negeri. Sebaliknya, untuk kasus Piramida, mang Okim sangat menganjurkan agar ada pendamping ahli geologi yang pengamatan di lapangannya murni didasarkan kepada ilmu kebumian ( khususnya physical geology ). Dengan demikian maka team TS tidak perlu lagi minta bantuan para penunggu ghoib di lapangan dan melakukan penelitiannya di malam hari ( mereka memlesetkan teamnya sebagai alumnus MIT, singkatan dari Menyan Institute of Technology - - - silahkan baca di Google ). Salam cinta geo-arkeologi, Mang Okim *From:* Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] *Sent:* 21 Maret 2011 21:25 *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Suatu hasil penelitian yang sangat sangat menarik dari Pak Agung dan Pak Timmy, saya pikir keahlian mereka dalam arkeologi sangat sangat outstanding. kalau misalnya dalam team mereka ada geologist yang bisa membantu, saya yakin kemajuan yang dicapai akan jauh lebih pesat. hayo siapa yang mau kerjsama dengan mereka? fbs -- *From:* Ikhsyat SYUKUR pr_i...@yahoo.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Mon, March 21, 2011 2:45:52 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Powered by IAGIBerry® -- *From: *kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Mon, 21 Mar 2011 21:12:43 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] PIRAMIDA G. LALAKON DI BANDUNG : AKHIR SEBUAH HARAPAN Salam ada tulisan menarik dari Pak Agung Bimo Sutejo tentang candi Cetho dan Penataran http://www.google.co.id/url?sa=tsource=webcd=5ved=0CCoQFjAEurl=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F21535421%2F929020521%2Fname%2FUNKNOWN_PARAMETER_VALUEei=2EmHTfQyjOytB_uDgCsusg=AFQjCNHvxYEscBjrdSkzowyTy4bHz7TgEg * *
RE: [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran
Tentu saja ada metode2 geofisika untuk membantu penelitian2 arkeologi. Masalahnya adalah pada pemilihan metode yang tepat dan penafsiran yang baik. Ekskavasi arkeologi bersifat destruktif karena membongkar satu kawasan tertentu. Iya kalau ada artefak di dalamnya, akan berguna untuk ilmu pengetahuan; kalau tidak ada, ya hanya merusak. Maka sebelum menggali-gali dan membongkar-bongkar, ada baiknya melakukan penelitian2 dengan metode geofisika yang tepat, alat2 yang akurat, datanya diolah dengan benar, dan ditafsirkan dengan baik sebelum memulai membongkar-bongkar. Saat ini, ada banyak pilihan berbagai metode geofisika yang bisa digunakan untuk membantu para ahli arkeologi menjawab kecurigaannya, misalnya: METAL DETECTORS RESISTIVITY METHOD GROUND-PENETRATING RADAR (GPR) HIGH-FREQUENCY SEISMIC SOUNDING MAGNETOMETRY MICROGRAVITY AERIAL PHOTOGRAPHY AND IMAGERY Metode mana yang dipilih akan bergantung kepada keunggulan dan keterbatasan metode/alat, jenis artefak apa yang diharapkan, dan lingkungan medan/terrain sekitarnya. Untuk melakukan hal ini geophysicist dan archeologist harus berdiskusi, memutuskan mana yang tepat. Beberapa contoh kasus: undersea archeologist banyak menggunakan metal detector untuk menemukan harta karun yang ditinggalkan kapal-kapal yang karam ratusan tahun lalu. Semakin bagus coil dan power transmitternya, semakin peka metal detector, semakin dalam juga kemampuan penetrasinya, tetapi tetap ada batasannya, 15 ft adalah batasannya. GPR, pernah dilakukan beberapa kali untuk mendeteksi keberadaan bangunan di bawah tanah. Modern magnetometer cukup peka untuk mendeteksi perubahan 1 gamma saja dari medan magnetik sebesar 50,000 gamma. Magnetometer ini di Timur Tengah telah berjasa membantu menemukan situs2 kota yang dibangun dengan bata2 yang dibakar sebab ternyata batulempung yang dibakar menjadi bata punya anomali magnetik yang tinggi, dan tentu saja magnetometer sangat berguna untuk situs2 yang dibangun pada Zaman Besi. Foto udara dan processing citra telah membantu penemuan the Temple Mount di Yerusalem dengan cara pengolahan thermal infra-red images. Masalah lain adalah, banyak pembuat nonprofesional alat-alat geofisika itu yang ditawarkan kepada dunia arkeologi dengan harga yang relatif murah. Penelitian arkeologi bukanlah penelitian ekonomis seperti di perminyakan atau tambang yang pasti menggunakan peralatan yang akurat dan canggih. Penelitian2 arkeologi biasanya punya anggaran yang tidak besar, sering juga dibiayai oleh donasi dari yayasan2 tertentu. Maka pengadaan peralatan geofisika yang canggih tetapi mahal menjadi problem tersendiri. Maka ketika ada yang menawarkan alat2 yang murah, mereka menerimanya, padahal peralatannya tidak akurat. Di situlah problemnya. Salam, Awang From: kartiko samodro [mailto:kartiko.samo...@gmail.com] Sent: 22 Maret 2011 11:00 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Misteri di candi Cetho dan candi Penataran Kalau di penggalian purbakala / arkeologi, apakah ada metode tidak langsung (geophysical method etc) yang bisa digunakan untuk memastikan kalau memang ada situs arkeologi di tempat tertentu sebelum dilakukan penggalian ? Ambil contoh gunung dengan piramida ... kalau memang disitu ada bentuk piramida/candi yang dibentuk dengan bahan batuan yang ada disekitarnya , apakah ada metoda geofisika ( magnetic/density etc) yang bisa digunakan untuk memastikan bentuknya sebelum digali / dikupas atau hanya bisa dilakukan dengan pengamatan mata di lapangan ? 2011/3/22 sujatmiko m...@cbn.net.idmailto:m...@cbn.net.id Rekan-rekan IAGI yang budiman, Mang Okim sangat beruntung dapat hadir di pertemuan Gedung Sate Bandung tanggal 3 Maret 2011 yang lalu , untuk mendengarkan presentasi Pak Agung dan team Turangga Seta (TS) tentang temuannya di Candi Cetho dan Candi Penataran . Presentasinya yang dilengkapi dengan tayangan power point yang begitu menarik , betul-betul membuat semua yang hadir termasuk Pak Wagub Jabar terperangah ( apalagi mang Okim - - - ta' iya ! ). Temuan Pak Agung di kedua candi tersebut sangat orisinil dan tampaknya belum pernah tersentuh / disadari oleh para ahli sejarah kita sebelumnya. Pak Lutfi Yondri , ahli arkeologi yang penemu fosil manusia prasejarah di Situs Gua Pawon, sampai mengajak Pak Agung dan team untuk berbicara di Kongres Nasional Arkeologi yang akan dilaksanakan beberapa bulan yang akan datang. Dalam kaitannya dengan temuan Pak Agung dan team TS di Candi Cetho dan Candi Penataran ini, mang Okim kira tidak perlu ada pendamping ahli geologi karena mereka sangat ahli dalam menganalisa ukiran-ukiran di dinding candi dan membandingkannya dengan ukiran-ukiran sejenis di candi luar negeri. Sebaliknya, untuk kasus Piramida, mang Okim sangat menganjurkan agar ada pendamping ahli geologi yang pengamatan di lapangannya murni didasarkan kepada ilmu kebumian ( khususnya physical geology ). Dengan demikian maka team TS tidak perlu lagi minta bantuan para