Re: Bls: [IKBAL Al-Amien] hindari mencemohoh saudara sendiri

2009-06-15 Terurut Topik rifai Ipai
saudari vieta, membantu ana rasa bukan membatu deh, hehehe!





From: vieta agustina 
To: ikbal_alamien@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 15, 2009 7:38:02 AM
Subject: Bls: [IKBAL Al-Amien] hindari mencemohoh saudara sendiri





Diriwayatkan dari Ibnu Majah : Tahkah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah
pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi,
sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi
orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan"

perbedaan itu boleh saja, tapi kalau akhirnya berujung saling menjatuhkan dan 
merasa paling baik, saya sependapat dengan saudara abu ikrom, alangkah baiknya 
kalau kita saling membahu dan membatu, perbedaan boleh ada tapi jangan sampai 
menjatuhkan, apalagi sampai memutuskan tali silatur rahmi, na'udzubillah. . 
karena pada dasarnya tak ada yang paling jelek maupun paling bagus di dunia 
ini, tak ada yang paling benar dan yang paling salah...

ada sebuah kisah

Siapa paling jelek ??!
 
Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai. 
Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia 
menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh semua 
tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu 
lulus ", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau 
makhluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya 
santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari 
jawaban atas pertanyaan Kyai-nya. 
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di 
katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, " Inilah 
orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia 
mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum 
tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh 
memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik 
banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? 
Dia belum tentu lebih jelek dari saya. 
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg 
menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, " Ketemu 
sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, 
jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan   
gurunya. Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, 
habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh 
Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau 
aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih baik dari 
anjing itu. 
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat 
jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang 
paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus". 
Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita 
tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak 
sombong adalah Allah SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir  hidup kita 
nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada 
orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Allah.

 


 Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! 
   


  

Bls: [IKBAL Al-Amien] hindari mencemohoh saudara sendiri

2009-06-14 Terurut Topik vieta agustina
Diriwayatkan dari Ibnu Majah : Tahkah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah
pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi,
sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi
orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan"

perbedaan itu boleh saja, tapi kalau akhirnya berujung saling menjatuhkan dan 
merasa paling baik, saya sependapat dengan saudara abu ikrom, alangkah baiknya 
kalau kita saling membahu dan membatu, perbedaan boleh ada tapi jangan sampai 
menjatuhkan, apalagi sampai memutuskan tali silatur rahmi, na'udzubillah.. 
karena pada dasarnya tak ada yang paling jelek maupun paling bagus di dunia 
ini, tak ada yang paling benar dan yang paling salah...

ada sebuah kisah
Siapa paling jelek ??!

  
  Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada
  seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu
  ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan,
  kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau
  kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak
  Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau makhluk yang
  lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya
  santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari
  jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.
  Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan
  pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri
  berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku
  telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ".
  Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu,
  sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi
  Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak
  ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia
  belum tentu lebih jelek dari saya.
  Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan
  seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb.
  Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing
  ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira
  karena telah dapat jawaban atas pertanyaan   gurunya. Waktu akan
  tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis
  perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh
  Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg
  kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih
  baik dari anjing itu.
  Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai
  bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah
  guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek
  adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan
  lulus".
  Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih
  sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari
  orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Allah SWT. Karena kita
  tidak tahu bagaimana akhir  hidup kita nanti. Dengan demikian maka
  kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama
  ciptaan Allah.


 

















  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/