Ida Arimurti Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka
Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka Keluarga Ahmad Arifandi Harahap, praja IPDN asal Medan yang dipecat bersama 6 rekannya dalam kasus kematian Cliff Muntu meminta 'suaka' dengan mendatangi Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi Sumatera Utara (Sumut), Muhyan Tambuse. Me- reka meminta bantuan hukum terhadap kasus anaknya. Mereka sudah datang beberapa hari lalu, menemui Pak Sekda Muhyan Tambuse. Inti-nya meminta bantuan dalam persoalan hukum yang kini dialami Ahmad Arifandi Harahap, ujar Kepala Badan Infomasi dan Komunikasi Sumut, Eddy Syofian seperti dilansir detik.com, Selasa (10/04). Eddy menjelaskan, sikap Pemprop Sumut sangat jelas. Meminta agar persoalan ini diselidiki dengan seksama. Dan jika memang tidak terbukti, maka hak-hak yang ber-sangkutan selaku praja IPDN harus dikembalikan seperti semula. Dalam kasus kematian Praja Wahyu Hidayat, empat tahun lalu, ada juga praja asal Sumatera Utara yang dinyatakan terlibat. Ternyata belakangan tidak terbukti. Dia bisa melanjutkan pendidikan kembali dan sudah tamat, kata Eddy. Disebutkan Eddy, saat ini ada 77 praja tingkat satu asal Sumatera Utara yang ada di IPDN Jatinangor. Setiap ta-hunnya, setiap praja itu di-biayai Rp 7,5 juta oleh kabu-paten atau kota yang merupa-kan daerah asal praja yang bersangkutan. Sebelumnya, kepada wartawan, Brigadir Polisi Satu Parel Harahap, orang tua Ahmad Arifandi Harahap menyatakan, pihaknya kini sedang berkordinasi dengan kuasa hukum guna mengusahakan penangguhan penahanan Arifandi yang kini ditahan Polres Sumedang, Jawa Barat. Parel yakin bahwa anaknya tidak mungkin terlibat dalam penganiayaan terhadap Cliff Muntu, sebab selama ini Arifandi yang biasa dipanggil Arif, tergolong anak yang baik dan alim.(dtc) [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Ayah..
Kisah ini terjadi disuatu pagi yang cerah, yaa.. mungkin tidak begitu cerah untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putri nya... Dia mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop bertuliskan untuk ayah diatas kasurnya.. perlahan dy mulai membuka surat itu... -- Ayah tercinta, Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya. Dy sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua (aq pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua). Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dy ayah dari anak di kandunganku saat ini. Dy memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama. Kami akan tinggal berpindah-pindah, dy punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dy juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dy bisa segera sembuh. Aq tahu dy juga punya cewek lain tapi aq percaya dy akan setia padaku dengan cara yang berbeda. Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iy, berikan bonekaku untuk adik, dy sangat menginginkannya. Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu... ps: Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai Rapotku yg buruk. Kalau ayah sudah menandatangani rapotku diatas meja, panggil aku ya...Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di tetangga sebelah. peace: Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]