[keluarga-islam] Muka Masam
Petuah untuk murah rezeki dan dijauhkan kesulitan Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu," Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?" Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Mulai hari itu, wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah. Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri. Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum.Bahkan Rasulullah SAW menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Begitu juga celakanya persahabatan sekiranya dikalangan mereka saling tidak berteguran. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang. Anda ingin beramal soleh...? Tolong kirimkan kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal. Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business. __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. SPONSORED LINKS Single family home Family home finance Family home mortgage Family home business Dan Your email settings: Individual Email|Traditional Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe __,_._,___
[keluarga-islam] Muka Masam
Jawabannya: Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa, yang memiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadi pelajaran juga bagi ummatnya. Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepada Rasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanya karena menyenangkan hati istrinya, datang teguran Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu..." Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraish akan cerita nabi Musa dan Khidir, beliau menjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya" Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamu mengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok", kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah"" Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah yang juga merupakan pengajaran kepada ummat islam dipenjuru dunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok saya akan begini.dst", kecuali kita mengatakan insyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan "InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak wannisyaan sifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia, itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia, yang banyak lupanya) Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahui apa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(ini firman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya Allah sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allah sajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untuk manusia itu. Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada Rasulullah, merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau juga seorang manusia biasa.Hanya saja kesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlah kesalahan yang fatal. Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya adalah 'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara. Hmm,..maksudnya disana adalah terpelihara dari kesalahan dalam hal menyampaikan isi dari risalah Allah Ta'ala. Jadi, apa-apa yang disampaikan oleh para nabi memang terhindar dari kekhilafan isi penyampaian. Bukan berarti para nabi ngak punya kesalahan semacam kesalahan kecil yang dilakukan manusia biasa.Agar kita tidak sering terjadi kesalahan penafsiran, maka itu pentingnya mempelajari bahasa Arab. Itu sebabnya dalam hal menafsirkan AlQuran, tidak bisa sembarangan orang saja, bagaimana kaum liberal, Barat, Eropah menafsirkan ayat AlQuran,ataupun hadist Rasulullah sedangkan ia ngak mengetahui bahasa Arab itu sendiri. Bagaimana kita orang Melayu menafsirkan buku berbahasa China, sementara kita sendiri tak bisa bahasa China, suatu hal yang mustahil bukan? Lain hal, kalau benar-benar kita orang Melayu, atau Barat, Eropah sekalipun benar-benar faham seluk beluk bahasa Arab itu sendiri, tak mengapalah menafsirkannya.Kunci utamanya adalah kita tahu bahasa yang akan kita tafsirkan itu dengan segala seluk beluknya. Ingat cerita nabi Musa, saat beliau bertanya pada Allah:"Adakah manusia didunia ini yang lebih mengetahui daripada saya?", Allah jawab "ada". Ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh sombong sama sekali dengan mengatakan :"Saya lebih mengetahui dari kamu, saya mengetahui apa yang akan terjadi besok,..dst..hanya Allah sajalah yang maha tahu segala sesuatu, manusia hanya diberikan ilmu sedikit saja,(silahkan baca ceritanya didalam surah Al Kahfi, surah Alkahfi ini sangat banyak mengandung hikmah, itu sebabnya sering-sering membaca surah ini, terutama malam Jum'at). Mohon maaf. Wassalamu'alaikum. Rahima --- Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi > pernah bermuka masam... > abasata walla... dst... > ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu? > > salam, > ananto __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [keluarga-islam] Muka Masam
di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi pernah bermuka masam... abasata walla... dst... ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu? salam, ananto On 10/11/06, rahma hasyim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Petuah untuk murah rezeki dan dijauhkan kesulitan Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu," Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?" Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Mulai hari itu, wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah. Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri. Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum.Bahkan Rasulullah SAW menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Begitu juga celakanya persahabatan sekiranya dikalangan mereka saling tidak berteguran. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang. Anda ingin beramal soleh...? Tolong kirimkan kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal. Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business . __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. SPONSORED LINKS Single family home Family home finance Family home mortgage Family home business Dan Your email settings: Individual Email|Traditional Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe __,_._,___
Re: [keluarga-islam] Muka Masam
terima kasih atas penjelasannya, bunda rahima... salam, ananto On 10/11/06, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Jawabannya:Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa, yangmemiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadipelajaran juga bagi ummatnya.Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepadaRasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanyakarena menyenangkan hati istrinya, datang teguran Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yangdihalalkan oleh Allah kepada kamu..."Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraishakan cerita nabi Musa dan Khidir, beliaumenjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya" Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamumengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok",kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah""Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah yang juga merupakan pengajaran kepada ummat islam dipenjurudunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok sayaakan begini.dst", kecuali kita mengatakaninsyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan"InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak wannisyaansifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia,itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia, yang banyak lupanya)Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahuiapa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang akandikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(inifirman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya Allah sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allahsajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untukmanusia itu.Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada Rasulullah,merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau juga seorang manusia biasa.Hanya sajakesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlahkesalahan yang fatal.Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya adalah'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara. Hmm,..maksudnya disana adalah terpelihara dari kesalahan dalam halmenyampaikan isi dari risalah Allah Ta'ala. Jadi,apa-apa yang disampaikan oleh para nabi memangterhindar dari kekhilafan isi penyampaian. Bukanberarti para nabi ngak punya kesalahan semacam kesalahan kecil yang dilakukan manusia biasa.Agar kitatidak sering terjadi kesalahan penafsiran, maka itupentingnya mempelajari bahasa Arab.Itu sebabnya dalam hal menafsirkan AlQuran, tidak bisasembarangan orang saja, bagaimana kaum liberal, Barat, Eropah menafsirkan ayat AlQuran,ataupun hadistRasulullah sedangkan ia ngak mengetahui bahasa Arabitu sendiri. Bagaimana kita orang Melayu menafsirkanbuku berbahasa China, sementara kita sendiri tak bisa bahasa China, suatu hal yang mustahil bukan?Lain hal, kalau benar-benar kita orang Melayu, atauBarat, Eropah sekalipun benar-benar faham seluk belukbahasa Arab itu sendiri, tak mengapalahmenafsirkannya.Kunci utamanya adalah kita tahu bahasayang akan kita tafsirkan itu dengan segala selukbeluknya.Ingat cerita nabi Musa, saat beliau bertanya padaAllah:"Adakah manusia didunia ini yang lebihmengetahui daripada saya?", Allah jawab "ada". Ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia tidak bolehsombong sama sekali dengan mengatakan :"Saya lebihmengetahui dari kamu, saya mengetahui apa yang akanterjadi besok,..dst..hanya Allah sajalah yang maha tahu segala sesuatu, manusia hanya diberikan ilmusedikit saja,(silahkan baca ceritanya didalam surah AlKahfi, surah Alkahfi ini sangat banyak mengandunghikmah, itu sebabnya sering-sering membaca surah ini, terutama malam Jum'at).Mohon maaf.Wassalamu'alaikum. Rahima--- Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> di qur'anul karim, diceritakan bahwa kanjeng nabi > pernah bermuka masam...> abasata walla... dst...> ada yang tahu kenapa yang mulia bisa seperti itu?>> salam,> ananto__ Do You Yahoo!?Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection aroundhttp://mail.yahoo.comIlmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> Your email settings: Individual Email | Traditional<*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto: [EMAIL PROTECTED]<*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan berta
[keluarga-islam] Muka Masam(2)
Mohon maaf, saya mengirimkan jawaban saya dr milist lain kemilist ini. Sebagai informasi saja.Mudah2an bermanfaat adanya. --- Mahmud Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaikum wr wb. > Saya ada beberapa pandangan mengenai pendapat dari > saudara Rahima. > Benar Rasulullah SAW adalah manusia biasa. Namun > dalam konteks Muhammad SAW adalah seseorang yang > 'dianggap biasa' melakukan kesalahan atau kesilapan > saya tidak sependapat. > Dalam pemahaman saya, Muhammad SAW sebagai manusia > biasa maksudnya adalah beliau bisa merasakan sakit, > sedih, terluka, wajib beribadah kepada Allah SWT > bahkan bisa meninggal dunia. Jadi bukan dalam > hal-hal yang kurang terpuji kita bisa menisbatkan > sifat manusia biasa kepada beliau SAW. > Kita ingat, Rasulullah SAW adalah manusia pilihan > Allah SWT yang telah di sucikan sesuci-suci oleh > Allah SWT (Q.S. Al-Ahzab:33), merupakan suri > tauladan yang utama bagi para manusia, telah > diampuni dosa-dosanya dan jaminan surga oleh Allah > SWT,dan perbuatan serta perkataannya tidak menuruti > hawa nafsunya melainkan adalah wahyu / titah Allah > SWT. > Satu lagi, surat 'Abasa dikelompokkan kedalam > kelompok surat Madaniyah. Berarti saat itu Islam > telah mengalami kemapanan, baik dari segi akidah > maupun tatanan sosial. Mungkinkah seseorang seperti > Rasulullah SAW, dengan segala kesempurnaannya, > bermuka masam hanya karena ada seseorang yang buta > datang meminta pengajaran kepada beliau, sementara > beliau sedang berbicara dengan pembesar-pembesar > Quraisy? Sedangkan kepada kaum musyrikin, yahudi dan > kafir saja beliau bersikap begitu santun selama > tidak menyinggung akidah Islam. Saya rasa, jika > seorang Muhammad adalah seorang muslim biasa pun > (bahkan sebelum beliau mendapat wahyu dari Allah > SWT, bukankah akhlaknya sudah demikian terpuji dan > menjadi "PAMENAN MATO" -istilah orang Minang- oleh > masyarakat sekitarnya?), rasanya mustahil beliau > akan bersikap begitu yang hanya pantas dilakukan > oleh seorang awam. > Saya juga mohon penjelasan, dalil apakah yang > menyatkan / menguatkan bahwa surat 'Abasa itu > diturunkan sebagai teguran atas sikap Muhammad SAW? > Apakah Rasulullah SAW sendiri yang mengatakan bahwa > beliau telah ditegur oleh Allah SWT? Atau. > Sebagian kalangan menafsirkan, teguran itu bukan > langsung kepada Muhammad SAW, tetapi kepada OKNUM > yang sedang 'mendampingi' beliau menghadapi > pembesar-pembesar Quraisy tersebut. Oknum itulah > yang sebenarnya bermuka masam (mungkin maksudnya > baik, agar Ibn Maktum tidak bersikap lancang saat > Muhammad SAW sedang berdakwah kepada bangsawan" > Quraisy yang mempunyai pengaruh besar terhadap Islam > jika mau menerima Islam). > Wallahu a'lam bisshawab... > > Û MYR Û > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rahima > Sent: Wednesday, October 11, 2006 4:07 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [surau] Muka Masam > > Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu > > Jawabannya: > > Karena nabi Muhammad juga seorang manusia biasa, > yang > memiliki kekhilafan, dan teguran Allah Ta'ala pada > Rasulullahpun merupakan teguran biasa yang menjadi > pelajaran juga bagi ummatnya. > > Di Dalam AlQuran ada beberapa teguran Allah kepada > Rasulullah, contoh beliau tidak mau makan madu hanya > karena menyenangkan hati istrinya, datang teguran > Allah Ta'ala:"Kenapa kamu mengharamkan apa-apa yang > dihalalkan oleh Allah kepada kamu..." > > Contoh lain, ketika Rasulullah ditanya kafir Quraish > akan cerita nabi Musa dan Khidir, beliau > menjawab:"Besok saya akan memberikan jawabannya" > > Datang teguran Allah kepada beliau:"Janganlah kamu > mengatakan sesuatu:"Saya akan melakukannya besok", > kecuali kamu mengatakan:"InsyaAllah"" > > Jadi begitulah beberapa teguran kepada Rasulullah > yang > juga merupakan pengajaran kepada ummat islam > dipenjuru > dunia ini, jangan pernah kita mengatakan"Besok saya > akan begini.dst", kecuali kita mengatakan > insyaAllah(kalau Allah mengizinkannya).Memang > terkadang kita lupa atau khilaf mengatakan > "InsyaAllah", namanya juga manusia(Alkhatak > wannisyaan > sifatul insaan=salah dan lupa adalah sifat manusia, > itu sebabnya manusia asal katanya Insaan= Nasia, > yang > banyak lupanya) > > Karena tak ada satu manusiapun yang bisa mengetahui > apa yang akan diusahakannya besok hari, apa yang > akan > dikatakannya, apa yang akan diperdapatnya...(ini > firman Allah, bukan kata saya) dst,karena hanya > Allah > sajalah yang maha mengetahui segala sesuatu, Allah > sajalah yang maha mengetahui apa yang terbaik untuk > manusia itu. > > Jadi, teguran-teguran Allah Ta'ala kepada > Rasulullah, > merupakan suatu hal yang biasa, sebagai tanda beliau > juga seorang manusia biasa.Hanya saja > kesalahan-kesalahan yang beliau lakukan bukanlah > kesalahan yang fatal. > > Benar, ada kata para Nabi ma'shum(asal katanya > adalah > 'a-sha-ma=terhindar, atau terpelihara. > Hmm,..maksudnya > disana adalah terpelih
[keluarga-islam] Muka Masam(3-4)
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu. Mohon maaf, saya kirimkan kembali jawaban saya masalah Rasulullah berpaling dan muka masam ini dr milist sebelah, cukup menarik karena mengambil dalil dari AlQuran. Tujuan saya kirim ini dimilist ini semata-mata info saja, semoga bermanfaat Wassalam. Rahima. Saya akan komentari ini, dan sebelumnya tolong jawab dulu oleh saudara mahmud pertanyaan saya pada postingan yang (ke 3) Kemana kembali kata ganti abasa watawalla(dia telah bermusam wajah dan berpaling muka). Biar kita enakan diskusinya, ngak pakai asalan begitu lho? --- Mahmud Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Waalaikumsalam wr wb, > Kalau Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya ada > sifat lupa, itu bukanlah DOSA (karena itu bukanlah > kesengajaan, dan kita tidak perlu mendiskusikan fiqh > tentang LUPA secara panjang lebar bukan?). Siapa pula yang akan mendiskusikan fiqh disini?. Dan siapa pula bilang kalau setiap kesalahan adalah suatu dosa yang harus kita menerima hukuman atas dosa itu?Tidak selamanya orang yang bersalah harus berdosa bukan? Sebagaimana tidak selamanya orang yang bersalah harus dihukum? Apakah seorang anak yang memecahkan gelas(terlepas dari sengaja atau tidak sengajanya ia memecahkan itu), harus dihukum oleh sang ortunya, harus pula dikatakan suatu dosa kesalahan semacam itu? lagian siapa sih yang bilang Rasulullah berdosa telah bermuka masam, saya hanya katakan biasa saja kesalahan kecil semacam itu sebagaimana manusia biasa juga. Sedangkan > bermuka masam, itu adalah perbuatan yang disengaja, > sebagai reaksi dari hal yang tidak disukai atau > tidak berkenan. Banyak perbuatan Rasulullah yang merupakan suatu yang disengaja, akibat reaksi dari suatu yang beliau tidak sukai. Contohnya beliau ngak mau minum madu bukan, toh dapat teguran dari Allah. Biasa ajakan? Apa mustahil pula Rasulullah bersikap semacam itu pada para istrinya, karena beliau seorang rasul, ngak mungkin melakukan hal-hal kecil semacam itu, sebagaimana manusia lainnya? Masya Allah...mungkinkah Rasulullah > SAW yang ma'shum tidak menyukai seseorang yang > hendak meminta petunjuk kepadanya? Mau dikemanakan > kecintaan saya kepada beliau SAW jika saya pun ikut > 'menuduh' insan Rahmatan lil 'alamiin bersikap > demikian? Itu bukan tuduhan saya, apalagi tuduhan para ulama sejarah dan tafsir lho? Itu firman Allah yang sudah sangat jelas sekali"Ia bermuka masam dan memalingkan wajahnya".Apakah kata "Abasa watawalla" ini perkataan saya atau perkataan mufassir atau perkataan manusia lainnya? Jelas tidak bukan? Cinta sih harus, tetapi jangan cinta buta kata orang, sehingga ngak bisa membedakan mana lembah yang diatasnya dan mana lembah yang dibawahnya. Bukankah Allah sudah katakan: "Katakanlah wahai Muhammad(kepada manusia), jika kamu mencintai aku, maka ikutilah(ajaranku), Allah pasti akan mencintai kamu, dan mengampuni segala dosa kamu...". Rasa cinta seseorang haruslah dengan ilmu, bukan perasaan saja. Disinilah berkali-kali Allah menyuruh kita mempergunakan akal kita.Akal kita harus berjalan, mengetahui kemana kembali kata ganti dalam firman diatas, kepada Ummi maktum? Wah jauh sekali, sedangkan ayat selanjutnya disebutkan "ketika datang kepadanya seorang yang buta". Jadi Ummi Maktum datang kepada rasulullah dengan wajah musam dan berpaling pula dari Rasulullah untuk bertanya? Lebih kacau lagi, sudah datang bertanya, muka masam pula lagi, eh berpaling wajah pula lagi? Kepada orang-orang sekeliling yang berada disana(sebagaimana yang saudara sebutkan kalau saya tidak salah).Siapa..? Lantas disana banyak orang sementara kata gantinya untuk satu orang,bukan jamak(banyak orang) dan dikuatkan pula yang satu orang datang itu adalah Ummi Maktum yang bertanya kepada Rasulullah. > Lupa dan Bermuka Masam tidak bisa disamakan > hukumnya, bung... Saat saya mengatakan lupa, ingat lho, itu penafsiran dari ayat teguran kepada Rasulullah "jangan kamu mengatakan besok hari".Bukan penafsiran ayat abasa watawalla ini. Dan saya tidak mengatakan teguran ayat abasa watawalla ini beliau lupa, ngak ada sama sekali. Sekarang sudah dua yang tidak saudara komentari dari tiga ayat teguran dari awal yang saya sebutkan, pertama teguran Rasulullah tidak mau minum madu gara2 menyenangkan hati istrinya. Kedua kelupaan rasulullah mengucapkan insyaAllah. Sekarang yang ketiga saudara Mahmud masih keras mengatakan mana bisa Rasulullah bermuka masam pada orang yang bertanya pada beliau tentang Islam. Ok. Mari kita diskusi secara ilmiyah. 1. Tolong sebutkan kembali kata ganti abasa watalaa nya kemana? --Kemana kembali kata ganti An jaaahula'maa". 2. Tolong sebutkan dalil yang mengatakan bahwa ayat ini bukan teguran untuk rasulullah. Kalau saya kemaren sudah saya sebutkan riwayat-riwayat yang menegasakan bahwa itu benar teguran kepada Rasulullah. Kalau itu bukan ayat teguran untuk hal Rasulullah yang bermuka masam, dan memalingkan wajah beliau pada yang bertanya, jadi yang ditegur Allah kepada Rasulullahnya apa? Untuk menguatkan lag
Re: [keluarga-islam] Muka Masam(3-4)
Wa'alaykum Salam Wr.Wb, Secara umum, kita semua maklum akan cerita dari kisah seorang buta yang mengunjungi Nabi Muhammad SAW.Namun cerita hanya tinggal cerita saja tidak akan memberi kesanan apa2. Dari sudut ilmu pengetahuan Tasawuf mengenali Diri, ianya diiktibarkan kembali pada diri2 pembaca yang membaca nya agar dapat intisari kehendak didalam surah 'Abasa tersebut. Misalnya; Dalam kisah tersebut terdapat tiga peranan manusia; 1. Nabi 2.Orang Bangsawan. 3.Orang buta. Secara ijmali, kisah tersebut mengandungi ilmu pengetahuan agar kita mendapatkan nya.Apakah pengertian si'buta' pada diri kita ini? Dalam kisah tersebut orang buta itu sangat2lah dan bersungguh2 hendak; 1.Berjumpa dengan Nabi. 2.Meminta agar di ajarkan Quran pada nya. Pada kelazimannya, seorang yang buta apabila ia berjalan, dengan penuh berhati2, sentiasa berjaga2 langkahnya agar terhindar dari bahaya yang ada dilaluannya. Walaupun ianya buta pada mata kepala, akan tetapi ianya cilik pada matahatinya. Dalam kisah tersebut bertanyalah pada diri kita sifat apakah yang dimiliki orang buta tersebut? Itulah dia sifat 'billah'. Dengan memiliki sifat 'billah' inilah yang menjayakan nya dapat bertemu dengan Nabinya.Dan dengan sifat 'billah' ini jualah yang diajar Nabi padanya akan 'Quran'. Cuba renungkan apakah hikmahnya yang boleh kita mendapatkan pelajaran ilmu dari hal tersebut dalam keadaan kita sekarang yang maseh cilik ini?. Manakala bagi orang2 Bangsawan dalam kisah tersebut, mereka telah dahulu berjumpa dengan Nabi.Dan Nabi sebagai pemegang amanah Allah, bersungguh2 hendak mengkhabarkan pada mereka berita agama.Namun orang2 Bangsawan tersebut walaupun mereka cilik tetapi hati2 mereka buta.Mereka sama sekali tidak dapat membezakan antara kaca dan permata. Walaupun mereka dapat melihat pada dhahirnya,...tetapi tidak berkesan sama sekali pada hati2 mereka.Kerana telah diselubunggi dengan sifat2 'sombong,' 'riak', 'takabbur','dengki', dan' kianat' terhadap Nabi. Mereka fikir mereka cilik padahal orang2 bangsawan tersebut diibaratkan kata pepatah...'sudahlah buta..(matahati) papa pula (tidak ada ilmu)...menyombong diri'. Penyakit hati inilah yang mesti kita waspada.Jika ia sudah sakit, untuk mendapatkan 'sebuah hati orang mukmin itu rumah Allah' akan pudar. Dari itu, lapang hati hendaklah dicuciberkerja sebab Allah dengan ekhlas dengan suci.cuci ehklas dulu didalam hati. Hati adalah tempat untuk kita mendirilkan agama islam.Kaya itu dan kaya ini kita tidak mau!Yang dikehendaki Kaya dihati.Mudahah2an dapat menjadikan renungan yang hidup sehidup hidupnya. Wassalam. On 10/15/06, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.Mohon maaf, saya kirimkan kembali jawaban saya masalahRasulullah berpaling dan muka masam ini dr milistsebelah, cukup menarik karena mengambil dalil dari AlQuran. Tujuan saya kirim ini dimilist inisemata-mata info saja, semoga bermanfaatWassalam. Rahima.Saya akan komentari ini, dan sebelumnya tolong jawabdulu oleh saudara mahmud pertanyaan saya pada postingan yang (ke 3) Kemana kembali kata ganti abasawatawalla(dia telah bermusam wajah dan berpalingmuka).Biar kita enakan diskusinya, ngak pakai asalan begitulho?--- Mahmud Amir < [EMAIL PROTECTED]> wrote:> Waalaikumsalam wr wb,> Kalau Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya ada> sifat lupa, itu bukanlah DOSA (karena itu bukanlah> kesengajaan, dan kita tidak perlu mendiskusikan fiqh > tentang LUPA secara panjang lebar bukan?). Siapa pula yang akan mendiskusikan fiqh disini?. Dansiapa pula bilang kalau setiap kesalahan adalah suatudosa yang harus kita menerima hukuman atas dosa itu?Tidak selamanya orang yang bersalah harus berdosabukan? Sebagaimana tidak selamanya orang yang bersalahharus dihukum?Apakah seorang anak yang memecahkan gelas(terlepasdari sengaja atau tidak sengajanya ia memecahkan itu), harus dihukum oleh sang ortunya, harus pula dikatakansuatu dosa kesalahan semacam itu? lagian siapa sihyang bilang Rasulullah berdosa telah bermuka masam,saya hanya katakan biasa saja kesalahan kecil semacam itu sebagaimana manusia biasa juga.Sedangkan> bermuka masam, itu adalah perbuatan yang disengaja,> sebagai reaksi dari hal yang tidak disukai atau> tidak berkenan. Banyak perbuatan Rasulullah yang merupakan suatu yang disengaja, akibat reaksi dari suatu yang beliau tidaksukai. Contohnya beliau ngak mau minum madu bukan, tohdapat teguran dari Allah. Biasa ajakan? Apa mustahilpula Rasulullah bersikap semacam itu pada para istrinya, karena beliau seorang rasul, ngak mungkinmelakukan hal-hal kecil semacam itu, sebagaimanamanusia lainnya?Masya Allah...mungkinkah Rasulullah> SAW yang ma'shum tidak menyukai seseorang yang > hendak meminta petunjuk kepadanya? Mau dikemanakan> kecintaan saya kepada beliau SAW jika saya pun ikut> 'menuduh' insan Rahmatan lil 'alamiin bersikap> demikian?Itu bukan tuduhan saya, apalagi tuduhan para ulama sejarah dan tafsir lho? Itu firman Allah yang sudahsangat je
[keluarga-islam] Muka Masam(2), maaf , yg ini seharusnya
Bismillaahirrahmaanirraahiim. Assalamu'alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu. Saudara Mahmud, bagus sekali sebenarnya sikap saudara terhadap Rasulullah semacam itu, merasakan bahwa Rasulullah ngak mungkin rasanya melakukan suatu kesilafan yang biasa manusia juga melakukan kekhilafan. Saya senang dengan sikap semacam itu, karena tiada siapapun diantara kita, yang tidak mencintai Rasulullah, habibullah(kekasih Allah), manusia sangat teristimewa dipenjuru permukaan bumi ini, sampai-sampai syahadat pun nama beliau digandengkan dengan nama Allah. Tidak ada seorang nabipun yang memiliki derajat tinggi sampai semacam itu, hanya nabi kita Muhammad Shallallhu'alaihiwasallam. Hanya saja, semoga sikap kita jangan sampai terlalu berlebihan mengkultuskan beliau sekali. Benar, beliau manusia biasa seperti kita yang bisa juga melakukan kekhilafan. Karena yang benar-benar maha sempurna itu sebenarnya hanyalah Allah saja. Sikap saudara yang cukup mulia dengan keihklasan hati, hal ini mengingatkan saya dengan sahabat Umar Bin Khattab, yang saat itu, masih belum bisa percaya Rasulullah telah meninggal dunia, sampai sahabat Abu Bakar(yang juga cintanya kepada Rasulullah, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, menyadari, bahwa nabi Muhammad hanyalah seorang Rasul, akan juga wafat sebagaimana manusia lainnya meninggal(silahkan baca kisah ini dalam surah Al Imran, wamaa muhammadun illaa Rasul...dst).Setelah dibacakan kepada sahabat Umar akan ayat ini barulah beliau menyadarinya, bahwa benar-benar Rasulullah telah wafat. Nah, sikap Umar Al Faaruq itu, dikarenakan rasa cintanya juga yang sangat tinggi kepada Rasulullah, sebagaimana juga Abu Bakar As Shiddiq. Mengenai Riwayat kisah Ummu maktum (yang buta itu), cukup banyak. Saya sebutkan salah satunya saja. Dan untuk diketahui, para ulama tafsir dan sejarah sepakat mengatakan bahwa Surah Abasa ini memang benar turun sebagai teguran kepada Rasulullah atas sikap beliau kepada Ummu maktum. Riwayat itu sbb: Diriwayatkan dari Imam AtThabbari, dari isnad 'Aisyah radhiallahua'ha, beliau (Siti Aisyah)berkata: Ayat ini turun mengenai cerita Ummi Maktum, tatkala Ummi Maktum mendatangi Rasulullah, ia berkata :"Wahai rasulullah tunjukilah aku", sementara saat itu disekitar Rasulullah ada pembesar Quraish, pertanyaan ummu Maktum tadi membuat Rasulullah memalingkan wajahnya dari Ummu Maktum, dan menghadapkan wajah beliau kepada pembesar QuraishMaka turunlah ayat ini(Abasa watawalla...dst) Dari Addhahak, :"Rasululah sedang bertemu dengan pemuka Quraish, kemudian datang Ummu Maktum yang menanyakan Sesuatu hal tentang Islam, maka Rasulullah wajahnya sedikit abasa(masam), kemudian Allah menegur beliau.Tatkala ayat itu langsung turun, rasulullah langsung memanggil Ummu Maktum dan memuliakannya dan menjadikannya khalifah(istilah kita gubernur)di Medinah selama dua kali. Bahkan dalam riwayat yang lain, sering Rasulullah setiap kali bertemu dengan Ummu Maktum ini selalu mengatakan:"Kemarilah wahai orang yang dikarenakan kamu ini Allah sampai menegur saya". Mau banyak riwayat lainnya, silahkan baca di buku Tafsir Attabhari atau sebab nuzul ayat atau tafsir2 yang lainnya. Namunpun begitu, apakah kesalahan Rasulullah ini sangat besar? Tidak sama sekali, itulah pertanda beliau seorang manusia. Setiap manusia apalagi seorang Rasul, sangat mengharapkan banyak kaum kafir yang masuk islam, saat beliau sedang berbicara tentang Islam kepada pemuka-pemuka Quraish, beliau sangat mengharapkan ke Islaman mereka(walau pada akhirnya ngak juga pemuka itu masuk Islam setelah mendengar dakwah Rasulullah ketika itu, tapi begitulah sikap seorang Rasul, keinginannnya sangat besar untuk itu, karena merupakan risalah Allah yang harus disampaikan pada kafir ataupun Muslimin), Nah, saat asyik begitu datang seorang muslim bertanya, yah..wajar saja beliau sedikit bermuka masam, dan memalingkan wajah nya kepada yang bertanya, menghadap kepada pemuka Quraish. Begitupun setentangan teguran Allah atas kelupaan Rasulullah mengatakan "InsyaAllah", tatkala beliau ditanya akan beberapa hal, salah satunya beliau ditanya tentang kisah ashabul kahfi. Beliau langsung menjawab:"Besok akan saya beri jawabannya". Rasulullah lupa mengatakan:"InsyaAllah". Tatkala keesokan harinya, ngak datang juga wahyu dari Allah. Sampai lima belas hari lamanya tidak datang wahyu.Ketika itu kafir Quraish sudah mengejek Rasulullah dengan mengatakan:"Lihat tuh,..Muhammad sudah menjanjikan kita jawabannya besok hari, sudah 15 hati ngak ada juga jawabannya, lihatlah tuhannya Muhammad sudah tidak memperhatikannya lagi" Rasulullah sempat bersedih, karena keterlambatan datangnya wahyu itu, maka datanglah Jibril dengan membawa wahyu surah Al kahfi, juga ayat :Walaataquulanna lisyaiin inni faailun dzaalika ghadan, illaa ayyasyaaallah=Janganlah kamu mengatakan segala sesuatu aku akan melakukannya besok, kecuali kamu katakan InsyaAllah" Soal sikap lupa dari para nabi ini, bisa dilihat dari kisah nabi Adam alaihissalam(thaha 115).nabi Musa kepada