RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik AFR

--- Agus Safudi - HRD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > contoh,
> > pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat,
> > kalau diwawancarai bisa juga merendah hati bahwa
> dulu
> > dirinya begitu gigih lakukan ini-itu hingga skrg
> > 'sukses'. tapi ya sukses yg begitu arah.
> 
> Kalo menurut saya mah "pengusaha judi/germo/bar
> elite di kampung2 barat"
> yang disebut antum itu gak pantes dibilang
> pengusaha, sama halnya seperti
> WTS dibilang Pekerja SK, sementara definisi kerja
> atawa usaha dalam
> Islam itu apa?.
> 

saya mah nggak ngelihat beda pengusaha jujur/curang,
toh sama-sama berusaha utk sesuatu dgn caranya
sendiri. yg jadi concern saya itu kalo diwawancarai,
sikap rendah hati & kegigihannya itu bisa jadi alat
penipu betapa kemunkaran itu bisa nampak baik kalau
disampaikan dgn kerendah-hatian juga.

PSK juga dpt dgn lirih demi makan, yg dgn resah &
desahnya knapa berdagang pelayanan. akhirnyalah ada
org ma'lum brgkali. atw lalu ikut membeli? hahahaha
...
 
byk org sukses yg 'ngawur' berfatwa. dulu Sukarno
pernah 'debat' dgn M. Nasir ttg nyuci najis pake sbun
saja cukup, sementara syari'at dgn 7 kali dgn tanah.

gimana juga jgn pernah terlena dgn ucapan/nasehat org
besar/dibesarkan oleh media kecuali nasehatnya tak
salahi aturan agama, sekalipun mereka org kafir! 

mungkin sikap yg cukup fair bersikap pd agr tak
tertanam benci?


salam,
Fahru

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik AFR

menanggapi ini

> Berkaitan dengan rangsangan dari luar, saya fikir
> kita ini terbagi
> menjadi 3 bagian:
> 1. Menolak (bereaksi)begitu ada aksi dari luar,
> dengan beriring nya waktu
> lambat laun baru bisa menerima.

pilihan buat kaum ortodoks yg beku pemahamannya thd
Islam.

> 2. Menerima (menelan) bulat-bulat, setelah tahu
> mudharat baru nyesel.

na 'udzubullahi min dzalik.

> 3. Diam DULU tanpa reaksi, sambil diam dia berfikir,
> obsevasi, analisa kemudian memutuskan apa yang harus

> dilakukan dengan hal tsb.

ini muslim yg cerdik. mereka sama2 manusia spt kaum
muslim, dmkian sbliknya. bedanya mereka tak/kurang
peduli ada kehidupan sesudah mati.


> Nah, kita ini yang mana??

mari berjeli-ria ngadepi sepak terjang di kehidupan
dunya. sebab di akhirat tak ada lagi usaha yg diakui
nilainya kecuali nerima ganjaran dr amalan skrng.




salam,
Fahru




Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik Agus Safudi - HRD
Assalamu'alaikum wr. wb.

-Original Message-
From: Pitho [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>yup, saya agak sepakat dengan pendapat saudara AFR. Dan jangan salah salah,
>Primagama sekarang lebih cenderung mengarah ke bisnis daripada pendidikan,
>kenapa saya katakan seperti itu, karena bimbel di primagama termasuk mahal,
>jadi saudara-saudara kita yang  tidak mampu merupakan hal mustahil utk ikut
>bimbingan disana.

Mas Pitho, kalo urusan mahal mah, bukan cuman yang konvensional, yang 
berlabelkan
Islam juga banyak yang mahal, lha wong masuk salah satu TK berlabel Islam 
bayarnya
ada yang lebih dari 2 juta, bahkan ada yang sampe 4,5 juta, itu TK. Tapi mungkin
mereka punya alasan tersendiri kenapa harus pasang tarif sedemikian rupa (khusus
Primagama , bukan saya belain lho, wong saya gak ada kaitannya...)
Makanya orang Islam itu harus mampu, mampu usaha sendiri, mampu bantuin 
sodaranya
yang belum mampu, ngono lho mas..

- Original Message -
From: "AFR" <[EMAIL PROTECTED]>
> artikel spt ini bisa cukup bagus mensemangati org
> setidaknya agr hidup ini jgn putus asa dgn kekurangan
> thd yg lain walau sbenarya kekurangan itu bukanlah
> kekurangan scr hakiki, tapi kurang mesyukuri ni'mat
> Allah SWT.

Betul mas setuju saya, "La in syakartum, la aziy danakum, wa la in kafartum inna
adzabiy la syadiid" (QS Ibrahim : 7)
>
> bg si mata satu (dajjal?), yaitu org yg melihat dgn
> cara sepihak, hanya akan mengatakan sukses sesiapa dgn
> usahanya tapi mereka tak peduli dgn usahanya itu baik
> atw buruk.

Disitulah bedanya antara Islam dan Kafir (non-Islam), kalo
non-Islam hanya profit oriented semata, sementara dalam
Islam kaidah "La dhororo wa la dhiroro", harus dipenuhi.

> contoh,
> pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat,
> kalau diwawancarai bisa juga merendah hati bahwa dulu
> dirinya begitu gigih lakukan ini-itu hingga skrg
> 'sukses'. tapi ya sukses yg begitu arah.

Kalo menurut saya mah "pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat"
yang disebut antum itu gak pantes dibilang pengusaha, sama halnya seperti
WTS dibilang Pekerja SK, sementara definisi kerja atawa usaha dalam
Islam itu apa?.


> maaf,
> ini bukan hendak membiaskan tujuan artikel itu
> disampaikan, tapi dgn tulus ingin lbh mengajak pd
> temans Muslim agr jgn turut terbawa menilai ssorg itu
> sukses semata dari materinya saja, tapi perhatikan
> juga usaha apa & bgmana meraihnya.

Saya maafin mas Fahru(hehehe...) sama mas, saya juga cuman sekedar
menggugah, mengajak, kalo non-Muslim bisa kenapa Muslim gak bisa.
Dan saya yakin sodara-sodara di isnet sudah paham bahwa Islam bukan
cuman orientasi pada materi semata, tapi juga bukan menafikan materi,
itulah yang pernah saya tulis kaidah Input Process Output itu mesti
nyambung/berkaitan

Berkaitan dengan rangsangan dari luar, saya fikir kita ini terbagi
menjadi 3 bagian:
1. Menolak (bereaksi)begitu ada aksi dari luar, dengan beriring nya waktu
lambat laun baru bisa menerima.
2. Menerima (menelan) bulat-bulat, setelah tahu mudharat baru nyesel.
3. Diam saja tanpa reaksi, sambil diam dia berfikir, obsevasi, analisa
kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan dengan hal tsb.

Nah, kita ini yang mana??

Wassalamu'alaikum wr. wb.

a.s.





>
>
> salam,
> Fahru
> --- Agus Safudi - HRD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> >
> > Thursday, 03 February 2005
> >
> >
> >
> > Berikut ini dipaparkan beberapa kutipan Purdi E
> > Chandra, pendiri Primagama dan Entrepreneur
> > University yang menjadi pembicara utama dalam
> > seminar yang mengangkat tema "gila", maka setiap
> > ungkapan yang dikemukakan Purdi terasa "gila" dan
> > membuat peserta tertawa.
> >
> >
> >
> 
> > Saya masuk kuliah di empat universitas tapi tidak
> > selesaikan kuliah. Tapi saya juga heran kenapa bisa
> > dirikan Primagama, sebuah lembaga bimbingan belajar
> > terbesar di Indonesia yang cabangnya sampai ratusan.
> >
> > Padahal saya tidak terlalu pintar-pintar amat.
> > Makanya saya berpikir kalau kita terlalu pintar
> > menyebabkan terlalu banyak pertimbangan, yang
> > akhirnya tak ada sama sekali yang bisa dikerjakan.
> > Makanya mungkin alangkah baiknya anak kita jangan
> > terlalu pintar (hadirin tertawa). Anak saya yang di
> > SMP ranking 11 langsung minta mobil. Ini sudah luar
> > biasa dibandingkan sebelumnya yang ranking 20-an.
> > Dia juga mau jadi pengusaha. Lihat saja banyak orang
> > pintar tapi tidak mau kerja.
> >
> >
> > Untuk mau menjadi pengusaha jangan terlalu banyak
> > pertimbangan. Laksanakan saja niat itu dan tunggu
> > hasilnya. Coba lihat pakar akuntansi tidak mau
> > berusaha karena apa. Yah itu tadi karena mereka
> > belum berusaha sudah takut jadi pengusaha, karena
> > mereka sudah mempelajari dulu hitung-hitungan
> > menjadi pengusaha yang mengerikan makanya mereka
> > takut sebelum berusaha.
> >
> > Lalu kenapa orang mau jadi pengusaha. Saya kira Jaya
> > Setiabudi sudah memaparkan banyak tadi. Yah jadi
> > pengusaha itu misalnya gini, sa