[media-dakwah] Mu'adzin Jawa di Seoul
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5id=272084kat_id=105kat_id1=147kat_id2=376 Jumat, 17 Nopember 2006 Hasan Sogimin Mu'adzin Jawa di Seoul Jika Anda mendengar suara adzan di kota Seoul, Korea Selatan, hampir dipastikan itu berasal dari suara Hasan Sogimin. Dialah satu-satunya mu'adzin di satu-satunya masjid di ibu kota negeri ginseng tersebut. Seoul Central Masjid atau Masjid al-Markiza alias Masjid Pusat itu berdiri di atas tanah seluas 4.870 meter persegi. Luas masjidnya sendiri cuma 427 meter persegi. Di atas lahan itu juga berdiri Islamic Center seluas 1.917 meter persegi. Dari jalan besar, masjid ini tak terlihat. Namun di pertigaan, terdapat papan rambu lalu lintas yang menjadi petunjuk lokasi masjid. Masjid yang terletak di jalan kecil ini juga tak terlihat dari luar. Namun di pinggir jalan ada tembok tinggi dengan desain pintu gerbang khas kubah masjid. Sejak memasuki gerbang langsung dihadapkan pada jalan belok kanan yang menaik tajam. Nah, di ujung jalan naik sepanjang sekitar 10 meter itu berdiri masjid dengan kapasitas 500 orang. Di lantai dasar untuk ruang kantor dan aula. Di lantai satu untuk jamaah pria dan lantai dua untuk jamaah wanita. Saat Maghrib, Selasa (17/10), pada Ramadhan lalu, Hasan mengumandangkan adzan dari ruang kantor di lantai dasar. Kedatangan Hasan di Seoul bukan untuk menjadi mu'adzin. Dia datang melalui biro jasa pengerah tenaga kerja Binawan untuk bekerja di sebuah perusahaan multinasional di negeri itu. Dia datang ke Korea pada 29 Oktober 1999. Namun ia tak betah karena sulit melakukan shalat. Hanya delapan bulan ia bekerja. Aktivitasnya di Ikatan Keluarga Muslim Indonesia di Seoul mempertemukannya dengan Ustadz Abdul Rasyid. Pria Melayu asal Thailand Selatan ini bekerja di Masjid Pusat sebagai dai, khatib, dan imam shalat yang digaji pemerintah Libya. Rasyid mengajak Hasan untuk menjadi mu'adzin di masjid terbesar di Korea Selatan tersebut. Maka sejak saat itu ia menjadi marbot (pengurus masjid), di negeri orang, sejak 25 Juli 2000. Hasan bekerja 24 jam. Selain menjadi mu'adzin, ia juga mengurusi semua hal seperti kebersihan, ketertiban, dan keamanan. Juga mengurusi segala hal persiapan shalat. Karena masjid juga membuka sekolah TK, maka ia pun ditugasi untuk anatar-jemput anak sekolah. ''Jika imam berhalangan, saya juga menjadi imam shalat,'' katanya. Awalnya ia cuma digaji 600 dolar AS per bulan. ''Kini 1.100 dolar,'' tuturnya senang. Ia juga bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan, khusus untuk jaga malam, dua malam sekali. Hasan mendapat hak cuti selama 30 hari dalam setahun, yang bisa diambil sekaligus atau dua kali. Saat cuti itulah ia gunakan untuk pulang kampung di Bengkulu menemui istrinya, Riniwati, yang dinikahi pada 1990. Ia juga bisa menumpahkan kerinduannya pada ketiga buah hatinya, Wiwin Pratiwi (duduk di bangku SMA), Prayekti (kelas VI SD), dan Ajron Hasan (TK). ''Sudah enam kali pulang,'' ujarnya. Hasan adalah anak bungsu dari 10 bersaudara. Pria kelahiran 22 Juni 1960 ini menghabiskan masa kecilnya di Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Ia lulus SD pada 1972, lalu melanjutkan ke SMP Muhammadiyah Sentolo hingga lulus. Ia sempat masuk Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Yogyakarta, namun tak sampai tamat. Tak banyak yang ia perbuat di kampungnya, apalagi kedua orangtuanya sudah meninggal ketika ia masih kecil. Sejak 1982 ia merantau ke berbagai kota. ''Hingga akhirnya menetap di Bengkulu sejak 1986, di belakang Universitas Bengkulu,'' katanya. Walau tak sempat mengenyam pendidikan pesantren, ia juga seorang santri. ''Saya mengaji di banyak kiai di desa,'' katanya. Kini, sejauh-jauh ia merantau, pendidikan masa kecil dirinyalah yang menentukan. Ia kembali ke agama. Aktivitasnya sebagai marbot di Seoul juga telah diliput TPI dan diputar sehari sebelum Idul Fitri yang lalu. ''Itu pengalaman yang paling menyenangkan,'' ujarnya. Ia juga bahagia karena selaku marbot ia banyak bertemu para tokoh, di antaranya adalah Hidayat Nurwahid, ketua MPR RI, pada 29 Oktober 2006. ''Dia shalat sendiri dengan pakaian santai dan tanpa pengawal,'' tutur pria yang tinggal di kompleks masjid itu. Hasan sering diajak dakwah keliling seperti ke Busan, Jeju, Kangwon, dan sebagainya. Menurutnya, orang Korea tak begitu peduli pada Muslim, apalagi dia orang asing. ''Sebagian besar mereka tak beragama,'' katanya. Di sekitar Masjid Pusat, sebagian besar umat Islam berasal dari Pakistan, Bangladesh, Arab Saudi, Mesir, dan Maroko. Perkembangan dakwah Islam sangat lambat dan orang Islam baru lebih banyak karena faktor perkawinan. Namun demikian, pemerintah Korea sangat membantu umat Islam. Setiap kali ada isu terorisme, sekitar masjid langsung dijaga polisi siang-malam hingga situasi dinilai aman. Hal serupa juga dilakukan saat ada eksekusi warga Korea di Irak. Sejauh-jauh merantau, suatu saat Hasan ingin pulang dan tinggal bersama
[media-dakwah] GRATISS.....Bedah Buku Zikir di Masjid Sunda Kelapa, tgl 9 Okt 2006
-- Forwarded Message -- Subject: [Al-Ikhwan] GRATISS.Bedah Buku Zikir di Masjid Sunda Kelapa, tgl 9 Okt 2006 Date: Friday 06 October 2006 16:11 From: Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] BEDAH BUKU DZIKIR DAN DOA Dzikir dan doa merupakan media yang yang menghubungkan manusia dengan Allah. Bagaimana itu dilakukan dengan baik dan benar, buku ini akan memberikan banyak penjelasan dari penulis dan pembahas lainnya. Nara Sumber Prof. DR. M. Quraish Shihab, MA (Direktur PSQ; Pakar Tafsir, Penulis Buku) Prof. DR. KH. Ali Mustofa Yakub, MA (Imam Besar Masjid Istiqlal) Moderator DR. Muchlis M. Hanafi, MA (Mgr Program PSQ) Senin, 9 Oktober 2006 15.30 - 17.30 WIB Di Ruang Serbaguna Masj id Sunda Kelapa Jl. Taman Sunda Kelapa No.16 Menteng - Jakarta Pusat Konfirmasi : PSQ dengan Muhtar Sadili (021)7421661, 081511666740, dan [EMAIL PROTECTED] Masjid Sunda Kelapa dengan Suwendi di 021-31934261 dan 081310127747 ACARA INI GRATIS DAN DISEDIAKAN BUKA PUASA Acara ini terselenggara atas kerjasama: Penerbit Lentera Hati Pusat Studi al-Qur'an Pengurus Masjid Sunda Kelapa Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Undangan : I'tikaf Bersama DR. Hidayat Nur Wahid dll
dari milist sebelah. - Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh, Aisyah, Ibnu Umar dan Anas Radliallahu 'Anhum meriwayatkan :''Rasulullah SAW selalu beri'tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan '' (HR. Bukhori dan Muslim). Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat, bahkan pada tahun wafatnya beliau beri'tikaf selama 20 hari. Demikian pula halnya dengan para shahabat dan istri Rasulullah Saw senantiasa melaksanakan ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad berkata: Sepengetahuan saya tidak ada seorangpun dari ulama yang mengatakan bahwa I'tikaf itu bukan sunnah. Dalam rangka meneladani sunnah Rasulullah SAW tersebut, Forsimpta (Forum Silaturahim Masjid Perkantoran Jakarta) mengundang Bapak dan Ibu untuk hadir dalam acara I'tikaf sekaligus menimba ilmu dari tokoh, ulama dan guru kita yang insyaAllah akan dilaksanakan pada : Hari, tanggal: Sabtu, 14 Oktober 2006 Jam : 20.30 - 01.30 wib Tempat: Masjid Baitul Ihsan - Komplek Bank Indonesia, Jl. MH. Thamrin Jakpus InsyaAllah akan hadir dalam acara tersebut : 1. DR. H. M. Hidayat Nurwahid, MA, Ketua MPR RI 2. KH. Ma'ruf Amin, Ketua MUI Pusat 3. KH. Abdul Rosyid Abdullah Syafi'i, Pimpinan Pesantren As Syafi'iyah 4. DR. Ahmad Satori Ismail, Ketua IKADI Pusat 5. Ustdz. Dra. Wirianingsih, Ketua Umum Salimah 6. Power of Giving, Ust. Yusuf Mansur Demikian undangan dari kami, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan jazakumullah khairan katsiran. Wassalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh, FORSIMPTA Note : 1. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Forsimpta dengan IKADI dan MMBI 2. Konfirmasi kehadiran dan informasi lebih lanjut bisa menghubungi : Junaidi (021-70775655), Anwari : 0817711245, Email : [EMAIL PROTECTED], YM : anak_ngw 3. Buat para pejabat, pimpinan instansi pemerintah dan swaswa, kami sediakan undangan khusus. Informasi lebih lanjut, bisa menghubungi Contact Person di atas. 4. Informasi ini bisa disebarkan ke rekan, saudara atau milis yang lain. Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Berbakti Kepada Orang Tua
Berbakti Kepada Orang Tua Allah SWT berfirman yang atinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu berkata 'ah' kepada mereka dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil. (Al-Israa': 23-24). Kewajiban mengesakan Allah (tauhid) adalah suatu kewajiban yang mutlak dan tak bisa diganggu gugat. Tauhid adalah inti utama ajaran Islam. Di atasnya berdiri segala pokok dan cabang-cabang ajaran Islam. Tidaklah berarti amal seseorang jika ia berbuat syirik terhadap Allah, karena syirik dapat menghapus segala kebajikan yang telah dibuat. Bahkan, Allah tidak memberi ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan syirik. Oleh karena itu, perintah untuk hanya menyembah dan mengesakan Allah selalu dikedepankan agar segala kebajikan yang dilakukan setelah itu diterima di sisi Allah. Lagi pula, tidaklah pantas manusia menyekutukan Allah dengan apa pun, karena segala seuatu selain Allah adalah ciptaan-Nya. Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Taala memerintahkan kita untuk berbakti kepada orang tua dengan sebaik-baiknya. Dalam beberapa ayat Alquran, perintah berbakti kepada orang tua selalu berada setelah perintah menyembah dan mengesakan Allah semata. Hal ini sangat tegas dalam menyatakan begitu pentingnya dan tingginya kedudukan orang tua terhadap anaknya di sisi Allah. Semua orang tahu arti dan nilai orang tua bagi mereka, namun karena manusia ini banyak yang zalim dan bodoh, banyak pula yang melalaikan orang tua dan mempergaulinya dengan buruk. Kalaulah kita sejenak merenung, mengapa harus berbakti kepada orang tua, niscaya kita akan mendapatkan banyak alasan yang tak dapat kita pungkiri. Namun, saat ini banyak sekali anak-anak yang tak mengerti bagaimana berbakti kepada orang tua. Membantah menjadi hal yang biasa karena banyak gurunya di televisi, begitu juga mengabaikan orang tua dan sebagainya. Allah kemudian melarang kita mengucapkan ah kepada orang tua kita. Nah, jika mengucapkan ah saja tidak boleh, maka kata-kata atau perbuatan yang lebih jelek dari itu tentu saja tidak boleh. Kemudian, diikuti dengan larangan membentak dan menghardik, dan tentu saja semua orang tahu bahwa hal itu tidak baik. Meski demikian, banyak orang yang lalai kalau tidak diperingatkan. Kemudian Allah memerintahkan kita untuk mengucapkan kata-kata yang penuh kemuliaan dan kasih sayang kepada mereka. Allah sebutkan bahwa semua itu jika mereka telah berusia lanjut. Hal ini bukan berarti ketika orang tua masih muda kemudian kita boleh saja mengucapkan ah dan lain sebagainya. Bukan begitu maksudnya. Disebutkan, masa tua adalah karena secara umum pada masa itulah orang tua banyak menyibukkan anak dan butuh perhatian lebih dari anaknya. Itu karena mereka sudah lemah dan butuh bantuan orang lain. Tentunya yang berkewajiban membantu adalah anak-anaknya pertama kali. Nah, pada situasi seperti inilah biasanya anak-anaknya banyak yang tidak sabar dalam melayani kebutuhan orang tuanya. Sering terjadi mereka malah mengeluh dan kesal, lalu akhirnya mulai mengeluh di hadapan orang tuanya itu dan bahkan mengumpat serta menghardik. Ketidakpedulian inilah yang membuat banyak orang tua di Barat dikirim ke panti-panti jompo oleh anak-anaknya, karena sang anak lebih mengutamakan kebebasan semu dari pada bakti kepada orang tuanya. Hal ini perlu kita waspadai agar tidak terjadi pada diri dan keluarga kita. Kejadian sepeti itu tak terbantahkan serta tak terobati sakitnya bagi orang tua, telebih lagi jika diabaikan anaknya sendiri. Setelah perintah berkata-kata yang mulia dan baik, Allah memerintahkan kita untuk bersikap rendah diri dan penuh kasih sayang kepada mereka, terutama pada masa usia lanjut. Karena, pada saat itulah mereka lebih membutuhkannya. Bukankah pada masa mudanya merekalah yang lebih banyak memberi kita kasih sayang? Kemudian, diikuti oleh perintah untuk berdoa bagi mereka, yaitu mendoakan agar Allah memberikan rahmat kasih sayang-Nya kepada mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik sang anak dengan penuh kasih sayang waktu kecil dulu. Lafal ayat ini bisa kita jadikan doa untuk orang tua kita, Rabbirhamhuma kamaa rabbayaanii shagiira. Artinya: Tuhanku... rahmatilah mereka berdua (kedua orang tuaku) sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil. Sudahkan kita mendoakan orang tua kita setiap selesai salat lima waktu atau di lain kesempatan? Apa yang telah kita lakukan untuk orang tua kita? Sudahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi pada kita jika hidup tanpa orang tua? Apakah jasa-jasanya telah kita balas?
[media-dakwah] Menyikapi Alquran dengan Benar dan Sungguh-Sungguh
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Menyikapi Alquran dengan Benar dan Sungguh-Sungguh Alif laam miim. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Baqarah: 1-2). Yaitu bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (Al-Baqarah: 185). Di kalangan kaum muslimin kebanyakan orang akan berkata, Alquran adalah kitab suci agama kami. Padahal, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui sedikit sekali tentang isi Alquran dan apa yang terdapat didalamnya. Faktanya, Alquran telah digunakan untuk banyak tujuan yang sangat jauh menyimpang dari tujuan sebenarnya ia diturunkan. Alquran biasanya kita dapati tergantung di dinding rumah sebagai penutup dekorasi dan dibaca dari waktu ke waktu oleh orang-orang tua. Orang membacanya dalam bahasa Arab. Tetapi, karena mereka hanya mengetahui bagaimana membaca huruf Arab tanpa mengerti artinya, sebagian besar para pembaca Alquran ini sama sekali tidak mengetahi apa yang sedang mereka baca, dan oleh karena itu mereka tidak dapat menangkap apa yang terkandung di dalam Alquran. Alquran juga diyakini oleh sebagian mereka mempunyai manfaat khusus bagi manusia, seperti sebagai jimat atau tangkal, pembuang sial dan sebagainya. Dikuburan, Alquran dibacakan untuk orang yang sudah meninggal tanpa seorang pun dari yang hidup mengerti apa yang sedang dibaca. Bahkan, Alquran terkadang digunakan untuk meramal. Singkatnya, dari total kaum muslimin, hanya sedikit yang mengerti dan memahami isi Alquran dan memperlakukannya sebagaimana mestinya. Akibatnya, orang-orang yang tidak tahu nilai-nilai sebenarnya dari Alquran memberikan atribut-atribut yang bertentangan dengannya. Banyak orang yang menyangka bahwa tradisi mereka berasal dari Alquran, padahal tradisi tersebut sangat bertentangan dengan apa yang ada dalam Alquran. Sebagai contoh, ada yang percaya bahwa biji tasbih berwarna biru dapat memalingkan mata setan dan bahwa hal ini dianjurkan dalam Alquran. Benarkah hal tersebut dari Alquran? Jawabnya tentu saja tidak ada, karena memang tidak ada dalam Alquran. Beberapa ayat di atas adalah sebagian dari ayat-ayat yang menerangkan dan menegaskan tujuan Alquran diturunkan. Yaitu, bahwa hakekat diturunkannya Alquran adalah sebagai petunjuk bagi manusia, yang dapat mendorong manusia agar berpikir dengan sungguh-sungguh tentang masalah-masalah penting, seperti penciptaan dan tujuan hidup, supaya mereka dapat mengenal Allah Yang telah menciptakan mereka, dan untuk menunjukkan kepada manusia jalan yang benar yang harus ditempuh dalam kehidupan dunia ini. Alquran adalah kitab yang dibutuhkan manusia yang mempunyai jiwa dan pikiran terbuka. Banyak ritual-ritual yang dipraktikkan, diyakini berasal dari Alquran, padahal sebenarnya tidak. Sebaliknya, malahan kebanyakan ritual-ritual tersebut bertentangan dengan pesan-pesan dan nilai-nilai yang terdapat dalam Alquran itu sendiri. Ini disebabkan kebodohan akan hakikat dan kandungan Alquran. Ini juga menunjukkan perbedaan yang nyata antara agama yang sejati, sebagaimana yang diterangkan Alquran, dengan konsep-konsep agama yang umumnya dianggap lazim. Perbedaan ini terjadi karena mengabaikan sumber aslinya, yaitu Alquran. Tentang hal tersebut, dalam Alquran sudah disebutkan, surat Al-Furqaan, ayat 30, yang artinya, Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sesuatu yang tidak diacuhkan. Jadi, yang pertama kali kita butuhkan adalah memperbaiki persepsi yang salah tentang Alquran dan membuat manusia memahami bahwa Alquran bukanlah sebuah kitab yang diturunkan hanya untuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, tetapi untuk semua manusia, khususnya yang mengaku dirinya muslim. Siapa pun yang mengaku sebagai seorang muslim, maka harus bisa membaca Alquran dan berusaha memahami arti ayat-ayatnya serta kandungannya. Sudah tak terhitung banyaknya prasangka-prasangka yang berasal dari tradisi nenek moyang dimasukkan ke dalam agama ini karena tidak mengerjakan apa yang diperintahkan Alquran dan tidak mempelajari agama ini dari Alquran sebagai sumber aslinya. Padahal, ayat-ayat Alquran sendiri sudah sangat jelas menekankan bahwa dalam mempelajari agama tidak perlu mencari sumber lain selain Alquran. Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Alquran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka mengetahui bahwa Alquran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang orang yang ragu-ragu (akan kebenaran Alquran). Tentu saja mempelajari Alquran, baru merupakan langkah awal, karena harus disertai dan diikuti dengan aplikasinya (praktik kesehariannya). Ada orang-orang yang mengatakan Alquran telah ketinggalan zaman. Ada yang berpuas diri
Re: [media-dakwah] Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1 Syawal
wa'alaikumussalam wr.wb terima kasih atas koreksinya. bst rgrds, hisyam On Friday 22 September 2006 13:53, you wrote: Pak Hisyam ada tulisan dibawah yg seharusnya 1 syawal tanggal 23 Oktober 2006 tertulis 23 September 2006 Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, September 22, 2006 8:47 AM To: media-dakwah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED] Subject: [media-dakwah] Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1 Syawal http://www.antara.co.id/seenws/?id=42765 Pemerintah Tak Perlu Intervensi Tetapkan 1 Syawal Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah idealnya tak perlu menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri sebagaimana yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi cukup menetapkan hari libur Idul Fitri, karena masih kuatnya perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam tentang penetapan 1 Syawal itu, kata Ketua Umum PP Muhamadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin, di Jakarta, Kamis. Perbedaan di kalangan umat Islam tentang penetapan awal Ramadhan atau awal Puasa, menurut Din masih begitu kuat. Terlebih lagi soal penetapan 1 Syawal. Tetapi, biarlah perbedaan itu menjadi rahmat. Bagi Muhammadiyah, penetapan awal Ramadhan dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan Quraniah, katanya. Pemerintah cukup menetapkan hari libur Idul Fitri saja, tak perlu menetapkan 1 Syawal atau hari Lebaran versi pemerintah, ujar Din Syamsuddin. Imbauan tersebut, menurut dia, didasari pertimbangan masih kuatnya perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam (NU dan Muhammadiyah, red). Pertimbangan lain adalah agar Pemerintah Indonesia terkesan tak netral dalam menghadapi persoalan ini. Perintah memang harus netral, kata Din lagi. Perbedaan itu adalah masalah hilafiah. Sama halnya soal shalat tarawih ada yang 11 rakaat dan 23 rakaat. Jadi, masalahnya tak perlu dibesar-besarkan dan pemerintah harus netral, ujarnya. Persoalan ini, bagi Muhammadiyah bukan main-main. Ini serius, karena menyangkut agama, ujarnya lagi. Tentang penetapan awal Ramadhan, Muhammadiyah menetapkan jatuh pada hari Ahad, 24 September 2006. Sedangkan 1 Syawal jatuh pada 23 September 2006. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berkaitan dengan masuknya Ramadhan itu, Din dan segenap jajaran pimpinan Muhammadiyah mengimbau agar umat Muslim menyambut Ramadhan dapat menjalani puasa sesuai tuntunan Rasullallah SAW. Puasa hendaknya dapat dijadikan wahana penjernihan nurani, pencerdasan pikiran, perbaikan ahlaq. Diimbau kepada industri hiburan agar menjunjung tinggi nilai moral, tak menjual komoditi pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan tatatan bangsa, katanya. (*) Copyright (c) 2006 ANTARA 21 September 2006 14:10 Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Ramadhan Sebentar Lagi......
Ramadhan Sebentar Lagi... ... ... eramuslim - Dunia, Ramadhan Kurang Sedikit Salam, kawan Si mulia sebentar lagi datang, tapi kulihat engkau tidak menyambutnya seperti tahun-tahun kemarin. Adakah engkau lupa? Atau tidak menyadari kedatangannya? Bukankah Rasulullah telah mengabarkan sebelumnya, melalui untaian sabdanya yang indah. Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Jangan! Jangan kau bilang hari-harimu terakhir sangat sibuk, hingga kau harus berpacu dengan jam demi jam. Hingga penat menguasai malam-malammu. Dan lelap mengalahkanmu. Ijinkan! Ijinkan, sekedar nafasmu menjadi tasbih. Agar tidurmu bernilai ibadah, agar amal-amalmu tak menjadi fatamorgana, agar pintamu terangkat ke arsyi-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Kawan, sepertinya kau berat menyambut kedatangannya kali ini. Berat karena beban kerjamu, lapar dan hausnya engkau tak yakin tahan. Sejenak engkau menghibur diri, bukankah Allah memaklumkan mereka yang tak sanggup? Dan memberi keringanan untuk tidak menjalani titah-Nya? Oh tidak. Mengapa tidak kau coba petuah sang nabi, seperti yang biasa kau jadikan senjata, beberapa jeda silam? Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiam dan membaca kitab-Nya. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Kawan, sudah berapa lama kau lupa mereka: keluargamu, kerabatmu, anak yatim di sekelilingmu? Fakir miskin di kiri kananmu? Sudah berapa banyak jejak mereka terhapus dari dindingmu? Mungkin, kini tiba saatnya engkau mengukir kembali mereka, menghapus debu-debu yang menutupi jejak mereka di dirimu, hingga terpahat lagi dengan kokohnya. Dengan jalankan sabda nabi-Nya: Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya. Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Kawan, berapa kali kudengar engkau berkeluh kesah, atas amal-amalmu yang tiada berbekas. Atas dosa-dosamu yang mulai mengerak. Atas noda-noda yang berjatuhan-kau minta atau datang sendiri- dan mencengkeram permukaanmu. Wahai, coba dengar untai kalimat al musthafa: Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-pumggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Kawan, engkau rasakan dirimu tak lagi cantik akhir-akhir ini. Dirimu terasa gersang, bahkan kerontang, hingga organ-organ yang mestinya tumbuh subur, terkulai lemah, tiada daya. Jangan kawan, jangan biarkan! Kita coba resep dari utusan-NYa. Memberi kehidupan pada yang lain, menyirami dan memupuk ummat yang membutuhkan, agar pada gilirannya, mereka memberimu makanan, hingga lenyap pula kegersangan. Wahai manusia! Siapa yang membaguskan ahlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Sobatku, sesuatu di dalam sana, sekian lama kudengar engkau merintih, memohon cinta, merindukan kasih, namun selama ini aku abaikan. Engkau menginginkan bahagia sejati, namun yang kuberikan adalah kegembiraan semu. Kini! Ya, kini tiba saatnya, engkau sambut suatu masa, yang dengannya kan kau raih cinta, kan kau peroleh bahagia, yang Insya Allah bernilai sepanjang masa, lebih dari umur dunia. Maka dengarlah panggilan Sang Kekasih: Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. MARHABAN YAA RAMADHAN .. Selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir batin - Ajaklah teman dan
[media-dakwah] OOT - Mohon info telp/email/alamatnya Mas GITO ROLLIES.
titipan temen... Ada yang tahu nomor telpon/email/alamatnya Mas GITO ROLLIES please? saya ingin sekali kontak beliau karena kami ingin mengundang beliau sebagai pendakwah di bulan Ramadhan di kantorku (seperti biasanya kami selalu mengundang ustadz atau pendakwah ke kantor di bulan Ramadhan) Appreciate atas infonya. salam degas INDOSAT Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Fwd: Terjemahan ceramah Paus Benedict oleh Romo Mardi - [Ilmiah Lengkap: Jerman-Indonesia]
KULIAH PAUS BENEDICTUS XVI: Iman, Akal Budi dan Universitas 12.9.2006 Bagiku merupakan saat mengharukan, bahwa saya berdiri lagi di mimbar Universitas ini dan sekali lagi boleh memberikan kuliah . Dalam pada itu pikiranku kembali ke tahun-tahun, ketika saya menerima tugas sebagai guru akademis di Universitas Bonn setelah suatu kurun waktu indah di Sekolah Tinggi Freising. Waktu itu - 1959 - masih jaman tata Universitas lama. Untuk setiap mata kuliah tidak ada asisten atau sekretaris: tetapi untungnya malah ada perjumpaan yang amat langsung dengan mahasiswa dan terutama juga antara para Profesor satu sama lain. Di ruang dosen kami dapat ketemu sebelum atau sesudah kuliah. Kontak antara ahli sejarah, filsuf, filolog dan tentu saja juga antara para teolog dari kedua fakultas teologi (Protestan dan Katolik) sangat akrab. Tiap semester ada Hari Akademi: pada saat itu Profesor dari semua fakultas memperkenalkan diri kepada para mahasiswa seluruh Universitas dan dengan demikian menjadi mungkinlah untuk mengalami Universitas benar-benar. Bahwa kami (dengan semua spesialisasinya kadang kala membuat kami tidak dapat bicara satu sama lain), toh merupakan satu kesatuan dan semuanya bekerja dengan satu akal budi dengan aneka dimensinya serta sama-sama mengalami pertanggungjawaban penggunaan akal budi secara benar. Universitas juga bangga dengan kedua fakultas teologinya (Protestan dan Katolik). Jelas, bahwa kedua fakultas itu, dengan mengajukan pertanyaan rasional kepada iman, yang perlu agar menjadi bagian dari seluruh 'Universitas scientiarum', pun kalau imannya tidak dapat sama, mendorong para teolog untuk sama-sama menggunakan akal budi. Kesatuan batin dalam dunia akal budi itu tidak juga terganggu, tatkala pernah terdengar, katanya ada kolega dosen yang berucap: di Universitas kita katanya ada hal aneh, yaitu bahwa ada 2 fakultas yang mempelajari 'sesuatu yang tidak ada' (yaitu Allah). Bahwa di tengah sikap skepsis seperti ini tetap perlu dan rasional saja, mengajukan pertanyaan secara rasional tentang Allah dan melakukannya dalam kaitan dengan Tradisi iman katolik, tidaklah dipermasalahkan di seluruh Universitas. Semua itu muncul dalam kesadaranku lagi, ketika belum lama ini saya membaca bagian dialog yang diterbitkan oleh Prof Th. Khoury (Muenster): di situ: dialognya dari tahun 1391 di suatu barak musim dingin dekat Ankara antara Kaisar terpelajar Manuel II Palaeologos dengan sang bijak dari Persia mengenai agama kristiani dan Islam dan mengupas soal kebenaran keduanya. Kaisar mungkin menuliskan dialog itu saat pengepungan Konstantinopel antara 1394 dan 1402 (maka ia menguraikan pendiriannya sendiri jauh lebih rinci daripada jawab sang ahli dari Persia.) Dialog itu mencakup seluruh jaringan iman dalam Alkitab dan Al Qur'an serta terutama berkisar tentang citra Allah dan gambaran manusia, tetapi juga tentu saja lagi dan lagi mengenai hubungan antara ketiga Kitab Hukum Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Al Qur'an. Dalam kuliah ini saya hanya akan menyebut satu butir (yang juga tidak merupakan inti dialog itu): satu butir yang menarik perhatian saya dalam kaitan dengan tema Iman dan Akal Budi dan dapat bermanfaat untuk menjadi pangkal pemikiran saya. Dalam buku yang diterbitkan Prof Khoury itu pada lingkaran diskusi yang ketujuh, Kaisar sampai pada tema Jihad (Perang Suci). Kaisar pasti tahu, bahwa dalam Surah 2, 256 dikatakan mengenai tiadanya paksaan untuk urusan iman - itu satu di antara Surah-surah pertama dari masa, ketika Muhammad sendiri dalam kondisi lemah dan terancam. Kaisar tentu tahu juga akan yang tertulis dalam Al Qur'an - kelak tersusunnya - ketentuan mengenai Perang Suci. Tanpa mau masuk ke dalam rinci-rincian, bagaimana hubungan antara umat Ahli Kitab dan Orang Tak Beriman, Kaisar secara mengherankan memakai cara langsung ke dalam pertanyaan utama tentang hubungan antara agama dan kekuasaan kepada rekan bicaranya. *Ia berkata Tunjukkanlah, apa yang dibawa Muhammad dan Anda hanya akan menemukan yang buruk dan tidak manusiawi, seperti bahwa ia memerintahkan agar iman yang diwartakannya disebarluaskan dengan pedang. Hal itu bertentangan dengan kodrat Allah dan kodrat jiwa. Allah tidak mencintai darah dan tidak bertindak rasional itu bertentangan dengan hakikat Allah. Iman itu buah jiwa, bukan dari tubuh. Maka siapa yang menyuruh orang untuk beriman, perlu menggunakan argumentasi yang baik dan cara berpikir yang benar, bukan kekuatan dan ancaman . Untuk meyakinkan seseorang yang rasional, perlulah orang bukan tangan atau alat kekerasan atau sesuatu alat, yang dapat mengancamkan kematian.* *Kalimat yang menentukan dalam argumentasi terhadap pentobatan dengan kekerasan berbunyi: bertindak tidak secara rasional, itu bertentangan dengan kodrat Allah.* Si penyunting (Th. Khoury) memberi komentar sbb: Bagi Kaisar itu (yang dibesarkan sebagai orang Byzantium dalam filsafat Yunani) kalimat itu sudah jelas. Sebaliknya bagi ajaran Islam, Allah itu mutlak transenden. KehendakNya tidak terikat pada
[media-dakwah] Ketahuilah
Ketahuilah OlehMU Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia.. Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha. Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih... Allah SWT sudah menghitung airmatamu. Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja... Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu. Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon... Allah SWT selalu berada disampingmu. Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... Allah SWT punya jawabannya. Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan... Allah SWT dapat menenangkanmu. Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... Allah SWT sedang berbisik kepadamu. Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur... Allah SWT telah memberkatimu. Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban... Allah SWT telah tersenyum padamu. Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi... Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu. Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap... Allah SWT TAHU ... Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat... Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Nishfu Sya'ban Bid'ah ????
Assalamu alaikum wr.wb mohon penjelasan rekan2 tentang malam nishfu sya'ban. benarkah nishfu sya'ban itu bid'ah ??? seperti artikel dibawah ini.. wassalamu alaikum wr.wb - Untuk melengkapinya, berikut ini artikelnya semoga bermanfaat ; PERINGATAN MALAM NISHFU SYA'BAN Sebagian umat Islam ada yang memperingati malam nisfhu Sya'ban (malam ke-15 bulan Sya'ban) dengan cara menyelenggarakan berbagai macam acara dan ibadah pada malam tersebut. Untuk mendapatkan keterangan yang jelas mengenai hal ini, maka edisi Al-Hujjah akan menengahkan sebuah ringkasan tulisan seorang ulama' besar, Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz, ketua kibarul ulama' dan panitia tetap riset dan fatwa Arab Saudi, yang kepadanyalah mayoritas ulama konteporer merujuk dalam berbagai persoalan pelik. Selamat mengikuti. Segala puji hanyalah milik Allah, yang telah menyempurnakan agamaNya kepada kita. Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu 'alahi wa sallam, penyeru kepada pintu tauhid dan pembawa rahmat. Amma ba'du. Allah berfirman: Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Kucukupkan nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu sebagai agama bagimu (Al-Maidah: 3). Nabi sallallahu 'alahi wa sallam bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik jalan hidup adalah jalan hidup Muhammad, dan seburuk-buruk perkara (dalam agama) ialah yang diada-adakan(bid'ah), dan setiap bid'ah itu sesat (HR. Muslim). Dan masih banyak lagi ayat dan hadits senada yang menunjukkan bahwa Allah telah menyempurnakan Agama ini. Dia tidak mewafatkan Nabinya Sallallahu 'alahi wa sallam kecuali sesudah beliau telah menyampaikan risalah dan menjelaskan kepada ummat seluruh syari'at Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Beliau juga menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diada-adakan oleh orang sepeninggalnya (dalam masalah agama) dan dinisbatkan kepada ajaran Islam, baik berupa ucapan maupun perbuatan, semua adalah bid'ah yang tertolak, meskipun orang yang mengada-adakannya berniat baik. Para sahabat Rasullullah sallallahu 'alahi wa sallam dan ulama' yang datang setelah mereka mengetahui hal ini. Maka mereka mengingkari segala macam bid'ah dan memperingati kita agar menjauhinya. Diantara bid'ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang adalah bid'ah peringatan malam nishfu Sya'ban sedang pengkhususan puasa pada hari tersebut. Padahal tidak ada satu dalilpun yang dapat dijadikan sandaran. Ada hadits-hadits tentang fadhilah (keutamaan) malan ini, akan tetapi dho'if (lemah), tidak boleh dijadikan sandaran. Sedangkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan sholat pada malam ini adalah maudhu' (palsu). Memang ada beberapa riwayat tentang malam nisfu Sya'ban yang berasal dari sebagian salaf (pendahulu) penduduk Syan dan lainnya, tetapi pendapat yang dianut jumhur (mayoritas) ulama' ialah peringatan malam nishfu Sya'ban adalah bid'ah dan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaannya semua dho'if (lemah) dan sebagian lagi maudhu' (palsu). Diantara ulama yang memperingatinya hal tersebut adalah Al-Hafizh Ibn Rajab dalam kitabnya Latha'iful Ma'aif dan ulama-ulama lainnya. Hadits-hadits dho'if hanya bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung oleh dalil yang shohih. Adapun peringatan malam nishfu Sya'ban tidak ada hadits shohih yang mendasarinya, sehingga hadits-hadits dho'if itu tidak dapat dijadikan sebagai pendukungnya. Para ulama telah sepakat, bahwa wajib mengembalikan segala permasalahan yang diperselisihkan kepada Kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Apa saja yang telah digariskan hukumnya oleh kedua sumber ini atau salah satu darinya, maka wajib diikuti, dan apa saja yang bertentangan dengan keduanya maka harus ditinggalkan . Sedang apapun ibadah yang tidak disebut oleh keduanya adalah bid'ah, tidak boleh dikerjakan, apalagi mengajak untuk mengerjakannya atau memujinya. (QS. 4:59, 42:10, 3:31, 4:65). Tentang masalah nishfu Sya'ban Ibn Rajab dalam kitabnya Latha'iful Ma'arif mengatakan: Para tabi'in dari ahli Syam (sekarang Syiria. red) seperti Kholid bin Ma'dan, Makhul, Luqman bin Amir dan lainnya. Pernah mengagung-agungkan dan berijtihad melakukan ibadah pada malam nishfu Sya'ban, kemudian orang-orang berikutnya mengambil keutamaan dan pengagungan itu dari mereka. Dikatakan pula, bahwa mereka melakukan perbuatan demikian karena adanya cerita-cerita isra'illyat. Tatkala masalah ini menyebar ke berbagai negeri, berselisihlah kaum muslimin, ada yang menerima dan menyetujuinya, ada juga yang mengingkarinya. Golongan yang menerima adalah para ahli ibadah dari Bashrah dan kota lainnya. Sedangkan golongan yang mengingkarinya yaitu sebagian besar ulama' hijaz, seperti Atha' Ibn Abi Malaikah dan -menurut penukilan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam- para fuqoha' (ahli fiqih) Madinah, in juga merupakan para pengikut Imam Malik dan lainnya. Menurut mereka, semua perbuatan ini adalah bid'ah.
[media-dakwah] Suara Emas dari Ethiopia
Bilal bin Rabah: Suara Emas dari Ethiopia Suatu malam, jauh sepeninggal Rasulullah, Bilal bin Rabbah, salah seorang sahabat utama, bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya itu, Bilal bertemu dengan Rasulullah. Bilal, sudah lama kita berpisah, aku rindu sekali kepadamu, demikian Rasulullah berkata dalam mimpi Bilal. Ya, Rasulullah, aku pun sudah teramat rindu ingin bertemu dan mencium harum aroma tubuhmu, kata Bilal masih dalam mimpin-ya. Setelah itu, mimpi tersebut berakhir begitu saja. Dan Bilal bangun dari tidurnya dengan hati yang gulana. Ia dirundung rindu. Keesokan harinya, ia menceritakan mimpi tersebut pada salah seorang sahabat lainnya. Seperti udara, kisah mimpi Bilal segera memenuhi ruangan kosong di hampir seluruh penjuru kota Madinah. Tak menunggu senja, hampir seluruh penduduk Madinah tahu, semalam Bilal bermimpi ketemu dengan nabi junjungannya. Hari itu, Madinah benar-benar terbungkus rasa haru. Kenangan semasa Rasulullah masih bersama mereka kembali hadir, seakan baru kemarin saja Rasulullah tiada. Satu persatu dari mereka sibuk sendiri dengan kenangannya bersama manusia mulia itu. Dan Bilal sama seperti mereka, diharu biru oleh kenangan dengan nabi tercinta. Menjelang senja, penduduk Madinah seolah bersepakat meminta Bilal mengumandangkan adzan Maghrib jika tiba waktunya. Padahal Bilal sudah cukup lama tidak menjadi muadzin sejak Rasulullah tiada. Seolah, penduduk Madinah ingin menggenapkan kenangannya hari itu dengan mendengar adzan yang dikumandangkan Bilal. Akhirnya, setelah diminta dengan sedikit memaksa, Bilal pun menerima dan bersedia menjadi muadzin kali itu. Senjapun datang mengantar malam, dan Bilal mengumandangkan adzan. Tatkala, suara Bilal terdengar, seketika, Madinah seolah tercekat oleh berjuta memori. Tak terasa hampir semua penduduk Madinah meneteskan air mata. Marhaban ya Rasulullah, bisik salah seorang dari mereka. Sebenarnya, ada sebuah kisah yang membuat Bilal menolak untuk mengumandangkan adzan setelah Rasulullah wafat. Waktu itu, beber-apa saat setelah malaikat maut menjemput kekasih Allah, Muhammad, Bilal mengumandangkan adzan. Jenazah Rasulullah, belum dimakam-kan. Satu persatu kalimat adzan dikumandangkan sampai pada kalimat, Asyhadu anna Muhammadarrasulullah. Tangis penduduk Madinah yang mengantar jenazah Rasulullah pecah. Seperti suara guntur yang hendak membelah langit Madinah. Kemudian setelah, Rasulullah telah dimakamkan, Abu Bakar meminta Bilal untuk adzan. Adzanlah wahai Bilal, perintah Abu Bakar. Dan Bilal menjawab perintah itu, Jika engkau dulu membe-baskan demi kepentinganmu, maka aku akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku, maka biarkan aku menentukan pilihanku. Hanya demi Allah aku membebaskanmu Bilal, kata Abu Bakar. Maka biarkan aku memilih pilihanku, pinta Bilal. Sungguh, aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah, lanjut Bilal. Kalau demikian, terserah apa maumu, jawab Abu Bakar. *** Di atas, adalah sepenggal kisah tentang Bilal bin Rabah, salah seorang sahabat dekat Rasulullah. Seperti yang kita tahu, Bilal adalah seorang keturunan Afrika, Habasyah tepatnya. Kini Habasyah biasa kita sebut dengan Ethiopia. Seperti penampilan orang Afrika pada umumnya, hitam, tinggi dan besar, begitulah Bilal. Pada mulanya, ia adalah budak seorang bangsawan Makkah, Umayyah bin Khalaf. Meski Bilal adalah lelaki dengan kulit hitam pekat, namun hatinya, insya Allah bak kapas yang tak bernoda. Itulah sebabnya, ia sangat mudah menerima hidayah saat Rasulullah berdakwah. Meski ia sangat mudah menerima hidayah, ternyata ia menjadi salah seorang dari sekian banyak sahabat Rasulullah yang berjuang mempertahankan hidayahnya. Antara hidup dan mati, begitu kira-kira gambaran perjuangan Bilal bin Rabab. Keislamannya, suatu hari diketahui oleh sang majikan. Sebagai ganjarannya, Bilal di siksa dengan berbagai cara. Sampai datang padanya Abu Bakar yang membebaskannya dengan sejumlah Wang tebusan. Bisa dikata, di antara para sahabat, Bilal bin Rabah termasuk orang yang pilih tanding dalam mempertahankan agamanya. Zurr bin Hubaisy, suatu ketika berkata, orang yang pertama kali menampak-kan keislamannya adalah Rasulullah. Kemudian setelah beliau, ada Abu Bakar, Ammar bin Yasir dan keluarganya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad. Selain Allah tentunya, Rasulullah dilindungi oleh paman beliau. Dan Abu Bakar dilindungi pula oleh sukunya. Dalam posisi sosial, orang paling lemah saat itu adalah Bilal. Ia seorang perantauan, budak belian pula, tak ada yang membela. Bilal, hidup sebatang kara. Tapi itu tidak membuatnya merasa lemah atau tak berdaya. Bilal telah mengangkat Allah sebagai penolong dan walin-ya, itu lebih cukup dari segalanya. Derita yang ditanggung Bilal bukan alang kepalang. Umayyah bin Khalaf, sang majikan, tak berhenti hanya dengan menyiksa Bilal saja. Setelah puas hatinya menyiksa Bilal, Umayyah pun menyerahkan Bilal pada
[media-dakwah] Kisah Rasulullah dan seorang badwi
Kisah Rasulullah dan seorang badwi PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: Ya Karim! Ya Karim! Rasulullah SAW meniru zikirnya Ya Karim! Ya Karim! Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi Ya Karim! Ya Karim! Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi Ya Karim! Ya Karim! Orang ituberasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan di lihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya. Orang itu berkata, Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, kerana aku ini orang badwi? Kalaulah bukan kerana ketampanan dan kegagahanmu akan ku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab? Belum, jawab orang itu. Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya? tanya Rasulullah SAW. Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya, jawab orang Arab badwi itu. Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat. Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, Tuan ini Nabi Muhammad? Ya, jawab Nabi SAW. Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW. Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takbur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya. Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar. Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya. Orang Arab badwi berkata lagi, Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan
[media-dakwah] [Saksi] Secangkir Starbuck Senilai Secangkir Darah Palestina dan Libanon
-- Forwarded Message -- Subject: [Saksi] Secangkir Starbuck Senilai Secangkir Darah Palestina dan Libanon Date: Sunday 13 August 2006 05:54 From: Maintbase [EMAIL PROTECTED] To: 'Saksi \(E-mail\) --- [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Kisah : Adik Israel
Kisah Yang Menyayat Hati: Adik dan Israel Adikbangun pagi. Adik kesat mata. Walid yang kejut adik. Adik mengantuk sangat.Adik tarik gebar semula. Tidur balik. Walid geleng kepala bila nampak adiktidur balik. Walid tepuk belakang adik suruh adik mandi. Lepas mandi adikpakai baju baru. Ummi kata hari ini Hari Raya Aidilfitri. Semua orang pakaibaju baru. Tapi adik tengok ummi pakai baju buruk,walid pun pakai baju buruk.Ummi cuma senyum bila adik mengajukan soalan itu. Ummi kata cukuplah adikseorang pakai baju baru. Walid pimpin tangan adik pergi masjid. Kami jalankaki melalui denai-denai kecil. Sepanjang jalan adik dengar takbir raya. Allahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha illallah huallahu akbar, Allahu Akbarwallilla hilham.. Adik khusyuk dengar. Merdu. Adik angkat tangan ke telinga,lagak seperti bilal masjid sambil menjerit takbir raya. Walid cumaketawa kecil melihat gelagat adik. Di persimpangan jalan, kami bertemu PakCik Nassier jiran adik. Adik pandang walid. Walid ralit berbual dengan PakCik Nassier. Adik dengar walid berbual tentang syahid, Yassier Arafat danlain-lain lagi. Nama negara adik pun walid sebut, Palestin. Tapi adik tidak faham. Adik cumamendengar. Adik tiba di perkarangan masjid. Masjid itu besar,tersergam indah.Masjid kebanggaan negara adik, Masjidil Aqsa.Walid pernah beritahu adik,Masjidil Aqsa kiblat pertama sebelum Kaabah di Mekah. Masjidil Aqsa juga adalah salah satu tempat suci dalam Islam. Nabi Muhammad pun mengalamiperistiwa Israk dan Mikraj di masjid ini. Adik buka kasut dan masuk ke perutmasjid. Adik lihat ramai orang. Semuanya duduk dalam saf. Walid tarik adik duduk dipenjuru masjid,kemudian walid solat tahiyatul masjid.Adik ikut walid solatraya. Adik berdiri betul-betul dekat dengan walid. Adik pandang walid. Bilawalid angkat tahbiratul ihram adik pun angkat. Mulut walid kumat kamitmembaca sesuatu. Adik pun ikut sama walaupun adik tak tahu apa yang adikbaca. Walid rukuk,adik rukuk. Walid sujud,adik sujud. Adik membilang anaktangga selepas selesai solat raya dan bersalam-salaman dengan jemaah yanglain. Walid ada di belakang adik. Suasana ketika itu tenang dan damai. Adiksuka ketenangan. Adik tarik nafas, hirup dalam-dalam udara pagi. Tiba-tiba ketenangan itu diragut. Adik nampak ramai orang bertempiaran lari.Adik juga nampak sekumpulan askar yang memegang senjata sedang mara menuju kearah masjid. Adik dengar bunyi kuat. Bunyi tembakan. Walid dukung adik eratsambil melaungkan takbir Allahu Akbar. Adik takut. Adik pejam mata. Kakiwalid yang kuat berlari tiba-tiba terhenti. Pautan tangan walid longgar danakhirnya terlerai. Adik rasa seperti sekujur tubuh tumbang dan menghenyakadik. Adik pandang belakang.Mata adik terbeliak. Adik nampak tubuh walid. Kepala walid berdarah. Adik menjerit nama walid.Manik-manik jernih bergentayangan dan gugur satu persatu dari tubir kelopakmata adik. Walid pandang adik. Walid cium pipi adik. Walid suruh adik lari.Adik geleng kepala. Adik pegang tangan walid. Adik hendak duduk di sisiwalid. Walid senyum pada adik. Mulut walid lemah menutur kalimah syahadah.Adik goyang tubuh walid. Walid tidak bergerak. Walid kaku. Wald!!! Adik kesat air mata. Adik lari kuat-kuat. Adik lari tidak kalih kiri dankanan. Sampai di rumah, adik terus menangis. Ummi hairan tengok adik. Adiksebut nama walid berkali-kali. Mayat walid di hantar ke rumah tidak lamaselepas itu. Adik masih menangis. Adik tengok ummi cium dahi walid. Ummipeluk adik. Beberapa orang jiran cuba tenangkan ummi. Abang yang duduk di penjuru dinding juga menangis. Abang dah besar. Umur abang enam belas tahun. Abang pergi dekat walid,abang peluk dan cium walid. Selepas sembahyang adik nampak orang angkat walid keluar rumah. Abang pun ikut sama. Adik tidak ikut. Adik duduk rumah dengan ummi.Adik tanya ummi, mana perginya walid. Diam. AdikTanya lagi sambil menongkat dagu menunggu jawapan daripada mulut ummi. Ummi pandang adik, ummi kata walid pergi ke satu tempat yang sangat cantik.Walid pergi tidak akan kembali lagi. Adik cuma mengangguk. Adik nakikut walid Ummi geleng kepala dan peluk adik. Adik lap air mata di pipiummi. Adik senyum, ummi senyum. Petang itu ramai kawan abang datang. Abangajak mereka ke belakang rumah. Adik berlari-lari anak ikut abang ke belakang.Abang tekun membuat sesuatu. Sesuatu yang menyerupai senapang. Adik cumaduduk diam dan tengok. Kawan-kawan abang pun khusyuk membuat kerja. Adikmenguap berkali-kali. Boring duduk diam tanpa melakukan sebarang kerja.Tidakkeletah adik dibuatnya. Mata adik melilau-lilau mencari barang mainan. Adiknampak benda bulat seperti bola. Adik pergi dekat cuba mencapai
[media-dakwah] Keutamaan Berdzikir dalam Al-Qur'an dan Hadits
Allah Ta'ala berfirman : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku. (QS. Al-Baqarah : 152) Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut nama-Nya). (QS. Al-Azhaab : 41) Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung. (QS. Al-Azhaab : 35) Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara di pagi hari dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'Raaf : 205) Rasulallah saw, Bersabda : Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati. (HR. Al-Bukhari 11/208, Muslim 1/539) Rasulallah saw, juga berkata : Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengankat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu? Para sahabat yang hadir berkata : Mau (wahai Rasulallah)! Beliau bersabda : Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi. (HR. At-Tarmizi 5/459 dan Ibn Majah 2/1245) Rasulallah bersabda, Allah berfirman : Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu. Aku bersamanya bila dia ingat Aku, bila dia mengingatKu dalam dirinya Aku mengingatnya dalam diriKu, bial dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, bila dia mendekat kepadaKu sejengkal Aku mendekat kepadanya sehasta, bila ia mendekat kepadaKu sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa, bila dia datang padaku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat. (HR. Al-Bukhari 5/175 dan Muslim 4/2061) Dari Abdullah bin Busr r.a., dia berkata : Sungguh ada lelaki berkata : Wahai Rasulallah, sesungguhnya syariat islam telah banyak aku terima. Oleh karena itu beritahulah aku sesuatu buat pegangan. Beliau Bersabda : Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah. (HR. At-Tarmizi 5/458 dan Ibn Majah 2/1246) Rasulallah saw, bersabda : Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur'an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh kali. Aku tidak berkata : Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf. (HR. Tirmizi 5/175) Rasulallah saw. bersabda : Barang siapa yang duduk di sutau tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah didalamnya, pastilah dia mendaptkan hukuman dari Allah. Barang siapa berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapat hukuman dari Allah. (HR. Abu Dawud 4/426 dan lainnya) Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka. Maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni mereka. (HR. At-Tirmizi) Rasulalah saw. juga mengatakan Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah didalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai, dan hal itu menjadi penyesalan mereka (dihari kiamat). (HR. Abu Dawud 4/264 dan Ahmad 2/389). Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Adil Merupakan Syarat Poligami
Adil Merupakan Syarat Poligami Adapun syarat yang diletakkan oleh Islam untuk bolehnya berpoligami adalah kepercayaan seorang Muslim pada dirinya untuk bisa berlaku adil di antara para isterinya, dalam masalah makan, minum, berpakaian, tempat tinggal, menginap dan nafkah. Maka barangsiapa yang tidak yakin terhadap dirinya atau kemampuannya untuk memenuhi hak-hak tersebut dengan adil, maka diharamkan baginya untuk menikah lebih dari satu. Allah berfirman: Jika kamu takut berlaku tidak adil maka cukuplah satu isteri (An-Nisa':3) Kecenderungan yang diperingatkan di dalam hadits ini adalah penyimpangan terhadap hak-hak isteri, bukan adil dalam arti kecenderungan hati, karena hal itu termasuk keadilan yang tidak mungkin dimiliki manusia dan dimaafkan oleh Allah. Allah SWT berfirman: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isten(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. (An-Nisa': 129) Oleh karena itu, Rasulullah SAW menggilir isterinya dengan adil, beliau selalu berdoa, Ya Allah inilah penggiliranku (pembagianku) sesuai dengan kemampuanku, maka janganlah Engkau mencelaku terhadap apa-apa yang Engkau miliki dan yang tidak saya miliki. Maksud dari doa ini adalah kemampuan untuk bersikap adil di dalam kecenderungan hati kepada salah seorang isteri Nabi. Rasulullah SAW apabila hendak bepergian membuat undian untuk isterinya, mana yang bagiannya keluar itulah yang pergi bersama beliau. Beliau melakukan itu untuk menghindari keresahan hati isteri-isterinya dan untuk memperoleh kepuasan mereka. salam, [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM ~- Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Fwd: [eramuslim-1] hafidz qur'an yang menunggu uluran tangan
-- Forwarded Message -- Subject: [eramuslim-1] hafidz qur'an yang menunggu uluran tangan Date: Thursday 29 June 2006 14:27 From: haniin ruhama [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] MUHTADI, begitu orang biasa memanggil namanya. Beliau tinggal di Desa Suradadi Kec. Suradadi Kab. Tegal - Jawa Tengah. Status sudah menikah dan mendapatkan amanah seorang anak perempuan. Subhanallah, menurut informasi yang kami dapatkan, Pak Muhtadi ini adalah Hafidz (Hafal Al-Qur'an). Sungguh beliau termasuk orang yang sangat 'langka' saat ini... Namun, Allah SWT memberikan ujian yang cukup sulit buat beliau dan keluarga. Pak Muhtadi mendapat ujian berupa penyakit kangker di pangkal kakinya (sebesar telur angsa) dan kondisinya saat ini sedang parah-parahnya. Ingin sekali penyakit itu diangkat melalui operasi, tapi apa daya, ketiadaan biaya membuat proses operasi itu tertunda. Padahal biaya operasinya cuma Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah). Satu lagi, ternyata putri Pak Muhtadi yang berusia 3 tahun tersebut juga mengalami kelumpuhan. Lengkap sudah kiranya ujian yang beliau pikul saat ini...:( Dengan tulisan ini, kami ingin mengetuk pintu hati Bapak Ibu untuk berbagi rezeki dengan Pak Muhtadi ini. Beliau adalah saudara kita, derita beliau adalah derita kita juga. Bagi yang ingin membantu Pak Muhtadi dan keluarga, bisa langsung kirim bantuan ke rekening atas nama Yayasan PORTALINFAQ : - Bank Syariah Mandiri Cab. Warung Buncit No.Rek. 0030035790 - Bank Mandiri Cab. Kuningan No.Rek. 124-0001079798 - Bank BCA Cab. Arteri Pondok Indah No.Rek. 291-300-5244 Setelah transfer, mohon untuk konfirmasi ke Kosi via SMS 08128510372 atau YM : anak_ngw atau ke yayasan portalinfaq telp (021)72786073 fax 72786074 dengan menyebutkan : Muhtadi, Nama Bank, Jumlah Bantuan. Hal ini untuk mempermudah pencatatan serta penyalurannya nanti... info selengkapnya bisa di liat di : http://peduli.multiply.com/journal/item/41 - Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] ~~~ BARU! Milis pengajian on-line Untuk bergabung kirim email ke [EMAIL PROTECTED] ~~~ [ADV] Isi sendiri pulsa anda dengan harga GROSIR! Info lengkap di http://www.pulsa-electric.com ~~~ Yahoo! Groups Links --- Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM ~- Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Macam-macam Kekafiran
Macam-Macam Kekafiran Hadis Jibril yang populer menyebutkan, agama terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Ihsan mencakup Islam dan Iman. Sedang Iman mencakup Islam, dan Islam sendiri menuntut dasar keimanan. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dasar agama adalah pelaksanaan Islam secara global dan menyatakan kepercayaan terhadap semua berita yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw berdasarkan keyakinan. Orang yang melaksanakan dasar ini, sebagai langkah awal, ia telah dinyatakan Islam. Jika kemudian diikuti dengan melaksanakan perintah-perintah agama dan meninggalkan larangan-larangannya, serta tidak melakukan pelanggaran yang berarti, maka keislamannya meningkat dan dapat berlanjut pada kesempurnaannya dengan merealisasikan iman dan ihsannya. Pengakuan ini adalah dasar agama. Ketika iman terdiri dari pokok-pokok (ushul) dan cabang-cabang (furu'), yaitu melakukan kewajiban-kewajiban dan kebaikan-kebaikan serta meninggalkan larangan-larangan, maka cabang-cabang ini tidak berarti apa-apa kecuali jika dasarnya telah terlaksana. Maka orang yang berpaling dari dasar ini, pada kenyataannya ia adalah kafir, meskipun ia melaksanakan cabang-cabang iman. Demikian juga kekafiran, ia terdiri dari pokok-pokoknya dan bagian-bagiannya. Maka orang yang terjerumus ke dalam pokok kekafiran, yaitu yang bertentangan dengan pokok iman dan hakikatnya, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah kafir. Adapun orang yang terjerumus ke dalam bagian-bagian tertentu dari kekafiran yang tidak bertentangan dengan pokok-pokok keimanan dan hakikatnya, sedangkan ia memiliki pokok keimanan yang menetapkan keislamannya, maka ia tidak dapat diklaim sebagai kafir. Akan tetapi, tindakannya yang melakukan bagian-bagian dari kekafiran memberikan pengaruh pada cabang-cabang keimanan, dari segi derajat keimanannya, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian ulama salaf ketika mereka ditanya mengenai sabda Rasul saw, Tidak ada seseorang yang berzina ketika dia dalam keadaan mukmin mereka mengatakan bahwa inilah Islam yang meliputi cakupan yang luas, sedangkan iman meliputi cakupan kecil dalam lingkup yang besar. Maka, ketika seseorang berzina atau mencuri, ia keluar dari lingkaran iman masuk ke lingkaran Islam, tetapi tidak mengeluarkannya dari Islam kecuali jika ia mengingkari Allah SWT. Oleh karena itu, hilangnya keislaman seseorang mengharuskan hilangnya keimanan darinya, berbeda dengan hilangnya keimanan seseorang tidak mengharuskan hilangnya keislaman darinya. Jadi, pokok iman berhadapan dengan pokok kufur. Tingkatan keimanan dan cabang-cabangnya berhadapan dengan tingkatan kekafiran dan bagian-bagiannya. Masing-masing dari keduanya saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, ada dan tidak adanya. Dari keterkaitan yang terdapat pada nama-nama dan hukum-hukum ini, jelaslah bagi Anda maksud para ulama mengenai pembagian kafir menjadi bermacam-macam, dan ketahuilah bahwa hal ini merupakan penjelasan yang menyatakan bahwa tidak selayaknya seseorang menuduh orang atau perbuatan tertentu sebagai kekafiran. Maksudnya adalah kekafiran yang bertentangan dengan pokok iman yang mengeluarkan seseorang dari Islam, tetapi kadang-kadang juga dimaksudkan selain itu, yaitu apa yang sering disebut dengan kufur kecil yang menurunkan iman seseorang tetapi tidak menghilangkan keislamannya, sedangkan keislamannya tersebut hanya akan hilang apabila ia mengingkari atau kafir kepada Allah SWT. Pangkal Macam-Macam Kekafiran Sebagaimana disebutkan bahwa dilihat dari segi berlawanannya dengan pokok keimanan, kekafiran terdiri dari beberapa macam. Berdasarkan hal ini kekafiran dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Pertama,Sesuatu yang bertentangan dengan agama, yaitu mengeluarkan seseorang dari Islam dan menjadi kafir dan diakhirat ia kekal di dalam neraka. Para ulama menyebutkan kekafiran ini dengan kufur besar (al-kufru al-akbar), yaitu kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari Islam dan menggugurkan keimanannya. Kekafiran ini adalah kufur yang tidak memberikan kesempatan menyandang iman bagi orang yang masuk ke dalamnya, dan itu terjadi dengan perkataan atau perbuatan yang menunjukkan kekafiran tersebut dengan dilakukannya unsur-unsur kekafiran tersebut. Oleh karena itu, ungkapan bahwa kekafiran yang berdasarkan keyakinan adalah kekafiran yang besar (al-kufru al-akbar) dan ia berhadapan dengan kafir perbuatan yang merupakan kufur kecil adalah ungkapan yang salah. Akan tetapi, kufur perbuatan kadang-kadang merupakan kufur akbar (kufur besar). Ibnu Qayyim ra berkata, Sebagaimana kekafiran terjadi dengan perkataan, dan itu merupakan bagian dari kekafiran, demikian pula kekufuran terjadi sebab melakukan sebagian perbuatan kafir seperti menyembah patung dan menghina mushhaf. Kedua,Tindakan yang tidak bertentangan dengan pokok keimanan, tetapi perbuatan tersebut berkaiatan dengan cabang-cabang iman, tingkatannya, dan hal-hal yang dapat menyempurnakannya, sehingga
[media-dakwah] Aurat dan Jilbab
Aurat dan Jilbab Rasulullah bersabda: Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian. (HR. Muslim) Wanita-wanita yang digambarkan Rasul dalam hadis di atas sekarang banyak sekali kita lihat. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yang mentradisi dan dianggap lumrah. Mereka adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tapi telanjang. Sebab pakaian yang mereka kenakan tak dapat menutupi apa yang Allah perintahkan untuk ditutupi. Budaya barat adalah penyebab fenomena ini. Sebab pakaian yang tak layak tersebut bukanlah merupakan budaya masyarakat Islam dan tidak pula dikenal dalam tradisi masyarakat kita. Namun itu adalah hal baru yang lantas diterima tanpa dikritisi. Tidak pula itu diuji dengan pertanyaan, bolehkah ini menurut agama, atau baikkah ini bagi kita dan pertanyaan lain yang senada. Boleh jadi karena perasaan rendah diri yang akut dan silau terhadap kemajuan barat dalam beberapa hal akhirnya banyak di antara kita yang menerima budaya barat dengan mata tertutup (atau sengaja menutup mata). Namun di sana kita juga melihat fajar yang mulai terbit. Kesadaran untuk kembali kepada budaya kita sendiri (baca: budaya berpakaian islami) mulai tumbuh. Betapa sekarang kita banyak melihat indahnya kibaran jilbab di mana-mana. Di kampus, di sekolah, di pasar dan bahkan di terminal-terminal. Malah di beberapa negara barat (Inggris dan Jerman misalnya) muslimah-muslimah pemakai jilbab tak lagi sulit ditemukan. Jelasnya saat ini sudah tak ada lagi larangan untuk mengenakan busana dan pakaian yang menutup aurat. Permasalahannya, apakah jaminan kebebasan ini kemudian segera disambut oleh para muslimah kita dengan segera kembali mengenakan pakaian takwa itu atau tidak. Yang pasti alasan dilarang oleh si ini dan si itu kini tak berlaku lagi. AURAT WANITA DAN HUKUM MENUTUPNYA Aurat wanita yang tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Yang menjadi dasar hal ini adalah: 1. Al-Qur'an surat Annur: Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkkan khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya…' Keterangan : Ayat ini menegaskan empat hal: a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah. b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram. c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. Para ulama mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota badan tempat perhiasan tersebut. Sebab jika perhiasannya saja dilarang untuk ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Sekarang marilah kita perhatikan penafsiran para sahabat dan ulama terhadap kata …kecuali yang biasa nampak… dalam ayat tersebut. Menurut Ibnu Umar RA. yang biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan. Begitu pula menurut 'Atho,' Imam Auzai dan Ibnu Abbas RA. Hanya saja beliau (Ibnu Abbas) menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas'ud RA. mengatakan maksud kata tersebut adalah pakaian dan jilbab. Said bin Jubair RA. mengatakan maksudnya adalah pakaian dan wajah. Dari penafsiran para sahabat dan para ulama ini jelaslah bahwa yang boleh tampak dari tubuh seorang wanita adalah wajah dan kedua telapak tangan. Selebihnya hanyalah pakaian luarnya saja. d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan jilbab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada. 2. Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata: Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi). Keterangan : Hadis ini menunjukkan dua hal: a. Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan. b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat. Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat