Re: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua
Waktu awal saya nikah, saya tinggal bersama orang tua istri saya (mertua). Ya seperti keluarga ibu Yuyun. Hanya saja, saya sebagai pendatang baru...persis seperti suami ibu Yuyun. Pendapat saya : Enaknya ? yang jelas istri sayasuka (sama seperti Ibu Yuyun kali..merasa enak, hati nyaman tentram dan bahagia), anak-anak udah pasti ada yang jaga, ada yang ngurusin. Makanan sudah pasti ada. Pulang kantor tidak usah buru-buru -toh istri tidak akan ketakutan sendiri di rumah. Rumah nggak perlu dijaga (apanya yang dijaga, paraboran nggak punya-punyanya cuma tempat tidur dan lemari itupun ditaru di kamar. itupun tidak bisa relayout ), waktu malam menjelang tidur tidak perlu ngecek pintu pagar apakah sudah dikunci apa belumdsb dsb. Malah kalau dibilang waktu itu saya sedikit kurang bertanggung jawab. Mana pernah mikirin atau mencemaskan anak dan istri di rumah. Nggak enaknya ? intinya adalah saya merasa bukan seorang suami, bahkan bukan merasa diri saya lagi atau saya bukan manusia lagi (?). Pulang kantor istri boleh ada atau tidak ada di kamar (karena bisa saja sedang ngobrol dengan keluarganya sendiri). Kalau ada di kamar, itu karena kebetulan ada di kamar.bukan berarti ia menyambut atau sengaja menunggu, karena pada dasarnya ia tajut sendirian di kamar. Tidak bisa buka celana kerja sekenanya lantas leyeh-leyeh hanya pakai celana kolorSebaik apapun mertua melayani, memperhatian atau toleransinyasaya, bukan semakin enak tetapi semakin membuat risih...Kalau hoby ikan, tentu tidak mudah mencangkul halaman mertua untuk dibuat kolam. Tidak bisa seenaknya memalu paku ke tembok rumah... Parabotan rumah, kursi tamu meja belajar anak sudah nggak kepikir mau ditaruh dimana ??? kulkas ? (boleh beli tapi semua boleh ngisi dan semua boleh ambil), makanan kecil atau buah (boleh beli tanpa tahu apa bisa makan). alat-alat dapur...apalagi, tidak kepikir untuk beli. jangan harap bisa nyoba resep makanan Ida arimurti di dapur...apalagi mau bermesraan, senggol-senggolandengan istri di dapurmau ciuman di ruang tamu, ya nggak bisa, apalagi mau mandi bersama istri, mana bisa(bermesraan bisanya cuma di kamar...apa nggak bete). Jangan marahi anak sendiri apalagi memukul, karena selain dianggap melanggar ham bisa-bisa malah dimarahi mertua atau kalau mertuanya nggak berani...yah anaknya yang lari ke mertuakalau marahi istri harus lihat waktu dan ngomongnya jangan keras-keras (tapi kalau istri boleh teriak2 dan nangis terus pergi ke orang tuanya(he...)...dan masih banyak lagi...yang kalau tidak diimbangi dengan kepasrahan...bisa stress.(udah bagus kalau nggak selingkuh...). Ketidak enakan ini hanya versi saya. Kalau orang lain...bisa tanya suami Ibu YuyunKarena saya punya juga teman yang heppy2 saja tinggal dengan mertuanya... Tapi kalau dia tahu enaknya di rumah sendiri...dia tidak akan ingin kembali ke rumah orang tua...hidup menjadi lebih hiduplebih greget...eunnak tena - Original Message - From: Yuyun Maryuni To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 10, 2005 4:31 PM Subject: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua Dari menikah dulu kepingin sekali aku pisah rumah dengan kedua orang tuaku, tapi gak pernah bisa. Keluargaku emang keluarga besar dan kebetulan rumah kami juga cukup luas selain itu orangtuaku masih kolot dan masih pegang adat sundanya yang prinsipnya makan gak makan kumpul jadi otomatis aku, kakakku yg cowok ( yang telah berkeluarga /kami empat bersaudara) juga kedua adikku yg masih single masih numpang lah dirumah ortu. Ada enak ga enaknya sih, enaknya pertama rumah ortu lebih deket sama tempat kerjaku, kedua aku bisa mengurus ortu lebih dekat dan yang ketiga aku bisa nitip sama mama awasi/menjaga anak-anakku dirumah, kalo aku dan suami pergi kerja, karena mama tentunya lebih telaten mengawasi dan menjaganya ketimbang pembantu/pengasuh. Dan kalo anakku ada yang sakit aku bisa cek pulang dulu kerumah saat istirahat. Kebetulan aku end family gak suka pakai jasa pembantu karena aku juga kakak en adik-adikku lebih senang mengerjakan pekerjaan rumah sendiri-sendiri. Dari cuci baju, setrika menyapu mengepel dll ( habis kebiasaan dari kecil gak tergantung sama orang lain) padahal jaman aku kecil punya pembantu juga loh. Semua urusan dapur mama yang pegang karena kebetulan mamaku pinter masak, tapi kami anak-anaknya yang kasih uang belanjanya , mama Cuma belanja, masak en awasi anak-anak sementara kami bekerja,. Segala pembayaran pun dari telepon, listrik dll kami yang bayar dibagi empat gituloch! Gak enaknya paling, kalo mau mesra-mesraan sama suami masih suka kagok ( kitakan pemalu ), soalnya dirumah itu rame banget sepi-sepinya kalo udah teng 10 malem semua masuk kamar masing-masing tuh. Apalagi kalo mau ribut sama suami malu ih sama ortu juga Trus paling
RE: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua
Saya begitu nikah tahun 1983 langsung hidup mandiri walau hanya kost satu kamar tapi sangat bahagia bisa hidup mandiri dan Alhamdulillah sejakt tahun 1985 bisa punya rumah sendiri walau lewat KPR BTN. -Original Message-From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of M IRSYADSent: 10 Agustus 2005 23:52To: idakrisnashow@yahoogroups.comSubject: Re: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua Waktu awal saya nikah, saya tinggal bersama orang tua istri saya (mertua). Ya seperti keluarga ibu Yuyun. Hanya saja, saya sebagai pendatang baru...persis seperti suami ibu Yuyun. Pendapat saya : Enaknya ? yang jelas istri sayasuka (sama seperti Ibu Yuyun kali..merasa enak, hati nyaman tentram dan bahagia), anak-anak udah pasti ada yang jaga, ada yang ngurusin. Makanan sudah pasti ada. Pulang kantor tidak usah buru-buru -toh istri tidak akan ketakutan sendiri di rumah. Rumah nggak perlu dijaga (apanya yang dijaga, paraboran nggak punya-punyanya cuma tempat tidur dan lemari itupun ditaru di kamar. itupun tidak bisa relayout ), waktu malam menjelang tidur tidak perlu ngecek pintu pagar apakah sudah dikunci apa belumdsb dsb. Malah kalau dibilang waktu itu saya sedikit kurang bertanggung jawab. Mana pernah mikirin atau mencemaskan anak dan istri di rumah. Nggak enaknya ? intinya adalah saya merasa bukan seorang suami, bahkan bukan merasa diri saya lagi atau saya bukan manusia lagi (?). Pulang kantor istri boleh ada atau tidak ada di kamar (karena bisa saja sedang ngobrol dengan keluarganya sendiri). Kalau ada di kamar, itu karena kebetulan ada di kamar.bukan berarti ia menyambut atau sengaja menunggu, karena pada dasarnya ia tajut sendirian di kamar. Tidak bisa buka celana kerja sekenanya lantas leyeh-leyeh hanya pakai celana kolorSebaik apapun mertua melayani, memperhatian atau toleransinyasaya, bukan semakin enak tetapi semakin membuat risih...Kalau hoby ikan, tentu tidak mudah mencangkul halaman mertua untuk dibuat kolam. Tidak bisa seenaknya memalu paku ke tembok rumah... Parabotan rumah, kursi tamu meja belajar anak sudah nggak kepikir mau ditaruh dimana ??? kulkas ? (boleh beli tapi semua boleh ngisi dan semua boleh ambil), makanan kecil atau buah (boleh beli tanpa tahu apa bisa makan). alat-alat dapur...apalagi, tidak kepikir untuk beli. jangan harap bisa nyoba resep makanan Ida arimurti di dapur...apalagi mau bermesraan, senggol-senggolandengan istri di dapurmau ciuman di ruang tamu, ya nggak bisa, apalagi mau mandi bersama istri, mana bisa(bermesraan bisanya cuma di kamar...apa nggak bete). Jangan marahi anak sendiri apalagi memukul, karena selain dianggap melanggar ham bisa-bisa malah dimarahi mertua atau kalau mertuanya nggak berani...yah anaknya yang lari ke mertuakalau marahi istri harus lihat waktu dan ngomongnya jangan keras-keras (tapi kalau istri boleh teriak2 dan nangis terus pergi ke orang tuanya(he...)...dan masih banyak lagi...yang kalau tidak diimbangi dengan kepasrahan...bisa stress.(udah bagus kalau nggak selingkuh...). Ketidak enakan ini hanya versi saya. Kalau orang lain...bisa tanya suami Ibu YuyunKarena saya punya juga teman yang heppy2 saja tinggal dengan mertuanya... Tapi kalau dia tahu enaknya di rumah sendiri...dia tidak akan ingin kembali ke rumah orang tua...hidup menjadi lebih hiduplebih greget...eunnak tena - Original Message - From: Yuyun Maryuni To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 10, 2005 4:31 PM Subject: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua Dari menikah dulu kepingin sekali aku pisah rumah dengan kedua orang tuaku, tapi gak pernah bisa. Keluargaku emang keluarga besar dan kebetulan rumah kami juga cukup luas selain itu orangtuaku masih kolot dan masih pegang adat sundanya yang prinsipnya "makan gak makan kumpul" jadi otomatis aku, kakakku yg cowok ( yang telah berkeluarga /kami empat bersaudara) juga kedua adikku yg masih single masih numpang lah dirumah ortu. Ada enak ga enaknya sih, enaknya pertama rumah ortu lebih deket sama tempat kerjaku, kedua aku bisa mengurus ortu lebih dekat dan yang ketiga aku bisa nitip sama mama awasi/menjaga anak-anakku dirumah, kalo aku dan suami pergi kerja, karena mama tentunya lebih telaten mengawasi dan menjaganya ketimbang pembantu/pengasuh. Dan kalo anakku ada yang sakit aku bisa cek pulang dulu kerumah saat istirahat. Kebetulan aku end family gak suka pakai jasa pembantu karena aku juga kakak en adik-adikku lebih senang mengerjakan pekerjaan rumah sendiri-sendiri. Dari cuci baju, setrika menyapu mengepel dll ( habis kebiasaan dari kecil gak tergantung sama orang lain) padahal
RE: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua
Title: Message Iya ya Pak Irsyad, lebih indah tinggal di rumah sendiri, soalnya kita jadi penguasa tunggal, bisa jadi suami beneran, kalau ada orang lain mungkin akan kagok he.he... Kalau saya begitu menikah, langsung tinggal di rumah dinas sampai 1987 -1993, setelah ke luar dari PNS, beli rumah kecil-kecilan, lalu dpt kredit pinjaman dari perusahaan tanpa bunga, sehingga bisa punya rumah hsl kredit yang agak memenuhi syarat kesehatan. Kalau dulu rumah type 4L (Lu-Lagi, Lu Lagi!) atau RS6 (Rumah Sederhana Sangat Sempit Sekali Susah Seng..) ngak tega meneruskannya. Rumah sendiri atau Mertua Indah atau Orangtua Indah yang penting dinikmati saja-lah, sehingga tetap enjoy. Salam, Sugiarto -Original Message-From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of M IRSYADSent: Thursday, August 11, 2005 1:52 PMTo: idakrisnashow@yahoogroups.comSubject: Re: [Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua Waktu awal saya nikah, saya tinggal bersama orang tua istri saya (mertua). Ya seperti keluarga ibu Yuyun. Hanya saja, saya sebagai pendatang baru...persis seperti suami ibu Yuyun. Pendapat saya : Enaknya ? yang jelas istri sayasuka (sama seperti Ibu Yuyun kali..merasa enak, hati nyaman tentram dan bahagia), anak-anak udah pasti ada yang jaga, ada yang ngurusin. Makanan sudah pasti ada. Pulang kantor tidak usah buru-buru -toh istri tidak akan ketakutan sendiri di rumah. Rumah nggak perlu dijaga (apanya yang dijaga, paraboran nggak punya-punyanya cuma tempat tidur dan lemari itupun ditaru di kamar. itupun tidak bisa relayout ), waktu malam menjelang tidur tidak perlu ngecek pintu pagar apakah sudah dikunci apa belumdsb dsb. Malah kalau dibilang waktu itu saya sedikit kurang bertanggung jawab. Mana pernah mikirin atau mencemaskan anak dan istri di rumah. Nggak enaknya ? intinya adalah saya merasa bukan seorang suami, bahkan bukan merasa diri saya lagi atau saya bukan manusia lagi (?). Pulang kantor istri boleh ada atau tidak ada di kamar (karena bisa saja sedang ngobrol dengan keluarganya sendiri). Kalau ada di kamar, itu karena kebetulan ada di kamar.bukan berarti ia menyambut atau sengaja menunggu, karena pada dasarnya ia tajut sendirian di kamar. Tidak bisa buka celana kerja sekenanya lantas leyeh-leyeh hanya pakai celana kolorSebaik apapun mertua melayani, memperhatian atau toleransinyasaya, bukan semakin enak tetapi semakin membuat risih...Kalau hoby ikan, tentu tidak mudah mencangkul halaman mertua untuk dibuat kolam. Tidak bisa seenaknya memalu paku ke tembok rumah... Parabotan rumah, kursi tamu meja belajar anak sudah nggak kepikir mau ditaruh dimana ??? kulkas ? (boleh beli tapi semua boleh ngisi dan semua boleh ambil), makanan kecil atau buah (boleh beli tanpa tahu apa bisa makan). alat-alat dapur...apalagi, tidak kepikir untuk beli. jangan harap bisa nyoba resep makanan Ida arimurti di dapur...apalagi mau bermesraan, senggol-senggolandengan istri di dapurmau ciuman di ruang tamu, ya nggak bisa, apalagi mau mandi bersama istri, mana bisa(bermesraan bisanya cuma di kamar...apa nggak bete). Jangan marahi anak sendiri apalagi memukul, karena selain dianggap melanggar ham bisa-bisa malah dimarahi mertua atau kalau mertuanya nggak berani...yah anaknya yang lari ke mertuakalau marahi istri harus lihat waktu dan ngomongnya jangan keras-keras (tapi kalau istri boleh teriak2 dan nangis terus pergi ke orang tuanya(he...)...dan masih banyak lagi...yang kalau tidak diimbangi dengan kepasrahan...bisa stress.(udah bagus kalau nggak selingkuh...). Ketidak enakan ini hanya versi saya. Kalau orang lain...bisa tanya suami Ibu YuyunKarena saya punya juga teman yang heppy2 saja tinggal dengan mertuanya... Tapi kalau dia tahu enaknya di rumah sendiri...dia tidak akan ingin kembali ke rumah orang tua...hidup menjadi lebih hiduplebih greget...eunnak tena = Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day! -- Ida Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 = SPONSORED LINKS Fm radio Station 2 base radio station way Business plan radio station Cb radio base station Radio station advertising
[Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua
From: Indra Surya [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua Rumah2 sendiri, makan2 sendiri, cuci piring sendiri, walau punya istri sendiri. Tapi kok mas bambang Ismoyo kalau pagi2, bangun tidak sendiri?. From: Monica A [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua hehehehehhe thanks GOD, saya enggak sendirian.. ternyata ada juga kaum Adam yangmerasa tidak nyaman tinggal di rumah mertua. (seperti Pak Irsyad) kirain cuma kaum hawa ajah yang sering merasa tidak nyaman tinggal di rumah mertua Mungkin enak atau tidak enaknya tinggal di rumah sendiri atau di rumah mertua itu tergantung kebutuhan masing-masing pasangan kali ya... Ada yang merasa nyaman-nyaman ajah tinggal di rumah mertua, ada juga yang rasanya seperti mau pingsan seperti yang pernah saya alami. Tetapi banyak juga yang memilih untuk berpisah dari orang tua setelah menikah dan tinggal di rumah sendiri, sekalipun sepetak kos-kosan seperti yang pernah dialami Pak Bambang (sekarang udah enggak nge kos lagi ya pak...hehehehhee). Ketidakcocokan bisa terjadi karena banyak hal : - perbedaan culturedan latar belakang istiadat ataupendidikan - tidak adanya saling menghormati atau menghargai - ketidaksiapan orang tua kalau anaknya menjadi milik orang sehingga orang tua merasa ditinggalkan , dsb. dsb.. Saya sendiri sejaksebelum menikah sudah mengajukan keberatan untuk tinggal di rumah mertua karena saya tidak terlalu mengenal mereka secara dekat dan takut terjadi ketidak cocokan. Tetapi karena suami beralasan dia adalah anak sulung, harus membawa istri ke rumah dan dia ingin merawat orang tuanya.. (emank orang tua saya enggak perlu dirawat ) maka dengan berat hati saya setuju. Selain itu, ada perkataan dari orangtuanya bahwa sebagai anak sulung, makasuami sayalah yang berhak untuk menempati rumah itu di kemudian hari selain karena suami saya membantu biaya pembangunan rumah. Tau apa yang terjaditiga hari menjelang hari pernikahan ?? Saya dimaki oleh bapak mertua perkara peletakan AC...Pasalnya karena rumah itu baru dibangun dan belum ada AC, maka kami membeli 2 unit AC dan berencana memasangnya satu unit di kamar bawah dan satu unit di kamar atas. Setiap lantai ada dua kamar tidur yang berdampingan dengan kisi-kisi (lobang angin) di bagian atas tembok pembagi,atas pemikiran mertua supaya cukuppasang satu unit AC yang bisa dishare untuk dua kamar.Di lantai bawah adalah kamar kami yang bersebelahan dengan kamar mertua. Waktu pemasangan, teknisi ACmengusulkan di atas jendela pipa pembuangan bisa langsung disalurkan ke luar selain itu hembusan AC bisa mengarah langsung ke kamar sebelah (kamar mertua) melalui kisi-kisi yang sudah tersedia. Tetapi bapak mertua ngotot untuk dipasang di bagian tembok yang tidak ada jendela. Dengan cara itu berartiharus memasang pipa pembuangansepanjang tembokdan itu tepat di atas kepala saya kalo tidur. Selain itu, hembusan AC memantul ke tembok lagi. Karena waktu itu suami saya di kantor, saya bertanya kepada dia lewat telpon dan dia setju dengan teknisi AC. Nah, dipasangah si ACsesuai dengan anjuran teknisi AC tersebut. Alhasil.. saya dimaki habis oleh bapak mertua saya karena dia berpikir saya melawan keinginan dia dan sok tau dan sebagainya. sedihnya waktu itu calon suami saya gak ada di TKP. Saya tidak tau harus bagaimana karena di dalam otak saya waktu itu masih berkata supaya saya tidak melawan. Kemudian karena saya tidak tahan lagi, saya menelpon suami saya sambil terisak-isak dan saya bilang kalau saya mau pulang saja dan saya bilang kita batalkan saja rencana pernikahan kita. Singkat cerita, ketika calon suami saya pulang kantor, dia mengajak bicara bapaknya dan menjelaskan kenapa dia setuju dengan si teknisi AC, tetapidiakhiri dengan pertengkaran karena bapaknya menganggap anaknya melawan dan lebih membela saya dan saya dibilang pengaduan... Terus terang, waktu kejadian itu saya saya kaget sekali diperlakukan seperti itu dan tidak menyangka kalau bapaknya akan berlaku seperti itu. Hati saya marah sekali karena saya tidak terima diperlakukan begitu apalagi saya belum jadi menantunya.. dan saya berkata dalam hati kalau saya tidak mau menginjak rumah itu lagi, sehingga saya mengajukan gugatan cerai sebelum pernikahan... heheheehe. Tetapi setelah suami saya berusaha menjelaskan sifat bapaknya, saya mencoba untuk memahami dan menerima sikapnya dengan lapang dada, akhirnya menikahlah kami dan saya tinggal di rumah mertua. Ternyata bulan madu dengan mertua tidak lebih dari tiga bulanhicks Ibu mertua selalu ribut uang kepada suami saya, padahal kami sudah membiayai 80% kebutuhan rumah tangga. Belum lagi ibu mertua yang selalu membela dua adik ipar (laki-laki) yang belum menikah tetapi bekerja. Ibu mertua selalu bilang kepada suami saya kalau adik-adiknya gajinya kecil dan tidak cukup untuk membantu biaya rumah tangga (padahal mereka bisa
[Ida-Krisna Show] Sharing Enaknya Rumah Sendiri vs Rumah Mertua
Dari menikah dulu kepingin sekali aku pisah rumah dengan kedua orang tuaku, tapi gak pernah bisa. Keluargaku emang keluarga besar dan kebetulan rumah kami juga cukup luas selain itu orangtuaku masih kolot dan masih pegang adat sundanya yang prinsipnya makan gak makan kumpul jadi otomatis aku, kakakku yg cowok ( yang telah berkeluarga /kami empat bersaudara) juga kedua adikku yg masih single masih numpang lah dirumah ortu. Ada enak ga enaknya sih, enaknya pertama rumah ortu lebih deket sama tempat kerjaku, kedua aku bisa mengurus ortu lebih dekat dan yang ketiga aku bisa nitip sama mama awasi/menjaga anak-anakku dirumah, kalo aku dan suami pergi kerja, karena mama tentunya lebih telaten mengawasi dan menjaganya ketimbang pembantu/pengasuh. Dan kalo anakku ada yang sakit aku bisa cek pulang dulu kerumah saat istirahat. Kebetulan aku end family gak suka pakai jasa pembantu karena aku juga kakak en adik-adikku lebih senang mengerjakan pekerjaan rumah sendiri-sendiri. Dari cuci baju, setrika menyapu mengepel dll ( habis kebiasaan dari kecil gak tergantung sama orang lain) padahal jaman aku kecil punya pembantu juga loh. Semua urusan dapur mama yang pegang karena kebetulan mamaku pinter masak, tapi kami anak-anaknya yang kasih uang belanjanya , mama Cuma belanja, masak en awasi anak-anak sementara kami bekerja,. Segala pembayaran pun dari telepon, listrik dll kami yang bayar dibagi empat gituloch! Gak enaknya paling, kalo mau mesra-mesraan sama suami masih suka kagok ( kitakan pemalu ), soalnya dirumah itu rame banget sepi-sepinya kalo udah teng 10 malem semua masuk kamar masing-masing tuh. Apalagi kalo mau ribut sama suami malu ih sama ortu juga Trus paling kalo sama kakak ipar, kalo doski lagi kesal sama kakakku doski suka cembetutin kita dan mama juga loch, kalo udah gitu mah kita sih adik-adiknya ngalah aja deh. Asalkan doski sama mama kita gak ada masalah dan tetap hormat. Untungnya mamaku orangnya sabar, gak cerewet juga gak pernah ikut campur urusan rumah tangga kami anak-anaknya . Buatnya yang penting bisa dekat sama cucu-cucunya, apalagi sekarang bapa kami telah tiada 6 bulan yang lalu jadi mama tinggal sendiri, kasihan mama kalau harus kesepian bila kita tinggalkan, paling enggak dengan begitu aku bisa ngebahagiain mama lewat kelucuan dan tingkah polah anak anak kami . Buatku tinggal dengan ortu ataupun sendiri sama aja asalkan selalu ada tenggang rasa, pengertian satu sama lain, hati kita akan nyaman , tentram en bahagia selalu . Salam, Yuyun Maryuni Start your day with Yahoo! - make it your home page = Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day! -- Ida Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 = SPONSORED LINKS Fm radio Station 2 base radio station way Business plan radio station Cb radio base station Radio station advertising YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "idakrisnashow" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.