[keluarga-islam] Bukankah itu Ghibah

2008-10-24 Thread David Sofyan
Bukankah itu Ghibah

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam bersabda: "Tahukah kalian, apa itu ghibah" Mereka menjawab: Allah dan 
Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: "Yaitu, engkau menceritakan 
saudaramu apa yang tidak ia suka." Ada yang bertanya: Bagaimana jika apa yang 
aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?. Beliau menjawab: "Jika padanya 
memang ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah mengumpatnya 
(menjadikannya ghibah) dan jika tidak ada, maka engkau telah membuat kebohongan 
atasnya (menjadikannya fitnah)." Riwayat Muslim. 

Ilmu dan pengetahuan biasanya disandingkan dalam satu kata, padahal keduanya 
mempunyai substansi yang berbeda seseorang yang mempunyai pengetahuan belum 
tentu mempunyai ilmu dibidang sesuatu yang dia ketahui, begitu juga dengan 
orang yang berilmu belum tentu selalu menerima informasi atau pengetahuan 
mengenai ilmu yang dia dalami. 

Seiring dengan kemajuan dalam bidang telekomunikasi maka penyebaran informasi 
melalui berbagai media terjadi setiap saat. Sayangnya tidak setiap infomasi 
yang kita terima mempunyai nilai kebenaran atau mempunyai nilai keilmuan 
didalamnya. Namun tetap saja kebutuhan akan informasi tersebut tidak bisa 
dibendung dan hal ini sering dimanfaatkan sebahagian orang untuk menggiring 
opini publik pada tujuan yang di kehendakinya, sehingga tidak salah jika ada 
yang mengatakan bahwa  jika ingin menguasai dunia maka kuasailah berbagai media 
informasi  dan hal ini tebukti dimana ummat Islam sering terpojok oleh 
pemberitaan negatif dari berbagai media baik di luar maupun didalam negeri.

Menyampaikan informasi mengenai keadaan orang lain jika tidak hati-hati maka 
akan menjadi dilema karena jika tidak disebut ghibah maka akan disebut fitnah, 
namun belakangan ini hal tersebut sering diabaikan bahkan dengan menggunakan 
alasan yang paling logis dan tampak bijaksana seperti " mudah-mudahan dengan 
membahas hal ini bisa menjadi pelajaran dan bahan renungan agar kelak tidak 
terjadi lagi dikemudian hari " . padahal pelajaran itu disimpan di hati bukan 
di mulut.

Dalam salah satu kisah celoteh para munafikun, mereka berkata " Cara terbaik 
menyembunyikan keburukan kita adalah dengan mengungkapkan keburukan orang lain, 
dan jika kita tidak mendapatkannya maka lekatkan keburukan kita pada mereka 
sambil kita berpura-pura menasehati mereka dengan logika para dewa"

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang 
kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Bijaksana." ( QS 60:5)

Salam


David



[keluarga-islam] Cerita Pandang Memandang

2008-10-24 Thread David Sofyan
Cerita Pandang Memandang

Setelah shalat Maghrib biasanya saya dan beberapa rekan sering diskusi secara 
santai samabil menunggu waktu Isya dan pembahasan waktu itu adalah cara 
memandang tujuan beragama pada orang kebanyakan. Berbagai wacana bertaburan 
mewarnai diskusi walaupun semuanya bersifat subjektif , ya gak apa-apalah buat 
nambah wacana saja. dan saya bingkai lewat sebuah narasi pendek

Setelah beberapa tahun secara tidak disengaja saya bertemu teman lama pada 
suatu majelis,  tampak  terjadi banyak perubahan pada dirinya tidak hanya 
prilakunya tetapi juga penampakan fisik. Semangat dakwah menjalar keseluruh 
tubuhnya sehingga ketika berbicara, mimik mukanya tampak garang dan badannya 
sering bergetar seperti menahan sesuatu. Dia sering menghujat para " the real 
terorist" di palestina, para "aggresor" di amerika dan para " sipilis" di 
negara kita yah seperti JIL itulah dan memang tidak ada yang salah dari cara 
pandangnya semua sesuai dengan apa yang telah di pelajari dan di lakoni baik 
dari majelis , dari buku maupun dari  lingkungan, namun dia sering memberikan 
penilaian menurut apa yang dia pahami. Cara pandang seperti teman saya itu 
adalah cara pandang dari depan yaitu  selalu menilai apa yang tampak didepannya 
baik berupa kelemahan  maupun kelebihan namun akan lebih sering  tampak segala 
kelemahan dan keburukan lawan dan hal ini sering menimbulkan konfrontasi baik 
secara langsung maupun tidak langsung karena dia sering melihat tujuan dia dan 
yang didepannya bertolak belakang.

Berbeda dengan cara pandang tadi, salah satu teman yang lumayan lama aktif 
dalam kepengurusan masjid dan sering bergaul dengan berbagai macam kelompok 
keagamaan tampak lebih persuasif, dia beranggapan bahwa  silahkan berjalan 
menurut keyakinannya selama dalam aqidah yang benar (tidak syirik). Namun untuk 
diluar Islam dia tampak tidak begitu perduli karena menganggap mereka berada 
diluar jamaah.  Cara pandang seperti ini adalah cara pandang dari samping yaitu 
memandang orang seperti dalam satu shaf memanjang dan bersama-sama mengarah 
kedepan ( tujuan yang sama ) tanpa perlu saling sikut menyikut.

Ki Farid, salah satu imam masjid dekat rumah malah lebih bersifat umum yang 
memandang semua manusia adalah mahluk ciptaan Allah, dan Ki Farid beranggapan 
bahwa selalu ada garis-garis ketetapan Allah pada setiap mahluknya, dan mudah 
bagi Allah mempersatukan atau mencerai-beraikan manusia karena Allah maha 
berkehendak dan tidak ada satupun kejadian di muka bumi ini selain atas 
kehendak Allah dan salah satu kehendak Allah menurut Ki Farid adalah membiarkan 
manusia dalam kesesatan selama mereka tidak berusaha mencarinya kecuali atas 
orang-orang yang dipilih olehNya. Ki Farid memang tekenal dengan keramahannya 
dan dia sering memberikan pertolongan kepada siapapun dan ke pada agama apapun 
yang ada didekat tempat tinggalnya. Cara pandang Ki Farid ini adalah cara 
pandang dari atas melihat orang lain dengan berbagai macam tujuan tetapi tidak 
mencampuri tujuan mereka.

Cara pandang yang lain adalah seperti ustadz Najib, guru ngaji saya. Tidak 
banyak memang yang mengikuti pengajian ustadz Najib, namun selalu banyak 
pelajaran  yang bisa di peroleh, dia tidak pernah melihat status, tingkatan 
maupun agama  seseorang jika salah maka dia akan langsung memperingatkan dengan 
santun sebatas apa yang bisa dia lakukan. Untuk para muridnya dia sering 
menuntun tanpa berusaha menggurui, berusaha memberikan berbagai macam sudut 
pandang yang dinilai sebagai kebenaran tanpa menekankan pada sebuah pembenaran. 
Hal ini bisa lebih merangsang kreativitas berfikir para murid untuk bisa 
memberikan penilaian dari berbagai referensi tadi. Cara pandang ustadz Najib 
ini adalah cara pandang dari belakang yaitu memberikan pandangan kedepan dan 
membiarkan berjalan sendiri-sendiri tetapi tetap menuntun dari belakang.

Dan yang kebanyakan adalah cara melihat dari bawah yaitu mengikuti cara pandang 
orang yang di idolakannya baik itu ustadz, kiyai, ajengan, syaikh, murobi atau 
apapun istilah lainnya tanpa pernah mau bersifat kritis dan enggan mempelajari 
sumber, dasar atau dalil dari para idola mereka dalam menyampaikan ilmu atau 
dalam mengambil keputusan dalam sebuah masalah, atau sering di istilahkan 
'taqlid buta'.

Tapi memang benar semuanya bersifat subjektif dan pembuktianlah yang bisa 
menjadikannya objektif, karena seperti kata voltaire ' fikiran di buktikan 
dengan perbuatan, dan segala perbuatan di simbolkan dengan perkataan dan 
perkataan di wakili oleh bahasa maka bahasalah yang sering menyembunyikan 
fikiran"

Salam

David






[keluarga-islam] Perbuatan Terpuji

2008-10-24 Thread agussyafii
Perbuatan Terpuji


By: agussyafii


Malam itu sehabis sholat maghrib dimasjid ramai dibicarakan, ada
seorang mantan napi yang menyelamatkan pelajar dari keroyokan para
preman. Padahal mantan napi itu tahu kalo pelajar itu anak seorang
polisi yang dulu pernah menangkapnya.

Banyak orang yang mengatakan bahwa perbuatan terpuji itu patut
diteladani. Salah seorang teman berkomentar kalo perbuatan itu sekedar
mencari sensasi belaka untuk mencari popularitas karena pelaku
kebaikan itu mantan napi.

"Tentu saja saya tidak setuju dengan komentarmu itu." Jawab saya
padanya. "Sebab jika saja dirimu memiliki setan, sebesar setan yang
dimilikinya. Dirimu akan merasakan bahwa perbuatan itu sangat luar
biasa sulit. Tidak mudah melakukan perbuatan terpuji seperti yang
dilakukan mantan napi itu."

"Dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan kesalahan
orang. Dan Alloh mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS.Ali
Imron:134).




sumber, http://agussyafii.blogspot.com



Salam Cinta,
agussyafii


===
Tulisan ini dibuat dalam kampanye "Kunci Doa yang Dikabulkan" Terima
kasih atas berkenannya memberikan komentar di
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12 431




Re: [keluarga-islam] Tanya-Hukum menikah dengan anak 12 tahun?

2008-10-24 Thread adi eko
ya maaf, saya jg denger dari berita. tapi saya cari dalil kok ngga ada yang 
explisit mengenai usia nikah wanita ya?
jawaban yang ada hanya analisa belaka, bekaitan kesiapan, kepatutan, kedewasaan 
berumah tangga.
jadi ada yang punya???
 
exap

--- On Fri, 10/24/08, Yusa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Yusa <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [keluarga-islam] Tanya-Hukum menikah dengan anak 12 tahun?
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Date: Friday, October 24, 2008, 11:06 AM







Wa'alaikumsalam wr wb
 
Kalo ndak keliru syeh Puji tinggal di daerah Jambu, setelah Bawen dan sebelum 
Ambawara. Yah masih kabupaten Semarang juga sih...hehehe. ..
 
Salam, yusa
http://majlismajlas .blogspot. com
 
 

- Original Message - 
From: adi eko 
To: keluarga-islam@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, October 24, 2008 8:46 AM
Subject: [keluarga-islam] Tanya-Hukum menikah dengan anak 12 tahun?








Assalamu'alikum
Tanya nih kepada semua yang bisa ngasih jawaban dengan dalil yang benar dan 
tepat.
 
bagaimana hukumnya menurut islam menikahi gadis yang masih 12 tahun, atau 
dengan kata lain dibawah umur?
 
soalnya saya baca di sirah nabi menikahi aisyah sekitar umur 12 th, ada juga 
yang bilang 9 th. apakah sirah benar adanya atau ada hal lain?
 
bagaimana pula dg syeikh puji (semarang) yang menikah dengan anak 12 th dengan 
alasan dibolehkan agama?
 
salam 
 
exap
 














  

[keluarga-islam] darood

2008-10-24 Thread ***hajikhan***

    

 
Verily, Allah and His angels confer blessings on the prophet: 
O you who believe! 
Confer blessings on him, and greet him with a goodly salutation. 
(Qur’ân 33:56)
 



  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now at
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[keluarga-islam] Hati yang Ceria

2008-10-24 Thread Yusa
"Sumringahe ati kuwi kareppe Gusti, sumringahe pikir kuwi kareppe rogo."

Kalimat itu yang dinasehatkan kepada saya dua malam yang lalu, entah karena 
kondisi hati saya saat itu atau karena tulisan catatan nasehat-nasehat kakak 
R.A. Kartini yang saya baca, saya kurang tahu tapi mungkin keduanya. Yang jelas 
apa yang dinasehatkan itu membuat saya lebih memahami kondisi saya dan tulisan 
tsb.

Nasehat itu disampaikan dalam bahasa Jawa, terjemahan bebas dalam bahasa 
Indonesia adalah:

"Keceriaan hati adalah yang dikehendaki Allah Swt, keceriaan pikiran adalah 
tuntutan raga / badan."

Di sini ada hati, pikiran dan badan, tiga ornamen yang ada pada kita yang mana 
keadaan ketiganya saling berhubungan erat satu dengan lainnya. Jika satu saja 
sedang bermasalah, maka dua yang lain ikut merasakannya.

Tetapi yang paling berperan adalah hati, apapun keadaan hati akan berpengaruh 
pada pikiran dan jasad.

Hati yang sering dipakai untuk membenci orang lain yang tidak sejalan dengan 
kita maka akan membuat pikiran kita senantiasa berprasangka buruk pada orang 
tsb. Apa yang dia lakukan selalu kita anggap buruk, padahal semuanya pekerjaan 
pikiran kita yang sudah tidak suka padanya. Kalau hati dan pikiran sudah 
begini, maka tangan, mulut, mata, kaki akan mewujudkan apa yang kita pikirkan 
dan apa yang kita rasakan. Mulut mudah mencela, tangan mudah menuding bahwa dia 
buruk, mata melirik sinis, kaki melangkah menjauhinya dsb.

Orang yang sering benci, marah, su'udzon, iri dengki dsb akan lebih mudah lelah 
bahkan sakit. Terbukti ada orang yang check-up ke dokter karena merasakan sakit 
pada badannya, tapi ketika diperiksa normal. Dokter paham ini akibat dari beban 
pikiran dari pasien tsb. Apapun obat yang diberikan tidak akan membantunya 
sebab dia tidak menjaga pikirannya dari memikirkan hal-hal yang tidak 
bermanfaat baginya.

Badan sehat jika pikiran tenang dan ceria. Pikiran yang tenang dan ceria 
diperoleh dengan menjaga hati agar ceria dan senantiasa berbaik sangka.

Ketika keadaan tsb berhasil kita dapati maka kita akan mudah untuk beribadah 
seperti shodaqoh kita tambah ikhlas dsb. Jika orang seperti ini berdakwah maka 
dakwahnya akan diikuti masyarakat karena masyarakat mendapat manfaat darinya 
lewat perkataan dan sikapnya yang lembut serta ke-ringan-tangan-annya membantu 
masyarakat sehingga terkurangi beban masalah mereka. Masyarakat pun mengambil 
ilmu darinya tanpa paksaan, semua senang ketika hati kita senang. Hati yang 
ceria tidak membutuhkan balasan dari apa yang dilakukannya, tidak ada pamrih, 
hanya memberi saja.

"Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake."

---
http://majlismajlas.blogspot.com