[keluarga-islam] Muka Masam

2006-10-11 Thread rahma hasyim



 Petuah untuk murah rezeki dan dijauhkan kesulitan     Abu Yazid Al Busthami, pelopor  sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu," Tuan  Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang  lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan  pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh
 kesulitan?"     Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia  yang miskin namun wajahnya tak pernah  keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah  muka masam yang membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya.   Mulai hari itu, wajahnya  senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima
 dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.  Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.   Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum.Bahkan Rasulullah SAW menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya.   Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri  selalu berwajah tegang. Begitu juga
 celakanya persahabatan sekiranya dikalangan mereka saling tidak berteguran. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.   Anda ingin beramal soleh...? Tolong kirimkan kepada  rekan-rekan muslim lainnya yang anda  kenal.    
	

	
		Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business.

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home mortgage
  
  


Family home business
  
  
Dan
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



[keluarga-islam] Muka Masam

2006-10-11 Thread Rahima
Jawabannya:

Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa, yang
memiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada
Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadi
pelajaran juga bagi ummatnya.

Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepada
Rasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanya
karena menyenangkan hati istrinya, datang teguran
Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yang
dihalalkan oleh Allah kepada kamu..."

Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraish
akan cerita nabi Musa dan Khidir, beliau
menjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya"

Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamu
mengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok",
kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah""

Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah yang
juga merupakan pengajaran kepada ummat islam dipenjuru
dunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok saya
akan begini.dst", kecuali kita mengatakan
insyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang
terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan
"InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak wannisyaan
sifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia,
itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia, yang
banyak lupanya)

Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahui
apa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang akan
dikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(ini
firman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya Allah
sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allah
sajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untuk
manusia itu.

Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada Rasulullah,
merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau
juga seorang manusia biasa.Hanya saja
kesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlah
kesalahan yang fatal.

Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya adalah
'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara. Hmm,..maksudnya
disana adalah terpelihara dari kesalahan dalam hal
menyampaikan isi dari risalah Allah Ta'ala. Jadi,
apa-apa yang disampaikan oleh para nabi memang
terhindar dari kekhilafan isi penyampaian. Bukan
berarti para nabi ngak punya kesalahan semacam
kesalahan kecil yang dilakukan manusia biasa.Agar kita
tidak sering terjadi kesalahan penafsiran, maka itu
pentingnya mempelajari bahasa Arab. 

Itu sebabnya dalam hal menafsirkan AlQuran, tidak bisa
sembarangan orang saja, bagaimana kaum liberal, Barat,
Eropah  menafsirkan ayat AlQuran,ataupun hadist
Rasulullah sedangkan ia ngak mengetahui bahasa Arab
itu sendiri. Bagaimana kita orang Melayu menafsirkan
buku berbahasa China, sementara kita sendiri tak bisa
bahasa China, suatu hal yang mustahil bukan?


Lain hal, kalau benar-benar kita orang Melayu, atau
Barat, Eropah sekalipun benar-benar faham seluk beluk
bahasa Arab itu sendiri, tak mengapalah
menafsirkannya.Kunci utamanya adalah kita tahu bahasa
yang akan kita tafsirkan itu dengan segala seluk
beluknya.

Ingat cerita nabi Musa, saat beliau bertanya pada
Allah:"Adakah manusia didunia ini yang lebih
mengetahui daripada saya?", Allah jawab "ada". Ini
menunjukkan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh
sombong sama sekali dengan mengatakan :"Saya lebih
mengetahui dari kamu, saya mengetahui apa yang akan
terjadi besok,..dst..hanya Allah sajalah yang maha
tahu segala sesuatu, manusia hanya diberikan ilmu
sedikit saja,(silahkan baca ceritanya didalam surah Al
Kahfi, surah Alkahfi ini sangat banyak mengandung
hikmah, itu sebabnya sering-sering membaca surah ini,
terutama malam Jum'at).

Mohon maaf.

Wassalamu'alaikum. Rahima

--- Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi
> pernah bermuka masam...
> abasata walla... dst...
> ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu?
> 
> salam,
> ananto


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [keluarga-islam] Muka Masam

2006-10-11 Thread Ananto



di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi pernah bermuka masam...
abasata walla... dst...
ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu?
 
salam,
ananto 
On 10/11/06, rahma hasyim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 Petuah untuk murah rezeki dan dijauhkan kesulitan     Abu Yazid Al Busthami, pelopor  sufi, pada suatu hari pernah didatangi
 seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu," 
Tuan  Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang  lain sudah lelap, saya 
masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan  pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang
 dan kehidupan saya penuh kesulitan?"     Sang Guru menjawab sederhana, 
"Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia  yang miskin namun
 wajahnya tak pernah  keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah  muka masam yang membuat orang curiga
 kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. 
  Mulai hari itu, wajahnya  senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang
 lagi untuk berkeluh kesah.  Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.
   Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh 
senyum.Bahkan Rasulullah SAW menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. 
  Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri  selalu berwajah tegang. Begitu juga celakanya
 persahabatan sekiranya dikalangan mereka saling tidak berteguran. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan
 ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang
 dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.   
Anda ingin beramal soleh...? Tolong kirimkan kepada  rekan-rekan muslim lainnya yang anda  kenal.   


Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business
.  


__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home mortgage
  
  


Family home business
  
  
Dan
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



Re: [keluarga-islam] Muka Masam

2006-10-11 Thread Ananto



terima kasih atas penjelasannya, bunda rahima...
 
salam,
ananto 
On 10/11/06, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jawabannya:Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa, yangmemiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada
Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadipelajaran juga bagi ummatnya.Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepadaRasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanyakarena menyenangkan hati istrinya, datang teguran
Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yangdihalalkan oleh Allah kepada kamu..."Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraishakan cerita nabi Musa dan Khidir, beliaumenjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya"
Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamumengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok",kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah""Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah yang
juga merupakan pengajaran kepada ummat islam dipenjurudunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok sayaakan begini.dst", kecuali kita mengatakaninsyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang
terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan"InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak wannisyaansifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia,itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia, yang
banyak lupanya)Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahuiapa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang akandikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(inifirman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya Allah
sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allahsajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untukmanusia itu.Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada Rasulullah,merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau
juga seorang manusia biasa.Hanya sajakesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlahkesalahan yang fatal.Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya adalah'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara. Hmm,..maksudnya
disana adalah terpelihara dari kesalahan dalam halmenyampaikan isi dari risalah Allah Ta'ala. Jadi,apa-apa yang disampaikan oleh para nabi memangterhindar dari kekhilafan isi penyampaian. Bukanberarti para nabi ngak punya kesalahan semacam
kesalahan kecil yang dilakukan manusia biasa.Agar kitatidak sering terjadi kesalahan penafsiran, maka itupentingnya mempelajari bahasa Arab.Itu sebabnya dalam hal menafsirkan AlQuran, tidak bisasembarangan orang saja, bagaimana kaum liberal, Barat,
Eropah  menafsirkan ayat AlQuran,ataupun hadistRasulullah sedangkan ia ngak mengetahui bahasa Arabitu sendiri. Bagaimana kita orang Melayu menafsirkanbuku berbahasa China, sementara kita sendiri tak bisa
bahasa China, suatu hal yang mustahil bukan?Lain hal, kalau benar-benar kita orang Melayu, atauBarat, Eropah sekalipun benar-benar faham seluk belukbahasa Arab itu sendiri, tak mengapalahmenafsirkannya.Kunci
 utamanya adalah kita tahu bahasayang akan kita tafsirkan itu dengan segala selukbeluknya.Ingat cerita nabi Musa, saat beliau bertanya padaAllah:"Adakah manusia didunia ini yang lebihmengetahui daripada saya?", Allah jawab "ada". Ini
menunjukkan bahwa kita sebagai manusia tidak bolehsombong sama sekali dengan mengatakan :"Saya lebihmengetahui dari kamu, saya mengetahui apa yang akanterjadi besok,..dst..hanya Allah sajalah yang maha
tahu segala sesuatu, manusia hanya diberikan ilmusedikit saja,(silahkan baca ceritanya didalam surah AlKahfi, surah Alkahfi ini sangat banyak mengandunghikmah, itu sebabnya sering-sering membaca surah ini,
terutama malam Jum'at).Mohon maaf.Wassalamu'alaikum. Rahima--- Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi
> pernah bermuka masam...> abasata walla... dst...> ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu?>> salam,> ananto__
Do You Yahoo!?Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection aroundhttp://mail.yahoo.comIlmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> Your email settings:
   Individual Email | Traditional<*> To change settings online go to:   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join   (Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:   mailto:[EMAIL PROTECTED]   mailto:
[EMAIL PROTECTED]<*> To unsubscribe from this group, send an email to:   [EMAIL PROTECTED]
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:   http://docs.yahoo.com/info/terms/

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan berta

[keluarga-islam] Muka Masam(2)

2006-10-12 Thread Rahima
Mohon maaf, saya mengirimkan jawaban saya dr milist
lain kemilist ini. Sebagai informasi saja.Mudah2an
bermanfaat adanya.

--- Mahmud Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Assalamualaikum wr wb.
> Saya ada beberapa pandangan mengenai pendapat dari
> saudara Rahima.
> Benar Rasulullah SAW adalah manusia biasa. Namun
> dalam konteks Muhammad SAW adalah seseorang yang
> 'dianggap biasa' melakukan kesalahan atau kesilapan
> saya tidak sependapat.
> Dalam pemahaman saya, Muhammad SAW sebagai manusia
> biasa maksudnya adalah beliau bisa merasakan sakit,
> sedih, terluka, wajib beribadah kepada Allah SWT
> bahkan bisa meninggal dunia. Jadi bukan dalam
> hal-hal yang kurang terpuji kita bisa menisbatkan
> sifat manusia biasa kepada beliau SAW.
> Kita ingat, Rasulullah SAW adalah manusia pilihan
> Allah SWT yang telah di sucikan sesuci-suci oleh
> Allah SWT (Q.S. Al-Ahzab:33), merupakan suri
> tauladan yang utama bagi para manusia, telah
> diampuni dosa-dosanya dan jaminan surga oleh Allah
> SWT,dan perbuatan serta perkataannya tidak menuruti
> hawa nafsunya melainkan adalah wahyu / titah Allah
> SWT.
> Satu lagi, surat 'Abasa dikelompokkan kedalam
> kelompok surat Madaniyah. Berarti saat itu Islam
> telah mengalami kemapanan, baik dari segi akidah
> maupun tatanan sosial. Mungkinkah seseorang seperti
> Rasulullah SAW, dengan segala kesempurnaannya,
> bermuka masam hanya karena ada seseorang yang buta
> datang meminta pengajaran kepada beliau, sementara
> beliau sedang berbicara dengan pembesar-pembesar
> Quraisy? Sedangkan kepada kaum musyrikin, yahudi dan
> kafir saja beliau bersikap begitu santun selama
> tidak menyinggung akidah Islam.  Saya rasa, jika
> seorang Muhammad adalah seorang muslim biasa pun
> (bahkan sebelum beliau mendapat wahyu dari Allah
> SWT, bukankah akhlaknya sudah demikian terpuji dan
> menjadi "PAMENAN MATO" -istilah orang Minang- oleh
> masyarakat sekitarnya?), rasanya mustahil beliau
> akan bersikap begitu yang hanya pantas dilakukan
> oleh seorang awam.
> Saya juga mohon penjelasan, dalil apakah yang
> menyatkan / menguatkan bahwa surat 'Abasa itu
> diturunkan sebagai teguran atas sikap Muhammad SAW?
> Apakah Rasulullah SAW sendiri yang mengatakan bahwa
> beliau telah ditegur oleh Allah SWT? Atau.
> Sebagian kalangan menafsirkan, teguran itu bukan
> langsung kepada Muhammad SAW, tetapi kepada OKNUM
> yang sedang 'mendampingi' beliau menghadapi
> pembesar-pembesar Quraisy tersebut. Oknum itulah
> yang sebenarnya bermuka masam (mungkin maksudnya
> baik, agar Ibn Maktum tidak bersikap lancang saat
> Muhammad SAW sedang berdakwah kepada bangsawan"
> Quraisy yang mempunyai pengaruh besar terhadap Islam
> jika mau menerima Islam). 
> Wallahu a'lam bisshawab...
> 
> ۞ MYR ۞
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rahima
> Sent: Wednesday, October 11, 2006 4:07 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [surau] Muka Masam
> 
> Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu
> 
> Jawabannya:
> 
> Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa,
> yang
> memiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada
> Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadi
> pelajaran juga bagi ummatnya.
> 
> Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepada
> Rasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanya
> karena menyenangkan hati istrinya, datang teguran
> Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yang
> dihalalkan oleh Allah kepada kamu..."
> 
> Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraish
> akan cerita nabi Musa dan Khidir, beliau
> menjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya"
> 
> Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamu
> mengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok",
> kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah""
> 
> Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah
> yang
> juga merupakan pengajaran kepada ummat islam
> dipenjuru
> dunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok saya
> akan begini.dst", kecuali kita mengatakan
> insyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang
> terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan
> "InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak
> wannisyaan
> sifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia,
> itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia,
> yang
> banyak lupanya)
> 
> Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahui
> apa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang
> akan
> dikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(ini
> firman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya
> Allah
> sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allah
> sajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untuk
> manusia itu.
> 
> Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada
> Rasulullah,
> merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau
> juga seorang manusia biasa.Hanya saja
> kesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlah
> kesalahan yang fatal.
> 
> Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya
> adalah
> 'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara.
> Hmm,..maksudnya
> disana adalah terpelih

[keluarga-islam] Muka Masam(3-4)

2006-10-15 Thread Rahima
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.

Mohon maaf, saya kirimkan kembali jawaban saya masalah
Rasulullah berpaling dan muka masam ini dr milist
sebelah, cukup menarik karena mengambil dalil dari
AlQuran. Tujuan saya kirim ini dimilist ini
semata-mata info saja, semoga bermanfaat

Wassalam. Rahima.


Saya akan komentari ini, dan sebelumnya tolong jawab
dulu oleh saudara mahmud pertanyaan saya pada
postingan yang (ke 3) Kemana kembali kata ganti abasa
watawalla(dia telah bermusam wajah dan berpaling
muka).
Biar kita enakan diskusinya, ngak pakai asalan begitu
lho?


--- Mahmud Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Waalaikumsalam wr wb,
> Kalau Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya ada
> sifat lupa, itu bukanlah DOSA (karena itu bukanlah
> kesengajaan, dan kita tidak perlu mendiskusikan fiqh
> tentang LUPA secara panjang lebar bukan?). 

Siapa pula yang akan mendiskusikan fiqh disini?. Dan
siapa pula bilang kalau setiap kesalahan adalah suatu
dosa yang harus kita menerima hukuman atas dosa
itu?Tidak selamanya orang yang bersalah harus berdosa
bukan? Sebagaimana tidak selamanya orang yang bersalah
harus dihukum?

Apakah seorang anak yang memecahkan gelas(terlepas
dari sengaja atau tidak sengajanya ia memecahkan itu),
harus dihukum oleh sang ortunya, harus pula dikatakan
suatu dosa kesalahan semacam itu? lagian siapa sih
yang bilang Rasulullah berdosa telah bermuka masam,
saya hanya katakan biasa saja kesalahan kecil semacam
itu sebagaimana manusia biasa juga.
 

Sedangkan
> bermuka masam, itu adalah perbuatan yang disengaja,
> sebagai reaksi dari hal yang tidak disukai atau
> tidak berkenan. 

Banyak perbuatan Rasulullah yang merupakan suatu yang
disengaja, akibat reaksi dari suatu yang beliau tidak
sukai. Contohnya beliau ngak mau minum madu bukan, toh
dapat teguran dari Allah. Biasa ajakan? Apa mustahil
pula Rasulullah bersikap semacam itu pada para
istrinya, karena beliau seorang rasul, ngak mungkin
melakukan hal-hal kecil semacam itu, sebagaimana
manusia lainnya?


Masya Allah...mungkinkah Rasulullah
> SAW yang ma'shum tidak menyukai seseorang yang
> hendak meminta petunjuk kepadanya? Mau dikemanakan
> kecintaan saya kepada beliau SAW jika saya pun ikut
> 'menuduh' insan Rahmatan lil 'alamiin bersikap
> demikian?

Itu bukan tuduhan saya, apalagi tuduhan para ulama
sejarah dan tafsir lho? Itu firman Allah yang sudah
sangat jelas sekali"Ia bermuka masam dan memalingkan
wajahnya".Apakah kata "Abasa watawalla" ini perkataan
saya atau perkataan mufassir atau perkataan manusia
lainnya? Jelas tidak bukan?

Cinta sih harus, tetapi jangan cinta buta kata orang,
sehingga ngak bisa membedakan mana lembah yang
diatasnya dan mana lembah yang dibawahnya.

Bukankah Allah sudah katakan: "Katakanlah wahai
Muhammad(kepada manusia), jika kamu mencintai aku,
maka ikutilah(ajaranku), Allah pasti akan mencintai
kamu, dan mengampuni segala dosa kamu...".

Rasa cinta seseorang haruslah dengan ilmu, bukan
perasaan saja. Disinilah berkali-kali Allah menyuruh
kita mempergunakan akal kita.Akal kita harus berjalan,
mengetahui kemana kembali kata ganti dalam firman
diatas, kepada Ummi maktum? Wah jauh sekali, sedangkan
ayat selanjutnya disebutkan "ketika datang kepadanya
seorang yang buta".

Jadi Ummi Maktum datang kepada rasulullah dengan wajah
musam dan berpaling pula dari Rasulullah untuk
bertanya? Lebih kacau lagi, sudah datang bertanya,
muka masam pula lagi, eh berpaling wajah pula lagi?

Kepada orang-orang sekeliling yang berada
disana(sebagaimana yang saudara sebutkan kalau saya
tidak salah).Siapa..? Lantas disana banyak orang
sementara kata gantinya untuk satu orang,bukan
jamak(banyak orang) dan dikuatkan pula yang satu orang
datang itu adalah Ummi Maktum yang bertanya kepada
Rasulullah.


> Lupa dan Bermuka Masam tidak bisa disamakan
> hukumnya, bung...

Saat saya mengatakan lupa, ingat lho, itu penafsiran
dari ayat teguran kepada Rasulullah "jangan kamu
mengatakan besok hari".Bukan penafsiran ayat abasa
watawalla ini. Dan saya tidak mengatakan teguran ayat
abasa watawalla ini beliau lupa, ngak ada sama sekali.

Sekarang sudah dua yang tidak saudara komentari dari
tiga ayat teguran dari awal yang saya sebutkan,
pertama teguran Rasulullah tidak mau minum madu gara2
menyenangkan hati istrinya.

Kedua kelupaan rasulullah mengucapkan insyaAllah.

Sekarang yang ketiga saudara Mahmud masih keras
mengatakan mana bisa Rasulullah bermuka masam pada
orang yang bertanya pada beliau tentang Islam.

Ok. Mari kita diskusi secara ilmiyah.

1. Tolong sebutkan kembali kata ganti abasa watalaa
nya kemana?
--Kemana kembali kata ganti An jaaahula'maa".

2. Tolong sebutkan dalil yang mengatakan bahwa ayat
ini bukan teguran untuk rasulullah. Kalau saya kemaren
sudah saya sebutkan riwayat-riwayat yang menegasakan
bahwa itu benar teguran kepada Rasulullah.

Kalau itu bukan ayat teguran untuk hal Rasulullah yang
bermuka masam, dan memalingkan wajah beliau pada yang
bertanya, jadi yang ditegur Allah kepada Rasulullahnya
apa?

Untuk menguatkan lag

Re: [keluarga-islam] Muka Masam(3-4)

2006-10-15 Thread Abdul Latief latief



Wa'alaykum Salam Wr.Wb,
 
Secara umum, kita semua maklum akan cerita dari kisah seorang buta yang mengunjungi Nabi Muhammad SAW.Namun cerita hanya tinggal cerita saja tidak akan memberi kesanan apa2.
 
Dari sudut ilmu pengetahuan Tasawuf mengenali Diri, ianya diiktibarkan kembali pada diri2  pembaca yang membaca nya agar dapat  intisari kehendak didalam surah 'Abasa tersebut. Misalnya;
 
Dalam kisah tersebut terdapat tiga peranan manusia;
 
1. Nabi
2.Orang Bangsawan.
3.Orang buta.
 
Secara ijmali, kisah tersebut mengandungi ilmu pengetahuan agar kita mendapatkan nya.Apakah pengertian si'buta' pada diri kita ini? Dalam kisah tersebut orang buta itu sangat2lah dan bersungguh2 hendak;
 
1.Berjumpa dengan Nabi.
2.Meminta agar di ajarkan Quran pada nya. 
 
Pada kelazimannya, seorang yang buta apabila ia berjalan, dengan penuh berhati2, sentiasa berjaga2 langkahnya agar terhindar dari bahaya yang ada dilaluannya. Walaupun ianya buta pada mata kepala, akan tetapi ianya cilik pada matahatinya. Dalam kisah tersebut bertanyalah pada diri kita sifat apakah yang dimiliki orang buta tersebut?  Itulah dia  sifat 'billah'.

 
Dengan memiliki sifat 'billah' inilah yang menjayakan nya dapat bertemu dengan Nabinya.Dan dengan sifat 'billah' ini jualah yang diajar Nabi padanya akan 'Quran'. Cuba renungkan apakah hikmahnya yang boleh kita mendapatkan pelajaran ilmu dari hal tersebut dalam keadaan kita  sekarang yang maseh cilik ini?.

 
Manakala bagi orang2 Bangsawan dalam kisah tersebut, mereka telah dahulu berjumpa dengan Nabi.Dan Nabi sebagai pemegang amanah Allah, bersungguh2 hendak mengkhabarkan pada mereka berita agama.Namun orang2 Bangsawan tersebut walaupun mereka cilik tetapi hati2 mereka 
buta.Mereka sama sekali tidak dapat membezakan antara kaca dan permata. Walaupun mereka dapat melihat pada dhahirnya,...tetapi tidak berkesan sama sekali pada hati2 mereka.Kerana telah diselubunggi dengan sifat2 'sombong,' 'riak', 'takabbur','dengki', dan' kianat' terhadap Nabi.

 
Mereka fikir mereka cilik padahal orang2 bangsawan tersebut diibaratkan kata pepatah...'sudahlah buta..(matahati) papa pula (tidak ada ilmu)...menyombong diri'.
 
Penyakit hati inilah yang mesti kita waspada.Jika ia sudah sakit, untuk mendapatkan 'sebuah hati orang mukmin itu rumah Allah' akan pudar.
 
Dari itu, lapang hati hendaklah dicuciberkerja sebab Allah dengan ekhlas dengan suci.cuci ehklas dulu didalam hati.
 
Hati adalah tempat untuk kita mendirilkan agama islam.Kaya itu dan kaya ini kita tidak mau!Yang dikehendaki Kaya dihati.Mudahah2an dapat menjadikan renungan yang hidup sehidup hidupnya.
 
Wassalam.
On 10/15/06, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:





Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.Mohon maaf, saya kirimkan kembali jawaban saya masalahRasulullah berpaling dan muka masam ini dr milistsebelah, cukup menarik karena mengambil dalil dari
AlQuran. Tujuan saya kirim ini dimilist inisemata-mata info saja, semoga bermanfaatWassalam. Rahima.Saya akan komentari ini, dan sebelumnya tolong jawabdulu oleh saudara mahmud pertanyaan saya pada
postingan yang (ke 3) Kemana kembali kata ganti abasawatawalla(dia telah bermusam wajah dan berpalingmuka).Biar kita enakan diskusinya, ngak pakai asalan begitulho?--- Mahmud Amir <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Waalaikumsalam wr wb,> Kalau Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya ada> sifat lupa, itu bukanlah DOSA (karena itu bukanlah> kesengajaan, dan kita tidak perlu mendiskusikan fiqh
> tentang LUPA secara panjang lebar bukan?). Siapa pula yang akan mendiskusikan fiqh disini?. Dansiapa pula bilang kalau setiap kesalahan adalah suatudosa yang harus kita menerima hukuman atas dosa
itu?Tidak selamanya orang yang bersalah harus berdosabukan? Sebagaimana tidak selamanya orang yang bersalahharus dihukum?Apakah seorang anak yang memecahkan gelas(terlepasdari sengaja atau tidak sengajanya ia memecahkan itu),
harus dihukum oleh sang ortunya, harus pula dikatakansuatu dosa kesalahan semacam itu? lagian siapa sihyang bilang Rasulullah berdosa telah bermuka masam,saya hanya katakan biasa saja kesalahan kecil semacam
itu sebagaimana manusia biasa juga.Sedangkan> bermuka masam, itu adalah perbuatan yang disengaja,> sebagai reaksi dari hal yang tidak disukai atau> tidak berkenan. Banyak perbuatan Rasulullah yang merupakan suatu yang
disengaja, akibat reaksi dari suatu yang beliau tidaksukai. Contohnya beliau ngak mau minum madu bukan, tohdapat teguran dari Allah. Biasa ajakan? Apa mustahilpula Rasulullah bersikap semacam itu pada para
istrinya, karena beliau seorang rasul, ngak mungkinmelakukan hal-hal kecil semacam itu, sebagaimanamanusia lainnya?Masya Allah...mungkinkah Rasulullah> SAW yang ma'shum tidak menyukai seseorang yang
> hendak meminta petunjuk kepadanya? Mau dikemanakan> kecintaan saya kepada beliau SAW jika saya pun ikut> 'menuduh' insan Rahmatan lil 'alamiin bersikap> demikian?Itu bukan tuduhan saya, apalagi tuduhan para ulama
sejarah dan tafsir lho? Itu firman Allah yang sudahsangat je

[keluarga-islam] Muka Masam(2), maaf , yg ini seharusnya

2006-10-12 Thread Rahima

Bismillaahirrahmaanirraahiim.

Assalamu'alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu.

Saudara Mahmud, bagus sekali sebenarnya sikap saudara 
terhadap Rasulullah semacam itu, merasakan bahwa
Rasulullah ngak mungkin rasanya melakukan suatu
kesilafan yang biasa manusia juga melakukan
kekhilafan.

Saya senang dengan sikap semacam itu, karena tiada
siapapun diantara kita, yang tidak mencintai
Rasulullah, habibullah(kekasih Allah), manusia sangat
teristimewa dipenjuru permukaan bumi ini,
sampai-sampai syahadat pun nama beliau digandengkan
dengan nama Allah. Tidak ada seorang nabipun yang
memiliki derajat tinggi sampai semacam itu, hanya nabi
kita Muhammad Shallallhu'alaihiwasallam.

Hanya saja, semoga sikap kita jangan sampai terlalu
berlebihan mengkultuskan beliau sekali. Benar, beliau
manusia biasa seperti kita yang bisa juga melakukan
kekhilafan. Karena yang benar-benar maha sempurna itu
sebenarnya hanyalah Allah saja.

Sikap saudara yang cukup mulia dengan keihklasan hati,
hal ini mengingatkan saya dengan sahabat Umar Bin
Khattab, yang saat itu, masih belum bisa percaya
Rasulullah telah meninggal dunia, sampai sahabat Abu
Bakar(yang juga cintanya kepada Rasulullah, melebihi
cintanya kepada dirinya sendiri, menyadari, bahwa nabi
Muhammad hanyalah seorang Rasul, akan juga wafat
sebagaimana manusia lainnya meninggal(silahkan baca
kisah ini dalam surah Al Imran, wamaa muhammadun illaa
Rasul...dst).Setelah dibacakan kepada sahabat Umar
akan ayat ini barulah beliau menyadarinya, bahwa
benar-benar Rasulullah telah wafat. Nah, sikap Umar Al
Faaruq itu, dikarenakan rasa cintanya juga yang sangat
tinggi kepada Rasulullah, sebagaimana juga Abu Bakar
As Shiddiq.

Mengenai Riwayat kisah Ummu maktum (yang buta itu),
cukup banyak. Saya sebutkan salah satunya saja.

Dan untuk diketahui, para ulama tafsir dan sejarah
sepakat mengatakan bahwa Surah Abasa ini memang benar
turun sebagai teguran kepada Rasulullah atas sikap
beliau kepada Ummu maktum. Riwayat itu sbb:

Diriwayatkan dari Imam AtThabbari, dari isnad 'Aisyah
radhiallahua'ha, beliau (Siti Aisyah)berkata: Ayat ini
turun mengenai cerita Ummi Maktum, tatkala Ummi Maktum
mendatangi Rasulullah, ia berkata :"Wahai rasulullah
tunjukilah aku", sementara saat itu disekitar
Rasulullah ada pembesar Quraish, pertanyaan ummu
Maktum tadi membuat Rasulullah memalingkan wajahnya
dari Ummu Maktum, dan menghadapkan wajah beliau kepada
pembesar QuraishMaka turunlah ayat ini(Abasa
watawalla...dst)

Dari Addhahak, :"Rasululah sedang bertemu dengan
pemuka Quraish, kemudian datang Ummu Maktum yang
menanyakan Sesuatu hal tentang Islam, maka Rasulullah
wajahnya sedikit abasa(masam), kemudian Allah menegur
beliau.Tatkala ayat itu langsung turun, rasulullah
langsung memanggil Ummu Maktum dan memuliakannya dan
menjadikannya khalifah(istilah kita gubernur)di
Medinah selama dua kali.

Bahkan dalam riwayat yang lain, sering Rasulullah
setiap kali bertemu dengan Ummu Maktum ini selalu
mengatakan:"Kemarilah wahai orang yang dikarenakan
kamu ini Allah sampai menegur saya".

Mau banyak riwayat lainnya, silahkan baca di buku
Tafsir Attabhari atau sebab nuzul ayat atau tafsir2
yang lainnya.

Namunpun begitu, apakah kesalahan Rasulullah ini
sangat besar? Tidak sama sekali, itulah pertanda
beliau seorang manusia. Setiap manusia apalagi seorang
Rasul, sangat mengharapkan banyak kaum kafir yang
masuk islam, saat beliau sedang berbicara tentang
Islam kepada pemuka-pemuka Quraish, beliau sangat
mengharapkan ke Islaman mereka(walau pada akhirnya
ngak juga pemuka itu masuk Islam setelah mendengar
dakwah Rasulullah ketika itu, tapi begitulah sikap
seorang Rasul, keinginannnya sangat besar untuk itu,
karena merupakan risalah Allah yang harus disampaikan
pada kafir ataupun Muslimin), Nah, saat asyik begitu
datang seorang muslim bertanya, yah..wajar saja beliau
sedikit bermuka masam, dan memalingkan wajah nya
kepada yang bertanya, menghadap kepada pemuka Quraish.

Begitupun setentangan teguran Allah atas kelupaan
Rasulullah mengatakan "InsyaAllah", tatkala beliau
ditanya akan beberapa hal, salah satunya beliau
ditanya tentang kisah ashabul kahfi. Beliau langsung
menjawab:"Besok akan saya beri jawabannya".

Rasulullah lupa mengatakan:"InsyaAllah".

Tatkala keesokan harinya, ngak datang juga wahyu dari
Allah. Sampai lima belas hari lamanya tidak datang
wahyu.Ketika itu kafir Quraish sudah mengejek
Rasulullah dengan mengatakan:"Lihat tuh,..Muhammad
sudah menjanjikan kita jawabannya besok hari, sudah 15
hati ngak ada juga jawabannya, lihatlah tuhannya
Muhammad sudah tidak memperhatikannya lagi"

Rasulullah sempat bersedih, karena keterlambatan
datangnya wahyu itu, maka datanglah Jibril dengan
membawa wahyu surah Al kahfi, juga ayat
:Walaataquulanna lisyaiin inni faailun dzaalika
ghadan, illaa ayyasyaaallah=Janganlah kamu mengatakan
segala sesuatu aku akan melakukannya besok, kecuali
kamu katakan InsyaAllah"

Soal sikap lupa dari para nabi ini, bisa dilihat dari
kisah nabi Adam alaihissalam(thaha 115).nabi Musa
kepada