[keluarga-islam] (unknown)

2013-02-12 Thread centil cantique
 http://www.nwspllc.com/zkzq/4raxjotat=eekkjhyxv7vb59v8n3pc8yiop8qz4z2b   ;
     centil cantique

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 02 Rabiul Akhir 1434H

2013-02-12 Thread Ananto
Bismillah irRahman irRaheem



In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind


Ilaahii anta dzuu luthfii,

Wa dzuu fadhlin wa dzuu 'athfii.

Wa kam min kurbatin tanfii,

Bi ahlil badri yaa Allaah.



Wa shalli 'alan nabil barri,

Bilaa 'ad-din wa laa hashri.

Wa aali saadatin ghurri,

Bi ahlil badri yaa Allaah.



Ya Allah Tuhan kami, Engkau adalah Dzat Yang Penuh Lemah Lembut,

Dzat Yang penuh Anugerah dan Dzat Yang Penuh Kasih Sayang.

Ya Allah, banyak sekali kesusahan yang Engkau hilangkan,

Lantaran tawassul kami dengan Ahlul Badr (yang dijamin Allah masuk surga).



Ya Allah Tuhan kami, limpahkanlah selalu rahmat kepada Nabi SAW yang mulia,

Tanpa ada hitungan ataupun batasan.

Demikian juga kepada keluarga sayyid dan para pemimpin kami,

Lantaran tawassul kami dengan Ahlul Badr (yang dijamin Allah masuk surga).



Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaihi.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi SAW.



[]



Dari Kitab iqdl al-Jawahir ditulis oleh Syekh Jafair Al-Barzanji bin Husin
bin Abdul Karim



-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Maulid Nabi: Dari Ritual Menuju Aktual

2013-02-12 Thread Ananto
*Maulid Nabi: Dari Ritual Menuju Aktual*

Oleh: A. Naufa Koirul F*



Setiap tahun kita orang Indonesia selalu meluangkan waktu untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dari majelis ta'lim,
masjid-masjid, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, sampai
pemerintah semua menggelar ritual tahunan yang lebih akrab disebut maulid
Nabi atau muludan ini.


Bahkan, untuk mengenang peritiwa dahsyat awal dari revolusi besar yang
mengubah peradaban dunia ini pemerintah menetapkan tanggal 12 Rabiul Awwal
sebagai hari libur nasional. Tak heran jika hampir sebulan penuh silih
berganti tak henti-hentinya peringatan Maulid Nabi digelar setiap tahunnya.


Kata maulid merupakan bentuk madar dari kata walada yang berarti lahir,
muncul dan anak. Dalam bahasa arab, bentuk masdar bisa menjadi verbal noun
atau kata benda, sehingga maulid bisa berarti kelahiran atau kemunculan
suatu. Kata maulid atau maulud, dengan mengambil bentuk kata benda,
digunakan sehari-hari merujuk pada kelahiran seorang untuk diperingati
sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah SWT. Sehingga maulid ini
dirayakan oleh siapa saja yang berkehendak. Namun dalam dunia Islam bila
disebut kata maulid, arti yang terkandung di dalamnya adalah hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW.


Tradisi Peringatan Maulid Nabi begitu unik dan hampir menjadi kebutuhan
rohani masyarakat nusantara. Ini menunjukkan kehebatan para wali dalam
mengawinkan doktrin Islam dengan budaya lokal secara kuat dan mengakar.
Dalam catatan sejarah, maulid Nabi diadakan untuk pertama kalinya di
Nusantara pada masa Kesultanan Islam Demak dengan Raden Fatah sebagai
inisiatornya. Maulid Nabi ini digelar sekaligus peresmian Masjid Agung
Demak dengan mengadakan pagelaran Wayang Kulit di Halaman Masjid. Adapun
yang bertindak sebagai dalang sekaligus muballighnya adalah Raden Sahid
atau lebih dikrnal dengan Sunan Kalijaga.


Seiring perkembangan zaman, maulid Nabi tak pernah lekang oleh waktu.
Keberadaannya seakan sudah menjadi kebutuhan masyarakat Islam di Indonesia.
Di beberapa tempat, maulid Nabi bahkan digelar dengan bebagai ritual adat
yang pada subtansinya adalah manifestasi dari rasa cinta kepada Nabi.


Di Jogjakarta misalnya, Grebeg Mulud merupakan tradisi berebut gunungan
makanan hasil bumi yang dikeluarkan pihak keraton untuk diperebutkan
rakyat. Ada juga tradisi unik di salah satu desa di Bruno, Purworejo yang
menyelenggarakan maulid Nabi dengan ritual Pesta Ingkung. Ribuan Ayam
Ingkung yang merupakan sumbangan dari masyakat setempat disajikan dalam
ritual itu. Ini merupakan fenomena unik hasil akulturasi islam dengan
budaya lokal.


Secara umum, bentuk perayaan maulid Nabi di Indonesia dengan membaca kitab
maulid dengan tambahan pengajian, sambutan dan Pembacaan kitab maulid.
Adapun kitab maulid yang dimaksud adalah Maulid al-Barzanji, Maulid
ad-Diba'i dan al-Burdah. Yang menarik, beberapa darah di Jawa orang membaca
maulid tidak hanya waktu perayaan saja namun sepanjang tahun. Setiap malam
Jumat, malam Senin atau tujuh hari berturut-turut setelah kelahiran bayi.
Jelas ini adalah warga Nahdliyyin.


Aktualisasi Maulid Nabi


Dalam peringatan maulid Nabi selalu diungkap fakta-fakta sejarah tentang
baginda Nabi dari kelahiran sampai wafatnya beliau, atau cuplikan
keteladanan, akhlakul karimah dan sikap-sikap beliau kepada kawan dan
lawan. Potret sejarah kehidupan Nabi akan selalu relevan dan selalu
dibutuhkan ibarat oase di padang pasir. Apalagi, bagi masyarakat yang hidup
di zaman serba modern seperti saat ini tentunya butuh sesuatu yang bisa
mencerahkan, yaitu semangat hidup dan keteladanan.


Banyak kalangan menilai, kegagalan tokoh-tokoh dan pemimpin masyarakat
utamanya pejabat pemerintah dalam mengambil simpati rakyat adalah karena
tidak adanya keteladanan. Banyak sekali pejabat publik, wakil rakyat atau
tokoh masyarakat yang seharusnya memberi contoh yang baik, atau minimal
tidak memberi contoh yang tidak baik, justru terjerat berbagai kasus
korupsi, asusila, berbagai pelanggaran hukum dan perilaku amoral lainnya.
UUD 1945 sebagai hukum yang seharusnya menjadi acuan dalam bermasyarakat
dan bernegara seakan sudah tidak suci dan dipatuhi lagi. Ini disebabkan
pengaruh demokrasi liberal dengan uang sebagai landasan dalam berpikir dan
bertindak.


Di tengah carut marutnya kadaan negeri ini yang sedemikian parah, hendaknya
peringatan maulid Nabi tidak hanya menjadi ritual tahunan yang datang-pergi
dan silih berganti. Lebih daripada itu semua, sejarah hidup dan keteladanan
Nabi bisa kita internalisasikan dalam kehidupan nyata.


Berat memang. Selain kita bukan nabi, jaraknya pun terlalu jauh dari
beliau. Namun demikian, bukankah beliau diturunkan kedunia untuk
di-copy-paste akhlaknya oleh manusia sehingga apapun itu alasannya tidak
bisa menjadi dasar untuk tidak mencontoh beliau. Minimal berusaha mencontoh
beliau. Jika hal ini dilakukan secara massal oleh masyarakat Indonesia,
harapan bangkit dari keterpurukan akan hadir dan tampil sebagai bangsa yang
besar, maju, adil, berada

[keluarga-islam] (Ensiklopedi of the Day) Faqih fi Mashalihil Khalqi

2013-02-12 Thread Ananto
Faqih fi Mashalihil Khalqi



Faqih fi mashalihi-l-khalqi adalah sebutan tentang identitas ulama yang
memahami dan mengenal dengan baik kesejahteraan dan kemaslahatan umat
manusia. Sebutan ini diangkat oleh Imam al-Ghazali dalam bukunya yang
terkenal, Ihya Ulumiddin.


Dalam karya tersebut yang sering dijadikan rujukan oleh orang-orang
pesantren, disebutkan bahwa setiap ulama adalah orang yang abid (ahli
ibadah), zuhud (tidak serakah), mengerti ilmu-imu akhirat, pengetahuannya
diabdikan untuk Allah, peka, jeli, dan paham benar akan kemaslahatan
makhluk (faqihun fi mashalihi-l-khalqi).


Predikat ulama seperti ini kemudian diaktualisasikan dalam konteks ke-NU-an
oleh KH Sahal Mahfudh (kini Rais Am PBNU), dalam berbagai tulisan, kiprah
dan juga dalam gagasannya tentang fiqih sosial.


Peranan ulama sebagai faqihun fi mashalihi-l-khalqi sudah ditunjukkan oleh
Kiai Sahal sejak tahun 1980-an, yang menggagas program pemberdayaan
masyarakat melalui pesantren, kerjasama Pesantren Maslakul Huda, kajen,
pati, yang beliau bina, bersama dengan LP3ES dan P3M (Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat) Jakarta.


Program berbasis masyarakat bawah tersebut menginspirasikan sebuah
pergumulan para kiai dan kaum santri dengan masyarakatnya, untuk terlibat
dalam masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Kiai atau ulama
sebagai motivator dan pemberi inspirasi dan solusi.


Di samping memberikan motivasi keagamaan maupun sosial, sekaligus mereka
mampu mempengaruhi masyarakat untuk menumbuhkan dinamika yang tinggi dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya, di bidang material maupun
spiritual, untuk mencapai keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara
dimensi ruhiyah dan waqi’iyah.


Dengan peran seperti ini, para ulama berupaya sekuat tenaga untuk menjaga
kehormatan dan kemandirian bangsa, serta melakukan perbaikan terhadap umat.



Menurut Kiai Sahal, program penguatan dan pengembangan masyarakat ini
merupakan bagian dari komitmen sosial-kebangsaan ulama.


Selanjutnya, hal itu akan menjadi bahan tambahan khazanah ilmu pengetahuan
kaum santri. Karena dengan bergumul dengan program-program sosial tersebut
akan menambah wawasan pemikiran sehingga menambah kepekaan kaum santri
terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya.


Kepekaan seperti ini yang ditunjukkan Kiai Sahal dalam forum-forum bahsul
masail (pembahasan masalah-masalah sosial-keagamaan) di lingkungan
pesantren dan pengurus NU dari berbagai tingkatan. Dalam forum ini para
warga NU mengadukan masalahnya, bukan hanya tentang soal-soal keagamaan,
tapi juga problem-problem ekonomi, sosial, bahkan politik.


Kompleksitas persoalan yang dihadapi masyarakat di tingkat akar rumput
tersebut, langsung direspons oleh sang kiai dengan berbagai kiat dan
pendekatan keulamaannya. Kiai Sahal tidak langsung begitu saja mengolah
jawaban-jawaban tersebut secara hitam putih, yang bisa langsung saja
dicomot dari teks-teks yang ada.


Berkat kekayaan khazanah keilmuan yang dimiliki, Kiai Sahal malah sempat
menulis sebuah risalah tentang ushul fiqih dalam bahasa Arab. Ia melihat
satu persoalan dari berbagai kemungkinan dan warna-warninya. Kiai Sahal
memakai alat pendekatan dan analisis yang juga tidak tunggal, sebelum
diambil keputusan fiqhiyah yang manusiawi terhadapnya, dari karakter
faqihun fi mashalihi-l-khalqi ini.


Jelaslah apa yang seharusnya dilakukan oleh para ulama pengasuh pesantren
dan pengurus NU dalam rangka membina umat dan bangsa ini. Bukan saja
membina dalam kehidupan beragama, melainkan juga kehidupan sosial-ekonomi,
serta membina kehidupan berbangsa dan bernegara menuju tercapainya
cita-cita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yang berkeadilan sosial. []



(Ahmad Baso)



-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[keluarga-islam] Jejak Anis Matta di Tas Ahmad Fathanah

2013-02-12 Thread Ananto
perjalanan cerita sepertinya akan semakin menarik untuk terus disimak:

 

Ahmad bukan pula orang asing bagi Anis. Petunjuknya ada di dalam tas
jinjing Ahmad yang disita KPK setelah ia ditangkap di kamar 1740 Hotel Le
Meridien bersama perempuan muda bernama
Maharani,
Selasa malam dua pekan lalu. Beberapa lembar salinan sertifikat rumah atas
nama istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur, terselip di dalam tas pria
itu.

** **

** **

salam,

ananto

= 

** **

** **

Jejak Anis Matta di Tas Ahmad Fathanah 

Senin, 11 Februari 2013 | 10:42 WIB

 

TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Fathanah adalah orang kepercayaan mantan Presiden
PKS Luthi Hasan
Ishaaq.
Meski begitu, pria bernama asli Haji Olong Achmad Fadeli Luran itu juga
dekat dengan Anis Matta, Presiden PKS pengganti Luthfi. Jejak Anis ada di
dalam tas Ahmad yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Fakta tersebut diungkap Majalah Tempo edisi 11 Februari 2013 yang
menurunkan laporan utama tentang Partai Putih di Pusaran Kasus Hitam.
Laporan itu membuka fakta tentang kasus dugaan suap yang melibatkan Luthfi
dan pentolan PKS lainnya.


Kejadian sebelum Ahmad diringkus KPK beberapa jam sebelumnya pada Selasa,
29 Januari 2013, menggambarkan kedekatannya dengan Anis Matta yang saat itu
menjabat Sekjen PKS. Pada Selasa siang dua pekan lalu, dari apartemen
Margonda Residence, Depok, tempat tinggalnya, Ahmad meluncur ke Senayan. Di
gedung DPR, ia menemui Luthfi dan Anis.


Luthfi, anggota Komisi Pertahanan DPR, diduga memerintahkan Ahmad mengambil
uang Rp 1 miliar. Lokasi pengambilan: kantor PT Indoguna Utama, pengimpor
daging sapi, di Jalan Taruna Nomor 8, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ahmad
kemudian juga menemui Anis.


Ahmad bukan pula orang asing bagi Anis. Petunjuknya ada di dalam tas
jinjing Ahmad yang disita KPK setelah ia ditangkap di kamar 1740 Hotel Le
Meridien bersama perempuan muda bernama
Maharani,
Selasa malam dua pekan lalu. Beberapa lembar salinan sertifikat rumah atas
nama istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur, terselip di dalam tas pria
itu.


Dimintai konfirmasi pada Kamis pekan lalu, Anis tak membantah kenal Ahmad.
Dia menyatakan tahu karena keluarga lelaki itu merupakan pengasuh pondok
pesantren terkenal di Sulawesi Selatan, tempat asalnya. Anis mengatakan
lupa waktu terakhir kali Ahmad datang ke ruangannya--yang pasti, kata dia,
bukan Selasa siang dua pekan lalu, sebelum Ahmad ditangkap KPK. Ketika itu,
Ahmad membawa seseorang yang berniat menjadi calon Gubernur Nusa Tenggara
Barat. “Kami membahas persiapan pilkada di beberapa tempat,” kata Anis.


TIM TEMPO | AMIRULLAH

 

Sumber:

http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/078460468/Jejak-Anis-Matta-di-Tas-Ahmad-Fathanah




-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[keluarga-islam] BamSoet: Menguji Efektivitas Inpres

2013-02-12 Thread Ananto
selamat menyimak...

 

salam,

ananto



 

-- Forwarded message --
From: 
Date: 2013/2/9
Subject: OPINI: Menguji Inpres Kamnas




Menguji Efektivitas Inpres

** **

Bambang Soesatyo

Anggota Komisi III DPR RI/

Presidium Nasional KAHMI 2012-2017 

 

EFEKTIVITAS Instruksi presiden (Inpres) No. 2/2013 tentang penanganan
konflik dan keamanan langung diuji beberapa hari setelah diterbitkan.
Mengacu pada rusuh pascapengumuman pemenang Pemilihan Gubernur Sulawesi
Selatan (Sulsel), Inpres ini nyata-nyata tidak efektif menjaga stabilitas
dan ketertiban umum.

 

Ketika memberi pembekalan pada rapat kerja pemerintah tahun 2013, Senin
(28/1) di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkankan,
"Hari ini saya mengeluarkan Inpres Nomor 2 Tahun 2013…”. Dengan terbitnya
inpres ini, presiden minta aparat keamanan tidak ragu lagi bertindak, dan
Polri tidak terlambat mengantisipasi gangguan keamanan. Aparat keamanan
diberi wewenang menangani  konflik komunal atau aksi kekerasan dengan tegas
dan tuntas.

 

Tiga hari kemudian, tepatnya Kamis (31/1), situasi keamanan dan ketertiban
kota Makassar tak menentu. Walaupun dikatakan masih kondusif, suasana kota
 mencekam karena suhu politik sedang memanas, mengiringi rapat pleno Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Sulsel di sebuah hotel. Hari itu, warga Sulsel akan
tahu siapa pemenang pemilihan Gubernur yang pemungutan suaranya
dilaksanakan beberapa hari sebelumnya.

 

Sekitar pukul 16.00 WITA, kerusuhan akhirnya meledak pascapleno
rekapitulasi penghitungan suara Pemilukada Sulsel 2013. Ribuan orang
bersenjata batu, parang, dan panah terlibat bentrok, Beberapa kali
terdengar bunyi tembakan. Ada tiga korban luka dalam bentrokan antarmassa
pendukung calon gubernur di Jl Lasinrang, Makassar. Menurut calon gubernur
nomor urut satu, Ilham Arief Sirajuddin, kerusuhan pecah karena polisi
setempat tidak tegas.

 

Keamanan dan ketertiban umum di kota Makassar memang sudah pulih. Tetapi,
skala kerusuhan itu semestinya bisa diturunkan. Karenanya,  dalam konteks
efektivitas dan implementasi Inpres No.2/2013,  rusuh di Makassar itu
otomatis melahirkan pertanyaan tentang kesigapan dan cara aparat keamanan
setempat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

  

Mencegah bentrok antarkelompok massa, atau memperkecil skala kerusuhan,
tentunya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan bertindak melerai dua
kelompok massa yang sedang menggelar bentrok berdarah. Langkah preventif
itu diyakini sangat bisa dilakukan, dan sudah pasti  akan efektif, bila
kepala daerah dan aparat keamanan setempat mengenali betul karakter warga,
membangun suasana dialogis dengan semua elemen masyarakat, dan membangun
kesadaran bersama akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban umum. 

 

Selain itu, Kepala daerah dan jajarannya hingga di tingkat kelurahan serta
RT/RW harus mau membangun sinergi dengan aparat keamanan pada radius
terdekat. Misalnya, Polsek atau pos polisi terdekat. Dengan pendekatan yang
sederhana seperti ini, jajaran Pemerintah daerah dan aparat keamanan
setempat akan berkemampuan merekam dinamika masyarakat dari waktu ke waktu,
termasuk potensi gangguan terhadap keamanan dan ketertiban umum. 

 

Dari rekaman dinamika masyarakat itulah Kepala daerah dan pimpinan aparat
keamanan setempat bisa merumuskan langkah-langkah preventif guna
menghilangkan potensi bentrok antarkelompok warga. Begitu juga ketika harus
menyiapkan  kekuatan dan peralatan sebagai antisipasi manakala bentrok
antarkelompok benar-benar tak dapat dihindarkan.

  

Skala kerusuhan di Makassar mestinya bisa diperkecil oleh jajaran Pemda dan
aparat keamanan setempat, karena sudah ada peristiwa-peristiwa kecil yang
mendahuluinya. Apalagi, latarbelakangnya terkait dengan pelaksanan dan
hasil Pemilukada. Pengalaman mengajarkan bahwa selalu saja ada elemen warga
yang tidak puas atas jalannya Pemilukada, melampiaskan ketidakpuasan mereka
dengan cara-cara di luar koridor hukum. 

 

Ditambah lagi dengan faktor karakter warga.  Seperti halnya Jakarta,
Makassar termasuk kota yang paling sering diwarnai aksi unjuk rasa yang
berujung pada bentrok pengunjuk rasa dengan aparat keamanan.  Kalau
faktor-faktor ini  sudah diantisipasi dan dikalkulasi dengan cermat, skala
kerusuhan  setidaknya bisa diperkecil sehingga tidak harus membuat suasana
kota mencekam.

  

Mencegah Konflik

  

Inpres No.2/2013 tentang penanganan konflik dan keamanan memang dirasakan
tidak efektif menjaga stabilitas dan ketertiban umum di daerah rawan
konflik. Sebab, Inpres itu antisipati. Ketika mengumumkan Inpres itu,
Presiden juga menegaskan bahwa Inpres baru ini bertujuan meningkatkan
efektivitas penanganan gangguan keamanan di seluruh tanah air.

 

Sebagaimana penjelasan  Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Inpres
No.2/2013 memosisikan kepala daerah sebagai koordinator penanganan konflik.*

[keluarga-islam] quote of the day

2013-02-12 Thread Aldo Desatura ™
Doakanlah kebaikan bagi yg menyakitimu,
ℑαŋğαп b'harap Adzab bagi yg mendzolimimu,
Itulah makna keikhlasan yg ssungguh'x,
Insyaalloh, اَللّهُ akan menukar sakitmu dg sesuatu yg lbih baik..
Sabar tyada berujung
Ikhlas tiada berbekas.

-- 
sambil iseng mendingan click iklan dibayar Rp 50,- per iklan
daftar aja disini 

FaceBook : hanja...@gmail.com
YM   : desat...@yahoo.com
Gtalk: hanja...@gmail.com