Re: [Mayapada Prana] Kok gw jadi ngajarin game seh?
iya aku dah capek ma mata ketiga really n sorry ... i tell u the truth ...:-) --- dudipura [EMAIL PROTECTED] wrote: Wakakakak... :)) ternyata segitu aja neh..!!! --- vonny vitawati [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Mas Leo, Hem, kok aneh ya ... mas Leo kecewanya kek ke pacaran aja ma Aryo. Klo emang dia ga bs menepati janji, ya udah ngapain juga ampe mesti skt hati n so so Sepertinya ga co2k buat mas Leo yg mestinya bisa kontrol emosi klo aku di posisi mas Leo , aku ga akan peduli lg ma org yg ga menepati janji . so ya udah ignore aja beres khan? This conversation hem ga asyik ato ga keren . menurut aku siy rgds ivonne ( the great pretender ) --- leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Friends, berikut cuplikan percakapan di YM antara Aryo (nama samaran) dan saya tentang RELATIONSHIP GAMES, EMOSI2, dan KEJUJURAN... Semoga bisa bermanfaat bagi rekan2 lainnya. (Leo). + L = Leo A = Aryo L: Kalo loe mao ketemu gw, langsung aja bilang ya? Gak usah pake janji lagi. Kalo pake janji, dan dibatalin tiba2, pake alesan atau gak pake alesan sama aja artinya buat gw. Artinya dibatalin. So, daripada dibatalin, mendingan gak usah bikin janji. Langsung aja. Well, tapi kata nanti juga berarti janji kan? Janji yang gak pernah terbukti. Sebab nanti itu waktunya tidak terbatas. Nanti berarti nanti, dan tidak pernah ada batas waktunya. Memang permainan kata saja. Kata2 bisa dirangkai,... alasan bisa dicari. Itu mudah. Yang pokok adalah niat. Niatnya apa. Mau atau tidak. Kalau mau, alasan apapun bisa dicari. Kalau tidak mau, alasan apapun bisa dicari juga. So, the most important thing is the will. Mau atau tidak mau. Kalau mau, jadilah. Kalau tidak mau, tidak jadilah. Alasannya bisa diambil dari mana saja. Out of nothing bisa kita bikin alasan2 itu. Well, itu pengalaman gw. Dan itu yg gw sharing sama loe kali ini. A: Iye2, ntar gw lgsg ngmg aja deh. L: Itu teknik yang bisa loe pake kemana-mana. Selalu valid. Selalu berlaku. Ntar,... Itu kata yang tidak ada batas waktunya. Ntar = nanti = later = kapan2. Dan gw bisa jawab. Iya deh,... ntar kalo sempet. Dan ntar itu berarti yang sama. Ntar = nanti = later = kapan2. Tidak ada batas waktu,... bisa saat ini. Bisa juga tidak pernah akan terlaksana, tetapi tetap berupa potensi. Potensi untuk terjadi, tetapi tidak pernah dijadikan. Dan, yang berbicara tidak bisa disalahkan, karena memang tidak bilang sesuatu yang pasti. Itu teknik yang bisa dipakai dimana saja, di bagian dunia mana saja, dan pada waktu kapan saja. Gw ajarin ini ke loe sekarang supaya bisa dipake sama orang2 laen. Jangan dipake sama gw. Kalo loe mao pake game ntar sama gw. Gw juga bakal pake game yang sama. Akibatnya gak ketemu. Gak bakal ketemu. Karena sama2 maen game. Ada macem2 jenis game. Ada game yang namanya yes, but. Yes, gw emang mao ke tempat loe, but... Ya, gw emang mao ajarin loe, but... Ya, gw emang inget janji gw ke loe, but... Itu jenis game yang bisa bikin hubungan orang jadi ancur2an. Bisa total hancur lebur, sebab itu namanya game gw maenin loe, loe gak bisa apa2, so what?. Paling gampang dikenalin game itu, karena selalu berkisar di sususan kata2 aja. Kata2 yes, but Ya, gw mao ke tempat loe, tapi... Ya, gw mao ajarin loe, tapi... Game itu gak akan ada habis2nya. Bisa dipake terus buat bohongin orang, tapi gak kelihatan bohong. Orang gak bisa nuduh bohong, karena selalu ada alesannya. Bohong gak bohong, tetap saja bohong. Dan orangnya tetap merasa dibohongin, tapi gak bisa bilang bahwa dia dibohongin... Well, loe udah ngerti sendiri game itu, gak perlu gw ajarin lagi. A: Iye2, lgan loe curigaan amat jd org. L: Bukan gw curigaan, tapi gw gak suka kalo loe pake 'game' seperti itu sama gw. Buat apa? A: Sorry ye, gw emank ngmg yg sbnrnya, bole donk bikin rencana. Tp klo emank pd hr H ada halangan, sp yg mau? L: Terus, gak bikin rencana lagi kan? Terus, jadinya ilang begitu aja. Direncanain gak jadi. Artinya bener2 gak jadi. Jadi gak ada apa2. Berarti cuma omong doang. So what? Loe omong doang. Gw juga omong doang: Nanti ya, nanti ya... A: Teserah loe lah mo ngmg apa. L: Itu cuma kata2 aja. Gak ada artinya apa2. Itu game juga. Nama game itu Game Terserah. Gamenya pake kata terserah. A: Trus gw mesti gmna? L: Nah, kalo udah ada kata terserah, artinya you don't care. Terserah loe. === message truncated ===
Re: [Mayapada Prana] Re: Kok gw jadi ngajarin game seh? - Mbak Ivonne
Dear mas Leo, Hem iya to be honest ... mula2 aku suka kok ma tulisan2 mas Leo n aku file khusus ... but skrg ga gitu antusias tau napa? u ever told me that u mo ke bdg n u said u`ll tell me later . wkt itu ktnya next week ... till now ... ga ada kbr sm skli ... n aku upset pisan ... just it ... tp trus aja nulis .. krn pasti bnyk yg suka kok ama tulisan2 ma Leo ... rgds ivonne --- leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Mbak Ivonne, Hm, namanya juga game, mbak, jadi dijalanin aja. Kalo gak geetuh, tulisan itu gak bakal bisa jadi. Pedahal, dengan adanya tulisan itu, beberapa orang lagi sudah terbantu. Tapi untuk nulisnya memang berat. I had to ride the enery. Dan energi itu harus diciptakan melalui emosi2 yang melingkar-lingkar itu. Seperti ada sinkronisitas yang memunculkan emosi2 itu. Dan emosi2 itu akhirnya harus dituliskan agar bisa di-release. Dari satu tulisan itu, akhirnya memunculkan tulisan lain lagi dengan judul sama, tapi Part 2, yang mengandung prinsip2 universal. Jadi, yang pertama itu seperti prolog saja untuk sampai kepada prinsip2 universal yang ada di Part 2. Tanpa ada bagian pertamanya, Part 2 akan terasa hambar, kosong. Banyak yang menuliskan tentang prinsip keterpisahan antara diri kita yang asli dengan emosi2 dan pikiran2 kita, tetapi orang susah menangkapnya. Aku harus menelusurinya, termasuk merasakannya, untuk bisa sampai pada point tentang prinsip itu. Terkadang, dan bahkan sering, orang akan merasa terbantu oleh satu tulisan tertentu. Pedahal, isi tulisan itu bisa saja tidak ada hubungannya dengan apa yang dipermasalahkan atau sedang dibingungkan oleh orang itu sendiri. Jadi, satu tulisan bisa bersifat seperti trigger. Pemicu saja. Dan itu sebenarnya juga merupakan bagian dari proses. Proses healing itu pun tidak sekali jadi. Harus ada pemicu juga yang akhirnya memunculkan proses yang berakhir pada healing. Thanks for your question, though. I like questions like these which help me to clarify my thoughts also. All the Best, Leo --- vonny vitawati [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Mas Leo, Hem, kok aneh ya ... mas Leo kecewanya kek ke pacaran aja ma Aryo. Klo emang dia ga bs menepati janji, ya udah ngapain juga ampe mesti skt hati n so so Sepertinya ga co2k buat mas Leo yg mestinya bisa kontrol emosi klo aku di posisi mas Leo , aku ga akan peduli lg ma org yg ga menepati janji . so ya udah ignore aja beres khan? This conversation hem ga asyik ato ga keren . menurut aku siy rgds ivonne ( the great pretender ) Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/
[Mayapada Prana] Seri 661. Tuhan, Marahkah Kau Padaku?
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 661. Tuhan, Marahkah Kau Padaku? Beberapa hari yang lalu dalam acara Indonesia Menangis di Metro TV kita dapat saksikan Sherina Munaf menyanyikan lagu: Tuhan marahkah kau padaku? Sungguh deras curah murkaMu Kau hempaskan jarimu di ujung Banda Tercenganglah seluruh dunia Tuhan mungkin Kau kuabaikan Tak kudengarkan peringatan Kusakiti engkau sampai perut bumi Maafkan kami oh rabbi Engkau yang perkasa jangan marah lagi Biarkanlah kami songsong matahari Engkau yang pengasih ampunilah dosa Memang semua ini kesalahan kami Oh Tuhan ampuni kami Oh Tuhan tolonglah kami Tuhan ampuni kami Tuhan tolonglah kami Karena menuai protes, maka baris kedua diganti dengan: Inikah akhir duniaku, kata seru oh dalam baris ke-8 diganti dengan ya dan baris ke-9 diganti dengan Engkau yang perkasa pemilik semesta. Walaupun sudah dimansukh (siamandemen), namun baris ke-12 Memang semua ini kesalahan kami masih problematis. Siapakah itu yang dimaksud oleh pencipta lagu (kalau tak salah Chosy Pratama?) dengan kami? Siapa lagi, tentu orang Aceh bukan? Kalau bendungan Biliq-Biliq diserang tsunami lumpur dari longsoran G. Bawa KaraEng, sehingga PDAM bagian selatan kota mati kutu, maka itu benar memang semua itu kesalahan kami. Kami di sini maksudnya perambah hutan tradisional penduduk setempat yang pakai kapak dan terutama sekali perambah hutan modern yang punya lisensi yang pakai mesin gergaji. Suatu kesalahan besar Chosy Pratama, karena orang Aceh sama sekali tidak terlibat dalam hal terjadinya gempa yang membuahkan tsunami pada 26 Desember 2004. Ataukah Chosy Pratama dengan adanya kata dosa dalam baris ke-11, mempunyai persepsi karena dosa orang Acehlah maka Allah murka sehingga menggetarkan lempeng di dasar laut 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh itu. Patut diduga demikianlah persepsi Chosy Pratama, jika dikaitkan dengan baris kedua Sungguh deras curah murkaMu, yang telah dimansukh menjadi Inikah akhir duniaku. Jadi walaupun baris-baris itu telah dimansukh, namun dengan tidak dimansukhnya baris ke-11 dan 12, maka tidaklah terhapus persepsi Chosy Pratama yang absurd itu: karena dosa orang Acehlah maka Allah murka. *** Dalam Seri 657 termaktub: Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. Khalifah 'Umar ibn Khattab RA turun langsung mengadakan penelitian sampai di mana keimanan rakyatnya. Dipilihnya sampel seorang gembala di bukit yang sedang menggembalakan ternak. Ya, walad, saya ingin membeli seekor biri-birimu, kata Khalifah. Ya, syaikh, biri-biri itu kepunyaan majikan saya. Pergilah tuan ke balik bukit itu menjumpainya, jawab gembala itu. Wah saya terburu-buru, tidak punya waktu untuk ke sana. Juallah seekor, dan engkau katakan pada majikanmu, biri-biri itu diterkam serigala, Khalifah melanjutkan tawarannya. Maka dengan mata terbelalak, gembala yang tidak mengenal Khalifah 'Umar membentak: Fa aynaLlah! Seorang perempuan mendapatkan sekaleng minuman dibawah timbunan rongsokan, mendatangi seorang Ustadz, bertanyakan apakah halal ia meminum isi kaleng itu. Bayangkan dalam keadaan berhari-hari tidak makan dan tidak minum, seorang penduduk biasa dari grass root di Aceh masih teguh istiqamah (konsisten) tentang halal/haram, seperti grass root gembala pada zaman Khalifah 'Umar. Perempuan itu mencerminkan keimanan rakyat kebanyakan di Aceh. Rakyat Aceh telah puluhan tahun menderita akibat pertikain bersenjata. Isyarat Allah berupa tsunami yang dahsyat itu adalah untuk mengakhiri penderitaan penduduk Aceh yang akhlaqnya dicerminkan oleh perempuan yang diceritakan di atas itu. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang menyelamatkan hambaNya di Aceh, yaitu mati syahid. Mati tenggelam dalam keadaan tidak sedang berbuat maksiyat adalah mati syahid. Maka pesepsi kita harus diubah, yaitu yang selamat dalam tsunami itu adalah mereka yang meninggal dunia. Inilah isyarat Allah yang terpenting yang dapat dipetik dari tsunami itu, yakni Allah menunjukkan sifat Rahman dan RahimNya kepada hambaNya. Masih ada makna yang lain dari isyarat Allah. Di daerah Krueng Raya yang berada di pantai barat berdiri meunasah (mushalla), An Nur, di mana Taufiq bin Ahmad setiap malam sampai subuh mendirikan Shalat al Layl dengan sujud-sujud panjangnya. Mengajar anak-anak kecil mengaji dari perkampungan pantai dan juga berdakwah. Meunasah sederhana yang terbangun dari papan itu beserta Taufiq bin Ahmad anak-beranak dibawa arus sampai beratus-ratus meter jauhnya. Dari dalam meunasah mereka itu merasakan hantaman ombak tsunami, pusaran air yang menggulung-gulung. Namun meunasah itu tetap tegar berdiri seratus meter jauhnya dari tempat berdirinya semula. Masih di Kreung Raya, sebuah dayeuh (pesantren) yang berdiri di tepi pantai, Darul
[Mayapada Prana] Seri 467. Habisi Saja GAM ???
BOSMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 467. Habisi Saja GAM ??? Judul di atas itu dicungkil dari sebagian ucapan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal E. Sutarto, yang menjadi topik berita Harian FAJAR edisi Rabu, 14 Maret 2001, halaman 12. Ucapan itu diucapkan oleh Kasad yang menyambut baik keputusan pemerintah menetapkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebagai gerakan separatis dalam Sidang Kabinet hari Senin, 12 Maret 2001. Ada dua pertanyaan yang menggelitik kita untuk dibahas jawabannya dalam kolom ini. Pertanyaan pertama: GAM sudah sejak lama memenuhi kriteria untuk diberi cap predikat gerakan separatis, mengapa barulah pada Sidang Kabinet 12 Maret 2001 itu GAM ditegaskan seperti itu? Patut diakui dengan jujur bahwa kebijakan Gus Dur menghadapi masalah Aceh yang lebih menonjolkan aspek kemanusiaan, perlu dipisahkan dari sekian kebijakan Gus Dur yang dicerca. Kebijakan Gus Dur untuk berunding dengan GAM yang dimulai dengan terobosan misi Bondan Gunawan menemui Komandan GAM Tengku Syafei di hutan belantara Aceh, disusul dengan perundingan di Geneva yang menghasilkan Jeda Kemanusiaan I dan II, serta moratorium, itu patut dipuji. Namun ini sangat tidak disetujui oleh aliran garis keras baik dalam kalangan sipil maupun militer. Sebagai konsekwensi logis kebijakan yang berpijak atas kemanusiaan itu, maka sudah tentu ukuran normatif dikesampingkan, artinya pendekatan politik berada di atas pendekatan hukum, artinya pula predikat separatis bagi GAM tidak dimunculkan. Pada pihak lain patut pula diakui dengan jujur bahwa secara obyektif kinerja pemerintahan Gus Dur terhitung jelek. Ditambah pula gaya kepemimpinan Gus Dur yang one man show, sikap yang kepala batu, yaitu walaupun Gus Dur membiarkan orang bebas mengeritik, bebas beraspirasi bahkan menghinanya, namun semua itu dianggapnya seperti angin lalu. Ditambah pula lagi watak Gus Dur yang gemar mengeluarkan ucapan-ucapan kontroversial yang membingungkan. Itu semua berakumulasi sehingga kawan menjadi lawan (baca: Poros Tengah dan Golkar). Lawan yang sebelumnya adalah kawan berusaha memperoleh batu (baca: BB-gate) untuk melempar (baca: melengserkan) Gus Dur. Ini berakibat maraknya demo anti versus pro Gus Dur yang rawan menimbulkan konflik horisontal dalam kalangan akar rumput. Pembaca yang kurang sabar akan nyeletuk: Apa hubungannya uraian tersebut dengan cap gerakan seperatis untuk GAM yang baru ditegaskan dalam Sidang Kabinet 12 Maret 2001 itu? Oh, sangat erat hubungannya. Gerakan yang sengit untuk menyuruh Gus Dur mundur, menyebabkan Gus Dur memasang kuda-kuda. Adalah sangat naif menyangka Gus Dur seperti Soeharto, bersedia mundur secara legowo. Itu hanya mungkin terjadi jika Allah SWT tiba-tiba mengubah Gus Dur menjadi berwatak tidak kepala batu lagi. Orang yang berwatak kepala batu apabila ditekan terus walaupun sudah merangkak tidak dapat berdiri lagi, akan mengumpulkan segenap tenaga untuk dapat berdiri. Dan itulah yang terjadi pada Gus Dur. Sikap kepala batu itu memberikan dorongan semangat kepadanya untuk memasang kuda-kuda, dengan mengusahakan dukungan dari TNI yang umumnya bersikap keras terhadap GAM, seperti tercermin dalam cukilan ungkapan Kasad yang menjadi judul kolom ini: Habisi Saja GAM. Untuk itulah demi mendapatkan dukungan dari TNI, maka dalam Sidang Kabinet 12 Maret 2001 itu barulah ditegaskan bahwa GAM itu adalah gerakan separatis. Pertanyaan kedua: Apakah mungkin operasi militer terbatas tanpa menimbulkan korban pada rakyat Aceh dapat terwujud di lapangan, atau dengan perkataan lain apakah ada jaminan bahwa operasi militer terbatas itu tidak meningkat menjadi DOM jilid kedua? Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan): -- WLTNZHR NFS MA QDMT LGHD (S. ALHSYR, 18), dibaca: Waltanzhur nafsun ma- qaddamat lighad, artinya: Mestilah orang menilik apa yang lalu untuk (orientasi) ke depan (59:18). Maka cobalah kita menilik dimulai dengan Perang Aceh. Teman saya, Ridwan 'Arby, yang berasal dari desa Glumpang Bungkok, Samalanga, Aceh, pernah memperlihatkan kepada saya sebuah buku berjudul Perang Aceh, yang di dalamnya ada sebuh foto Teuku Raja Sabi (TRS) yang baru saja keluar hutan tahun 1937. Jadi bayangkan perlawanan gerilya Aceh baru berakhir 5 tahun sebelum Perang Dunia kedua. TRS adalah anak Cut Meutia, Srikandi Aceh yang syahid dalam pertempuran bersosoh rencong lawan pedang. Pencoretan 7 kata dalam konsep Muqaddimah UUD (baca: Piagam Jakarta), dibayar dengan harga mahal, yaitu perlawanan Darul Islam dengan pasukan bersenjatanya Tentara Islam Indonesia (DI-TTI) di Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sesungguhnya GAM adalah metamorphose dari DI-TII di Aceh, yang kedua-duanya dipimpin oleh Tengku Hasan Tiro, turunan pahlawan nasional Tengku Cik di Tiro. Perlawanan gerilya, baik DI-TII maupun GAM tidak dapat dipadamkan dengan DOM made in Orde Baru.
[Mayapada Prana] Re: pro topan: soul maturity
--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, to pan [EMAIL PROTECTED] wrote: kayaknya si x tidak cocok hidup di indonesia yang menganut sistem bhineka tunggal ika berbeda beda tapi tetap satu. si xxx ente tuh cocoknya hidup di arab ama onta onta di sana, ente kan paling jago baca dan hafal ayat ayat , nah ente bisa tunjukin kemampuan ente di sana ama orang orang arab bahwa ente itu telah menguasai kitab agama islam -- dear Topan, saya mendapatkan artikel ini dari seorang teman. topiknya mengenai kematangan ruh seseorang. mungkin bisa kita lihat tingkat kematangan tsb pada orang2 di sekeliling kita, termasuk yang ada di milis ini. selamat membaca! How to Tell a Young Soul from an Old Soul by Jose Stevens, Ph.D. (Who is a long time observer and reader of the Edgar Cayce Readings.) The following is a brief description of the characteristics of five basic soul levels. Each level has many lifetimes of lessons to teach us wisdom through trial and error. THE INFANT SOUL INFANT SOULS choose lessons of physical survival. They live in simple situations that include intense experiences - famine, plagues, floods, wars, oppression, etc. They don't know the difference between right and wrong, though they can be taught to be decent human beings. They don't usually seek hi gher education and often don't seek employment, as such. Infant souls don't question authority and willingly adopt the religion of their parents as is. THE BABY SOUL BABY SOULS display less fear than infant souls and are more sophisticated. But they tend to over apply rules. Black is black as far as they're concerned. Their strong early beliefs remain fixed in their minds, regardless of lack of their wisdom or tolerance. Baby souls love to become big fish in their little puddles...but hate being opposed. Because of this they may spend much time in litigation. Baby souls don't spend time navel-gazing into their own lives. They're often good studentsthat learn proper subjects,and are attracted to fundamentalist religions. THE YOUNG SOUL YOUNG SOULS are the Donald Trumpsof the world...the movers and shakers. They usually set the bar too high for themselves. Achievement is paramount. They chase after what they believe will bring success without ever stopping to think why - because they're so limited in their perception. They fear death and must have all the toys, experiences, fame and money they can possibly accumulate before they die. They are designers of civilization. Young souls usually seek higher education and graduate-level degrees. Their views of orthodoxy are at one end of the spectrum or the other. Monks and nuns are at one end and a belief in total sexual freedom, the other. They have difficulty with insight into other people's behaviour. THE MATURE SOUL MATURE SOULS challenge the young soul's desire to have it all.It is a hard cycle that demands seeking answers to life's tough questions. They are attracted to gentler faiths, such as Quaker, Unitarian, or Buddhist. Mature souls are not as open to the occult as old souls. They look for and question the motivation for all of life's actions. They often continue with inappropriate relationships - perhaps believing that through self-sacrifice, or tough lessons they will ultimately prevail. Often they can't shake their sense of duty. Mature souls suffer from stress related illness that sometimes results in schizophrenia, psychosis and a higher suicide rate than other souls. [Cayce emphasized the role that 'stress' plays in not only physical illnesses but also mental illnesses; he believed it was 'stress' that wrecked havoc on the brain chemistry/balance] . But they're smart enough to seek professional help without urging. Mature souls often make huge contributions to knowledge - particularly philosophical and scientific. But altogether they don't necessarily have the drive for fame, many still achieve it. They're emotionally high maintenance. THE OLD SOUL OLD SOULS live and let live. They seek the route of least resistance.. .they're individualistic and usually easy going. They have an inner knowing of the waste of time in pursuing fame and fortune and therefore create the appearance of being laid back.Old souls are highly competent - even in roles they don't particularly like. They tend to choose work that is pleasant and undemanding, leaving them free to pursue their desired goals easily...unless the job adds to the spiritual search. They may or may not seek higher education... but definitely will seek it if they sense it's needed for their chosen path. Old souls create confidence in animals. And their choice of medical care tends to be alternative and holistic. Old souls are here to teach others their spiritual understandings. Their philosophies and writings are simple and easy to read. Old souls religion is far reaching and has no label. A grove of trees is a sacred place to them. They seldom cling to dogma and prefer personal
[Mayapada Prana] THOUGHT FOR THE DAY
Some people ask - How can we find time for Sadhana (spiritual practice) when we have to toil every moment for feeding and clothing ourselves? They forget that the Lord will grant these material comforts and even immortality, if only they completely rely on Him. Whatever you do, always have the name of the Lord on your lips, you do not have to spend extra time or energy for that. When you rise in the morning and slide into sleep in the night, do so with the name of God on your lips. Ada sebagian orang yang bertanya, “bagaimanakah mungkin kita bisa mencari waktu untuk melaksanakan Sadhana (latihan spiritual), jikalau setiap saat kita harus sibuk mencari nafkah?” Orang-orang ini rupanya sudah lupa bahwa Tuhan bisa memberikan kenyamanan material dan bahkan kehidupan yang abadi sekalipun, jikalau saja mereka percaya yakin kepada-Nya. Apapun juga yang hendak engkau lakukan, laksanakanlah tugas-tugasmu dengan senantiasa mengucapkan nama Tuhan di bibirmu. Untuk melakukan hal tersebut, engkau tak perlu menyediakan waktu atau tenaga yang khusus. Ketika engkau bangun pagi atau ketika hendak tidur, senantiasa ingat dan ucapkanlah nama-Nya. - SAI BABA - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
[Mayapada Prana] TFTD August 1st, 2007 (Wednesday)
THOUGHT FOR THE DAY The Divine manifests itself in many forms. God is worshipped in many forms for the joy to be derived from it. The primary duty of human beings is to recognise that though the paths indicated by the various religions are different, the goal is One. Love, sacrifice, compassion, morality, integrity and similar qualities are common to all religions. In different ways all religions seek to promote unity in diversity. Sang Divine (Tuhan) memanifestasikan diri-Nya dalam berbagai rupa/wujud. Ia dipuja dalam aneka ragam rupa guna memberikan kebahagiaan bagi mereka yang memuja-Nya. Tugas utama manusia adalah mengenali-Nya melalui berbagai jalan yang telah diberikan oleh masing-masing aliran kepercayaan/agama yang ada. Walaupun jalan yang ditempuh saling berbeda, namun tujuannya adalah sama. Cinta-kasih, semangat pengorbanan, welas-asih, moralitas, integritas merupakan kualitas-kualitas yang lazim dijumpai dalam setiap agama. Prinsip unity in diversity (bhinneka tunggal ika) merupakan prinsip yang dijunjung tinggi oleh setiap agama dengan caranya masing-masing. - SAI BABA - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
[Mayapada Prana] Seri 666 Suara Akar Rumput di Aceh
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 666 Suara Akar Rumput di Aceh T. Indra: Nyo lon ureung Aceh na maksud keumeung minta info mengenai pakiban cara ta jak u sweden. Tulong neu bri informasi. Maksudnya ialah minta informasi mengenai cara jak u (pergi ke) Sweden. Rupanya apakah Indra sudah frustrasi, ataukah menyindir para petinggi GAM yang tinggal di sana. Usman, seorang tukang becak di Kota Lhokseumawe sangat berharap kedamaian segera bersemai di Aceh. Bagi dia, perundingan yang digagas para pihak yang bertikai bisa segera menyemai damai. Perundingan itu suatu langkah yang baik, tetapi jangan lagi seperti dulu yang gagal, dan akhirnya kita juga yang melarat, ujar Usman. Dia memang sedang mengomentari pertemuan informal antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang sudah dua kali digelar di Helsinki, Finlandia, akhir Januari dan Februari lalu. Lain lagi pendapat Yunus, seorang nelayan asal Tanah Pasir yang berharap agar perundingan ini dapat mengurangi jumlah pasukan TNI di desanya. Jika ada TNI di gampong-gampong (kampung) ada saja yang disalahkan. Jadi biar saja, nggak ada TNI kami juga tidak pernah diganggu oleh GAM, katanya serius. Yunus sendiri mengaku tidak mengikuti pemberitaan tentang jalannya perundingan damai ini. Dia juga mengaku tidak tahu, bahwa salah satu permintaan delegasi GAM adalah penarikan pasukan TNI dari Aceh. Ini berbeda dengan Saiful, seorang pegawai negeri sipil di Aceh Utara, yang lebih memperhatikan jalannya dialog lewat berita-berita media. Menurutnya, pertemuan yang difasilitasi Crisis Management Initiative (CMI) ini merupakan langkah maju yang dicapai kedua belah pihak, setelah perundingan sebelumnya mengalami kegagalan. Dia berharap, perundingan kali ini bisa menimbulkan rasa saling memahami dan saling menghargai satu sama lain. Jadi mereka juga harus memahami bahasa-bahasa itu secara akurat. Ketika dipublikasikan, jangan masyarakat yang bingung. Ini sepertinya apa... ujar Saiful tak meneruskan kalimatnya. Dia memang mengaku agak bingung memahami bahasa-bahasa diplomatik yang kerap dikutip media massa dalam memberitakan pertemuan Helsinki. Namun ia menambahkan, saat itu yang diperlukan masyarakat adalah ketenangan dan kedamaian. Mereka jangan lagi dipukul dan ditangkap. Bahkan sekarang seperti kita dengar di pedalaman, ada yang tidak salah pun harus menyerah. Banyak kejadian seperti itu, tambahnya. Pendapat orang Aceh memang beragam. Ketika secara acak acehkita menemui Ibrahim, seorang warga Seunundon yang berprofesi sebagai nelayan, dia malah menduga pertemuan Helsinki akan berakhir dengan semakin banyaknya pihak asing yang datang ke Aceh. Saya menginginkan dapat melahirkan keputusan agar pihak asing dapat hadir di Aceh, ujarnya polos. Ketika ditanya apakah ini berkaitan dengan peluang mendapat rezeki daripada alasan politis, Ibrahim menggeleng cepat. Kalau ada orang asing, kekerasan bisa berkurang, katanya dalam bahasa Aceh. Warga di pengungsi Kecamatan Seunundon, Aceh Utara dan kamp pengungsian Rumah Sakit Cut Meutia, Lhokseumawe rata-rata memang menginginkan agar dialog antara TNI dan GAM, dapat mengurangi rasa takut mereka. Sekarang tiap malam ada operasi ke desa-desa. Kalau ada di kampung, mereka memanggil dan menanyakan macam-macam. Kalau jawaban tidak sesuai dengan keinginannya, kita dipukul, ujar seorang warga Teupin Kuyun, Aceh Utara. Ketakutan mereka bukannya tanpa sebab. Hari Senin, 14 Februari lalu, beberapa warga Desa Matang Lada mengaku mengalami tindak kekerasan oleh pasukan pemerintah. Pokoknya kami sangat was-was pulang kampung, sambung warga lainnya. Pria yang sudah menginjak usia 50 tahun dan menolak namanya ditulis itu, berharap, agar perundingan Helsinki bisa menghapuskan wajib lapor di desanya. Dia sendiri mengaku tidak mengetahui ada perundingan itu. Tetapi, setelah mendengar sekilas, harapan pun dimunculkan. Sejak mulai darurat (militer) hingga sekarang, seluruh warga Matang Lada, Teupin Kuyun, Meunasah Sagoe, Ule Rubek dan Blang Geulumpang diwajibkan untuk melapor setiap 15 hari sekali ke pos TNI. Kalau tidak, jika kedapatan, kami akan dipukul, katanya. Pun begitu, tentu ada warga yang berharap sebaliknya. Jangan dicabut darurat (sipil), Pak, nanti mereka merajalela lagi, kata seorang ibu pemilik warung di sebuah kecamatan di Aceh Timur. Yang dimaksud mereka adalah Gerakan Aceh Merdeka. Ibu yang kehilangan seorang anaknya karena dibunuh gerilyawan dengan tuduhan sebagai mata-mata aparat ini, memang tak mengerti ihwal pertemuan Helsinki. Ketika ditanya, dia mengira perundingan damai berarti pencabutan status darurat. Saya sudah senang di sini banyak aparat. Saya tak tahu harus bagaimana lagi kalau mereka tidak ada, katanya. Tapi anak-anak saya yang perempuan memang saya larang sering-sering bergaul dengan mereka, tandasnya. *** Maka untuk kedua belah pihak, semoga hasil perundingan
[Mayapada Prana] Seri 657 Gempa Diikuti Tsunami, Isyarat Allah
ISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 657 Gempa Diikuti Tsunami, Isyarat Allah Ta'ziah untuk semua penduduk di Aceh sebagai front terdepan khususnya dan daerah bumi yang lain umumnya, yang mengalami musibah gempa bumi dan tsunami, semoga Allah memberikan rahmat kesabaran atas segala ujianNya. Dihimbau kepada DPP IMMIM untuk mengumumkan kepada masjid-masjid agar setelah shalat Jum'at, supaya melaksanakan Shalat Ghaib untuk Korban Tsunami di Aceh. *** Wilayah Indonesia menyimpan daerah potensial gempa tektonik, dengan adanya patahan dari tiga buah lempengan kerak bumi yang besar, yaitu lempeng Indo-Australia (di selatan), lempeng Pasifik (di timur laut), dan lempeng Eurasia (di sebelah barat daya). Sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia disebabkan oleh pergeseran vertikal lempengan kerak bumi (subduksi) di bawah dasar laut dalam yang berwujud gempa bumi tektonik. Adapun gempa bumi tektonik ini tidak dapat dideteksi sebelumnya, tidak seperti gempa vulkanik. Manusia dengan ilmunya tidak mampu menciptakan teknologi yang dapat melacak kapan terjadinya dan apa yang menjadi pelatuk subduksi yang berwujud gempa tektonik itu. Akal manusia tidak mampu untuk hal itu. Yang manusia mampu, hanya mengobservasi daerah potensial terjadinya sumber gempa tektonik yang berupa patahan lempengan kerak bumi itu. Ada baiknya saya cuplik dari Seri 610, bertanggal 18 Januari 2004, lihat di antara tanda [ ]: [Dalam ayat Qawliyah disebutkan tiga malaikat yang menjelma sebagai manusia yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk membinasakan negeri Sodom dan Qamran. Sebelum ketiga malaikat itu bekerja, terlebih dahulu mendatangi Nabi Luth AS menyuruh beliau dan pengikutnya (Ali Luth) untuk meniggalkan pemukimannya itu. Bagaimana caranya malaikat itu bekerja, maka perlu dipelajari ayat Kawniyah. Hasil penelitian ilmiah kontemporer menjelaskan, bahwa Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat kota Sodom dan Qamran merupakan daerah patahan atau tempat kedudukan titik-titik bertemunya dua lempengan kerak bumi. Patahan itu berawal dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, hingga berakhir di Afrika. Bila dua lempengan kerak bumi ini sekonyong-konyong bergeser vertikal dengan mendadak maka akan menimbulkan gempa bumi tektonik dahsyat yang diikuti dengan tsunami, yaitu gelombang laut yang sangat besar yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga biasa diikuti dengan letusan lava/lahar panas dari perut bumi. Dari apa yang dipelajari dari ayat Kawniyah tersebut, rupanya dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga malaikat itu menggeser vertikal kedua lempengan kerak bumi di daerah patahan tersebut, maka timbullah gempa bumi dahsyat.] Itulah campur tangan secara langsung dari Allah SWT dengan mengirim malaikat menjadi pemicu (baca: pelatuk) gempa tektonik itu. Dalam Al Quran diinformasikan tentang beberapa kerja-kerja malaikat itu. Secara zhahir Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya di atas Laut Merah, namun yang tak dapat dilihat dengan mata kasar, adalah malaikat yang berkerja membuat jalan tol dengan menghembus menguakkan air laut kanan-kiri, sehingga terbentuklah jalan tol itu. Pada perang Khandaq kerja malaikat itu menghembuskan angin badai yang sangat dingin yang memporak-perandakan perkemahan pasukan Al Ahzab (konfederasi Quraisy, Ghatafan, Yahudi) yang mengepung kota Madinah. Firman Allah: -- FARSLNA 'ALYHM RYhA WJNWDA LM TRWHA (S. ALAhZAB, 33:9), dibaca: fa arsalna- 'alayhim ri-haw wajunu-dal lam tarauha- (s. al ahzab), artinya: maka Kami kirim kepada mereka angin badai dan pasukan yang kamu tidak melihatnya. *** Seperti dikatakan di atas, manusia hanya mampu mengobervasi patahan lempeng kerak bumi sebagai daerah potensial gempa tektonik. Akal manusia tidak mampu menciptakan teknologi yang dapat melacak kapan terjadinya dan apa yang menjadi pelatuk gempa tektonik itu. Dan juga seperti yang termaktub dalam Seri 610 dengan informasi dari ayat Qawliyah tentang tiga malaikat yang diutus Allah kepada Nabi Luth AS beserta informasi dari ayat Kawniyah bahwa Lembah Siddim terletak pada patahan dua lempengan, menjadi petunjuk bahwa ketiga malaikat itulah yang memicu pelatuk menggeser vertikal daerah patahan pada lembah Siddim, sehingga timbul gempa tektonik. Allah SWT Yang campur tangan secara langsung yang mengutus malaikat memicu pelatuk gempa tektonik itu, merupakan isyarat dari Allah untuk kita pikirkan maknanya. Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. Maha Rahman menjilat Aceh dari lautan, Maha Rahim mengisap Aceh dari bawah bumi. Manusia yang mulia dan paling beruntung adalah yang segera dipisahkan oleh Tuhan dari dunia. Demikian gaya
[Mayapada Prana] Seri 400. Dari Sabang Sampai Merauke, Masalah Aceh
Mestinya Seri 400 ini yang paling dahulu diposting dalam rangka rentetan pertikaian Aceh vs pusat, di mana sekarng ini hasil Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur dimenangkan oleh mantan tokoh GAM Wassalam HMNA BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 400. Dari Sabang Sampai Merauke, Masalah Aceh Wilayah Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke (DSSM) tidak disebutkan dalam UUD-1945. Ungkapan DSSM hanya ada dalam sebuah lagu, lengkapnya seperti berikut: Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia Karena wilayah Republik Indonesia tidak ditegaskan dalam UUD-1945 itulah, maka salah seorang mahasiswa dalam acara diskusi Partai-Partai di TPI mengemukakan jika Aceh memisahkan diri dari Republik Indonesia tidaklah melanggar konstitusi. Sebenarnya kalau dikaji tenang-tenang, maka akar permasalahan Aceh terletak dalam hal pencoretan 7 kata tatkala Piagam Jakarta dijadikan Pembukaan UUD-1945 pada 18 Agustus 1945. Yaitu: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan: Ketuhanan Yang Maha Esa. Padahal adanya 7 kata itu adalah hasil kompromi. Sebab menurut konsep semula berbunyi: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari'at Islam. Pencoretan 7 kata itu diusulkan oleh Bung Hatta, karena adanya informasi yang masuk bahwa dari bagian timur Indonesia tidak akan mau bergabung dalam negara yang diproklamasikan sehari sebelumnya oleh Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia jika ke-7 kata itu tidak dicoret. Tepatlah apa yang dikatakan oleh almarhum Alamsyah Ratu Prawiranegara bahwa sesungguhnya Pancasila (baca: Sila I) itu adalah hadiah yang diberikan oleh ummat Islam kepada bangsa Indonesia. Namun ternyata kemudian dari daerah bahagian timur yang tidak mau bergabung itu jika ke-7 kata itu tidak dicoret, muncullah Republik Maluku Selatan (RMS) dan Twapro, yaitu kependekan dari Twaalfde Provintie (provinsi ke-12). Nederland (negeri Belanda) terdiri atas 11 provinsi, maka provinsi ke-12 terletak di seberang laut yaitu di Minahasa. Ya, seperti negara bahagian ke-50 Hawai yang terletak di seberang laut dari USA daratan. Atas hasil rekayasa van Mook, berdirilah Negara Indonesia Timur (NIT), dengan Presiden Tjokorde Gede Rake Soekawati dan Perdana Menteri Ide Anak Agung Gede Agung. Bukan saja NIT yang terbentuk, melainkan van Mook berhasil pula memicu berdirinya negara-negara seperti Negara Kalimantan Barat, Negara Pasundan, Negara Sumatera Selatan, Negara Sumatera Timur dll, pokoknya di mana-mana bertebaran timbulnya negara-negara. Negara Republik Indonesia dengan UUD-1945 menciut menjadi hanya dalam wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Aceh. Negara RI dan negara-negara rekayasa van Mook itu kemudian bersatu dalam negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS), DSSM. Sekali lagi DSSM ini tetap hanya ada dalam nyanyian tidak ada dalam Konstitusi RIS. Karena proses historis inilah, maka konon ahli Indonesia dari Prancis Francois R. mengatakan bahwa federasi secara historis berkonotasi kurang baik. Rekayasa van Mook ini ditentang oleh rakyat dalam semua negara bagian itu yang bergolak menuntut kembali menjadi negara kesatuan. Hasilnya RIS kembali menjadi negara kesatuan, namun tidak memakai UUD-1945. Mengapa? Karena prosesnya bukan negara-negara rekayasa van Mook itu yang melebur masuk Negara RI Yogyakarta + Aceh, melainkan semua negara dalam federasi itu melebur diri bersama-sama menjadi satu dengan UUD Sementara. Melalui Pemilu 1955 dibentuk Konstituante untuk membuat UUD yang tetap. Pekerjaan Konstituante sudah hampir rampung, namun secara tergesa-gesa Bung Karno mengeluarkan dekrit kembali ke UUD-1945. Pencoretan Syari'at Islam setelah Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD-1945 harganya mahal sekali, yaitu timbulnya kemudian pemberontakan Darul Islam dengan pasukan bersenjatanya Tentara Islam Indonesia, yang biasanya disingkat DI/TII, di Aceh (Teungku Daud Bereueh), Jawa Barat (Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo), Kalimantan Selatan (Ibnu Hadjar) dan Sulawesi Selatan (Abdul Qahhar Mudzakkar). Kecuali Teungku Daud Bereueh, satu demi satu pimpinan DII/TII Jabar, Kalsel dan Sulsel ditangkap kemudian dihukum mati atau syahid dalam pertempuran. Di Sulawesi Selatan anak buah Abdul Qahhar Mudzakkar yang tersisa aktif menumpas pemberontak komunis Gestapu dengan berbasis masjid, dan itulah cikal-bakal lahirnya Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) Teungku Daud Bereueh berhasil dibujuk oleh Soekarno dengan tawaran Daerah Istimewa Aceh. Keistimewaan itu terletak dalam hal Syari'at Islam. Inilah janji pertama Pemerintah Pusat untuk Aceh. Janji ini tidak pernah ditindak lanjuti dalam wujud
[Mayapada Prana] Seri 665 GAM Mundur Selangkah
BISMILLA-HIRRAHMANIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 665 GAM Mundur Selangkah Eloklah dahulu dikutip beberapa kalimat dari Seri 657 bertanggal 2 Januari 2005 yang lalu: Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. Air mata dan duka menyatukan dan melapangkan dada kedua pihak yang bertikai yaitu Jakarta vs GAM. Aceh perlu dibangun dari reruntuhan. Sejarah pertikaian politik dan senjata perlu dilupakan. Blok-blok psikologis ditepis, semuanya memfokuskan perhatian pada kerja berat, dan dana yang tidak sedikit sekitar Rp.10 triliun, serta makan waktu yang panjang untuk membangun Aceh kembali. Ya, semuanya, bukan orang Aceh saja tetapi seluruh rakyat Indonesia, rakyat sipil, birokrat, Polri, ABRI dan GAM. Darurat sipil dicabut disertai amnesti umum dan GAM mundur selangkah, menerima kenyataan Otonomi Khusus Syari'at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam dalam pangkuan Republik Indonesia. Semoga isyarat Allah berupa tsunami itu dapat dihayati dengan baik, sehingga terciptalah damai di Aceh. *** Perundingan RI-GAM memasuki babak baru. Delegasi GAM mulai melunak dengan melepaskan tuntutan merdeka yang dikampanyekan sejak gerakan itu berdiri hampir 30 tahun lalu (kalau tidak salah pada 30 Oktober 1976 GAM dimaklumkan dari Pasi Lokh, Aceh). Dalam perundingan itu GAM menggantikan tuntutan merdeka itu dengan usulan pemerintahan sendiri untuk dioperasionalkan di seluruh kawasan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Ada empat butir konsep pemerintahan tersebut: -- Pertama, penghentian semua bentuk kekerasan di Aceh. -- Kedua, penarikan seluruh pasukan non-organik TNI dari Aceh digantikan oleh pasukan keamanan organik dan kepolisian seperlunya yang dibutuhkan di Aceh. -- Ketiga, GAM diperbolehkan membentuk partai politik (lokal) untuk dapat ikut dalam pemilihan tingkat provinsi. -- Keempat, semua perundingan antara Indonesia dengan GAM pada akhirnya harus diratifikasi (disetujui) oleh rakyat Aceh melalui referendum. Di samping keempat butir mengenai konsep pemerintahan sendiri itu, mereka meminta pembagian sumberdaya alam di NAD ditentukan oleh rakyat Aceh sendiri. Mereka menolak sistem auditing yang selama ini dilakukan pemerintah pusat. Adapun antara ungkapan pemerintahan sendiri dengan otonomi khusus itu sebenarnya secara substantif tidak ada bedanya, itu hanyalah redaksional yang bersifat semantik belaka. Yang penting pergantian tuntutan merdeka itu dengan usulan pemerintahan sendiri adalah suatu kemajuan, yaitu GAM sudah mundur selangkah. Adapun perihal pembagian sumberdaya alam di NAD ditentukan oleh rakyat Aceh sendiri itu hanya masalah teknis saja. Mengenai keempat butir tersebut, maka butir pertama dan ketiga tidak akan menternakkan masalah. Pembangunan Aceh dalam suasana aman dapat dilaksanakan dengan tenang. Dalam keadaan aman yang demikiah itu GAM yang sudah bermetamorfose menjadi partai politik seperti dalam usulan butir ketiga, dapatlah ikut serta memajukan calon-calonnya dalam pemilihan gubernur dan bupati-bupati. Dan dalam keadaan aman yang demikian itu, maka buat apa lagi ada pasukan untuk keperluan operasi keamanan membantu polisi. Dan mengenai butir empat itu dengan sendirinya tersubstitusi oleh pemilihan kepala daerah tingkat satu dan dua itu. Kalau calon-calon yang dikemukakan partai politik baru yang lokal yang metamorfose dari GAM itu yang terpilih, itu berarti rakyat Aceh secara faktual bersimpati kepada GAM selama ini. Dan kalau sebaliknya jika calon-calon yang dikemukakan partai baru yang lokal itu tidak terpilih, maka itu artinya rakyat Aceh selama ini tidaklah bersimpati kepada GAM. Firman Allah: -- WSYAWRHM FY ALAMR FAaDZA 'AZMT FTWKL 'ALY ALLH (S. AL 'AMRAN, 3:159), dibaca: wasya-wirhum fil amri faidza- 'azamta fatawakkal 'alaLlahi (s. ali'imra-n), artinya: dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan (politik pemerintahan), dan apabila engkau telah mengambil keputusan, maka tawakkallah kepada Allah. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 27 Februari 2005 http://waii-hmna.blogspot.com/2005/02/665-gam-mundur-selangkah.html
[Mayapada Prana] Seri 689. Memorandum of Understanding
ISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 689. Memorandum of Understanding The Memorandum of Understanding covers the following topics: governing of Aceh (including a law on the governing of Aceh, political participation, economy, and rule of law), human rights, amnesty and reintegration into society, security arrangements, establishment of the Aceh Monitoring Mission, and dispute settlement. The Government of Indonesia has invited the European Union and a number of ASEAN countries to carry out the tasks of the Aceh Monitoring Mission. (Press Release, Joint statement by the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement (GAM), Helsinki, 17 July 2005) Besok, tanggal 15 Agustus 2005, insya Allah, draft Memorandum of Understanding (MoU) akan ditandatangani di Helsinki. Sejak 27 Januari 2005 dimulailah perundingan informal antara NKRI dengan GAM sampai lima babak yang diakhiri pada tanggal 17 Juli 2005 di Helsinki. Pada hari itu telah diparaf draft MoU oleh ketua Juru Runding RI dan Ketua Juru Runding GAM. Dengan adanya tsunami 26 Desember 2005, ternyata telah membuka pintu bagi penyelesaian konflik di Aheh. Baiklah kita kutip paragraf terakhir Seri 657, berjudul Gempa Diikuti Tsunami, Isyarat Allah, bertanggal 2 Januari 2005, seperti berikut: Aceh perlu dibangun dari reruntuhan. Sejarah pertikaian politik dan senjata perlu dilupakan. Blok-blok psikologis ditepis, semuanya memfokuskan perhatian pada kerja berat, dan dana yang tidak sedikit sekitar Rp.10 triliun, serta makan waktu yang panjang untuk membangun Aceh kembali. Ya, semuanya, bukan orang Aceh saja tetapi seluruh rakyat Indonesia, rakyat sipil, birokrat, Polri, ABRI dan GAM. Darurat sipil dicabut disertai amnesti umum dan GAM mundur selangkah, menerima kenyataan Otonomi Khusus Syari'at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam dalam pangkuan Republik Indonesia. Semoga isyarat Allah berupa tsunami itu dapat dihayati dengan baik, sehingga terciptalah damai di Aceh. AlhamduliLlah, hal yang penting yang patut disyukuri dalam MoU itu ternyata GAM telah mundur selangkah, yaitu menerima kenyataan Otonomi Khusus Syari'at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam dalam pangkuan Republik Indonesia. Wakil Presiden HM Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 22 Juli 2005 berkata: Kalau yang menolak MoU Helsinki hanya satu partai artinya 80 persen suara sudah menerima. Jadi selesai. Dan siapa yang tidak ingin damai, silakan ke Aceh sendiri untuk angkat senjata. Wapres rupanya mencium bau-bau tidak enak dari sementara golongan yang tidak senang terhadap MoU yang telah disepakati/diparaf itu. Dan bau tidak enak itu memperihatkan wajahnya, tatkala Ketua Umum DPP PDIP Megawati menunjukkan sikap negatifnya terhadap Kesepakatan Helsinki yang tertuang dalam MoU tersebut. Hal itu terbongkar ketika Megawati di hadapan peserta kursus reguler Lemhanas angkatan 38 di Gedung Lemhanas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 28 juli 2005 telah melambungkan salto penentangannya terhadap MoU yang akan ditanda-tangani besok, insya-Allah, 15 Agusutus 2005 tersebut. Penentangan PDIP terhadap MoU itu apapun alasannya mengingatkan kita pada waktu mulai diproses UU tentang otonomi khusus Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Baiklah kita kutip dari Seri 474, bertanggal 13 Mei 2001. PDIP menolak pemberlakuan Syari'at Islam dalam RUU Nanggroe Aceh Darusslam yang kini sedang dibahas dalam Pansus DPR. Demikian ditegaskan Sutjipto, Sekjen yang juga ketua fraksi PDIP di MPR, setelah menghadiri rapat tertutup PDIP yang dipimpin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. RUU Nanggroe Aceh merupakan salah satu fokus utama pembahasan dalam rapat tertutup itu. Syari'at Islam di bumi Serambi Mekah itu katanya tidak sesuai dengan Pancasila dasar negara dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ada apa sebenarnya antara PDIP dengan Aceh? *** Walaupun MoU itu belum diumumkan apa isinya, namum tidak dapat tidak dalam hasil kesepakatan Helsinki itu patut diduga tentu ada yang menyangkut masalah amandemen Undang Undang No.18/2001 atau Undang Undang No.31/2002, yaitu tentang hak partisipasi politik secara adil yang salah satunya melalui partai politik lokal di Aceh, maka mau tidak mau pihak DPR harus melakukan amandemen Undang Undang tersebut. Tampaknya ada kartu kuat yang dimiliki oleh pihak Eksekutif dibanding kartu yang dimiliki pihak Legislatif terutama dari kelompok PDI-P yang menguasai sekitar 109 kursi di DPR ditambah dengan kolaborasinya dari PKB yang menduduki 52 kursi. Apabila harus terjadi sampai pemungutan suara untuk meratifikasi MoU yang ditandatangani 15 Agustus 2005, dan amandemen Undang Undang No.18/2001 atau Undang Undang No.31/2002, maka melihat secara teoritis pihak PDI-P dan PKB akan kalah dalam pemungutan suara. Dan hal ini telah diperhitungkan pihak Eksekutif, sehingga Jusuf Kalla berani menyatakan: Kalau yang menolak hanya satu partai artinya 80 persen suara
[Mayapada Prana] Seri 690. Hati Nurani vs Sikap Politik
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 690. Hati Nurani vs Sikap Politik Firman Allah SWT: ANMA ALMWaMNWN AKHWt FASHLhWA BYN AKHWYKM WATQWA ALLH L'ALKM TRhMWN (S. ALhJRAT, 49:10), dibaca: innamal mu'muinu-na ikhwatun faslihu- baina akhawaikum wattaquLla-h la'allakum turhamu-m (s. alhujura-t), aerinya: Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka perdamaikanlah di antara dua pihak saudaramau dan taqwalah kepada Allah mudah-mudahan kamu mendapat rahmat. Dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU), maka itu berarti baik pemerintah RI maupun GAM, telah mampu menerapkan win-win solution di tengah konflik kepentingan, termasuk konflik bersenjata, sosial, politik, atau lainnya. MoU adalah hadiah yang terpenting bagi Ulang Tahun ke-60 Negara Kesatuan Repiblik Indonesia. Namun dari kedua belah pihak ada yang tersendat, ibarat gangguan batu kerikil di dalam sepatu. Dari pihak ex-GAM batu kerikil itu berupa Komite Penyelamat Revolusi, sedangkan dari pihak kita batu kerikil itu brupa ancaman dari PDIP yang akan mengajukan Judicial Review MoU ke Mahkamah Konstitusi. Fraksi yang membentuk Komite itu yang dijuru-bicarai oleh Razali yang kini berada di Malaysia untuk berobat, mengemukakan alasan penolakannya terhadap MoU, yaitu Teungku Hasan di Tiro tidak terlibat langsung dalam perundingan di Helsinki. Itu katanya hanya ulah beberapa perunding GAM saja yang tidak menyampaikan hal yang sebenarnya kepada Teungku Hasan di Tiro yang sedang sakit-sakitan. Namun sinyalemen Komite Penyelamat Revolusi itu dibantah oleh Reyza Zain Sekjen Aceh Center yang juga salah seorang perunding GAM. Menurut Reyza dalam surat elektroniknya pada tgl 18 Agustus kepada Fajar, bahwa sebelum mereka berangkat ke Helsinki mereka ke rumah Wali (maksudnya Teungku Hasan di Tiro-HMNA-), demikian pula sepulang mereka dari Helsinki. Adapun halnya batu kerikil dari pihak kita, alasan utamanya PDIP katanya banyak yang menabrak undang-undang, utamanya mengenai bendera sebagai simbol wilayah, itu katanya merupakan negara dalam negara. Baiklah, mari kita adakan face to face antara UUD vs MoU dalam konteks bendera ini. UUD Pasal 18B [Amandemen 3]: (1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifar khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. MoU: 1.1.5 Aceh has the right to use regional symbols including a flag, a crest and a hymn. 1.1.6 Kanun Aceh will be re-established for Aceh respecting the historical traditions Terjemahan resminya: 1.1.5. Aceh memiliki hak untuk menggunakan simbol-simbol wilayah termasuk bendera, lambang, dan himne. 1.1.6. Kanun Aceh akan disusun kembali untuk Aceh dengan menghormati tradisi sejarah dan adat istiadat rakyat Aceh serta mencerminkan kebutuhan hukum terkini Aceh. Apabila apa yang termaktub di atas itu diapresiasi dengan hati nurani dalam suasana kebatinan merasakan penderitaan saudara-saudara kita di tanah Aceh yang dirajam penderitaan puluhan tahun, yang bagaimanapun juga kedamaian adalah keinginan dan cita-cita setiap manusia yang memiliki hati nurani dan iman, maka MoU itu tidaklah melabrak UUD. Akan tetapi jika itu dilihat dengan kaca-mata kesombongan nasionalisme sempit di atas segala-galanya, bahwa simbol wilayah berupa bendera itu merupakan negara dalam negara yang mencederai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibumbui pula dengan sikap politik beroposisi terhadap apa saja yang dibuat oleh SBY+JK maka niscaya terjadi distorsi pandangan yang miring, yaitu MoU itu melabrak UUD. Semoga Allah memenangkanlah hati nurani, meredam kesombongan nasionalisme sempit serta sikap politik yang menyebabkan terjadinya distorsi. Semoga Allah menurunkan RahmatNya, sehingga damailah di Nanggroe Aceh Darusalam, amin. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 21 Agustus 2005. [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2005/08/690-hati-nurani-vs-sikap-politik.html
[Mayapada Prana] Seri 659 Buruk Muka Cermin Dibelah
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 659 Buruk Muka Cermin Dibelah Sebermula terasa perlu dikemukakan tentang Early Warning System (EWS), Sistem Peringatan Dini. Sistem ini hanya mulai berfungsi melacak SESUDAH gempa dipicu malaikat. Jadi misalnya jika sepanjang pesisir pantai barat Meulaboh dipasangi EWS, maka gempa yang 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami, yang merambat sekitar 750 km perjam, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang bahaya tsunami ditambah waktu untuk menghindar hanya 150/750 x 60 menit = 12 menit. *** Seorang bernama Radityo Djadjoeri (RD) memberikan tanggapan terhadap Seri 657 seperti berikut: Artikel yang Bapak tulis bukannya mencerdaskan pembaca, tapi malah membingungkan. Bapak itu seperti 'tukang jahit', cuma merangkai kejadian bencana di Aceh, cuplikan dari bahasan ilmiah tentang gempa tektonik, penyangkalan kemajuan teknologi yang diciptakan manusia, tragedi Sodom dan Qamran (Gomorah?), plus tulisan Emha Ainun Nadjib (EAN) di Kompas. Namun satu sama lain bertentangan, jatuhnya seperti 'baju yang dibuat dari kain perca warna-warni' - sungguh tak nyaman dipakai kan? Ayat dari kitab suci Al-Quran yang Bapak kutip dan tulisan Emha juga saling tabrakan. Amat kontradiktif. Tsunami itu tak ada hubungannya dengan perseteruan TNI dan GAM. Ratusan tahun lalu wilayah, Sumatra (termasuk Aceh) dan Jawa pernah terlanda bencana yang sama, jauh sebelum TNI dan GAM ada. *** Kalau yang RD maksud pembaca = RD, silakan bingung sendiri, tetapi jangan bawa-bawa pembaca lainnya. RD tidak faham membaca kolom. Kolom yang saya asuh bertemakan Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu. Dari thema ini diturunkan judul yang aktual, yaitu gempa tektonik, ini porsi akal dan ilmu, sedangkan porsi wahyu dan iman, yaitu Isyarat Allah. Bahasan ilmiyah tentang gempa tektonik adalah keniscayaan, karena itu bagian dari judul: Gempa Diikuti Tsunami, Isyarat Allah. Karena RD tidak faham membaca kolom, lalu ia bingung, lalu menulis: Seri 657 ibarat 'baju yang dibuat dari kain perca warna-warni' yang tak nyaman dipakai. RD kena sindiran Bidal Melayu: Buruk muka cermin dibelah. Di samping RD tidak bisa membaca, RD juga memberhalakan teknologi dengan sikap kesal ia menyatakan saya menyangkal kemajuan teknologi yang diciptakan manusia, padahal yang saya tulis itu adalah fakta. Dalam Seri 657 saya tulis: Manusia dengan ilmunya tidak mampu menciptakan teknologi yang dapat melacak kapan terjadinya dan apa yang menjadi pelatuk gempa tektonik itu. Di mana dalam pernyataan saya tentang fakta tersebut mengandung penyangkalan kemajuan teknologi? Kasihan sekali RD tidak tahu Qamran itu Gomorra. Dan katanya itu bertentangan satu sama lain dengan tulisan EAN. Saya tidak ambil tulisan EAN dari Kompas, melainkan dari cyber space. Tulisan EAN yang saya sisipkan tidak bertentangan dengan tragedi Sodom dan Qamran serta tidak tabrakan dan tidak kontradiktif dengan ayat (33:9). Tulisan EAN saya sisipkan dalam pesan-pesan Seri 657, yaitu pada paragraf terakhir. Itu Sodom dan Qamran saya tulis dalam hubungannya Allah campur tangan secara langsung dengan memerintahkan malaikat memicu gempa tektonik, seperti Allah campur tangan secara langsung pada perang Khandaq seperti Firman Allah: -- FARSLNA 'ALYHM RYhA WJNWDA LM TRWHA (S. ALAhZAB, 33:9), dibaca: fa arsalna- 'alayhim ri-haw wajunu-dal lam tarauha- (s. al ahzab), artinya: maka Kami kirim kepada mereka angin badai dan pasukan yang kamu tidak melihatnya. Ayat (33:9) menjelaskan campur tangan secara langsung dari Allah SWT dengan mengirim malaikat yang menghembuskan angin topan yang sangat dingin pada malam Sabtu dalam perang Khandaq. Dengan ayat (33:9) saya jelaskan campur tangan secara langsung dari Allah SWT dalam hubungannya dengan bagian dari judul: Isyarat Allah. Yaitu seperti saya tulis dalam Seri 657: Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah Isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. RD betul-betul tidak tahu membaca, sehingga ia tidak mampu melihat makna Isyarat tsunami itu dalam kaitannya dengan konflik di Aceh. Padahal sangat mudah untuk menyimak kaitan itu. Ini saya tulis ulang paragraf terakhir dari Seri 657: Benarlah yang dikatakan EAN itu. Air mata dan duka menyatukan dan melapangkan dada kedua pihak yang bertikai(*) yaitu Jakarta vs GAM. Aceh perlu dibangun dari reruntuhan. Sejarah pertikaian politik dan senjata perlu dilupakan. Blok-blok psikologis(**) ditepis, semuanya memfokuskan perhatian pada kerja berat, dan dana yang tidak sedikit sekitar Rp.10 triliun, serta makan waktu yang panjang untuk membangun Aceh kembali. Ya, semuanya, bukan orang Aceh saja tetapi seluruh rakyat Indonesia, rakyat sipil, birokrat, Polri, ABRI dan GAM. Darurat sipil dicabut
[Mayapada Prana] Seri 725 Partai Lokal di Aceh
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 725 Partai Lokal di Aceh Di Metro TV pada malam Rabu 25 April berlangsung talkshow memperbincangkan Partai Politik Lokal di Aceh. Pembicara dari PDIP mengemukakan sikap politik PDIP yang menyatakan tidak terikat dengan Memorandum of Understanding (MoU) dan menolak pembentukan Partai Politik Lokal. Kalau ditelusuri yang menyangkut Aceh, PDIP selalu menjadi batu sandung dengan sikap politik yang negatif dari PDIP. Marilah kita telusuri: PDIP menolak pemberlakuan Syari'at Islam dalam RUU Nanggroe Aceh Darusslam yang sedang dibahas dalam Pansus DPR. Demikian ditegaskan Sutjipto, Sekjen yang juga ketua fraksi PDIP di MPR, setelah menghadiri rapat tertutup PDIP yang dipimpin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. RUU Nanggroe Aceh merupakan salah satu fokus utama pembahasan dalam rapat tertutup itu. [Seri 474, berjudul: Syari'at Islam di Aceh, PDIP Tidak Mendukung, bertanggal 13 Mei 2001] *** Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. Air mata dan duka menyatukan dan melapangkan dada kedua pihak yang bertikai yaitu Jakarta vs GAM. Aceh perlu dibangun dari reruntuhan. Sejarah pertikaian politik dan senjata perlu dilupakan. Blok-blok psikologis ditepis, semuanya memfokuskan perhatian pada kerja berat, dan dana yang tidak sedikit sekitar Rp.10 triliun, serta makan waktu yang panjang untuk membangun Aceh kembali. Ya, semuanya, bukan orang Aceh saja tetapi seluruh rakyat Indonesia, rakyat sipil, birokrat, Polri, ABRI dan GAM. Darurat sipil dicabut disertai amnesti umum dan GAM mundur selangkah, menerima kenyataan Otonomi Khusus Syari'at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam dalam pangkuan Republik Indonesia. Semoga isyarat Allah berupa tsunami itu dapat dihayati dengan baik, sehingga terciptalah damai di Aceh. [Seri 657, berjudul: Gempa Diikuti Tsunami, Isyarat Allah bertanggal 2 Januari 2005] Isyarat Allah ini tidak mampu dihayati oleh para petinggi PDIP. *** Perundingan RI-GAM memasuki babak baru. Delegasi GAM mulai melunak dengan melepaskan tuntutan merdeka yang dikampanyekan sejak gerakan itu berdiri hampir 30 tahun lalu (kalau tidak salah pada 30 Oktober 1976 GAM dimaklumkan dari Pasi Lokh, Aceh). Dalam perundingan itu GAM menggantikan tuntutan merdeka itu dengan usulan pemerintahan sendiri untuk dioperasionalkan di seluruh kawasan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). [Seri 665, berjudul: GAM Mundur Selangkah, bertanggal 27 Februari 2005] *** Ketua Umum DPP PDIP Megawati menunjukkan sikap negatifnya terhadap Kesepakatan Helsinki yang tertuang dalam MoU tersebut. Hal itu terbongkar ketika Megawati di hadapan peserta kursus reguler Lemhanas angkatan 38 di Gedung Lemhanas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 28 juli 2005 yang telah melambungkan salto penentangannya terhadap MoU tersebut. Tampaknya ada kartu kuat yang dimiliki oleh pihak Eksekutif dibanding kartu yang dimiliki pihak Legislatif dari kelompok PDIP yang hanya memperoleh sekitar 109 kursi di DPR. Apabila harus terjadi sampai pemungutan suara untuk meratifikasi MoU yang ditandatangani 15 Agustus 2005, dan amandemen Undang Undang No.18/2001 atau Undang Undang No.31/2002, maka melihat secara teoritis pihak PDIP akan kalah dalam pemungutan suara. Dan hal ini niscaya telah diperhitungkan pihak Eksekutif, sehingga Jusuf Kalla pada hari Jumat 22 Juli 2005 berani menyatakan: Kalau yang menolak MoU Helsinki hanya satu partai artinya 80 persen suara sudah menerima. Jadi selesai. [Seri 689, berjudul: Memorandum of Understanding, bertanggal 14 Agustus 2005] *** Dengan ditandatanganinya MoU, maka itu berarti baik pemerintah RI maupun GAM, telah mampu menerapkan win-win solution di tengah konflik kepentingan, termasuk konflik bersenjata, sosial, politik, atau lainnya. MoU adalah hadiah yang terpenting bagi Ulang Tahun ke-60 Negara Kesatuan Repiblik Indonesia. Namun dari kedua belah pihak ada yang tersendat, ibarat gangguan batu kerikil di dalam sepatu. Dari pihak ex-GAM batu kerikil itu berupa Komite Penyelamat Revolusi, sedangkan dari pihak kita batu kerikil itu brupa ancaman dari PDIP yang akan mengajukan Judicial Review MoU ke Mahkamah Konstitusi. Apabila apa yang termaktub dalam MoU itu diapresiasi dengan hati nurani dalam suasana kebatinan merasakan penderitaan saudara-saudara kita di tanah Aceh yang dirajam penderitaan puluhan tahun, yang bagaimanapun juga kedamaian adalah keinginan dan cita-cita setiap manusia yang memiliki hati nurani dan iman, maka MoU itu tidaklah melabrak UUD. Akan tetapi jika itu dilihat dengan kaca-mata kesombongan nasionalisme sempit di atas segala-galanya, bahwa simbol wilayah berupa bendera itu merupakan negara dalam negara yang mencederai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibumbui pula dengan sikap
[Mayapada Prana] Benci tapi Rindu !
Apabila kita membenci seseorang, karena patah hati, pada umumnya ini timbul, karena tidak terwujudkannya rasa kasih sayang. Hal ini membuat kita jadi kecewa dan berbalik membencinya. Oleh sebab itu antara benci dan rasa kasih itu bedanya hanya satu strip saja seperti juga angka sepuluh dan nol. Aneh tapi nyata, semakin besar cinta kita padanya, maka semakin besar pula rasa bencinya. Jadi tidaklah heran kalau orang mendendangkan lagu Benci tapi rindu. Rasa benci itu pada umumnya timbul dengan seketika dan juga bisa hilang dengan seketika pula. Yang menentukan semuanya ini adalah otak dan pikiran kita sendiri. Kita membenci seseorang sebenarnya hanya karena adanya perbedaan dari sudut segi pandang saja. Mungkin dari sudut segi pandang anda, orang tersebut bersalah sehingga seharusnya ia minta maaf, tetapi karena ia tidak mau melakukan itu maka timbulah rasa benci. Walaupun demikian jawablah dengan jujur apakah pandangan anda itu sesuai dengan pandangan orang tersebut belum tentu ? Apabila kita membenci seseorang kita berusaha mencari pembenaran maupun dukungan. Hal inilah yang mendorong kita untuk mulai menceritakan segala kesalahan-kesalahan maupun keburukan dari lawan kita. Tindakan ini sebenarnya sama seperti juga api mencari minyak bukannya air peredam, sebab dimana kita mendapatkan dukungan maka api bencinya akan bertambah besar pula berkobarnya. Rasa benci pada umumnya akan pudar, apabila orang yang kita benci mau mengakui kesalahannya dan juga mau minta maaf, hanya sayangnya orang yang kita benci itu tidak mengetahui atau lebih tepatnya tidak menyadari dimana letak kesalahannya, sehingga ia cuek saja. Ia tidak tahu dan tidak dapat merasakan betapa sakitnya hati kita karena ulahnya tersebut. Oleh sebab itu rasa benci akan bisa berkurang ataupun hilang, apabila orang yang kita benci sudah dibales, entah ia itu ditabrak oleh bis kota sampai hancur luluh jadi bubur atau dipanggang jadi sate sampai gosong. Sering pula terjadi dimana rasa benci tersebut akan hilang dengan sendirinya, sama seperti juga botol Coca Cola, pada saat pertama kali dibuka botol tersebut akan menyemburkan gas, tetapi setelah beberapa saat ia akan menghilang dengan sendirinya, begitu juga dengan rasa benci. Faktor waktu bisa menghilangkan rasa benci tersebut. Rasa benci bisa membuat orang jadi stress bahkan sakit, oleh sebab itu jalan satu2nya usahakanlah untuk merubah rasa benci tersebut. Hal ini tidak akan bisa dilakukan oleh orang lain melainkan harus dilakukan oleh diri kita sendiri. Apabila anda sungguh-sungguh ingin menghilangkan rasa benci tersebut pasti bisa ! Hanya tinggal merubah pola pikir anda saja dari negatif menjadi positif. Mang Ucup Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.net
[Mayapada Prana] Seri 694. Gus Dur dkk vs DR. Husaini Hasan cs
Postingan ini luput diposting dalam rentetan postingan-postingan tentang pertikaian Aceh vs pusat. Wassalam HMNA BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 694. Gus Dur dkk vs DR. Husaini Hasan cs Pada hari Kamis, 15 September 2005 ybl Aceh Monitoring Mission, AMM (Misi Monitoring Aceh) telah mulai bekerja, penyerahan persenjataan GAM telah dimulai, dan bersamaaan dengan itu relokasi tentara dan polisi non-organik telah dimulai pula. *** Namun sebelumnya muncul batu-batu kerikil, yaitu mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hari Jumat, 9 September 2005 pagi memimpin unjuk rasa untuk menentang penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka. Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa ini berada di baris paling depan dengan menggunakan kursi roda. Gus Dur (Gus adalah gelar yang diberikan kepada anak kiyai) memimpin longmarch para mahasiswa antara lain berasal dari Front Aksi Mahasiswa UI, Front Aksi Mahasiswa Trisakti, dan Front Kota. Unjuk rasa itu dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Kepresidenan. Gus Dur turun ke jalan membawa bendera Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu (GNBB), organisasi yang dia deklarasikan bersama mantan wapres Try Soetrisno, mantan ketua DPR Akbar Tandjung, dan suami mantan presiden Megawati, Taufik Kiemas. Selama berdemo, Gus Dur tidak banyak berkomentar. Gus Dur hanya menjelaskan maksud demonstrasi. Katanya, demonstrasi ini bukan anti-siapa-siapa. Bukan untuk gerakan oposisi, MoU Helsinki telah membuka peluang Aceh lebih cepat merdeka. Sudah itu Gus Dur naik ke mobil Toyoto Land Cruisher hitam dengan nomor polisi B 1926 AW untuk istirahat. *** Ibarat dua sisi mata-uang, ukiq dan ballang (istilah judi tradisional Makassar campalleq), jika Gus Dur dkk adalah sisi mata uang ukiq, maka sisi ballang adalah The Coalition of the Voice of International Achehnese for Democracy (Koalisi Suara Masyarakat Aceh Internasional untuk Demokrasi) telah lebih dahulu mengadakan Press Release pada 16 Agustus 2005 (satu hari setelah penanda-tangan MoU) sambil mengibarkan bendera Koalisi Suara Masyarakat Aceh Internasional untuk Demokrasi yang dijahit di Stockholm pada tanggal 14 Agustus 2005. Inilah inti Press Release tersebut: We, the voice of International Achehnese for Democracy, who are concerned about justice and ever lasting peace in Acheh, here declare that we absolutely do not agree with the process in making decisions between GAM and the Indonesian government that has been signed on August 15 2005 in Helsinki. We make this important decision after deep analysing of how the meeting process and the decision have been reached between GAM (who claimed them selves as the only representative of the people of Acheh) and RI on the other side. (Kami, suara dari Koalisi Masyarakat Aceh Internasional untuk Demokrasi yang prihatin mengenai keadilan dan kedamaian yang berkesinambungan di Aceh, dengan ini menyatakan bahwa kami tidak dapat menerima proses pengambilan keputusan yang melahirkan kesepakatan antara GAM-RI yang ditanda tangani pada 15 August 2005. Kami mengambil pendirian ini setelah mengamati proses perundingan dan pengambilan keputusan dalam negosiasi antara pihak GAM--yang mengklaim dirinya sebagai representative rakyat Acheh--dengan RI pada pihak yang lain. For and behalf of coalition Untuk dan atas nama koalisi DR. Husaini Hasan, Sweden Eddy Suheri, USA, Dr. Lukman Thaib, Malaysia, Ir. Harun Chaiyal Julana, Quwait, Ir. Teuku Asnawi Ali, USA, *** Demonstrasi pada pihak ukiq dipimpin oleh Gus Dur dan Koalisi pada pihak ballang dikepalai oleh DR. Husaini Hasan, maka inilah yang melatar-belakangi lahirnya judul Seri 694 ini: Gus Dur dkk vs DR. Husaini Hasan cs. Pada sisi ukiq Gus Dur dkk menaruh rasa curiga bahwa MoU Helsinki telah membuka peluang Aceh lebih cepat merdeka, sedangkan pada sisi ballang Husaini Hasan cs tidak dapat menerima proses pengambilan keputusan yang melahirkan MoU tersebut. Gus Dur dkk dan Husaini Hasan cs difasilitasi alat fikir dan hati nurani oleh Allah SWT. Gus Dur dkk cs lebih mendahulukan rasa curiga dan Husaini Hasan cs lebih mendahulukan kerisauan teknis proses ketimbang semua orang Aceh menyambut kesepakatan Helsinki dengan sangat antusias. Sekarang saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air di Aceh yang telah lama menderita sedang mendambakan perdamaian, keamanan, kejujuran, keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Kok begitu sampai hati Gus Dur dkk dan Husaini Hasan cs lebih mendahulukan rasa curiga yang tak beralasan dan teknis prosedur tersebut, Masya-Allah! Hidup di dunia hanya untuk sementara, ingatlah akan Firman Allah: -- WLQD DzRaANA LJHNM KTsYRA MN ALJN WALANS LHM QLWB LA YFQHWN BHA WLHM A'AYN LA YBShRWN BHA WLHM aADzAN LA YSM'AWN BHA AWLaK KALAN'AM BL HM ADhL AWLaK HM ALGhFLWN [S. ALA'ARAF, 7:179], dibaca: walaqad dzara'na- lijahannma katsi-ram minal jinni wal insi lahum qulu-bun la- yafqahu-na
[Mayapada Prana] Terima kasih atas obrolan YM-nya
Dear Friends, Berikut e-mail dari Mbak Putri (nama samaran) tentang INTUISI dan NABI2. Tanggapan saya menyusul di bawahnya. Semoga bermanfaat bagi rekan2 lainnya. (Leo). + EMAIL DARI MBAK PUTRI: INTUISI DAN NABI2 Dear Leonardo, Apa kabar? Saya Putri, baru pertama kali buka2 milis labsos dan yg pertama kebaca adalah obrolannya Mas Leonardo dgn Mirza. Senangnya saya 'nguping' pembicaraan itu, karena saya jadi ga merasa sendirian. Sudah sejak jaman majapahit saya skeptis dgn konsep 'game' klasik ttg pengajaran agama. Kebetulan saya dibesarkan di lingkungan Protestan, tapi juga keluarga saya mengangung2kan logika. Kemungkinan besar Mas Leonardo udah pernah baca alkitab, kali ya. Di sana terlalu banyak dongeng, jadi sejak saya muda sekali - sejak masuk sekolah minggu kali, alias 7-12 year old - saya selalu mempertanyakan tulisan2 yg ada di alkitab itu. Setelah rada gedean, dgn segala pengalaman hidup dan baca2 kiri kanan, suatu saat muncul insight bahwa Tuhan ku (dan mungkin juga Tuhan yang dipercaya orang banyak) adalah hasil pabrikan kitab. Nabi-nabi yang ada di berbagai kitab itu - saya juga include Sang Buddha walaupun ga ada yg pernah menyebut beliau sebagai nabi - adalah orang2 yang intuitif. Dengan niatan yang saya percaya pasti baik, mereka mungkin pengen share ke orang2. Yesus dengan berkhotbah, beliau berusaha mendeskripsikan intuisinya tersebut. Seperti yang mas bilang, kalo intuisi ditulis mungkin jadinya berlembar2. Saya yakin intuisi seperti itu memang akan sulit sekali dituliskan ke dalam kata2. Dengan penghargaan yang setinggi2nya kepada Yesus, ada beberapa yg mencoba menuliskan, supaya ada dokumentasinya dan bisa diturunkan. Sayangnya dalam perjalanannya, banyak orang yang akhirnya taking adavantage dari tulisan2 dan sejarah2 tersebut. Dan akhirnya konsep kekristenan yang 'biasa' orang2 biasa terima adalah derivatif dari berbagai masukan. Sedih rasanya ngeliat orang kristen yang mendewakan Yesus, tapi pada kelakuannya sangat tidak kristiani. Saya sering merasa malu sendiri kalo liat orang2 seperti itu. Menurut saya, jangan ngaku2 kristen deh, malah ngejelek2in imej Kristen dan Yesus sendiri sebagai org yg intuitif. Tapi apa daya, negara ini memaksakan penduduknya untuk beragama dan bukan beriman. Iman sendiri menurut saya adalah suatu konsep Lintas Agama, karena sifatnya yang universal. Kalo beriman, ntah Kong Hu Cu, ntah Muslim ntah Hindu, pasti yang dirasakan sama. Iman adalah kata hati. Dan menurut saya kata hati di kutub maupun di surga, sama. Mungkin kata hati inilah yang ingin dipromosikan oleh Yesus, Buddha, Muhammad dan atau pandit-pandit yang lain. Saya bisa merasakan kesesakan yang Mas Leonardo katakan dalam percakapan dgn Mirza. Saya juga merasa butuh napacin kalo ngikutin dogma2 klasik agama. Kok kayaknya hidup jadi berat, selalu terpaku pada 'pedoman' atau sabda dan akhirnya teralienasi dari kata hati. Jadi pada intinya email ini buat merasa berterima kasih ke Mas Leonardo, karena saya jadi ga merasa sendirian kalo dicela teman2 sekitar karena saya bersikap skeptis dan tidak ritualistik seperti orang2 lain. Terima kasih banyak ya Mas. Seneng denger/baca masalah2 seperti ini. Salam hangat, Putri + Dear Mbak Putri, Thanks for your response. Yah, begitulah. You know yourself how hard it is to tell people that those stories are merely stories. Memang ada hikmahnya, tapi tetep aja stories. Those hikmah could be a source of energies for us, bisa menjadi archetypes kalau kita mau menempatkan diri kita di dalam cerita2 itu,... Atau, bahkan bisa juga secara sadar dengan menggunakan kemampuan dari Alam Bawah Sadar kita, kita masuk ke dalam konteks cerita2 itu, dan mentransformasikan diri kita saat ini sehingga seolah-olah kita hidup kembali dalam konteks cerita2 itu. Well, more or less like that lah! I am talking now about archetypes menurut pengertian dari Carl Gustav Jung. Tapi, sayangnya, sebagian dari kita disini masih terjebak dalam pen-stereotypan kisah2 itu sebagai kisah semata. Tidak bisa menangkap apa ESSENSI dari pengajarannya serta,... hanya menangkap segala pernak-pernik aksesoris, segala kulit itu sebagai isi. Terima kasih atas sharing dari Anda. As always, saya selalu terbuka untuk menerima sharing dari all the friends in the internet. Dari kita2 ini juga. Kita belajar dari satu sama lain kan? We learn from each other kan? Kalo gak mao belajar gak bisa naek kelas kan? Jadinya ngulang di kelas itu2 aja kan? Well, ... to those who would like to share on the internet through me, please do. Spirituality is not about religion, anyway. Spirituality is not about psychology even, to say it in other way. Spirituality is about _US_ becoming acquainted with OUR SOURCE. And that Source has equipped us all with many parts or senses, including the Mata Ketiga that I so often write about. But the equipment is not Mata Ketiga only. We are equipped with many gears,... many specialties,... many skills. And these are also part of
[Mayapada Prana] Ser 553. Damai di Nanggroe Aceh Darussalam
Postingan ini luput diposting dalam rentetan postingan-postingan tentang pertikaian Aceh vs pusat. Wassalam HMNA BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom etap Harian Fajar] 553. Damai di Nanggroe Aceh Darussalam Perjanjian Gencatan Permusuhan antara RI-GAM adalah kemenangan untuk kedua belah pihak yang berdamai. Sangatlah patut itu dismbut dengan: FSBh BhMD RBK WASTGHFRH ANH KAN TWABA (S. ALNSHR, 3), dibaca: fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirhu innahu- ka-na tawwa-ba- (s. an nashr), artinya: Maka tasbilah engkau dan memuji Maha Pemeliharamu serta minta ampunlah kepadaNya, sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat (110:3). Kita dapat menyimak keikhlasan dari pihak GAM dalam Perjanjian Gencatan Permusuhan dari Press Release yang dikeluarkan oleh pihak mereka itu. PRESS RELEASE Geneve, 09-12-2002 The agreement of Cessation of Hostilities signed today between the Free Acheh Movement (GAM) and the Goverment of Indonesia (GoI) represents a correction of the failure of the previous accord on ending the hostilities and violence. Perjanjian Gencatan Permusuhan antara GAM- RI yang ditanda-tangani hari ini, merupakan koreksi dari kegagalan atas penghentian permusuhan dan kekerasan yang sebelumnya pernah disepakati. - We hope that with the signing of this new accord involving the monitoring by at some 12 foreign nations, the people of Acheh would be able to live in peace free from all kinds of fear and terror and to rebuild themselves without hindrance and in dignity as is the right of every civilized people. Kita berharap dengan adanya perjanjian baru yang akan melibatkan pengawasan antar-bangsa yang tidak kurang dari 12 negara, warga Aceh akan dapat hidup dalam suasana damai dan tenteram, terlepas dari segala bentuk terror dan dapat membangun dirinya tanpa rasa takut sebagaimana layaknya kehidupan suatu bangsa beradab. --- In his speech at the signing ceremony, the ASNLF's chief negotiator, Dr. Zaini Abdullah said among other things that it is the aspiration of the Achehnese people to live in peace and to take their rightful place among the civilized community of the world. Dalam kata-kata sambutannya, Dr. Zaini Abdullah, ketua perunding ASNLF, berkata antara lain bahwa adalah merupakan aspirasi warga Aceh untuk hidup dalam suasana damai dan mengambil tempatnya yang sah diantara masyarkat internasional yang beradab. Dr. Zaini Abdullah concluded his speech with expressing that the realization of peace in Acheh will give the Achehnese the opportunity to rebuild their future without fear and to contribute to the regional economic, political and security stability especially in South East Asia, and indeed in the world. It is a well-known fact that Acheh is very well endowed with rich natural resources and posseses an industrious people. It is thus our challenge to rise to the occasion in order to take our rightful place among the civilized community of the world. Dr. Zaini menutup ucapannya dengan mengatakan bahwa realisasi perdamaian di Aceh akan memberikan peluang kepada warga Aceh untuk membangun kembali masa depan mereka tanpa rasa takut dan menyumbang kepada kestabilan ekonomi, politik dan keamanan serantau, khususnya di Asia Tenggara, bahkan di dunia. Adalah diketahui umum bahwa Aceh mempunyai kekayaan alam yang banyak dan rakyat yang rajin. Adalah merupakan tantangan bagi kami untuk menyambut kesempatan yang mendatang untuk kembali mengambil tempat kami yang sah diantara anggota masyarakat antarabangsa yang beradab. -- The signing ceremony that took place at the Henry Dunant Centre in Geneva was attended by 9 foreign ambassadors, including from France, the US, Canada, Japan, Sweden, Norwegia, and the official representative of Switzerland. Upacara penanda-tanganan yang berlangsung di Markas Henri Dunant Centre di Jenewa itu dihadiri oleh Duta-Duta sembilan negara asing, termasuk Perancis, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Swedia, Norwegia dan juga wakil resmi Pemerintah Swiss. *** Tentulah tak diragukan pula keikhlasan dari pihak Eksekutif berikut jajaran militer dan polisi, dan tentu saja sikap Partai-Partai Politik dalam mendukung kesepakatan yang telah ditanda-tangani di Geneva itu. Kita tekankan terutama Partai Politik yang domoinan dalam kabinet. Oleh karena masih segar dalam ingatan kita bagaimana keraguan Sutjipto dalam menyikapi RUU Nanggroe Aceh Darussalam. Akan kami kutip dari Seri 474 yang berjudul Syari'at Islam di Aceh, antara lain seperti berikut: PDIP menolak pemberlakuan Syari'at Islam dalam RUU Nanggroe Aceh Darusslam yang kini sedang dibahas dalam Pansus DPR. Demikian ditegaskan Sutjipto, Sekjen yang juga ketua fraksi PDIP di MPR. Menurut Sutjipto jangan sampai pelaksanaan Syari'at Islam itu kontra-produktif dengan NKRI. Sikap ala Sutjipto ini dapat pula membuahkan ketidak-ikhlasan dalam menyambut kesepakatan yang telah ditanda-tangani di Geneva itu. Semoga
[Mayapada Prana] Seri 468. Bercerminlah pada Puak Semut, Islah Politik Bukan Dagang Sapi Kekuasaan
Postingan ini luput diposting dalam rentetan postingan-postingan tentang pertikaian Aceh vs pusat. Wassalam HMNA BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 468. Bercerminlah pada Puak Semut, Islah Politik Bukan Dagang Sapi Kekuasaan Tatkala pasukan Nabi Sulaiman AS memasuki Lembah Semut, berkatalah pemimpin puak Semut kepada rakyatnya (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan): -- YAYHA ALNML ADKHLWA MSKNKM LA YHTHIMNKM SLYMN WJNWDH (S. ALNML, 18), dibaca: -- Ya-ayyuhan namlud khulu- masa-kinakum la- yahthimannakum sulayma-nu wajunu-duhu- (s. annaml), artinya: Hai (puak) Semut, masuklah kamu ke dalam rumah kamu sekalian (supaya) kamu tidak diobrak-abrik oleh Sulaiman dan pasukannya (27:18).(*) Ibarat sarang semut, rumah-rumah puak Semut dihubungkan antara satu dengan yang lain melalui jaringan lorong-lorong bawah tanah. Puak semut telah mendahului taktik gerilya Viet Minh melawan pasukan Prancis, gerilya Viet Nam melawan pasukan Amerika Serikat, yaitu bersembunyi dalam galian jaringan lorong-lorong bawah tanah. Itulah taktik perang gerilya tidak bertempur secara frontal, tiba-tiba muncul menyergap, kemudian cepat menghilang, hit and run. *** Penembakan helikopter yang ditumpangi Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral sewaktu mengunjungi lokasi Exxon Mobil Oil yang mengolah LNG, dipergunakan Menhan sebagai alasan dalam mengusulkan kepada Presiden supaya Operasi Militer Terbatas (OMT) dipercepat. Namun Komandam GAM membantah penembakan itu dilakukan oleh GAM. Tidaklah bijaksana untuk dengan mudah menepis kebenaran bantahan itu, berhubung daerah sekitar lokasi pabrik itu telah disterilkan dari GAM oleh pasukan pengamanan yang tentu saja profesional, dalam rangka kedatangan rombongan Menteri tersebut. Untuk melempar mudah memperoleh batu, kata pepatah. Susilo Bambang Yudoyono melalui layar kaca mengatakan bahwa tidak pernah diputuskan apa itu yang disebut Limited Military Opertion atau OMT. Malam Jum'at yang lalu di layar kaca Menhan mengatakan lebih lanjut bahwa OMT diganti dengan Penegakan Keamanan dan Hukum (PKH) di bawah payung tertib sipil. Apapun istilah yang dipakai, namun terlihat adanya dualisme yang kontradiktif. Itu karena sudah adanya kesepakatan komandan lapangan dari kedua belah pihak antara Polri dengan GAM untuk menjadikan Aceh Utara dan Bireun daerah aman. Dalam Seri 467 yang lalu telah dikemukakan bahwa OMT pada hakekatnya adalah DOM jilid kedua, maka dalam seri ini dikemukakan pula bahwa PKH tidak lain dari DOM jilid ketiga. Maka patutlah kita bercermin pada puak Semut yang mempunyai jaringan persembunyian. Pernah gerilya DI-TII bertahun-tahun ibarat puak Semut masuk ke sarangnya, hanya bukan ke dalam jaringan galian di bawah tanah, melainkan jaringan hutan belantara dan jaringan dari desa ke desa. Lalu muncul lagi keluar sarang DI-TII yang bermetamerphose menjadi GAM. Operasi militer (baca: DOM) ke dalam jaringan dari desa ke desa itulah yang melahirkan pelanggaran HAM. Ada benarnya ucapan tokoh Aceh Ghazali Abbas, anggota MPR asal Aceh yang mengatakan bahwa Pemerintah (baca: militer, pen.) tidak pernah kapok. Operasi jaring merah yang lebih dikenal dengan ungkapan DOM selama 9 tahun (1989 - 1998) secara militer dianggap gagal menumpas GAM. Sebaliknya DOM melahirkan ribuan korban rakyat tak berdosa. Mengapa militer tidak belajar dari sejarah. Memang, kenyataan sejarah mengajarkan kepada kita semua, bahwa tidak ada pendekatan represif yang pernah berhasil menundukkan Aceh. Lihat saja: Perang Aceh (1873 - 1937), invasi Jepang (1942 - 1943), invasi Belanda terhadap provinsi Aceh Republik Indonesia (1945 - 1949), Orde Lama (baca: rejim Soekarno) terhadap DI-TII (1954 - 1959), Orde Baru terhadap GAM sebagai metamerphose DII-TII (1976 - 1980), dan yang paling berdarah-darah DOM-nya Orde Baru (1989 - 1998). Bahkan anak-anak menyatakan sikap perlawanannya kepada Dai Nippong (Jepang), dengan memplesetkan lagu Jepang: Wa(n)ga Nippon(g) no hokori nare, menjadi: Wahai Nip pungo hoka me are, Nip (maksudnya Nippong=Jepang) gila kemana engkau membawa aur. (pungo = pongoro', are = oro dalam bahasa Makassar). *** Sibuk, DPR belum bisa tangani 16 RUU (Fajar, 31-3-01). Itu artinya kinerja DPR tidak beda dengan kinerja Pemerintah, sama-sama jelek. Gus Dur minta maaf dan menawarkan islah politik dalam forum Sidang Pleno DPR. Kita semua sudah muak menyaksikan pertikaian kedua lembaga negara itu. Kita ketuk hati anggota DPR yang masih aktif hati nuraninya. Responslah dengan hati terbuka tawaran islah politik itu, tetapi bukan dalam arti dagang sapi kekuasaan, melainkan cease fire perseteruan. Supaya kedua pihak yang bertikai dapat dengan tenang memfokuskan pada peningkatan kinerja masing-masing. Menurut Perubahan Pertama UUD-1945, Psl.20 ayat 1, DPR-lah yang memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Maka bersegeralah dengan tenang DPR membuat UU Nangroe Aceh Darussalam dengan
[Mayapada Prana] Seri 661. Tuhan, Marahkah Kau Padaku?
Postingan ini luput diposting dalam rentetan postingan-postingan tentang pertikaian Aceh vs pusat. Wassalam HMNA BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 661. Tuhan, Marahkah Kau Padaku? Beberapa hari yang lalu dalam acara Indonesia Menangis di Metro TV kita dapat saksikan Sherina Munaf menyanyikan lagu: Tuhan marahkah kau padaku? Sungguh deras curah murkaMu Kau hempaskan jarimu di ujung Banda Tercenganglah seluruh dunia Tuhan mungkin Kau kuabaikan Tak kudengarkan peringatan Kusakiti engkau sampai perut bumi Maafkan kami oh rabbi Engkau yang perkasa jangan marah lagi Biarkanlah kami songsong matahari Engkau yang pengasih ampunilah dosa Memang semua ini kesalahan kami Oh Tuhan ampuni kami Oh Tuhan tolonglah kami Tuhan ampuni kami Tuhan tolonglah kami Karena menuai protes, maka baris kedua diganti dengan: Inikah akhir duniaku, kata seru oh dalam baris ke-8 diganti dengan ya dan baris ke-9 diganti dengan Engkau yang perkasa pemilik semesta. Walaupun sudah dimansukh (siamandemen), namun baris ke-12 Memang semua ini kesalahan kami masih problematis. Siapakah itu yang dimaksud oleh pencipta lagu (kalau tak salah Chosy Pratama?) dengan kami? Siapa lagi, tentu orang Aceh bukan? Kalau bendungan Biliq-Biliq diserang tsunami lumpur dari longsoran G. Bawa KaraEng, sehingga PDAM bagian selatan kota mati kutu, maka itu benar memang semua itu kesalahan kami. Kami di sini maksudnya perambah hutan tradisional penduduk setempat yang pakai kapak dan terutama sekali perambah hutan modern yang punya lisensi yang pakai mesin gergaji. Suatu kesalahan besar Chosy Pratama, karena orang Aceh sama sekali tidak terlibat dalam hal terjadinya gempa yang membuahkan tsunami pada 26 Desember 2004. Ataukah Chosy Pratama dengan adanya kata dosa dalam baris ke-11, mempunyai persepsi karena dosa orang Acehlah maka Allah murka sehingga menggetarkan lempeng di dasar laut 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh itu. Patut diduga demikianlah persepsi Chosy Pratama, jika dikaitkan dengan baris kedua Sungguh deras curah murkaMu, yang telah dimansukh menjadi Inikah akhir duniaku. Jadi walaupun baris-baris itu telah dimansukh, namun dengan tidak dimansukhnya baris ke-11 dan 12, maka tidaklah terhapus persepsi Chosy Pratama yang absurd itu: karena dosa orang Acehlah maka Allah murka. *** Dalam Seri 657 termaktub: Tak ayal lagi gempa tektonik 150 kilometer sebelah Barat Daya Aceh yang menyebabkan timbulnya tsunami yang menyapu Aceh sebagai front terdepan adalah isyarat Allah SWT yang perlu kita tepekur merenungkan makna isyarat itu. Khalifah 'Umar ibn Khattab RA turun langsung mengadakan penelitian sampai di mana keimanan rakyatnya. Dipilihnya sampel seorang gembala di bukit yang sedang menggembalakan ternak. Ya, walad, saya ingin membeli seekor biri-birimu, kata Khalifah. Ya, syaikh, biri-biri itu kepunyaan majikan saya. Pergilah tuan ke balik bukit itu menjumpainya, jawab gembala itu. Wah saya terburu-buru, tidak punya waktu untuk ke sana. Juallah seekor, dan engkau katakan pada majikanmu, biri-biri itu diterkam serigala, Khalifah melanjutkan tawarannya. Maka dengan mata terbelalak, gembala yang tidak mengenal Khalifah 'Umar membentak: Fa aynaLlah! Seorang perempuan mendapatkan sekaleng minuman dibawah timbunan rongsokan, mendatangi seorang Ustadz, bertanyakan apakah halal ia meminum isi kaleng itu. Bayangkan dalam keadaan berhari-hari tidak makan dan tidak minum, seorang penduduk biasa dari grass root di Aceh masih teguh istiqamah (konsisten) tentang halal/haram, seperti grass root gembala pada zaman Khalifah 'Umar. Perempuan itu mencerminkan keimanan rakyat kebanyakan di Aceh. Rakyat Aceh telah puluhan tahun menderita akibat pertikain bersenjata. Isyarat Allah berupa tsunami yang dahsyat itu adalah untuk mengakhiri penderitaan penduduk Aceh yang akhlaqnya dicerminkan oleh perempuan yang diceritakan di atas itu. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang menyelamatkan hambaNya di Aceh, yaitu mati syahid. Mati tenggelam dalam keadaan tidak sedang berbuat maksiyat adalah mati syahid. Maka pesepsi kita harus diubah, yaitu yang selamat dalam tsunami itu adalah mereka yang meninggal dunia. Inilah isyarat Allah yang terpenting yang dapat dipetik dari tsunami itu, yakni Allah menunjukkan sifat Rahman dan RahimNya kepada hambaNya. Masih ada makna yang lain dari isyarat Allah. Di daerah Krueng Raya yang berada di pantai barat berdiri meunasah (mushalla), An Nur, di mana Taufiq bin Ahmad setiap malam sampai subuh mendirikan Shalat al Layl dengan sujud-sujud panjangnya. Mengajar anak-anak kecil mengaji dari perkampungan pantai dan juga berdakwah. Meunasah sederhana yang terbangun dari papan itu beserta Taufiq bin Ahmad anak-beranak dibawa arus sampai beratus-ratus meter jauhnya. Dari dalam meunasah mereka itu merasakan hantaman ombak tsunami, pusaran air yang menggulung-gulung. Namun meunasah itu tetap tegar berdiri seratus meter jauhnya
[Mayapada Prana] SEKOLAH JUARA , Sekolah Gratis Untuk Anak Dhuafa (OTT)
Anak- anak identik dengan pendidikan. Namun tidak seluruh anak - anak Indonesia yang berkesempatan manjalani proses pendidikan di sekolah karena keterbatasan biaya.., lalu bagaimana nasib anak-anak yang tidak beruntung tersebut? Mulai bulan Juli ini Rumah Zakat Indonesia meluncur salah satu program yaitu Sekolah Juara. Sekolah gratis bagi anak-anak dari kalangan tidak mampu. Program ini di latar belakangi keinginan kami untuk mempersembahkan sekolah generasi unggul dan mandiri. Saat ini anak-anak kita ini sudah mulai menikmati proses belajar mengajar di Sekolah Juara, dimulai dari dari tahun ajaran 2007 dengan mengambil lokasi pilot project di Masjid Al Huda Jl. Sukarajin Cibeunying Kidul Bandung, yang juga merupakan daerah binaan Rumah zakat Indonesia (Integrated Community Development /ICD).Untuk kedepannya diharapkan akan berdiri Sekolah Juara lainnya di setiap ICD di seluruh Indonesia sehingga semakin banyak anak-anak Indoensia tertolong dari ancaman putus sekolah karena Sekolah Juara ini benar-benar gratis. Untuk berpartisipasi dalam proyek masa depan ini, rekan-rekan bisa menyalurkan bantuan melalui program ini. pada saat ini yang masih harus di perlukan adalah bantuan untuk Laboraturium pengembangan sains dan kesenian, paket buku, alat peraga dan olah raga. Alangkah bahagianya kalau tangan2 ini bisa turut menanamkan investasi masa depan yang cerah untuk mereka anak bangsa, menjadi anak yg sholeh, taat, cerdas, berhasil. Semoga investasi ini juga bisa menjadi investasi kita kelak , dalam usaha membangun bangsa yang kita cintai ini. Apabila ada yg berkeinginan untuk membantu mereka, silahkan menghubungi saya via e-mail atau yahoo messenger..Dan kalau tidak keberatan , mohon untuk menginformasikan tentang hal ini kepada saudara-saudara kita yang lainnya. Semoga kita bisa bekerja sama dengan erat dalam kebaikan..amiin Mariana Silvania E-mail : [EMAIL PROTECTED] ID YM : m_silvania http://www.rumahzakat.org http://www.rumahzakat.org/ http://berbagigenggaman-pedulisesama.blogspot.com http://berbagigenggaman-pedulisesama.blogspot.com/
Re: [Mayapada Prana] Re: pro topan: soul maturity-- Gimana caranya bekomunikasi dengan orang-2 (Baby Soul khususnya) itu?
Wah..ini menarik sekali Bung Brewok! satu hal yang ingin aku ketahui adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan orang dari masing-2 kategori tsb. Pastinya khan berbeda lah ya.. Kalo sekilas aku liat sih, kayaknya paling sulit berkomunikasi dengan orang-2 yg masuk kategori Baby Soul, khususnya jika berbeda pandangan Siapa aja deh yg punya masukan gimana caranya berkomunikasi dengan orang-2 Baby Soul? Pasti banyak khan ya orang-2 seperti itu di atas muka bumi ini? Salam, Nanus *sembari mikir diri sendiri masuk kategori mana ya? infant? Baby? Kayaknya zygot soul deh.. On 8/2/07, si Brewok [0_-] [EMAIL PROTECTED] wrote: - dear Topan, saya mendapatkan artikel ini dari seorang teman. topiknya mengenai kematangan ruh seseorang. mungkin bisa kita lihat tingkat kematangan tsb pada orang2 di sekeliling kita, termasuk yang ada di milis ini. selamat membaca! *How to Tell a Young Soul from an Old Soul* by Jose Stevens, Ph.D. (Who is a long time observer and reader of the Edgar Cayce Readings.) *The following is a brief description of the characteristics of five basic soul levels. Each level has many lifetimes of lessons to teach us wisdom through trial and error.* *THE INFANT SOUL* INFANT SOULS choose lessons of physical survival. They live in simple situations that include intense experiences - famine, plagues, floods, wars, oppression, etc. They don't know the difference between right and wrong, though they can be taught to be decent human beings. They don't usually seek hi gher education and often don't seek employment, as such. Infant souls don't question authority and willingly adopt the religion of their parents as is. *THE BABY SOUL* ** BABY SOULS display less fear than infant souls and are more sophisticated. But they tend to over apply rules. Black is black as far as they're concerned. Their strong early beliefs remain fixed in their minds, regardless of lack of their wisdom or tolerance. Baby souls love to become big fish in their little puddles...but hate being opposed. Because of this they may spend much time in litigation. Baby souls don't spend time navel-gazing into their own lives. They're often good studentsthat learn proper subjects,and are attracted to fundamentalist religions. *THE YOUNG SOUL* ** YOUNG SOULS are the Donald Trumpsof the world...the movers and shakers. They usually set the bar too high for themselves. Achievement is paramount. They chase after what they believe will bring success without ever stopping to think why - because they're so limited in their perception. They fear death and must have all the toys, experiences, fame and money they can possibly accumulate before they die. They are designers of civilization. Young souls usually seek higher education and graduate-level degrees. Their views of orthodoxy are at one end of the spectrum or the other. Monks and nuns are at one end and a belief in total sexual freedom, the other. They have difficulty with insight into other people's behaviour. *THE MATURE SOUL* ** MATURE SOULS challenge the young soul's desire to have it all.It is a hard cycle that demands seeking answers to life's tough questions. They are attracted to gentler faiths, such as Quaker, Unitarian, or Buddhist. Mature souls are not as open to the occult as old souls. They look for and question the motivation for all of life's actions. They often continue with inappropriate relationships - perhaps believing that through self-sacrifice, or tough lessons they will ultimately prevail. Often they can't shake their sense of duty. Mature souls suffer from stress related illness that sometimes results in schizophrenia, psychosis and a higher suicide rate than other souls. [Cayce emphasized the role that 'stress' plays in not only physical illnesses but also mental illnesses; he believed it was 'stress' that wrecked havoc on the brain chemistry/balance] . But they're smart enough to seek professional help without urging. Mature souls often make huge contributions to knowledge - particularly philosophical and scientific. But altogether they don't necessarily have the drive for fame, many still achieve it. They're emotionally high maintenance. *THE OLD SOUL* ** OLD SOULS live and let live. They seek the route of least resistance.. .they're individualistic and usually easy going. They have an inner knowing of the waste of time in pursuing fame and fortune and therefore create the appearance of being laid back.Old souls are highly competent - even in roles they don't particularly like. They tend to choose work that is pleasant and undemanding, leaving them free to pursue their desired goals easily...unless the job adds to the spiritual search. They may or may not seek higher education... but definitely will seek it if they sense it's needed for their chosen path. Old souls create confidence in animals. And their choice of medical care tends to be
[Mayapada Prana] Wajib, Sunnah Haram
Wajib, Sunnah Haram Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an-Naqshbandi www.mevlanasufi.blogspot.com Bismillah hirRohman nirRohim, Grandsyeh Abdullah Faiz qs ( wafat 1973) mengatakan bahwa Allah yang Maha Kuasa memberi kita Pancaindra yang sangat berharga dan meminta kita untuk memanfaatkannya sebagaimana yang Dia perintahkan. Ketika kita melakukan yang benar, kita sedang menunggang nafsu kita. Bila tidak, nafsu kita yang sedang menunggangi kita. Kita harus mempunyai kesabaran dalam menjalaninya. Kalau tidak, maka tidaklah mungkin. Bagaimana kita memanfaatkan Pancaindra kita? Apa ukurannya? Apa kriteria yang kita bisa amati dan kita cermati dari tindakan kita? Untuk setiap tindakan, kalian bisa menemukan tiga cara atau sudut pandang. Yaitu yang disebut Wajib, Sunah, dan Haram. Kami akan menggambarkan istilah-istilah tersebut dengan beberapa contoh: Tingkatan tertinggi manusia adalah Awlia / Saints, orang-orang suci. Mereka mempunyai didalam mata mereka, Cahaya Ilahiah, Kekuatan Ilahiah, yang membakar habis keburukan dalam diri orang-orang yang mereka lihat. Karena kualitas ilahiah ini, mereka boleh melihat ke mana saja, pada laki-laki dan pada perempuan. Telah diperintahkan kepada mereka untuk melihat. Tak ada larangan bagi mereka. Oleh karena itu penglihatan mereka termasuk penglihatan yang 'wajib.' Untuk tingkatan yang kedua dari manusia, penglihatan mereka termasuk sunah. Ketika dia melihat seorang gadis cantik dengan cara ini, dia melihat gadis tersebut, sebagaimana ia terlihat dua tahun setelah kematiannya! Dengan cara ini, orang itu bisa mengetahui apa yang sementara dan apa yang tersisa. Dia melihat dan mempelajari, seperti mahasiswa kedokteran yang sedang mengamati jenazah. Untuk tingkatan ketiga manusia, penglihatan mereka termasuk dilarang - 'haram.' Ini karena mereka selalu hadir bersama nafsu mereka. Semua kekuatan buruk terwujud dalam perbuatan melalui penglihatan mereka. Ini sama tingkatannya seperti seekor keledai ketika melihat kuda betina. APAKAH MUSIK HARAM DALAM ISLAM ? Bagaimana musik dalam Islam? Termasuk haramkah?, Kita dilarang mendengarkan musik yang membangkitkan ego, membangkitkan kecintaan pada dunia dan maksiat. Bagaimana kamu bisa mengetahuinya? Bila hati menunjukkan haram, artinya haram! Beberapa orang, sebaliknya, ketika mereka mendengarkan musik, mereka berubah, melihat ketidaksempurnaan diri mereka. Ini merupakan hal yang aneh, dan dengannya muncul keinginan yang sangat kuat untuk menyempurnakan diri, menyelamatkan diri dari ketidaksempurnaan. Ini termasuk musik Ilahiah, musik khusus. Kita boleh katakan musik ini termasuk 'sunah'. Ada lagi tingakatan lain dari manusia tertentu, mereka yang harus mendengarkan musik. Seperti Musik Jalaluddin Rumi (q.s.), contohnya, ketika beliau mendengarkan musik, maka hal itu merupakan pembukaan terhadap pengetahuan Ilahiah. Darinya, seseorang dapat mengambil kekuatan demi melindungi umat Muhammad (saw). Ini termasuk musik 'wajib.' Pada awalnya, tidak ada tindakan yang dilarang. Larangan datang hanya setelah tindakan tersebut mulai menjauhkan kita dari Allah yang Maha Kuasa dan mendekatkan diri kita kepada nafsu kita, ego kita. Ini hukum yang umum. Sebagaimana yang Grandsyeh sampaikan, Saya memberikan kalian ukuran dan dasar. Sekarang kalian boleh pergi ke mana saja, timur atau barat, dan tidak kehilangan jalan kalian. Dalam setiap tindakan, kalian bisa menemukan 'wajib,' 'sunah,' dan 'haram.' Seseorang pergi ke bar untuk minum; ini termasuk haram. Seorang lagi pergi untuk mencari ilmu; ini termasuk sunah Wa min Allah at tawfiq The Teachings of Grandshaykh Abdullah Faiz ad-Daghestani by Maulana Shaykh Nazim al-Haqqani - Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder tool.
[Mayapada Prana] Mau nanya, tapi nggak ada pertanyaan
Dear Friends, Berikut tanya jawab antara Mas Made (nama samaran) dan saya tentang MATA KETIGA, penyamaan FREKWENSI, ENERGI, dan BALI. Semoga bermanfaat (Leo). M = Made L = Leo M: Pagi, mas. L: Selamat pagi, dengan siapa ini? M: Saya Made dari Bali, gimana kabarnya mas? L: Baik, anything I can do for you mas? M: Kenapa ya begitu mau ngobrol ama mas, dada jadi berdebar diawalnya? L: Ha ha... gak apa2, biasa aja. M: Mau nanya, tapi nggak ada pertanyaan. L: Ya udah, diem2an aja. No problem, aku lagi ngedit buat posting sebentar lagi. M: Daripada diem, aku selarasin frekwensi ya? L: Please do, I can feel it. M: Hehehe, muncul satu pertanyaan, kenapa ya anak saya akhir akhir ini malamnya sering nangis, bahkan dalam keadaan tidur sekalipun, kenapa ya? L: Tanpa suara? Kalau tanpa suara, biar saja, gak apa2. M: Dengan suara mas, sampai kasian liatnya. Ibunya dan saya pun jadi lebih sering begadang jadinya. L: Hm, anak kecil sering seperti itu, dimana-mana sering seperti itu. I don't really understand why karena memang belum pernah punya anak. Coba saja diajak bicara, ditanya kenapa? Didengarkan saja jawabannya, kenapa. M: Hehehe, anaknya blom bisa ngomong. L: Ya, diajak bicara saja. Nanti dia akan ngomong, dan itu didengarkan saja. Itu kan I Dewa. I Dewa kalo turun suka nangis liat manusia. Dengarkan saja. Pasti nangisnya berhenti sendiri. Gak mungkin nangis terus-terusan. M: Berarti nangisnya liat orang tuanya ya? Kenapa ya? L: Well, I don't know. You have to find that out yourself. Aku cuma tahu bahwa nangis anak bayi itu memang tidak tentu. You have to ask people who have experiences with babies. I've never had any baby. Menurut aku, itu cuma sementara saja, gak akan terus2an. M: Hehehe, jadi terlintas di pikiran, karena lupa mendoakannya sebelum tidur karena biasa saya melakukannya. L: Hm, do it then. Di Bali, orang tua dulu suka mendoakan anak2 nya yang sudah tertidur. Didoakan satu persatu, walaupun anaknya sudah tertidur. M: Nanya sendiri and kejawab sendiri, hehehehe. Kok tau mas? L: Hm.. M: Hehehe, kan ada yg ngasih tau. L: Hm.. Sudah ok kan? Frekwensinya udah sama kan? Sudah sama, I can feel it. M: Mudah mudahan bisa tetep. L: Bisa tetap. Kalo dicari tetap ada di sana. You know the frequency already. Bisa tuning in anytime. M: Bisa berubah nggak, dan apa yang menyebabkan berubah? L: Frekwensi kita berubah-ubah, kita kan melakukan aktifitas fisik. Dan itu bisa merubah-ubah frekwensi. Tetapi, kalau sudah tahu frekwensi Mata Ketiga itu dimana, setiap saat bisa balik kembali ke sana. Dan itu gak bisa hilang. Menurut aku, frekwensi Mata Ketiga itu adalah frekwensi yang kita pakai ketika doa. Kalau sudah biasa, malahan frekwensi itu bisa bertahan terus sepanjang hari. Sepanjang melakukan aktifitas kerja, bisa dengan frekwensi itu. Jadi, seperti meditasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dan itulah arti sebenarnya dari Meditasi tanpa postur meditasi. Kita tetap dalam frekwensi (gelombang otak) meditatif, walaupun melakukan aktifitas rutin. Dan itu bisa. M: Nah, mengenai resonansi, bagaimana cara melindungi frekwensi kita dari frekwensi orang lain? L: Hm, pertanyaan khas dari Bali. M: Hehehe. L: Begini, menurut aku, kita itu protected. Kita itu terlindungi. Energi2 datang dan pergi, lalu lalang melintas di seputar tubuh kita, tapi tidak ada yang bisa menempel di tubuh kita, apalagi masuk ke dalam tubuh kita. Cuma itu yang bisa aku katakan, karena kita tidak bisa stop lalu lalang energi dari mana2 itu, itu datang dan pergi. Tetapi, karena kita tahu bahwa kita ini terlindung, maka kita akan tenang. Gak akan parno, kuatir, atau was was. M: Keyakinan diri. L: Hm, bisa dibilang keyakinan diri. PD. M: Yes. L: Tapi itu sebenarnya juga pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi aku bilang bahwa segala energi itu gak akan bisa menempel di diri kita. Jadi, di-ignore saja. Diabaikan saja. M: Pernah ngalamin ya? L: Ya, setiap hari, melihat energi lalu lalang. Tapi gak ada yang bisa menempel. Itu kan sama saja seperti aliran angin. Angin kan gak bisa diatur juga. M: Mau dong liat juga? L: Hm... yang aku bilang liat itu gak harus melihat dengan mata fisik. Kita bisa cuma merasakan saja. Dirasakan saja. M: Hehehe, dengan rasa ya. L: Walaupun bisa juga lihat kalau kita menutup mata. Tapi capek kalo mao ribetin gituan. Ngapain dipikirin? Cuek aja. Kalo gak ada hubungannya dengan kita, untuk apa dipikirin? Tapi, one thing that I am impressed very much about Bali, you know what? Sari Club yang di Kuta itu, yang pernah di bom itu. Luar biasa sekali. Bersih sekali disana. Sudah gak ada sisa yang keliaran itu. Aku pernah mondar-mandir di depan Sari Club yang sekarang sudah jadi monumen itu. M: O itu. L: Aku mondar-mandir di depannya tengah malam sampai pagi, seorang diri. Dan yang namanya bersih, itu benar2 bersih. Luar biasa sekali. Bersih dari energi2 negatif, that's true. M: Pengen liat ya? L: Bukan pengen liat, cuma waktu itu sedang nginep di Kuta, dan
Re: [Mayapada Prana] Re: pro topan: soul maturity
He..he..he Ternyata soul itu macem2 juga toh... Kayak buah2an aja ya. Ada yg mentah, mateng dikarbit, mateng dipohon, yg busuk he.he Trus yg saya mahu tahu, orang yg mengkategorikan soul2 ini masuk kategori soul apa yah ? Mbahnya soul kali ya ? Soalnya dia tau semuanya tuh.:-) Jaya (ga tau soul apa neh, soul sepatu kali he.he) si Brewok [0_-] [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, to pan [EMAIL PROTECTED] wrote: kayaknya si x tidak cocok hidup di indonesia yang menganut sistem bhineka tunggal ika berbeda beda tapi tetap satu. si xxx ente tuh cocoknya hidup di arab ama onta onta di sana, ente kan paling jago baca dan hafal ayat ayat , nah ente bisa tunjukin kemampuan ente di sana ama orang orang arab bahwa ente itu telah menguasai kitab agama islam -- dear Topan, saya mendapatkan artikel ini dari seorang teman. topiknya mengenai kematangan ruh seseorang. mungkin bisa kita lihat tingkat kematangan tsb pada orang2 di sekeliling kita, termasuk yang ada di milis ini. selamat membaca! How to Tell a Young Soul from an Old Soul by Jose Stevens, Ph.D. (Who is a long time observer and reader of the Edgar Cayce Readings.) The following is a brief description of the characteristics of five basic soul levels. Each level has many lifetimes of lessons to teach us wisdom through trial and error. THE INFANT SOUL INFANT SOULS choose lessons of physical survival. They live in simple situations that include intense experiences - famine, plagues, floods, wars, oppression, etc. They don't know the difference between right and wrong, though they can be taught to be decent human beings. They don't usually seek hi gher education and often don't seek employment, as such. Infant souls don't question authority and willingly adopt the religion of their parents as is. THE BABY SOUL BABY SOULS display less fear than infant souls and are more sophisticated. But they tend to over apply rules. Black is black as far as they're concerned. Their strong early beliefs remain fixed in their minds, regardless of lack of their wisdom or tolerance. Baby souls love to become big fish in their little puddles...but hate being opposed. Because of this they may spend much time in litigation. Baby souls don't spend time navel-gazing into their own lives. They're often good studentsthat learn proper subjects,and are attracted to fundamentalist religions. THE YOUNG SOUL YOUNG SOULS are the Donald Trumpsof the world...the movers and shakers. They usually set the bar too high for themselves. Achievement is paramount. They chase after what they believe will bring success without ever stopping to think why - because they're so limited in their perception. They fear death and must have all the toys, experiences, fame and money they can possibly accumulate before they die. They are designers of civilization. Young souls usually seek higher education and graduate-level degrees. Their views of orthodoxy are at one end of the spectrum or the other. Monks and nuns are at one end and a belief in total sexual freedom, the other. They have difficulty with insight into other people's behaviour. THE MATURE SOUL MATURE SOULS challenge the young soul's desire to have it all.It is a hard cycle that demands seeking answers to life's tough questions. They are attracted to gentler faiths, such as Quaker, Unitarian, or Buddhist. Mature souls are not as open to the occult as old souls. They look for and question the motivation for all of life's actions. They often continue with inappropriate relationships - perhaps believing that through self-sacrifice, or tough lessons they will ultimately prevail. Often they can't shake their sense of duty. Mature souls suffer from stress related illness that sometimes results in schizophrenia, psychosis and a higher suicide rate than other souls. [Cayce emphasized the role that 'stress' plays in not only physical illnesses but also mental illnesses; he believed it was 'stress' that wrecked havoc on the brain chemistry/balance] . But they're smart enough to seek professional help without urging. Mature souls often make huge contributions to knowledge - particularly philosophical and scientific. But altogether they don't necessarily have the drive for fame, many still achieve it. They're emotionally high maintenance. THE OLD SOUL OLD SOULS live and let live. They seek the route of least resistance.. .they're individualistic and usually easy going. They have an inner knowing of the waste of time in pursuing fame and fortune and therefore create the appearance of being laid back.Old souls are highly competent - even in roles they don't particularly like. They tend to choose work that is pleasant and undemanding, leaving them free to pursue their desired goals easily...unless the job adds to the spiritual search. They may or may not seek higher
[Mayapada Prana] Fwd: Workshop : 1. Effective Thinking Skills 2. Time Priority
Note: forwarded message attached. - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center.---BeginMessage--- VALUE CONSULT Effective Thinking Skills for Forward-Looking Managers_5th Batch Hotel/Executive Club*, September 3-4, 2007 Menemukan dan memecahkan masalah, mengambil keputusan, belajar dengan cepat, menjadi kreatif dan inovatif. membuat rencana dan melacak peluang - adalah rangkaian kegiatan berpikir yang kerap dihadapi seorang manajer. Namun sudah seberapa efektifkah cara berpikir Anda saat ini? Sebab, telah menjadi kesepakatan umum bahwa kemampuan otak (intellectual capital), bukan lagi kekuatan otot, yang menjadi syarat kemajuan profesi di era informasi dewasa ini. Di dalam workshop ini peserta akan ditunjukkan: bagaimana mekanisme pikiran bekerja, melacak informasi yang diperlukan, menangani banjir informasi, tahap-tahap berpikir terampil serta aneka alat berpikir penting (termasuk Lateral Thinking atau Kreativitas). Pada akhirnya, lewat berbagai latihan, peserta akan memahami cara meningkatkan keterampilan berpikir untuk dipraktekkan - baik guna membantu efektivitas pekerjaan mereka di kantor maupun demi mendidik keluarga di rumah. Materi training Problem Solving dan Decision Making akan menjadi salah satu bagian dari materi ini, dimana topic tersebut akan dilihat secara lebih integrative. Outline * Mengenal berbagai segi Keterampilan Berpikir * Memahami prinsip-prinsip dan teknik berpikir, termasuk berpikir kreatif * Mengalami cara melatih aneka teknik berpikir penting seperti: Menghindari Konflik, memperkaya sudut pandang, Memecahkan Masalah (Creative Problem Solving), dll. * Memotivasi diri untuk terus meningkatkan tahap Keterampilan Berpikir yang ada. Previous Participant * Terima kasih kepada perusahaan - perusahaan yang telah mengirimkan peserta pada Public Training Effective Thinking Skills for Forward-Looking Managers batch sebelumnya (Anta Expres Tour Travel Service Tbk, Vayatour, PT. United Tractor, Dupon Indonesia, PT. Dharma Raya Hutamajaya/Comverse, PT. Dharma Raya Hutamajaya/Comverse, PT. Arun NGL, PT. Nestle Indonesia, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Australian Education Centre- Australia Embassy, PT. Medco E P Indonesia, UGM, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Onity) Testimonial Materi yang disajikan cukip menarik karena dapat diimplementasikan langsung kekehidupan sehari hari dan dapat membuat kita lebih tercpacu mencari hal hal kreatif yang baru (Lintong Sarbarita Hyps,PT. United Tractors, Kepala Perwakilan United Tractors Bangk) Cukup bagus (Suwanto, Part Dept Head PT. United Tractors) Cukup bermanfaat bagi kami (Ryan, Part Dept Head, PT. United Tractors) Workshop leader Bambang Utomo Adalah seorang otodidak dibidang ilmu-ilmu kemanusiaan (Humoaniora). Kedekatannya dengan dunia psikologi dan pelatihan SDM berawal dari perannya selaku redaktur Majalah Psikologi Populer ANDA yang ikut didirikannya di akhir tahun 1970-an. Bidang studi yang paling digemarinya adalah serba-serbi: Kreativitas Inovasi, Makna Hidup, Humor dan Keterampilan Berpikir pada umumnya. Aneka kursus berpikir yang pernah diikutinya a.l.: Creative Problem Solving Institute (Universitas Buffalo, New York, 1986), Edward de Bonos 6 Thinking Hats (Certification Training, Singapore, 1994), Tony Buzans Thinking Skill for Managers (Singapore Institute of Management, 1995). Tommy pernah menjadi salah satu pengajar materi De Bono di Dunamis. Ia adalah juga salah seorang pendiri Yayasan Pengembangan Kreativitas. Buku pertamanya, TERAMPIL BERPIKIR: Mengapa Tidak? akan menjadi bagian dari handouts workshop ini. Bondan Winarno, seorang wartawan senior, menuliskan dalam kata pengantar buku TERAMPIL BERPIKIR: Sekalipun pernah bersalaman dengan Edward de Bono, ternyata Tommy tidak mendewakan De Bono. Tommy juga mempelajari metode Tony Buzan, David Perkins, Robert Marzano dan para pakar lain di bidang konsep berpikir. Tommy mengajak kita terampil memakai teknik-teknik berpikir dengan melawan arus pikiran mainstream dengan menjelajahi semua opsi dan alternatif yang ada, kita akan tiba pada sebuah kesimpulan yang lebih arif. VenueTraining Fee Workshop akan dilaksanakan di Hotel Grand Flora (Kemang) / Arcadia / IBIS /Twin Plaza / Kartika Chandra / hotel lainnya di Jakarta yang akan kami konfirmasikan di dalam confirmation letter * Rp 1.750.000,- (Pendaftaran 3 org/lebih) * Rp 1.950.000,- (reg before Aug 19th, 2007; payment before Aug 29th, 2007) * Rp 2.450.000,- (Full Fare) Time Priority Management_2nd Batch Hotel/Executive Club*, September 6 , 2007 Manajemen prioritas adalah salah satu kunci sukses efektivitas dan efisiensi kerja seorang manajer. Mana yang harus diprioritaskan bila Manajer mendapatkan sekian pekerjaan yang perlu dilakukan? Apa perbedaan makna antara