[media-dakwah] Mu'adzin Jawa di Seoul

2006-11-23 Terurut Topik hisyam
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5id=272084kat_id=105kat_id1=147kat_id2=376

Jumat, 17 Nopember 2006
 
Hasan Sogimin  Mu'adzin Jawa di Seoul 
 
 

Jika Anda mendengar suara adzan di kota Seoul, Korea Selatan, hampir 
dipastikan itu berasal dari suara Hasan Sogimin. Dialah satu-satunya mu'adzin 
di satu-satunya masjid di ibu kota negeri ginseng tersebut. 


Seoul Central Masjid atau Masjid al-Markiza alias Masjid Pusat itu berdiri di 
atas tanah seluas 4.870 meter persegi. Luas masjidnya sendiri cuma 427 meter 
persegi. Di atas lahan itu juga berdiri Islamic Center seluas 1.917 meter 
persegi.

 

Dari jalan besar, masjid ini tak terlihat. Namun di pertigaan, terdapat papan 
rambu lalu lintas yang menjadi petunjuk lokasi masjid. Masjid yang terletak 
di jalan kecil ini juga tak terlihat dari luar. Namun di pinggir jalan ada 
tembok tinggi dengan desain pintu gerbang khas kubah masjid. 


Sejak memasuki gerbang langsung dihadapkan pada jalan belok kanan yang menaik 
tajam. Nah, di ujung jalan naik sepanjang sekitar 10 meter itu berdiri masjid 
dengan kapasitas 500 orang. Di lantai dasar untuk ruang kantor dan aula. Di 
lantai satu untuk jamaah pria dan lantai dua untuk jamaah wanita.

 

Saat Maghrib, Selasa (17/10), pada Ramadhan lalu, Hasan mengumandangkan adzan 
dari ruang kantor di lantai dasar. Kedatangan Hasan di Seoul bukan untuk 
menjadi mu'adzin. Dia datang melalui biro jasa pengerah tenaga kerja Binawan 
untuk bekerja di sebuah perusahaan multinasional di negeri itu. Dia datang ke 
Korea pada 29 Oktober 1999. Namun ia tak betah karena sulit melakukan shalat. 
Hanya delapan bulan ia bekerja. 


Aktivitasnya di Ikatan Keluarga Muslim Indonesia di Seoul mempertemukannya 
dengan Ustadz Abdul Rasyid. Pria Melayu asal Thailand Selatan ini bekerja di 
Masjid Pusat sebagai dai, khatib, dan imam shalat yang digaji pemerintah 
Libya. Rasyid mengajak Hasan untuk menjadi mu'adzin di masjid terbesar di 
Korea Selatan tersebut. Maka sejak saat itu ia menjadi marbot (pengurus 
masjid), di negeri orang, sejak 25 Juli 2000.

 

Hasan bekerja 24 jam. Selain menjadi mu'adzin, ia juga mengurusi semua hal 
seperti kebersihan, ketertiban, dan keamanan. Juga mengurusi segala hal 
persiapan shalat. Karena masjid juga membuka sekolah TK, maka ia pun ditugasi 
untuk anatar-jemput anak sekolah. ''Jika imam berhalangan, saya juga menjadi 
imam shalat,'' katanya.

 

Awalnya ia cuma digaji 600 dolar AS per bulan. ''Kini 1.100 dolar,'' tuturnya 
senang. Ia juga bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan, khusus untuk 
jaga malam, dua malam sekali. Hasan mendapat hak cuti selama 30 hari dalam 
setahun, yang bisa diambil sekaligus atau dua kali. 


Saat cuti itulah ia gunakan untuk pulang kampung di Bengkulu menemui istrinya, 
Riniwati, yang dinikahi pada 1990. Ia juga bisa menumpahkan kerinduannya pada 
ketiga buah hatinya, Wiwin Pratiwi (duduk di bangku SMA), Prayekti (kelas VI 
SD), dan Ajron Hasan (TK). ''Sudah enam kali pulang,'' ujarnya.

 

Hasan adalah anak bungsu dari 10 bersaudara. Pria kelahiran 22 Juni 1960 ini 
menghabiskan masa kecilnya di Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Ia lulus 
SD pada 1972, lalu melanjutkan ke SMP Muhammadiyah Sentolo hingga lulus. Ia 
sempat masuk Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Yogyakarta, namun tak 
sampai tamat. 


Tak banyak yang ia perbuat di kampungnya, apalagi kedua orangtuanya sudah 
meninggal ketika ia masih kecil. Sejak 1982 ia merantau ke berbagai kota. 
''Hingga akhirnya menetap di Bengkulu sejak 1986, di belakang Universitas 
Bengkulu,'' katanya.

 

Walau tak sempat mengenyam pendidikan pesantren, ia juga seorang santri. 
''Saya mengaji di banyak kiai di desa,'' katanya. Kini, sejauh-jauh ia 
merantau, pendidikan masa kecil dirinyalah yang menentukan. Ia kembali ke 
agama. Aktivitasnya sebagai marbot di Seoul juga telah diliput TPI dan 
diputar sehari sebelum Idul Fitri yang lalu. ''Itu pengalaman yang paling 
menyenangkan,'' ujarnya.

 

Ia juga bahagia karena selaku marbot ia banyak bertemu para tokoh, di 
antaranya adalah Hidayat Nurwahid, ketua MPR RI, pada 29 Oktober 2006. ''Dia 
shalat sendiri dengan pakaian santai dan tanpa pengawal,'' tutur pria yang 
tinggal di kompleks masjid itu.

 

Hasan sering diajak dakwah keliling seperti ke Busan, Jeju, Kangwon, dan 
sebagainya. Menurutnya, orang Korea tak begitu peduli pada Muslim, apalagi 
dia orang asing. ''Sebagian besar mereka tak beragama,'' katanya. Di sekitar 
Masjid Pusat, sebagian besar umat Islam berasal dari Pakistan, Bangladesh, 
Arab Saudi, Mesir, dan Maroko. Perkembangan dakwah Islam sangat lambat dan 
orang Islam baru lebih banyak karena faktor perkawinan.

 

Namun demikian, pemerintah Korea sangat membantu umat Islam. Setiap kali ada 
isu terorisme, sekitar masjid langsung dijaga polisi siang-malam hingga 
situasi dinilai aman. Hal serupa juga dilakukan saat ada eksekusi warga Korea 
di Irak. Sejauh-jauh merantau, suatu saat Hasan ingin pulang dan tinggal 
bersama 

[media-dakwah] GRATISS.....Bedah Buku Zikir di Masjid Sunda Kelapa, tgl 9 Okt 2006

2006-10-08 Terurut Topik hisyam


--  Forwarded Message  --

Subject: [Al-Ikhwan] GRATISS.Bedah Buku Zikir di Masjid Sunda Kelapa, tgl 
9 Okt 2006
Date: Friday 06 October 2006 16:11
From: Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED]


BEDAH BUKU DZIKIR DAN DOA





Dzikir dan doa merupakan media yang yang menghubungkan manusia dengan Allah.
Bagaimana itu dilakukan dengan baik dan benar, buku ini akan memberikan
banyak penjelasan dari penulis dan pembahas lainnya.





Nara Sumber



Prof. DR. M. Quraish   Shihab, MA

(Direktur PSQ; Pakar Tafsir, Penulis Buku)



Prof. DR. KH. Ali Mustofa Yakub, MA

(Imam Besar Masjid Istiqlal)





Moderator



DR. Muchlis M. Hanafi, MA

(Mgr Program PSQ)





Senin,   9 Oktober 2006

15.30 - 17.30 WIB

Di Ruang Serbaguna Masj id Sunda Kelapa

Jl. Taman Sunda Kelapa No.16

Menteng - Jakarta Pusat





Konfirmasi :



PSQ dengan Muhtar Sadili (021)7421661, 081511666740, dan [EMAIL PROTECTED]

Masjid Sunda Kelapa dengan Suwendi di 021-31934261 dan 081310127747





ACARA INI GRATIS DAN DISEDIAKAN BUKA PUASA





Acara ini terselenggara atas kerjasama:

Penerbit Lentera Hati

Pusat Studi al-Qur'an

Pengurus Masjid Sunda Kelapa






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[media-dakwah] Undangan : I'tikaf Bersama DR. Hidayat Nur Wahid dll

2006-10-08 Terurut Topik hisyam
dari milist sebelah.

-

Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh,

Aisyah, Ibnu Umar dan Anas Radliallahu 'Anhum meriwayatkan

:''Rasulullah SAW selalu beri'tikaf pada 10 hari terakhir bulan

Ramadhan '' (HR. Bukhori dan Muslim). Hal ini dilakukan oleh beliau
hingga wafat, bahkan pada tahun wafatnya beliau beri'tikaf selama 20
hari. Demikian pula halnya dengan para shahabat dan istri Rasulullah
Saw senantiasa melaksanakan ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad
berkata: Sepengetahuan saya tidak ada seorangpun dari ulama yang
mengatakan bahwa I'tikaf itu bukan sunnah.

Dalam rangka meneladani sunnah Rasulullah SAW tersebut, Forsimpta
(Forum Silaturahim Masjid Perkantoran Jakarta) mengundang Bapak dan
Ibu untuk hadir dalam acara I'tikaf sekaligus menimba ilmu dari tokoh,
ulama dan guru kita yang insyaAllah akan dilaksanakan pada :

Hari, tanggal: Sabtu, 14 Oktober 2006
Jam : 20.30 - 01.30 wib
Tempat: Masjid Baitul Ihsan - Komplek Bank Indonesia, Jl.
MH. Thamrin Jakpus

InsyaAllah akan hadir dalam acara tersebut :

1. DR. H. M. Hidayat Nurwahid, MA, Ketua MPR RI
2. KH. Ma'ruf Amin, Ketua MUI Pusat
3. KH. Abdul Rosyid Abdullah Syafi'i, Pimpinan Pesantren As Syafi'iyah
4. DR. Ahmad Satori Ismail, Ketua IKADI Pusat
5. Ustdz. Dra. Wirianingsih, Ketua Umum Salimah
6. Power of Giving, Ust. Yusuf Mansur

Demikian undangan dari kami, atas perhatian dan kehadirannya kami
ucapkan jazakumullah khairan katsiran.

Wassalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh,

FORSIMPTA

Note :

1. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Forsimpta dengan IKADI dan MMBI
2. Konfirmasi kehadiran dan informasi lebih lanjut bisa menghubungi :
Junaidi (021-70775655), Anwari : 0817711245, Email :
[EMAIL PROTECTED], YM : anak_ngw
3. Buat para pejabat, pimpinan instansi pemerintah dan swaswa, kami
sediakan undangan khusus. Informasi lebih lanjut, bisa menghubungi
Contact Person di atas.
4. Informasi ini bisa disebarkan ke rekan, saudara atau milis yang lain.





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[media-dakwah] Berbakti Kepada Orang Tua

2006-09-26 Terurut Topik hisyam
Berbakti Kepada Orang Tua 


Allah SWT berfirman yang atinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu 
tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu 
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-duanya 
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu 
berkata 'ah' kepada mereka dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah 
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka 
berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, rahmatilah 
mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu 
kecil. (Al-Israa': 23-24). 


Kewajiban mengesakan Allah (tauhid) adalah suatu kewajiban yang mutlak dan tak 
bisa diganggu gugat. Tauhid adalah inti utama ajaran Islam. Di atasnya 
berdiri segala pokok dan cabang-cabang ajaran Islam. Tidaklah berarti amal 
seseorang jika ia berbuat syirik terhadap Allah, karena syirik dapat 
menghapus segala kebajikan yang telah dibuat. Bahkan, Allah tidak memberi 
ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan syirik. Oleh karena itu, perintah 
untuk hanya menyembah dan mengesakan Allah selalu dikedepankan agar segala 
kebajikan yang dilakukan setelah itu diterima di sisi Allah. Lagi pula, 
tidaklah pantas manusia menyekutukan Allah dengan apa pun, karena segala 
seuatu selain Allah adalah ciptaan-Nya.


 Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Taala memerintahkan kita untuk berbakti 
kepada orang tua dengan sebaik-baiknya. Dalam beberapa ayat Alquran, perintah 
berbakti kepada orang tua selalu berada setelah perintah menyembah dan 
mengesakan Allah semata. Hal ini sangat tegas dalam menyatakan begitu 
pentingnya dan tingginya kedudukan orang tua terhadap anaknya di sisi Allah. 
Semua orang tahu arti dan nilai orang tua bagi mereka, namun karena manusia 
ini banyak yang zalim dan bodoh, banyak pula yang melalaikan orang tua dan 
mempergaulinya dengan buruk. 


Kalaulah kita sejenak merenung, mengapa harus berbakti kepada orang tua, 
niscaya kita akan mendapatkan banyak alasan yang tak dapat kita pungkiri. 
Namun, saat ini banyak sekali anak-anak yang tak mengerti bagaimana berbakti 
kepada orang tua. Membantah menjadi hal yang biasa karena banyak gurunya di 
televisi, begitu juga mengabaikan orang tua dan sebagainya.


 Allah kemudian melarang kita mengucapkan ah kepada orang tua kita. Nah, 
jika mengucapkan ah saja tidak boleh, maka kata-kata atau perbuatan yang 
lebih jelek dari itu tentu saja tidak boleh. Kemudian, diikuti dengan 
larangan membentak dan menghardik, dan tentu saja semua orang tahu bahwa hal 
itu tidak baik. Meski demikian, banyak orang yang lalai kalau tidak 
diperingatkan. Kemudian Allah memerintahkan kita untuk mengucapkan kata-kata 
yang penuh kemuliaan dan kasih sayang kepada mereka.


 Allah sebutkan bahwa semua itu jika mereka telah berusia lanjut. Hal ini 
bukan berarti ketika orang tua masih muda kemudian kita boleh saja 
mengucapkan ah dan lain sebagainya. Bukan begitu maksudnya. Disebutkan, 
masa tua adalah karena secara umum pada masa itulah orang tua banyak 
menyibukkan anak dan butuh perhatian lebih dari anaknya. Itu karena mereka 
sudah lemah dan butuh bantuan orang lain. Tentunya yang berkewajiban membantu 
adalah anak-anaknya pertama kali. Nah, pada situasi seperti inilah biasanya 
anak-anaknya banyak yang tidak sabar dalam melayani kebutuhan orang tuanya. 
Sering terjadi mereka malah mengeluh dan kesal, lalu akhirnya mulai mengeluh 
di hadapan orang tuanya itu dan bahkan mengumpat serta menghardik. 
Ketidakpedulian inilah yang membuat banyak orang tua di Barat dikirim ke 
panti-panti jompo oleh anak-anaknya, karena sang anak lebih mengutamakan 
kebebasan semu dari pada bakti kepada orang tuanya. Hal ini perlu kita 
waspadai agar tidak terjadi pada diri dan keluarga kita. Kejadian sepeti itu 
tak terbantahkan serta tak terobati sakitnya bagi orang tua, telebih lagi 
jika diabaikan anaknya sendiri.


 Setelah perintah berkata-kata yang mulia dan baik, Allah memerintahkan kita 
untuk bersikap rendah diri dan penuh kasih sayang kepada mereka, terutama 
pada masa usia lanjut. Karena, pada saat itulah mereka lebih membutuhkannya. 
Bukankah pada masa mudanya merekalah yang lebih banyak memberi kita kasih 
sayang? Kemudian, diikuti oleh perintah untuk berdoa bagi mereka, yaitu 
mendoakan agar Allah memberikan rahmat kasih sayang-Nya kepada mereka berdua 
sebagaimana mereka berdua telah mendidik sang anak dengan penuh kasih sayang 
waktu kecil dulu. Lafal ayat ini bisa kita jadikan doa untuk orang tua kita, 
Rabbirhamhuma kamaa rabbayaanii shagiira. Artinya: Tuhanku... rahmatilah 
mereka berdua (kedua orang tuaku) sebagaimana mereka telah mendidikku waktu 
kecil.


 Sudahkan kita mendoakan orang tua kita setiap selesai salat lima waktu atau 
di lain kesempatan? Apa yang telah kita lakukan untuk orang tua kita? 
Sudahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi pada kita jika hidup tanpa 
orang tua? Apakah jasa-jasanya telah kita balas? 

[media-dakwah] Menyikapi Alquran dengan Benar dan Sungguh-Sungguh

2006-09-26 Terurut Topik hisyam
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 Menyikapi Alquran dengan Benar dan Sungguh-Sungguh 

Alif laam miim. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi 
orang-orang yang bertakwa. (Al Baqarah: 1-2). 


Yaitu bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai 
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan 
sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (Al-Baqarah: 185).


 Di kalangan kaum muslimin kebanyakan orang akan berkata, Alquran adalah 
kitab suci agama kami. Padahal, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui 
sedikit sekali tentang isi Alquran dan apa yang terdapat didalamnya.


 Faktanya, Alquran telah digunakan untuk banyak tujuan yang sangat jauh 
menyimpang dari tujuan sebenarnya ia diturunkan. Alquran biasanya kita dapati 
tergantung di dinding rumah sebagai penutup dekorasi dan dibaca dari waktu ke 
waktu oleh orang-orang tua. Orang membacanya dalam bahasa Arab. Tetapi, 
karena mereka hanya mengetahui bagaimana membaca huruf Arab tanpa mengerti 
artinya, sebagian besar para pembaca Alquran ini sama sekali tidak mengetahi 
apa yang sedang mereka baca, dan oleh karena itu mereka tidak dapat menangkap 
apa yang terkandung di dalam Alquran.


 Alquran juga diyakini oleh sebagian mereka mempunyai manfaat khusus bagi 
manusia, seperti sebagai jimat atau tangkal, pembuang sial dan sebagainya. 
Dikuburan, Alquran dibacakan untuk orang yang sudah meninggal tanpa seorang 
pun dari yang hidup mengerti apa yang sedang dibaca. Bahkan, Alquran 
terkadang digunakan untuk meramal.


 Singkatnya, dari total kaum muslimin, hanya sedikit yang mengerti dan 
memahami isi Alquran dan memperlakukannya sebagaimana mestinya. Akibatnya, 
orang-orang yang tidak tahu nilai-nilai sebenarnya dari Alquran memberikan 
atribut-atribut yang bertentangan dengannya. Banyak orang yang menyangka 
bahwa tradisi mereka berasal dari Alquran, padahal tradisi tersebut sangat 
bertentangan dengan apa yang ada dalam Alquran. Sebagai contoh, ada yang 
percaya bahwa biji tasbih berwarna biru dapat memalingkan mata setan dan 
bahwa hal ini dianjurkan dalam Alquran. 


Benarkah hal tersebut dari Alquran? Jawabnya tentu saja tidak ada, karena 
memang tidak ada dalam Alquran. Beberapa ayat di atas adalah sebagian dari 
ayat-ayat yang menerangkan dan menegaskan tujuan Alquran diturunkan. Yaitu, 
bahwa hakekat diturunkannya Alquran adalah sebagai petunjuk bagi manusia, 
yang dapat mendorong manusia agar berpikir dengan sungguh-sungguh tentang 
masalah-masalah penting, seperti penciptaan dan tujuan hidup, supaya mereka 
dapat mengenal Allah Yang telah menciptakan mereka, dan untuk menunjukkan 
kepada manusia jalan yang benar yang harus ditempuh dalam kehidupan dunia 
ini. Alquran adalah kitab yang dibutuhkan manusia yang mempunyai jiwa dan 
pikiran terbuka.


 Banyak ritual-ritual yang dipraktikkan, diyakini berasal dari Alquran, 
padahal sebenarnya tidak. Sebaliknya, malahan kebanyakan ritual-ritual 
tersebut bertentangan dengan pesan-pesan dan nilai-nilai yang terdapat dalam 
Alquran itu sendiri. Ini disebabkan kebodohan akan hakikat dan kandungan 
Alquran. Ini juga menunjukkan perbedaan yang nyata antara agama yang sejati, 
sebagaimana yang diterangkan Alquran, dengan konsep-konsep agama yang umumnya 
dianggap lazim. Perbedaan ini terjadi karena mengabaikan sumber aslinya, 
yaitu Alquran. Tentang hal tersebut, dalam Alquran sudah disebutkan, surat 
Al-Furqaan, ayat 30, yang artinya, Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, 
sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sesuatu yang tidak diacuhkan.


 Jadi, yang pertama kali kita butuhkan adalah memperbaiki persepsi yang salah 
tentang Alquran dan membuat manusia memahami bahwa Alquran bukanlah sebuah 
kitab yang diturunkan hanya untuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, tetapi 
untuk semua manusia, khususnya yang mengaku dirinya muslim. Siapa pun yang 
mengaku sebagai seorang muslim, maka harus bisa membaca Alquran dan berusaha 
memahami arti ayat-ayatnya serta kandungannya. 


Sudah tak terhitung banyaknya prasangka-prasangka yang berasal dari tradisi 
nenek moyang dimasukkan ke dalam agama ini karena tidak mengerjakan apa yang 
diperintahkan Alquran dan tidak mempelajari agama ini dari Alquran sebagai 
sumber aslinya. Padahal, ayat-ayat Alquran sendiri sudah sangat jelas 
menekankan bahwa dalam mempelajari agama tidak perlu mencari sumber lain 
selain Alquran.


 Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang 
telah menurunkan kitab (Alquran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang 
telah Kami datangkan kitab kepada mereka mengetahui bahwa Alquran itu 
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali 
termasuk orang orang yang ragu-ragu (akan kebenaran Alquran).


 Tentu saja mempelajari Alquran, baru merupakan langkah awal, karena harus 
disertai dan diikuti dengan aplikasinya (praktik kesehariannya). Ada 
orang-orang yang mengatakan Alquran telah ketinggalan zaman. Ada yang berpuas 
diri 

Re: [media-dakwah] Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1 Syawal

2006-09-22 Terurut Topik hisyam
wa'alaikumussalam wr.wb

terima kasih atas koreksinya.

bst rgrds,
hisyam

On Friday 22 September 2006 13:53, you wrote:
 Pak Hisyam ada tulisan dibawah yg seharusnya 1 syawal tanggal 23 Oktober
 2006 tertulis 23 September 2006

 Wassalam

 -Original Message-
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, September 22, 2006 8:47 AM
 To: media-dakwah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [media-dakwah] Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1
 Syawal

 http://www.antara.co.id/seenws/?id=42765

 Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1 Syawal

 Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah idealnya tak perlu menetapkan 1
 Syawal atau Idul Fitri sebagaimana yang dilakukan pada tahun-tahun
 sebelumnya, tetapi cukup menetapkan hari libur Idul Fitri, karena masih
 kuatnya perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam tentang
 penetapan 1 Syawal itu, kata Ketua Umum PP Muhamadiyah, Prof. Dr. Din
 Syamsuddin, di Jakarta, Kamis.

 Perbedaan di kalangan umat Islam tentang penetapan awal Ramadhan atau
 awal Puasa, menurut Din masih begitu kuat.

 Terlebih lagi soal penetapan 1 Syawal. Tetapi, biarlah perbedaan itu
 menjadi rahmat. Bagi Muhammadiyah, penetapan awal Ramadhan dilakukan
 dengan pendekatan ilmiah dan Quraniah, katanya.

 Pemerintah cukup menetapkan hari libur Idul Fitri saja, tak perlu
 menetapkan 1 Syawal atau hari Lebaran versi pemerintah, ujar Din
 Syamsuddin.

 Imbauan tersebut, menurut dia, didasari pertimbangan masih kuatnya
 perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam (NU dan Muhammadiyah,
 red).

 Pertimbangan lain adalah agar Pemerintah Indonesia terkesan tak netral
 dalam menghadapi persoalan ini. Perintah memang harus netral, kata Din
 lagi.

 Perbedaan itu adalah masalah hilafiah. Sama halnya soal shalat tarawih
 ada yang 11 rakaat dan 23 rakaat. Jadi, masalahnya tak perlu
 dibesar-besarkan dan pemerintah harus netral, ujarnya.

 Persoalan ini, bagi Muhammadiyah bukan main-main. Ini serius, karena
 menyangkut agama, ujarnya lagi.

 Tentang penetapan awal Ramadhan, Muhammadiyah menetapkan jatuh pada hari
 Ahad, 24 September 2006.

 Sedangkan 1 Syawal jatuh pada 23 September 2006. Keputusan tersebut
 diambil berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh
 Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

 Berkaitan dengan masuknya Ramadhan itu, Din dan segenap jajaran pimpinan
 Muhammadiyah mengimbau agar umat Muslim menyambut Ramadhan dapat
 menjalani puasa sesuai tuntunan Rasullallah SAW.

 Puasa hendaknya dapat dijadikan wahana penjernihan nurani, pencerdasan
 pikiran, perbaikan ahlaq.

 Diimbau kepada industri hiburan agar menjunjung tinggi nilai moral, tak
 menjual komoditi pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan
 tatatan bangsa, katanya. (*)

 Copyright (c) 2006 ANTARA

 21 September 2006 14:10






 Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
 Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links












Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[media-dakwah] Ramadhan Sebentar Lagi......

2006-09-21 Terurut Topik hisyam

  Ramadhan Sebentar Lagi... ... ...

  eramuslim - Dunia, Ramadhan Kurang Sedikit…

  Salam, kawan…
  Si mulia sebentar lagi datang, tapi kulihat engkau tidak menyambutnya
  seperti tahun-tahun kemarin. Adakah engkau lupa? Atau tidak menyadari
  kedatangannya? Bukankah Rasulullah telah mengabarkan sebelumnya, melalui
  untaian sabdanya yang indah.

  Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan
  membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi
  Allah.

  Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah
  malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling
  utama.

  Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya.
  Jangan! Jangan kau bilang hari-harimu terakhir sangat sibuk, hingga kau
  harus berpacu dengan jam demi jam. Hingga penat menguasai malam-malammu.
  Dan lelap mengalahkanmu. Ijinkan! Ijinkan, sekedar nafasmu menjadi
  tasbih. Agar tidurmu bernilai ibadah, agar amal-amalmu tak menjadi
  fatamorgana, agar pintamu terangkat ke arsyi-Nya.
  Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah,
  amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

  Kawan, sepertinya kau berat menyambut kedatangannya kali ini. Berat
  karena beban kerjamu, lapar dan hausnya engkau tak yakin tahan. Sejenak
  engkau menghibur diri, bukankah Allah memaklumkan mereka yang tak
  sanggup? Dan memberi keringanan untuk tidak menjalani titah-Nya? Oh
  tidak. Mengapa tidak kau coba petuah sang nabi, seperti yang biasa kau
  jadikan senjata, beberapa jeda silam?

  Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang
  suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiam dan membaca
  kitab-Nya. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan
 di hari kiamat.

  Kawan, sudah berapa lama kau lupa mereka: keluargamu, kerabatmu, anak
  yatim di sekelilingmu? Fakir miskin di kiri kananmu? Sudah berapa banyak
  jejak mereka terhapus dari dindingmu? Mungkin, kini tiba saatnya engkau
  mengukir kembali mereka, menghapus debu-debu yang menutupi jejak mereka
  di dirimu, hingga terpahat lagi dengan kokohnya. Dengan jalankan sabda
  nabi-Nya:

  Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang-orang
  tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persudaraanmu, jaga
  lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya,
  dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.
  Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
  Kawan, berapa kali kudengar engkau berkeluh kesah, atas amal-amalmu yang
  tiada berbekas. Atas dosa-dosamu yang mulai mengerak. Atas noda-noda
  yang berjatuhan-kau minta atau datang sendiri- dan mencengkeram
  permukaanmu.

  Wahai, coba dengar untai kalimat al musthafa:

  Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu,
  maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-pumggungmu berat karena
  beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

  Kawan, engkau rasakan dirimu tak lagi cantik akhir-akhir ini. Dirimu
  terasa gersang, bahkan kerontang, hingga organ-organ yang mestinya
  tumbuh subur, terkulai lemah, tiada daya. Jangan kawan, jangan biarkan!
  Kita coba resep dari utusan-NYa. Memberi kehidupan pada yang lain,
  menyirami dan memupuk ummat yang membutuhkan, agar pada gilirannya,
  mereka memberimu makanan, hingga lenyap pula kegersangan.

  Wahai manusia! Siapa yang membaguskan ahlaknya di bulan ini ia akan
  berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang
  siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan
  kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan
  pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di
  bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa
  dengan-Nya.

  Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya
  pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

  Sobatku, sesuatu di dalam sana, sekian lama kudengar engkau merintih,
  memohon cinta, merindukan kasih, namun selama ini aku abaikan. Engkau
  menginginkan bahagia sejati, namun yang kuberikan adalah kegembiraan
  semu. Kini! Ya, kini tiba saatnya, engkau sambut suatu masa, yang
  dengannya kan kau raih cinta, kan kau peroleh bahagia, yang Insya Allah
  bernilai sepanjang masa, lebih dari umur dunia. Maka dengarlah panggilan
 Sang Kekasih:

  Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka
  mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu.
  Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak
  akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah
  agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Celakalah orang yang tidak mendapat
  ampunan Allah di bulan yang agung ini.


  MARHABAN YAA RAMADHAN…..

  Selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir  batin


-






Ajaklah teman dan 

[media-dakwah] OOT - Mohon info telp/email/alamatnya Mas GITO ROLLIES.

2006-09-19 Terurut Topik hisyam
titipan temen...


Ada yang tahu  nomor telpon/email/alamatnya  Mas GITO ROLLIES please?
saya ingin sekali kontak beliau karena kami ingin mengundang beliau
sebagai pendakwah di bulan Ramadhan di kantorku (seperti biasanya kami
selalu mengundang ustadz atau pendakwah ke kantor di bulan Ramadhan)

Appreciate atas infonya.


salam

degas
INDOSAT






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[media-dakwah] Fwd: Terjemahan ceramah Paus Benedict oleh Romo Mardi - [Ilmiah Lengkap: Jerman-Indonesia]

2006-09-19 Terurut Topik hisyam


KULIAH PAUS BENEDICTUS XVI:
Iman, Akal Budi dan Universitas
12.9.2006

Bagiku merupakan saat mengharukan, bahwa saya berdiri
lagi di mimbar Universitas ini dan sekali lagi boleh
memberikan kuliah . Dalam pada itu pikiranku kembali ke
tahun-tahun, ketika saya menerima tugas sebagai guru
akademis di Universitas Bonn setelah suatu kurun waktu
indah di Sekolah Tinggi Freising. Waktu itu - 1959 - masih
jaman tata Universitas lama. Untuk setiap mata kuliah
tidak ada asisten atau sekretaris: tetapi untungnya malah
ada perjumpaan yang amat langsung dengan mahasiswa
dan terutama juga antara para Profesor satu sama lain.
Di ruang dosen kami dapat ketemu sebelum atau sesudah
kuliah.  Kontak antara ahli sejarah, filsuf, filolog dan tentu
saja juga antara para teolog dari kedua fakultas teologi
(Protestan dan Katolik) sangat akrab. Tiap semester ada
Hari Akademi: pada saat itu Profesor dari semua fakultas
memperkenalkan diri kepada para mahasiswa seluruh
Universitas dan dengan demikian menjadi mungkinlah
untuk mengalami Universitas benar-benar. Bahwa kami
(dengan semua spesialisasinya kadang kala membuat kami
tidak dapat bicara satu sama lain), toh merupakan satu
kesatuan dan semuanya bekerja dengan satu akal budi
dengan aneka dimensinya serta sama-sama mengalami
pertanggungjawaban penggunaan akal budi secara benar.
Universitas juga bangga dengan kedua fakultas teologinya
(Protestan dan Katolik). Jelas, bahwa kedua fakultas itu,
dengan mengajukan pertanyaan rasional kepada iman,
yang perlu agar menjadi bagian dari seluruh
'Universitas scientiarum', pun kalau imannya tidak dapat
sama, mendorong para teolog untuk sama-sama
menggunakan akal budi. Kesatuan batin dalam dunia akal
budi itu tidak juga terganggu, tatkala pernah terdengar,
katanya ada kolega dosen yang berucap: di Universitas kita
katanya ada hal aneh, yaitu bahwa ada 2 fakultas yang
mempelajari 'sesuatu yang tidak ada' (yaitu Allah).
Bahwa di tengah sikap skepsis seperti ini tetap perlu dan
rasional saja, mengajukan pertanyaan secara rasional
tentang Allah dan melakukannya dalam kaitan dengan
Tradisi iman katolik, tidaklah dipermasalahkan di seluruh
Universitas.
Semua itu muncul dalam kesadaranku lagi, ketika belum
lama ini saya membaca bagian dialog yang diterbitkan oleh
Prof Th. Khoury (Muenster): di situ:
dialognya dari tahun 1391 di suatu barak musim dingin
dekat Ankara antara Kaisar terpelajar Manuel II
Palaeologos dengan sang bijak dari Persia mengenai agama
kristiani dan Islam dan mengupas soal kebenaran keduanya.
Kaisar mungkin menuliskan dialog itu saat pengepungan
Konstantinopel antara 1394 dan 1402 (maka ia
menguraikan pendiriannya sendiri jauh lebih rinci daripada
jawab sang ahli dari Persia.) Dialog itu mencakup seluruh
jaringan iman dalam Alkitab dan Al Qur'an serta terutama
berkisar tentang citra Allah dan gambaran manusia,
tetapi juga tentu saja lagi dan lagi mengenai hubungan
antara ketiga Kitab Hukum Perjanjian Lama,
Perjanjian Baru dan Al Qur'an.
Dalam kuliah ini saya hanya akan menyebut satu butir
(yang juga tidak merupakan inti dialog itu): satu butir yang
menarik perhatian saya dalam kaitan dengan tema
Iman dan Akal Budi dan dapat bermanfaat untuk
menjadi pangkal pemikiran saya.
Dalam buku yang diterbitkan Prof Khoury itu pada
lingkaran diskusi yang ketujuh, Kaisar sampai pada tema
Jihad (Perang Suci). Kaisar pasti tahu, bahwa dalam Surah
2, 256 dikatakan mengenai tiadanya paksaan untuk urusan
iman - itu satu di antara Surah-surah pertama dari masa,
ketika Muhammad sendiri dalam kondisi lemah dan
terancam. Kaisar tentu tahu juga akan yang tertulis dalam
Al Qur'an - kelak tersusunnya - ketentuan mengenai
Perang Suci. Tanpa mau masuk ke dalam rinci-rincian,
bagaimana hubungan antara umat Ahli Kitab dan
Orang Tak Beriman, Kaisar secara mengherankan
memakai cara langsung ke dalam pertanyaan utama
tentang hubungan antara agama dan kekuasaan kepada
rekan bicaranya. *Ia berkata Tunjukkanlah, apa yang
dibawa Muhammad dan Anda hanya akan menemukan
yang buruk dan tidak manusiawi, seperti bahwa ia
memerintahkan agar iman yang diwartakannya
disebarluaskan dengan pedang. Hal itu bertentangan
dengan kodrat Allah dan kodrat jiwa.
Allah tidak mencintai darah dan tidak bertindak rasional
itu bertentangan dengan hakikat Allah. Iman itu buah jiwa,
bukan dari tubuh. Maka siapa yang menyuruh orang untuk
beriman, perlu menggunakan argumentasi yang baik dan
cara berpikir yang benar, bukan kekuatan dan ancaman .
Untuk meyakinkan seseorang yang rasional, perlulah orang
bukan tangan atau alat kekerasan atau sesuatu alat,
yang dapat mengancamkan kematian.*
*Kalimat yang menentukan dalam argumentasi terhadap
pentobatan dengan kekerasan berbunyi: bertindak tidak
secara rasional, itu bertentangan dengan kodrat Allah.*
Si penyunting (Th. Khoury) memberi komentar sbb:
Bagi Kaisar itu (yang dibesarkan sebagai orang Byzantium
dalam filsafat Yunani) kalimat itu sudah jelas.
Sebaliknya bagi ajaran Islam, Allah itu mutlak transenden.
KehendakNya tidak terikat pada 

[media-dakwah] Ketahuilah

2006-09-05 Terurut Topik hisyam
Ketahuilah  OlehMU 

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha  yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah  berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan  hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung  airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu  sesuatu dan waktu serasa
berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang  menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan  teman-temanmu terlalu sibuk untuk
menelepon...
Allah SWT selalu  berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba  segalanya dan tidak tahu hendak
berbuat apa lagi...
Allah SWT  punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal  dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat  menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat  jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik  kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa  ingin mengucap
syukur...
Allah SWT telah  memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau  dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum  padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi  untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU ...

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah  s.a.w. bersabda, Sampaikanlah
pesanku biarpun satu  ayat...






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[media-dakwah] Nishfu Sya'ban Bid'ah ????

2006-08-31 Terurut Topik hisyam
Assalamu alaikum wr.wb

mohon penjelasan rekan2 tentang malam nishfu sya'ban.
benarkah nishfu sya'ban itu bid'ah ???
seperti artikel dibawah ini..

wassalamu alaikum wr.wb
-
Untuk melengkapinya, berikut ini artikelnya semoga bermanfaat ;

PERINGATAN MALAM NISHFU SYA'BAN

 Sebagian umat Islam ada yang memperingati malam nisfhu Sya'ban (malam
ke-15 bulan Sya'ban) dengan cara menyelenggarakan berbagai macam acara dan
ibadah pada malam tersebut. Untuk mendapatkan keterangan yang jelas mengenai
hal ini, maka edisi Al-Hujjah akan menengahkan sebuah ringkasan tulisan
seorang ulama' besar, Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz, ketua kibarul
ulama' dan panitia tetap riset dan fatwa Arab Saudi, yang kepadanyalah
mayoritas ulama konteporer
merujuk dalam berbagai persoalan pelik. Selamat mengikuti.

Segala puji hanyalah milik Allah, yang telah menyempurnakan agamaNya kepada
kita. Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu
'alahi wa sallam, penyeru kepada pintu tauhid dan pembawa rahmat.
Amma ba'du.

Allah berfirman:
 Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah
Kucukupkan nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu sebagai agama bagimu
(Al-Maidah: 3).
Nabi sallallahu 'alahi wa sallam bersabda:
 Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik
jalan hidup adalah jalan hidup Muhammad, dan seburuk-buruk perkara (dalam
agama) ialah yang diada-adakan(bid'ah), dan setiap bid'ah itu sesat (HR.
Muslim).

Dan masih banyak lagi ayat dan hadits senada yang menunjukkan bahwa Allah
telah menyempurnakan Agama ini. Dia tidak mewafatkan Nabinya Sallallahu
'alahi wa sallam kecuali sesudah beliau telah menyampaikan risalah dan
menjelaskan kepada ummat seluruh syari'at Allah, baik berupa ucapan maupun
perbuatan. Beliau juga menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diada-adakan
oleh orang sepeninggalnya (dalam masalah agama) dan dinisbatkan kepada
ajaran Islam, baik berupa ucapan maupun perbuatan, semua adalah bid'ah yang
tertolak, meskipun orang yang mengada-adakannya berniat baik.

Para sahabat Rasullullah sallallahu 'alahi wa sallam dan ulama' yang datang
setelah mereka mengetahui hal ini. Maka mereka mengingkari segala macam
bid'ah dan memperingati kita agar menjauhinya.

Diantara bid'ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang adalah bid'ah
peringatan malam nishfu Sya'ban sedang pengkhususan puasa pada hari
tersebut. Padahal tidak ada satu dalilpun yang dapat dijadikan sandaran. Ada
hadits-hadits tentang fadhilah (keutamaan) malan ini, akan tetapi dho'if
(lemah), tidak boleh
dijadikan sandaran. Sedangkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan
sholat pada malam ini adalah maudhu' (palsu).

Memang ada beberapa riwayat tentang malam nisfu Sya'ban yang berasal dari
sebagian salaf (pendahulu) penduduk Syan dan lainnya, tetapi pendapat yang
dianut jumhur (mayoritas) ulama' ialah peringatan malam nishfu Sya'ban
adalah bid'ah dan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaannya semua
dho'if (lemah) dan sebagian lagi maudhu' (palsu). Diantara ulama yang
memperingatinya hal tersebut adalah Al-Hafizh Ibn Rajab dalam kitabnya
Latha'iful Ma'aif dan ulama-ulama lainnya.

Hadits-hadits dho'if hanya bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung
oleh dalil yang shohih. Adapun peringatan malam nishfu Sya'ban tidak ada
hadits shohih yang mendasarinya, sehingga hadits-hadits dho'if itu tidak
dapat dijadikan sebagai pendukungnya.

Para ulama telah sepakat, bahwa wajib mengembalikan segala permasalahan yang
diperselisihkan kepada Kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Apa saja yang telah
digariskan hukumnya oleh kedua sumber ini atau salah satu darinya, maka
wajib diikuti, dan apa saja yang bertentangan dengan keduanya maka harus
ditinggalkan . Sedang apapun ibadah yang tidak disebut oleh keduanya adalah
bid'ah, tidak boleh dikerjakan, apalagi mengajak untuk mengerjakannya atau
memujinya. (QS. 4:59, 42:10, 3:31, 4:65).

Tentang masalah nishfu Sya'ban Ibn Rajab dalam kitabnya Latha'iful Ma'arif
mengatakan:
Para tabi'in dari ahli Syam (sekarang Syiria. red) seperti Kholid bin
Ma'dan, Makhul, Luqman bin Amir dan lainnya. Pernah mengagung-agungkan dan
berijtihad melakukan ibadah pada malam nishfu Sya'ban, kemudian orang-orang
berikutnya mengambil keutamaan dan pengagungan itu dari mereka. Dikatakan
pula,
bahwa mereka melakukan perbuatan demikian karena adanya cerita-cerita
isra'illyat. Tatkala masalah ini menyebar ke berbagai negeri, berselisihlah
kaum muslimin, ada yang menerima dan menyetujuinya, ada juga yang
mengingkarinya. Golongan yang menerima adalah para ahli ibadah dari Bashrah
dan
kota lainnya. Sedangkan golongan yang mengingkarinya yaitu sebagian besar
ulama' hijaz, seperti Atha' Ibn Abi Malaikah dan -menurut penukilan
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam- para fuqoha' (ahli fiqih) Madinah, in juga
merupakan para pengikut Imam Malik dan lainnya. Menurut mereka, semua
perbuatan ini adalah bid'ah.


[media-dakwah] Suara Emas dari Ethiopia

2006-08-16 Terurut Topik hisyam



  Bilal bin Rabah: Suara Emas dari Ethiopia Suatu malam, jauh sepeninggal
 Rasulullah, Bilal bin Rabbah, salah seorang sahabat utama, bermimpi dalam
 tidurnya. Dalam mimpinya itu, Bilal bertemu dengan Rasulullah.


  Bilal, sudah lama kita berpisah, aku rindu sekali kepadamu, demikian
 Rasulullah berkata dalam mimpi Bilal. Ya, Rasulullah, aku pun sudah teramat
 rindu ingin bertemu dan mencium harum aroma tubuhmu, kata Bilal masih dalam
 mimpin-ya. Setelah itu, mimpi tersebut berakhir begitu saja. Dan Bilal
 bangun dari tidurnya dengan hati yang gulana. Ia dirundung rindu. Keesokan
 harinya, ia menceritakan mimpi tersebut pada salah seorang sahabat lainnya.
 Seperti udara, kisah mimpi Bilal segera memenuhi ruangan kosong di hampir
 seluruh penjuru kota Madinah. Tak menunggu senja, hampir seluruh penduduk
 Madinah tahu, semalam Bilal bermimpi ketemu dengan nabi junjungannya.


  Hari itu, Madinah benar-benar terbungkus rasa haru. Kenangan semasa
 Rasulullah masih bersama mereka kembali hadir, seakan baru kemarin saja
 Rasulullah tiada. Satu persatu dari mereka sibuk sendiri dengan kenangannya
 bersama manusia mulia itu. Dan Bilal sama seperti mereka, diharu biru oleh
 kenangan dengan nabi tercinta.


  Menjelang senja, penduduk Madinah seolah bersepakat meminta Bilal
 mengumandangkan adzan Maghrib jika tiba waktunya. Padahal Bilal sudah cukup
 lama tidak menjadi muadzin sejak Rasulullah tiada. Seolah, penduduk Madinah
 ingin menggenapkan kenangannya hari itu dengan mendengar adzan yang
 dikumandangkan Bilal. Akhirnya, setelah diminta dengan sedikit memaksa,
 Bilal pun menerima dan bersedia menjadi muadzin kali itu. Senjapun datang
 mengantar malam, dan Bilal mengumandangkan adzan. Tatkala, suara Bilal
 terdengar, seketika, Madinah seolah tercekat oleh berjuta memori. Tak terasa
 hampir semua penduduk Madinah meneteskan air mata. Marhaban ya Rasulullah,
 bisik salah seorang dari mereka.


  Sebenarnya, ada sebuah kisah yang membuat Bilal menolak untuk
 mengumandangkan adzan setelah Rasulullah wafat. Waktu itu, beber-apa saat
 setelah malaikat maut menjemput kekasih Allah, Muhammad, Bilal
 mengumandangkan adzan. Jenazah Rasulullah, belum dimakam-kan. Satu persatu
 kalimat adzan dikumandangkan sampai pada kalimat, Asyhadu anna
 Muhammadarrasulullah. Tangis penduduk Madinah yang mengantar jenazah
 Rasulullah pecah. Seperti suara guntur yang hendak membelah langit Madinah.
 Kemudian setelah, Rasulullah telah dimakamkan, Abu Bakar meminta Bilal untuk
 adzan. Adzanlah wahai Bilal, perintah Abu Bakar. Dan Bilal menjawab
 perintah itu, Jika engkau dulu membe-baskan demi kepentinganmu, maka aku
 akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku,
 maka biarkan aku menentukan pilihanku. Hanya demi Allah aku membebaskanmu
 Bilal, kata Abu Bakar. Maka biarkan aku memilih pilihanku, pinta Bilal.
 Sungguh, aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah,
 lanjut Bilal. Kalau demikian, terserah apa maumu, jawab Abu Bakar.


  ***
  Di atas, adalah sepenggal kisah tentang Bilal bin Rabah, salah seorang
 sahabat dekat Rasulullah. Seperti yang kita tahu, Bilal adalah seorang
 keturunan Afrika, Habasyah tepatnya. Kini Habasyah biasa kita sebut dengan
 Ethiopia.


  Seperti penampilan orang Afrika pada umumnya, hitam, tinggi dan besar,
 begitulah Bilal. Pada mulanya, ia adalah budak seorang bangsawan Makkah,
 Umayyah bin Khalaf. Meski Bilal adalah lelaki dengan kulit hitam pekat,
 namun hatinya, insya Allah bak kapas yang tak bernoda. Itulah sebabnya, ia
 sangat mudah menerima hidayah saat Rasulullah berdakwah.


  Meski ia sangat mudah menerima hidayah, ternyata ia menjadi salah seorang
 dari sekian banyak sahabat Rasulullah yang berjuang mempertahankan
 hidayahnya. Antara hidup dan mati, begitu kira-kira gambaran perjuangan
 Bilal bin Rabab.


  Keislamannya, suatu hari diketahui oleh sang majikan. Sebagai ganjarannya,
 Bilal di siksa dengan berbagai cara. Sampai datang padanya Abu Bakar yang
 membebaskannya dengan sejumlah Wang tebusan.


  Bisa dikata, di antara para sahabat, Bilal bin Rabah termasuk orang yang
 pilih tanding dalam mempertahankan agamanya. Zurr bin Hubaisy, suatu ketika
 berkata, orang yang pertama kali menampak-kan keislamannya adalah
 Rasulullah. Kemudian setelah beliau, ada Abu Bakar, Ammar bin Yasir dan
 keluarganya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad.


  Selain Allah tentunya, Rasulullah dilindungi oleh paman beliau. Dan Abu
 Bakar dilindungi pula oleh sukunya. Dalam posisi sosial, orang paling lemah
 saat itu adalah Bilal. Ia seorang perantauan, budak belian pula, tak ada
 yang membela. Bilal, hidup sebatang kara. Tapi itu tidak membuatnya merasa
 lemah atau tak berdaya. Bilal telah mengangkat Allah sebagai penolong dan
 walin-ya, itu lebih cukup dari segalanya.


  Derita yang ditanggung Bilal bukan alang kepalang. Umayyah bin Khalaf, sang
 majikan, tak berhenti hanya dengan menyiksa Bilal saja. Setelah puas hatinya
 menyiksa Bilal, Umayyah pun menyerahkan Bilal pada 

[media-dakwah] Kisah Rasulullah dan seorang badwi      

2006-08-16 Terurut Topik hisyam
Kisah Rasulullah dan seorang badwi                                         
                                                                            
                                                                            
                                                                            
 PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda  
 mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: Ya Karim! Ya  
 Karim!                                                                    
                                                                            
 Rasulullah SAW meniru zikirnya Ya Karim! Ya Karim!                       
                                                                            
 Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi Ya Karim! Ya 
 Karim! Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi Ya Karim!  
 Ya Karim!                                                                 
                                                                            
 Orang ituberasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan   
 di lihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah  
 di lihatnya.                                                               
                                                                            
 Orang itu berkata, Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja              
 mengejek-ngejekku, kerana aku ini orang badwi? Kalaulah bukan kerana       
 ketampanan dan kegagahanmu akan ku laporkan kepada kekasihku, Muhammad     
 Rasulullah.                                                               
                                                                            
 Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu         
 berkata: Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?             
                                                                            
 Belum, jawab orang itu.                                                  
                                                                            
 Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya? tanya Rasulullah SAW.             
                                                                            
 Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah  
 melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah        
 bertemu dengannya, jawab orang Arab badwi itu.                            
                                                                            
 Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: Wahai orang Arab, ketahuilah aku    
 inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.                   
                                                                            
 Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada   
 dirinya lalu berkata, Tuan ini Nabi Muhammad? Ya, jawab Nabi SAW.      
                                                                            
 Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.  
 Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya   
 berkata, Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan       
 seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya.   
 Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takbur,    
 yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira   
 bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang            
 mengingkarinya.                                                           
                                                                            
 Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia  
 berkata, Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan      
 berfirman: Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan     
 belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di Hari       
 Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun     
 yang besar.                                                               
                                                                            
 Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu     
 pula berkata, Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan       
 membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat         
 perhitungan denganNya.                                                    
                                                                            
 Orang Arab badwi berkata lagi, Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa  
 hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika  
 Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan     
 betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba,  
 maka hamba akan 

[media-dakwah] [Saksi] Secangkir Starbuck Senilai Secangkir Darah Palestina dan Libanon

2006-08-15 Terurut Topik hisyam


--  Forwarded Message  --

Subject: [Saksi] Secangkir Starbuck Senilai Secangkir Darah Palestina dan 
Libanon
Date: Sunday 13 August 2006 05:54
From: Maintbase [EMAIL PROTECTED]
To: 'Saksi \(E-mail\) 


---




[Non-text portions of this message have been removed]






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[media-dakwah] Kisah : Adik Israel

2006-08-03 Terurut Topik hisyam



Kisah Yang Menyayat Hati: Adik dan Israel


 Adikbangun pagi. Adik kesat mata. Walid yang kejut
 adik. Adik mengantuk sangat.Adik tarik gebar semula. Tidur balik. Walid
 geleng kepala bila nampak adiktidur balik. Walid tepuk belakang adik
 suruh adik mandi. Lepas mandi adikpakai baju baru. Ummi kata hari ini
 Hari Raya Aidilfitri. Semua orang pakaibaju baru. Tapi adik tengok ummi
 pakai baju buruk,walid pun pakai baju buruk.Ummi cuma senyum bila adik
 mengajukan soalan itu. Ummi kata cukuplah adikseorang pakai baju baru.
 Walid pimpin tangan adik pergi masjid. Kami jalankaki melalui
 denai-denai kecil. Sepanjang jalan adik dengar takbir raya.

  Allahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha illallah huallahu akbar, Allahu
 Akbarwallilla hilham.. Adik khusyuk dengar. Merdu. Adik angkat tangan ke
telinga,lagak seperti bilal masjid sambil menjerit takbir raya. Walid
 cumaketawa kecil melihat gelagat adik. Di persimpangan jalan, kami
 bertemu PakCik Nassier jiran adik. Adik pandang walid. Walid ralit
 berbual dengan PakCik Nassier. Adik dengar walid berbual tentang syahid,
 Yassier Arafat danlain-lain lagi.

  Nama negara adik pun walid sebut, Palestin. Tapi adik tidak faham. Adik
 cumamendengar. Adik tiba di perkarangan masjid. Masjid itu
 besar,tersergam indah.Masjid kebanggaan negara adik, Masjidil Aqsa.Walid
 pernah beritahu adik,Masjidil Aqsa kiblat pertama sebelum Kaabah di
 Mekah. Masjidil Aqsa juga adalah salah satu tempat suci dalam Islam. Nabi
 Muhammad pun mengalamiperistiwa Israk dan Mikraj di masjid ini. Adik
 buka kasut dan masuk ke perutmasjid.

  Adik lihat ramai orang. Semuanya duduk dalam saf. Walid tarik adik
 duduk dipenjuru masjid,kemudian walid solat tahiyatul masjid.Adik ikut
 walid solatraya. Adik berdiri betul-betul dekat dengan walid. Adik
 pandang walid. Bilawalid angkat tahbiratul ihram adik pun angkat. Mulut
 walid kumat kamitmembaca sesuatu. Adik pun ikut sama walaupun adik tak
 tahu apa yang adikbaca. Walid rukuk,adik rukuk. Walid sujud,adik sujud.
 Adik membilang anaktangga selepas selesai solat raya dan
 bersalam-salaman dengan jemaah yanglain. Walid ada di belakang adik.
 Suasana ketika itu tenang dan damai. Adiksuka ketenangan. Adik tarik
 nafas, hirup dalam-dalam udara pagi.

  Tiba-tiba ketenangan itu diragut. Adik nampak ramai orang bertempiaran
 lari.Adik juga nampak sekumpulan askar yang memegang senjata sedang mara
 menuju kearah masjid. Adik dengar bunyi kuat. Bunyi tembakan. Walid
 dukung adik eratsambil melaungkan takbir Allahu Akbar. Adik takut. Adik
 pejam mata. Kakiwalid yang kuat berlari tiba-tiba terhenti. Pautan
 tangan walid longgar danakhirnya terlerai. Adik rasa seperti sekujur
 tubuh tumbang dan menghenyakadik. Adik pandang belakang.Mata adik
 terbeliak.

  Adik nampak tubuh walid. Kepala walid berdarah. Adik menjerit nama
 walid.Manik-manik jernih bergentayangan dan gugur satu persatu dari
 tubir kelopakmata adik. Walid pandang adik. Walid cium pipi adik. Walid
 suruh adik lari.Adik geleng kepala. Adik pegang tangan walid. Adik
 hendak duduk di sisiwalid. Walid senyum pada adik. Mulut walid lemah
 menutur kalimah syahadah.Adik goyang tubuh walid. Walid tidak bergerak.
 Walid kaku.

  Wald!!!

  Adik kesat air mata. Adik lari kuat-kuat. Adik lari tidak kalih kiri
 dankanan. Sampai di rumah, adik terus menangis. Ummi hairan tengok adik.
 Adiksebut nama walid berkali-kali. Mayat walid di hantar ke rumah tidak
 lamaselepas itu. Adik masih menangis. Adik tengok ummi cium dahi walid.
 Ummipeluk adik. Beberapa orang jiran cuba tenangkan ummi. Abang yang   
 duduk di penjuru dinding juga menangis. Abang dah besar. Umur abang enam   
 belas tahun. Abang pergi dekat walid,abang peluk dan cium walid. Selepas   
 sembahyang adik nampak orang angkat walid keluar rumah. Abang pun ikut sama.
Adik tidak ikut. Adik duduk rumah dengan ummi.Adik tanya ummi, mana
 perginya walid. Diam. AdikTanya lagi sambil menongkat dagu menunggu
 jawapan daripada mulut ummi.

  Ummi pandang adik, ummi kata walid pergi ke satu tempat yang sangat
 cantik.Walid pergi tidak akan kembali lagi. Adik cuma mengangguk. Adik
 nakikut walid Ummi geleng kepala dan peluk adik. Adik lap air mata di
 pipiummi. Adik senyum, ummi senyum. Petang itu ramai kawan abang datang.
 Abangajak mereka ke belakang rumah. Adik berlari-lari anak ikut abang ke
 belakang.Abang tekun membuat sesuatu. Sesuatu yang menyerupai senapang.
 Adik cumaduduk diam dan tengok. Kawan-kawan abang pun khusyuk membuat
 kerja. Adikmenguap berkali-kali. Boring duduk diam tanpa melakukan
 sebarang kerja.Tidakkeletah adik dibuatnya. Mata adik melilau-lilau
 mencari barang mainan. Adiknampak benda bulat seperti bola. Adik pergi
 dekat cuba mencapai 

[media-dakwah] Keutamaan Berdzikir dalam Al-Qur'an dan Hadits

2006-08-02 Terurut Topik hisyam
Allah Ta'ala berfirman :

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan 
bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku.
(QS. Al-Baqarah : 152)

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan 
menyebut nama-Nya).
(QS. Al-Azhaab : 41)

Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah 
menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.
(QS. Al-Azhaab : 35)

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa 
takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara di pagi hari dan sore hari. 
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
(QS. Al-A'Raaf : 205)



Rasulallah saw, Bersabda : Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan 
orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang 
mati. 
(HR. Al-Bukhari 11/208, Muslim 1/539)

Rasulallah saw, juga berkata : Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang 
terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengankat derajatmu; 
lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada 
bertemu musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal 
lehermu? Para sahabat yang hadir berkata : Mau (wahai Rasulallah)! Beliau 
bersabda : Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi.
(HR. At-Tarmizi 5/459 dan Ibn Majah 2/1245)

Rasulallah bersabda, Allah berfirman : Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu 
kepadaKu. Aku bersamanya bila dia ingat Aku, bila dia mengingatKu dalam 
dirinya Aku mengingatnya dalam diriKu, bial dia menyebut namaKu dalam suatu 
perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada 
mereka, bila dia mendekat kepadaKu sejengkal Aku mendekat kepadanya sehasta, 
bila ia mendekat kepadaKu sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa, bila dia 
datang padaku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.
(HR. Al-Bukhari 5/175 dan Muslim 4/2061)

Dari Abdullah bin Busr r.a., dia berkata : Sungguh ada lelaki berkata : Wahai 
Rasulallah, sesungguhnya syariat islam telah banyak aku terima. Oleh karena 
itu beritahulah aku sesuatu buat pegangan. Beliau Bersabda : Tidak hentinya 
lidahmu basah karena dzikir kepada Allah.
(HR. At-Tarmizi 5/458 dan Ibn Majah 2/1246)

Rasulallah saw, bersabda : Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur'an, 
akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh 
kali. Aku tidak berkata : Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu 
huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.
(HR. Tirmizi 5/175)

Rasulallah saw. bersabda : Barang siapa yang duduk di sutau tempat  lalu 
tidak berdzikir kepada Allah didalamnya, pastilah dia mendaptkan hukuman dari 
Allah. Barang siapa berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada 
Allah, pastilah mendapat hukuman dari Allah.
(HR. Abu Dawud 4/426 dan lainnya)

Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan 
tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan 
penyesalan mereka. Maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan jika 
menghendaki mengampuni mereka.
(HR. At-Tirmizi)

Rasulalah saw. juga mengatakan  Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, 
yang mereka tidak berdzikir kepada Allah didalamnya, maka mereka laksana 
berdiri dari bangkai keledai, dan hal itu menjadi penyesalan mereka (dihari 
kiamat).
(HR. Abu Dawud 4/264 dan Ahmad 2/389).





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[media-dakwah] Adil Merupakan Syarat Poligami

2006-07-19 Terurut Topik hisyam
Adil Merupakan Syarat Poligami


Adapun syarat yang diletakkan oleh Islam untuk bolehnya berpoligami adalah 
kepercayaan seorang Muslim pada dirinya untuk bisa berlaku adil di antara 
para isterinya, dalam masalah makan, minum, berpakaian, tempat tinggal, 
menginap dan nafkah. Maka barangsiapa yang tidak yakin terhadap dirinya atau 
kemampuannya untuk memenuhi hak-hak tersebut dengan adil, maka diharamkan 
baginya untuk menikah lebih dari satu. Allah berfirman:


Jika kamu takut berlaku tidak adil maka cukuplah satu isteri (An-Nisa':3)


Kecenderungan yang diperingatkan di dalam hadits ini adalah penyimpangan 
terhadap hak-hak isteri, bukan adil dalam arti kecenderungan hati, karena hal 
itu termasuk keadilan yang tidak mungkin dimiliki manusia dan dimaafkan oleh 
Allah.


Allah SWT berfirman:


Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara 
isteri-isten(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu 
janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu 
biarkan yang lain terkatung-katung. (An-Nisa': 129)


Oleh karena itu, Rasulullah SAW menggilir isterinya dengan adil, beliau selalu 
berdoa, Ya Allah inilah penggiliranku (pembagianku) sesuai dengan 
kemampuanku, maka janganlah Engkau mencelaku terhadap apa-apa yang Engkau 
miliki dan yang tidak saya miliki. Maksud dari doa ini adalah kemampuan 
untuk bersikap adil di dalam kecenderungan hati kepada salah seorang isteri 
Nabi.


Rasulullah SAW apabila hendak bepergian membuat undian untuk isterinya, mana 
yang bagiannya keluar itulah yang pergi bersama beliau. Beliau melakukan itu 
untuk menghindari keresahan hati isteri-isterinya dan untuk memperoleh 
kepuasan mereka.


salam,
[EMAIL PROTECTED]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
~- 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[media-dakwah] Fwd: [eramuslim-1] hafidz qur'an yang menunggu uluran tangan

2006-07-05 Terurut Topik Hisyam


--  Forwarded Message  --

Subject: [eramuslim-1] hafidz qur'an yang menunggu uluran tangan
Date: Thursday 29 June 2006 14:27
From: haniin ruhama [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

MUHTADI,  begitu orang biasa memanggil namanya. Beliau tinggal di Desa
 Suradadi  Kec. Suradadi Kab. Tegal - Jawa Tengah. Status sudah menikah dan 
 mendapatkan amanah seorang anak perempuan. Subhanallah, menurut  informasi
 yang kami dapatkan, Pak Muhtadi ini adalah Hafidz (Hafal  Al-Qur'an).
 Sungguh beliau termasuk orang yang sangat 'langka' saat  ini...

  Namun, Allah SWT memberikan ujian yang cukup sulit buat  beliau dan
 keluarga. Pak Muhtadi mendapat ujian berupa penyakit kangker  di pangkal
 kakinya (sebesar telur angsa)  dan kondisinya saat ini sedang
 parah-parahnya. Ingin sekali penyakit  itu diangkat melalui operasi, tapi
 apa daya, ketiadaan biaya membuat  proses operasi itu tertunda. Padahal
 biaya operasinya cuma Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).  Satu lagi,
 ternyata putri Pak Muhtadi yang berusia 3 tahun tersebut  juga mengalami
 kelumpuhan. Lengkap sudah kiranya ujian yang beliau  pikul saat ini...:(

  Dengan tulisan ini, kami ingin mengetuk  pintu hati Bapak  Ibu untuk
 berbagi rezeki dengan Pak Muhtadi ini.  Beliau adalah saudara kita, derita
 beliau adalah derita kita juga. Bagi  yang ingin membantu Pak Muhtadi dan
 keluarga, bisa langsung kirim  bantuan ke rekening atas nama Yayasan
 PORTALINFAQ : - Bank Syariah Mandiri Cab. Warung Buncit No.Rek. 0030035790
  - Bank Mandiri Cab. Kuningan No.Rek. 124-0001079798
  - Bank BCA Cab. Arteri Pondok Indah No.Rek. 291-300-5244
Setelah transfer, mohon untuk konfirmasi ke Kosi via SMS 08128510372 atau
 YM : anak_ngw atau ke yayasan portalinfaq telp (021)72786073 fax 72786074 
 dengan menyebutkan : Muhtadi, Nama Bank, Jumlah Bantuan. Hal ini untuk
 mempermudah pencatatan serta penyalurannya nanti...

  info selengkapnya bisa di liat di :
  http://peduli.multiply.com/journal/item/41




-
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]




~~~
BARU! Milis pengajian on-line  Untuk bergabung kirim email ke
 [EMAIL PROTECTED]
 ~~~
[ADV] Isi sendiri pulsa anda dengan harga GROSIR! Info lengkap di
 http://www.pulsa-electric.com ~~~
Yahoo! Groups Links




---





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
~- 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[media-dakwah] Macam-macam Kekafiran

2006-07-05 Terurut Topik Hisyam
Macam-Macam Kekafiran 



Hadis Jibril yang populer menyebutkan, agama terdiri dari tiga tingkatan, 
yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Ihsan mencakup Islam dan Iman. Sedang Iman 
mencakup Islam, dan Islam sendiri menuntut dasar keimanan. 


Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dasar agama adalah pelaksanaan Islam 
secara global dan menyatakan kepercayaan terhadap semua berita yang dibawa 
oleh Nabi Muhammad saw berdasarkan keyakinan. Orang yang melaksanakan dasar 
ini, sebagai langkah awal, ia telah dinyatakan Islam. Jika kemudian diikuti 
dengan melaksanakan perintah-perintah agama dan meninggalkan 
larangan-larangannya, serta tidak melakukan pelanggaran yang berarti, maka 
keislamannya meningkat dan dapat berlanjut pada kesempurnaannya dengan 
merealisasikan iman dan ihsannya.


 Pengakuan ini adalah dasar agama. Ketika iman terdiri dari pokok-pokok 
(ushul) dan cabang-cabang (furu'), yaitu melakukan kewajiban-kewajiban dan 
kebaikan-kebaikan serta meninggalkan larangan-larangan, maka cabang-cabang 
ini tidak berarti apa-apa kecuali jika dasarnya telah terlaksana. Maka orang 
yang berpaling dari dasar ini, pada kenyataannya ia adalah kafir, meskipun ia 
melaksanakan cabang-cabang iman.


 Demikian juga kekafiran, ia terdiri dari pokok-pokoknya dan bagian-bagiannya. 
Maka orang yang terjerumus ke dalam pokok kekafiran, yaitu yang bertentangan 
dengan pokok iman dan hakikatnya, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah 
kafir. Adapun orang yang terjerumus ke dalam bagian-bagian tertentu dari 
kekafiran yang tidak bertentangan dengan pokok-pokok keimanan dan hakikatnya, 
sedangkan ia memiliki pokok keimanan yang menetapkan keislamannya, maka ia 
tidak dapat diklaim sebagai kafir.


 Akan tetapi, tindakannya yang melakukan bagian-bagian dari kekafiran 
memberikan pengaruh pada cabang-cabang keimanan, dari segi derajat 
keimanannya, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian ulama salaf ketika mereka 
ditanya mengenai sabda Rasul saw, Tidak ada seseorang yang berzina ketika 
dia dalam keadaan mukmin mereka mengatakan bahwa inilah Islam yang meliputi 
cakupan yang luas, sedangkan iman meliputi cakupan kecil dalam lingkup yang 
besar. Maka, ketika seseorang berzina atau mencuri, ia keluar dari lingkaran 
iman masuk ke lingkaran Islam, tetapi tidak mengeluarkannya dari Islam 
kecuali jika ia mengingkari Allah SWT.


 Oleh karena itu, hilangnya keislaman seseorang mengharuskan hilangnya 
keimanan darinya, berbeda dengan hilangnya keimanan seseorang tidak 
mengharuskan hilangnya keislaman darinya.


 Jadi, pokok iman berhadapan dengan pokok kufur. Tingkatan keimanan dan 
cabang-cabangnya berhadapan dengan tingkatan kekafiran dan bagian-bagiannya. 
Masing-masing dari keduanya saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, ada 
dan tidak adanya.


 Dari keterkaitan yang terdapat pada nama-nama dan hukum-hukum ini, jelaslah 
bagi Anda maksud para ulama mengenai pembagian kafir menjadi bermacam-macam, 
dan ketahuilah bahwa hal ini merupakan penjelasan yang menyatakan bahwa tidak 
selayaknya seseorang menuduh orang atau perbuatan tertentu sebagai kekafiran. 
Maksudnya adalah kekafiran yang bertentangan dengan pokok iman yang 
mengeluarkan seseorang dari Islam, tetapi kadang-kadang juga dimaksudkan 
selain itu, yaitu apa yang sering disebut dengan kufur kecil yang menurunkan 
iman seseorang tetapi tidak menghilangkan keislamannya, sedangkan 
keislamannya tersebut hanya akan hilang apabila ia mengingkari atau kafir 
kepada Allah SWT.


 Pangkal Macam-Macam Kekafiran


 Sebagaimana disebutkan bahwa dilihat dari segi berlawanannya dengan pokok 
keimanan, kekafiran terdiri dari beberapa macam. Berdasarkan hal ini 
kekafiran dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Pertama,Sesuatu yang bertentangan dengan agama, yaitu mengeluarkan seseorang 
dari Islam dan menjadi kafir dan diakhirat ia kekal di dalam neraka.


 Para ulama menyebutkan kekafiran ini dengan kufur besar (al-kufru al-akbar), 
yaitu kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari Islam dan menggugurkan 
keimanannya. Kekafiran ini adalah kufur yang tidak memberikan kesempatan 
menyandang iman bagi orang yang masuk ke dalamnya, dan itu terjadi dengan 
perkataan atau perbuatan yang menunjukkan kekafiran tersebut dengan 
dilakukannya unsur-unsur kekafiran tersebut.


 Oleh karena itu, ungkapan bahwa kekafiran yang berdasarkan keyakinan adalah 
kekafiran yang besar (al-kufru al-akbar) dan ia berhadapan dengan kafir 
perbuatan yang merupakan kufur kecil adalah ungkapan yang salah. Akan tetapi, 
kufur perbuatan kadang-kadang merupakan kufur akbar (kufur besar).


 Ibnu Qayyim ra berkata, Sebagaimana kekafiran terjadi dengan perkataan, dan 
itu merupakan bagian dari kekafiran, demikian pula kekufuran terjadi sebab 
melakukan sebagian perbuatan kafir seperti menyembah patung dan menghina 
mushhaf.


 Kedua,Tindakan yang tidak bertentangan dengan pokok keimanan, tetapi 
perbuatan tersebut berkaiatan dengan cabang-cabang iman, tingkatannya, dan 
hal-hal yang dapat menyempurnakannya, sehingga 

[media-dakwah] Aurat dan Jilbab

2006-07-05 Terurut Topik Hisyam
Aurat dan Jilbab 



Rasulullah bersabda: Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah 
melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor 
sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun 
telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. 
Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal 
sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian. (HR. 
Muslim)
 


Wanita-wanita yang digambarkan Rasul dalam hadis di atas sekarang banyak 
sekali kita lihat. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yang mentradisi dan 
dianggap lumrah. Mereka adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tapi 
telanjang. Sebab pakaian yang mereka kenakan tak dapat menutupi apa yang 
Allah perintahkan untuk ditutupi.


 Budaya barat adalah penyebab fenomena ini. Sebab pakaian yang tak layak 
tersebut bukanlah merupakan budaya masyarakat Islam dan tidak pula dikenal 
dalam tradisi masyarakat kita. Namun itu adalah hal baru yang lantas diterima 
tanpa dikritisi. Tidak pula itu diuji dengan pertanyaan, bolehkah ini menurut 
agama, atau baikkah ini bagi kita dan pertanyaan lain yang senada. Boleh jadi 
karena perasaan rendah diri yang akut dan silau terhadap kemajuan barat dalam 
beberapa hal akhirnya banyak di antara kita yang menerima budaya barat dengan 
mata tertutup (atau sengaja menutup mata). 


Namun di sana kita juga melihat fajar yang mulai terbit. Kesadaran untuk 
kembali kepada budaya kita sendiri (baca: budaya berpakaian islami) mulai 
tumbuh. Betapa sekarang kita banyak melihat indahnya kibaran jilbab di 
mana-mana. Di kampus, di sekolah, di pasar dan bahkan di terminal-terminal. 
Malah di beberapa negara barat (Inggris dan Jerman misalnya) 
muslimah-muslimah pemakai jilbab tak lagi sulit ditemukan.


 Jelasnya saat ini sudah tak ada lagi larangan untuk mengenakan busana dan 
pakaian yang menutup aurat. Permasalahannya, apakah jaminan kebebasan ini 
kemudian segera disambut oleh para muslimah kita dengan segera kembali 
mengenakan pakaian takwa itu atau tidak. Yang pasti alasan dilarang oleh si 
ini dan si itu kini tak berlaku lagi. 
 
AURAT WANITA DAN HUKUM MENUTUPNYA
Aurat wanita yang tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami 
dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak 
tangan. Yang menjadi dasar hal ini adalah:


 1. Al-Qur'an surat Annur: 
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan 
pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan 
perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka 
menutupkkan khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya…'


 Keterangan :
Ayat ini menegaskan empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah. 
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. Para ulama 
mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota 
badan tempat perhiasan tersebut. Sebab jika perhiasannya saja dilarang untuk 
ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Sekarang marilah kita 
perhatikan penafsiran para sahabat dan ulama terhadap kata …kecuali yang 
biasa nampak… dalam ayat tersebut. Menurut Ibnu Umar RA. yang biasa nampak 
adalah wajah dan telapak tangan. Begitu pula menurut 'Atho,' Imam Auzai dan 
Ibnu Abbas RA. Hanya saja beliau (Ibnu Abbas) menambahkan cincin dalam 
golongan ini. Ibnu Mas'ud RA. mengatakan maksud kata tersebut adalah pakaian 
dan jilbab. Said bin Jubair RA. mengatakan maksudnya adalah pakaian dan 
wajah. Dari penafsiran para sahabat dan para ulama ini jelaslah bahwa yang 
boleh tampak dari tubuh seorang wanita adalah wajah dan kedua telapak tangan. 
Selebihnya hanyalah pakaian luarnya saja.
d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari 
khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut 
jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang 
harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan jilbab pada kepala 
saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus 
dibiarkan terjuntai menutupi dada.


 2. Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai 
Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan 
berkata: Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia 
haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil 
beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).


 Keterangan :
Hadis ini menunjukkan dua hal:
a. Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat. 


Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh 
tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita 
memahami bahwa menutup aurat