[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 28, Issue 17, Bunga Bank dan Riba

2007-03-15 Terurut Topik A. Marconi
PERTANYAAN HYPOTHETIK:

Jika bunga bank adalah riba yang dilaknat Allah swt dan kita harus
menjauhinya dan menjaga dengan waspada agar jangan sampai masuk dalam bagian
rizki yang kita kumpulkan secara halal, maka perlu dijawab persoalan nilai
lebih atau added value barang dagangan (produk industri) dan produk jasa
civiel society yang menjadi dasar penumpukan laba kapital dan qodar, ukuran,
kekejaman penghisapan manusia oleh manusia melalui jumlah nilai tambah
apresiasi produk kerja yang tidak dibayarkan oleh kapital. Apakah nilai
tambah, added value dan laba kapital tidak termasuk dalam salah satu jenis
riba, bila riba dihypothetikkan ada 73 jenis?

Semoga para ahli financial theory dan perbank-an Muslimin dapat menjawab dan
memberikan tafsiran ayat-ayat Allah swt yang melarang praktek riba dan
memakan riba lebih dekat kepada kehendak Allah swt.

Wassalam,
A.M
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 16, 2007 8:47 AM
Subject: is-lam Digest, Vol 28, Issue 17


> Send is-lam mailing list submissions to
> is-lam@milis.isnet.org
>
> To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> or, via email, send a message with subject or body 'help' to
> [EMAIL PROTECTED]
>
> You can reach the person managing the list at
> [EMAIL PROTECTED]
>
> When replying, please edit your Subject line so it is more specific
> than "Re: Contents of is-lam digest..."
>
>
> Today's Topics:
>
>1. APAKAH BUNGA BANK TERMASUK RIBA? (A Nizami)
>2. Hukuman Bagi Pelaku Riba (A Nizami)
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Thu, 15 Mar 2007 23:29:18 -0700 (PDT)
> From: A Nizami <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [is-lam] APAKAH BUNGA BANK TERMASUK RIBA?
> To: is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
>
>
http://konsultasi.wordpress.com/2007/02/02/apakah-bunga-bank-termasuk-riba-2
/
> APAKAH BUNGA BANK TERMASUK RIBA?
> Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Februari 2nd, 2007
>
> Pertanyaan :
> Assalamuâ?Talaikum wr. wb
> Saya saat ini bekerja pada salah satu bank swasta
> nasional (konvesional). Total masa kerja saya ± 14
> tahun di bidang perbankan (merskipun bukan pada satu
> institusi). Pada suatu malam di bulan Ramadhan 1427
> yang lalu saya mengikuti ceramah tarawih dengan materi
> tentang Ekonomi syariah. Sejak itu sampai sekarang
> saya selalu gelisah apabila mengingat salah satu inti
> ceramah itu yang menyebutkan bhwa bunga Bank adalah
> termasuk Riba yang dilarang oleh Allah swt.
> Saya saat ini telah berencana untuk berpindah
> pekerjaan ke sektor non perbankan karena saya takut
> apabila bunga Bank benar termasuk Riba, maka alangklah
> dosanya saya karena selama ini telah memberikan kepada
> istri anak dan keluarga saya rezeki yang tidak halal
> meskipun setiap kali berangkat bekerja saya selalu
> meniatkan beribdah memenuhi kewajiban saya sebagai
> keluarga untuk mencari rezeki yang halalan thoyiban.
> Billahi taufiq wal hidayah.
> Wassalamuâ?Talaikum wr. wb
> Yon ([EMAIL PROTECTED])
>
> Jawab :
>
>
>
> BUNGA BANK ADALAH RIBA
>
> Oleh : Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM
>
> Sabda Rasululullah SAW, â?oAkan datang kepada umat ini
> suatu masa nanti ketika orang-orang menghalalkan riba
> dengan alasan: aspek perda­gangan� (HR Ibnu Bathah,
> dari Al â?~Auzai).
>
> Pengantar
> Dalam kehidupan kaum Muslimin yang semakin sulit ini,
> memang ada yang tidak memperduli­kan lagi masalah
> halal dan haramnya bunga bank. Bahkan ada pendapat
> yang terang-terangan menghalalkannya. Ini dikarenakan
> keterlibatan kaum Muslimin dalam sistem kehidupan
> Sekularisme-Kapital­isme Barat serta sistem
> Sosialisme-Atheisme. Bagi yang masih berpegang teguh
> kepada hukum Syariat Islam, maka berusaha agar
> kehidupannya berdiri di atas keadaan yang bersih dan
> halal. Namun karena umat pada masa sekarang adalah
> umat yang lemah, bodoh, dan tidak mampu
> membeda-bedakan antara satu pendapat dengan pendapat
> lain­nya, maka mereka saat ini menjadi golongan yang
> paling bingung, diombang-ambing oleh berbagai pendapat
> dan pemikiran.
> Dalam tulisan yang singkat ini, ada beberapa aspek
> yang ingin diketengahkan tentang seputar masalah riba
> :
> Pertama, bunga riba dalam tinjauan sejarah. Akan
> dijelaskan secara singkat peran Bani Israil dan
> tingkah laku mereka dalam masalah riba.
> Kedua, diketengahkan kela­kuan orang-orang Yahudi
> dalam mengubah syariatnya sendiri (Hukum Allah SWT).
> Secara singkat akan dipaparkan peran kaum Yahudi dalam
> menghalalkan riba.
> Ketiga, masih dalam kerangka tingkah laku kaum Yahudi,
> diceritakan juga serba sedikit usaha-usaha mereka
> dalam membangun jaringan kehi­dupan dalam bidang
> ekonomi dan keuangan dunia, khususnya dalam bidang
> moneter dan perbankan.
> Keempat, mengetengah­kan bagaimana bank pada awalnya
> berdiri, serta keterlibat­an umat Islam Indonesia
> dalam masalah perbankan pada deka

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 26, Issue 86, Message:2

2007-01-24 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,

Selama ini mail box saya kebanjiran is-lam@milis.isnet.org bermuatan 
berita-berita perang Tim-Teng dan US politics controversions. Nggak apa-apa 
sih, setidaknya dapat mengenal macam-macam sajian berita yang kadang-kadang 
patut disimak. Nah alhamdulillahirobbi al-'alamiin ada kiriman pak IPD Wiska 
Susetio yang telah membuka ruang pemikiran.

Pendapat IPD Wiska Susetio tentang "Subject: Sikap yang proporsional" memang 
perlu suatu kejelasan bagi semua fihak. Maksud saya perlu dilakukan study 
akademis (usul research) tidak hanya dari segi Islamic theology tetapi juga 
dari berbagai bidang kajian ilmu-ilmu sosial dan kesejarahan. Sebab rasululloh 
Muhammad saw di atas panggung sejarah perkembangan masyarakat manusia yang 
belum menjadi MANUSIA (kapital letters sebagai interpretasi kata Arab Qurani: 
holiifatan fii al-ardzh) telah menjadi tokoh internasional selama hampir satu 
setengah millenium. Beberapa 'ulama Islamic theology dan Islamic history Muslim 
dari aba-abad ke IX AD hingga kini telah menulis buku-buku tentang bleger 
(bio-personality) beliau maupun tentang spiritual equilibrium beliau. Disamping 
itu juga banyak sarjana "ahli Islam" non-Muslim yang menulis pendapatnya 
tentang beliau. Kesemua pandangan dan "penilaian" terhadap pribadi, character 
dan integritas sebagai seorang pembaharu masyarakat dan pemikiran di Tim-Teng 
dan yang kemudian menjagad (berskala global) bagaimanapun juga telah berperanan 
di dalam mencabik-cabik "kemanunggalan, kesatuan organisatoris" kaum Muslimin 
(jika kita serius dan jujur terhadap diri sendiri dan ilmu pengetahuan 
sebenarnya masyarakat Muslimin pertama yang diorganisasi oleh rasululloh 
Muhammad saw di Madinah adalah suatu masyarakat yang tidak homogen di mana 
ikatan kaum-kerabat masih sangat kuat). Sehingga di dalam masyarakat Muslimin 
muncul berbagai aliran pemikiran, aliran politik, aliran spiritual dan aliran 
ekonomi yang kesemuanya berdasarkan interpretasi kepada Al-Dinu al-Islam. 
Apakah fakta sejarah demikian ini tak terhindarkan, seandainya sesudah wafat 
beliau ada tokoh pengganti yang sekharismatis beliau (katakan seandainya Ali 
ditunjuk rasululloh Muhammad saw menjadi pengganti beliau secara resmi di 
hadapan semua sahabat-sahabat beliau atau Fatimah putri beliau)? 

Jika dikaji sejarah dunia dan sejarah Indonesia sendiri, maka idealisasi di 
atas akan dijawab sebagai suatu ketidak mungkinan peristiwa dan statistik 
kejadian. Lantas bagaimana bersikap bagi kita seyogyanya? Kita kembalikan 
kepada Allah swt semua persoalan dan pemecahannya, setelah kita tidak mampu 
memahami persoalan dan jalan pemecahannya. Yaitu kepada firman Allah swt yang 
menyatakan bahwa "Seseorang tidak memikul dosa orang lain" dan "Dan janganlah 
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya". Dengan 
demikian maka kita akan mampu memperhatikan diri agar tidak melanggar kadar 
yang ditetapkan bagi kita, sehingga dapat hidup dalam keadaan relatif seimbang. 
Sudah tentu ini semua menuntut waktu yang tersedia dan kemampuan bagi kita 
untuk seumur hidup dapat BELAJAR guna mengakses sebanyak mungkin ilmu 
pengetahuan yang menjadi sarana bagi kehidupan kita yang dinamis dan mengalir 
seperti kata Socrates: Phantare! Kata-kata Socrates ini, walaupun dia seorang 
musyriq, sesungguhnya bersesuaian dengan realitas fayakuun yang berada hingga 
saat ini, termasuk manusia sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah swt masih 
terus berkembang secara micro-biologis pada DNA, sebagaimana ditunjukkan dari 
study lapangan ahir-ahir ini atas kelompok bangsa-bangsa Asia-Timur, Eropa dan 
Yoruuban Nigeria.

Masalah kultus terhadap rasul dan pemlotarian (peng-egalitarian) terhadap 
beliau sebagai manusia awam di dalam masyarakat Muslimin yang ada akan secara 
perlahan menjadi tak berarti apabila kaum Muslimin semakin mampu menguasai ilmu 
pengetahuan dan teknologi canggih. Implikasi penguasaan iptek akan mempromosi 
peningkatan kesadaran manusia alami ke kesadaran manusia ilmu pengetahuan. 
Kesadaran manusia ilmu pengetahuan akan memperhalus dan menyeimbangkan 
fluktuasi bolak-balik qolbu manusia yang entah berapa kurun waktu lagi yang 
diperlukan pada gilirannya akan mendorong peningkatan kesadaran manusia ilmu 
pengetahuan ke kesadaran manusia berahlaq yang mulia atau al-ahlaqu 
al-kariimah. Pada tahapan kesadaran manusia al-ahlaqu al-kariimah inilah 
manusia berubah kwalitasnya menjadi MANUSIA atau holiifatan fii al-ardzh. 
Tingkat setinggi ini adalah tingkat yang telah dicontohkan oleh para nabi dan 
rasul Allah swt yang pada gilirannya harus kita teladani tanpa tawar-menawar. 
Jika kita sadar akan tantangan realitas di luar kesadaran kita ini maka tidak 
ada jalan kompromi apapun terhadap semua kelemahan intelektual dan kelemahan 
spiritual kecuali Bismillahi al-Rohmani al-Rohiim merubah ahlaq kita manusia 
alami ke ahlaq (MANUSIA) holiifatan fii al-ardzh.

Wassalam,
A.M



> An HTML attachment was scrubbed...
> URL: 
> http://abangadek.

[is-lam] Re:Paus Benedictus: Dari Hati Busuk keluar Ucapan Busuk

2006-09-18 Terurut Topik A. Marconi



Assalammu'alaikum wr wb,
 
Pak Hari Sufehmi yang terhormat,
 
Mohon dengan hormat agar Pak Hari Sufehmi dapat 
memperpanjang usus dan memperluas bidang dadanya dan ingat akan Surah 
Al-'Ashr(103) yang hanya 3 ayat saja. Cobalah renungkan dan tengok pula 
Sirah Nabawiyah bagian-bagian (episoda) waktu rasulullah 
Muhammad saw mengalami stress dan dipressi menghadapi hujatan, makian, 
intrik pembunuhan, boikot pergaulan hidup kemasyarakatan terhadap kaum Muslimin 
dan hususnya kepada pribadi rasulullah Muhammad saw dan keluarga 
beliau, yang dilakukan oleh para pemuja kehidupan saat itu dan yang tidak 
mempercayai adanya hari depan kehidupan manusia yang jauh-jauh lebih baik di 
masa mendatang (al-ahiroh). 
 
Dalam menghadapi intrik politik dan tindakan 
kekerasan oleh para pemuja kehidupan saat ini (sekarang) atau dalam bahasa 
firman Allah swt di-idiomkan sebagai fii 
dun-ya diperlukan sikap qolbu dan 'aqlu yang sabar 
(bi shobri) dengan terus melakukan usaha mengubah realitas dunia yang 
berat sebelah ini. 
 
Pada zaman rasulullah saat itu beliau 
dengan giat dan ulet serta tekun selalu menghindarkan diri dari bujukan 
syeithon untuk terpancing keberangan (marah-marah) yang akan 
menjerumuskan beliau kepolah laku yang tidak ma'rufi. Apalagi ketika 
beliau mengalami saat-saat kekosongan wahyu. Demikian kira-kira realitas saat 
ini, ketika ummat Muslimin sedang dioprak-oprak untuk mengikuti dan membenarkan 
idea-idea kapitalisme, sosialisme dan komunisme yang tengah marak dan menguasai 
dunia peradaban ummat manusia.
 
Al-Dinu al-Islam adalah suatu idea 
tunggal peradaban manusia yang pasti namun belum banyak dimengerti oleh 
ummat manusia, termasuk mereka yang sudah mengaku sebagai  
Al-Muslimun. Untuk memahami Al-Dinu al-Islam ini pertama-tama 
dituntut agar manusia melek-huruf dan berilmu pengetahuan secara kaffah (menurut 
penafsiran pribadi saya, inilah sebabnya mengapa rasulullah Muhammad 
saw yang ummiyun itu selama 23 tahun terus-menerus dibimbing dengan 
wahyu illahiyah). Dengan dipenuhinya kedua persyaratan ini manusia akan 
dapat mendekat kepada sikap jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap 
ilmu pengetahuan. Dari sikap jujur sedemikian barulah manusia mampu 
memperluas horizon pengamatan dan mengendalikan fluktuasi qolbunya 
sampai mendekat dan menyerap Al-Ahlaqu al-Karimah. 

 
Al-Ahlaqu al-Karimah adalah wujud 
realis ideologi manusia yang diderivasi dari jabatan manusia di Bumi: 
Holifatan fii al-Ardzh dan sesungguhnya inilah idea paling 
mutahir, paling modern dan yang tercanggih bagi peradaban masyarakat manusia, 
setelah entah berapa puluh atau ratus kali peradaban tinggi manusia di Bumi 
dimusnahkan oleh berbagai gaya alami yang kini tengah menjadi obyek 
study.
 
Jika kita berani menengok kebelakang melewati 
rentangan waktu sejauh 4 milyar tahun (hitungan Gregorian, yang dipakai secara 
internasional sebagai standar waktu) maka kita akan dapat menyimak bagaimana 
mulanya kehidupan di Bumi diciptakan dan berkembang, ber-evolusi dan 
melompat-lompat sampai diciptakan-NYA Adam as sebagai jenis Al-Naas 
yang pertama bersama-sama pasangannya. Kemungkinan rentangan waktu yang harus 
dijalani anak turun Adam as dan pasangannya baru kira-kira 40.000 tahun saja 
untuk sampai kepada tingkatan kita-kita saat ini. Namun toh saat ini sebagai 
Muslim yang memikul kewajiban mewakili Allah swt di 
Bumi, kita masih belum dhong (memahami) betul-betul akan satu-satunya 
Jalan Kehidupan yang dibentangkan Allah swt agar 
kita lewati yang difirmankan-NYA sebagai Al-Shiroth al-Mustaqiim 
atau Al-Dinu al-Islam. 
 
Agar mampu mendekati dan menyandangkan 
Al-Ahlaqu al-Karimah sebagai dasar ideologi umat manusia satu-satunya, 
menurut hemat saya, masih diperlukan waktu puluhan ribu, ratusan ribu bahkan 
mungkin jutaan tahun kedepan. Praduga saya ini saya dasarkan atas firman 
Allah yang pertama diwahyukan kepada rasulullah 
Muhammad saw di gua Hira' dan hasil-hasil observasi lapangan dan 
laboratorium yang kini baru sekelumit dapat diakses oleh manusia dalam wajudnya 
yang kita namakan sebagai ilmu pengetahuan (sciences). Namun demikian kita 
jangan pessimis dan kecil hati. Kita harus dapat menyandangnya dan menjadikannya 
ideologi pribadi agar kita menikmati kehidupan di surga sekalipun kita masih 
hidup fii dun-ya, sebab keseimbangan qolbu 
dan 'aqlu dapat kita capai melalui kesatuan pemahaman 
logis-rasional-dialektis (al-Kauniyah) dengan pemahaman skriptural 
(al-Quraniyah), di atas dasar realitas peradaban manusia masa 
kini.
 
Kaum kafirin, munafiqin dan 
murtadan selamanya berusaha membujuk, memaksa dan mengajak kaum yang 
beriman kepada Allah swt agar meninggalkan Al-Dinu 
al-Islam dan menngikuti serta menerima Al-Dinu mereka yang 
modelnya macam-macam. Polah laku mereka ini baik verbal, retorik 
maupun literair selalu menggunakan bentuk-bentuk provokatif apabila 
cara-cara beradab kemanusiaan tidak mampu mengatasi keteguhan iman kaum 
Muslimin. Apabila kita tidak waspada dalam kaitan dasar-dasar

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 16, Issue 15

2006-03-16 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Pak Syarifuddin Ma'rifatullah Yth,

1. Menurut hemat saya skema yang bapak ketengahkan di bawah ini:

AKAL ===> ILMU > IMAN > MUSLIM > BERTAQWA > ALLAH
di dalam praktek kehidupan manusia berawal dari MUSLIM sebagai tradisi yang 
diturunkan secara berantai dalam urutan kekeluargaan, cobalah baca pesan 
dari keluarga 'Imran, Ya'qub, Zakariya dll. Demikian juga yang kita alami di 
dalam keluarga masing-masing (ini keumuman dalam masyarakat Muslim generasi 
sesudah rasulullah Muhammad saw).


2. Muslim otomatis demikian (dilahirkan dalam keluarga Muslim) tidak 
otomatis dalam hal ber-IMAN kepada Allah swt (ini juga praktek kehidupan 
umumnya Muslim). Hal ini dapat kita baca di dalam firman Allah swt yang 
mengkoreksi pernyataan salah seorang tamu rasulullah Muhammad saw yang 
menyatakan dirinya telah beriman kepada Allah swt dan juga dapat kita baca 
firman-firman yang melakukan kritik tajam dan berprinsip terhadap berbagai 
kelompok dalam masyarakat Madinah yang heterogen sehingga dalam masyarakat 
Muslim di antaranya terdapat kelompok-kelompok Muslim yang munafiq, Muslim 
yang dzolim, Muslim yang fasik dsb. Kecenderungan manusia pada umumnya malas 
mempergunakan akal-fikirannya sendiri dan lebih gampang bertaqlid membuta 
kepada tokoh-tokoh idolanya ('ulama, auliya, umara dsb). Melakukan taqlid 
membuta kepada idola sudah membudaya dalam masyarakat manusia hingga saat 
ini sebagai suatu model loyalitas tak bersyarat. Sebab bertaqlid lebih-lebih 
sangat gampang dibandingkan dengan mempergunakan akal-fikiran sendiri. 
Biasanya yang diikuti ajaran dan sunnahnya adalah manusia yang berani menipu 
diri sendiri dengan pengakuan bahwa dirinya telah memperoleh wahyu, wangsit, 
pencerahan dsb dari Tuhan Semesta Alam dan diangkat oleh Allah swt sebagai 
nabi, rasul, waliyullah maupun yang telah mendapatkan kredit titel di 
berbagai lembaga pendidikan.


3. Oleh sebab itulah maka Allah swt menseyogyakan agar manusia Muslim dan 
manusia secara umum berani mempergunakan akal-fikirannya sendiri guna 
memahami realitas di lingkungannya, langit dan bumi seisinya beserta 
masyarakat manusia, membuktikan sendiri akan keberadaan Allah swt dan taqwa 
hanya kepada Allah swt. Sebab pada ahirnya setiap individu (diri pribadi) 
HARUS mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan dan ucapan serta pemikirannya 
pada saat dimintai pertanggunganjawabnya. Anjuran Allah swt di dalam 
firman-firman yang telah diwahyukan kepada rasulullah Muhammad saw ini 
biasanya tidak digubris oleh mereka yang beranggapan bahwa, wahyu Allah swt 
yang disampaikannya adalah suatu "agama" yang menggantikan "agama-agama" 
kuno dari nenek moyang mereka. Oleh sebab itu kini para ilmuwan Muslim, 
'ulama Muslim, umara Muslim, auliya Muslim dan ulil amr Muslim menganjurkan 
agar "agama" jangan menjadi bahan perdebatan. Masalah agama adalah masalah 
kepercayaan yang menjadi hak azasi setiap individu. Semua agama adalah benar 
dan datang dari Tuhan Yang Maha Esa, kata mereka. Padahal Allah swt dengan 
tegas setegas-tegasnya mencantumkan Surah Al-Furqon, sebagai tengara bahwa 
hanya Al-Dinu al-Islam yang disampaikan oleh para nabi dan rasulullah mulai 
dari Adam as sampai dengan Muhammad saw itulah tuntunan hidup bagi manusia 
yang benar satu-satunya! Suatu tuntunan, penyuluh, penerang, pembimbing 
serta ilmu pngetahuan tentang bagaimana manusia hidup di Bumi dalam 
kedamaian alam lingkungan, ketentraman bathin, kesejahteraan sosial dan 
kemakmuran ekonomi yang dapat dilaksanakan oleh manusia sendiri. Untuk 
memahami hingga tingkat Al-Dinu al-Islam adalah pembeda antara yang benar 
dan yang salah ini diperlukan ILMU dan AKAL.


4. Sesudah mencapai tingkat meyaqini kebenaran Al-Dinu al-Islam melalui 
praktek hidupnya sendiri dengan mempergunakan akal-fikiran serta seperangkat 
ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan, maka seorang Muslim akan meningkat 
secara wajar kejenjang IMAN kepada Al-Dinu al-Islam sebagai satu-satunya 
tuntunan hidup, ilmu tentang bagaimana manusia harus hidup mengikuti arah 
fitrohnya menuju suatu ideal sebagai wakil Allah swt yang berkewajiban 
memelihara, memanfaatkan, mengembangkan dan mengatur kehidupan sendiri 
maupaun mahluk hidup lainnya di Bumi sesuai dengan Hukum-hukum yang telah 
ditetapkan oleh Allah swt. Sehingga akan tercipta Jannaatun 'adnin tajrii 
mintahtihaa al-anhaaru hoolidiina fii haaa abadan. Memahami idealisme hidup 
di Bumi demikian ini tidaklah mungkin dengan mengadopsi tradisi nenek moyang 
dan ilmu agama (teologi) yang mendasarkan ajarannya dengan dogma-dogma dan 
doktrin-doktrin yang tidak boleh mempergunakan akal-fikiran sebagai 
peralatan praktis. Sebab tradisi dan agama menganjurkan suatu kepercayaan 
yang membuta, taqlid membuta, sekalipun akal-fikiran tidak dapat menerima 
secara logis dan rasional. Dan memang terbukti di dalam praktek hidup 
manusia Muslim antara ritual kesalihan dan ungkapan kereligiusan dengan 
kedzoliman dan kefasikan saling akrab bergandengan tangan (

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 16, Issue 2

2006-03-03 Terurut Topik A. Marconi
Membaca "Heavens, Asia's going Christian" yang dikirimkan oleh pak A. 
Darmawan saya bertanya kepada diri sendiri: Bagaimana generasi keluarga saya 
200 a 300 tahun selanjutnya, akankah mereka tetap berada di atas Jalan Hidup 
Satu-satunya bagi Manusia yang ditetapkan oleh Allah swt: Al-Dinu al-Islam?


Apabila pemerintah AS, Inggris dan sekutunya di Eropa Barat, Eropa Timur, 
Eropa Tengah, Amerika Latin, Asia, Australia, Afrika dengan ngotot 
"mendemokrasikan" (baca melaksanakan Global Christianitization programm - 
Samuell Hinton "Clash of Civilization") kaum Muslimin yang masih hidup di 
alam abad pertengahan, apakah kira-kira respons yang akan diberikan oleh 
para pembela dan pemuja Western Democracy and Modern Western Civilization 
yang berada di tengah-tengah kaum Muslimin yang sedang menganjurkan politik 
moderat menghadapi ledakan bom dan meriam di Afganistan, Iraq, Palestina?


Di Indonesia era globalisasi, di daerah pedesaan agraris yang terdalam di 
Irian Barat berdiri megah gereja-gereja Kristen yang mengajarkan Tiga Tuhan 
Satu Kesatuan (Trinitas), apalagi Jakarta Metropolitan yang kabarnya akan 
berdiri megah gereja Kristen hypermodern dengan menara lonceng lebih tinggi 
dari Monas-nya Bung Karno.
What are you going to do Indonesian Muslims intrelectuals? Are you still 
dreaming to be American, European, Arabian (because you don't want to be 
called "Cina lu!").


Marilah kita retrospeksi diri dan pemahaman kita terhadap Al-Dinu al-Islam. 
Sudah tepatkah pemahaman para 'ulama Sunni, Syiah, Hanafi, Syafii, Maliki, 
Buhari dan Muslimi terhadap firman-firman Allah swt dan sunnah rasulullah 
Muhammad saw? Jangan mau disibukkan oleh para pembujuk agar saling 
berbaku-hantam satu dengan lainnya!
Marilah membaca Al-Quran dengan menggunakan akal dan fikiran serta perangkat 
ilmu pengetahuan kealaman dan kemasyarakatan yang kini sudah banyak 
disimpulkan oleh ummat manusia, baik yang masih kafir maupun yang sudah 
Muslim. Realitas masyarakat manusia, perkembangan teknologi dan ilmu 
pengetahuan kealaman serta ilmu pengetahuan kemasyarakatan telah dengan 
tanpa ampun memberikan kritik tajam kepada hazanah pemikiran kaum Muslimin, 
baik para umaranya maupun para 'ulamanya, yang masih terbelenggu oleh 
pemikiran mistis, magis dan kontemplatis abad pertengahan yang terkebelakang 
dan berlawanan dengan perkembangan pemikiran fitroh manusia.


Jadikanlah Al-Quran sebagai Petunjuk Jalan kita bersama agar kita dapat 
keluar dari kegelapan abad pertengahan.


Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, March 02, 2006 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 16, Issue 2



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Heavens, Asia's going Christian (A_Dharmawan)


--

Message: 1
Date: Thu, 02 Mar 2006 10:20:12 +0400
From: A_Dharmawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [is-lam] Heavens, Asia's going Christian
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

http://www.atimes.com

Heavens, Asia's going Christian
By Michael Vatikiotis

SINGAPORE - The official guide to churches and Christian organizations in
Singapore runs to more than 390 pages. With names like [EMAIL PROTECTED], Great
Shepherd Assembly and City Impact, there are 44 registered churches from 
the

US-based Assemblies of God alone in Singapore. A Christian from Myanmar, a
Korean Christian, even a Thai Christian can find services in their own
language - though for the most part Chinese is the language of the 
Christian

faith here.

Singapore is one of the fastest-growing Christian communities in Asia, 
along

with Hong Kong, Taiwan and mainland China. In fact,

Asia is projected to become one of the largest Christian populations in 
the

world, on pace to eclipse Europe in the next 30 years. The US State
Department estimates there could already be as many as 100 million
Christians in China, even though the official tally of believers is below 
50

million.

The US-led "war on terror" has focused worldwide concern on the rise of
Islamic fundamentalism as a precursor to violent militancy. Moderate or
secular behavior among Asia's Muslims is considered the long-term antidote
to religious fervor. But in the wider context encompassing Hinduism,
Buddhism and Christianity, the trend in Asia is anything but moderate or
secular. Across the region, charismatic sects are springing up and drawing
young people to religious faith. And new Asian converts to Christianity 
are

arguably outpacing the spread of Isla

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 15, Issue 37

2006-02-28 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Sebenarnya apabila kita teliti dengan baik, tasawuf yang diperkenalkan di 
dalam kajian-kajian Al-Dinu al-Islam adalah suatu usaha Sinkretisme antara 
Al-Dinu al-Islam yang sudah ditetapkan oleh Allah swt dengan Tradisi 
Pensucian Jiwa yang diciptakan manusia atau bersumber pada Dzhon (dugaan) 
manusia dalam menemukan suatu kekuasaan supra atau kekuatan supra yang telah 
membuat hidup manusia di Bumi dalam susahpayah. Tujuan manusia mencarinya 
adalah agar tidak mengganggu kenikmatan hidup manusia, jika bisa, atau 
paling tidak mengurangi gangguannya. Demikianlah manusia sesudah Adam as dan 
partnernya harus meninggalkan surga dan hidup di Bumi. Oleh perkembangan 
jumlah bani Adam as maka sistim kontrol Adam as terhadap keturunannya 
menjadi melemah, sehingga terjadi beberapa anggota bani Adam mulai tidak 
mempedulikan ketentuan Al-Dinu al-Islam yang menjadi the only true way of 
life bagi bani Adam. Dengan semakin berkembangnya masyarakat bani Adam maka 
semakin khaotis juga kehidupan bani Adam selanjutnya. Mereka-mereka yang 
agak dapat menggunakan akalnya kemudian mencari sumber-sumber penyebab khaos 
(chaos). Maka dimulailah manusia menduga-duga adanya sumber-sumber khaos 
tersebut dan muncullah apa yang dikenal dalam istilah theology (ilmu 
ketuhanan) sebagai bermacamnya "aliran kepercayaaan": animisme, dynamisme, 
polytheisme, monotheisme, spiritualisme, magisme, misticisme (termasuk 
sufisme), liberalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme dll.
Sinkretisme tradisi pensucian diri dengan pensucian nafs melalui teknik sufi 
tidak dapat menjamin manusia dapat tetap berada di siroth al-mustaqiim, 
sebab kecenderungan manusia secara fitroh adalah pemahaman logis dan 
rasional. Logika dan rsio manusia secara fitroh telah dibatasi oleh 
space-time continum (satuan ruang-waktu) sedangkan Allah swt tidak ada yang 
menyamai apalagi mengungguli.
"Pensucian diri" dan "pensucian nafs" adalah suatu methodologi pendekatan 
yang berwatak antagonis artinya tidak mungkin disatukan. Sebab keduanya 
bersumber dari sumber yang berbeda secara kwalitatif: Nafs bersumber dari 
Yang Mutlaq sedang Diri bersumber dari yang relatif (manusia biologis, 
homosapiens sapiens) yang telah diciptakan oleh Yang Maha Pencipta.


Al-Dinu al-Islam telah menyatakan dalam firman Allah swt bahwa manusia tidak 
akan kacau-balau atau celaka hidupnya di Bumi apabila manusia dengan teguh 
memegang erat pada simpulnya tali kehidupan: "hablu min Allah dan hablu min 
al-Naas" (hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia)!
Tentang bagaiaman caranya ya mari semua kita simak dan baca serta difahami 
dari Al-Quran dan dari al-Kaun (mengenai masalah manusia ya harus dicari di 
dalam masyarakat manusia).


Semoga dapat membantu.
Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, February 28, 2006 8:41 AM
Subject: is-lam Digest, Vol 15, Issue 37



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Re: Kesesatan Tasawuf (Syaifuddin Ma'rifatullah - Medan)


--

Message: 1
Date: Tue, 28 Feb 2006 14:11:18 +0700
From: "Syaifuddin Ma'rifatullah - Medan" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [is-lam] Kesesatan Tasawuf
To: "Milis is-lam" 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="iso-8859-1"

Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
Mas Wisk, saya suka penjelasan Anda. Semoga Allah mengganti jerih payah 
Anda

ini dengan yang lebih baik lagi.
Tasawuf, bukanlah istilah yang dikenal luas di zaman Rasul Allah Muhammad
(SAW) masih hidup. Tasawuf adalah istilah baru dari ilmuwan untuk
mengkategorikan suatu ajaran. Seperti halnya, Ilmu Fiqih atau Syari'ah, 
juga

belum dikenal di masa dulu.

Dari buku-buku yang dapat kita baca tentang tasawuf, kita menemukan juga
ciri yang sama dengan buku-buku tentang akhlak dan perilaku muslim sejati,
yang selalu ingat (berzikir) kepada Allah dalam setiap gerak nafasnya. Ada
baiknya jika mau memahami tentang tasawuf kita membaca buku-buku 
kisah-kisah

para sahabat Nabi yang semua tergolong orang-orang saleh. Dari kisah-kisah
itu, kita bisa menyaksikan bagaimana mereka orang saleh itu berperilaku 
dan

menempatkan dirinya di hadapan tuhannya juga bagaimana santunnya mereka
dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Itu semua adalah ajaran Nabi 
kita

Muhammad. Hanya saja nabi tidak mengatakan perilaku tersebut sebagai
tasawuf. Nabi hanya mengisyaratkan itulah perilaku utama, perilah baik,
perilaku kurang baik, perilaku buruk dan lain sebagainya.

Bagi kita yang hidup saat ini, di

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 14, Issue 24

2006-01-20 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Saya menyambut ajakan pak "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]> (Message: 
1).


Komentar:

Marilah kita bersama-sama meramaikan lagi diskusi di ISNET ini, sebab ini 
sangat diperlukan oleh saudara-saudara, anak-turun, dan keluarga kita, kaum 
Muslimin. Belajar Al-Dinu al-Islam itu bukan hanya bagi yang belum mengerti 
saja namun juga bagi yang sudah bertitel Lc atau Drs, S Ag Islam, Ing, MSc, 
PhD, MBA, Profesor, Docent, Emmiritus Lecturer dll ataupun yang mengaku 
mendapat "karomah" menjadi "kyai" atau 'ulama masih perlu belajar. Tanpa 
belajar manusia Muslim tidak akan dapat memenuhi tugas mengabdi hanya kepada 
Allah swt dan tugas mewakili Allah swt di bumi. Dan Allah swt selalu 
mengajar hamba-hambanya tanpa henti-hentinya dan biasanya kita enggan 
menerima pelajaran-NYA. Kita sudah puas dengan titel dan keahlian 
menghafalkan Al-Quran ataupun hadits. Dan kita merasa sudah dipuncak 
pemahaman Al-Dinu al-Islam. Semua ini adalah illusi dan fantasi kita dari 
hasil kita kadang-kadang membuka Al-Quran dan melakukan sholat-sholat sunnah 
apabila banyak orang berada di sekitar kita dan kita mendapatkan pujian.


Di dalam praktek hidup keseharian kita di tengah keluarga dan masyarakat, 
kita masih terus berkeluh kesah, merasa tidak tenang, selalu hawatir dan 
selalu memperbandingkan harta yang kita miliki dengan para tetangga kita. 
Apa yang belum saya miliki? Selanjutnya kita berjuang atas nama Tuhan untuk 
memperoleh "hak-hak" yang belum kita peroleh, tetapi manusia lainnya sudah 
memilikinya, dengan tanpa mengindahkan jalan yang mana yang kita tempuh, 
jalan lurus yang telah ditetapkan Allah swt atau jalan lain?


Kesemuanya ini adalah cerminan atas masih bodohnya diri kita dalam memahami 
dan mengerti Al-Dinu al-Islam! Dan bahkan mungkin kita telah keliru, salah, 
dalam memahami dan mengerti apa sih Al-Dinu al-Islam itu? Memang sudah 
jutaan buku, makalah, analisa, pemikiran dll yang ditulis oleh para 'alim 
dan 'ulama Muslimin maupun non-Muslim mengenai Al-Dinu al-Islam, sesudah 
rasulullah Muhammad saw wafat, namun adakah semua hasil intelektual para 
"ahli Islam" tersebut telah mampu mempersatukan ummat Muslimin yang pernah 
bersatu dalam suatu komunitas Muslim pada suatu kurun waktu yang kemudian 
berpecah belah? Benarkah ijma' para 'alim dan 'ulama Muslim telah mampu 
membentuk suatu teori ke-Islam-an yang menghasilkan suatu masyarakat Muslim 
dan ummat Muslimin yang digambarkan oleh firman-firman Allah swt yang 
diwahyukan sebagai "jannah" atau bahasa Indonesianya surga, di mana hanya 
kata "Salam" saja sebagai sapaan dan "Alhamdulillahirobbil 'alamiin" sebagai 
ungkapan berterimaksih?


Masih banyak lagi pertanyaan yang kini masih belum muncul dari sudut-sudut 
kejumudan berfikir kita yang tertindih oleh apologeticism yang terus menerus 
disucikan oleh para pendeta Muslim yang ketakutan kehilangan pengaruh, 
kedudukan masyarakat dan kekayaan ekonomi. Namun bagaimanapun belajar, 
belajar dan terus belajar tentang Al-Dinu al-Islam bukanlah suatu aib bagi 
diri pribadi dan samasekali tidak bertentangan dengan wahyu Qurani dan wahyu 
Kauni maupun sunnah dan hadits rasulullah Muhammad saw.


Marilah kita belajar membaca wahyu Qurani dan wahyu Kauni yang tersebar 
dalam kehidupan keseharian kita demi melaksanakan tugas sebagai Muslim, 
holifatulloh dan ummat rasulullah Muhammad saw.


Allohumma solii wa salim'ala Muhammadin wa 'alaa aaliihii wa ashohbihi 
ajma'iin. Semoga dapat mendorong semangat belajar kita bersama.

Wassalam,
A.M



Message: 1
Date: Fri, 20 Jan 2006 16:16:59 +0700
From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [is-lam] RE: [Hikmah] Yuk  kita bikin menarik
To: "Milis hikmah" <[EMAIL PROTECTED]>, "Milis is-lam"

Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=Windows-1252


Jazakalloh khoiron katsiiro atas penjelasannya.

Ana dan anta sama-sama belajar, tiap manusia gak
slamanya bener gak slamanya salah, tiap manusa gak lebih
terus gak kurang terus. Mudah-mudahan generasi berikutnya
gak pada 'phobi' sama Islam tapi justru semangat mempelajari
dan mendalami Islam kemudian diamalkan sesuai dengan keinginan
Allah dan Rosul-Nya ya mas, yah.. mastatho'tum lah.

Tak ada gading yang tak retak, mohon maaf bila ada kata-kata
yang kurang berkenan.

Hadanallohu wa iyyakum ajma'in.

Wassalam.
a.s.





--

___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


End of is-lam Digest, Vol 14, Issue 24
**




___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 14, Issue 20

2006-01-20 Terurut Topik A. Marconi
menuju ke Roma").

Wassalam,
A.M





--

Message: 3
Date: Fri, 20 Jan 2006 08:47:29 +0700
From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [is-lam] Yuk  kita bikin menarik
To: "Milis is-lam" 
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Wa'alaikumussalam wr. wb.

Dalam marketing strategy, ada yang namanya "Market Segmented", "Product
Positioned", dll. sebegitu banyak metode-metode yang bisa dipakai gimana
caranya orang tertarik tanpa merasa terpaksa atau malah jadi benci ketika
tidak mau, nah..gimana caranya kalo mau 'jualan' ya seperti itu 
seharusnya,

biarpun 'isinya' mah dari dulu sampe sekarang ya itu-itu juga tapi kalo
kemasan nya menarik mungkin orang akan 'terpedaya' untuk membelinya, dan
orang yang gak mau membeli juga gak usah jadi kesel ya tolak saja secara
halus, atau diamkan saja toh nanti akan hilang seiring berjalannya waktu.

'Menurut saya sih' kalo pasangan kita cantik kan gak perlu dibilang-bilang
sama orang bahwa pasangan kita itu cantik/cakep dan pasangan kamu jelek.

Supaya diskusi menarik yuk kita gulirkan tema-tema yang menarik misalkan
ini cuma misal saja, apakah Daulah dan Diniyah itu harus MENYATU, 
TERPISAH,

atau DIANTARA KEDUANYA.
Ketiga-tiganya ada tokoh-tokoh nya.
Yang menyatu misalkan : Sayid Quthb, al-Maududi, dll.
Yang terpisah misalkan : Ali Abdul Razik, dll.
Yang terserah/keralaan/diantaranya : Fazlur Rahman, Arkoun, dll.

Bagaimana meningkatkan ETOS KERJA dalam Islam, apa itu kerja, bagaimana
kalo 'nggak bisa kerja', dll.

Umat Islam sering kali pasrah dan menerima (karena memang ada nash nya)
bahwa kehidupan di dunia itu fitnah, kehidupan dunia itu buruk, dll. kalo
kalah didunia gak apa yang penting menang di akhirat, ...opo ya ada 
jaminan

nya begitu...yang ini semua menyebabkan perspektif umat ini akan kehidupan
kok ya negatif, padahal kita masih hidup didunia, kenapa gak kita katakan
bahwa dunia itu indah, nikmat, baik, nah..supaya yang baik yang enak, yang
nikmat itu didapat kira-kira gimana, toh inipun ada nashnya, ada 
contohnya,

ada keharusan untuk mengusahakannya, nah kenapa gak dibahas/diskusikan..
Dan saya kira masih banyak lagi tema-tema lain yang kalo dibahas pasti 
sangat

menarik tanpa harus memunculkan pertarungan klasik antara dua kubu yang
memang sulit untuk rujuk.

Hal-hal yang mengarah terutama pada masalah perdebatan (ikhtilaf) dalam
bidang aqidah ya akan lebih baik dihindari, disinilah kita perlu 
mengedepankan

AKHLAK tanpa harus mengabaikan FIQIH, ...bisa gak ya..hehehe...

Hal-hal yang sifat nya fadhilah saja kalo jadi ribut ya tinggalkan saja,
namanya saja fadilah sunnah saja tidak, kalo hal yang katanya sunnah 
inipun

menjadi pertentangan, apa iya harus ribut karena sunnah dengan cara
mengorbankan yang wajib

Dulu saya dilingkungan seringkali menyampaikan hadits "Man 'amila 'amalan
laysa 'alaihi amruna fahuwa raddu", atau ala iyyakum muhdatsatil umur, dan
yang sejenisnya, tapi yang saya petik adalah banyak orang gak suka, 
menjauh
kemudian saya introsepeksi, kan katanya ada hadits "Islam itu dahulunya 
asing
maka akan kembali asing",...saya instrosepksi lagi apa iya begitu, kalo 
dulu mah
jaman rosul dan para sahabat, ya jelas wong yang ada itu kafir quraisy, 
kalo
sekarang hadits itu dipake dengan 'sembrono' opo ya tepat lha wong yang 
kita

hantem dengan hadits itu ya orang Islam juga sama dengan kita kan gitu...

Saya kira masih sangat-sangat banyak tema yang menarik dan membangun kalo
mau didiskusikan, mungkin Buya Sudirman, Syaikh Nadir, Uncle Usman dll.
bisa kasih pencerahan gitu..hehehe...

Itu saja cuap-cuap hari Jum'at ini dari saya, mohon maaf bila ada kata
yang kurang berkenan karena saya udah kepanjangan ngacoblak disini.

Faqir ila afwilah.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

a.s.



-Original Message-
From: A. Marconi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, January 19, 2006 6:04 PM
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 14, Issue 17


Assalammu'alaikum wr wb,

Saya baca ada komentar dari ex-member (yang minta unsubscribe dari 
maillist

ini) yang menyatakan "tema diskusi tidak menarik lagi". Tema apa
sesungguhnya yang menarik untuk kaum Muslimin pada saat ini? Sebab 
kehidupan
manusia sangat luas dan tema Al-Dinu al-Islam itu lebih luas lagi, 
maksudnya
mulai dari tema penciptaan alam semesta, penciptaan kehidupan di bumi 
hingga
penciptaan manusia, di samping itu juga tema-tema teka-teki keberadaan 
Allah

swt sendiri (dimulai dari masalah keimanan hingga kekafiran melalui
istilah-istilah kemusyrikan, kemunafikan, kemurtadan dll). Firman Allah 
swt

yang tercatat dalam Kitab Al-Quranu al-Kariim tidak saja menangani
permasalahan penciptaan tetapi sampai kepada lika-likunya polah laku 
manusia

orang seorang maupun kelompok 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 14, Issue 17

2006-01-19 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Saya baca ada komentar dari ex-member (yang minta unsubscribe dari maillist 
ini) yang menyatakan "tema diskusi tidak menarik lagi". Tema apa 
sesungguhnya yang menarik untuk kaum Muslimin pada saat ini? Sebab kehidupan 
manusia sangat luas dan tema Al-Dinu al-Islam itu lebih luas lagi, maksudnya 
mulai dari tema penciptaan alam semesta, penciptaan kehidupan di bumi hingga 
penciptaan manusia, di samping itu juga tema-tema teka-teki keberadaan Allah 
swt sendiri (dimulai dari masalah keimanan hingga kekafiran melalui 
istilah-istilah kemusyrikan, kemunafikan, kemurtadan dll). Firman Allah swt 
yang tercatat dalam Kitab Al-Quranu al-Kariim tidak saja menangani 
permasalahan penciptaan tetapi sampai kepada lika-likunya polah laku manusia 
orang seorang maupun kelompok di dalam proses hidupnya. Luasnya horizon 
firman-firman Allah swt yang tercatat itu sesungguhnya dimaksudkan sebagai 
Hudan, Pembimbing, Petunjuk, Penerang, Nur, bagi perjalanan manusia di dalam 
hidup di bumi!


Jadi apabila kita analisis dengan kacamata budaya abad 21 ini, sesungguhnya 
ber-Islam adalah suatu tindak politik yang ilmiah (karena berpolitik itu 
artinya adalah bagaimana harus hidup dan memenuhi kebutuhan untuk hidup 
sehingga di semua polah laku hidup manusia harus menterapkan suatu politik) 
sesuai dengan sifat-sifat intrinsik dan mendasar dari manusia yang 
diciptakan untuk hanya mengabdi kepada Allah swt.


Jadi sebaiknya para members janganlah gampang-gampang meninggalkan media 
yang sangat berguna ini dengan alasan yang konsumptif. Marilah kita galakkan 
diskusi yang dapat menggiring diri kita ke jalan Allah swt yang benar dan 
hanya satu-satunya ini (tidak seperti "semua jalan menuju ke Roma").


Saya lemparkan satu problim yang cukup aktual hingga kini: Benarkah 
kesimpulan para 'alim dan 'ulama dari semenjak wafatnya rasulullah Muhammad 
saw hingga saat ini yang menyatakan bahwa Al-Dinu al-Islam adalah salah satu 
Agama samawi di dunia ini?(artinya "semua jalan menuju ke Roma").


Wassalam,
A.M


- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, January 19, 2006 10:19 AM
Subject: is-lam Digest, Vol 14, Issue 17



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Re: Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345... (Muhammad Aziz)
  2. RE: Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345... (Agus Safudi - HRD)
  3. Re: Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345... (GOGOT SUHARWOTO)
  4. Re: Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345... (Harry Sufehmi)
  5. Website Tentang Islam Palsu (Ken Agung)


--

Message: 1
Date: Wed, 18 Jan 2006 22:13:02 -0800 (PST)
From: Muhammad Aziz <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [is-lam] Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345...
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Salam,

Saya melihat dari dulu diskusi tentang syiah dan sunni selalu berbuntut 
kepada
perbedaan yang "tidak mau ditolerir". Sebenarnya mampu ditolerir tetapi 
ego

kita telah mendahului akar kita.

 Saya punya teman yang selalu mencerca syiah dengan menunjukkan 
"cacat"dalam
syiah dari ulama2x ato buku2x yang dia ikuti. Tetapi setelah saya tanya 
bahwa
pernahkah anda berhubungan langsung atau membaca buku dari syiah.. Dia 
menjawab
dengan enak.. belum dan tidak perlu untuk itu karena saya percaya dengan 
ustadz

saya. Saya ketawa mendengar itu...
 Kalau kita mau fair dengan melihat dari kacamata ilmu pengetahuan, jelas
jawaban temen saya itu tidak masuk akal sama sekali dan tidak bisa 
dimengerti.
Itulah salah satu gambaran singkat dari parahnya berfikir kita. Ego 
berlari di

depan sedang otak kita merangkak lambat di belakangnya.

 Pliiss untuk Pak Harry S ... saya yakin anda tidak punya bukti kuat untuk
menyebut sodara syiah anda sebagai pengikut agama syiah yang keluar dari 
Islam.
Atokah kita hanya akan berhenti pada masalah klaim simbol agama ? kalo 
memang

seperti itu silakan borong nama Islam semuanya sebagai simbol tersebut...

 Demikian dan salam

Aziz



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


--

Message: 2
Date: Thu, 19 Jan 2006 13:15:50 +0700
From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] Syiah & Rujukan...Sedikitnya 345...
To: "Milis is-lam" 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Hik hik hik gak ada habis-habis nya, never ending 
'battle'[EMAIL PROTECTED]:-cmiiw)



-Original Message--

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 13, Issue 31, Topics:1

2005-12-21 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

1 - Menurut hemat saya, yang dimaksudkan dengan kata: "ahli al-Kitaab" 
secara husus dalam bahasa 'Arab Al-Quran menunjuk kepada "kelompok manusia 
yang telah menerima Kitab-kitab Taurot dan Zabur serta 'Injil di masa 
lampau". Ketiga Kitab itu diturunkan kepada para nabi dan rasulullah yang 
berbangsa Israel (bani Israel). Sebab konteks pembicaraan wahyu berada dalam 
era rasulullah Muhammad saw yang terwadahi dalam suatu masyarakat dengan 
tingkat kebudayaan tertentu di Jazirah Arab di mana di sekitar Madinah 
bermukim juga beberapa sukubangsa Israel. Pada waktu rasulullah Muhammad saw 
mulai melipat selimutnya dan bangkit berdiri dan keluar dari "bait"nya serta 
berdiri di pasar dekat Ka'bah sambil berda'wah menyeru agar manusia 
(Al-Naas) MENGABDI kepada Allah swt Yang Esa maka dimulailah diskusi, 
perdebatan dan adu argumentasi dengan para "ahli Kitab". Pada saat itu 
Al-Quran masih belum seluruhnya diturunkan kepada rasulullah Muhammad saw. 
Dari set sejarah yang saya jepret ini maka saya ajukan usulan bahwa "ahli 
Kitab" yang dimaksudkan tidak termasuk pengikut rasulullah Muhammad saw 
(jika pada masa dimulainya perdebatan akbar tersebut sudah ada kelompok 
manusia yang BERSAKSI bahwa Muhammad adalah UTUSAN Allah swt).


2 - Masalah konsistensi kemusliman kita sendiri memang patut untuk kita kaji 
bersama. Sebab banyak sekali kemungkinan yang tersedia bagi kita, kaum 
Muslimin, untuk tidak konsisten terhadap Al-Dinu al-Islam. Dan masalah ini 
bukan masalah saat ini (fii dun-ya) saja tetapi adalah masalah yang muncul 
pada zaman rasulullah Muhammad saw masih hidup (munculnya golongan munafiq) 
berjuang mengubah masyarakatnya yang berbudaya perbudakan dan kebodohan 
menjadi suatu masyarakat manusia BERADAB yang berbudaya KEMANUSIAAN 
(humanity) sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah swt (holifatan fii 
al-ardzh).


Konsistensi kita terhadap Al-Dinu al-Islam sangat bertautan erat dengan 
pengertian dan pemahaman serta keyakinan kita pribadi dan juga masyarakat di 
mana kita hidup. Dalam hal ini dapat kita studi dari banyak segi kehidupan 
masyarakat manusia di mana kita berda di dalamnya. Namun pada ahirnya sangat 
BERGANTUNG kepada pengertian, pemahaman dan keyakinan pribadi setiap Muslim.


Anugrah OTAK yang mampu berfikir otomatis dan dapat dilatih untuk berfikir 
manual adalah sungguh-sungguh BRILYAN dibandingkan dengan otak-otak mahluk 
lain yang bukan jenis homosapiens sapiens. Kodrat yang telah ditetapkan 
terhadao otak inilah yang menjadi sumber MALAPETAKA bagi manusia sendiri. 
Kemandirian dan kebebasan terbatas yang dimiliki otak manusia inilah yang 
sering menimbulkan KETIDAK KONSITENSI pada diri manusia. Dalam kemandirian 
dan kebebasan terbatas inilah muncul dinamika kehidupan manusia yang 
LUARBIASA HEBAT.


Wassalam,
A.M

- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, December 20, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 13, Issue 31



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Ahli Kitab (Raden Budiman)


--

Message: 1
Date: Tue, 20 Dec 2005 10:00:47 +0700
From: "Raden Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [is-lam] Ahli Kitab
To: is-lam@milis.isnet.org
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="ISO-8859-1"; format="flowed"


Siapakah Ahli Kitab itu?
Secara umum Ahli Kitab adalah yang disebut sebagai kaum
Nasrani dan Yahudi.

Apakah pendefinisian Ahli Kitab = Nasrani & Yahudi 100%
akurat ? Mungkin tidak.

Apakah yang disebut Kitab ?
Tentu saja Zabur, Taurat, Injil dan Al-Quran.
Al-Quran tidak bisa dikeluarkan dari himpunan Kitab.
Jadi, Al-Quran adalah Kitab.
Orang Nasrani disebut sebagai Ahli Kitab (Injil).
Orang Yahudi disebut juga Ahli Kitab (Taurat).
Orang Muslim juga bisa disebut Ahli Kitab (Al-Quran).

Ketika Wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad saaw
menyebutkan Ahli Kitab,
maka yang dimaksud saat itu adalah qoum nasrani dan
yahudi.

Kini, semua Kitab Wahyu sudah lengkap, termasuk Al-Quran.
Maka boleh juga
menyebut orang-orang Islam yang tidak melaksanakan
Al-Quran dengan
panggilan 'Ahli Kitab'. Sebab para Ahli Kitab (nasrani &
yahudi) juga tidak mau
melaksanakan ajaran Kitab mereka.

Boleh saja saya katakan bahwa siapapun yang tidak
melaksanakan Kitab Wahyu
adalah Ahli kitab.

Faktanya jelas, saat ini, betapa banyak orang membaca
Al-Quran, tapi siapa yang
konsisten melaksanakan Hukum Wahyu Al-Quran?
Mereka menganggap Al-Quran tidak relevan lagi saat ini.
Mereka menafsirkan Wahyu seenaknya sendiri.
Mereka merasa benar sendiri ter

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 13, Issue 20, Message 4

2005-12-14 Terurut Topik A. Marconi

 Sudah mengerti sekarang, trims se abreg-abreg mas Harry S, lego saya.

A.M


Message: 4
Date: Tue, 13 Dec 2005 15:40:35 +0700
From: "Harry Sufehmi" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [is-lam] Fw: is-lam Digest, Vol 13, Issue 19
To: is-lam@milis.isnet.org
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="ISO-8859-1"

On 12/13/2005 at 9:05 AM A. Marconi wrote:

Saya membalas kembali mail dari is-lam@milis.isnet.org kok dikirimkan
kembali dengan catatan dianggap spam-mail. Apa sih ini?


Saya kurang tahu persis karena cuplikannya sepertinya kurang lengkap, tapi 
tebakan saya karena ini:



- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>


When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."



Anda berlangganan dalam mode digest,
lalu Anda membuat reply,
namun, Anda tidak mengganti subyek emailnya.

Kalau subyek emailnya spt email ini, memang cenderung membuat segan untuk 
membacanya.

(karena tidak jelas membahas tentang apa)


Wassalam,
Harry



--

___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


End of is-lam Digest, Vol 13, Issue 20
** 



___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Fw: is-lam Digest, Vol 13, Issue 19

2005-12-13 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Saya membalas kembali mail dari is-lam@milis.isnet.org kok dikirimkan 
kembali dengan catatan dianggap spam-mail. Apa sih ini?


wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, December 13, 2005 7:58 AM
Subject: Re: is-lam Digest, Vol 13, Issue 19



KOMENTAR:

Kaum Muslimin harus lebih WASPADA dengan glembuk pendeta Kristen. Vatican 
zamannya paus dari Polandia yang baru meninggal MERESTUI agressi USA ke 
Afganistan dan Iraq. Maka apabila para pnginjil USA datang sebagai "turis" 
pembawa "berkah Kristus" kan pelaksanaan dari restunya Vatican. Gereja 
Protestan Sedunia adalah kecil dibanding KEKAYAAN dan pengalaman gereja 
Vatican. Dalam hal politik ANTI-ISLAM kedua jenis gereja itu SAMI 
MAWON!
Sekali lagi kita perlu waspada, akan ada moves yang lebih diskret dan 
fluence untuk mematikan Al-Dinu al-Islam di Indonesia (komentar ini bukan 
sekedar paranoid psychose, tetapi suatu penyimpulan sejarah atas 
pe-(ng)RELIGI-an atau pe-(ng)AGAMA-an Al-Dinu al-Islam pada masa perebutan 
warisan kursi KEPEMIMPINAN atas masyarakat Muslim yang telah terwujud 
setelah rasulullah Muhammad saw wafat).


Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, December 12, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 13, Issue 19



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Re: Bagaimana 'Beragama' Yang Benar (anjaya wibawana)
  2. Bagaimana Menyebarkan  'agama'  Yang Benar... (A_Dharmawan)


--

Message: 1
Date: Mon, 12 Dec 2005 20:48:19 +0700
From: "anjaya wibawana" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [is-lam] Bagaimana 'Beragama' Yang Benar
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="ISO-8859-1"; format="flowed"

Selagi kita punya IMAN, keyakinan terhadap allah
semuanya tidak ada yang mustahil, Allah maha berkehandak,
Allah maha kaya
saudara minta apa, allah pasti ngasih
syaratnya cuman satu yakinlah

Ikuti Lomba Foto Wisata 2005, kirimkan foto-foto terbaik Anda. Pengiriman 
mulai 1 November s.d 31 Desember 2005. Keterangan lengkap ada di 
http://lombafoto.telkomnetinstan.com/ dan dapatkan hadiah jutaan rupiah!! 
(khusus Jawa Timur)




--

Message: 2
Date: Sun, 29 Jan 2006 18:22:31 +0400
From: A_Dharmawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [is-lam] Bagaimana Menyebarkan  'agama'  Yang Benar...
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

SUARA PEMBARUAN DAILY



PGI dan KWI Sepakat Tolak Kristenisasi dan Pemurtadan

JAKARTA - Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali
Gereja Indonesia (KWI) sepakat menolak segala bentuk permutadan atau
Kristenisasi yang dilakukan dengan cara intimidasi atau mempengaruhi 
orang
dengan cara memberikan sesuatu atau iming-iming. Karena cara tersebut 
sangat
bertentangan dengan prinsip dasar iman Kristen yang menjadi agama kasih 
bagi

seluruh makhluk.

"Dalam pertemuan ini kami sepakat menolak segala bentuk pemurtadan atau
kristenisasi yang dilakukan dengan cara-cara bertentangan dengan prinsip
dasar iman Kristen seperti memberi iming-iming. Perintah amanat agung 
untuk
memberitakan injil sudah saatnya disinkronisasi dengan kondisi berbangsa 
dan
bermasyarakat Indonesia yang pluralis dan majemuk. Memang teks amanat 
agung
itu mengandung multi-tafsir," ujar Romo Alex Soesili Wijoyo SJ, dari 
Komisi
Komunikasi Sosial KWI kepada Pembaruan di sela-sela diskusi mengenai 
Matius

28:16-20 Memahami Amanat Agung, di Jakarta, Sabtu (11/12).

Sementara itu Ketua Umum PGI, Dr Andreas A Yewangoe, mengatakan, semangat
untuk pengabaran Injil berhasil menumbuhkan gereja-geraja di Indonesia.
Teologi misi yang popular adalah bagaimana menamamkan gereja-gereja baru. 
Di

beberepa bagian Indonesia, penanaman gereja ini tidak mendapat perlawanan
dari masyarakat. Belakangan bertumbuh gereja-gereja suku di hampir 
sebagian

besar wilayah Nusantara. Namun, hal ini justru menimbulkan perlawanan dan
pertentangan dari komunitas masyarakat lainnya.

"Akh

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 13, Issue 11

2005-12-08 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Para netters is-lam@milis.isnet.org yang diberkahi Allah swt, al-sholatu wa 
al-salamu 'ala al-anbiya'i wa al-mursalin 'ala nabiyyuna Muhammadin saw, 
'amma ba'du:


Tampaknya dari picuan pak Agus Syafudi yang mencoba untuk mawas diri sebagai 
seorang Muslim telah berhasil menggerakkan beberapa pakar Muslimin untuk 
membuka suatu pengajian atau diskusi ilmiah dalam usaha memahami Al-Dinu 
al-Islam agak lebih transparan di banding dengan diskusi yang pernah ada di 
jalur internet. Kali ini saya mencoba ikut menyambut diskusi ini setelah 
buku yang saya tulis berjudul "BAGAIMANA ALAM SEMESTA DICIPTAKAN, Pendekatan 
Al-Quran dan Sains Modern" ISBN 979-419-314-3 diterbitkan PT. Dunia Pustaka 
Jaya, Jakarta 2003 dan beredar di kalangan pembaca yang tertarik dengan 
pendapat seorang Muslim dalam masalah Akbar tentang PENCIPTAAN oleh Allah 
swt. Bagi para netters yang sudah baca buku tersebut akan dapat mengetahui 
dengan jelas alur pemikiran yang saya suguhkan kepada para pembaca dalam 
mendekati masalah-masalah penciptaan yang ahir-ahir ini menjadi kontroversi 
pemikiran dan politik di AS dan bagi yang belum membacanya ya usahakan dapat 
membacanya sekalipun perlu pinjam di perpustakaan. (Misalnya di Australian 
National Library - Jakarta, lihat di katalogusnya)


Dalam diskusi-diskui di masa lalu saya selalu mempersoalkan masalah 
penggunaan yargon teologi "religi, religie, religion dan agama" untuk 
memahami dan mengerti Al-Dinu al-Islam. Menurut hemat saya di dalam sejarah 
pemikiran dan praxis kaum Muslimin untuk mengerti dan memahami Al-Dinu 
al-Islam ada terjadi suatu perpindahan secara "putch, coup istana" (maksud 
saya sesuatu yang dipaksakan berhubung dengan kebutuhan legimitasi kekuasaan 
politik dll) dari pengertian dan pemahaman Din- sebagai ilmu tentang hidup 
manusia di Bumi (dal-ya'-nun) ke Tsiqoh-kepercayaan manusia terhadap sesuatu 
(tsa'-qof-ta'marbutoh). Dua model pengertian dan pemahaman ini memang sangat 
bertentangan satu dengan lainnya. Sebagai ilmu tentang hidup manusia di Bumi 
(al-Din) jika ia sesuatu KEBENARAN menuntut bukti-bukti nyata dalam lingkup 
ruang-waktu dan data aktual (maksudnya harus bisa dicerna manusia dengan 
logis, rasional dan dialektis). Sedangkan Kepercayaan (al-Tsiqoh) tidak 
membutuhkannya sebab dalam logika formal suatu kepercayaan adalah "take it 
for granted" sebagaimana didefinisikan oleh para ahli fikir teologi 
(sehingga filsafatpun tidak dapat menggarapnya dan tetap mistis).


Guna dapat mendekati pengertian dan pemahaman Al-Dinu al-Islam sedekat 
mungkin ke arah pengertian dan pemahaman dalam Sunnah rasulullah Muhammad 
saw sebagaimana selama hampir 24 tahun lamanya beliau ejawantahkan, 
praktekkan, laksanakan, dalam perjalanan hidup kerasulan dan kenabian beliau 
perlu kiranya kita bersama
1 - BERANI BERINTROSPEKSI (mawas diri) terhadap KEMAPANAN (establishment) 
pemahaman dan pengertian kita terhadap Al-Dinu al-Islam (dalam hal ini kita 
memasuki wawasan kebebasan berfikir di bawah bimbingan PETUNJUK Al-Quranu 
al-Kariim). Hal ini merupakan prasyarat diskusi yang saya usulkan kepada 
para netters, sebelum kita maju lebih jauh di mana kita bertolak dari 
Al-Quran sebagai PETUNJUK (hudan) Allah swt dalam berdiskusi (Ini yang 
Utama), sedangkan buku, kitab, pamflet dll media yang ditulis para ahli dan 
'ulama HANYA merupakan bahan referensi bagi pendekatan kita.
2 - Perlu kiranya kita membersihkan diri dari segala kotoran nafs yang 
membelenggu melalui dzikir LA ILAHA ILALLAH MUHAMMADU RASULULLAH sehingga 
NIAT kita berdiskusi semata-mata demi pendekatan diri kita kepada Al-Dinu 
al-Islam yang membimbing kita kepada Allah swt sebagai tujuan kembali setiap 
Muslim dalam mengadikan sholatnya, segala lakunya, hidupnya, matinya kepada 
Rob yang meliputi seluruh alam semesta yang tiada tandingan bagi-NYA.
3 - Dalam berdiskusi perlu selalu mengangkat Al-Ahlaqu al-Karimah sebagai 
rambu-rambu dalam berdiskusi agar tiada seorang pesertapun yang merasa 
disakiti, tersakiti, bathinnya sehingga dapat terwujud uhuwah Islamiyah yang 
wajar dan berberkah bagi semua.



Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, December 08, 2005 8:14 AM
Subject: is-lam Digest, Vol 13, Issue 11



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. Re: Agama Untuk Manusia atau Manusia Untuk Agama ?
 (IPD Wiska Susetio)
  2. Pemilu Putaran Terakhir di Mesir Berakhir Rusuh, 8 Orang
 Tewas (anjaya wibawana)
  3. RE: Bagaimana 'Beragama' Yang Benar --c| (Agus Safudi - HRD)
  4. Rahasia Ilahi, Takdir Ilahi (TPI),

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 13, Issue 7

2005-12-06 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

Para bapak yang sedang berdiskusi, mau nanya permasalahan apa yang hendak 
didiskusikan dan tujuannya untuk apa diskusi? Jika berdiskusi demi 
meningkatkan pemahaman kearah yang lebih mendekat kepada Al-Dinu al-Islam 
yang disampaikan oleh rasulullah Muhammad saw 1450 tahun yang lalu, maka 
saya mau ikut berdiskusi. Jika hanya sekedar saja dari pada melamun ya saya 
tidak ikut.


Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, December 06, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 13, Issue 7



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]

You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]

When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."


Today's Topics:

  1. RE: Bagaimana 'Beragama' Yang Benar (Agus Safudi - HRD)
  2. Re: Bagaimana 'Beragama' Yang Benar (Harry Sufehmi)
  3. RE: Bagaimana 'Beragama' Yang Benar (Agus Safudi - HRD)


--

Message: 1
Date: Tue, 6 Dec 2005 08:25:04 +0700
From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] Bagaimana 'Beragama' Yang Benar
To: "Milis is-lam" 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Assalamu'alaikum wr. wb.

Gimana Pak Wiz, sudah sarapan, kemaren saya tidak sempat bales karena
keburu pulang.
Well, hihihi...jadinya malah saya sendiri yang terperangkap pada diskusi
Teosentris ini, ..tapi gak apalah..layar sudah terkembang maka perahu
harus melaju.

Oke pak, paling tidak saya jadi tahu persepsi bapak mengenai PENGHAYATAN
dan PENGAMALAN, dan sah-sah saja setiap orang untuk meyakini sesuatu
yang dianggap nya benar dengan mengandalkan INDRA, AKAL, dan HATI nya.

Iman memang tidak hanya meyakini, IMAN itu kan ada di 3 tempat, di HATI,
di MULUT, dan di ANGGOTA BADAN.

Dalam al-Quran IMAN itu ya IMAN, dan Iman itu bisa dipahami setelah
ada hadits yang menjelaskannya (diriwayatkan ada seorang berpakaian
serba putih(Jibris a.s.) yang menanyakan ttg. IMAN, ISLAM, dan IHSAN)

Iman memang bukan sekedar YAQIN, tapi yaqin itu adalah bagian dari IMAN,
kata siapa.., kata Ibnu Qayyim juga dalan 'MADARIJUS SALIKIN'.

Itulah kenapa pernah saya tulis Ulama dan qualnya itu bagaikan BINTANG
DI LANGIT.

Dan saya juga meyakini IMAN itu naik turun, salah satu penunjang yang 
menyebabkan

Iman itu naik turun ya itu, karena ada di anggota badan. Dan Yaqin adalah
bagian dari Iman karena 'menurut saya' YAQIN itu bersemayam di HATI.

Umat Islam yang meyakini Isra' dan Mi'raj adalah umat Islam yang meyakini
kenabian Rasululloh SAW.

Saya kira, boleh-boleh saja umat Islam sekarang mengambil
pendapat Ulama Salaf (terdahulu),ya memang tidak ada larangan khok,
dan umat Islam itu memang terbagi-bagi paling tidak dalam 3 Tipologi,
1.Ada yang 'senang' mengambil pendapat-pendapat orang-orang dahulu.
2.Ada yang 'tidak senang' mengambil pendapat-pendapat orang-orang dahulu.
3.Ada yang mengambil diantara keduanya ( 1 dan 2).

Saya kira untuk bisa memaksimalkan/optimalkan mengambil manfaat dari 
tafsir-
tafsir (terdahulu) tsb. yang harus dikedepankan adalah INDRA dan AKAL, 
karena
yang namanya mencari manfaat dan menolak mafsadat itu harus dengan 
PENGETAHUAN,

dan didalam (baca bagian) PENGETAHUAN itu ada ILMU, dan pengetahuan dan
ilmu itu di topang oleh indra dan akal, bukan  dengan Iman. Dan hasil 
elsplorasi
indra dan akal itulah yang bisa dinikmati oleh manusia, dan disamping 
manfaat

yang diperoleh ternyata terkandung 'hikmah yang tersembunyi' itu karena
manusia memiliki HATI, dan di hati itulah sejatinya Iman berada, bukan di 
AKAL
atau di INDRA, tetapi ini semua merupakan SATU KESATUAN sehingga bisa 
'mengarah'

menuju KESEMPURNAAN.Inilah pendapat saya.

Tapi yang jelas Islam itu harus hidup sampai akhir jaman nanti, nah supaya
Islam itu langgeng sampe akhir jaman nanti, umat Islam sekarang harus
bagaimana?, ya tentu saja umat Islam harus 'struggle/survive', dan ini 
tidak

harus dengan berlebihan masalah ukhrowi, atau berlebihan masalah duniawai,
jadi harus ada ditengah-tengah, karena Islam itu kan JALAN TENGAH katanya.

Wallohu a'lam bishowab.
Wasalamu'alaiakum wr. wb.

a.s.



-Original Message-
From: IPD Wiska Susetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh.

Sambil nunggu jam pulang ... Kayaknya sambil ngopi enak nih, Pak.

Penghayatan berbeda dengan pengamalan, wong di kamusnya saja sudah beda 
:-)
Kalau di gathuk-gathuk atau kirata basa sundana, penghayatan berasal dari 
kata

hayat, jadi arahnya barangkali bagaimana seluruh aspek hayat, hidup (hati,
lisan, amal) selaras dalam nafas ajaran. Pengamalan hanya satu aspek saja 
dari

penghayatan.

Kira-kira maksud saya sem

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 12, Issue 5

2005-11-22 Terurut Topik A. Marconi
KOMENTAR:

Assalammu'alaikum wr wb,
Menurut hemat saya apabila berbicara permasalahan HUKUM Allah swt tentu
harus mengetahui darimana sumbernya. Sumber hukum Allah swt (ushul fiqh)
adalah FIRMAN Allah swt yang telah diwahyukan baik kepada para nabiNYA dan
rasulNYA maupun yang telah diwahyukan kepada alam semesta seisinya. Oleh
sebab itu rasulullah Muhammad saw MENGANJURKAN kepada para sahabat agar
melakukan IJTIHAD apabila pemecahan masalah yang dihadapi mereka TIDAK
DIKETEMUKAN dalam Al-Quranu al-Kariim maupun sunnah rasulullah Muhammad saw.
Dengan berijtihad berarti harus melakukan research di dalam masyarakat
manusia dan alam lingkungan yang dihadapi mereka atas masalah yang hendak
dipecahkan tersebut.

Demikian pula dalam masalah MENGABAIKAN, TIDAK MELAKUKAN, BERHENTI
MELAKSANAKAN sholat fardzhu perlu secara jelas dianalisa ALASAN-ALASAN yang
ditemukan. Sebab masalah SHOLAT adalah masalah 'ibadah rububiyah di mana
batasan-batasan 'ibadah rububiyah itu sangat fuzy (tidak jelas dan pasti).
Ada pendapat bahwa sholat bukan MELAKUKAN ritual sholat tetapi
MENDIRIKAN(akim)  sholat dengan tekanan kepada NIYAT dan MENEGAKKAN tujuan
sholat sebagai 'ibadah langsung dari seorang hamba bagi haliknya (baca buku
pak Abu Sangkan "Sholat Husuk"). Dalam hal demikian maka akan semakin pelik
untuk ditetapkan hukum terhadap seorang Muslim (ini adalah salah satu alasan
dalam mempertimbangkan pemasukan "Jakarta charter" ke dalam Mukadimah
UUD-45).

Masalah-masalah kemunafiqan dan kemusyrikan seorang Muslim hanya dapat
diamati di dalam KESELURUHAN praktek kehidupannya dalam kerangka pelaksanaan
HABLU MIN ANNAS (hubungan dengan manusia dalam masyarakat). Seperti dapat
kita amati pada polah laku para pejabat negara yang MENGAKU MUSLIM dapat
kita analisa polah tingkah pelaksanaan tugas-tugas masing-masing dan
kolektif. Apakah policy dan politik yang mereka rancang dan laksanakan
SESUAI atau BERTENTANTGAN dengan FIRMAN-FIRMAN Allah swt baik yang
diwahyukan kepada rasulullah Muhammad saw maupun kepada alam semesta
seisinya termasuk yang diwahyukan kepada masyarakat manusia.

Oleh sebab itu maka Allah swt menghukumi seseorang sesuai dengan apa yang
diperbuatnya baik yang terbuka (diucapkan) maupun yang tersembunyi dalam
hatinya (siapa yang tahu hati seseorang selain Allah swt). Sehingga Dinul
Islam MELETAKKAN tanggungjawab perseorangan di hadapan Allah swt dan di
hadapan manusia sebagai suatu KEADILAN AZAZI MANUSIA. Hal ini berlawanan
dengan tradisi masyarakat manusia pada zaman rasulullahh Muhammad saw yang
meletakkan tanggungjawab seseorang kepada kolektif clan, suku, golongan dan
bait. Sehingga pada masyarakat demikian berlaku hukum balas dendam kepada
siapa saja dalam suatu suku, clan, golongan dan bait yang tidak melakukan
perbuatan apapun. Tradisi yang oleh rasulullah Muhammad saw ini secara
reformis hendak diganti malah sekarang masih dilaksanakan dan dilestarikan
dikawasan yang dihuni kaum Muslimin.

Marilah kita semua dengan hati-hati namun penuh keberanian membaca ayat-ayat
Al-Quran dan membaca ayat-ayat Al-Kaun dan menemukan saling hubungan dan
interaksi yang ada demi memahami lebih baik lagi Al-Dinu al-Islam.

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, November 22, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 12, Issue 5


> Send is-lam mailing list submissions to
> is-lam@milis.isnet.org
>
> To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> or, via email, send a message with subject or body 'help' to
> [EMAIL PROTECTED]
>
> You can reach the person managing the list at
> [EMAIL PROTECTED]
>
> When replying, please edit your Subject line so it is more specific
> than "Re: Contents of is-lam digest..."
>
>
> Today's Topics:
>
>1. Hukum Orang yang Meninggalkan Sholat (A Nizami)
>2. RE: Hukum Orang yang Meninggalkan Sholat (Agus Safudi - HRD)
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Mon, 21 Nov 2005 23:10:41 -0800 (PST)
> From: A Nizami <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [is-lam] Hukum Orang yang Meninggalkan Sholat
> To: is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
>
> Hukum Orang yang Meninggalkan Sholat
>
> Pembicaraan tentang hukum orang yang meninggalkan
> sholat tidak keluar dari dua permasalahan.
>
> Pertama, para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang
> meninggalkan sholat dalam keadaan mengingkari dan
> menentang akan kewajibannya adalah kafir dan keluar
> dari agama Islam.
>
> Kedua, perselisihan para ulama terjadi pada hukum
> orang yang meninggalkan sholat karena bermalas-malas
> dan menyibukkan diri dengan selainnya tanpa memiliki
> udzur, tetapi masih meyakini tentang kewajibannya
> (sholat).
>
> Maka dalam hal ini, sebagian ulama ada yang
> mengkafirkannya, di antaranya Imam Ahmad, Ibnul
> Mubarok, dan yang lainnya. Demikian pula sebelumnya
> dari kalangan para sahabat seperti Umar ibnul
> Khothth

[is-lam] Re: Mengenang Nurcholis Majid

2005-09-12 Terurut Topik A. Marconi



KOMENTAR:
 
Dalam tanggapan-tanggapan saya baik di milis Media 
Dakwah, is-lam isnet maupun ILQ terhadap pendapat-pendapat sehubungan dengan 
meninggalnya cak Nur, saya menyarankan suatu sikap prihatin dan santun 
terhadap sesama Muslim, sekalipun kita berbeda pendapat.
 
Perbedaan pendapat masuk dalam tingkat hasil 
pemikiran yang sudah terekspresikan dalam praxis berfikir dan merupakan hasil 
olah intelektual. Dalam hal ini semestinya kita perlakukan sebagai suatu 
media ilmu pengetahuan yang terbuka dan relatif. Hasil pemikiran seseorang 
bukanlah dogma bagi kalangan cendekiawan, ia merupakan medan kajian dan 
ujian praxis. Dalam hal pemikiran, Al-Dinu Al-Islam mengambil posisi, platforma, 
dasar pijak research secara sungguh-sungguh dengan mempergunakan seluruh 
alat penginderaan yang dimiliki oleh manusia, termasuk yang disebut sebagai 
qolbu. Artinya bahwa diskusi pemikiran adalah suatu kewajaran dalam 
pengamalan firman-firman Allah swt bagi setiap manusia. Oleh sebab itulah 
Allah menunjukkan arah kekritisan berfikir manusia, yang kufur sekalipun 
terhadap firman-firman Allah swt, menuju kepada mempelajari langit dan bumi 
beserta seluruh isinya, juga diperintahkan agar melakukan perjalanan 
keseluruh pojok bumi guna memperoleh pengetahuan yang NYATA, REALIS, BERADA 
(exist). Oleh sebab itu saya cenderung agar pemikiran cak Nur dan pemikiran 
kawan-kawan pendukung pemikirannya kita hadapi dengan cool sebagaimana kita 
menghadapi suatu ilmu pengetahuan dan tidak emosional menghadapinya sebagai 
penghianatan terhadap Al-Dinu Al-Islam, sekalipun cak Nur sudah 
tiada.
 
Masalah wawasan serta wacana berfikir manusia 
tidaklah bergantung pada letak geografis di mana mereka melakukan pembelajaran, 
maupun masyarakat di mana ia berdiam maupun berasal, tetapi sangat 
bergantung kepada titik tolak IDEOLOGIS seseorang. Hal ini dapat kita baca pada 
hadits rasulullah Muhammad saw yang sering dikutip dalam masalah pencarian ilmu 
pengetahuan bagi kaum Muslimin (Carilah ilmu pengetahuan meskipun sampai ke 
negeri Cina). Pada zaman pembentukan masyarakat Muslim dengan wahyu yang masih 
belum final, rasulullah Muhammad saw tidak ketakutan ada Muslim yang harus 
meninggalkan Madinah dan masyarakat Muslimin guna mencari dan memperoleh ilmu 
pengetahuan. Dalam ideologi Islami ini inti yang menjadi sinar benderang adalah 
persaksian atas KEBERADAAN (EXISTENCE) Allah swt yang secara logis, rasional 
dan dialektis Islami dimengerti oleh seorang Muslim. Di sini tidak bisa 
diberlakukan percaya tinggal percaya (take it for granted) tanpa usaha 
pendalaman study dan kaji-ulang jika ingin kaffah dalam ber-Islam. Nah, dalam 
tahap pembelajaran kembali Al-Dinu Al-Islam baik secara nasional maupun 
internasional dewasa ini di dalam masyarakat Muslim, proses pemantaban 
ideologi Islami masih sedang merambah methodologi yang paling mengena bagi 
kaum Muslimin, sedang melakukan pilihan-pilihan yang tersedia dalam hazanah 
peradaban pemikiran manusia.
 
Menurut hemat saya yang masih menjadi paradigma 
dalam pemahaman kaum Muslimin adalah masalah bagaimana menemukan methodologi 
yang sesuai dengan tuntutan Al-Dinu Al-Islam itu sendiri dalam memahami 
Al-Dinu Al-Islam. Semenjak wafatnya rasulullah Muhammad saw para pewaris 
sunnahnya telah memungut methodologi pemahaman TEOLOGIS yang sudah menjadi 
tradisi nenek moyang guna memahami Al-Dinu Al-Islam. Methodologi teologi ini 
adalah methodologi tradisi spiritualisme masyarakat manusia yang didasarakan 
atas fantasi dan imajinasi dalam model magi, okult dan kontemplasi yang diwadahi 
dalam ritual-ritual yang indah dan bernilai seni (tarian, nyanyian, 
deklamasi, pengarakan patung, lukisan dll). Di dalam praxis kehidupan manusia 
methodologi teologis ini bertolak dari diri manusia sebagai pusat segalanya. 
Titik tolak anthroposentrik (bhs Yunani: anthropos=orang, manusia; 
kentron=pusat) inilah yang menyebabkan terciptanya JURANG atau gap antara 
ide-ide teologi dengan realitas masyarakat manusia yang dirasakan dan 
dialami (experienced by) manusia secara individual maupun kolektif. Dari 
sinilah timbulnya konflik-konflik gagasan, pemikiran dan ideologi antara 
manusia secara individu dan antara masyarakat-masyarakat manusia secara 
sosial. Methodologi teologis ini dapat kita simak dalam Surah Al-Maaidah (5) 
ayat 27-28 dan Surah Ash-Shaaffaat (37) ayat 102-111. Oleh pemahaman 
teologis tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam QS.5 ayat 27-28 dan QS.37 ayat 
102-111 maka terjadilah malapetaka pembunuhan pertama di kalangan anak-cucu 
Adam as dan hampir saja seorang rasul dan nabi membunuh anaknya sendiri. 
Pada peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam firman Allah swt tersebut 
secara alegoris ditunjukkan kepada kita agar di dalam memahami firman-firman 
Allah swt kita dengan sadar mempergunakan AKAL-FIKIRAN SEHAT yang menjadi 
fitroh manusia.
 
Beberapa kecenderungan dalam pemikiran cak Nur yang 
menerima ilmu-ilmu teologi Barat tentang Al-Dinu Al-Islam yang dalam praxis 
kehidupan masya

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 10, Issue 11

2005-09-07 Terurut Topik A. Marconi

KOMENTAR:

1 - Masalah yang harus jelas adalah problema atau paradigma IDEOLOGI ISLAMI. 
Masalah ideologi ini menurut Allah swt HARUS didasarkan atas KESUKARELAAN. 
Hal ini pernah ramai dalam diskusi di kalangan para pendiri Republik 
Indonesia, yang mayoritasnya adalah Muslim, namun ahirnya menghasilkan 
kompromi yang kita kenal sebagai "piagam Jakarta".  Isi pokoknya mewajibkan 
kaum Muslimin melaksanakan syaria'ah Islam. Dari peristiwa ini maka pada 
masa 2-3 tahun RI bermunculan berbagai organisasi, lasykar dan parati 
politik berhaluan Islam yang simpang-siur dalam rumusan-rumusan politiknya. 
Terutama kesimpangsiuran dalam menghadapi agresi Inggris dan Belanda yang 
berdalih hendak menyelesaikan masalah takluknya Jepang kepada sekutu serta 
kepada kedua tokoh proklamator RI. Akibatnya hingga sekarang masih kita 
derita. Generasi sekarang HARUS PANDAI MENARIK PELAJARAN dari pengalaman 
praktis generaasi yang lalu.


2 - Peranan NEGARA yang hendak dibangun atau ditegakkan memerlukan perhatian 
yang seteliti mungkin. Untuk ini perlu kejelasan mengenai apa sebenarnya 
"negara" yang diterjemahkan dari definisi politik "the state". Dalam sejarah 
masyarakat manusia yang terorganisasi dalam kelompok-kelompok yang 
selanjutnya berkembang menjadi negara dalam arti modern (kekinian) maka 
disadari atau tidak disadari negara adalah kekuasaan politik, ekonomi dan 
sosial yang dikuasai oleh sebagian kelompok masyarakat yang tangguh secara 
politik, ekonomi dan budaya untuk menindas golongan lain sebagai lawannya. 
Di negeri demokrasi kapitalis mereka adalah golongan intelektual yang digaji 
demi melaksanakan suatu scenario politik, ekonomi dan sosial. Mereka 
merupakan alat bagi kapital untuk melakukan penindasan terhadap setiap 
tuntutan ekonomi, politik dan sosial yang MERUGIKAN penumpukan jumlah 
nilai-lebih (riba) yang dikuras dari masyarakat. Di negeri sosialis dan 
komunis mereka adalah kaum intelektual yang dijamin taraf hidupnya lebih 
tinggi dari rata-rata klas buruh dan tani. Di negeri semacam itu mereka 
sebagai birokrat melaksanakan politik-politik partai yang berkuasa sambil 
berselingkuh di bidang ekonomi dan finansial memperkaya diri. Mereka menjadi 
the privilege yang secara praktis langsung berkuasa (Ingat pengalaman orde 
baru hingga sekarang) dan menindas setiap perlawanan baik dari klas buruh 
dan tani maupun klas-klas lainnya. Apa yang dijelaskan di sini adalah teori 
negara dari pendiri negara sosialis pertama Wladimir Ilyits Ulyanovsk 
(Lenin) yang menurut hemat saya adalah sesuai dengan realitas yang ada 
sekarang.


3 - Yang harus jelas pula adalah prinsip ekonomi Islam yang diwahyukan, di 
mana RIZKI ber-ASAL MULA dari Allah swt dan dibagikan oleh Allah swt kepada 
seluruh hambanya. Manusia diperintahkan agar pada siang hari bertebaran di 
bumi MENCARI RIZKI yang dibagikan oleh Allah swt dan agar mereka tidak 
mengiri orang lain yang sedang kebagian lebih banyak. Tetapi yang kebagian 
lebih banyak harus SELALU INGAT bahwa di dalam kelebihan rizki yang 
diperolehnya ADA BAGIAN RIZKI dari mereka yang tidak kecukupan. Dan karena 
itu harus solider secara sosial apabila diminta bantuannya oleh yang 
kekurangan. Masalah rizki (ekonomi) dengan prinsip Islami ini akan mungkin 
dilaksanakan hanya apabila manusia Muslim dapat melaksanakan tuntutan 
KESATUAN ANTARA IDE, TEORI, dengan PRAKTEK HIDUP NYATA SEHARI-HARI. Dalam 
sejarah tradisi maupun kehidupan masyarakat Muslim selama hampir 15 abad ini 
realisasi KESATUAN TEORI dan PRAKTEK adalah sangat-sangat memprihatinkan 
(tengok korupsi, penggelapan, pencurian atas kekayaan masyarakat yang 
dilakukan oleh para pejabat, 'ulama dan imam).


4 - Kesemuanya itu jika kita kaji kembali kepada firman-firman Allah swt dan 
sunnah rasulullah Muhammad saw, maka berislam merupakan suatu perjuangan 
hidup yang secara lahiriah dan bathiniyah adalah UJIAN bagi manusia yang 
taqwa dan ihlas. Dilihat dalam sejarah manusia jumlah manusia yang demikian 
itu adalah tidak banyak. Namun saya optimis bahwa di zaman sekarang terbuka 
kemungkinan bagi pencerahan Al-Dinu Al-Islam sebagai KEHARUSAN HIDUP adalah 
sangat besar di banding dahulu kala ketika tingkat budaya manusia masih 
sebatas punggung unta dan kuda. Sedangkan kini budaya masyarakat manusia 
telah mencapai tingkat informatika yang secara terlukiskan terus mengembang 
menjelajahi alam semesta. Pada hari-hari ini  (fii dunya) dimulai "yaum 
al-kiyamah" bagi budaya punggung unta dan punggung kuda. Siapapun yang HIDUP 
dengan menjadikan Al-Quran sebagai HUDAN, PETUNJUK, maka dia akan dapat 
masuk ke hari depan yang gemilang (al-ahirat) sebagai hasil perjuangannya 
yang penuh rohmah dan hidayah.


Wa billahi tafiq wa al-hidayah wassalamu'alaikum wa rohmatullahi wa 
baraokaatuh,

A.M



- Oorspronkelijk bericht - 
Van: <[EMAIL PROTECTED]>

Aan: 
Verzonden: woensdag 7 september 2005 11:07
Onderwerp: is-lam Digest, Vol 10, Issue 11



Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org

To subsc

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 10, Issue 5

2005-09-04 Terurut Topik A. Marconi
IDEM, saya juga selalu mendapat mail:  From: [EMAIL PROTECTED]
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: 04 September 2005 9:07

Ada apa sih di [EMAIL PROTECTED]

Wassalam,
A.M

> Message: 4
> Date: Sun, 4 Sep 2005 21:35:23 +0700
> From: "Djoko Luknanto" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [is-lam] Problem dengan milis Isnet
> To: "Octopus Garden" <[EMAIL PROTECTED]>, "Chicken Shack"
> , "Yellow Submarine" <[EMAIL PROTECTED]>
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
>
> Howdy,
>
> Mas Harry Sufehmi, saya punya masalah dengan milis isnet kalau tidak
> is-lam@ ya [EMAIL PROTECTED] Setiap kali posting ke kedua milis tersebut pasti
> saya memperoleh jawaban otomatis dari:
>
> #1:
> > From: [EMAIL PROTECTED]
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: 04 September 2005 9:07
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: JSM Mail Security detected prohibited content in a message sent
> > from your address (SYM:35803026082834228319)
>
> #2:
> > Sent: 04 September 2005 9:05
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Please confirm your request to join tarbiyah
>
> #3:
> > Sent: 04 September 2005 9:05
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Please confirm your request to join sabili
>
> #4:
> > Sent: 04 September 2005 9:05
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Please confirm your request to join dialog-mazhab
>
> #5:
> > Sent: 04 September 2005 9:05
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Please confirm your request to join kajian
>
> #6:
> > Sent: 04 September 2005 9:05
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Please confirm your request to join kammi
>
> Wah, ini memang kerjaan teman-teman yang agak usil ngkali:-):-), masak
> saya disuruh melanggan milis segitu banyaknya, 'kan terlalu banyak.
> Salah-salah malah jadi kafir:-):-):-) Bagaimana nih Mas Harry Sufehmi
> ada kiat tidak untuk mencegah yang semacam itu? Semoga ada, kalau tidak
> enaknya bagaimana ya: yang kita kafir kan saya atau mereka ya?:-):-):-)
> Piye ya enake?:-):-):-) Mohon fatma eh fatwa.
>
> Howgh!
> --  Djoko Luknanto, Jack la Motta, Luke Skywalker
>   "Nobody knows you when you're down and out" - Derek and the Dominos --
>
>
>
>
>
>
> --
>
> Message: 5
> Date: Sun, 4 Sep 2005 21:53:36 +0700
> From: "si Nung" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [is-lam] bagaimana ngeset milis menjadi digest atau nomail ?
> To: is-lam@milis.isnet.org
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=US-ASCII
>
> assalamu 'alaikum
>
> salam kenal untuk para anggota milis semua :)
>
> terima kasih untuk kesempatan menjadi anggota milis ini
>
> pada kesempatan ini,
> saya mohon diajari mengeset email ini menjadi mode : DIGEST
> atau NOMAIL
>
> terima kasih,
>
> wassalamu'alaikum
>
> sinung
> Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com
>
>
> --
>
> Message: 6
> Date: Sun, 4 Sep 2005 21:53:36 +0700
> From: "si Noeng" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [is-lam] Wahai Jiwa yang Tenang
> To: "Djoko Luknanto" <[EMAIL PROTECTED]>, Milis is-lam
> 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=US-ASCII
>
> On 4 Sep 2005, at 9:03, Djoko Luknanto wrote:
>
>
> >
> > Kompas, Sosok, Minggu, 04 September 2005
> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/04/Sosok/2020225.htm
> >
> > ASAL USUL
> >
> > Wahai Jiwa yang Tenang
> > MOHAMAD SOBARY
>
> --deleted--
>
>
> > Cak Nur pergi bukan atas kemauannya sendiri. Saya
> > berani bertaruh,
>
> intermezo aja boss :)
>
> di jalan-jalan beberapa pekan terakhir
> sering saya temukan spanduk yang
> temanya ajakan polri kepada masyarakat
> untuk melaporkan adanya perjudian sebagai
> tindakan pemberantasan perjudian,
>
> berkaitan dengan tema spanduk tsb :)
>
> bagaimana ya ... penulis asal-usul ini
> ikut-ikutan ngajak bertaruh (baca : berjudi :)) ?
>
> cmiiw
> sinung
>
> >  gemuruh dalam jiwa dan
> > semangatnya untuk mengabdi negaranya belum reda.
> > Ia masih ingin terus memperbaiki keadaan yang
> > tetap morat-marit. Tak sukar kita menyelami dan
> > menyimpulkan bahwa ia sering kecewa.
> >
>
>
>
>
> --
>
> ___
> is-lam mailing list
> is-lam@milis.isnet.org
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
>
>
> End of is-lam Digest, Vol 10, Issue 5
> *


___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 10, Issue 2 Hukum Karma?

2005-09-02 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,

Bagi seorang Muslim yang hadir pertama dalam hidup adalah Allah swt, sebelum
space-time continum ini ada. Dalam firman KUN FA YAKUN sesungguhnya
blueprint programa munculnya space-time continum dan sejarah yang merentang
dari mula ke arah final sudah disertakan dalam paket KEHENDAK YANG MULYA
atas alam semesta. Jika kita tengok diri kita dan kita bandingkan dengan
space-time continum maka fahamkah kita bahwa kita ini NOTHING?

Aturan dan hukum kehidupan bagi manusia ini sudah DITETAPKAN dan itu semua
sudah difirmankanNYA kepada rasulullah Muhammad saw dan ditulis dalam kitab
Al-Quran. Jadi manusia itu PERCAYA atau TIDAK PERCAYA kepada ALLAH SWT,
aturan dan hukum kehidupan bagi manusia itu sudah ada. Siapapun yang
menyalahi aturan dan hukum tersebut pasti dikenai sangsi.

Ber-ISLAM sebenarnya dimaksudkan agar  manusia menempuh hidupnya tanpa
melakukan pelanggaran terhadap aturan dan hukum kehidupan yang sudah ada
itu. Ber-Islam itu gampang, TUNDUK PATUH SECARA SUKARELA DAN TAK BERSYARAT
kepada aturan dan hukum kehidupan bagi manusia yang sudah ditentukan oleh
SANG MAHA PENCIPTA, artinya TAQWA DENGAN IHLAS kepada Allah swt. Kira-kira
bagaimana dengan hukum karma? Jadi kita BERISLAM atau TIDAK BERISLAM itu
untuk diri kita masing-masing bukan untuk Allah swt, demikian pula kita
sholat, berpuasa, zakat, fitrah, bersodaqoh, menghormati orang-tua, solider
terhadap sesama manusia yang sedang menderita dll atau tidak adalah untuk
diri kita sendiri. Sesungguhnya bagi manusia TIDAK ADA JALAN HIDUP LAIN yang
lebih enak, aman, menyenangkan, nikmat kecuali AL-DINU AL-ISLAM.

Semoga dapat membuat kita semua optimis melihat hidup manusia.

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, September 02, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 10, Issue 2


> Send is-lam mailing list submissions to
> is-lam@milis.isnet.org
>
> To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> or, via email, send a message with subject or body 'help' to
> [EMAIL PROTECTED]
>
> You can reach the person managing the list at
> [EMAIL PROTECTED]
>
> When replying, please edit your Subject line so it is more specific
> than "Re: Contents of is-lam digest..."
>
>
> Today's Topics:
>
>1. Hukum Karma !  adakah itu ? (A_Dharmawan)
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Fri, 02 Sep 2005 09:11:43 +0400
> From: A_Dharmawan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [is-lam] Hukum Karma !  adakah itu ?
> To: Milis is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
>
>
> Judgment Day
>
>
> by Carol Wolman
>
> http://www.opednews.com
>
> Judgment Day by Carol Wolman
>
> The chickens are coming home to roost. Hurricane Katrina, by wiping out
the
> city of New Orleans and half the state of Mississippi, is God's way of
> telling us here in the US that global warming is real.
>
> Americans are suffering from devastating hurricanes because for 5 years we
> have tolerated a dictator who still refuses to recognize the problem of
> global warming, and to work with the rest of the world to do something
about
> it. In fact, Bush's policies, removing environmental restrictions on
> corporations, and making war, have greatly accelerated global warming.
>
> Natural disasters do not only strike poor countries like India and
Thailand.
> The US is just as vulnerable. As the sea level rises, and storms boil out
of
> the atmosphere more fiercely, our many coastal cities will be flooded, as
> New Orleans is flooded right now.
>
> Psalm 98 9The LORD cometh to judge the earth: with righteousness shall He
> judge the world, and the people with equity.
>
> Whether you believe it to be God's judgment, the law of karma, or the
second
> law of thermodynamics, it's clear that the devastation caused by Katrina
is
> a result of the refusal of the US government to curb carbon emissions, and
> its insistence on making war. These destructive policies, in turn, are the
> result of the US government's enslavement to corporate interests. In other
> words, the worship of mammon is leading us to disaster.
>
> We the people of the US are complicit in this folly, greed and selfishness
> as long as we allow the corporados to remain in office. There are plenty
of
> grounds for impeaching Bush and Cheney. Many Americans are waking up to
the
> fact that we must develop more sensible energy policies and we must have
> peace, before we render our planet uninhabitable. To do this, we must
> replace the pirates who have hijacked our government with public servants
> who will promote the general welfare.
>
> In the name of the Prince of Peace, Carol Wolman
>
>
>
> http://groups.yahoo.com/group/Peacemakers_Bible_Study_2
>
> Carol S. Wolman, MD is a psychiatrist in Northern California. A lifelong
> peace activist, she has written extensively on the psychology of our
times.
> She is act

[is-lam] RE: Penundukan Ajaran Agama di bawah Kendali Akal ?

2005-08-31 Terurut Topik A. Marconi



Assalammu'alaikum wr wb,
 
Judul tulisan "Penundukan Ajaran Agama di bawah 
Kendali Akal" yang dimuat dalam milis [EMAIL PROTECTED]  yang dinisbatkan 
kepada pemikiran cak Nur apakah tidak terlalu politis daripada ilmiah? 

Sebab apabila kita ikuti perkembangan pemikiran cak 
Nur semenjak di Gontor, IAIN Jakarta dan McGill Univ hingga ke Paramadina, pada 
hemat saya tidak demikian kenyataannya.
 
Jalur pemikiran cak Nur sejak mula adalah usaha 
dalam menembus "kamar dingin" pondok pesantren yang mengambil model pendidikan 
Timur-Tengah sebagai blue print di Indonesia. Betapa dinginnya kamar tsb dapat 
kita lihat dalam kejumudan pemikiran ummat Islam Indonesia dan keterbelakangan 
budaya serta ekonomi yang menjadi kerangka bangunan masyarakat Muslim Indonesia. 
Kedinginan yang cenderung membeku tsb telah dipasang di kepala ummat Muslim 
Indonesia bagaikan topeng baja sehingga ummat Muslim Indonesia tampak 
seperti saudara kembar Louise IVX yang dipenjarakan dalam sebuah penjara 
bawah tanah menurut dongeng seorang penulis Perancis yang terkenal. Cak Nur 
dan teman-teman lainnya yang pada waktu awal Orba aktif dalam HMI dan 
"Lingkaran Diskusi Limited Group" yang dipimpin oleh Dr. Mukti Ali TIDAK 
BERTUJUAN menundukkan Al-Dinu Al-Islam di bawah kendali Akal, bahkan 
sesungguhnya adalah hendak MEMPERGUNAKAN AKAL SEHAT dan bukan fanatisme yang 
mengandalkan "take it for granted" sebagai peralatan memahami Al-Dinu Al-Islam 
atas dasar firman-firman Allah swt yang telah diwahyukan (Cobalah kaji 
dengan baik-baik semua pemikiran teman-teman tadi).
 
Al-Quranu Al-Karim dengan tegas MEWAJIBKAN manusia 
mempergunakan akal-fikiran, hati dan peralatan penginderaan untuk digunakan 
memahami ayatullah, tanda kemahakuasaan Allah swt yang tersebar di alam semesta 
seisinya. Ini berarti manusia harus melakukan penyelidikan terhadap 
bagaimana unta dilahirkan, manusia diciptakan, angin dihembuskan, gunung-gunung 
dipancangkan dsb dsb. Dan apabila telah faham maka akan dapat secara sadar dan 
sukarela BERISLAM kepada Allah swt saja. Dapatkah kita mengerti ini semua hanya 
dengan mempergunakan FANATISME terhadap Al-Dinu Al-Islam sebagai 
satu-satunya Al-Din yang diridzhoi Allah swt sebagaimana yang telah terjadi 
selama hampir limabelas abad ini? Rasulullah Muhammad saw semasa kanak-kanaknya 
tidak dapat mengerti mengapa para kakek, paman, saudara-saudara sepupunya 
mengabdi berhala-berhala yang digantungkan di dinding Ka'bah atau ditaruh di 
sekitarnya. Apa sebabnya? Karena beliau sekalipun masih dalam masa 
kanak-kanak sudah mampu mempergunakan akal-fikiran dan seluruh perlengkapan 
penginderaan serta hati sucinya untuk dengan sadar dan sukarela mengenal 
kepalsuan ilah-ilah yang diabdi itu dan MENCARI ilah yang pantas diabdinya. 
Beliau TIDAK menyandarkan diri kepada fanatisme tradisi sukunya yang sudah 
berabad-abad melaksanakan pengabdian kepada berhala. Dan penyelewengan dari 
TRADISI nenek-moyang bagi masyarakat nomad Timur-Tengah pada waktu itu tidak 
dapat ditolerer. Jadi resiko yang beliau ambil sungguh tak terbayangkan bagi 
seorang bocah, ini berkat beliau berfikir dan mempergunakan 
akalnya.
 
Cak Nur dalam menempuh karier keilmuan dalam 
hidupnya memang mengetengahkan beberapa pemikiran yang pada hemat saya cenderung 
menerima beberapa gagasan teologis dan sosial-politik kebudayaan Barat (yang 
dicerminkan di dalam pandangan filsafat Yunani), sebagaimana yang menjadi 
kontroversi pemikiran di Indonesia dewasa ini. Kebudayaan Barat dan realisasinya 
dalam masyarakat Barat telah menyebabkan beberapa pemikir Muslimin seperti cak 
Nur menyangka bahwa idea-idea Al-Quranu Al-Kariim tentang masyarakat Muslim 
telah DILAKSANAKAN di Barat. Sangkaan demikian ini hanya sebagian dari kenyataan 
yang dapat kita tanggap yang ada di Barat (Allah swt berfirman agar kita 
meyakini adanya realitas GHOIB atau bahasa modernnya "ketiadaan informasi"). 
Sebab bimbingan pokok ideologi pembangunan masyarakat Barat BUKAN 
ideologi Al-Dinu Al-Islam dan BUKAN Al-Quranu Al-Kariim. Dan IDEOLOGI 
pembimbing inilah yang akan menentukan AHIRAT (hari depan) dari realitas DUNYA 
(saat ini) yang telah dicapai (ingat do'a yang selalu kita ucapkan Robbana 
aatina fii DUNYA hasanatan wa fii al-AHIROTI hasanatan wa qiina 'adzabanaar). 
Gejala munculnya ISLIB dan pemikir Muslimin seperti cak Nur dll serta 
kecenderungan dalam tubuh masyarakat Muslimin Indonesia dewasa ini adalah  
pengulangan kejadian sejarah semasa kesadaran nasional Indonsia yang baru 
tumbuh bergulat melawan belenggu kolonialisme Belanda di mana beberapa tokoh 
Muslimin Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dahulu menyangka bahwa 
Sosialisme dan Komunisme merupakan usaha realisasi ide-idea Al-Dinu Al-Islam 
dalam jajaran keadilan sosial dan kesetaraan politik. Sehingga banyak 
anggota Syarekat Islam (SI) bergabung ke dalam Partai Komunis Hindia (PKI) dan 
ISDV (Indiesche Sociaal Democratische Vereneging).  
 
Usaha penyegaran kembali pemikiran kaum Muslimin 
untuk mengembangka

[is-lam] Fw: [dzikrullah] Re: Jembatan Kesederhanaan - 6

2005-08-30 Terurut Topik A. Marconi



 
- Oorspronkelijk bericht - 
Van: mardibros 

Aan: [EMAIL PROTECTED] 
Verzonden: dinsdag 30 augustus 2005 10:30
Onderwerp: Re: [dzikrullah] Re: Jembatan Kesederhanaan - 
6
  
      
>>>>><<<<<"Ya Allah, Ajari Kami Untuk 
Selalu Ingat Kepada- Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"(Al 
Hadits)    
>>>>><<<<<For more informartion, please click 
: http://www.dzikrullah.com 


  
  

My 
  Groups | dzikrullah 
  Main Page 
  


 
"A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
Subject: Re: [dzikrullah] Re: Jembatan Kesederhanaan - 6



NIMBRUNG, URUN REMBUG,
Assalammu'alaikum wr wb,
Allah swt berfirman kepada rasulullah Muhammad saw 
bahwa beliau (rasulullah Muhammad saw) hanya bertugas MENYAMPAIKAN berita 
baik dan ancaman bagi yang kufur terhadap firman Allah swt. Sedangkan 
kewajiban memerangi, menggunakan kekerasan terhadap yang menentang da'wah beliau 
itu DIIZINKAN ALLAH SWT dengan PERSYARATAN yang harus dipenuhi berdasarkan 
atas KRITERIA-KRITERIA yang telah ditetapkan oleh Allah swt pada 
zamannya. Apabila tugas rasulullah  kepada manusia adalah 
sedemikian LIMITED maka perlu kita bertanya kepada rasio, logika, 
dialektika, hati dan fikiran kita sendiri atas TERSEBARNYA hikayat, cerita, 
berita yang MEMPERLUAS tugas-tugas rasulullah Muhammad saw sehingga melampaui 
jangkauan TUGAS UTAMA. 
Mengapa pada zaman kita sekarang berseliweran 
"hadits" maupun "hadits Qudsi" yang menganjurkan ummat Muslimin bertindak "hero" 
maupun melampaui tugas-tugas rasulullah Muhammad saw dan para rasulullah dan 
nabi sebelumnya? Dan kepada hikayat, cerita tersebut kita hanya DIWAJIBKAN 
mempercayainya saja dan Al-Dinu Al-Islam dijadikan sebuah model KEPERCAYAAN yang 
hanya bisa diakses melalui dua sikap: menolak kepercayaan atau menerima 
kepercayaan yang berakibat pembunuhan terhadap rasio, logika, dialektika, hati 
dan fikiran yang hidup dinamik. Padahal apabila kita jlimeti firman-firman Allah 
swt dalam Al-Quran justru Allah swt MEWAJIBKAN manusia BERFIKIR, MEMPERGUNAKAN 
SELURUH ALAT PENGINDERAAN guna melakukan pengamatan terhadap alam semesta 
seisinya agar DAPAT MEMAHAMI KEBENARAN YANG MUTLAK dari firman-firman Allah swt 
dan BERISLAM di atas dasar kesadaran dan ilmu pengetahuan yang dapat 
dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan secara sukarela. Tidakkah dapat kita 
periksa adanya PARADOX (saling bertentangan) antara firman-firman 
Al-Quranu Al-Kariim dan anjuran segolongan, dua, tiga, empat dst...golongan 
manusia? 1500 tahun sesudah wahyu Al-Quraan diturunkan kepada seorang Arab ummi 
di Mekkah wajah peradaban manusia sudah berkembang (dimaui atau tidak dimaui) di 
atas dasar KEHENDAK atau program Allah swt yang kini kita saksikan. 
Demikianlah realitas nyata peradaban manusia dewasa 
ini dan seyogyanya kita Muslimin tunduk patuh kepada KEHENDAK tersebut dan 
meletakkan kembali kedua kaki kita di atas JALAN LURUS yang telah ditetapkan 
agar kita dapat berjalan dalam hidup ini dengan irama yang sesuai dengan irama 
yang telah menjadi kodrat manusia yang Muslim. Berjalan dengan mengangkat tinggi 
ketaqwaan yang IHLAS kepada TUHAN YANG MAHA ESA tanpa melalui perantaraan 
siapapun!  
Wa billahi tafiq wa al-hidayat wassalam,
A.M







_
Lihat foto kegiatan patrap di http://patrapnet.fotopic.net
__Do You Yahoo!?Tired 
of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


YAHOO! GROUPS LINKS 

   Visit your group "dzikrullah" on the 
  web.  
   To unsubscribe from this group, send an email 
  to: [EMAIL PROTECTED]  
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 
  



___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 9, Issue 83

2005-08-23 Terurut Topik A. Marconi
Tentunya yang ingin menambahkan hukum halal dan haram, kecuali yang
ditetapkan Allah swt dalam firman-firman Al-Quranu Al-Kariim, LEBIH HEBAT
dari Allah swt bukan?

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, August 23, 2005 1:17 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 9, Issue 83


> Send is-lam mailing list submissions to
> is-lam@milis.isnet.org
>
> To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> or, via email, send a message with subject or body 'help' to
> [EMAIL PROTECTED]
>
> You can reach the person managing the list at
> [EMAIL PROTECTED]
>
> When replying, please edit your Subject line so it is more specific
> than "Re: Contents of is-lam digest..."
>
>
> Today's Topics:
>
>1. Berpegang HANYA pada AlQuran WAS: [is-lam] Kepiting: Halal
>   atau H aram?  Tulisan lama (Kesimpulan) (Hermanto)
>2. Re: Berpegang HANYA pada AlQuran WAS: [is-lam] Kepiting:
>   Halal atau H aram? Tulisan lama (Kesimpulan)
>   ([EMAIL PROTECTED])
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Tue, 23 Aug 2005 16:25:29 +0700
> From: Hermanto <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Berpegang HANYA pada AlQuran WAS: [is-lam] Kepiting: Halal
> atau H aram?  Tulisan lama (Kesimpulan)
> To: Milis is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset="iso-8859-1"
>
> Setuju Mas,
>
> Memang agak lucu kalau kita yg tidak Qualified ini ikut2an membahas fatwa.
>
> Sebenarnya saya tidak tertarik dg masalah Kepiting itu Halal atau haram.
> Tetapi lebih bertanya kepada: Mengapa email yg mempertanyakan halal haram
> itu hanya bernash Al-Quran saja.
>
> Sedetail apa sich AlQuran menjelaskan sebuah masalah?
>
> Bukankah para sahabat yg notabane berbahasa arab dan ada pada zaman Rasul,
> tidak berpegang HANYA pada AlQuran.
>
> Jika zaman sekarang ada yg beranggapan bahwa cukup ALQURAN saja,
> berarti orang tersebut lebih HEBAAAT dari pada para sahabat,
> berarti orang tersebut lebih jago bahasa arabnya dari pada para sahabat,
> berarti orang tersebut lebih heeebaat dari para ahli tafsir.
> Pokoke, hebaat dech. :-(
>
>
>
>
> -Original Message-
> From: Eriko Wistaria Dwi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, August 23, 2005 3:03 PM
> To: 'Milis is-lam'
> Subject: RE: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram? Tulisan lama
(Kesimpulan)
>
>
> Begini Mas Agung,
>
> Saya tuh nggak habis pikir, MUI sebagai lembaga yang mengeluarkan fatwa
> halal dan haram tentang sesuatu masalah di Indonesia, dimana yang duduk di
> Lembaga MUI tersebut terdiri dari orang-orang yang mempunyai keahlian
dalam
> bidang agama. Selain itu pula hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
> ilmiah dari ahlinya. Akan tetapi kita yang awam ini, adakalanya lebih
> mendahulukan 'hawa nafsu' dan 'pemikiran serta pendapat' kita padahal kita
> ini bukan ahlinya.
>
> Ternyata benar ada hadis yang mengatakan "Apabila suatu masalah tidak
> diberikan kepada ahlinya maka akan hancur/kacau". Karena seringkali kita
> lebih mengedepankan 'hawa nafsu' kita yang awam ini daripada fatwa para
> ulama yang lebih ahli dalam masalah agama.
>
> Wassalam,
>
> Eriko Wistaria
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
> On Behalf Of A_Dharmawan
> Sent: Tuesday, August 23, 2005 2:38 PM
> To: Milis is-lam
> Subject: RE: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram? Tulisan lama
>
>
> Ini baru soal kepiting
> Ruweet dan nggak pernah ada konklusi..
>
> bagaimana mau memformulasikan  masalah yang lebih "bermanfaat"  bagi
> dunia
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Iswan Abdullah
> Sent: Tuesday, August 23, 2005 8:20 AM
> To: Milis is-lam
> Subject: Re: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram? Tulisan lama
>
>
> Ass.wr.wb
> Menurut saya sudah sebaiknya kita akhiri tema ini, yang jelas kita
serahkan
> pada AL-Qur'an dan As-sunnah dan tak usah diperdebatkan  terus ...dan
> atas dasar tersebut kembali kepada masing masing pribadi berdasarkan dalil
> dalil shahih tersebut untuk memposisikan diri.
> Saya pribadi sudah bosan terima posting tema ini melulu.kalau bisa
> posting langsung saja ke Mbak Anggy.I
> Mohon maaf  kalau tak berkenan.
> Wass.wr.wb
>
> - Original Message - 
>
> From: Anggy I   Arista
> To: Milis is-lam 
> Sent: Tuesday, August 23, 2005 10:59 AM
> Subject: Re: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram? Tulisan lama
>
> Salam,
>
> Mas, kata bangkai itu kan kata umum, bisa dicari artinya dari kamus Bhs
> Indonesia... kalau belum puas, bisa buka oxford, atau jika masih kurang
puas
> bisa buka "oxford"nya bhs arab...
>
> Artinya pasti sama semua ... Pengetahuan saya juga dari situ juga...
>
>
>
> - Original Message - 
>
> From: Eriko   Wistaria Dwi
> To: 'Milis is-lam' 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 9, Issue 57

2005-08-12 Terurut Topik A. Marconi
Membaca laporan ceramah seorang pengusaha sukses perlu berhati-hati.
Terutama jangan lupakan "hudan" yang difirmanakan pertamakalinya kepada
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib: "Iqro Bismirrobbika.", di mana
prinsipnya Allah swt mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui
dengan PENA. Artinya kita perlu belajar secara SISTEMATIS. Dengan belajar
sistematis bagaiamanpun bodohnya kita masih akan dapat menyerap walau
minimal apa-apa yang kita pelajari. Sesudah MENGERTI ilmu atau pengetahuan
yang kita pelajari kemudian baru bertindak, dilaksanakan. Ada firman Allah
swt yang melarang kita bertindak jika kita TIDAK MENGERTI apa yang akan kita
tindakkan. dan ditambah dengan firman bahwa seseorang akan memperoleh
bahagian rizkinya sesuai dengan usaha yang telah dilakukannya. Dalam hal ini
Allah swt memerintahkan kita agar BERTANGGUNGJAWAB DENGAN KESADARAN PENUH
sebagai manusia. Prinsip-prinsip DASAR bagaimana cara hidup inilah yang
banyak difirmankan oleh Allah swt di dalam Al-Quran. Pendapat pengusaha yang
diceramahkan itu bisa menjadi BAHAN REFERENSI kita di ddalam praktek hidup.
Tidak harus bertindak seperti dia untuk bisa sukses dalam hidup.

Wassalam,
A.M



> > Saya masuk kuliah di empat universitas tapi tidak
> > selesaikan kuliah. Tapi saya juga heran kenapa bisa
> > dirikan Primagama, sebuah lembaga bimbingan belajar
> > terbesar di Indonesia yang cabangnya sampai ratusan.
> >
> > Padahal saya tidak terlalu pintar-pintar amat.
> > Makanya saya berpikir kalau kita terlalu pintar
> > menyebabkan terlalu banyak pertimbangan, yang
> > akhirnya tak ada sama sekali yang bisa dikerjakan.
> > Makanya mungkin alangkah baiknya anak kita jangan
> > terlalu pintar (hadirin tertawa). Anak saya yang di
> > SMP ranking 11 langsung minta mobil. Ini sudah luar
> > biasa dibandingkan sebelumnya yang ranking 20-an.
> > Dia juga mau jadi pengusaha. Lihat saja banyak orang
> > pintar tapi tidak mau kerja.
> >
> >
> > Untuk mau menjadi pengusaha jangan terlalu banyak
> > pertimbangan. Laksanakan saja niat itu dan tunggu
> > hasilnya. Coba lihat pakar akuntansi tidak mau
> > berusaha karena apa. Yah itu tadi karena mereka
> > belum berusaha sudah takut jadi pengusaha, karena
> > mereka sudah mempelajari dulu hitung-hitungan
> > menjadi pengusaha yang mengerikan makanya mereka
> > takut sebelum berusaha.
> >
> > Lalu kenapa orang mau jadi pengusaha. Saya kira Jaya
> > Setiabudi sudah memaparkan banyak tadi. Yah jadi
> > pengusaha itu misalnya gini, saya merasa tiap hari
> > kerjanya apa. Paling kalau ada yang mau
> > ditandatangani baru muncul. Makanya yang perlu
> > diketahui calon pengusaha tidak usah muluk-muluk
> > kalu sudah bisa tanda tangan yah bagus-lah (hadirin
> > tertawa).
> >
> > Pengusaha itu tidak perlu tinggi-tinggi sekolah,
> > karena yang mereka perlukan hanya tahu tanda tangan
> > dan mengingat bentuk tanda tangannya jangan sampai
> > salah tanda tangan satu dengan lainnya.
> >
> > Selain itu, pengusaha kebanyakan dari orang malas.
> > Sebab orang yang sudah pintar itu diperebutkan sama
> > perusahaan untuk menjadi karyawan. Makanya yang jadi
> > pengusaha itu dulunya orang malas. Orang malas
> > sebenarnya bukan hal yang negatif karena melihat
> > pengalaman selama ini, kebanyakan mereka yang jadi
> > pengusaha.
> >
> > Nah, orang pintar akan dibutuhkan pengusaha sebagai
> > tulang punggung perusahaan. Misalnya, saya sebagi
> > Direktur, banyak pegawai saya adalah para doktor,
> > sementara saya tamat kuliah juga tidak. Paling saya
> > membuat akademi perguruan tinggi dan memanggil para
> > doktor mengajar di tempat saya dan gelar saya dapat
> > dari akademi saya sendiri.
> >
> > Setelah berbicara bahwa seorang pengusaha tak harus
> > pintar, pendiri lembaga pendidikan Primagama dan
> > Entrepreneur University, Purdie E Chandra, mengupas
> > pembicaraan mengenai fungsi otak kanan sebagai salah
> > satu tips menjadi pengusaha, berikut beberapa
> > petikannya.
> >
> > Untuk menjadi pengusaha memang harus sedikit "gila".
> > Lebih gila lagi kalau teman-teman tidak mau jadi
> > pengusaha (hadirin tertawa). Untuk menjadi seorang
> > pengusaha pakailah otak kanan Anda. Kalau perlu
> > jangan gunakan sama sekali otak kiri. Kenapa harus
> > otak kanan?
> >
> > Ini yang lucu karena otak kanan mengajarkan kita hal
> > yang tidak rasional. Berbeda dengan otak kiri, ia
> > memberitahukan sesuatu yang rasional, teratur, dan
> > berurut-urut. Misalnya begini, murid SD disuruh
> > kreatif sama gurunya. Ia disuruh membuat gambar
> > pemandngan. Karena dari dulu gambar pemandangan yang
> > ia tahu hanya yang ada gunung lalu dibawahnya jalan
> > raya dan sungai, maka sampai dia SMU pun hanya
> > gambar itu yang ia tahu. Ketika diperintahkan
> > menggambar pemandangan. Ini keteraturan tapi tidak
> > ada kreativitas. Kalau ada otak kanan maka ia akan
> > memberitahukan sesuatu yang lebih kreatif. Lalu,
> > apakah Anda mau dari dulu jadi karyawan terus

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 9, Issue 31

2005-08-08 Terurut Topik A. Marconi


Assalammu'alaikum wr wb,

Jika ingin memperdalam wawasan ke-Islaman dan ingin dapat membedakan antara 
yang bathil dan yang haq, saya anjurkan bagi yang berpendidikan setidaknya 
SMA atau tingkat madrasah yang setara untuk BELAJAR DARI SUMBERNYA: 
Al-Quranu al-Kariim. Ini yang utama!! Untuk itu diperlukan 
persyaratan tertentu, yaitu harus sanggup belajar bahasa Arab Al-Quran, 
belajar Sastera Arab pada zaman 14 abad yang silam, sejarah bangsa-bangsa 
Timur Tengah,  Anthropologi Budaya bangsa-bangsa yang berdiam di semenanjung 
(jaziroh) Arab dan latar belakang situasi politik, ekonomi, teknologi dan 
ilmu yang berkembang di daerah tsb. Kemudian juga harus belajar matematika 
teori, fisika teori, bio-fisika dan ilmu terkait lainnya. Sebab 
masalah-masalah ini semuanya difirmankan Allah swt di dalam Al-Quran. Jadi 
Surah Al-'Alaq (96) itu bukan "sekadar basa-basi" Allah swt kepada manusia 
yang rasional, logis dan dialektis. Jika kita ingin BENAR-BENAR MEMAHAMI 
AL-DINU AL-ISLAM, menguasai Ilmu Islam (Islamologia) atau Teologi Islam yang 
sekarang diajarkan baik di Universitas dan Perguruan Tinggi "Islam" dan yang 
non-Islam TIDAKLAH CUKUP untuk menyalamatkan diri dari liputan NAAR.


Allah berfirman bahwa di dalam Al-Quran difirmankan masalah mula buka alam 
semesta, bumi dan kehidupan di atasnya, kelahiran manusia dan masyarakatnya, 
jalan pemikiran dan fantasi serta imajinasi manusia (filosofi, mistik, magi, 
kepercayaan, agama) terhadap sesuatu kemahakuasaan yang menentukan hidup dan 
matinya manusia. Juga difirmankan hikayat, legenda, cerita, perumpamaan dan 
jangan lupa ilmu-ilmu pasti dan alam. Oleh sebab itu oleh Allah swt 
difirmankan bahwa ayat-ayat Al-Quran itu dibagi dalam dua jenis kategori 
ayat-ayat: ayat-ayat Mutasyabihat dan ayat-ayat Muhkamat dan ayat-ayat 
Muhkamat itulah yang pokok (yang menjadi daerah perdbatan di kalangan para 
'ulama Muslim). Ayat-ayat Muhkamat ini pada pokoknya adalah ayat-ayat yang 
berisikan Hukum dan Peraturan Hidup di Bumi bagi manusia (baik Muslim maupun 
bukan Muslim). Siapapun yang melanggar Hukum dan Peraturan Hidup manusia di 
Bumi itu pasti dikenai SANGSI oleh Allah swt, jika tidak percaya amatilah 
masyarakat disekeliling sdr! Apakah Hukum dan Peraturan Hidup yang 
ditetapkan Allah swt di dalam Al-Quran itu diakui atau tidak oleh Pemerintah 
dan Kekuasaan Negara (tak peduli negara apa, Islam atau non-Islam) ia 
berjalan dan hanya tunduk perintah Allah swt.
Satu contoh: Hukum Perang yang ditetapkan Allah swt yang menyatakan bahwa 
mereka yang DIPERANGI dan DIANIYAYA dengan tidak ada alasan yang haq oleh 
siapapun BERHAK BERLAWAN dan DIRIDZHOI oleh Allah swt untuk balas memerangi 
musuhnya dan mengusir dari negerinya yang diduduki musuh. Lihat tarih 
kerajaan-kerajaan "Islam" pada abad pertama s/d abad 12 Hijriyah yang saling 
berperang memperebutkan kekuasaan dan kekayaan. Sekalipun menyebut dirinya 
"Islam" toh Allah swt TIDAK MERIDZHOI peperangan yang saling mereka 
lancarkan untuk memperebutkan kekuasaan dan kekayaan. Yang berahir dengan 
KEKALAHAN KAUM MUSLIMIN secara Internasional di segala bidang. Demikian juga 
perang-perang Kolonial dan Imperialis yang dilancarkan oleh negara-negara 
dan bangsa-bangsa non-Muslim, juga TIDAK DIRIDZHOI Allah swt. Baik yang 
mengaku "Islam"maupun yang non-Islam kesemuanya MELANGGAR Hukum dan 
Peraturan Hidup bagi manusia yang ditetapkan oleh Allah swt. Global 
gambarnya demikian. Sehingga sesungguhnya manusia mau berIslam atau tidak 
mau berIslam bagi Allah swt tidak ada artinya, DIA tentukan Hukum dan 
Peraturan Hidup bagi manusia di Bumi demikian (syari'atullah) dan semenjak 
ditetapkan hingga sirnanya masyarakat manusia dari muka Bumi Hukum dan 
Peraturan akan terus menggelinding tanpa berhenti. Setiap pengahalang akan 
dilindas dan diadzab.


Dari itu MEMPELAJARI Al-Dinu Al-Islam sesungguhnya mempelajari Hukum dan 
Peraturan Hidup bagi manusia di Bumi yang paling canggih. Tentunya setelah 
mengerti kemudian DILAKSANAKAN DI DALAM HIDUP. Menghafalkannya baik-baik 
saja tetapi setelah menghafalkan sekaligus dimengerti dan kemudian 
dilaksanakan. Penjelasan para guru dan 'ulama Muslim setelah didengar perlu 
dikritisi dan kemudian diserap dan direferensikan dengan pemahaman sendiri, 
disaring yang bermanfaat dan dibuang yang madhorot. Sunnah dan hadits 
rasulullah Muhammad saw yang sifatnya adalah kumpulan cerita dari berbagai 
sumber baik yang dapat dipercaya maupun tidak dapat dipercaya harus 
dibandingkan dengan firman-firman Allah swt. Karena itu BELAJAR dan 
MEMPELAJARI Al-Quranu Al-Kariim merupakan KUNCI dalam memahami Al-Dinu 
Al-Islam. Tanpa membaca dan mempelajari Al-Quranu Al-Kariim adalah 
omong-kosong dapat memahami Al-Dinu Al-Islam.


Wassalam,
A.M



Salam,

Jawab aja deh... :)

Yang disesuaikan adalah secara komunitas, bukan secara pribadi, apalagi
ngikutin pake onta, iptek kan berkembang Utamanya adalah bagaimana 
Nabi

dan Khalifah setelahnya memanage umat. Basis management mereka

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 9, Issue 22

2005-08-07 Terurut Topik A. Marconi

YES YOU ARE ON THE  RIGHT PATH !!

a.m
> 
> Assalaamu'alaikum wr. wb.
> 
> Jawabnya simpel aja, karena kita justru ribut di soalan yang kemudian
> sering dibungkus sebagai teologi.
> 
> Ambil contoh JIL, kita ini tertinggalnya di sains dan teknologi. Tapi,
> solusi yang ditawarkan adalah mengobrak-abrik pemahaman Islam yang
> standar dan baku. Nggak ada relevansinya kan. Gimana mau menyelesaikan
> masalah?
> 
> Nah, tradisi eksperimentasi dan obsvervasi - yang sejak awal sebetulnya
> dipacu oleh Allah lewat The Embryo (surat yang awal turun) - akhirnya
> diambil oleh Barat. Barat  nggak mau Islam, tapi juga nggak mau ribet
> dengan struktur keimanan kristen yang ruwet, lalu sekuler.
> 
> Namun, di samping kemajuan yang diberikan, barat juga berperan besar
> dalam terjadinya entropi sosial dan lingkungan yang luar biasa lewat
> sains-nya yang newtonian dan cartesian. Paradigma yang mereduksi
> realitas yang ekologis menjadi konsep-konsep yang saling terpisah satu
> sama lain (pernah disinggung oleh tuan Luke Skywalker beberapa waktu
> lalu).
> 
> Wassalaamu'alaikum wr. wb.
> B. Samparan  
> 
> --- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> > Salam, 
> > 
> > muslim insuffer writes: 
> > 
> > > 
> > > Islam dan kaum muslim, kalau kita menengok sejarah, tidaklah anti
> > kemajuan 
> > > dan peradaban, justru islam berperan besar dlm kemajuan peradaban
> > manusia. 
> > > Selama ini para pemikir dan ilmuwan islam, selain menyumbangkan
> > kemampuan 
> > > untuk kemajuan kaum lain, juga tidak menafikan untuk menerima
> > sesuatu yg 
> > > baik demi kemajuan islam. Dan mereka mengadaptasinya dg cantik dan
> > smooth 
> > > tanpa konfrontasi dg aqidah islam. 
> > > 
> > 
> > hmmm... tapi kenapa 200-300 tahun setelah Nabi Muhammad wafat sampai 
> > sekarang, yang namanya umat Islam nggak pernah lagi menyumbangkan
> > kemajuan 
> > peradaban seluruh manusia, tapi justru menjadi kaum yang selalu 
> > tertindas 
> > 
> > Iptek, Ekonomi, Kekuatan Milliter sama sekali nggak punya
> > dibandingkan 
> > semasa Nabi Muhammad dan Khalifah penerusnya... 
> > 
> > ___
> > is-lam mailing list
> > is-lam@milis.isnet.org
> > http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> > 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> __ 
> Yahoo! Mail 
> Stay connected, organized, and protected. Take the tour: 
> http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html 
> 
> 
> 
> --
> 
> ___
> is-lam mailing list
> is-lam@milis.isnet.org
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> 
> 
> End of is-lam Digest, Vol 9, Issue 22
> *

___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 9, Issue 10

2005-08-04 Terurut Topik A. Marconi

Assalammu'alaikum wr wb,

1 - ) Persoalan pemboncengan kelompok kepercayaan yang mengaku sebagai 
kelompok ISLAM ke tempat kedudukan Al-Dinu Al-Islam adalah bukan gejala 
baru. Seperti kelompok kepercayaan KRISTIANI yang membonceng kepada tempat 
kedudukan Al-Dinu Al-Islam yang diajarkan oleh rasulullah dan nabi 'ISA ibnu 
Maryam yang dalam bahasa Yunani diterjemahkan namanya menjadi YESUS juga 
merupakan usaha yang sama dari mereka yang menentang HUKUM ALLAH SWT yang 
ditetapkan bagi manusia di Bumi. Manusia yang kufur kepada Allah swt ini 
sudah muncul semenjak Adam as dan pasangannya mengembangkan diri 
beranak-pinak di Bumi. Apabila pada zaman dahulu kala terjadi perkelahian 
kekerasan hingga saling bunuh (tragedi pertama pembunuhan antara manusia 
difirmankan Allah swt dalam Surah Al-Ma'idah [5] ayat 30) antara anak-pinak 
Adam as sehubungan dengan munculnya kekufuran dan anti-kekufuran di antara 
mereka adalah suatu gejala kemasyarakatran manusia pada suatu masa yang 
masih sangat primitif dalam hal budaya KEMANUSIAAN. Tetapi pada zaman 
sekarang, di mana pengetahuan manusia tentang alam semesta dan tentang 
dirinya sudah sangat berkembang, secara AHLAQ MANUSIA semestinya sudah dapat 
melaksanakan perintah Allah swt untuk TIDAK SALING BUNUH atau MEMPERGUNAKAN 
KEKERASAN dalam menyelesaikan berbagai persoalan muamalah. Semestinya 
manusia Indonesia yang Muslim harus mampu mempergunakan argumentasi verbal 
maupun scriptural guna menilai "pengakuan keislaman kelompok Akhmadiyah".


2 - ) Fatwa MUI pada hemat saya adalah diumumkan tepat pada waktunya. 
Masyarakat Muslim Indonesia menuntut sikap aqidah Islamiyah dari para wali 
dan 'ulama Muslim yang telah mendapat kepercayaan ummat untuk menjadi juru 
bicara dan penasihat ummat Muslimin agar tidak terjadi keresahan aqidah dan 
penyimpangan pengertian. Fatwa tsb ditujukan bagi ummat Muslimin Indonesia 
yang terutama, disamping itu juga menjelaskan kepada masyarakat umum agar 
tahu perbedaan fundamental tentang Al-Dinu Al-Islam dan "pengakuan keislaman 
kelompok Akhmadiyah".


3 - ) Interpretasi atau tafsir atas firman Allah swt yang menyatakan 
rasulullah Muhammad saw sebagai "hataman nabiyyin = nabi terahir dan 
penutup" ditinjau dari balaghah, nahwu-shorof dan ushlub Qurani maupun 
kontekstual firman di berbagai Surah, TIDAK BISA LAIN KECUALI DITAFSIRKAN 
bahwa, sesudah rasulullah Muhammad saw wafat tidak akan ada lagi rasul 
maupun nabi yang dipilih Allah swt di kalangan manusia untuk ditugaskan 
menyampaikan risalah maupun firman baru Allah swt kepada manusia. KEPUTUSAN 
Allah swt ini memang tepat dan sesuai dengan perkembangan intelegensi dan 
kemampuan rasional serta pengalaman praktek manusia di dalam melaksanakan 
kekhalifahannya di Bumi. Al-Dinu Al-Islam dinyatakan oleh Allah swt sebagai 
"al-Yauma Akmaltulakum Diinukum Wa Atmamtu 'Alaikum Ni'mati Wa 
Rodzhiitulakumu al-Islaama Diinaan-Pada hari ini telah Kusempurnakan 
untuk kamu Dinmu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni'matKu, dan telah 
Kuridzhoi Islam itu jadi Din bagimu." (Surah Al-Maaidah[5] ayat 3), 
sehingga implikasi keputusan ini dan konsekwensinya adalah bahwa bagi 
manusia seharusnya tidak memerlukan lagi utusan-utusan Allah swt yang baru. 
Dengan Al-Dinu Al-Islam yang disampaikan oleh para rasul dan nabi dan TELAH 
DISEMPURNAKAN Allah swt dengan diutusnya pamungkas para utusan oleh 
rasulullah Muhammad saw maka MANUSIA sebagai khalifah di Bumi sudah MAMPU 
MELAKSANAKAN TUGASNYA dengan bimbingan Al-Quranu Al-Kariim (namun sangat 
sayang bahwa kita masih bertindak dan berucap serta berfikir tanpa 
mempedulikan PETUNJUK dan BIMBINGAN Al-Quranu Al-Kariim).


4 - ) Apakah sebenarnya kekuatiran kita terhadap kelompok kepercayaan 
Akhmadiyah? Ataukah kita hawatir dan ketakutan jumlah kaum Muslimin yang 
mengikuti rasulullah Muhammad saw akan berkurang jumlahnya sehingga CITRA 
ISLAM Indonesia akan ternodai? Ataukah kita ketakutan KEHORMATAN ISLAM kita 
ternodai? Kita sendiri sering menodai citra Islam di dalam rumahtangga 
sendiri, tengoklah!! Perhatikan sepak-terjang para pemimpin dan 
'ulama Muslimin Indonesia selama Al-Dinu Al-Islam tiba di kawasan ribuan 
kepulauan yang tergelar sepanjang khatulistiwa (al-jannatu fii al-ardzh) 
dari Sabang hingga Merauke hingga saat dan detik saudara-saudara membaca 
tulisan saya ini. Apakah yang SALAH dalam berIslam selama ini? Jika tiada 
yang salah dalam berIslam selama ini TIDAK MUNGKIN KEDUDUKAN SOSIAL DAN 
EKONOMI serta KONDISI POLITIS kaum Muslimin Indonesia seperti saat sekarang 
ini. Sebab Allah swt dalam firman-firman-NYA menyatakan bahwa kaum Muslimin 
adalah SEBAIK-BAIK UMMAT MANUSIA YANG PERNAH DICIPTAKANNYA 
Dan apabila kita menengok ke dunia internasional, terlebih lagi menengok ke 
negeri asal kelahiran rasulullah Muhammad saw, dan membaca berita-berita 
mengenai sitkon masyarakat Muslimin saat ini maka akan timbul se-abreg-abreg 
pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan kita itu dapat kita TEMUKAN d

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 8, Issue 34

2005-07-29 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,

Para netters yang budiman, peristiwa kekerasan yang dilancarkan terhadap
kelompok "Achmadiyah", ditinjau dari firman-firman Allah swt maupun sunnah
rasulullah Muhammad saw (baca al-Quranu al-Karim secara runtun dan sabar,
teliti sunnah rasulullah Muhammad saw atas dasar fakta-fakta sejarah), akan
TETAP tidak membenarkan TINDAK KEKERASAN dan TINDAK MEMAKSAKAN KEBENARAN
SENDIRI kepada yang lain. Apapun  alasan demi membela kemurnian, membela
kebenaran, membela keutuhan al-Dinu al-Islam (agar mendapat pahala surga)
maka MEMAKSAKAN al-Dinu al-Islam sebagai SATU-SATUNYA panutan manusia adalah
BERTENTANGAN dengan KEHENDAK DAN HUKUM YANG DITETAPKAN oleh Allah swt
terhadap manausia dan masyarakatnya serta terhadap alam semesta.

Para UTUSAN dan NABI yang dikirimkan oleh Allah swt kepada setiap kelompok
manusia TIDAK SEORANGPUN TELAH BERHASIL mengajak manusia untuk menerima
al-Dinu al-Islam sebagai satu-satunya panutan hidup bagi manusia. REALITAS
hidup ini harus kita terima dengan IHLAS!!! Apalagi manusia biasa
yang awam akan dapat melaksanakannya! Bahwa dewasa ini al-Dinu
al-Islam semakin menjadi bahan diskusi, bahan pembicaraan, bahan pemberitaan
dan perjuangan antara pro dan kontra adalah suatu HIKMAH AKBAR bagi manusia
untuk mengenal dan mempelajari al-Dinu al-Islam dari tangan pertama:
AL-QURANU AL-KARIIM dan AL-KAUNIYAH (alam semesta dan masyarakat manusia
sebagai model firman Allah swt dalam wujud yang langsung dapat diindera).

Dengan tingkat penguasaan ilmu dan teknologi zaman superstring teori dan
zaman informatika maka akan faham dan mengerti manusia terhadap al-Dinu
al-Islam sebagai suatu ROHMATAN LIL' ALAMIIN. Dan manusia Muslim yang
benar-benar beriman dan taqwa kepada Allah swt TIDAK AKAN GAMPANG-GAMPANGAN
DAPAT MENERIMA kelompok "Ahmadiyah" sebagai saudara
seiman  Hanya kaum munafik dan musyrik yang lahiriah
menyatakan Muslim tetapi di dalam praktek hidup keseharian bertindak
bertentangan dengan PETUNJUK al-Quranu al-Kariim yang menerima kehadiran
nabi baru sesudah rasulullah Muhammad saw. Dan bagi mereka ini berlaku
firman Allah swt dalamm Surah Al-Kafirun: "LAKUM DINUKUM WA LIYADIIN". Oleh
sebab itu tidak dapat dibenarkan untuk menggunakan kekerasan memaksa mereka
untuk tidak mengaku dirinya Muslim.

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 29, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 8, Issue 34


> Send is-lam mailing list submissions to
> is-lam@milis.isnet.org
>
> To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
> http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
> or, via email, send a message with subject or body 'help' to
> [EMAIL PROTECTED]
>
> You can reach the person managing the list at
> [EMAIL PROTECTED]
>
> When replying, please edit your Subject line so it is more specific
> than "Re: Contents of is-lam digest..."
>
>
> Today's Topics:
>
>1. Re: THINK GLOBALLY ACT LOCALLY --x| (Raden Budiman)
>2. FW: [is-lam] THINK GLOBALLY ACT LOCALLY --x| (Riko)
>3. Gus Dur:  Abaikan Fatwa Haram Ahmadiyah !! (A_Dharmawan)
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Fri, 29 Jul 2005 14:04:41 +0700
> From: "Raden Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [is-lam] THINK GLOBALLY ACT LOCALLY --x|
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset="ISO-8859-1"; format="flowed"
>
> On Thu, 28 Jul 2005 18:02:30 -0700 (PDT)
>   AFR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > 1. nggak paham & nggak akan pegang adab pandangan org
> > bisnis spt judul topik. ada ketidakkonsitenan antara
> > tatanan berpikir & berbuat yg disebut sbg MUNAFIK.
> > mahamkan sunnah berbasis bisnis modern saja sdh ngaco.
> > gambaran org lbh mengedepankan aqli drpd naqli.
>
> | Coba deh  anda baca Al-Quran.
> Betapa banyak pernyataan Alloh yang berbunyi AFALA
> TA'QILUN.
> Itu artinya harus pake aqal => dalilnya disebut dalil aqli
> !
>
> Tapi..tak apalah bila anda alergi dengan istilah
> English.
>
> Berpikir itu harus luascik'alamin.
> Jangan macam katak dalam tempurung.
> Berbuat itu mulai dari lingkaran terdekat.
>
>
>
> > 2. antum jelaskan pongkol ketauhidan itu Ibrahim as.
> > apa tuntunan naqlinya?
>
> | Begini ya...
> Nabi Ibrohim itu disebut oleh para ahli agama sebagai
> Bapak para nabi.
> Para nabi itu...misinya TAWHID.
> Dari situ saya mengambil istilah BAPAK TAWHID.
> Tak ada itu dalam definisi saya pongkol ketauhidan.
> Ana tak faham maksud PONGKOL.
>
>
>
>
> >apakah Adam as, Idris as, Nuh
> > as & Hud as bukan ajaran tauhid? apa tuntunan jika
> > tidak?
>
> | Apakah saya menyebutkan mereka bukan bertawhid ?!
>
>
>
> > 3. antum bilang,
> > ".. yaitu Nabi Ibrohim as sudah membuat istilah
> > BALDATAN AMINAN. Sang Bapak Tawhid ini sudah jauh-jauh
> > hari memikirkan .."
> >
> > anda kira konsep ketauhidan itu rekayasa para nabi
> > hingga ada istilah bld

[is-lam] E-mail met bijlage (attachment): cluster_animation_lg

2005-07-13 Terurut Topik A. Marconi



 Het bericht kan nu met het volgende bijlagen of koppelingen 
worden verzonden:Snelkoppeling naar: http://chandra.harvard.edu/photo/2004/darkenergy/cluster_animation_lg.mpgOpmerking: 
Sommige e-mailprogramma's staan ter beveiliging tegen virussen het verzenden of 
ontvangen van bepaalde bestandsbijlagen niet toe. Controleer de 
beveiligingsinstellingen voor uw e-mail als u wilt weten hoe bijlagen worden 
afgehandeld.


cluster_animation_lg.url
Description: Binary data
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 32

2005-06-22 Terurut Topik A. Marconi
gkan "liberal" hendak ditiru di Indonesia dan
dikagumi oleh karena ketinggian tingkat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
"kemakmurannya". Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa SUKSES Eropa Barat
dan Amerika Serikat ternyata memakan korban jiwa manusia berratus-milyun
selama tiga abad lebih ini. Ini adalah suatu KONSEKWENSI atas ketiadaan
PETUNJUK dari Allah swt di mana firman Allah swt dalam bentuk al-Quranu
al-Karim TIDAK MENJADI PEDOMAN DAN PEMBIMBING dalam pengubahan
masyarakat-masyarakat tsb. Tentu dalam upaya yang saya usahakan demikian
tidak terhindarkan ada kritik terhadap pemikiran masa lampau yang oleh
kenyataan obyektif dinyatakan salah.Jika ada kritik ini artinya adalah suatu
tindak pengakuan atas suatu kesalahan dan sesudahnya harus pula diikuti
dengan langkah pembetulan yang sesuai dengan petunjuk al-Quran. Demikianlah
THOUBAT kita kaum Muslimin kepada Allah swt dan tidak mmengulanginya lagi.
Langkah pembetulan yang saya sampaikan kepada kaum Muslimin adalah
KEMANUNGGALAN TAFSIR AYAT-AYAT AL-QURAN DENGAN TAFSIR AYAT-AYAT AL-KAUNIYAH
yang maknanya kaum Muslimin HARUS MELEPASKAN KONSEP THEOLOGY DAN MENCEKAM
ERAT SCIENCES DI BAWAH SOROTAN SINAR BENDERANG FIRMAN ALLAH SWT YANG TERMUAT
DALAM AL-QURANU AL-KARIIM.

Semoga uraian saya ini dapat melegakan nurani para pembaca mails saya yang
singkat.

Wa bi taufiq wa al-hidayah wassalam,
A.M

> Message: 1
> Date: Tue, 21 Jun 2005 09:38:25 +0700
> From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: RE: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 22
> To: "Milis is-lam" 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
>
> Assalamu'alaikum wr. wb.
>
> -Original Message-
> From: IPD Wiska Susetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Kang Agus,
>
> >yang beliau sindir ialah seperti
> >orang-orang jaman sekarang yang mengklaim punya *akses khusus* terhadap
> >rasulullah yang umat Islam selainnya perlu berwasilah melaluinya untuk
bisa
> >nyambung ke rasulullah sholallaahu 'alaihi wa sallam.
>
> Oh... begitu ya.., tapi apakah seperti itu juga yang dimaksud Pak
Marconi?.
> Mengenai adanya orang yang punya *akses khusus* terhadap rasul SAW
> ini pun masih agak bias bagi saya, apakah yang secara silsilah, apakah
> yang 'merasa ini mengarah ke perklenikan, perghaiban, dll.
> Sementara yang silsilah pun ada banyak jenisnya/macamnya (wallohu a'lam).
>
> Tapi ya kita tunggu saja bapak kita Pak Marconi untuk menjelaskannya.
>
> Wassalamu'alaikum wr. wb.
>
> a.s.
>
>
>
> Wallaahu 'alam.
>
> Keep smilin'
>
> = Wizh =
>
>
>
>
> Assalamu'alaikum wr. wb.
>
>
> -Original Message-
> From: A. Marconi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >Pada zaman rasulullah Muhammad saw menyampaikan risalah al-Islam itu
bukan
> >"agama" tetapi al-Din oleh karena itu ia DILAKSANKAN dalam khidupan
> >masing-masing pengikut rasul sebagai JALAN HIDUP mereka yang berbeda
dengan
> >jalan hidup orang non-Muslim.
>
> Betul, makanya bentuk katanya juga: DANA ; YADINU; DIINAN.
>
> >Jalan hidup ini adalah jaln menuju Allah swt
> >yang langsung bagi setiap manusia Muslim TANPA melalui perantaraan
"muhlis",
> >ustadz, pemimpin, guru, wali, imam dll.
>
> ..jaln menuju Allah swt yang langsung bagi setiap manusia Muslim TANPA
> melalui perantaraan,...ini caranya menurut bapak bagaimana??
>
> Pak Marconi, ilmu itu di pelajari melalui sebab dan perantaranya, apalagi
> kalau bapak adalah seorang peneliti, ilmuwan, pasti sudah sangat
> memahaminya kaidah tersebut.
>
> Karena ilmu itu di pelajari melalui sebab dan perantaranya, maka sudah
> sangat WAJAR bila seseorang dalam belajar tsb memiliki seorang 'guru,
> ustadz, syaikh, dll.
>
> Bahwa dalam proses belajar mengajar itu terjadi komunikasi dua arah,
> itu adalah sesuatu yang sudah pasti, tanya jawab, menerima memberi, dll.
>
> Dalam proses tersebut yang TIDAK TAHU berTANYA pada yang tahu itu secara
> syar'i diBENARkan.
>
> QS 16:43
> "... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
> jika kamu tidak mengetahui",
>
> Ketika al-Islam dipandang sebagai ilmu, maka Islam itu adalah
> sesuatu yang ilmiah, bukan begitu pak??.
> Artinya Islam itu dapat dipelajari karena ada rujukan-rujukannya,
literaturnya,
> sumber-sumbernya, dll. dll.
>
> Ketika Islam dipandang sebagai ad-Dien, disitulah Islam di implementasikan
> dalam kehidupan sehar-hari baik secara sendiri-sendiri dan/atau
berjama'ah.
>
> Bila kita ingin mendiskusikan mengenai 'perantara', mari kita cari ilmunya
> dahulu apa itu perantara (TAWASUL) dalam Islam, agar kita tidak bicara
> tanpa ilmu, karena ada ancamanny

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 33

2005-06-21 Terurut Topik A. Marconi
Terimakasih,

Maka dengan
> pengertian ini jadi tidak cocok di pemahaman saya pernyataan pak A.M.
bahwa
> dienul islam adalah *pure rationalistic science*. Karena yang saya pahami
untuk
> mencapai kebenaran Al Haq (dienul qayyim) tidak cukup hanya mengandalkan
logika
> dan indera, akan tetapi perlu juga dilengkapi dengan hati.

"pure rationalistic science" adalah science yang TIDAK DIAKSES OLEH
INTELEGENSI MANUSIAWI, tetapi DIWAHYUKAN OLEH YANG PALING BERILMU kepada
manusia. Sains yang demikian itu adalah persis seperti apa adanya di dalam
realitas alam semesta atau satuan ruang-waktu, jadi mutlak BENAR. Saya
gunakan deretan "pure rationalistic" karena memang ilmu pengetahuan murni
al-Dinu al-Islam dalam model satuan Kitab al-Quran dapat dibuktikan, diuji
coba dan dikaji ulang dalam praxis kehidupan manusia dalam wadah satuan
ruang-waktu. Dan al-Dinu al-Islam ini dapat difahami dengan menghidupkan
kemampuan rasional otak manusia. Jika tidak menghidupkan kemampuan rasional
otaknya maka manusia akan memahami al-Dinu al-Islam seperti saat sekarang
ini, sehingga manusia Muslim bingung menghadapi problema kehidupannya yang
dituntut semakin canggih saja oleh alam lingkungannya. Sains adalah suatu
rekonstruksi posterior atas hasil studi terhadap alam lingkungan. Karena itu
sains harus selalu diuji, dikaji ulang, diperbandingkan dengan hasil-hasil
akumulasi data. Cobalah dibaca lima ayat pertama Surah Al-'Alaq (96) akan
kita jumpai firman Allah swt: "Alladzi 'allama bilqolam" "'Alamal insaana
maa lam ya'lam". Dalam firman tsb dan firman-firman lainnya Allah swt
meletakkan titik berat pembelajaran manusia pada penggunaan rasio daripada
penggunaan qalb. Sebab ciri qalb adalah selalu bolak-balik (to and fro
fluctuation) sulit dapat dijadikan patokan, tetapi merupakan faktor imbangan
yang tangguh berkat model medan elektromagnetik yanng membentuknya.

Wassalam,
A.M
 Date: Tue, 21 Jun 2005 16:40:08 +0800
> From: "IPD Wiska Susetio" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 29
> To: Milis is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=us-ascii
>
>
>
>
> Alhamdulillah,
>
> Senang juga membaca tulisan pak A.M. yang penuh semangat.
>
> Hanya saja sedikit komentar dari saya yang awam ini,  barangkali untuk
> menghindari diskusi debat kusir, ada baiknya saling diperjelas dulu makna
dari
> istilah-istilah yang dipergunakan seperti : rasionalistic, sains,
theology,
> keyakinan, iman, dsb. Bukan apa-apa, seringkali karena yang dipahami
terhadap
> istilah-istilah tersebut berbeda, maka kesimpulan yang diperoleh pun
berbeda.
> Kemudian ketika diperdebatkan jadinya malah debat kusir.
>
> Sebagai contoh ialah pengertian tentang sains. Saya memahami sains adalah
hasil
> observasi terhadap alam dengan menggunakan logika dan indera. Maka dengan
> pengertian ini jadi tidak cocok di pemahaman saya pernyataan pak A.M.
bahwa
> dienul islam adalah *pure rationalistic science*. Karena yang saya pahami
untuk
> mencapai kebenaran Al Haq (dienul qayyim) tidak cukup hanya mengandalkan
logika
> dan indera, akan tetapi perlu juga dilengkapi dengan hati.
>
> Kemudian perbedaan pemahaman tentang istilah ini kiranya tidak untuk
> diperdebatkan, hanya untuk lebih memahami maksud dari ungkapan
masing-masing.
>
> Bisa dielaborasi istilah-istilah yang lain.
>
> Wallaahu 'alam,
>
> = Wizh =
>
>
>
>
>
> "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> on 06/21/2005 04:28:43 PM
>
> Please respond to Milis is-lam 
>
> To:   is-lam@milis.isnet.org
> cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv)
>
> Subject:  [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 29
>
>
>
> Assalammu'alaikum wr wb,
>
> Memang sudah menjadi "jamak-lumrah"-nya bahwa dengan membekunya pemahaman
> al-Dinu al-Islam dalam "theological framework" menyebabkan sementara
dugaan
> yang memvonis Islam "mandeg dan terbelakang". Allah swt menurunkan
firmannya
> kepada Adam as: "Kami berfirman "Turunlah kamu semua dari jannah itu!
> Kemudian jika datang petunjuk-KU, maka barang siapa yang mengikutii
> petunjuk-KU, niscaya tidak ada kehawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
> mereka bersedih hati".", (Al-Baqarah[2], ayat 38, jelas difirmankan dalam
> firman tsb kalimat: "Faimma ya'tiyannakum..." yang memberitahukan bahwa
ADA
> SYARAT-SYARAT bagi anak-cucu Adam as untuk mencapai jannah. Di dalam
> dinamika pertumbuhan masyarakat manusia TIDAK SELURUH anak cucu Adam as
> menerima dengan ihlas PETUNJUK-PETUNJUK ALLAH SWT. Dari gambar kasar ini
> tampak hubungan kausalitas yang menjadi hukum alam yang ditentukan Allah
swt
> dalam meningkatkan ahlaq kemanusiaan menuju al-ahlaqu 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 29

2005-06-21 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,

Memang sudah menjadi "jamak-lumrah"-nya bahwa dengan membekunya pemahaman
al-Dinu al-Islam dalam "theological framework" menyebabkan sementara dugaan
yang memvonis Islam "mandeg dan terbelakang". Allah swt menurunkan firmannya
kepada Adam as: "Kami berfirman "Turunlah kamu semua dari jannah itu!
Kemudian jika datang petunjuk-KU, maka barang siapa yang mengikutii
petunjuk-KU, niscaya tidak ada kehawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati".", (Al-Baqarah[2], ayat 38, jelas difirmankan dalam
firman tsb kalimat: "Faimma ya'tiyannakum..." yang memberitahukan bahwa ADA
SYARAT-SYARAT bagi anak-cucu Adam as untuk mencapai jannah. Di dalam
dinamika pertumbuhan masyarakat manusia TIDAK SELURUH anak cucu Adam as
menerima dengan ihlas PETUNJUK-PETUNJUK ALLAH SWT. Dari gambar kasar ini
tampak hubungan kausalitas yang menjadi hukum alam yang ditentukan Allah swt
dalam meningkatkan ahlaq kemanusiaan menuju al-ahlaqu al-kariim. Proses
Islamisasi manusia adalah suatu ujian sekaligus perjuangan manusia dalam
meningkatkan pemahaman dan pengertiannya terhadap KEBERADAAN Allah swt
dengan KESADARAN MAKSIMAL yang diperoleh melalui akal-fikiran dan
pengendapan pertimbangan-pertimbangan intuitif (pra-program di dalam tangga
DNA). Artinya bahwa manusia HARUS MENEMPUH jalan praktek lapangan dan
abstraksi teoretik demi mencapai PENGETAHUAN yang menjadi batu pijak
KEYAKINAN, IMAN di dalam proses BERISLAM. Dan hal demikian adalah suatu
sunatullah. Sebab al-Dinu al-Islam tidak bisa diakses dari theology
framwork. Al-Dinu al-Islam adalah suatu PURE RASIONALISTIC SCIENCES dan
karenanya hanya bisa diperoleh manusia melalui REVELANCES, WAHYU. Proses
pewahyuan, revelance, bukanlah proses theology tetapi adalah proses Quantum
physycs. Realitas ini dapat dikaji pada proses tabrakan partikel yang
diamati sebagai "deep inelastic scattering process" di mana photon merupakan
pemegang peranan menentukan di dalam membawa dan mentransfer informasi.

Apabila kita perhatikan atas mulajadinya alam semesta dan kehidupan di Bumi
maka tampak jelas berlakunya proses Islamisasi yang jelas-jelas "phanta
rhe". Ber-Islam adalah suatu sikap "berserah diri dengan sukarela dan tunduk
patuh". Dan alam semesta yang 95% mengandung energi-materi "gelap, black"
ini SELALU tunduk patuh kepada Hukum Allah  swt. Se-jenius otak manusia
bagaimanapun juga tidak akan sanggup mengatasi Hukum alam semesta sebagai
sunatullah yang ditetapkan. Dari sini tampak bahwa al-Dinu al-Islam tidak
pernah BEKU, TERBELAKANG. Yang terbelakang dan membeku adalah the
theological framework yang diterapkan oleh para 'ulama Muslim kepada al-Dinu
al-Islam seperti halnya kebekuan dan keterbelakangan the theology dan
religion itu sendiri. Bagi mereka yang mempelajari theology dan religion dan
kemudian MENTERAPKANNYA di dalam memahami al-Dinu al-Islam PASTI
terbentur-bentur kepada banyak masalah-masalah yang sederhana dalam
kehidupan manusia apalagi yang rumit dan lebih parah lagi di dalam
menghadapi realitas yang mandiri berada di luar maupun di dalam diri manusia
yang pada ahirnya akan menempuh jalan "menyendiri" demi ketenteraman
pribadi. Dengan demikian mengulangi tradisi nenek-moyang yang dikritik oleh
al-Dinu al-Islam sebagai suatu sistim KEPENDETAAN.

Al-Dinu al-Islam adalah suatu model alternatif Jalan Hidup Manusia
satu-satunya yang pasti dan bersesuaian dengan Hukum alam semesta. Model
alternatif ini ditetapkan oleh Allah  swt sebagai Maha Pencipta. Di dalam
realitas seluruh isi alam semesta ini telah BERISLAM kepada Allah swt dan
tidak satu partikel maupun satu string-pun yang BERANI MENYIMPANG, sebab
mereka tahu konsekwensinya. Manusia diberikan atau diuji oleh Allah swt
dengan kemampuan berfikirnya sendiri, suatu kwalitas yang hanya dimiliki
oleh manusia di dunia ini. Nah jika ingin faham akan al-Dinu al-Islam
haruslah manusia MEMPERHATIKAN APA-APA YANG ADA DI LANGIT DAN DI BUMI.
Memperhatikan bukan berarti ndomblong, tetapi melakukan penyelidikan
terhadap langit dan bumi serta saling hubungan dan tali temali yang berlaku.
Tentu dalam mempelajari langit dan bumi harus DIBIMBING agar mencapai
TUJUAN. Dan Bimbingan itu tidak lain hanyalah al-Quranu al-Kariim. Dengan
metodologi demikian maka ahlaq manusia akan maju menuju al-ahlaqu al-kariim
dan apabila dilaksanakan pasti akan sudah mencicipi jannah sebelum hari
ahir.

Wa bi tafiq wa al-hidayah wassalam,
A.M
> Today's Topics:
>
>1. RE: Cendekiawan Yang Belajar Islam Di Barat Cenderung Liberal
>   ??? (A_Dharmawan)
>
>
> --
>
> Message: 1
> Date: Mon, 20 Jun 2005 17:42:46 +0400
> From: A_Dharmawan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: RE: [is-lam] Cendekiawan Yang Belajar Islam Di Barat
> Cenderung Liberal ???
> To: Milis is-lam 
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
>
> Pertanyaannya :
>
> Bagimana kita menempatkan/memandang saudara-saudara kita Muslim Barat ( di
> UK atau US misalnya ?).

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 22

2005-06-17 Terurut Topik A. Marconi
Pada zaman rasulullah Muhammad saw menyampaikan risalah al-Islam itu bukan 
"agama" tetapi al-Din oleh karena itu ia DILAKSANKAN dalam khidupan 
masing-masing pengikut rasul sebagai JALAN HIDUP mereka yang berbeda dengan 
jalan hidup orang non-Muslim. Jalan hidup ini adalah jaln menuju Allah swt 
yang langsung bagi setiap manusia Muslim TANPA melalui perantaraan "muhlis", 
ustadz, pemimpin, guru, wali, imam dll.
Setelah al-Islam di"agama"kan maka mulailah bermunculan para perantara yang 
MENGAKU dirinya paling dekat, paling taat, paling setia, paling 
...paling dengan rasulullah Muhammad saw sekaligus bermunculanlah 
"hadits-hadits" rasulullah Muhamad saw (jangan keburu menginkarkan saya dari 
hadits). Memang masalah ini masalah TEROBOSAN barier "IJMA 'ULAMA" yang 
terjadi pada zaman dinasti Mu'awiyah. Jadi wajarlah apabila generai kini 
sulit bersatu dan mempersatukan diri.


Wassalam,
A.M


Today's Topics:

  1. RE: Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13 (Bango Samparan)
  2. Re: Khairu ummah (Bango Samparan)
  3. RE: Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13 (Agus Safudi - HRD)


--

Message: 1
Date: Wed, 15 Jun 2005 17:42:08 -0700 (PDT)
From: Bango Samparan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Assalaamu'alaikum wr. wb.

--- Agus Safudi - HRD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Pembentukan seperti yang mas Bango sebut itu kan harus ada visi,
misi,
asas, dll. Kira-kira untuk saat ini yang tepat itu harus didasarkan
pada
apa ya mas?


Lha monggo kerso mas Agus mau pakai visi, misi dan asas apa.


Ini memang bisa dilakukan kalo para anggota yang ada pada sistem
tersebut sudah saling bersinergi, kesamaan paham, ideologi, dll. dll.
seperti yang ada di negeri jiran, yang sulit itu kan menyatukan nya
itu supaya kacamata nya sama, kalo ngeliat hitam ya hitam, kalo
melihat
putih ya putih, nah.. kira-kira gimana itu??.


Ya mestinya ada proses pembelajaran (share vision, share values, share
courage) dulu kan.

Mas kadang aku bertanya-tanya lho, mengapa Muhammadiyah dan NU nggak
bisa ya mengefektifkan kohesi sosial di antara anggota ya. Ini kan
sebetulnya malah proyek besar dan sangat problem solving oriented.

Kalau di isnet kira-kira bisa enggak ya?

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
B. Samparan



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


--

Message: 2
Date: Wed, 15 Jun 2005 17:49:57 -0700 (PDT)
From: Bango Samparan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [is-lam] Khairu ummah
To: Milis is-lam 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Assalaamu'alaikum wr wb.

--- Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Ngomong-ngomong, mas Bango tinggal dimana ?


Di timur utaranya Yogyakarta mas, di Sukoharjo Jateng.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
B. Samparan



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


--

Message: 3
Date: Thu, 16 Jun 2005 08:18:30 +0700
From: "Agus Safudi - HRD" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13
To: "Milis is-lam" 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1

Assalamu'alaikum wr. wb.

-Original Message-
From: Bango Samparan [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Lha monggo kerso mas Agus mau pakai visi, misi dan asas apa.


Ya...yaa..., karena kalo hal-hal tsb. tidak jelas, nantinya 'organisasi,
'paguyuban, dll. dll. akan menghadapi masalah yang mendasar kelak
di kemudian hari.


Ya mestinya ada proses pembelajaran (share vision, share values, share
courage) dulu kan.


Betul, kalo kita tengok ke belakang (sirah/tarikh) memang seharusnya
begitu sehingga sesuai dengan sunnah rasul, lha wong periode Makkah
itu kan bisa juga dibilang periode pembelajaran bagi individu-individu.


Mas kadang aku bertanya-tanya lho, mengapa Muhammadiyah dan NU nggak
bisa ya mengefektifkan kohesi sosial di antara anggota ya. Ini kan
sebetulnya malah proyek besar dan sangat problem solving oriented.


Hehehehe...silahkan mas Bango baca dahulu sejarah berdirinya organisasi-
organisasi tersebut. Mungkin ada baiknya sekedar pengetahuan kalo ada
baca dari mulai tahun 1901 jamannya HOS Tjokro Aminoto.


Kalau di isnet kira-kira bisa enggak ya?


Wah.. wah..wah.., kalo ini sih jawabannya tidak semudah membalikkan
telapak tangan atau melempar uang koin ke udara nih mas, mungkin harus
'distribute questionnaire kali yah..lha wong ke-BISA-an di dunia itu kan
karena adanya ke-TIDAK BISA-an itu sendiri.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
a.s.



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.co

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 15

2005-06-12 Terurut Topik A. Marconi
 Assalamu'alaikum Wr Wb.

Seandainya setiap keluarga di Indonsia, dengan contoh kel pak Suparno,
memperoleh kecukupan hidup minimal yang layak (pondokan layak dihuni,
sandang layak pakai, makan layak sehat, uang saku layak guna) maka sudah
barang tentu SUASANA masyarakat secara lahiriah dan bathiniyah JAUH BERBEDA
dengan suasana masyarakat sekarang.
Perjuangan rasulullah Muhammad 14 abad lebih yang lalu secara kesejarahan
adalah perjuangan hendak menyelenggarakan suatu masyarakat TELADAN yang
layak di huni manusia di atas dasar suatu ideologi yang menerima dan menjadi
saksi atas KEKUASAAN ALLAH SWT secara MUTLAQ: Ber-Islam, pasrah dengan
sukarela atas dasar fitroh manusia yang rasional, logis dan dialektis,
tunduk patuh kepada Sang Maha Pencipta. Dalam hal KESADARAN RASIONAL dan
INTUISI EMOSIONAL manusia mencapai tingkat SIMETRI, KESEIMBANGAN. Implikasi
dari jalan hidup demikian yalah tindak keseharian manusia di dasarkan atas
PENGERTIAN akan apa yang hendak diperbuat, sudah diperbuat dan sedang
diperbuat.

Kesadaran hidup manusia di dalam masyarakat Islami demikian itu akan
meningkatkan KWALITAS HIDUP MANUSIA dari KEHARUSAN UNTUK BISA MEMPERTAHANKAN
HIDUP menuju ke KEBEBASAN HIDUP BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT. Kwalifikasi
kebebasan beribadah adalah masalah kemampuan setiap pribadi manusia dalam
melaksanakan tugas sebagai halifatullah di bumi. Dalam masalah ini berlaku
hukum Qodhzo dan Qodar.

Dewaa ini di dalam suasana perkembangan Ilmu dan Teknologi, di mana manusia
telah mampu mengirimkan kendaraan tak berawak menjelajahi ruang angkasa raya
sebagaimana firman Allah swt dalam QS.55 (Ar-Rahman) ayat 33, maka SUDAH
SAATNYA kaum Muslimin membebaskan dirinya dari rantai belenggu KEMUSYRIKAN,
baik yang terselubung dengan berlindung di balik bayang-bayang rasulullah
Muhammad saw maupun yang terang-terang mempromosikan Ilmu Sihr (fantasi,
immajinasi, tidak jelas). Bangkit MENCEKAM ERAT ayat-ayat al-Quranu
al-Kariim dan ayat-ayat al-Kauniyah (Ilmu pengetahuan alam dan
kemasyarakatan) dan menjadikannya sebagai PANDUAN di dalam menapaki hidup
keseharian.

Wassalam,
A.M
> Assalamu'alaikum Wr Wb.
>
> sudah cukup jelas sekarang ini, kasus bapak Suparno dapat terjadi karena
> banyak hal. Seandainya Suparno-Suparno lainnya diangkat ke permukaan
dengan
> memberikan sebuah pekerjaan, agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya ..
> terus gimana.
>
> kita masih sibuk seminar, pengajian, acara ini - itu  yang tak kunjung
usai
> .. maaf, termasuk beberapa milis yang asik mengomentari politik
> dalam negeri. sekali lagi mohon maaf.
>
> Wassalamu'alaikum Wr Wb.
> Anung R.E.
> Mobile phone: 0811122045
> email: [EMAIL PROTECTED]
>
> - Original Message -
> From: "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, June 10, 2005 4:15 PM
> Subject: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13
>
>
> > Assalammu'alaikum wr wb,
> >
> > Sayapun menjadi agak bertanya tentang is-lam@ yang dulunya sering hadir
> > dalam mail-box saya. Tiba-tiba sesudah konspirasi NEO-CONSERVATIVES yang
> > mengangkat Geoge W. Bush meruntuhkan Twin-Tower di NY serta penangkapan
> > Uztd. Ba'asyir dan vonis pesanan Washington dijatuhkan kepada beliau
maka
> > mail dari is-lam@ tidak lagi masuk mail-box saya. Kecuali beberapa
> > warning(?) dari sebuah server di Jepang yang menyatakan bahwa ISI MAIL
> yang
> > saya kirimkan ke is-lam@ mengandung ISI yang TIDAK DIIJINKAN. Apakah
> server
> > di Jepang tsb memang sever yang mensponsori [EMAIL PROTECTED] Aneg
> > ya
> >
> > Namun demikian sya tetap setia menunggu kehadiran kembali is-lam@ dan
> > KESABARAN tsb mendapat pangestu (: (: (:
> >
> > Ngomong-ngomong tentang mailing beberapa waktu ini yang saya baca,
agaknya
> > banyak pecandu mail is-lam@ agak canggung dan hati-hati mengirimkan
mails.
> > Ya wajar, namanya hidup saja kembang-kempis masih ditekan secara
psychics
> > dengan macam-macam labels politics global: TERORRIST. Semua ingin
> berdiskusi
> > mengeluarkan UNEG-UNEG baik nasional maupun internasional akan tetapi
ada
> > FIRAUN yang mengawasi di mana-mana dan memang mampu MEMATIKAN MANUSIA
> secara
> > karier, ekonomi, politik, sosial dan bahkan mnceraiberaikan keluarga.
> >
> > Tetapi apakah sitkon demikian akan terus dapat bertahan di Indonesia?
> Golkar
> > dan Suharto berkuasa lebih 30 tahun dan runtuh karena para tokoh
> > spiritualnya TIDAK SANGGUP lagi mendukungnya. Sekarang diganti "secara
> > demokratis langsung dipilih" presiden yang ex-jendral AD juga yang
> > dongengnya adalah penggagas reformasi dalam elite AD toh keadaan para
> rakyat
> > dan negara RI secara ekonomi, sosial dan politik tetap dalam posisi yang
> > prihatin. Massa pemilih ya

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 7, Issue 13

2005-06-10 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,

Sayapun menjadi agak bertanya tentang is-lam@ yang dulunya sering hadir
dalam mail-box saya. Tiba-tiba sesudah konspirasi NEO-CONSERVATIVES yang
mengangkat Geoge W. Bush meruntuhkan Twin-Tower di NY serta penangkapan
Uztd. Ba'asyir dan vonis pesanan Washington dijatuhkan kepada beliau maka
mail dari is-lam@ tidak lagi masuk mail-box saya. Kecuali beberapa
warning(?) dari sebuah server di Jepang yang menyatakan bahwa ISI MAIL yang
saya kirimkan ke is-lam@ mengandung ISI yang TIDAK DIIJINKAN. Apakah server
di Jepang tsb memang sever yang mensponsori [EMAIL PROTECTED] Aneg
ya

Namun demikian sya tetap setia menunggu kehadiran kembali is-lam@ dan
KESABARAN tsb mendapat pangestu (: (: (:

Ngomong-ngomong tentang mailing beberapa waktu ini yang saya baca, agaknya
banyak pecandu mail is-lam@ agak canggung dan hati-hati mengirimkan mails.
Ya wajar, namanya hidup saja kembang-kempis masih ditekan secara psychics
dengan macam-macam labels politics global: TERORRIST. Semua ingin berdiskusi
mengeluarkan UNEG-UNEG baik nasional maupun internasional akan tetapi ada
FIRAUN yang mengawasi di mana-mana dan memang mampu MEMATIKAN MANUSIA secara
karier, ekonomi, politik, sosial dan bahkan mnceraiberaikan keluarga.

Tetapi apakah sitkon demikian akan terus dapat bertahan di Indonesia? Golkar
dan Suharto berkuasa lebih 30 tahun dan runtuh karena para tokoh
spiritualnya TIDAK SANGGUP lagi mendukungnya. Sekarang diganti "secara
demokratis langsung dipilih" presiden yang ex-jendral AD juga yang
dongengnya adalah penggagas reformasi dalam elite AD toh keadaan para rakyat
dan negara RI secara ekonomi, sosial dan politik tetap dalam posisi yang
prihatin. Massa pemilih yang ditekan secara psychis dan ekonomi seperti
Bapak Suparno DITANGKAP alat kekuasaan negara HANYA karena numpang KA dengan
menggendong MAYAT ANAK YANG DIKASIHINYA untuk dikuburkan disuatu tempat yang
murah beaya penguburan jenazahnya. Dan beritanya pak Suparno adalah seorang
warga MUSLIM. Lantas apa peranan MUI atau organisasi pendukungnya ataupun
para elite Muslimin terhadap ummatnya semacam pak Suparno dan keluarganya
yang membutuhkan pertolongan beaya penguburan jenazah anak putri yang
dicintainya? Saya menyeru kepada diri sendiri dan kepada kaum Muslimin agar
memperhatikan firman Allah swt: "Wa attaquu yaumaan turja'uuna fiihi
ilallahi tsumma tuwaffaa kullu nafsi(n)mmaa kasabat wa hum la-yudhlamuun -
DAN PELIHARALAH DIRIMU DARI HARI YANG PADA WAKTU ITU KAMU SEMUA DIKEMBALIKAN
KEPADA ALLAH. KEMUDIAN MASING-MASING DIRI DIBERI BALASAN YANG SEMPURNA
TERHADAP APA YANG TELAH DIKERJAKANNYA, SEDANG MEREKA SEDIKITPUN TIDAK
DIANIAYA (DIRUGIKAN)." (QS.2 ayat 281) Ayat ini adalah berhubungan secara
kontekstual dan tekstual dengan ayat-ayat sebelumnya hingga ke ayat 275.
Ayat ini merupakan ayat ahir dari ayat-ayat yang memperbincangkan masalah
RIBA dalam QS.2 dan merupakan suatu barikade di hadapan old and modern
capitalist vehicles. Untuk di Indonesia, apabila realitas masyarakat dan
kesombongan elite AD serta elite masyarakat Indonesia non-Muslim dan yang
Muslim tetap TIDAK BERGEMING dari statusquo pencurian akumulasi kekayaan
masyarakat dan negara seperti yang telah mereka nikmati semenjak coup 'd
etaat Oktober 1965 hingga saat ini maka tidak diragukan bahwa HARI AHIR
(yaum al-kiamah) lokal akan tidak terhindarkan.

Para "ahli Indonesia" di USA pernah menyatakan bahwa the modern capitalist
vehicles akan terus berjaya di Indonesia dan merupakan suatu law enforcement
of the history of that part of the world as a global domino tradition.

Al-Quran menyeru kepada kaum Muslimin supaya MEMBANTU rasulullah Muhammad
saw yang ummi melaksanakan perintah Allah swt, yaitu membangun suatu
masyarakat manusia yang BERADAB, BERKEADILAN SOSIAL, BERILMU DAN
BERTEKNOLOGI MAJU, EGALITARIAN ISLAMI, HARMONIS dan AMAN SENTAUSA di atas
DASAR IDEOLOGI ALLAHU AHAD. Masyarakat yang demikian itu hanya mungkin
dibangun apabila ummat Islam Indonesia menyadari bahwa AL-DINU AL-ISLAM
bukanlah ritual sholat, puasa, haji, zakat-fitrah dan syahadah saja. Tetapi
adalah suatu JALAN HIDUP yang mencakup seluruh aspek hidup manusia di dunia
dan yang SANGAT MUNGKIN DIREALISASI. Contoh masyarakat demikian pernah
diberikan oleh rasulullah Muhammad saw di Madinah. Namun sesudah beliau
wafat masyarakat tsb telah dihancurkan dan diganti oleh dinasti-dinasti
feodal yang dengan sarkasme dan ironi mempergunakan titel, label, Islam.
Sementara 'ulama dan cendekiawan Muslim menyatakan bahwa al-Dinu al-Islam,
juga rasulullah Muhammad saw, TIDAK MENETAPKAN sistim masyarakat mana yang
sesuai dengan al-Dinu al-Islam. Saya bertanya apakah sudah benar kesimpulan
mereka itu? Nanti akan menyesal apabila al-Quranu al-Karim menghujat mereka
sebagai pembohong besar. Firman Allah swt secara TEGAS telah MENETAPKAN
(faridzhu) bahwa alam semesta dan manusia adalah CIPTAAN ALLAH SWT dan bukan
ciptaaan yang selain DIA. Dan dari titik mula inilah segala ketentuan
tentang CARA HIDUP manusia ditetapkan dan

[is-lam] Re: JSM Mail Security detected prohibited content in a message sent from your address (SYM:04964015551121632246)

2005-05-03 Terurut Topik A. Marconi
Ada apa nih, beginian lagi, why prohibited content
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, May 03, 2005 9:57 AM
Subject: JSM Mail Security detected prohibited content in a message sent 
from your address (SYM:04964015551121632246)


Subject of the message: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 6, Issue 5
Recipient of the message: "is-lam@milis.isnet.org" 




___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 6, Issue 5

2005-05-03 Terurut Topik A. Marconi
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, May 03, 2005 4:11 AM
Subject: is-lam Digest, Vol 6, Issue 5


  2. Re: Belajarlah agama dari para Ulama (Harry Sufehmi)
Assalammu'alaikum wr wb,
1. Al-Dinu al-Islam itu adalah identik dengan Ash-Shirothu al-Mustaqiim. 
Dalam hal ini al-Dinu al-Islam adalah suatu Jalan Hidup manusia yang 
ditetapkan oleh Sang Pencipta, Allah swt. Selama seseorang memiliki 
kemandirian berbahasa Arab Qurani (terutama uslubnya) maka menurut hemat 
saya dapat langsung belajar al-Dinu al-Islam dari Kitab Al-Quranu al-Kariim. 
Dapat ditambah dengan referensi dari kitab-kitab hasil karya para 'ulama dan 
awam yang mampu menuliskan pemikirannya dalam memahami al-Dinu al-Islam, 
apabila diperlukan.

2. Bagi yang tidak memiliki kemandirian berbahasa Arab Qurani, ya terpaksa 
harus mempergunakan bantuan terjemahan-terjemahan resmi dari isntitusi 
penerjemahan al-Quranu al-Kariim, buku-buku pembantu pemahaman dan sudah 
barang tentu para 'ulama pembimbing, maupun awam yang mampu. Bagi si pelajar 
al-Dinu al-Islam apa yang dibaca dan apa yang didengarnya dari keterangan 
para 'ulama dan awam yang membantu perlu disikapi sebagai informasi tidak 
langsung dari Allah swt yang dapat diakses. Oleh sebab itu si pelajar harus 
dua kali waspada dalam menerima informasi-informasi tsb. Biasanya informasi 
yang disampaikan adalah MENURUT kesimpulan pemikiran, pemahaman, para 
penerjemah dan para 'ulama maupun awam pembantu, sehingga muatan-muatan 
subyektif pemahaman masing-masing individu akan berperan dalam release 
informasinya.

3. Untuk dapat mengakses secara langsung firman-firman dari al-Quranu 
al-Kariim sehingga mendapatkan informasi yang langsung dari Allah swt 
mengenai al-Dinu al-Islam ya nggak ada jalan lain kecuali belajar menguasai 
bahasa Arab Qurani. Dengan pemilikan dasar bahasa demikian maka seseorang 
dapat mempertanggungjawabkan pemahamannya terhadap al-Dinu al-Islam secara 
mandiri. Salahkah atau benarkah pemahaman dirinya secara penuh dapat secara 
mandiri dipertanggungjawabkan kepada dirinya sendiri dan sudah barang tentu 
kepada Allah swt.

4. Dua kelemahan dalam belajar al-Dinu al-Islam melalui Terjemahan al-Quran, 
guru, 'ulama, buku pembantu, awam berkemampuan adalah:
a - Apabila terjadi penipuan, salah arah, pemutarbalikan hakekat dan isi 
al-Dinu al-Islam yang disertakan dalam informasi yang diakses maka akan 
mempersalahkan orang-orang lain (para pengajar, penulis buku, penterjemah 
dan panutan)
b - Apabila tepat pemahamannya terhadap al-Dinu al-Islam dapat membangkitkan 
kultus individu kepada para guru, 'ulama, panutan, awam pembantu dll, 
sebagaimana manusia mengkultuskan para nabi, rasul dan para pemimpin.

5. Jalan keluar yang mungkin dapat meringankan atau mengurangi 
kemungkinan-kemungkinan kesalahan memahami al-Dinu al-Islam bagi yang tidak 
menguasai bahasa Arab Qurani adalah dengan mereferensikan 
terjemahan-terjemahan ayat-ayat al-Quranu al-Kariim dengan ayat-ayat 
al-Kauniah (ilmu pengetahuan kealaman dan kemasyarakatan, Sains). Isi firman 
Allah swt dalam al-Quranu al-Kariim itu secara universal mencakup dua macam 
penjelasan. Yaitu pertama, penjelasan mengenai PENCIPTAAAN alam semesta dan 
PENCIPTAAN kehidupan di dalamnya, termasuk penciptaan manusia di bumi. Kedua 
penjelasan yang menyangkut KETENTUAN, HUKUM sebagai wujud JALAN LURUS yang 
harus diterapkan dalam kehidupan manusia dalam mengelola alam lingkungan dan 
diri manusia sendiri.

Penjelasan-penjelasan mengenai Allah swt sendiri dan bagaimana berhubungan 
(relatus, religio) dengan Allah swt adalah sangat minimum. Dan 
penjelasan-penjelasan kesejarahan, penjelasan mengenai beberapa individu 
dari para nabi dan rasul dll adalah bahagian dari detail masalah penciptaaan 
manusia di bumi.
Menurut logika al-Quranu al-Kariim, apabila manusia MEMAHAMI BETUL tentang 
bagaimana alam semesta seisinya diciptakan dan juga bagaimana manusia 
diciptakan di bumi maka pada ahirnya, jika manusia tidak ngotot kepala batu, 
akan MENGAKUI, BERSAKSI, atas KEHADIRAN, EKSISTENSI, KEBERADAAN Allah swt 
sebagai SATU-SATUNYA YANG PATUT DIAGUNGKAN.
Dan sesudah persaksiannya yang rasional, logis dan dialektis Islami 
terbentuk atau terkonstruksi dalam akal fikiran dan qolbu manusia maka 
secara SADAR, SUKARELA, manusia akan melaksanakan semua ketentuan dan hukum 
Allah swt dengan kepasrahan yang fitroh. Karena alam semesta seisinya ini 
sendiri sejak awal hingga saat ini dan sampai digulung kembali akan selalu 
mengikuti ketentuan dan hukum yang berlaku di dalam alam semesta (pasrah 
sukarela, Islam).

Wa billahi taufiq wa al-hidayah wa as-salammu'alaikum wr wb,
A.M
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 67

2005-04-27 Terurut Topik A. Marconi
pak soedardjo wrote:
JADI ALLOH YA ALLOH YANG MEMPUNYAI SIFAT ASMAUL HUSNA.
Mohon koreksinya
Wassalam soedardjo
Assalammu'alaikum wr wb,
Sampun leres puniko pak Soedarjo!
Sumonggo kemawon,
A.M

Quoting AFR <[EMAIL PROTECTED]>:
** 
** pola pendekatan pemahaman ilahiyah yg sangat bagus
** sekali, kawan. 
** 
** dgn kepolosan bocah yg mengira bulan ada dimana-mana
** pdhl cuma satu & tetap di tempatnya. dgn cahayanya yg
** melingkup sekitar, lalu merasa selama pergerakan dlm
** wilayah yg disinarinya, kita akan melihat dia di sana.
** 
** demikian juga al-Qur'an. ia adlh nur cahaya bagi
** manusia dari an-Nuur (maha pemberi cahaya). kalaulah
** setiap kita sdh merasa Dia menyinari kita dgn
** cahayaNya itu, insya Allah, mukhlislah kita.
** 
** Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
** Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang
** yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
** Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
** bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
** dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
** berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
** sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
** barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
** menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
** cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
** cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
** memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
** Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (an-Nuur:35)*
** 
** 
** salam,
** Fahru
** --- Ivan Imadudin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
** 
** > Saya jadi teringat sewaktu masih kecil dulu,
** > 
** > Saya pernah bertanya dengan ayah saya,
** > Kok Bulan ada dimana-mana, kemanapun saya pergi, dia
** > ikut dan ada disana,
** > apa bulan itu hanya satu ataukah banyak. Setelah
** > dijelaskan dan saya
** > beranjak dewasa,
** > Akhirnya saya tahu, karena bulan itu lebih besar
** > dari kita, dan sinar bulan
** > itu melingkupi kita, 
** > makanya  bagi kita, dia ada dimana-mana. Padahal dia
** > ada ditempatnya, namun
** > dia melingkupi kita dan wilayah disekitar kita. 
** > Selama gerakan kita masih didalam wilayah yang
** > disinarinya, maka kita akan
** > lihat bahwa dia disana.
** > 
** > > -Original Message-
** > > From: soedardjo [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
** > > Sent: Monday, April 25, 2005 2:07 PM
** > > To: Milis is-lam
** > > Subject: RE: [is-lam] Apakah Alloh juga ada di
** > NERAKA? --- ??
** > > 
** > > Ya Alloh, Engkau MAHA Mengetahui, Engkau Maha
** > Pengampun. Ampunilah saya,
** > > jika 
** > > aku membicarakan Engkau ya Alloh. Engkau MAHA
** > TAHU, jika pertanyaanku tadi
** > > 
** > > terlontar, adalah agar aku dapat berjaga-jaga,
** > jika nanti ada seseorang 
** > > meragukan Engkau dengan pertanyaan tersebut. Aku
** > sekarang dapat
** > > menjawabnya, 
** > > karena ENGKAU MAHA TAHU, Engkau MAHA MELIHAT,
** > ENGKAU MAHA KUASA, maka
** > > Engkau 
** > > berhak MENGUASAI seluruh dunia akherat dan
** > mahlukmu. Engkau berhak ada di
** > > mana-
** > > mana, Engkau Maha Pengatur.
** > > 
** > > Mudah-mudahan, nanti aku tidak dapat pertanyaan
** > seperti itu lagi, yang
** > > mungkin 
** > > aku bingung jika menjawabnya. Berilah aku
** > hidayahMU. Ampunilah segala
** > > dosa-
** > > dosaku
** > > 
** > > Wassalam soedardjo
** > > 
** > > 
** > > Quoting AFR <[EMAIL PROTECTED]>:
** > > 
** > > ** 
** > > ** masyaa Allah, 
** > > ** sejauh itu menggambarkan dzat Allah SWT hingga
** > kiranya
** > > ** di neraka pun Dia dipahami sbg bersalah
** > layaknya
** > > ** sebagian makhluk? 
** > > ** 
** > > ** dimana-manaNya Allah SWT bukan berarti jama'
** > (plural)
** > > ** tapi lbh pd muatan hikmah bahwa Allah SWT
** > penguasa
** > > ** segala sesuatu makhlukNya. kitab Qur'an boleh
** > berjuta
** > > ** copy di muka bumi dlm bhs apapun. adakah
** > susunan
** > > ** ayatnya bolak-balik satu dgn yg lain? TIDAK,
** > kecuali
** > > ** yg dipalsukan!
** > > ** 
** > > ** demikian Allah SWT berada dimana-mana adlh
** > mengawasi
** > > ** setiap tingkah manusia, BUKAN layaknya makhluk
** > dimana
** > > ** byk yg berarti plural (ingat al-Ikhlaas:4).
** > > ** 
** > > ** tiap manusia berbeda dlm menafsirkanNya,
** > sekalipun
** > > ** sama-sama berkitab Qur'an, berbai'at pd
** > Muhammad SAW
** > > ** sbg rasul. insya Allah, hanya yg kuat & kokoh
** > > ** tauhidnya akan senantiasa perpandangan sama ttg
** > Allah
** > > ** SWT.
** > > ** ---
** > > ** 
** > > ** di neraka pun, keberadaanNya BUKAN layaknya jin
** > &
** > > ** manusia sbg terlaknat tapi sbg ar-Raqiib (maha
** > > ** mengawasi). benarkah kaum dhalim di dunia masuk
** > ke
** > > ** sana? benarkah mereka dpt ganjaran etimpal dgn
** > > ** perbuatan buruknya? si Malik bekerja sesuai
** > amanahnya
** > > ** sbg penjaga neraka? menjaga agar tak satupun dr
** > mereka
** > > ** yg lolos dr adzab sbgmana sunnahNya. 
** > > ** 
** > > ** demikian di surga, benarkan Ridwan rela &
** > ikhlas
** > > 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 61

2005-04-25 Terurut Topik A. Marconi
terbentuklah ilmu ketuhanan atau teologi Islam, yang hingga kini masih 
diajarkan di madrasah hingga perguruan tinggi. Dan di Iran titel paling 
tinggi bagi seorang teolog Islam adalah "ayatullah".

Demikian pada hemat saya kekeliruan para 'ulama, sahabat dll di masa lampau 
dan sekarang ini masih terus berlangsung. Jika kita tidak mau menghapus 
pemahaman teologis demikian itu dan menggantikannya dengan pemahan KODRAT 
(manusia diperlengkapi dengan otak yang berfikir rasional, logis dan 
dialektis dengan rongga dada yang memuat peralatan filtrasi tercanggih 
beserta sistem proses kimiawi dan fisika quantum), maka kita akan tetap 
berada dalam statusquo seperti saaat sekarang.

Agus Safudi wrote:
"Menjadi Muslim sih menurut saya masih bisa dipaksakan, tapi menjadi Muslim
yang Mukmin ini yang sulit untuk dipaksakan."
Coba bandingkan pendapat pak Agus dengan firman Allah pada Surah al-Baqarah 
(2) ayat 256.

Wassalam,
A.M

-Original Message-
From: A. Marconi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Assalammu'alaikum wr wb,
Wa'alaikumussalam wr. wb.
Pak Agus, menurut pengamatan saya dari berbagai artikel, buku, dissertasi
dan teori yang pernah diangkat oleh para 'ulama yang mengaku JIL tampak
adanya pengulangan kembali kesalahan-kesalahan masa lampau abad ke 7 dan
seterusnya di dalam hazanah PEMAHAMAN al-Dinu al-Islam yang dirambah oleh
para 'ulama. Hanya yang sekarang lebih lembut dimodifikasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan kemasyarakatan dan budaya masyarakat manusia
di dunia.

Kalo yang salah JIL ya biarkan saja, mereka salah sesalah-salahnya. Kalo 
masih
bisa dibenarkan dan mau mendengarkan yang haq ya Alhamdulillah.

QS 6:39
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya 
disesatkan-Nya.
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), 
niscaya Dia
menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.

Tapi maksud kata-kata 'pengulangan kembali kesalahan-kesalahan masa lampau
abad ke 7 dan seterusnya', ini maksudnya siapa?,
apakah para sahabat r.a. ajmain, atau para imam, dst.?, mohon di perjelas.
Cobalah kaji karya-karya mereka yang pokok-pokok sebagai sajian ideologis
dan methodologis JIL,
Saya kok tidak melihat maslahatnya pak mengkaji terlalu mendalam, cukup
saya melihat apakah mereke berdiri di atas manhaj Rasul apa tidak.
maka akan menonjol dalam wujud advance thinking yang mencurigai Bahasa
al-Quran (baik lughah maupun kalam)
Mungkin yang tepat adalah 'baik lughah maupun syara', bukan
(baik lughah maupun kalam).
sebagai Bahasa manusiawi yang terikat kepada ruang-waktu al-Quran 
diwahyukan.
Mungkin ini ada benarnya (wallohu a'lam), untuk hal-hal tertentu yang
bukan pokok.

Sehingga
mereka berargumentasi agar kepada al-Quran diberlakukan "hermeneutika"
sebagaimana para pakar Yudeo-Kristiani menerapkannya kepada Bibble atau
diberlakukan prinsip "mitos" dalam praxis bahasa literair. Jika masalah
korelasi Bahasa dengan Pengguna Bahasa dapat diketengahkan, tentunya 
secara
rasional dan logis praxis bahasa yang beroperasi harus secara rasional dan
logis dapat difahami oleh manusia.
Al-Qur'an itu diturunkan dengan bahasa Arab, maka untuk memahaminya ya 
gunakan
saja tools yang mengarah kepada hal tsb., kenapa harus pakai 
"hermeneutika" yang
di pakai oleh para pakar Yudeo-Kristiani.

Artinya tidak realis, tidak rasional dan
tidak logis apabila Allah swt berbicara kepada manusia dengan bahasa yang
tidak mungkin difahami oleh manusia.
Betul, harus sesuai dengan pemahaman orang Arab atau yang dipahami bahasa 
Arab.


Seperti misalnya ketika Allah swt
berfirman "wa ja'alnaa mina al-maa'i kullisyaiin hayyii...-Dan 
dari
air Kami jadikan keseluruhan yang hidup..." (QS. 21 ayat 30). Secara
literair susunan kalimat demikian adalah sangat elegan, indah, artistik 
dan
terdengar di telinga sangat menakjubkan. Namun untuk mengerti dengan BENAR
diperlukan Ilmu Pengetahuan Kealaman yang luas disiplin, tidak hanya 
sekedar
ilmu biologi, tetapi juga ilmu-ilmu fisika partikel dan quantum fisika
lengkap dengan perangkat matematis yang diperlukan.
Wallohu a'lam.
Sebatang kayu ditancapkan ditanah disirami dengan air secara rutin akan 
hidup.

Toh pada waktu
diwahyukan raasulullah Muhammad saw yang UMMI dan penduduk Mekah yang ummi
juga dapat MENGERTI arti kalimat tersebut tanpa mempergunakan 
"hermeneutika"
ataupun "mitos". Ketika Allah swt BERKEHENDAK mewahyukan firman menurut
hukum yang ditentukan Allah swt sendiri harus TERJADI KESESUAIAN DENGAN
PROSES PENGERTIAN BAHASA MANUSIA. Dan Muhammad saw adalah manusia biasa,
bukan 'ulama pada zamannya, yang berjalan-jalan di pasar-pasar dan padang
pasir dan steppe. Sehingga lughah, uslub dan shorof nahwu yang terkristal
dalam ayat-ayat yang dibacakannya kepada manusia sezamannya bukanlah
TERJEMAHAN dari isi yang diwahyukan kepadanya sebagaimana yang dicurigai
oleh para 'ulama JIL.
Lha ya 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 57

2005-04-22 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,
Saya telah mencoba dengan singkat (karena tidak saya hususkan) menjelaskan 
tantang pengalaman menerima WAHYU dan terselenggaranya pertemuan dua 
rasulullah (utusan Allah) Jibril as dan Muhammad saw di dalam buku kecil dan 
tipis yang saya tulis: "BAGAIAMANA ALAM SEMESTA DICIPTAKAN, Pendekatan 
Al-Quran dan Sains Modern" terbitan PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta 2003, 
ISBN: 979-419-314-3. Pada BAB I, Pendahuluam, bagian 2a, saya jelaskan 
BENARNYA keberadaan WAHYU sebagai model informasi LANGSUNG yang MURNI dari 
Allah swt. Selanjutnya saya tunjukkan model jalur, vehicle, yang digunakan 
dalam menginterpretasi Surah an-Najm (53) ayat 1 s/d 18. Nah pak DEWA dapat 
mengaksesnya lebih relax melalui buku tsb sambil membuka-buka pemikiran 
referensi yang saya cantumkan. Jika berpendapat buku tsb ngawur harap 
diblejeti di media massa.

Tentang "real time" yang kita fahami dalam model space-time continum ini 
SESUNGGUHNYA adalah suatu model yang kita bangun agar dapat MEMAHAMI PROSES 
yang sedang mengembang di mana proses ini adalah suatu realitas dalam 
selubung NEGATIF. Selubung negatif ini sesungguhnya adalah WAKTU NYATA - 
"real time" (fayakun) sesudah getaran KUN.

Kira-kira (pemahaman saya pribadi) demikianlah praxis alam semesta ini 
menurut al-Quran yang disetujui oleh hasil pengamatan manusia atas alam 
semesta atau sebaliknya. Sehingga FIRMAN Allah swt kepada alam semesta 
BERSESUAIAN dan NYAMBUNG dengan firman Allah swt kepada rasulullah Muhammad 
saw. Kenyataan inilah yang DIKETEMUKAN rasulullah Ibrahim as pada waktu di 
menghancurkan tuhan-tuhan nenek moyangnya.

Wassalam,
A.M
Message: 1
Date: Fri, 22 Apr 2005 02:50:52 +0700
From: "Dewa Gede Permana" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 47
To: "'Milis is-lam'" 
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="windows-1250"
Walaykumussalam wr. wb.
Jadi kira-kira gimana penjelasan proses mi'raj Nabi SAW hingga sampai
sidhratal muntaha serta mencapai ma'rifatullah dari sudut teori fisika
kwantum ini Mas? Lantas bagaimana pula dengan masa/waktu/"the real-time" 
itu
sendiri, jaraknya amat jauh tetapi hanya ditempuh dalam waktu semalam
jadi "the real-time" itu sendiri bagaimana memahaminya yaa? sampai-sampai
Allah bersumpah "Demi masa..."

Fyi, saya belum update mengenai depth-psychology modern, namun 
sepengetahuan
saya kesadaran manusia itu ya tetap sebatas pucuk gunung Es itu aja 
seperti
yang digambarkan oleh para psikoanalist. Sedangkan sebagaian besar badan
sampai kaki gunung Es (alam bawah sadar) adalah tetap tak dapat 
tereksplore
oleh individu. Psikologi tetep mentok dan tak mungkin dapat memahami ruh 
yg
azali itu. Pendekatan ilmiah-rasio bisa dipastikan akan ketemu jalan 
buntu.
Kalo mau yaa raga harus mati dulu... tapi jabatan researcher-nya tentu 
juga
hilang :)

:)
Wassalam,
Dewa Gede Permana
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A. Marconi
Sent: Thursday, April 21, 2005 4:22 PM
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 47

Assalammu'alaikum wr wb,
Ilmu pengetahuan manusia yang diakses berdasarkan pengalaman empiris
mula-mula adalah ilmu yang menyangkut usaha manusia hendak mengetahui
sesungguhnya apa dan siapa yang membuat manusia menderita kesulitan di 
dalam

hidupnya di bumi. Seandainya manusia tidak mengalami kesulitan hidup di
bumi, mungkin manusia tidak mencari siapa atau apa yang menyebabkan
kesengsaraan dan derita hidupnya. Katakan seandainya yang di dapat manusia
di dalam hidupnya di bumi hanya NIKMAT HIDUP (?) apakah manusia akan 
mencari

si pemberi nikmat, begitu bukan?
Oleh sebab itu dalam sejarah perkembangan masyarakat manusia di bagian
hazanah pemikiran, data empiris yang dapat kita baca adalah Ilmu Ketuhanan
(Theologi) yang menjadi dasar mula buka berkembangnya Ilmu Filosofi di
Yunani Kuno dahulu. Ilmu Filsafat ini adalah ilmu spekulatif yang
dikembangkan oleh kemampuan berfikir manusia dalam berangan-angan dan
berfantasi. Angan-angan dan fantasi manusia tersebut diuji dalam berfikir
secara logis dengan mempergunakan argumentasi rasional yang diolah oleh 
otak

manusia. Ada hal-hal yang dapat diterima manusia secara rasional dan logis
tetapi ada hal-hal yang tidak terjangkau dengan mempergunakan rasio dan
logika. Grup permasalahan demikian dikategorikan sebagai metafisika, 
karena
tidak mungkinnya diuji secara fisis sebagaimana yang rasional dan logis. 
Hal

demikian ini karena ilmu fisika masih baru menginjakkan kakinya di tangga
permulaan jenjang sejarahnya. Setelah jenjang ilmu fisika dapat mencapai
tingkat "sidrot al-muntaha" sebagaiaman telah di alami oleh rasulullah
Muhammad saw (suasana alam Quantum Physycs), maka metafisika di jaman
Aristoteles dan Epicurus kini dapat kita dekodisasi, dengan mempergu

[is-lam] Fw: is-lam Digest, Vol 5, Issue 50

2005-04-21 Terurut Topik A. Marconi

Assalaamu'alaikum wr.wb.
Para yang berminat secara ensiklopedik memahami beberapa pengertian DASAR 
ARTI kata-kata yang difirmankan Allah swt kepada rasulullah Muhammad saw di 
dalam al-Quran harap dibaca buku tebal karya pak Prof. M. Dawam Rahardjo: 
"ENSIKLOPEDI AL-QURAN, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci" 
terbitan Paramadina ISBN:979-8321-13-8. Untuk mengerti arti kata AKHERAT 
perlu mempertimbangkan akar-kata dan penggunaannya dalam quoloqial language 
pada zaman rasulullah Muhammad saw dan penggunaan literair dalam firman 
Allah swt. Ini sangat diperlukan guna secara bahasa lisan dan tertulis dapat 
mendekati maksud. MENDEKATI belum berarti persis. Disamping kejelian bahasa 
perlu pula diperhatikan konteks permasalahan yang dipergunakan. Artinya ayat 
yang dipermasalahkan itu sedang membicarakan, mendiskusikan, memberikan 
informasi tentang apa dll. Sebab Allah swt di dalam berfirman sangat 
mempertimbangkan tingkat pemilikan bahasa manusia yang akan mendengarkan 
bacaan firman, oleh karena itu al-Quran diwahyukan secara bertahap, 
sedikit-sedikit, temponya perlahan-lahan, satu ayat diulang-ulangi, satu 
masalah demi satu masalah tentunya dengan tujuan AGAR DIMENGERTI oleh 
manusia.

Kata AKHERAT dapat didekati secara fisika apabila dia berkonteks kepada ALAM 
yang berkonotasi dengan geometri ruang-waktu. Tetapi juga dapat didekati 
secara PROSESI apabila dia mendiskusikan masa, tempo, waktu, seperti halnya 
kata DUN-YA (di Indonesiakan jadi DUNIA). Demikian pula kata-kata lainnya 
yang menyangkut massalah-masalah hidup dan mati yang sering di dalam 
terjemahan dari bahasa Arab Quran ke dalam berbagai bahasa manusia lain 
diterjemahkan demikian. Kadang-kadang terjemahan katanya sering dipaksakan 
dan kemudian keindahan dan arti ungkapannya tersekap. Masalah-masalah 
demikian dapat distudi di atas dasar kesesuaiannya dengan ayat-ayat Kauniah 
atau Ilmu Pengetahuan Kealaman dan Kemasyarakatan. Ayat=-ayat al-Quran dan 
ayat-ayat al-Kaun itu diwahyukan oleh Allah swt yang AHAD, jika ayat-ayat 
tersbut membicarakan SATU MASALAH YANG SAMA tentunya ARTI dan TAFSIR kedua 
macam ayat-ayat tersebut HARUS BERSESUAIAN DAN BERSAMBUNGAN satu dengan 
lainnya. Jika tidak maka otak kitalah yang tidak mampu memahaminya.

Jika kata AKHERAT yang dibicarakan itu membicarakan masalah ALAM maka 
pengertian atau tafsir akan kata tersebut harus dapat bersambung dan satu 
pengertian dengan hypothese, teori dan data mengenai geometri ruang-waktu 
yang sudah dapat disimpulkan oleh pengamatan dan studi manusia terhadap alam 
semesta. Jika kata tersebut membicarakan proses events maka kata tersebut 
harus dapat bersesuaian dengan hypothese, teori dan data mengenai sejarah 
events.

Mungkin methoda pengujian demikian akan banyak membantu kita dalam belajar 
al-Quran.

Wassalam,
A.M
--- soedardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Memang teman saya WANTI-WANTI, KEYAKINAN ITU SEBAIKNYA JANGAN
DIPERDEBATKAN.
Tapi boleh saja didiskusikan:-)
Pengarang menganggap AKHERAT berada di ALAM semesta (QS (44) ayat 56)
Si Pengarang berujar, Alloh itu tidak di dalam Alam Surga, Neraka dan
Akherat,
tetapi JUSTRU Surga, Neraka Kaherat itu terdapat di dalam Alloh. Lalu
KEKAL
MANAKAH ALAM AKHIRAT DENGAN ALLOH?.
KARENA ALLOH BUKAN AKHIRAT DAN ALLOH HARUS KEKAL, MAKA AKHIRAT
(CIPTAAN ALLOH)
TIDAK HARUS KEKAL (TIDAK BISA KEDUA-DUANYA ALLOH DAN KHIRAT ADA
SELAMA-LAMANYA).
Pada halaman akhir dari buku TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL, menyitir
Al Qoshosh
(28) ayat 88.
Lho kalau memang si pengarang ngomong kalau surga, neraka dan akherat
ada di dalam Allah, ya ke tiga wilayah ini jadi kekal absolut donk:-)
Well jangan-jangan ini turunan dari teori emanasi tentang penciptaan
Alam semesta, karena gagal memahami watak maha berkehendak Allah.
BTW lucu juga si pengarang bisa memberi wilayah "dalam" dan "luar"
untuk Allah.
Saya sendiri nggak bisa mbayangin Allah itu gimana dan di mana. Kalau
Allah menyatakan bersemanyam di Arsy, saya juga nggak bisa mbayangin
Arsy itu apa. Sebuah ruang di mana benda-benda bisa dijejer-jejer atau
apa.
Bagi saya Allah adalah kekal absolut (terpaksa saya gunakan kata ini)
sementara ciptaannya kekal relatif. Neraka, Surga, Akhirat diberi sifat
kekal oleh Allah, tapi tentu saja tidak kekal absoulut. Kapan kekekalan
neraka, surga dan akhirat berakhir? Ya tentu saja ketika Allah
berkehendak menghentikan sifat kekekalan ini.
BTW diskusi pada topik ini tak pernah bisa sampai ke sesuatu yang
mendekati mapan kan?
Wassalamu'alaikum wr. wb.
B. Samparan



__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/
--
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
End of is-lam Digest, Vol 5, Issue 50
*

___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 48

2005-04-21 Terurut Topik A. Marconi
AH 
pencapaian Ilmu Pengetahuan Kealaman dan Kemasyarakatn tersebut menuju 
kepada terbentuknya suatu KESADARAN PRIBADI ISLAMI yang berwujud AL-AHLAQU 
AL-KARIMAH. Pembentukan kepribadian Islami demikian ini TIDAKLAH MUNGKIN 
dengan DIPAKSAKAN. Konsekwensi peningkatan Ilmu Pengetahuan ummat Muslimin 
akan menuntut peningkatan upaya teknologi dan perluasan pangsa ekonomis 
ummat Muslimin. Dengan demikian terbuka jalan menuju kemakmuran individual 
dan kelompok masyarakat.

Semoga harapan pak Agus Safudi memperoleh respons dari para 'ulama JIL.
Wassalam,
A.M
Wa'alaikumussalam wr. wb.
Mudah-mudahan bisa ya mas (KESATUAN TAFSIR dan PEMAHAMAN),
toh kalo pun sulit, paling tidak dalam hal-hal yang POKOK tafsirannya
sama/satu, jadi kalo berbeda (baca:tidak ada kesatuan) dalam hal yang 
CABANG
ya ndak apa-apa, toh dalam Islam ada USHUL ada FURU', ada KEHARUSAN ada
KEBEBASAN.
Monggo mas dirintis, semoga Alloh SWT memudahkan.

Wassalamu'alaikum wr. wb.
Agus Safudi
-Original Message-
From: A. Marconi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 21, 2005 12:38 AM
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45
Assalammu'alaikum wr wb,
Bagi kaum Muslimin, sesungguhnya dalam memahmi al-Quran dan sunnah
rasulullah Muhammad saw, harus ada keberanian untuk membiarkan bermacam
methodologi tafsir dan prinsip pemikiran manusia dipergunakan. Sebab Allah
swt sendiri dengan jelas telah banyak berfirman di dalam al-Quran tentang
KEHENDAKNYA yang tidak bergantung kepada kemauan, fantasi dan keinginan
manusia. Siapa-siapa yang dapat disesatkan akan tersesat dan siapa-siapa
yang akan menempuh jalan lurus tidak akan dapat disesatkan. Kita tak perlu
hawatir atas polah tingkah para pecundang al-Dinu al-Islam. Dalam 
menghadapi
berbagai aliran pemikiran yang berkembang di kalangan kaum Muslimin, kita
harus berpedoman kepada KEIHLASAN dalam BERISLAM. Di dalam keihlasan
tersebut tercakup tuntutan sabar, rendah hati, teguh dalam pasrah kepada
Allah swt dan terus BERUSAHA mendalami maksud ayat-ayat Allah swt yang
diwahyukan kepada para rasulnya dan juga ayat-ayat Allah swt yang 
diwahyukan
kepada Alam Semesta se-isinya (ayat Qurani dan ayat Kauni). Kedua macam 
ayat
Qurani dan Kauni diwahyukan oleh Allah swt yang AHAD dan konsekwensinya
adalah dicapainya KESATUAN TAFSIR dan PEMAHAMAN.

Dalam menanggapi pemikiran dan trend methodologi JIL perlu diamati
prinsip-prinsip IDEOLOGI yang menjadi acuan pemikiran JIL. Di atas 
ideologi
apakah kiranya JIL mengembangkan methodologi tafsir dan pemahamannya
terhadap al-Quran dan sunnah rasulullah Muhammad saw. Di dunia hanya ada 
dua
macam ideologi: Ideologi al-Dinu al-Islam dan Ideologi non(bukan)-al-Dinu
al-Islam. Ideologi al-Dinu al-Islam adalah ideologi al-Quranu al-Kariim 
yang
menjadikan ALLAH SWT sebagai PUSAT segala yang ada dan yang tiada. 
Sedangkan
ideologi lainnya menjadikan yang SELAIN Allah swt sebagai PUSAT segala 
yang
ada. Segala macam pemikiran dan methodologi pemikiran akan dapat dilacak 
KE
ARAH MANA akan menuju dalam menemukan sumber mula. Sebab alam semesta ini
adalah rasional dan logis termasuk yang oleh banyak orang dinyatakan 
sebagai
"metafisika" sebenarnya adalah suatu model rasionalitas dan logisitas yang
terdekodisasi, maksudnya dalam bentuk tanda sandi yang harus diurai 
terlebih
dahulu agar dapat dimengerti.

Semoga dapat membantu memantapkan KESADARAN BERISLAM di kalangan kita 
semua.

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, April 20, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45


Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org
To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]
You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]
When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."
Today's Topics:
  1. RE: Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA
 ([EMAIL PROTECTED])
  2. RE: tak mau tertipu (Dewa Gede Permana)
--
Message: 1
Date: Wed, 20 Apr 2005 17:08:35 +0700
From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI
SARANGNYA
To: Milis is-lam 
Message-ID:
<[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Ya saya setuju sekali, bahwa diri sendiri dulu lah yg harus bersih,
namun apakah kita harus berdiam diri jika kita melihat, misalkan ada 
orang
yang
dengan sengaja melecehkan Al-Qur'an dan Hadits...? apa kita berfikir ..
" ah sholat saya baru yang 5 waktu, yg sunnah belum bisa."
" ah puasa saya meragukan..."
" ah saya masih suka ghibah.."
" dll..."

tentunya minimal 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 47

2005-04-21 Terurut Topik A. Marconi
TECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="windows-1250"
Walaikumussalam wr. wb.
Pa kabar Mas Marconi? lama nih ndak online
Menarik sekali nih mas untuk masalah decoding metafisik ini. Apa ini ada
kaitannya dengan ilmu rahasia Allah atau bagaimana ya?
Tolongin saya mas ya
Matur nuwun
:)
Wassalam,
Dewa Gede Permana
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A. Marconi
Sent: Thursday, April 21, 2005 12:38 AM
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: [is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45

Assalammu'alaikum wr wb,
Bagi kaum Muslimin, sesungguhnya dalam memahmi al-Quran dan sunnah
rasulullah Muhammad saw, harus ada keberanian untuk membiarkan bermacam
methodologi tafsir dan prinsip pemikiran manusia dipergunakan. Sebab Allah
swt sendiri dengan jelas telah banyak berfirman di dalam al-Quran tentang
KEHENDAKNYA yang tidak bergantung kepada kemauan, fantasi dan keinginan
manusia. Siapa-siapa yang dapat disesatkan akan tersesat dan siapa-siapa
yang akan menempuh jalan lurus tidak akan dapat disesatkan. Kita tak perlu
hawatir atas polah tingkah para pecundang al-Dinu al-Islam. Dalam 
menghadapi

berbagai aliran pemikiran yang berkembang di kalangan kaum Muslimin, kita
harus berpedoman kepada KEIHLASAN dalam BERISLAM. Di dalam keihlasan
tersebut tercakup tuntutan sabar, rendah hati, teguh dalam pasrah kepada
Allah swt dan terus BERUSAHA mendalami maksud ayat-ayat Allah swt yang
diwahyukan kepada para rasulnya dan juga ayat-ayat Allah swt yang 
diwahyukan

kepada Alam Semesta se-isinya (ayat Qurani dan ayat Kauni). Kedua macam 
ayat

Qurani dan Kauni diwahyukan oleh Allah swt yang AHAD dan konsekwensinya
adalah dicapainya KESATUAN TAFSIR dan PEMAHAMAN.
Dalam menanggapi pemikiran dan trend methodologi JIL perlu diamati
prinsip-prinsip IDEOLOGI yang menjadi acuan pemikiran JIL. Di atas 
ideologi
apakah kiranya JIL mengembangkan methodologi tafsir dan pemahamannya
terhadap al-Quran dan sunnah rasulullah Muhammad saw. Di dunia hanya ada 
dua

macam ideologi: Ideologi al-Dinu al-Islam dan Ideologi non(bukan)-al-Dinu
al-Islam. Ideologi al-Dinu al-Islam adalah ideologi al-Quranu al-Kariim 
yang

menjadikan ALLAH SWT sebagai PUSAT segala yang ada dan yang tiada. 
Sedangkan

ideologi lainnya menjadikan yang SELAIN Allah swt sebagai PUSAT segala 
yang
ada. Segala macam pemikiran dan methodologi pemikiran akan dapat dilacak 
KE
ARAH MANA akan menuju dalam menemukan sumber mula. Sebab alam semesta ini
adalah rasional dan logis termasuk yang oleh banyak orang dinyatakan 
sebagai

"metafisika" sebenarnya adalah suatu model rasionalitas dan logisitas yang
terdekodisasi, maksudnya dalam bentuk tanda sandi yang harus diurai 
terlebih

dahulu agar dapat dimengerti.
Semoga dapat membantu memantapkan KESADARAN BERISLAM di kalangan kita 
semua.

Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, April 20, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45


Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org
To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]
You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]
When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."
Today's Topics:
  1. RE: Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA
 ([EMAIL PROTECTED])
  2. RE: tak mau tertipu (Dewa Gede Permana)
--
Message: 1
Date: Wed, 20 Apr 2005 17:08:35 +0700
From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI
SARANGNYA
To: Milis is-lam 
Message-ID:
<[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Ya saya setuju sekali, bahwa diri sendiri dulu lah yg harus bersih,
namun apakah kita harus berdiam diri jika kita melihat, misalkan ada 
orang
yang
dengan sengaja melecehkan Al-Qur'an dan Hadits...? apa kita berfikir ..
" ah sholat saya baru yang 5 waktu, yg sunnah belum bisa."
" ah puasa saya meragukan..."
" ah saya masih suka ghibah.."
" dll..."

tentunya minimal kita mengingatkan.
Terhadap kejadian yg sudah/terjadi, tentunya bisa kita jadikan
iktibar/pelajaran.
dan u/ kejadian yg akan datang yg kita yakin kita tidak mengetahuinya
kapan terjadinya
tentunya kita persiapkan dari skrg.
Mungkin Mas Gede yang lebih tahu akan hal ini.
terima kasih
wassalam.wr.wb.
http://ngalorngidul.com


Mas Gede Nulis :
Walaikumussalam wr. wb.
Mas Jirman, JIL yang ada di "dalam diri" ini dulu yg musti dibersihkan.
Diri sendiri dulu yg harus berdiri tegak-kokoh.
Kalo sudah bersih dan kuat barulah kemudian melirik keluar diri. Mana 
bisa
tangan kotor itu membersihkan yg kotor2 ?
Bukankah 

[is-lam] Re: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45

2005-04-20 Terurut Topik A. Marconi
Assalammu'alaikum wr wb,
Bagi kaum Muslimin, sesungguhnya dalam memahmi al-Quran dan sunnah 
rasulullah Muhammad saw, harus ada keberanian untuk membiarkan bermacam 
methodologi tafsir dan prinsip pemikiran manusia dipergunakan. Sebab Allah 
swt sendiri dengan jelas telah banyak berfirman di dalam al-Quran tentang 
KEHENDAKNYA yang tidak bergantung kepada kemauan, fantasi dan keinginan 
manusia. Siapa-siapa yang dapat disesatkan akan tersesat dan siapa-siapa 
yang akan menempuh jalan lurus tidak akan dapat disesatkan. Kita tak perlu 
hawatir atas polah tingkah para pecundang al-Dinu al-Islam. Dalam menghadapi 
berbagai aliran pemikiran yang berkembang di kalangan kaum Muslimin, kita 
harus berpedoman kepada KEIHLASAN dalam BERISLAM. Di dalam keihlasan 
tersebut tercakup tuntutan sabar, rendah hati, teguh dalam pasrah kepada 
Allah swt dan terus BERUSAHA mendalami maksud ayat-ayat Allah swt yang 
diwahyukan kepada para rasulnya dan juga ayat-ayat Allah swt yang diwahyukan 
kepada Alam Semesta se-isinya (ayat Qurani dan ayat Kauni). Kedua macam ayat 
Qurani dan Kauni diwahyukan oleh Allah swt yang AHAD dan konsekwensinya 
adalah dicapainya KESATUAN TAFSIR dan PEMAHAMAN.

Dalam menanggapi pemikiran dan trend methodologi JIL perlu diamati 
prinsip-prinsip IDEOLOGI yang menjadi acuan pemikiran JIL. Di atas ideologi 
apakah kiranya JIL mengembangkan methodologi tafsir dan pemahamannya 
terhadap al-Quran dan sunnah rasulullah Muhammad saw. Di dunia hanya ada dua 
macam ideologi: Ideologi al-Dinu al-Islam dan Ideologi non(bukan)-al-Dinu 
al-Islam. Ideologi al-Dinu al-Islam adalah ideologi al-Quranu al-Kariim yang 
menjadikan ALLAH SWT sebagai PUSAT segala yang ada dan yang tiada. Sedangkan 
ideologi lainnya menjadikan yang SELAIN Allah swt sebagai PUSAT segala yang 
ada. Segala macam pemikiran dan methodologi pemikiran akan dapat dilacak KE 
ARAH MANA akan menuju dalam menemukan sumber mula. Sebab alam semesta ini 
adalah rasional dan logis termasuk yang oleh banyak orang dinyatakan sebagai 
"metafisika" sebenarnya adalah suatu model rasionalitas dan logisitas yang 
terdekodisasi, maksudnya dalam bentuk tanda sandi yang harus diurai terlebih 
dahulu agar dapat dimengerti.

Semoga dapat membantu memantapkan KESADARAN BERISLAM di kalangan kita semua.
Wassalam,
A.M
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, April 20, 2005 7:00 PM
Subject: is-lam Digest, Vol 5, Issue 45


Send is-lam mailing list submissions to
is-lam@milis.isnet.org
To subscribe or unsubscribe via the World Wide Web, visit
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
or, via email, send a message with subject or body 'help' to
[EMAIL PROTECTED]
You can reach the person managing the list at
[EMAIL PROTECTED]
When replying, please edit your Subject line so it is more specific
than "Re: Contents of is-lam digest..."
Today's Topics:
  1. RE: Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA
 ([EMAIL PROTECTED])
  2. RE: tak mau tertipu (Dewa Gede Permana)
--
Message: 1
Date: Wed, 20 Apr 2005 17:08:35 +0700
From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI
SARANGNYA
To: Milis is-lam 
Message-ID:
<[EMAIL PROTECTED]>
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Ya saya setuju sekali, bahwa diri sendiri dulu lah yg harus bersih,
namun apakah kita harus berdiam diri jika kita melihat, misalkan ada orang
yang
dengan sengaja melecehkan Al-Qur'an dan Hadits...? apa kita berfikir ..
" ah sholat saya baru yang 5 waktu, yg sunnah belum bisa."
" ah puasa saya meragukan..."
" ah saya masih suka ghibah.."
" dll..."
tentunya minimal kita mengingatkan.
Terhadap kejadian yg sudah/terjadi, tentunya bisa kita jadikan
iktibar/pelajaran.
dan u/ kejadian yg akan datang yg kita yakin kita tidak mengetahuinya
kapan terjadinya
tentunya kita persiapkan dari skrg.
Mungkin Mas Gede yang lebih tahu akan hal ini.
terima kasih
wassalam.wr.wb.
http://ngalorngidul.com


Mas Gede Nulis :
Walaikumussalam wr. wb.
Mas Jirman, JIL yang ada di "dalam diri" ini dulu yg musti dibersihkan.
Diri sendiri dulu yg harus berdiri tegak-kokoh.
Kalo sudah bersih dan kuat barulah kemudian melirik keluar diri. Mana bisa
tangan kotor itu membersihkan yg kotor2 ?
Bukankah sebelum dakwah ke luar tentu dakwah ke dalam dulu to.
Btw, terhadap kejadian2 sudah lewat/terjadi, hal apa saja yg kira2 bisa
kita lakukan?
Lantas terhadap kejadian2 yg akan/mungkin bisa terprediksikan, kira2 apa
yg bisa kita lakukan?
Apakah kira2 sama jawabannya ?
Monggo silahkan mas saya nunggu saja...
:)
wassalam
Dewa
-- next part --
An HTML attachment was scrubbed...
URL: 
http://mail.centrallibrary.net/pipermail/is-lam/attachments/20050420/62d78dbf/attachment-0001.htm

--
Message: 2
Date: Wed, 20 Apr 2005 17:23:10 +0700
From: "Dewa Gede Permana" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [is-lam] tak mau tertipu
To: "'Milis

[is-lam] Re: ada mail begini aku terima

2005-03-14 Terurut Topik A. Marconi








Assalammu’alaikum wr wb,

 

Ini saya dapat mail-warning yang bunyinya demikian spserti
di bawah ini:

 

 

Van: <[EMAIL PROTECTED]>

Aan: <[EMAIL PROTECTED]>

Onderwerp: JSM Mail Security detected prohibited content in
a message sent from your
address   
(SYM:33562059092133093259)

Datum: zondag 13 maart 2005 17:09

 

Subject of the message: [is-lam] (no subject)

Recipient of the message: "[EMAIL PROTECTED]" [EMAIL PROTECTED]

 

Apakah server ini ALAT dari ISNET? Jika buka lantas server
siapa gerangan?

 

Wassalam,

A.M

 

 

 






___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] (no subject)

2005-03-13 Terurut Topik A. Marconi








Assalammu’alaikum wr wb,

 

Sejak tsunami melanda Aceh saya TIDAK MENERIMA lagi
e-mail dari [EMAIL PROTECTED] . Saya coba berhubungan
dengan e-mail selalu bouncing dengan memo: SMTP PROVIDER REJECTED ADDRESS SENDER
. Is something wrong with my mail address?

 

Wassalam,

A.M






___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] test

2005-02-20 Terurut Topik A. Marconi



test beware
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam