[Ida-Krisna Show] Fwd: [daarut-tauhiid] In memoriam Ibunda Tersayang... 2

2005-09-09 Terurut Topik agus saputra

Note: forwarded message attached.





__
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
http://store.yahoo.com/redcross-donate3/

 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Life without art  music? Keep the arts alive today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/FXrMlA/dnQLAA/Zx0JAA/iPMolB/TM
~- 

=
Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day! -- Ida  Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 
---BeginMessage---




Ah Ibu……..
Kami yang dzolim Bu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mencontoh teladanmu yang senantiasa bangun 
pagi untuk sholat tahajjud dan berjamaah subuh dimasjid,
Meskipun pagi itu sedang hujan….

Kami yang dzolim Bu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mencontoh teladanmu untuk menjadikan hari-hari 
kami diterangi dengan bacaan Qur'an seperti engkau yang selalu 
membacanya sepulang dari sholat subuh di masjid, juga sepanjang 
waktu-waktu luangmu menjaga toko

Kami yang dzolim Ibu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mengasihi seperti engkau mengasihi…
Sehingga orang-orang mengenalmu sebagai seorang yang pemurah.

Dan sungguh lucu bukan, Bu?!….
Kalau kami mesti iri dengan seekor kucing yang setia menunggu 
kepulanganmu dari masjid dan toko…
Kucing yang dengan setia telah menantimu dari batas musholla dan 
mengiringimu di belakang saat engkau berjalan pulang.
Dan kami juga mesti heran Bu,
Bagaimana kucing itu bisa tetap setia duduk di depan pintu saat 
engkau mampir ke rumah bulek atau kakak?

Ah Ibu,
Sebungkus nasi goreng yang teronggok di gang samping rumah itu 
Ternyata sengaja engkau letakkan disana, untuk kucing itu….
Nampaknya itu adalah jamuanmu yang terakhir untuknya
Sedang kami saat itu malah ingin merebutnya.. 
Dan engkau katakan,
Sudahlah tidak mengapa, kalian juga tidak akan suka!
Nampaknya semua itu akan menjadi kenangan kami tentangmu Ibu.

Bu, kata orang 40 hari menjelang kematian,
Biasanya yang bersangkutan akan mendapat tanda, 
Apakah engkau juga mendapatkannya Ibu?
Tapi mengapa kami tidak melihat banyak perubahan padamu?
Ataukah kami yang kurang awas Ibu?

Yang kami tahu,
Engkau memang mulai jarang menonton sinetron Si Doel kesukaanmu,
Dan jarang kudengar tawa terkekeh-kekehmu saat melihat ulah konyol 
pemainnya. 
Suara televisi juga tidak lagi sekeras biasanya.

Kami hanya melihatmu sebagai orang tua yang bersemangat hidup tinggi.
Karena teman-temanmu di acara pengajian mingguan masih bertemu 
denganmu di minggu terakhir itu
Juga teman-temanmu di acara tahlil mingguan melihatmu begitu bersih 
dan cantik di pertemuanmu dengan mereka yang terakhir itu

Pagi hari saat sehatmu yang terakhir itu, kami juga tidak punya 
firasat apapun Ibu!
Seperti biasa engkau masih pergi berjamaah subuh ke masjid.
Dan engkau masih sempat ke pasar untuk membeli kebutuhan toko dan 
sayur-mayur untuk oleh-oleh
Karena pagi itu engkau berencana untuk pergi silaturahim dan melayat 
keluarga almarhum Ayah di luar kota.
Memang hari itu engkau sudah tidak puasa Rajab lagi setelah 
mengerjakannya selama 15 hari.
Dan aku yakin sebelum berangkatpun engkau telah mengerjakan sholat 
Dhuha seperti kebiasaanmu.
Jadi, bagaimana kami tidak melepasmu dengan lapang dada?
Karena engkau pergi dengan gembira bersama kakak dan adik Ayah?

Ibu,
Rasanya tidak akan pernah cukup aku menuliskan kenanganku atasmu.
Karena dari mereka yang datang melayatlah kami semakin mengenalmu.
Mereka menceritakan kenangan-kenangan baik mereka bersamamu
Disaat kami tidak hadir disisimu…

Tentang pemberian-pemberian yang engkau berikan kepada mereka
Tentang wakaf yang engkau buat untuk Pesantren Nurul Qolbi 
Tentang betapa engkau mengabaikan bagasimu sedang kakak-kakak dibuat 
sibuk mengurusnya kala mengantar kepergianmu menuju rumah Allah
Tentang bagaimana sulitnya mereka mengejar langkahmu yang begitu 
gesit saat di Mekkah.
Tentang engkau yang menjadi ternyata menjadi satu-satunya orang 
dalam kelompok hajimu yang menyelesaikan sholat Arbain.
Dan tentang hal-hal yang kami anggap remeh tapi engkau lakukan dan 
meninggalkan kesan mendalam dalam ingatan mereka tentangmu.
…..

Maka kalau Allah memanggilmu dalam waktu yang telah ditentukanNya,
Bagaimana kami tidak ridho?
Karena engkau sendiri ingin meninggal dunia tanpa membebani kami, 
anak-anakmu.

Tertinggal 

Re: [Ida-Krisna Show] Fwd: [daarut-tauhiid] In memoriam Ibunda Tersayang... 2

2005-09-09 Terurut Topik Mkp Bilal



SubhanAllah ya Robbi ... ya...Rahman, Ya Rohim.
saya membalas email ini dengan mata masi bsah dengan air mata

ya Robbi yang maha kasih dan Mulia lagi memuliakan 

Mas Agus... terima kasih atas kenangan ibunda Mas Agus... untuk di ShareOn 9/9/05, agus saputra [EMAIL PROTECTED]
 wrote:Note: forwarded message attached.__
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.http://store.yahoo.com/redcross-donate3/
 Yahoo! Groups Sponsor ~--Life without art  music? Keep the arts alive today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/FXrMlA/dnQLAA/Zx0JAA/iPMolB/TM~-=Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.Wish you have a Great Day! -- Ida  KrisnaJangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFMSenin - Jumat, pukul 
06.00 - 10.00 WIBSMS di 0818-333582=Yahoo! Groups Links* To visit your group on the web, go to:  
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/* To unsubscribe from this group, send an email to:  
[EMAIL PROTECTED]* Your use of Yahoo! Groups is subject to:  
http://docs.yahoo.com/info/terms/-- Forwarded message --From:uc [EMAIL PROTECTED]To:
[EMAIL PROTECTED]Date:Sat, 03 Sep 2005 01:08:42 -Subject:[daarut-tauhiid] In memoriam Ibunda Tersayang... 2



Ah Ibu……..
Kami yang dzolim Bu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mencontoh teladanmu yang senantiasa bangun 
pagi untuk sholat tahajjud dan berjamaah subuh dimasjid,
Meskipun pagi itu sedang hujan….

Kami yang dzolim Bu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mencontoh teladanmu untuk menjadikan hari-hari 
kami diterangi dengan bacaan Qur'an seperti engkau yang selalu 
membacanya sepulang dari sholat subuh di masjid, juga sepanjang 
waktu-waktu luangmu menjaga toko

Kami yang dzolim Ibu, maafkan kami!
Kalau kami belum bisa mengasihi seperti engkau mengasihi…
Sehingga orang-orang mengenalmu sebagai seorang yang pemurah.

Dan sungguh lucu bukan, Bu?!….
Kalau kami mesti iri dengan seekor kucing yang setia menunggu 
kepulanganmu dari masjid dan toko…
Kucing yang dengan setia telah menantimu dari batas musholla dan 
mengiringimu di belakang saat engkau berjalan pulang.
Dan kami juga mesti heran Bu,
Bagaimana kucing itu bisa tetap setia duduk di depan pintu saat 
engkau mampir ke rumah bulek atau kakak?

Ah Ibu,
Sebungkus nasi goreng yang teronggok di gang samping rumah itu 
Ternyata sengaja engkau letakkan disana, untuk kucing itu….
Nampaknya itu adalah jamuanmu yang terakhir untuknya
Sedang kami saat itu malah ingin merebutnya.. 
Dan engkau katakan,
Sudahlah tidak mengapa, kalian juga tidak akan suka!
Nampaknya semua itu akan menjadi kenangan kami tentangmu Ibu.

Bu, kata orang 40 hari menjelang kematian,
Biasanya yang bersangkutan akan mendapat tanda, 
Apakah engkau juga mendapatkannya Ibu?
Tapi mengapa kami tidak melihat banyak perubahan padamu?
Ataukah kami yang kurang awas Ibu?

Yang kami tahu,
Engkau memang mulai jarang menonton sinetron Si Doel kesukaanmu,
Dan jarang kudengar tawa terkekeh-kekehmu saat melihat ulah konyol 
pemainnya. 
Suara televisi juga tidak lagi sekeras biasanya.

Kami hanya melihatmu sebagai orang tua yang bersemangat hidup tinggi.
Karena teman-temanmu di acara pengajian mingguan masih bertemu 
denganmu di minggu terakhir itu
Juga teman-temanmu di acara tahlil mingguan melihatmu begitu bersih 
dan cantik di pertemuanmu dengan mereka yang terakhir itu

Pagi hari saat sehatmu yang terakhir itu, kami juga tidak punya 
firasat apapun Ibu!
Seperti biasa engkau masih pergi berjamaah subuh ke masjid.
Dan engkau masih sempat ke pasar untuk membeli kebutuhan toko dan 
sayur-mayur untuk oleh-oleh
Karena pagi itu engkau berencana untuk pergi silaturahim dan melayat 
keluarga almarhum Ayah di luar kota.
Memang hari itu engkau sudah tidak puasa Rajab lagi setelah 
mengerjakannya selama 15 hari.
Dan aku yakin sebelum berangkatpun engkau telah mengerjakan sholat 
Dhuha seperti kebiasaanmu.
Jadi, bagaimana kami tidak melepasmu dengan lapang dada?
Karena engkau pergi dengan gembira bersama kakak dan adik Ayah?

Ibu,
Rasanya tidak akan pernah cukup aku menuliskan kenanganku atasmu.
Karena dari mereka yang datang melayatlah kami semakin mengenalmu.
Mereka menceritakan kenangan-kenangan baik mereka bersamamu
Disaat kami tidak hadir disisimu…

Tentang pemberian-pemberian yang engkau berikan kepada mereka
Tentang wakaf yang engkau buat untuk Pesantren Nurul Qolbi 
Tentang betapa engkau mengabaikan bagasimu sedang kakak-kakak dibuat 
sibuk mengurusnya kala mengantar kepergianmu menuju rumah Allah
Tentang bagaimana sulitnya mereka mengejar langkahmu yang begitu 
gesit saat di Mekkah.
Tentang engkau yang menjadi ternyata