[media-dakwah] Keharaman Menerapkan Hukum Non-Syariah

2007-05-02 Terurut Topik gunawan
Keharaman Menerapkan Hukum Non-Syariah
Tafsir May 2nd, 2007 
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ 
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلَيْكَ فَإِنْ 
تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ 
ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang Allah 
turunkan, jangan mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap 
mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah Allah 
turunkan  kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah Allah 
turunkan) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak untuk menimpakan 
musibah atas mereka karena sebagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan 
manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS al-Maidah [4]: 49).


Sabab Nuzûl 

Ibnu Ishaq, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan al-Baihaqi dalam Ad-Dalâ’il 
meriwayatkan dari Ibnu Abbas: Kaab bin Usaid, Abdullah bin Suraya, dan Syasy 
bin Qais berkata, “Pergilah kalian bersama kami menghadap Muhammad, 
mudah-mudahan kita dapat memalingkan dia dari agamanya.” 

Sesampai di tempat Nabi saw. mereka berkata, “Ya Muhammad, sesungguhnya engkau 
mengetahui bahwa kami adalah pendeta-pendeta Yahudi, orang-orang terhormat, dan 
pemimpin-pemimpin mereka. Jika kami mengikutimu, niscaya orang-orang Yahudi 
mengikuti kami dan mereka tidak menyalahi kehendak kami. Antara kami dan mereka 
ada perselisihan dan kami mengajak mereka untuk memutuskan perkara kepada 
engkau. Karena itu, berilah keputusan yang memenangkan kami atas mereka dalam 
perkara ini, niscaya kami akan beriman kepadamu dan membenarkanmu.”

Nabi saw. menolak permintaan mereka. Lalu turunlah QS al-Maidah ayat 49-50.1


Tafsir Ayat

Allah Swt. berfirman: Wa an[i]hkum baynahum bimâ anzala Allâh (Hendaklah kamu 
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan). 
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini merupakan penegasan (ta’kîd) terhadap perintah 
dalam ayat sebelumnya agar berhukum Nabi saw. dengan apa yang diturunkan Allah 
Swt. dan larangan menyalahinya.2 Pengulangan itu untuk menjadikan perintah 
tersebut menempati  ghayât at-ta’kîd (puncak penegasan).3

Sebagian mufassir lainnya tidak setuju dengan pendapat tersebut. Menurut 
mereka, ayat ini tidak mengulangi ayat sebelumnya, namun turun pada topik yang 
berbeda. Jika ayat sebelumnya turun berkenaan dengan hukuman rajam atas pelaku 
zina muhshan, ayat ini turun berkenaan dengan darah dan diyat.4

Pihak yang diperintah ayat ini adalah Rasulullah saw. Meskipun demikian, 
perintah tersebut juga berlaku untuk seluruh umatnya. Sebab, khithâb (seruan) 
kepada Rasul merupakan seruan kepada umatnya, selama tidak ada qarînah 
(indikasi) yang menunjukkan bahwa perintah ini hanya khusus untuk Beliau. 

Dalam hal ini, pihak yang menjadi obyek penerapan hukum, yang diungkapkan 
dengan menggunakan dhamir hum (kata ganti mereka), adalah Yahudi. Demikian 
kesimpulan para mufassir seperti al-Thabari, Abu Hayyan al-Andalusi, al-Qinuji, 
al-Wahidi al-Naysaburi, dan lain-lain.5 Kesimpulan tersebut amat tepat jika 
dikaitkan dengan sabab nuzûl ayat ini dan ayat-ayat sebelumnya.

Kata bimâ anzala Allâh (menurut apa yang telah Allah turunkan) tidak bisa 
dilepaskan dengan ayat sebelumnya, bahwa yang Allah turunkan kepada Rasulullah 
saw. adalah al-Kitab. Setelah Allah Swt. memberitakan bahwa kepada Nabi Musa 
as. diturunkan at-Taurat dan kepada Nabi Isa as. diturunkan Injil, maka kepada 
Nabi Muhammad saw. diturunkan al-Kitab atau al-Quran. Sejak saat itu, hukum 
yang wajib diterapkan Rasulullah saw. dan umatnya dalam memutuskan perkara 
adalah yang bersumber dari al-Quran. 

Dengan demikian, ayat ini mewajibkan kaum Muslim agar memutuskan perkara dengan 
hukum yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Pihak yang wajib menjadi 
obyek penerapan hukum syariah tersebut tidak terbatas kaum Muslim saja, namun 
juga kaum kafir. Menurut sebagian mufassir, ketentuan ini me-nasakh 
(membatalkan hukum) QS al-Maidah ayat 42 yang memberikan pilihan kepada Nabi 
saw. untuk memutuskan perkara kaum kafir atau tidak.6 Dalam ayat tersebut Allah 
Swt. berfirman: Fahkum baynahum aw a‘ridh ‘anhum (Putuskanlah perkara itu di 
antara mereka, atau berpalinglah dari mereka). 

Mufassir dan fukaha lainnya tidak melihat adanya nâsikh-mansûkh dalam kedua 
ayat tersebut. Sebab, untuk memasukkan sebuah ayat telah di-naskh oleh ayat 
lain diperlukan qarînah (indikasi) yang jelas. Dalam kedua ayat tersebut tidak 
ada qarînah yang jelas yang menunjukkan tentang itu. Memang, secara lahiriah 
terlihat adanya pertentangan di antara keduanya. Akan tetapi, sekadar tampak 
bertentangan secara lahiriah tidak otomatis menunjukkan adanya nâsikh-mansûkh.  
Masih ada kemungkinan lain yang membuat kedua dalil tersebut justru sama-sama 
dapat digunakan. Kemungkinan ini didapat dengan cara mendudukkan kedua dalil 
itu pada kedudukan dan obyek masing-masing seh

[media-dakwah] BENTUK PEMERINTAHAN ISLAM

2007-05-02 Terurut Topik gunawan
BENTUK PEMERINTAHAN ISLAM

 

 

  Sistem pemerintahan Islam adalah sebuah sistem yang lain sama sekali 
dengan sistem-sistem pemerintahan yang ada di dunia. Baik dari aspek asas yang 
menjadi landasan berdirinya, pemikiran, pemahaman, standar serta hukum-hukum 
yang dipergunakan untuk melayani kepentingan umat, maupun dari aspek 
undang-undang dasar serta undang-undang yang diberlakukannya, ataupun dari 
aspek bentuk yang menggambarkan wujud negara tadi, maupun hal-hal yang 
menjadikannya beda sama sekali dari seluruh bentuk pemerintahan yang ada di 
dunia.

 

A. Pemerintahan Islam Bukan Monarchi

  Sistem pemerintahan Islam tidak berbentuk monarchi. Bahkan, Islam 
tidak mengakui sistem monarchi, maupun yang sejenis dengan sistem monarchi.

Kalau sistem monarchi, pemerintahannya menerapkan sistem waris (putra mahkota), 
dimana singgasana kerajaan akan diwarisi oleh seorang putra mahkota dari orang 
tuanya, seperti kalau mereka mewariskan harta warisan. Sedangkan sistem 
pemerintahan Islam tidak mengenal sistem waris. Namun, pemerintahan akan 
dipegang oleh orang yang dibai'at oleh umat dengan penuh ridla dan bebas 
memilih.

  Sistem monarchi telah memberikan hak tertentu serta hak-hak istimewa 
khusus untuk raja saja, yang tidak akan bisa dimiliki oleh yang lain. Sistem 
ini juga telah menjadikan raja di atas undang-undang, dimana secara pribadi 
memiliki kekebalan hukum. Dan kadangkala raja hanya simbol bagi umat, dan tidak 
memiliki kekuasaan apa-apa, sebagaimana raja-raja di Eropa. Atau kadangkala 
menjadi raja dan sekaligus berkuasa penuh, bahkan menjadi sumber hukum. Dimana 
raja bebas mengendalikan negeri dan rakyatnya dengan  sesuka hatinya, 
sebagaimana raja di Saudi, Maroko, dan Yordania.

  Lain halnya dengan sistem Islam, sistem Islam tidak pernah memberikan 
kekhususan kepada khalifah atau imam dalam bentuk hak-hak istimewa atau hak-hak 
khusus. Khalifah tidak memiliki hak, selain hak yang sama dengan hak rakyat 
biasa. Khalifah juga bukan hanya sebuah simbol bagi umat yang menjadi khalifah 
namun tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Disamping khalifah juga bukan sebuah 
simbol yang berkuasa dan bisa memerintah serta mengendalikan negara beserta 
rakyatnya dengan sesuka hatinya. Namun, khalifah adalah wakil umat dalam 
masalah pemerintahan dan kekuasaan, yang mereka pilih dan mereka bai'at dengan 
penuh ridla agar menerapkan syari'at Allah atas diri mereka. Sehingga khalifah 
juga tetap harus terikat dengan hukum-hukum Islam dalam semua tindakan, hukum 
serta pelayanannya terhadap kepentingan umat.

  Disamping itu, dalam pemerintahan Islam tidak mengenal wilayatul ahdi 
(putra mahkota). Justru Islam menolak adanya putra mahkota, bahkan Islam juga 
menolak mengambil pemerintahan dengan cara waris. Islam telah menentukan cara 
mengambil pemerintahan yaitu dengan bai'at dari umat kepada khalifah atau imam, 
dengan penuh ridla dan bebas memilih.

 

B. Pemerintahan Islam Bukan Republik

  Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem republik. Dimana sistem 
republik berdiri di atas pilar sistem demokrasi, yang kedaulatannya jelas di 
tangan rakyat. Rakyatlah yang memiliki hak untuk memerintah serta membuat 
aturan, termasuk rakyatlah yang kemudian memiliki hak untuk menentukan 
seseorang untuk menjadi penguasa, dan sekaligus hak untuk memecatnya. Rakyat 
juga berhak membuat aturan berupa undang-undang dasar serta perundang-undangan, 
termasuk berhak menghapus, mengganti serta merubahnya.

  Sementara sistem pemerintahan Islam berdiri di atas pilar akidah 
Islam, serta hukum-hukum syara'. Dimana kedaulatannya di tangan syara', bukan 
di tangan umat. Dalam hal ini, baik umat maupun khalifah tidak berhak membuat 
aturan sendiri. Karena yang berhak membuat aturan adalah Allah SWT. semata. 
Sedangkan khalifah hanya memiliki hak untuk mengadopsi hukum-hukum untuk 
dijadikan sebagai undang-undang dasar serta perundang-undangan dari kitabullah 
dan sunah Rasul-Nya. Begitu pula umat tidak berhak untuk memecat khalifah. 
Karena yang berhak memecat khalifah adalah syara' semata.  Akan tetapi, umat 
tetap berhak untuk mengangkatnya. Sebab Islam telah menjadikan kekuasaan di 
tangan umat. Sehingga umat berhak mengangkat orang yang mereka pilih dan mereka 
bai'at untuk menjadi wakil mereka.

  Dalam sistem republik dengan bentuk presidensilnya, seorang presiden 
memiliki wewenang sebagai seorang kepala negara serta wewenang sebagai seorang 
perdana menteri, sekaligus. Karena tidak ada perdana menteri dan yang ada hanya 
para menteri, semisal presiden Amerika. Sedangkan dalam sistem republik dengan 
bentuk parlementer, terdapat seorang presiden sekaligus dengan perdana 
menterinya. Dimana wewenang pemerintahan dipegang oleh perdana menteri, bukan 
presiden. Seperti republik Prancis dan Jerman Barat.

  Sedangkan di dalam sistem khilafah tidak ada menteri, maupun 
kementerian bersama seorang khalifah seperti halnya dalam konsep demokrasi, 
yan

[media-dakwah] (OOT) Mohon info lagi tentang rumah di sekitar depok & tanah baru

2007-05-02 Terurut Topik Agus Wahyu Sudarmaji
Assalamu'alaykum wr,wb...
Mohon info lagi kalau ada yang jual butuh rumah di sekitar beji permai,
jagakarsa, kukusan, depok I, mohammad kahfi I, dan tanah baru...
Dengan luas tanah sekitar 100 m bangunan sekitar 36-45 m, bisa dilalui
mobil, lokasi di perumahan dan harga antara 60 - 90 juta an...
Ada IMB nya dan sudah SHM...
Info nya lewat japri aja ya...
Terima kasih, dan ditunggu info nya...
 
Wassalamu'alaykum wr, wb...
 
 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] [INFO] "Training Spiritual, Bagaimana Sebenarnya ?"

2007-05-02 Terurut Topik Reza Ervani
  Assalamu alaikum,
  Alhamdulillah setelah berhasil menggelar Forum Ilmu Ke - 1, kini kembali 
digelar Forum Ilmu Ke -2 dengan isu yang berbeda.
  
  Mohon bantuan publikasinya ya ...
  
  Terima Kasih,
  
  Salam,
  Reza Ervani
  
  
  FORUM ILMU Ke - 2 MILIST REZAERVANI
  

  ”Training Spiritual, Bagaimana Sebenarnya ?”
  (Membedah Ideologi Training)
  
  
  Deskripsi Singkat :

   Kenapa Training Islami seolah hanya identik dengan masalah   Spiritual ?
   Training Islami dan Manajemen Sumber Daya Manusia Islami, Apa Kaitannya ?
   Praktika Training & Development di Perusahaan dalam Perspektif Moral Islami, 
Bagaimana Realitasnya ?
   Integrasi Pelatihan Spiritual dengan Pelatihan Skill lainnya, Bagaimana 
Caranya ?  
  Nara Sumber :
  
  Adriano Rusfi, S.Psi
  (Praktisi Training & Development, 
  Konsultan SDM, Pemerhati Dunia Pendidikan Nasional)
  
  
  Jum’at, 25 Mei 2007
  Pukul 15.00 s.d. 17.30 WIB
  
  Gedung PPSDMS Nurul Fikri
  Jalan Lenteng Agung Raya No. 20
  Srengseng Sawah Jakarta Selatan 12640
  
  
  Investasi Kebersamaan :
  Rp. 50.000,- 
  (Lima Puluh Ribu Rupiah)
  (including : Hand Out, Kenang-kenangan dari RumahIlmu)
  
  
  Pendaftaran via SMS/Phone : 
  0818 648 142
  
  Pembayaran via Transfer :
  Bank BNI UNPAD no. 0108223164 a.n. Bunga Dzikrillah Martin
  Bank Mandiri Cabang Surapati no. 131-00-0434041-2 a.n. Bunga Dzikrillah Martin
  Bank BCA KCU Dago no. 7770640738 a.n. Bunga Dzikrillah Martin
  
  Terbatas 50 orang
  Daftar Peserta diumumkan secara rutin di milist
  
  
  
   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Surat Sayang Dari ALLAH SWT

2007-05-02 Terurut Topik Partono
 

 
Surat Sayang Dari ALLAH SWT


Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan
berbicara 
kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur
kepada 
KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau 
kemarin..

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk
mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ...

AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada
sedikit waktu 
bagimu untuk berhenti dan menyapaKU,tetapi engkau terlalu sibuk
.

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa

melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU
berfikir 
engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan 
menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar 
sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu
sibuk 
mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu
memandang sekeliling, mungkin
engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa
engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa
temanmu
berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang
AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ... masih ada waktu
yang 
tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat
engkau 
pulang kerumah kelihatannya seakan- akan banyak hal yang harus kau
kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan
banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya 
menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat
engkau 
menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara 
kepadaKU .

Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat
ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut.

Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar
lebih lama 
dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar
terhadap 
orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah
kata, 
do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.

Keesokan harinya .. engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti
dengan 
penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk 
menyapaKU...Tapi yang KU tunggu  tak kunjung tiba ..tak
juga 
kau menyapaKU.
Subuh  Dzuhur ... Ashyar ..
Magrib . Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan
AKU.tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak
ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apa salahKU padamu .. wahai UmmatKU?
Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU
relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah
hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU !!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat
engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU
.. Yang selalu menyertaimu setiap saat 

Note: apakah kita memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini
kepada orang2 yang kita sayangi???
Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga
saat ini, datangnya hanya dari ALLAH semata. Sehatnya diri kita, sahabat
yang baik dan selalu menjaga silaturahmi. Anak dan keluarga kita pun
sehat. Semuanya Allah yang punya skenario.

 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] The Amazing Child

2007-05-02 Terurut Topik Djaelani_Djaelani
_The Amazing Child
(Distributed by Echost Personal Email)
 
Doktor Sayid Muhammad Husein Thabathaba’i
Anak termuda yang hafal seluruh Al Quran, penerjemah Al Quran termuda dan 
pelajar Hauzah Ilmiah Qom yang paling belia. 
Anak pertama yang mampu menyampaikan semua keinginan dan percakapannya 
sehari-hari dengan menggunakan ayat-ayat suci Al Quran. 
Anak pertama yang berhasil menghafal seluruh Al Quran dengan metode 
isyarat.
Anak pertama yang bisa dengan mudah menghubungkan satu ayat dengan lainnya 
dan menafsirkan ayat Al Quran dengan cara itu. 
Anak pertama yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan menggunakan 
ayat-ayat suci Al Quran.
Anak pertama dari negeri Iran yang berhasil memperoleh titel Doktor 
kehormatan dari salah satu universitas Inggris di usianya yang ketujuh
 VCD ini menjadi bukti bagi mereka yang ragu akan keagungan para penghafal 
Al Qur’an .
 Suasana dalam ruangan itu mendadak hening …para syaikh, hafidz, mufassir 
& jamaah lainnya menahan pembicaraan.
Perhatian mereka tertuju pada sosok bocah yang sedang duduk bersila dengan 
tenang …dihadapan mereka .
Tatapan matanya yang bulat & jernih menyapu ratusan hadirin yg berjubel 
….wajahnya yg polos tampak berseri…memancarkan kharisma yg kuat 
….senyumnya tipis membuat gemas siapapun yg memandang .
 Ya bocah itu bukan bocah biasa…sejak beberapa bulan terakhir …ia menjadi 
buah bibir kaum muslimin Iran .
Dalam usianya yg masih balita ( 5 thn ) ia sudah hafal Al Quran beserta 
maknanya .
 Bahkan dalam kesehariannya ia berbicara dengan bahasa Al Quran. 
 Namanya Muhammad Husein bin Thoba Thoba’i . 
 Di depan namanya ada kata Sayyid….itu artinya ia termasuk salah satu 
Zurriyat Rasululloh ….orang2 menjuluki  The Amazing Child …Si Bocah Ajaib 
.
Duduk di sampingnya adalah sang Ayah …Sayyid Thoba Thoba’i …sedang 
berbicara …
 Seperti saudara2 ketahui…anak saya telah hafal Al Quran di usia balita 
lengkap dgn terjemahannya.
 Kami mengajarkan Al Quran sejak ia berumur 2 tahun 4 bulan …sebagian kami 
sendiri yang mengajarkannya …dan sebagian yang lain …..dia menguasai 
sendiri …..misalnya berbicara dgn bahasa Al Quran ….Alhamdulillah dia bisa 
dgn sendirinya .
 Ia selalu berbicara dgn bahasa Al Quran baik di dalam rumah maupun di 
luar rumah .
 Jika dibacakan sebuah kalimat dari Al Quran …ia mampu menjelaskan bahwa 
kalimat itu ada dalam surah ini …ayat sekian …juz sekian & berada di 
halaman sekian .
 Ia juga hafal tulisan yang berada diawal halaman & 5 halaman berikutnya .
 Bahkan ia hafal kalimat atau ayat2 yg serupa secara lafadz & maknanya …
( Allohu Akbar !….echost )
 Sekarang ….saudara dapat bertanya langsung kepadanya tentang suatu ayat …
dan tanyakan itu surah apa ….ayat berapa & di juz berapa …….
 Atau bacakan kepadanya suatu terjemahan ayat ….lalu minta kepadanya untuk 
menyebutkan ayatnya atau menanyakan suatu tema dalam Al Quran …..
Insya Alloh …ia dapat menjelaskannya .
 Seorang jama’ah langsung mengangkat tangannya …tanpa dipersilahkan lebih 
lanjut ia bertanya dengan membaca sebuah ayat ….lantas sang ayah 
membacakan kembali ayat tsb kepada Husein …..
 “Wa atainahul hukma shabiyya …ayat ini di surat apa ? “ tanya sang ayah …
dengan spontan Husein menjawab :
 “ Surah Maryam “ 
 “ Juz berapa ? “
 “ Juz ke 16 “
 “ Terletak dihalaman berapa dalam surah Maryam ? “
 “ Dihalaman pertama “
 “ Apa arti ayat tsb ? “
 “ Dan kami telah anugerahkan hukum kepadanya ketika masih dalam gendongan 
“
 “ Ahsantum ! ….Bagus ! “ kata sang ayah …..” Sekarang bacalah beberapa 
ayat setelahnya “ perintah sang ayah  .
 Maka si bocah meneruskannya hingga 3 surah selanjutnya ……..untaian firman 
Alloh itu mengalir lancar dari bibirnya.suaranya jernih …lafadznya fasih 
…hadirin menahan nafasnya .
 Sang ayah kembali bertanya : “ Dalam Al Quran terdapat ayat yg 
menyebutkan bahwa Nabi Isa yg masih bayi berdialog dengan umat seperti 
orang dewasa …Nah ayat ini ada di surah apa ? “
 “ Di surah Ali Imron Juz ke 3 “
 “ Sebutkan ayatnya “ kata sang ayah 
 Sayyid Husein membacanya dgn lancar …dilanjutkan dgn artinya .
 Lalu Sayyid Thoba Thoba’I kembali memuji putranya : 
“ Bagus , semoga Alloh memberkatimu “
 Sementara itu seorang guru membacakan surah Al Qur’an yang kemudian 
dibacakan kembali oleh sang ayah .
 “ Wakhfidh lahuma janahadz dzulli ….ayat itu ada di surah apa ? “ tanya 
sang ayah .
 Tanpa berfikir panjang Sayyid Husein menjawab : “ Al Isro “
 “ Juz berapa ? “
 “ Ke 15 “
 “ Dihalaman berapa ? “
 “ Ke 3 “
 “ Sekarang ucapkan artinya “
 “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dgn penuh kesayangan 
dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana 
mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil “ ( Al Isro : 24 )
 “ Lanjutkan ayat2 berikutnya “ pinta sang ayah lagi .
 Lagi2 dgn suaranya yang jernih , ia membacakan surah Al Isro hingga 2 
ayat berikutnya .
 Hadirin mulai tidak tenang …mereka terus menerus mengucapkan lafadz 
takjub 
“ Masya Allh “ .
 Pertanyaan tak berhenti sampai disitu

[media-dakwah] Fwd: Kajian : Kejahilan Paling Berbahaya

2007-05-02 Terurut Topik suhana032003
--- In [EMAIL PROTECTED], "Wido Q Supraha" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 

Kejahilan Paling Berbahaya

 

Rabu, 02 Mei 2007 

 

Ada dua kejahilan yang sering terjadi pada manusia. Namun, kejahilan
paling
berbahaya adalah kejahilan yang dilakukan orang cerdik-pandai

 

Hidayatullah.com--Sebelum Islam hadir, masyarakat Arab dikenal sebagai
masyarakat jahiliyah. Ini bukan berarti bahwa masyarakat Arab orangnya
bodoh-bodoh secara intelektual. Buktinya mereka sudah mengenal jenis
perdagangan, mengenal perlombaan puisi dan sastra, dan sebagainya.

 

Ibnu Mansur dalam karyanya "Lisanul Arab" membagi kejahilan dalam dua
macam,
yaitu kejahilan yang ringan dan kejahilan yang berat. Kedua kejahilan
itulah
yang sesungguhnya menjadi sumber penyebab kesalahan, penyimpangan,
kesesatan
dan juga kejahatan manusia di muka bumi ini.

 

Kejahilan ringan 

 

Yaitu kurangnya ilmu tentang sesuatu yang seharusnya diketahui. Mereka
belum
memperoleh informasi tentang kebenaran (al-Haq) sehingga mereka tidak
memiliki pilihan lain kecuali melakukan apa yang mereka ketahui sebagai
suatu kebenaran. Contoh riil di zaman Rasulullah dalam kasus ini adalah
seorang Badui (Arab Gunung) yang kencing didalam masjid Rasulullah SAW.
Menyaksikan hal itu, Umar marah dan bermaksud memukul serta mengusir Si
Badui tersebut. Tetapi Rasulullah mencegahnya dan meminta para sahabat
beliau untuk mengambil air di ember kemudian menyiramnya hingga bersih.

 

Kejahilan berat

 

Yaitu keyakinan yang salah dan bertentangan dengan fakta atau realitas.
Mereka meyakini sesuatu yang berbeda dengan sesuatu itu sendiri. Mereka
melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda dengan yang seharusnya. Padahal
telah sampai kepada mereka informasi tentang kebenaran (al-Haq) dengan
hujjah yang meyakinkan dan dari sumber-sumber yang terpercaya. Kepada
mereka
juga telah datang para Nabi utusan Allah serta para penyeru ke jalan Allah
yang lurus, tetapi mereka berpaling. Kasus penolakan Walid bin
Mughirah dan
para pembesar Qurays tentang kebenaran Muhammad serta Al-Qur'an dapat
dijadikan sebagai contohnya.

 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, tentang latar belakang turunnya (asbabun
nuzul) Surat Al Mudattsir ayat 18-25.

 

Walid bin Mughirah adalah seorang pakar dan cendikiawan Qurays yang sangat
disegani. Ia penasaran mendengar masyarakat membicarakan tentang Muhammad
dan ajaran yang dibawanya. Suatu hari, ia datang ke tempat tinggal Nabi,
sedang beliau saat tengah melaksanakan shalat dan membaca Al-Qur'an. Maka
Walid mendengarkan dengan seksama kalimat demi kalimat apa yang beliau.
Setelah usai, pulanglah Walid menemui kaumnya dari Bani Mahzum. 

 

Walid berkata: "Demi Allah, baru saja aku telah mendengarkan
perkataan-perkataan Muhammad. Menurutku itu bukan perkataan manusia biasa
dan juga bukan dari Jin. Demi Allah, sungguh perkataannya sangat manis,
susunan katanya sangat indah, buahnya sangat lebat dan akarnya sangat
subur.
Sungguh perkataannya sangat agung dan tidak ada yang mampu menandingi
keagungannya".

 

Sejak itu, orang-orang Qurays ramai membicarakannya dan melaporkannya
kepada
Abu Jahal. Mereka menyebut bahwa Walid telah keluar dari agamanya, dan
pasti
akan diikuti oleh orang-orang Qurays lainnya. 

 

Setelah mendengar penjelasan mereka, Abu jahal berjanji kepada mereka:
"Aku
akan membereskannya". Abu Jahal kemudian mendatangi Walid dan duduk
disampingnya dengan perasaan penuh kecemasan. Walid berkata: "Mengapa
engkau
seperti orang ketakutan seperti itu, wahai anak saudaraku?" Abu Jahal
menjawab: "Bagaimana saya tidak ketakutan wahai paman, orang-orang Qurays
pada mengumpulkan harta benda mereka untuk diberikan kepadamu, karena
engkau
telah mendatangi Muhammad". 

 

Mendengar hal itu, Walid merasa terhina dan marah. Ia berkata: "Bukankah
mereka tahu bahwa aku memiliki harta dan anak-anak lebih banyak
dibandingkan
mereka semua?" Abu Jahal menjawab: "Jika demikian, sudilah kiranya paman
mengatakan tentang Muhammad yang menunjukkan bahwa engkau sebenarnya
mengingkari dan membencinya. Sampaikanlah wahai paman sikap itu dihadapan
kaummu!" 

 

Walid bersama Abu Jahal kemudian mendatangi tempat orag-orang Qurays
berkumpul. Sesampai dihadapan mereka, Walid berkata: "Wahai kaumku, kalian
mengatakan bahwa Muhammad itu gila. Apakah kalian pernah melihat Muhammad
berbicara sendiri?" Mereka menjawab: "Tidak, demi Allah!". Walid
melanjutkan: "Kalian mengatakan bahwa Muhammad itu adalah dukun (kahin).
Apakah kalian pernah melihat Muhammad melakukan praktek perdukunan?"
Merekapun menjawab: "Tidak pernah!". Walid bertanya lagi: "Kalian
mengatakan
bahwa yang dikatakan Muhammad itu adalah syair (pusi). Apakah kalian
pernah
melihat Muhammad membuat syair?" Mereka menjawab: "Juga tidak". Lagi Walid
bertanya untuk ke sekian kalinya: "Kalian mengatakan bahwa Muhammad itu
pendusta. Apakah kalian pernah mengetahui Muhammad berdusta?" Mereka juga
menjawab: "Demi Allah, tidak pernah sekalipun!". "Lalu, kalau demikian
apakah yang diucapkan oleh Muhammad itu?"

[media-dakwah] [Bagian 8][TAMAT] Kaidah Penerapan Sunnah

2007-05-02 Terurut Topik Abu Tilmidz
Kaidah Penerapan Sunnah
 
Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed
 
 
(Bagian 8)
 
Memang orang yang memulai menghidupkan suatu sunnah pada masa umat 
meninggalkannya akan mendapatkan resiko yang berat, sebagaimana yang telah 
disebutkan dalam riwayat di atas. Orang yang mengerjakannya seperti orang yang 
memegang bara api. Jika dipegang tangan terbakar, namum jika dilepaskan kita 
akan tersesat jauh dari jalan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Namun 
resiko itu sesuai dengan pahalanya yang besar, yaitu limapuluh kali para 
sahabat.

Di samping itu, agama ini memang bermula dengan keasingan dan pada saatnya akan 
kembali asing seperti permulaannya. Jika dengan alasan masih asing, kemudian 
kita meninggalkan sunnah maka akan lenyaplah Islam. Rasulullah Shalallahu 
‘alaihi wassalam telah mengkhabarkan akan asingnya agama ini pada mulanya dan 
akan kembali menjadi asing pada saatnya. Namun beliau juga sekaligus memberikan 
kabar gembira bagi orang-orang yang terasing karena menjalankan agama ini.


Sesungguhnya Islam bermula dengan keasingan dan akan kembali asing seperti 
permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang asing. (HR. Muslim)

Untuk itu janganlah perasaan asing, malu, takut, dan lain-lain menjadikan kita 
meninggalkan sunnah. Kita harus ingat bahwa sunnah adalah Islam, dan Islam 
tidak lain melainkan kumpulan sunnah-sunnah. Sebagaimana dikatakan oleh Imam al 
Barbahari dalam bukunya, Syarhus Sunnah: “Islam adalah sunnah dan Sunnah adalah 
Islam. Tidak akan tegak salah satunya kecuali dengan yang lainnya”. 

Jika berkurang satu sunnah maka berkuranglah kesempurnaan Islam, begitulah 
seterusnya hingga akan hilanglah Islam secara keseluruhan. Berkata Abdullah 
Ibnu Dailami: ”Sesungguhnya awal pertama hilangnya agama ini adalah 
ditinggalkannya sunnah. Agama ini akan hilang satu sunnah demi satu sunnah 
seperti hilangnya tali satu kekuatan demi kekuatan”. (Ushul I’tiqad 
Ahlussunnah, Al Lalikai 1/93).

Oleh karena itulah Ahlul bid’ah dikatakan oleh para ulama sebagai orang yang 
ikut andil dalam menghancurkan Islam. Karena dengan kebidahan yang mereka 
lakukan, maka ada sunnah yang tergeser. Semakin banyak bid’ah dikerjakan, 
semakin banyak pula sunnah yang hilang, hingga hancurlah Islam.

Berkata Al Auza’i dari Hassan bin Athiyyah: ”Tidaklah suatu kaum mengadakan 
suatu kebid’ahan kecuali Allah akan mencabut suatu sunnah yang semisalnya. 
Kemudian tidak akan dikembalikan kepada mereka sampai hari kiamat”.

Dan berkata Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu: “Tidaklah datang kepada manusia satu 
tahun kecuali mereka mengada-adakan satu kebid’ahan dan mematikan satu sunnah. 
Demikianlah hingga berkembanglah kebid’ahan dan matilah sunnah”. (al-Bida’ wa 
nahyu ‘anha,hal. 38-39; lihat Dlaruratul Ihtimam, hal. 85).

Sedangkan Ibnu Taimiyyah dalam Iqtidha’nya menyatakan bahwa orang-orang yang 
mematikan sunnah itu ada dua jenis. Pertama orang-orang yang mengerjakan 
kebid’ahan-kebid’ahan dan yang kedua orang-orang yang tidak mau menghidupkan 
sunnah.


Ketahuilah bahwa di samping resiko yang akan dihadapi oleh orang yang memulai 
menghidupkan sunnah, ada pula maslahat bagi agama yang besar yaitu hidupnya 
sunnah. Adapun mafsadah atau resiko yang dihadapinya hanyalah bersifat pribadi. 
Tentunya maslahat agama harus lebih diutamakan daripada maslahat pribadi. 
 
Dengarkanlah apa yang diucapkan oleh Imam asy-Syatibi berikut: “Aku ragu dan 
berulang kali menghitung antara menerapkan sunnah dengan konsekwensi 
menyelisihi kebiasaan manusia yang tentunya akan mendapatkan resiko seperti apa 
yang telah didapatkan oleh orang yang menyelisihi adat kebiasaan kaumnya; 
apalagi kalau mereka menganggap apa yang biasa mereka lakukan tidak lain adalah 
sunnah; namun di samping resiko yang berat itu ada pahala yang besar. Atau aku 
memilih untuk mengikuti kebiasaan mereka dengan konsekuensi menyelisihi sunnah 
dan menyelisihi jalan salafus shalih hingga aku digolongkan termasuk 
orang-orang yang menyimpang –Naudzubillah min dzalika—Namun karena aku 
mencocoki kebiasaan manusia akan dianggap sebagai orang yang bisa bermasyarakat 
dan tidak termasuk orang yang menyelisihi adat. Akhirnya aku berpendapat bahwa 
kebinasaan dalam mengikuti sunnah adalah keselamatan, dan bahwasanya manusia 
tidak akan bisa mencukupi aku dari Allah sedikitpun”. (Dlaruratul Ihtimam,
 Syaikh, Abdus Salam bin Barjas hal. 88) 
 
 
Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: 20/Th. I tgl 13 Muharram 1425 
H/5 Maret 2004 M
 
T A M A T


MENEBAR ILMU & TEGAKKAN SUNNAH

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*

Re: [media-dakwah] Re: tanya lagi tng sujud...

2007-05-02 Terurut Topik Nuryadi Misnan
Assalamu'alaikum wr wb.

Terima kasih atas kirimannya.  Kadang-kadang saya tidak begitu suka 
sholat pakai peci.
Dan karena itu , secara tidak disengaja ada sehelai rambut yang 
menghalangi di dahi.
Pertanyaan nya adalah apakah sujud saya sah / tidak  ?

Terima kasih atas jawabannya,.

Waalaikumsalam Wr,  Wb
Nuryadi.



Nur Zamzam wrote:
> Assalamu'alaikum wr wb.
>
> Maaf menurut pemahaman saya, ketujuh anggota sujud menyentuh (bertumpu) pada 
> tempat sholat,
> jadi menyentuh dpt dinisbatkan dg bertumpu,
> 2 ujung tulang kaki
> 2 tulang lutut
> 2 tulang telapak tangan, dan
> 1 tulang dahi dan hidung,
> kedua lutut saya tidak pernah menyentuh lantai, tapi bertumpu karena lutut 
> bagian dari aurot yg tertutup, demikian juga kaki bahkan pakai sepatu asal 
> sepatunya suci tidak menghalangi utk bersujud, hanya saja kebiasaan 
> disekitar kita (indonesia) hal tersebut belum lazim, namun pada dasarnya 
> boleh
> Wassalamu'alaikum wr wb.
>
> -Original Message-
> From: "Nashir Ahmad M." <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Lukman Hakim Achmad <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: Media Dakwah 
> Date: Mon, 30 Apr 2007 15:45:41 +0700 (ICT)
> Subject: [media-dakwah] Re: tanya sujud...
>
> Salam,
> Sekedar sharing pak yang saya ketahui mengenai hal ini,
> dan tentu ada pula pendapat yang berbeda.
> Sujud adalah salah satu rukun Sholat,
> adapun sahnya sujud (dalam sholat) seperti yang bapak sampaikan dibawah,
> yaitu ketujuh anggota harus menyentuh lantai/tempat masing-masing.
> dan husus wajah dan telapak tangan tidak boleh tertutupi (tidak boleh 
> menggunakan kaos tangan), adapun kaki dibolehkan.
> Jika wajah dan telapak tangan tertutupi atau ketujuh anggota tidak 
> menyentuh ke lantai, berarti tidak memenuhi syaratnya sujud, 
> jika tidak memenuhi syaratnya sujud, berarti sujud tidak sah,
> jika sujud tidak sah, berarti sama meninggalkan rukun sholat,
> Jika salah satu rukun sholat ditinggalkan berarti sholat tidak sah.
>
> tentu saja hal ini tidak berlaku ketika ada uzur, seperti tidak sanggupnya
> berdiri karena sakit atau lainnya.
>
> damikian yang sampai kepada saya, yang katanya dari mazhab syafi`i,
> namun saya tidak sanggup menyelusuri hingga ke akarnya,
> karena saya sendiri sibuk mencari nafkah untuk keluarga.
>
> dan tentu saja ada pendapat yang berbeda, silahkan memilih 
> yang mana yang anda anggap lebih tetpat, dan lebih kuat.
>
> Demikian, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan.
>
> Salam,
>
>
>
>
> Lukman Hakim Achmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaykum wr 
> wb.
>
> Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg
> pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak
> jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung.
>
> Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan
> bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita,
> kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak
> langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya..
>
> Syukron jazakalla
>
> Wassalam
>
>   



[media-dakwah] Jalan Menuju Kebangkitan Islam

2007-05-02 Terurut Topik Muhammad Haryo
New File Uploaded ::

[image: [zip]] 
jalan_kebangkitan_islam.zip
[image:
0 days old]
http://www.islam-download.net/files/index.php?dir=%40masalah_umum/&file=jalan_kebangkitan_islam.zip

penjelasan cara2 menuju kebangitan Islam. Prioritas utama yang perlu
didahulukan dalam mengembalikan kejayaan Islam

-- 
Muhammad Haryo
www.islam-download.net (use firefox)
--~--~-~--~~~---~--~~
Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai NOT spam/
bulk/ junk
--~--~-~--~~~---~--~~


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Re: FW: Al Quran hilang dari naskahnya..

2007-05-02 Terurut Topik A Nizami
Wa'alaikum salam wr wb,
Jangan terlalu percaya cerita di bawah.
Jika kita baca hadist Bukhari dan Muslim ada diceritakan tanda2 kiamat
seperti orang berlomba mendirikan gedung tinggi, membangun mesjid
mewah, turunnya dajjal, dsb.
Wassalam

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Apri Rohmainy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   _  
> 
>  
> 
>  
> 
> ASSALAMUALLAIKUM, 
> Just to share with u all
> 
> 
> 
> 
> Marilah kita renung dan fikir2kan akan kejadian ini, dimana saya
perolehi e-mail ini dari seorang sahabat fikir2kanlahh 
> 
> Tulisan al-Quran hilang dari naskahnya salah satu tanda hari
akhirat. 
> Malam tadi dalam rancangan Misteri Nusantara yang sempat saya rakam,
antara paparannya adalah lenyapnya tulisan al-Quran dari naskahnya
yang berlaku baru2 ini di sebuah kampung di Kuala Kangsar, Perak. 
> 
> 
> 
> Wartawan Misteri Nusantara Shahnun Hanif Suhaimi yang mendapat
panggilan seorang lelaki di Kampung Kota Lama, Kuala Kangsar, Perak
telah bergegas ke lokasi menemui pemilik al-Quran iaitu seorang guru
agama yang merasa pelik dan hairan apabila mendapati 4 pages dalam
naskah al-Qurannya yang dimiliki selama 40 tahun hilang tulisannya
begitu sahaja, sedangkan dia menggunakannya hampir setiap hari
khususnya ketika mengajar anak2 muridnya mengaji. 
> 
> 
> 
> Berdasarkan hadis Sahih Bukhari dan Muslim, antara tanda2 Kiamat
ialah apabila al-Quran diangkat ke langit. 
> Penduduk kampung mengaitkan kejadian aneh ini dengan tanda2 Kiamat
tetapi sejauh mana kebenarannya masih menjadi tanda tanya. 
> Hajah Khatijah seorang guru agama berusia 74 tahun telah menggunakan
naskah al-Quran ini 40 tahun lamanya. Ia diterima sebagai barangan
pusaka ibu saudaranya yang mewasiatkan agar selalu membacanya. 
> 
> 
> Kejadian ini disedari ketika Hajah Khatijah membaca al-Quran selepas
sembahyang Isyak dan apabila sampai ke juzuk 13 dia mendapati
tulisannya telah lenyap walaupun sebelum ini tulisan ini ada.
Menurutnya yang telah khatam membaca naskah al-Quran ini lebih 40 kali
tidak pernah melihat adanya helaian kosong atau misprint. Katanya jika
ia disebabkan oleh tindak balas kimia, mengapa hanya 4 helai sahaja
yang hilang dan tidak di muka surat lain. Naskah ini juga menurutnya
disimpan dengan baik tidak terkena air atau bahan kimia. 
> Kehilangan ayat dalam naskah al-Quran ini membabitkan ayat dalam
surah Ibrahim dan surah al-Hijr. 
> Naskah al-Quran lama ini yang dicetak oleh Sulaiman Press di 85,
Lebuh Acheh, Penang , tidak lagi dijual.  Wartawan Shahnun Hanif
Suhaimi yang melihat lebih dekat naskah tersebut mendapati tiada kesan
ianya dipadam atau kemungkinan helaiannya ditukar. Walau apa pun yang
berlaku hanya Allah sahaja yang tahu dan Allah maha berkuasa ke atas
segala sesuatu. 
> 
> 
> 
> "Cukuplah ALLah bagiku, tiada Tuhan melainkan Dia,hanya kepadaNya
aku bertawakkal dan Dialah Tuhan yang memiliki arasy yang agung..." 
> 
> 
> --~--~-~--~~~---~--~~
> You received this message because you are subscribed to the Google
Groups "JPC_moslem" group. 
> To post to this group, send email to [EMAIL PROTECTED] 
> To mail moderator, send email to [EMAIL PROTECTED] 
> -~--~~~~--~~--~--~---
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[media-dakwah] Dan Kubur pun Ikut Menangis

2007-05-02 Terurut Topik ARIHADI

Dan Kubur pun Ikut Menangis



Suatu ketika Allah SWT menciptakan lisan bagi kubur hingga ia pun dapat
berkata, " Wahai anak Adam, mengapa engkau melupakanku ? Bukankah engkau
telah tahu, bahwa aku adalah satu-satunya tempat bagimu, yang dipenuhi
binatang tanah dan mengerikan ?". Dan suatu ketika kubur pun menangis. Di
dalam tangisannya ia pun merintih, " Aku adalah tempat yang mengerikan. Aku
tempat menyendiri dan aku adalah tempat cacing (binatang tanah)". (Al
Qurthubi, At-Tadzkiroh)

Ya Al Ghofar...Ar Rohman...Ar Rohiim. ampunilah aku
Ya Allah...aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur..

(as/sr)







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


[media-dakwah] Bedah Buku: MENUNTUT ILMU: Jalan Menuju Syurga (Jakarta 6 Mei 2007)

2007-05-02 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah
Bedah Buku: MENUNTUT ILMU: Jalan Menuju Syurga (Jakarta 6 Mei 2007)


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu

Bersama ini kami dari panitia Tim Kajian Ilmiah Karyawan Astra bekerjasama 
dengan Jakarta Islamic Centre kembali menyelenggarakan Tabligh Akbar Bedah 
Buku yang Insya Allah akan diselenggarakan insya Allah pada:

Hari/Tanggal: Ahad, 18 Rabi’uts Tsani 1428 H. / 6 Mei 2007 M.
Waktu: 09.00 - Dzuhur WIB
Tempat: Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC)
Jalan Kramat Jaya, KOJA
Jakarta Utara

Tema:
“MENUNTUT ILMU : Jalan Menuju Syurga”

Panduan Menuntut Ilmu:

Keutamaan Menuntut Ilmu.
Kiat dan Adab Menuntut Ilmu.
Kitab Yang Harus Dimiliki oleh Penuntut Ilmu.
Perjalanan Ulama Dalam Menuntut Ilmu.
Nasehat dan Wasiat Bagi Penuntut Ilmu.
Pemateri:
Ustadz YAZID ABDUL QADIR JAWAS
(Penulis Buku & Mudir Yayasan Minhajus Sunnah Bogor)

Route Kendaraan dari:

Kp. Rambutan: bis PAC 07/08
Cawang/Cililitan: bis P8A
Blok M: bis PAC 65/P89
Ciputat: bis PAC 135
Bekasi: bis PAC 25
Tangerang: Bus Aja
Cibinong: Bus Kosub
Semua kendaraan ini tujuan Tj. Priuk
Selanjutnya naik APB 06 Jurusan Semper turun di depan JIC (Jakarta Islamic 
Centre)
Informasi: 0812.1055.891 & 0816.1182.781

Wassalam

Panitia

TKIKA - JIC

Sumber : muslim.or.id

_
More photos, more messages, more storage—get 2GB with Windows Live Hotmail. 
http://get.live.com/en-id/mail/features



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/