[Id-ebook] SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya

2008-01-22 Terurut Topik Stepanus Kawihardja
Sedikit biografi dari pendiri Honda, cukup inspiratif.
Semoga berguna :)

-- 

Regards,
-=S.K=-

*SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya*
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu
terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini
menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki raja jalanan.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan Honda - Soichiro Honda -
diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih
Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa
yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan,
selalu menjauh dari pandangan guru. Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya
tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda, tutur
tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS
Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat
jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi
dan bermimpi...

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah,
tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak
tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi
melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin
menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
Hondaberhasil menciptakan sebuah
sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi
usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya
lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan
cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang
bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah
wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya
mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak
ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi
yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam,
dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu,
jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia
punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya
luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di
usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat
usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?
Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur,
dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan
itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian,
kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring
Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi
untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang
kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang
baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan
karena jarang mengikuti kuliah.

Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan
dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,
ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan
maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini
justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya,
niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun
tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk
mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus,
pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya.
Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal
Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga,
gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual
pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha
lain. Sayang 

Re: [Id-ebook] SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya

2008-01-22 Terurut Topik Bandoeng
Kayak pernah baca..

Nukil dari buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian yach?
Tp koq knp gak ditulis sumbernya?
Itung2 mbantu promosi itu buku yang udah best seller.. :)

On Tue, 2008-01-22 at 15:34 +0700, Stepanus Kawihardja wrote:
 Sedikit biografi dari pendiri Honda, cukup inspiratif.
 Semoga berguna :)
 
 -- 
 
 Regards,
 -=S.K=-
 
 *SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya*
 Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda
 selalu
 terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran
 ini
 menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki raja
 jalanan.
 
 Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan Honda - Soichiro
 Honda -
 diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur,
 lebih-lebih
 Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan
 siswa
 yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di
 depan,
 selalu menjauh dari pandangan guru. Nilaiku jelek di sekolah. Tapi
 saya
 tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,
 tutur
 tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS
 Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.
 
 Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia
 sempat
 jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus
 bermimpi
 dan bermimpi...
 
 Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
 bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
 Tengah,
 tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut
 (kakak
 tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
 penggilingan padi
 melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.
 
 Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
 berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
 ingin
 menyaksikan pesawat terbang.
 
 Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
 Hondaberhasil menciptakan sebuah
 sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi
 menjadi
 usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi
 fisiknya
 lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
 
 Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
 Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
 dan
 cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli
 yang
 bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu,
 menambah
 wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya
 mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini
 tidak
 ditampiknya.
 
 Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
 reparasi
 yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
 pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut
 malam,
 dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman
 itu,
 jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam
 goncangan. Ia
 punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya
 luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh
 dunia. Di
 usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
 
 Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
 membuat
 usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?
 Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
 bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
 Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak
 lentur,
 dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap
 kegagalan
 itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
 
 Kuliah
 
 Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
 kemudian,
 kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal
 Ring
 Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah
 lagi
 untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah
 pulang
 kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan
 yang
 baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya
 dikeluarkan
 karena jarang mengikuti kuliah.
 
 Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
 melainkan
 dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan
 pengaruhnya,
 ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan
 maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan.
 Penjelasan ini
 justru dianggap penghinaan.
 
 Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
 memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh
 malangnya,
 niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana.
 Ia pun
 tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk
 mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus,
 pabriknya terbakar dua kali.
 
 Namun, Honda 

Re: [Id-ebook] SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya

2008-01-22 Terurut Topik Stepanus Kawihardja
Wah itu dia, saya cari2 sumbernya ga ketemu sih.
Jadi ya posting apa adanya :)
Hanya sekedar mau sharing, tanpa ada niat sok tau :)

Regards,

-=S.K=-

2008/1/22 Bandoeng [EMAIL PROTECTED]:

   Kayak pernah baca..

 Nukil dari buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian yach?
 Tp koq knp gak ditulis sumbernya?
 Itung2 mbantu promosi itu buku yang udah best seller.. :)


 On Tue, 2008-01-22 at 15:34 +0700, Stepanus Kawihardja wrote:
  Sedikit biografi dari pendiri Honda, cukup inspiratif.
  Semoga berguna :)
 
  --
 
  Regards,
  -=S.K=-
 
  *SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya*
  Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda
  selalu
  terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran
  ini
  menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki raja
  jalanan.
 
  Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan Honda - Soichiro
  Honda -
  diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur,
  lebih-lebih
  Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan
  siswa
  yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di
  depan,
  selalu menjauh dari pandangan guru. Nilaiku jelek di sekolah. Tapi
  saya
  tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,
  tutur
  tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS
  Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.
 
  Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia
  sempat
  jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus
  bermimpi
  dan bermimpi...
 
  Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
  bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
  Tengah,
  tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut
  (kakak
  tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
  penggilingan padi
  melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.
 
  Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
  berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
  ingin
  menyaksikan pesawat terbang.
 
  Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
  Hondaberhasil menciptakan sebuah

  sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi
  menjadi
  usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi
  fisiknya
  lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
 
  Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
  Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
  dan
  cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli
  yang
  bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu,
  menambah
  wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya
  mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini
  tidak
  ditampiknya.
 
  Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
  reparasi
  yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
  pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut
  malam,
  dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman
  itu,
  jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam
  goncangan. Ia
  punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya
  luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh
  dunia. Di
  usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
 
  Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
  membuat
  usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?
  Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
  bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
  Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak
  lentur,
  dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap
  kegagalan
  itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
 
  Kuliah
 
  Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
  kemudian,
  kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal
  Ring
  Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah
  lagi
  untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah
  pulang
  kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan
  yang
  baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya
  dikeluarkan
  karena jarang mengikuti kuliah.
 
  Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
  melainkan
  dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan
  pengaruhnya,
  ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan
  maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan.
  Penjelasan ini
  justru dianggap penghinaan.
 
  Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
  memberikan kontrak, sehingga Honda 

RE: [Id-ebook] SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya

2008-01-22 Terurut Topik ureh
Sumbernya SWA

 

Wass, 
Ureh

be part of solutions, don't be part of problems

 

From: Id-ebook@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Bandoeng
Sent: 22 Januari 2008 15:46
To: Id-ebook@yahoogroups.com
Subject: Re: [Id-ebook] SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya

 



Kayak pernah baca..

Nukil dari buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian yach?
Tp koq knp gak ditulis sumbernya?
Itung2 mbantu promosi itu buku yang udah best seller.. :)

On Tue, 2008-01-22 at 15:34 +0700, Stepanus Kawihardja wrote:
 Sedikit biografi dari pendiri Honda, cukup inspiratif.
 Semoga berguna :)
 
 -- 
 
 Regards,
 -=S.K=-
 
 *SOICHIRO HONDA : Lihat Kegagalan Saya*
 Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda
 selalu
 terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran
 ini
 menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki raja
 jalanan.
 
 Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan Honda - Soichiro
 Honda -
 diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur,
 lebih-lebih
 Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan
 siswa
 yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di
 depan,
 selalu menjauh dari pandangan guru. Nilaiku jelek di sekolah. Tapi
 saya
 tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,
 tutur
 tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS
 Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.
 
 Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia
 sempat
 jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus
 bermimpi
 dan bermimpi...
 
 Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
 bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
 Tengah,
 tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut
 (kakak
 tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
 penggilingan padi
 melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.
 
 Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
 berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
 ingin
 menyaksikan pesawat terbang.
 
 Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
 Hondaberhasil menciptakan sebuah
 sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi
 menjadi
 usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi
 fisiknya
 lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
 
 Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
 Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
 dan
 cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli
 yang
 bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu,
 menambah
 wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya
 mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini
 tidak
 ditampiknya.
 
 Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
 reparasi
 yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
 pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut
 malam,
 dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman
 itu,
 jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam
 goncangan. Ia
 punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya
 luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh
 dunia. Di
 usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
 
 Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
 membuat
 usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?
 Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
 bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
 Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak
 lentur,
 dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap
 kegagalan
 itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
 
 Kuliah
 
 Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
 kemudian,
 kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal
 Ring
 Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah
 lagi
 untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah
 pulang
 kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan
 yang
 baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya
 dikeluarkan
 karena jarang mengikuti kuliah.
 
 Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
 melainkan
 dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan
 pengaruhnya,
 ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan
 maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan.
 Penjelasan ini
 justru dianggap penghinaan.
 
 Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
 memberikan kontrak, sehingga Honda berniat