[keluarga-islam] Nikmat Yang Terbaik

2013-01-29 Terurut Topik muhamad agus syafii
Nikmat Yang Terbaik

By: Muhamad Agus Syafii

Nikmat terbaik adalah segala kejadian yang membawa kita semakin dekat kepada 
Allah, betapapun itu menyakitkan. Sama seperti rasanya bila hati yang bahagia 
tiba-tiba datang menghempas cobaan. Cobaan datang bertubi-tubi.Terasa perih, 
hatipun bertanya, Mengapa ini terjadi? Mengapa harus aku? Itulah yang dialami 
seorang ibu, ketika dirinya mendapatkan tugas keluar kota dari kantor, suami 
dan anaknya ikut mengantarkan ke bandara dan melambaikan tangan kepadanya. Hal 
itu tidak pernah dilakukan, hatinya bertanya-tanya, entah kenapa suaminya 
melakukan hal itu, sampai pesawatnya berangkat. Sore harinya kakak 
memberitahukan suaminya mendapatkan serangan jantung dan dirawat di ICU di 
rumah sakit tak lama kemudian mendapatkan kabar bahwa suami tercinta telah 
berpulang kepada Allah. 

Cobaan itu cukup membuatnya lemah dan tak berdaya, orang yang mendampingi 
hidupnya puluhan tahun meninggalkan dirinya dan anak-anaknya tanpa ada pesan 
apapun. Ditengah kegalauan hati, sampai suatu pagi kendaraannya mengalami 
kecelakaan, anaknya selamat namun dirinya harus terbaring di rumah sakit selama 
satu minggu. Air matanya habis terkuras, tidak lagi sanggup untuk berpikir 
bagaimana harus menjalani kehidupan bahkan tidak lama setelah bekerja kembali, 
perusahaannya bekerja akan ditutup dan dirinya kena PHK. Terasa lengkap sudah 
kemalangannya sampai menjerit kepada Allah dalam doa, 'Ya Allah, aku tidak 
sanggup lagi!' Disaat dirinya benar-benar hancur dan habis. Kasih sayang Allah 
menghampiri dirinya, semua cobaan, musibah dan ujian yang dihadapinya telah 
membuat dirinya semakin dekat kepada Allah. Sholat fardhu yang dulu seringkali 
ditinggalkan, sekarang lebih giat dikerjakan. Bersama anak-anaknya senantiasa 
mengingatkan bahwa hanya Allahlah tempat
 untuk bergantung dan memohon pertolongan. Peristiwa yang telah dilalui oleh 
dirinya dan anak-anaknya telah menumbuhkan empati terhadap penderitaan orang 
lain.

Akhirnya beliau mendapatkan pekerjaan dengan fasilitas yang jauh lebih baik 
lagi. Bahkan kondisinya sekarang justru lebih dekat kepada Allah dan anak-anak 
lebih bisa mensyukuri hidup apapun yang Allah telah anugerahkan bagi 
keluarganya. 'Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia perjalanan hidup yang penuh 
cobaan saya bisa merasakan kesejukan & melewati semua itu dengan lebih 
mendekatkan diri kepada Allah. saya bisa berbagi dengan orang yang pernah 
mengalami penderitaan seperti saya.' Tutur beliau sore itu, air matanya nampak 
mengalir, wajahnya terlihat penuh syukur kepada Allah.

'Tidak ada satupun musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. 
Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk 
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya.' (QS. at-Taghaabun 
: 11).

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
---
Sahabat, Jadilah orang yang pertama peduli anak-anak yatim & anak dhuafa, 
dengan hadir pada kegiatan "Salam Untuk Rumah Amalia" (MULIA) Minggu, 17 Maret 
2013. Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi Baju 
Baru, paket sembako, peralatan sekolah, perlengkapan sholat, buku bacaan, 
konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek 
Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti 
bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/


Re: [keluarga-islam] Mohon Do'a_OrangTua Telah Berpulang

2013-01-29 Terurut Topik LILIS
Bismillah,
Semoga arwah beliau mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah Swt sesuai 
dengan amal ibadah beliau. Amiin.

  - Original Message - 
  From: MK. Mattawaf 
  To: majelisrasulul...@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 30, 2013 5:20 AM
  Subject: [keluarga-islam] Mohon Do'a_OrangTua Telah Berpulang




  Assalaamu 'alaikum,
  Saudaraku yg saya cintai, mohon Do'a
  orang tua saya H.Mattawaf (umur ±82 th) telah meninggal dunia
  kemarin selasa siang dengan tersenyum.
  sudah tiga hari sebelumnya memang sudah tidak mau makan
  mau dibawa ke RS tidak mau, dia bilang mau meninggal dirumah saja.
  selasa pagi masih ngobrol2 sama kakak pertama minta dibacakan Surah Yaasiin.
  dia juga minta disampaikan ke cucunya yg dikota supaya dibacakan yaasin.
  masih ngobrol sama kakak pertama paginya dan sempat nanya ke kakak berapa 
kali dia bacakan Surah Yaasin,
  kakab jawab 3x, sewaktu kakak baca Surah Yaasin dia juga telah 
menyelesaikannya lebih dulu berkali-kali.


  orang tua saya semenjak saya kecil di kampung yg saya ingat dia selalu baca 
Surah Yaasin, Al-Waqiah, Al-Mulk, dan Sajadah
  jadi kalau gelap/ mati lampu dia terdengar ngaji dengan salah satu surah 
tadi, dia juga sangat senang baca Barzanji.
  memang di kampung kalau kita ada acara selalu baca Barzanji.
  detik-detik kepergiannya masih sempat ngobrol dengan keluarga yg seumuran dia 
juga (mertuanya kakak).

  Maaf kepanjangan, mohon Do`anya. 


  Salam
  MK Mattawaf - Bontang - Kaltim



  

[keluarga-islam] Dahlan: Dari Buli, Ria Berdikari Ingin Angkat Harga Diri

2013-01-29 Terurut Topik Ananto
Dari Buli, Ria Berdikari Ingin Angkat Harga Diri

 

Tiba di lokasi ini saya diberi pilihan: naik jip atau sepeda motor trail.
Hati ingin memilih trail, tapi otak mengatakan jangan. Udara lagi sangat
panasnya. Matahari sangat teriknya.

 

Saya pun menunjuk mobil setengah tua yang rodanya cocok untuk off-road itu.
“Tapi, harus saya yang nyetir,” ujar wanita muda berjilbab putih dan
bercelana jins itu. “Di sini tidak ada tebing yang bisa ditabrak,”
tambahnya.

 

Saya tahu wanita itu lagi menyindir saya yang suka mengemudikan mobil
sendiri dan baru saja menabrakkan mobil listrik Tucuxi ke tebing terjal di
Magetan.

 

Hari itu, Senin minggu lalu, saya memang ingin mengelilingi ranch besar
milik BUMN yang sudah lama telantar. Yakni, lahan peternakan sapi seluas
6.000 ha milik PT Berdikari United Livestock (Buli), anak perusahaan PT
Berdikari (Persero). Lokasinya di Desa Bila, tidak jauh dari Danau Tempe di
Kabupaten Sidenreng Rappang (lazim disingkat Sidrap), Sulawesi Selatan.

 

Sudah lama ranch tersebut begitu-begitu saja. Nasibnya tidak jauh berbeda
dengan ranch yang ada di Sumba, yang luasnya juga sekitar 6.000 ha. PT
Berdikari sudah lama tidak bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Bukan saja
tidak bisa membantu program pemerintah di bidang peternakan, bahkan justru
terlalu bergantung kepada pemerintah. Wajah PT Berdikari adalah wajah yang
muram. Karena itu, awal tahun lalu direksinya diganti.

 

Sebagaimana juga di Sumba, sebenarnya ingin sekali saya bermalam di Bila.
Tapi, ternyata tidak perlu. PT Buli sudah mulai bergerak dengan konsep yang
jelas. Tanda-tanda kehidupan mulai tampak di daerah yang terletak sekitar
lima jam naik mobil dari Makassar itu.

 

Wanita berjilbab putih itu dengan tangkas segera naik mobil dan
mengendalikan kemudi. Dialah Ir Ria Kusumaningrum, yang tahun lalu diangkat
jadi direktur PT Buli. Ria adalah lulusan Fakultas Peternakan IPB tahun
2004.

 

Ria sangat tangkas mengemudi. Saya duduk di sebelahnya. Di kursi belakang
duduk Dirut PT Berdikari Librato El Arif, yang hanya bisa tersenyum melihat
percakapan tadi. Arif-lah yang mengangkat wanita muda tersebut menjadi
direktur PT Buli yang waktu itu dalam keadaan sulit-sulitnya. Arif cukup
jeli memilih orang. Dia tidak salah memilih Ria sebagai direktur untuk
peternakan besar yang lagi sakit parah itu.

 

Sambil mengemudikan mobil di jalan off-road yang berjungkit-jungkit itu,
Ria terus menceritakan apa yang sedang dan masih terus dia lakukan. “Di
lahan ini akan kami buat ranch, bisa untuk 50.000 sapi,” ujar Ria dengan
semangatnya. Ucapan itu kelihatannya mustahil terwujud. Terdengar seperti
omong besar. Setahun lalu, ketika saya mulai mengkaji persoalan peternakan
ini, tidak pernah ada pemikiran seperti itu.

 

Waktu itu yang sering diteorikan adalah: Lahan 6.000 ha maksimum hanya akan
bisa dihuni 6.000 ekor sapi. Angka 50.000 yang disebut Ria jauh dari teori
itu.

 

Konsep awal ranch Buli itu memang sama dengan yang ada di Sumba. Sapi
dibiarkan hidup liar di padang gembalaan. Murah dan mudah. Tinggal
memelihara beberapa kuda dan anjing untuk menggembalakannya.

 

Tapi, kenyataannya sangat berbeda. Baik di Sumba maupun di Sidrap, cara
seperti itu tidak bisa berkembang. Ada beberapa persoalan teknis. Misalnya
soal bagaimana menjaga kualitas sapi. Untuk sapi yang dibiarkan liar,
kualitas keunggulannya merosot. Sebab, terjadi perkawinan inses. Sering
terjadi anak laki-laki yang sudah besar mengawini ibunya atau saudara
kandungnya. Sulit mengawasinya.

 

Yang seperti itu tidak terjadi di luar negeri. Di sana sapi jantan yang
tidak unggul langsung dikebiri. Itulah yang tidak mungkin dilakukan di
Indonesia. Masih ada pendapat yang mengatakan bahwa pengebirian seperti itu
melanggar ajaran agama tertentu.

 

Ria yang setelah lulus menekuni penelitian ternak tropik itu tidak mau
meneruskan sistem peternakan liar seperti konsep tersebut. Itu sesuai
dengan arahan direksi PT Berdikari dan hasil diskusi dengan para ahli dari
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar yang aktif membantu Ria
di Buli.

 

Cara baru itu pun ditunjukkan kepada saya. Setelah mengunjungi instalasi
pengolahan kompos dan makanan ternak, saya dibawa ke pinggir sebuah danau
kecil yang ada di tengah-tengah ranch. Di situlah ada sebuah kandang yang
terbuka. Yakni, hamparan rumput yang dipagari dengan kayu setinggi 1,5
meter yang dirangkai dengan kawat berduri. Luas kandang itu hanya sekitar
3.000 meter persegi. Tidak ada atapnya. Di dalam kandang itu (di Jawa lebih
tepat disebut kombong) terdapat 150 sapi yang hidup mengelompok.

 

Uji coba sistem kombong itu sudah berlangsung empat bulan. Sapi tidak
dibiarkan liar lagi meski juga tidak dimasukkan ke kandang. Uji coba
tersebut sudah bisa disimpulkan: berhasil baik. Karena itu, sistem kombong
akan dikembangkan. Ria sudah membangun 15 kombong. Tidak harus di dekat
danau karena s

[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Memuliakan Hari Kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW

2013-01-29 Terurut Topik Ananto
*Memuliakan Hari Kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW*


Ketika memasuki bulan Rabiul Awwal, umat Islam merayakan hari kelahiran
Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun
dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan
pengajian­pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari
bulan itu.


Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul. Dan Imam
Jalaluddin as-Suyuthi (849 H - 911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi
SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam Al-Hawi lil Fatawi:


"Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabiul
Awwal, bagaimana hukumnya menurut syara'. Apakah terpuji ataukah tercela?
Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala ataukah tidak? Beliau
menjawab: Menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia
berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak
kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan
yang dinikmnti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang
dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah al-hasanah. Orang yang
melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW,
menampakkan suka dta dan kegembiraan atas kelahiran Nnbi Muhammad SAW yang
mulia". (Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal 251-252)


Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk
pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke
dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu
diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq
Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan
bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman
Allah SWT :



قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَخُوا


Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka
bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)


Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan
adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau
anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya. Sebagaimana firman Allah
SWT:



وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ


Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh
alam. (QS. al-Anbiya',107)


Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh
umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam
sebuah hadits diriwayatkan:



عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ
فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ – صحيح مسلم


Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah
ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku
dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)


Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur
kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah
menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk
puasa.


Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad
SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu
isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba', sedekah dengan
beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan
amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari' at Islam. Sayyid Muhammad'
Alawi al-Maliki mengatakan:

"Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu
yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang
mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat
sendiri dengan beberapa keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti
itu memang dianjurkan oleh syara' secara parsial (bagian­bagiannya)”


“Sesungguhnya perkumpulan ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah.
Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah.
Bahkan menjadi kewajiban para da'i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada
akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan
ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan
petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan
memperingatkan umat akan datangnya bala' (ujian), bid'ah, kejahatan dan
berbagai fitnah". (Mafahim Yajib an Tushahhah, 224-226)


Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah. Ibn Taimiyyah berkata, "Orang-orang yang
melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAWakan diberi pahala. Begitulah yang
dilakukan oleh sebagian orang. Hal mana juga di temukan di kalangan Nasrani
yang memperingati kelahiran Isa AS. Dalam Islam juga dilakukan oleh kaum
muslimin sebagai rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. Dan Allah SWT
akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka,
bukan dosa atas bid'ah yang mereka lakukan". (Manhaj as-Salaf li Fahmin
Nushush Baina

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 18 Rabiul Awwal 1434H

2013-01-29 Terurut Topik Ananto
Bismillah irRahman irRaheem



In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind


Mar ra-aa wajhaka yas'ad,

Yaa kariimal waalidaini.

Haudhukash shaafil mubbarrad,

Wirdunaa yauman nusyuuri...



Maa ra-ainal 'iisa hannat,

Bis suraa illaa ilaika.

Wal ghamaamah qad azhallat,

Wal malaa shalluu 'alaika...



Siapa saja yang melihat wajahmu, ia akan bahagia,

Wahai Nabi yang penuh hormat kepada orang tua.

Air telaga yang bening dan segar,

Adalah minuman kami kelak di hari kiamat.



Belum pernah saya melihat onta berjalan di kegelapan malam,

Yang meminta belas kasihan selain kepadamu.

Awan telah melindungimu dari terik matahari,

Dan para malaikat mengucapkan shalawat untukmu.



Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaihi.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi SAW.



[]



Dari Kitab iqdl al-Jawahir ditulis oleh Syekh Jafair Al-Barzanji bin Husin
bin Abdul Karim



-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[keluarga-islam] Mohon Do'a_OrangTua Telah Berpulang

2013-01-29 Terurut Topik MK. Mattawaf
Assalaamu 'alaikum,
Saudaraku yg saya cintai, mohon Do'a
orang tua saya H.Mattawaf (umur ±82 th) telah meninggal dunia
kemarin selasa siang dengan tersenyum.
sudah tiga hari sebelumnya memang sudah tidak mau makan
mau dibawa ke RS tidak mau, dia bilang mau meninggal dirumah saja.
selasa pagi masih ngobrol2 sama kakak pertama minta dibacakan Surah Yaasiin.
dia juga minta disampaikan ke cucunya yg dikota supaya dibacakan yaasin.
masih ngobrol sama kakak pertama paginya dan sempat nanya ke kakak berapa kali 
dia bacakan Surah Yaasin,
kakab jawab 3x, sewaktu kakak baca Surah Yaasin dia juga telah menyelesaikannya 
lebih dulu berkali-kali.

orang tua saya semenjak saya kecil di kampung yg saya ingat dia selalu baca 
Surah Yaasin, Al-Waqiah, Al-Mulk, dan Sajadah
jadi kalau gelap/ mati lampu dia terdengar ngaji dengan salah satu surah tadi, 
dia juga sangat senang baca Barzanji.
memang di kampung kalau kita ada acara selalu baca Barzanji.
detik-detik kepergiannya masih sempat ngobrol dengan keluarga yg seumuran dia 
juga (mertuanya kakak).

Maaf kepanjangan, mohon Do`anya. 

Salam
MK Mattawaf - Bontang - Kaltim