Lhoh gak libur tah ? libur banjir, emang buswaynya jalan ? katanya
kebanjiran gak bisa lewat ?
Sorry, saya gak berkomentar mengenai problem resistivity anda, karena itu
problem khusus, perlu study detail dengan data2 yang lengkap, gak bisa hanya
dijawab lewat email yang data2nya gak komplit, nanti malah salah interpret
aja, bikin tambah bingung sampeyan
met nungguin busway ... masih hujan terus gak ?
wass,
On 2/5/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Bambang,
Saya bukan ekonom lho, saya cuma tertarik aja utak utik log. Baru pindah
profesi dari ngurusin ops jadi ngurusin kurva cacing.
Menarik untuk uraiannya. Kalo kondisinya seperti ini, langkah apakah yang
terbaik untuk menghitung Rt nya meningat DOI yang terdalam tidak selalu
mencerminkan resistivity yang lebih besar. Atau, bisakah kita pilih
diantara
kurva itu yang mempunyai pembacaan yang tertinggi yang bisa dikoreksi
untuk
dijadikan Rt, misal Rt3?
Masalah company mau bayar berapa untuk solve soal begini? he he he ...
saya
barusan memulai proyek ini untuk orang laen masih gratis sekarang ini,
lagi ngisi teka teki silang sembari menunggu busway lewat. Maaf, bukan
promosi... he he ...
On 2/4/07, Bambang Gumilar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Seperti biasa, mas Shofi ini seorang ekonom tulen. Dengan info yang
sesedikit mungkin dan dicicil tapi bisa dapat jawaban sebanyak dan
selengkap
mungkin... he..he..he..
Semua pandangan rekan-rekan di milis ini terhadap fenomena Rt Rshallow
sudah relevan. Ada banyak hal lain yang perlu diketahui sebelum mengerti
persoalan sebenarnya...
Karena data terbatas maka interpretasi bisa melebar kemana-mana.
Anything
possible (bukan iklan PGA lho). Mulai dari konfigurasi tool, sistem
lumpur
hingga faktor manusia - siapa tahu salah memberi label kurva saat
akuisisi
data logging (^_^).
1. HRLT dipasarkan untuk membaca resistivitas formasi dengan resolusi
tinggi. Tool bekerja dalam 6 mode ( 0 = membaca lumpur, 1-2-3 = shallow,
3-4
= medium, 5 = deep). Ada dua jenis arus (current) yang keluar dari tool
ke
formasi. Yang pertama measuring current dan satunya lagi focusing
current.
Jika ada arus2 ini terbentur formasi yang resistif maka ia akan berbalik
ke
lobang sumur dan ke tool. Makanya teknologi Lateralog yang lama
mengharuskan
tool terpisah (insulated) dari koneksi ke elektroda di permukaan. Tetapi
HRL
sekarang didisain sedemikian rupa agar tool's body-nya dapat menyerap
arus
mudik (eh... arus balik) untuk meminimalkan pengaruhnya pada pembacaan
oleh
elektroda.
Pertanyaan saya, jika di-run combo dengan tool lain bagaimana
konfigurasi
string waktu logging? Karena jika insulasi tidak sempurna, arus balik
dari
Karbonat (resistif) yang seharusnya diserap HRLT diculik oleh tools body
modul lain dan diteruskan ke permukaan. Sehingga Rt yang harusnya
resistitif
jadi 'pseudo conductive' karena elektroda di tool tidak membaca
informasi
yang sebenarnya. Terus kenapa R1, R2, R3 tidak ikutan membaca rendah
juga,
paling tidak konsisten lah, sama-sama turun? Jawabannya ada di salah
satu
jenis arus tadi, focussing.
2. Bagaimana dengan model lapisan dan kemiringan lapisan yang
dipenetrasi?
Apa ada data FMI? Karena jika lapisan miring (walaupun sumurnya
vertikal)
maka pembacaan resistivitas dari tool harus dikoreksi/proses lebih
lanjut,
proses yang dikenal sebagai resistivity modeling (populer di horizontal
wells). Lihat ilustrasi matriks berikut. Mudah-mudah bisa memberi
gambaran
yang saya maksudkan.
5 4 3 2 1 0 T 0 1 2 3 4 5
a C C C R R M T M R R C C C
b C C R R R M T M R C C C C
c C R R R R M T M C C C C R
d R R R R C M T M C C C R R
0,1,2,3,4 dan 5 = mode (~DOI; Depth Of Investigation)
a,b,c dan d = kedalaman
C = Conductive formation
R = Resistive formation
M = Mud (mudcake)
T = tool
pada kedalaman a, R1 = R2 R3 dst.
3. Bagaimana pembacaan HRLT anda di interval serpih, 100% serpih?
Seharusnya tidak ada efek invasi... kecuali efek geometri dinding sumur.
4. Tanya bossnya; HESS berani bayar berapa untuk orang yang bisa
mbantuin
mas Shofi?
-bg